• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL PIMPINAN DI PERGURUAN TINGGI CENDANA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL PIMPINAN DI PERGURUAN TINGGI CENDANA MEDAN."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KOMUNIKASIINTERPERSONAL PIMPINAN

Dl PERGURUAN TINGGI CENDANA MEDAN

TESIS

Diajukan Guna Memenuhl Salah

Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Admlnistrasi Pendidikan

Oleh:

MANGIHUT TAMPUBOLON

NIM. 809315011

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

IMPLEMENTASI KOMUNIKASIINTERPERSONAL PIMPINAN

Dl PERGURUAN TINGGI CENDANA MEDAN

TESIS

Diajukan Guna Memenuhl Salah

Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Admlnistrasi Pendidikan

Oleh:

MANGIHUT TAMPUBOLON

NIM. 809315011

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)

IMPLEMENT AS! KOMUNIKASI INTERPERSONAL PIMPINAN

DI PERGURUAN TINGGI CENDANA MEDAN

Disusun

dan

diajukan oleh

MANGIHUTTAMPUBOLON

NIM.80931S011

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis

Pada Tanggal, 22 Desember 2011

dan

telah dinyatakan memenuhi

Salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Menyetujui

:

Tim Pembimbing

Prof.

Parlindungan Pangaribuan,

MA,

Ph.D

Prof.Dr. Julaga

Situmorang, M.Pd

N[p.

130786746

N[p.

195108201978031002

Ketua

Program

Studi

Administrasi Pendidikan

(4)

PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO.

NAMA

1. Prof. Parlindungan Parigaribuan, MA,

Ph.~D"'. --~r-:::::>""'""-­

( Ketua)

2. Pi:of.Dr. Julaga Sitwnorang, M.Pd.

( Sekretaris )

3. Prof.lli Simari Nurhadi, M.Pd.

( Anggota)

4. Prof.Dr. Sahat Siagian, M.Pd.

(Anggota)

5.

Di. Ir.

Sukannan Purba, M.Pd.

( Anggota)

NAMA

NIM

:MANGITRITT~UBOLON

:809315011

(5)

ABSTRAK

MANGIHUT TAMPUBOLON, Implementasi Komunikasi Interpersonal Pimpinan di Perguruail. Tinggi Cendana Medan, Tesis Progam Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2011.

Permasalahan pada penelitian ini adalah, bagaimana pimpinan dalam konteks kepemimpinanya dalam hal ini Direktur mengimplementasikan komunikasi

interpersonal yang meliputi, Keterbukaan ( Openess), Perilaku medukung

(Suportiveness), Perilaku Positif ( Positiveness), Empati (Empathy) dan Kesetaraan

(Equality) di Perguruan Tinggi Cendana Medan. Tujuan peilelitian ini adalah untuk

mengetahui dan mendeskripsikan Komunikasi Interpersonal pimpinan dalam upaya membangun dan meningkatkan kinerja di Perguruan Tinggi Cendana Medan sehingga menjadi kategori perguruan tinggi yang terbaik di Jajaran Kopertis Wilayah- I Sumatera Utara dan Aceh.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, sampel ditentukan secara purposive dengan menetapkan responden atau orang kunci (key informan)

yang terdiri dari Direktur Perguruan Tinggi Cendana, pembantu Direktur, ketua Prodi, Dosen, mahasiswa dan orang tua siswa sekaligus sebagai stakeholder ekstemal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi (pengamatan), wawancara mendalam dan kajian dokumentasi. Untuk menganalisis data digunakan langkah-langkah yaitu pemaparan data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya dilakukan uji keabsahan dengan Uji kredibilitas (credibility), pengujian keteralihan (transferability), Pengujian ketergantungan (dependability) dan uji kepastian (confirmability)

Berdasarkan analisis basil penelitian · dan pembahasan dapat disimpulkan temuan penelitian antara lain, 1) pimpinan perguruan tinggi cendana dalam hal ini direktur telah melaksanakan kepemimpinannya dengan baik dalam konteks implementasi komunikasi interpersonal yang meliputi, keterbukaan, perilaku mendukung, perilaku positif, empati dan kesetaraan, hal itu terbukti bahwa sivitas akademika sating percaya, ada kebersamaan, kehangatan, kenyamanan merasa dihargai dalam melakukan tugas masing-masing, sehingga perguruan tinggi cendana dari tahun ke tahun semakin maju dan berkembang disetiap aspek kehidupan kampus. 2) Direktur dalam konteks kepemimpinannya melakukan strategi visioner yaitu mampu memprediksi jauh kedepan, seperti halnya yang terkail.dung dalam misi, bahwa perguruan tinggi cendana akan menghasilkan 1000 pemimpin dalam dunia usaha pada tahun 2017.

(6)

ABSTRACT

MANGIHUT T AMPUBOLON, The Implementation of Leader Interpersonal Communication in Cendana College Medan, Thesis Graduate Program, State University of Medan 2011.

Problems in this study is, how the leader in the context of leadership in this case the Director implements interpersonal communication wich includes, openess, Suportiveness, Empathy and Equality in Cendana College. The purpose of the study was to determine and describe The Leader Interpersonal Communication in an effort to build and improve performance in Cendana College Medan, so become the best college category in the ranks Kopertis lst Region, North Sumatera and Aceh.

This study used a descriptive qualitative method, the sample is determined by purposively with establish the respondents or key informan consist of the Director of Cendana Colleges, Asistant Director, Chairman of The Study Program, lecturer, Students and Parents as well as external Stakeholders. Techniques of data collection is done by obsevation technique (observation), in depth interviews and the review documentation. To analyze the data used steps there are exposure data, data reduction a:nd inferences. Then performed with a test of certainty.

Based on the research analysis results and discussion can be concluded research findings among others, l) The Leader of Cendana Colleges in this case the director has done a good leadership in term of the interpersonal Communication Implementation that includes of, Openess, Supotiveness, Positiveness, Empathy an Equality, it proved that the academic society of mutual trust, there is togetherness, warmth, comfortfeel, valued in doing each tasks, so Cendana Colleges from year to year more advanced and developed in every aspect of campus life. 2) The Director in the context of leadersip using a visionary strategy that is able to predict far into the future, as embodied in the mission, cendana college will produce I 000 leader in the business world in 2017.

From the findings of study, it is sugested that implementation of interpersonal communication

are

maintained and further enchanced with the consistent implementation communication, so the presence to cendana college stay awake. Leadersip strategies that is visionary should be combined with the varied strategies that refers to the management modem of change, so that prediction in 2017 can be achievied with certainty.
(7)

KAT A PENGANT AR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Kuasa, atas berkat

dan karuniaNya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

penulisan Tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul "lmplementasi Komunikasi

lntepersonal Pimpinan di Perguruan Tinggi Cendana Medan" disusun untuk

memenuhi persyaratan menyelesaikan studi, memperoleh gelar Magister Pendidikan

pada Program Studi Administrasi Pendidikan di Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

Disadari bahwa Tesis ini tidak akan dapat disusun tanpa ada bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, baik moral maupun material. Pada kesempatan ini

penulis menyampaikan dengan setulus hati terimakasih yang tak terhingga kepada

semua pihak yang rela meluangkan waktu dan pemikiran sehingga Tesis ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof.Dr. lbnu Hajar, M.Si.

2. Direktur Pasacasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof.Dr. Belferik

Manu liang.

3. Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Prof. Dr. H.Syaiful

Sagala ,M.Pd.

4. Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Yasaratodo Wau,

M.Pd.

5. Bapak Prof.Parlindungan Pangaribuan,MA,Ph.D, sebagai dosen pembimbing I

yang telah banyak memberi bimbingan dan araban pada penulisan Tesis ini.

(8)

6. Bapak Prof Dr. Julaga Situmorang, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah

banyak memberi semangat dan motivasi pada penulisan Tesis ini.

7. Bapak Prof.Dr.Siman Nurhadi, M.Pd, Bapak Prof.Dr Sahat Siagian, M.Pd,

dan Bapak Dr. Sukannan Purba, M.Pd. selaku Nara sumber dan penguji.

8. Bapak. Ngajudin Nugroho, SS,MM selaku Direktur Perguruan Tinggi

Cendana.

9. Bapak.Sutamo, MM,MS, selaku Pembantu Direktur I, lbu, Nancy B.BA, SE

selaku Pembantu Direktur II, Yuliana, BBA,SE selaku Ketua Program Studi,

Lisa,SE dan Christina,SE, Sebagai Dosen Perguruan Tinggi Cendana,

Wiratche, Maichiko, Ardo, yang telah banyak memberi bantuan dalam

melakukan pengumpulan data pada penelitian ini.

I 0. Saudaraku Kepler Sianturi yang selalu memberi kritik dan saran serta

memberi semangat untuk penulisan Tesis ini.Teman-teman Angkatan XVI

Kelas A, Program Studi Administrasi Pendidikan, Pascasatjana Universitas

Negeri Medan.

11. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, semoga Tuhan

Yang Maha Esa berkenan atas kebaikannya.

Secara khusus ucapan terimakasih kepada isteri tercinta, Alida Kristelina Sitorus

yang setia memberi semangat dan keyakinan bahwa Tesis ini akan dapat diselesaikan,

Kepada anak-anakku, Visi Wintan Reka Widya, Sorta Uli Marlina, dan Cucu saya

Geovanov Aquila Dimitri, mereka menjadi inspirasi dan memberi gairah dalam

penulisan Tesis ini.

(9)

Penulis menyadari bahwa keberadaan Tesis ini jauh dari sempuma, untuk itu

dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf, dan mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak, untuk dapat dijadikan masukan dalam

penyempumaannya dikemudian hari. Akhir kata semoga Tesis ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.

v

Medan, Desember 20 II

Penulis

Mangihut Tampubolon

(10)

OAFTAR lSI

Halaman

ABSTRAK ... .

ABSTRACT... ii

KA TA PENGANTAR... iii

DAFTAR 181... VI DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB' I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... . B'. Fokus Penelitian... ll C. Pertanyaan Penelitian... 12

o~. Tujuan Penelitian... lJ E. Manfaat Penelitian... 13

1. Manfaat Teoritis... lJ 2. Manfaat Praktis... 13

F. B~atasan Istilah... ... ... ... ... 14

B'AB' II. KAflAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kepemimpinan... 17

1. Pengertian Kepemimpinan... 17

2. Peran dan Keterampilan Kepemimpinan... 22

J. Peran Hubungan Antar Pribadi... 26

B. Komunikasi Interpersonal... 28

l. Pengertian Komunikasi... 28~

2. Pengertian Komunikasi Interpersonal... 30

(11)

3. Ciri-ciri Komunikasi InterpersonaL... 41

4. Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal... 42

5. Faktor-faktor yang menyebabkan Komunikasi Interpersonal:... 46

C. Hasil Penelitian yang Relevan... ... 4 7

D. Kerangka KonseptuaL... 50"

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ... .

B. Tempat d-an Subjek Penelitian ... .

1. Tempat Penelitian ... .

2. Subjek Penelitian ... .

C. Latar Penelitian ... .

o-.

Teknik Pengumpulan Data. ... .

1. Observasi ... .

2. Wawancara. ... .

a) Wawancara Mendalam ... .

b) Wawancara Terstruktur ... .

3. Kajian Dokumen ... .

4. Triangulasi. ... .

E. Teknik Analisis Data. ... .

I. Reduksi Data (Data Jteauction) ... .

2. Penyajian Data (Data Display) ... .

3. Kesimputan (VerifYing/Conclusion) ...•...•...•..•..•...••...

F. Keabsahan Data Penelitian ...•...•

l. Uji Kredibilitas ( Credibility) ....•...

a) Member Check

b) Diskusi ternan Sejawat ... .

c) Pengujian Ketergantungan (Dependability) ... .

(12)

BAR IV. PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. PAPARAN DATA... 70

I. Perguruan Tinggi Cendana... ... ... 70

1) Sejarah Berdi.rinya Perguruan Tinggi Cendana... 70

2) Profil Yayasan dan Perguran Tinggi Cendana... 72

3) Visi, Misi dan Fitosofi Perguruan Tinggi Cendana... 73

2. Proses Perkuliahan di Perguruan Tinggi Cendana... 76

3. Fase Perjalanan Perguruan Tinggi Cendana... 78

4. Kerjasama dengan lembaga Lain... 79

B. ANALISIS DATA... 82

l. Analisis Konteks... ... 82

a. Keberadaan Fisik perguruan Tinggi Cendana... 82

b. Keberadaan Suasana di Perguruan Tinggi Cendana... 84

c. Keadaan Proses Betajar Mengajar ... 86

2. Analisis Kepemimpinan Perguruan Tinggi Cendana tentang lmplementasi Komunikasi InterpersonaL... 89

l) Keterbukaan

(Openess)...

89

a. Membuka Diri... 89.

b. Bersikap Jujur... 93

c. Menyikapi Keterbukaan Orang lain... 95

d. Berfikir atau Spontan dalam Berkomunikasi... 98

2) Peritaku Mendukung(Suportiveness)...

t

00 a. Menghargai Pendapat Orang Lain... l 00 b. Menyikapi P"andangan yang berbeda... 103

c. Bersikap Evaluatif/Deskriptif... ... 106

d. Sebagai Pendengar... 108

e. Berbicara dengan bawahan... lll 3) Perilaku P"ositif

(Positiveness)...

tl3 a. Berfikir Positifterhadap diri sendiri... 113
(13)

---b. Herfikir Positifterhadap orang lain... 116

c. Membangun ternan bicara... 119

d. Membangun suasana yang menyenangkan... 121

e. Menciptakan lnspirasi... 123

4) Empati

(Empathy)...

126

a. Mengerti orang lain... 126

b. Menempatkan diri pada posisi orang lain... 12& c. Memperbincangkan diri sendiri... 131

d. Memberi sentuhan... 13J e. Memberi Motivasi... 136

5) Kesetaraan

(Equality)...

lJ& a. Membangun Kesetaraan... 138

b. Mendayagunakan Kesetaraan... 140

c. Merasa tidak pantas berbicara dengan orang tidak satu level... 142

d. Mengelola konflik... 144

e. Heradaptasi dengan lawan bicara... 146

6) Kepemimpinan ... 148

C. PEMHAHASAN HASIL PENELITIAN... 151

l. Kepemimpinan ... 152

2-. Keterbukaan (Openess)...

152-3. Perilaku Mendukung (Suportiveness)... 154

4. Peritaku Positif (Positiveness) ... 155

5.

Empati

(Empathy)...

157

6. Kesetaraan

(Equality)...

15& BAH V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN... 160

H. IMPLIKASI... 162

C. SARAN... 163

(14)

DAFTARPUSTAKA... 164

LAMPIRAN ... 286

(15)

DAFTAR TABEL

[image:15.523.46.473.54.514.2]

Halaman

Tabel4.l Lokasi Kampus Perguruan Tinggi Cendana ... 74

Tabel4.2 Program Studi... 74

Tabel 4.3 Prasarana dan Sarana... 15

Tabel4.4 Rekapitulasi kelulusan... 15

(16)

DAFTAR GAMBAR

[image:16.517.50.475.54.513.2]

Halaman

Gambar 2.1. Skema Paradigma Penelitian... 52

Gambar 3.1. Teknik pengumpulan Data... 60

Gambar 3.2. Komponen dalam Analisis Data... 65

Gambar 3.3. Keabsahan Penelitian... 67

Gambar 4. l. Struktur Organisasi... 76

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran Pedoman Pengumpu1an Data... 170

Lampiran Observasi 1... 177

Lamp iran Observasi 2... ... ... 181

Lampiran Observasi 3... 185

Lampiran Observasi 4... 188

Lampiran Observasi 5... 191

Lamp iran Observasi 6... ... ... ... ... ... 194

Lamp iran Observasi 7 ... 196

Lampiran Observasi 8... 198

Lampiran Observasi 9... 200

Lampiran Dok1 ... 202

Lampiran Dok2 ... 206

Lampiran Dok3 ... 213

Lampiran Dok4 ... 215

Lampiran Dok5 ... 220

Lampiran Wawancara Direktur... 222

Lampiran Wawancara Direktur 1... 233

Lampiran Wawancara Direktur 2... 240

(18)

Halaman

Lampiran Wawancara Ketua Prodi... 247

Lampiran Wawancara Dos

!...

254

Lampiran Wawancara Dos 2... 261

Lampiran Wawancara Mhs

!...

268

Lampiran Wawancara Mhs2... 274

Lampiran Wawancara Ort/Stk. Hold. I... 280

Lampiran Wawancara Ort/Stk. Hold.2 ... 283

(19)

A. La tar Belakang Masalah.

BAD I

PENDAHULUAN

Pada sejarah panjang kehidupan manusia, sadar atau tidak disadari

komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam setiap aktivitasnya dari

generasi kegenerasi. Komunikasi menjadi prasyarat, sebab tanpa komunikasi interaksi

antar manusia secara individu, kelompok dan organisasi tidak mungkin dapat

terlaksana. Menurut Steven Covey dalam Prijosaksono (2007:23), Komunikasi

merupakan keterampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan

sebagian besar jam disaat kita sadar dan bangun untuk komunikasi. Sarna halnya

pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja,

sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif.

Selanjutnya Saudia (2003: 1), mengatakan komunikasi merupakan suatu proses yang

berkembang, yaitu dari sifat impersonal menjadi interpersonal. Artinya, adanya

peningkatan hubungan diantara pelaku komunikasi. Seringkali pertemuan

interpersonal diawali dengan pembicaraan pada masalah-masalah yang bersifat

umum, seperti umur, tempat tinggal, pendidikan, asal daerah dan sebagainya, yang

pada akhimya pembicaraan itu berkembang pada masalah yang bersifat spesifik,

seperti kebiasaan dan kesukaan, situasi tersebut memungkinkan adanya komunikasi

interpersonal.

Manusia dalam kehidupan sosialnya, menggunakan berbagai macam

komunikasi sesuai dengan kultur maupun kepentingan masing - masing. Morissan

(20)

( 20 l 0: 20) mengidentifikasi beberapa bentuk komunikasi an tara lain, l) Komunikasi

Intrapersonal, 2) Komunikasi Interpersonal, 3) Komunikasi Kelompok, 4)

Komunikasi Organisasi, 5) Komunikasi Massa. Selanjutnya, Tubbs ( 2005: 15-16)

menjelaskan komunikasi insani atau komunikasi antar manusia muncul dalam

beberapa tipe situasi yang berbeda seperti, (1) komunikasi dua orang, {2) wawancara,

(3) komunikasikelompok kecil (4) komunikasi publik (5) komunikasi organisasional

(6) komunikasi massa. Dari berbagai bentuk komunikasi tersebut di atas, yang

bersifat diadik, langsung (tatap muka) dan merupakan tipe komunikasi interpersonal

adalah (l) komunikasi dua orang, (2) wawancara (3) komunikasi kelompok kecil.

Tipe komunikasi dibahas dalam penelitian ini adalah Komunikasi Interpersonal,

yakni bagaimana cara, strategi pimpinan mengimplementasikannya dengan benar

didalam organisasinya sehingga semua pekerjaan disegala lini berjalan dengan baik

dan kinerja setiap saat penuh dengan tanggungjawab.

Komunikasi antar pribadi merupakan dasar dari kebanyakan pergaulan dalam

organisasi. Efektivitas komunikasi sangat besar sumbangannya kepada kelancaran

berfungsinya organisasi. Pengertian Komunikasi Interpersonal yaitu komunikasi

individu yang memiliki keterikatan atau hubungan. Pace (2006 : 202) mengatakan

bahwa hubungan antar pesona adalah hubungan yang paling intim yang kita miliki

dengan orang-orang lain, dalam tingkat pribadi, antar teman,sesama sebaya.

Demikian juga Rakhmat, (2005:19) mengatakan, Komunikasi Interpersonal

melibatkan paling sedikit dua orang atau lebih yang mempunyai sifat, nilai-nilai,

pendapat, sikap, pikiran dan perilaku yang khas, dan berbeda-beda. Sopiah (2008 :

147), mengatakan, komunikasi antar pribadi adalah pertukaran infonnasi yang terjadi

antara dua orang. Ketika komunikasi antar pribadi berlangsung, setiap orang memiliki

(21)

cara tersendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Komunikasi antar pribadi akan

efektifjika setiap individu yang berkomunikasi mengetahui informasi secarajelas dan

lengkap. Selain itu Komunikasi Interpersonal juga menuntut adanya tindakan sating

memberi dan menerima diantara pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Dengan kata

lain, para pelaku komunikasi sating tukar informasi, pikiran, gagasan dan sebagainya

yang pada akhirnya dapat memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kinerja.

Dari beberapa fakta dan pendapat di atas yang menjadi fenomena pada

penelitian ini adalah bahwa, demikian pentingnya komunikasi interpersonal dalam

kehidupan orang per orang maupun organisasi, tetapi tidak demikan halnya pada

kenyataan. Suranto, (28 II: 1) mengatakan, komunikasi interpersonal seringkali

dianggap sebagai urusan kecil, karena selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena komunikasi interpersonal dianggap sebagai hal kecil, orang sering

menyepelekan dan melalaikannya, akibatnya hal kecil itu dapat menyebabkan

jatuhnya citra diri dan reputasi seseorang. Pada hakekatnya, Komunikasi

Interpersonal menjadi urat nadi untuk denyut kehidupan sekaligus merupakan

kekuatan utama dalam membentuk pengertian dan pemahaman diantara orang-orang.

Komunikasi interpersonal dapat membina percakapan, koordinasi dan kerjasama

orang-orang agar produktif, dinamis dan inovatif sekaligus menghubungkan

tujuan-tujuan organisasi dengan tingkat partisipasi anggota dan dinamika kemajuan

organisasi dan masyarakat.

Pimpinan Perguruan Tinggi Rektor, Ketua, maupun Direktur, harus

mempunyai komitmen, tidak boleh terombang - ambing oleh derasnya pesan-pesan

komunikasi, yang dapat mengakibatkan dirinya dan cara kerjanya tidak lagi

produktif. Seorang Pimpinan dituntut memiliki kepercayaan diri, bersikap bijaksana

(22)

dan mampu menjadi pendengar yang baik serta tegas bertindak atas semua pesan

komunikasi secara tepat. Pimpinan harus memiliki keterampilan mengolah semua

informasi untuk kemudian tampil bicara secara efektif dengan siapa ia berkomunikasi

secara interpersonal. Menurut Suranto (2007), bahwa dalam proses komunikasi yang

efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Dengan

demikian, komunikasi interpersonal dapat dikatakan berhasil apabila pentransperan

dan pemahaman makna dari satu orang ke orang lain. Suatu gagasan, betapapun

baiknya tidak akan berguna sebelum diteruskan dan dipahami orang lain.

Keterampilan berkomunikasi interpersonal yang efektif sangat menentukan

keberhasilan suatu organisasi, setiap lapisan diorganisasi harus sating berinterkasi,

tegur sapa, sehingga akan terbangun hubungan yang harmonis, situasi yang nyaman

dalam bekerja dan pada akhimya akan meningkatkan kinerja yang baik Sebaliknya

apabila hal itu tidak terjadi, maka tujuan organisasi akan terjebak dalam individualitas

dan egoisme pribadi. Martin, (20 I 0) mengatakan ; Kemampuan berkomunikasi

Interpersonal yang efektif sangat penting untuk membangun interaksi sosial serta

memelihara hubungan yang harmonis disemua lini. Yuki dalam Rohmat (2010 : 84)

mengkategorikan tiga keahlian pemimpin yaitu, keahlian teknik, keahlian

interpersonal dan keahlian konseptual. Salah satu dari ketiga keahlian tersebut yaitu

keahlian interpersonal dijelaskan merupakan pengetahuan tentang perilaku manusia

dan proses-proses interpersonal seperti, kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap,

motivasi, empati, sensifitas sosial. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan

efektif yaitu fasih berbicara, meyakinkan, dan kemampuan untuk mengefektivitaskan

serta mengadakan hubungan kooperatif. Selanjutnya Hutt (2005), juga menegaskan,

bahwa kemampuan komunikasi interpersonal yang sangat kuat akan menjadi sangat

(23)

penting dalam membangun kepercayaan dan keyakinan dalam kepemimpinan

organisasi. Rendahnya keterampilan berkomunikasi, dapat menggagalkan dan

merusak hubungan, mempengaruhi produktivitas, kepuasan kerja, moral,

kepercayaan, rasa horrnat, percaya diri dan bahkan mempengaruhi kesehatan pisik.

Dalam setiap organisasi, keberhasilan mencapai tujuan sangat bergantung pada

kemampuan pimpinan berkomunikasi. Keterampilan komunikasi interpersonal sangat

berperan untuk meningkatkan komitmen bawahan, dan meningkatkan komitmen

organisasi.

Gibson (1997:263) mengatakan " kepemimpinan adalah suatu usaha untuk

mempengaruhi orang antar perorangan (interpersonal) , lewat proses komunikasi,

untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan". Defenisi ini berarti bahwa

kepemimpinan, mencakup penggunaan pengaruh kepada semua hubungan antar

perorangan, defenisi ini juga menekankan pentingnya komunikasi untuk membangun

efektivitas dan keberhasilan organisasi yang dipimpinnya.

Keberhasilan seorang pemimpin, dalam mengelola organisasi sangat

berhubungan dengan bagaimana kemampuannya berkomunikasi. Membangun jalinan

komunikasi yang efektif dan berkesinambungan antara pimpinan dan bawahannya

akan menjadikan organisasi tersebut mencapai tujuan yang dicita-citakannya.

Kemampuan komunikasi interpersonal dari seorang pimpinan merupakan bagian dari

pengembangan sumberdaya manusia anggota oganisasi. Dengan pendekatan tersebut

diharapkan para orang yang dipimpinnya akan mampu mengembangkan

kemampuannnya dalam bekomunikasi interpersonal, akan mampu meningkatkan

suasana kerja yang nyaman dan pada gilirannya mampu meningkatkan kinerjanya.

(24)

Sebagai seorang pemimpin, berkomunikasi secara efektif tidak hanya

diperlukan, tetapi sangat diharapkan bagi orang lain dan anggota organisasi. Namun

banyak pemimpin mengabaikannya, sehingga hubunganya kurang baik dengan para

bawahannya ditambah dengan gaya manajemen yang ketinggalan jaman,

ketidakmampuan bekerja dengan orang lain akan mempengaruhi terhadap tujuan

organisasi. Pemimpin yang besar secara konsisten berupaya untuk memperkuat

kompetensi interpersonal komunikasi mereka dengan membangun dan memelihara

hubungan yang terbuka, mendukung dan kolaboratif dengan orang lain dalam

organisasi.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa seorang pemimpin mutlak

memiliki keterampilan komunikasi interpersonal, dengan memiliki keterampilan

tersebut, pimpinan akan mengerti keinginan dari bawahannya, dan mengenal perilaku

mereka, tidak hanya duduk diruangan yang representatif dan memberi perintah

semata, akan ada menggunakan waktunya berkomunikasi dengan anggota

oraganisasi. Dengan situasi seperti itu semua anggota organisasi akan memberi

respek yang tinggi dan menyenangi pimpinannya, mereka akan mencintai

pekerjaannya, serta memiliki kepuasan bekerja tanpa ada tekanan, tanpa dimata-matai

dalam bekerja, akan ada integritas dan kejujuran dalam bekerja, pada gilirannya akan

meningkatkan kinerja, target dan tujuan organisasi akan tercapai bahkan melebihi

dari yang direncanakan.

ldealnya, Faktor yang sangat menentukan pada perguruan tinggi untuk

memiliki output dan out-comes yang berkualitas adalah leadership dan manajemen

yang diterapkan dan memitiki prinsip manajemen perubahan dan komunikasi yang

efektif, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Abbas (2009: I 09)

(25)

mengemukakan prinsip dasar leadership dan manajemen berupa ; basic values, key

ideas, essential skill, self awareness dan self regulation. Lebih lanjut dikatakan ada

beberapa skill yang harus dimiliki seorang yang memimpin perguruan tinggi antara

lain, awarenes (kesadaran diri), attempting (berusaha), shaping (membentuk), tuning

(berubah) dan mastery (menguasai). Robert Kalz dalam Sunarto (2004:5)

mengidentifikasi tiga keterampilan yang mutlak dimiliki pimpinan antara lain,

Keterampilan Teknis, Keterampilan manusiawi dan Keterampilan Konseptual.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pimpinan perguruan tinggi

harus seorang cerdas memahami prinsip-prinsip leadership dan manajemen serta

memiliki skill yang dapat diterapkan sehingga perguruan tinggi yang dipimpinnya

dapat maju pesat, dilihat dari sisi kuantitas maupun kualitas.

Komunikasi sangat vital bagi pimpinan untuk menjalankan roda

organisasinya, sebab apabila komunikasinya tidak baik maka akan sulit bagi seorang

pemimpin untuk mengetahui kemampuan kerja dan kinerja, serta perilaku organisasi

yang dipimpinnya. Sunarto (2004:192), mengatakan, Komunikasi membantu

perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang harus

dilakukan, bagaimana mereka bekerja baik, dan apa yang dapat dikerjakan untuk

memperbaiki kinerja jika itu dibawah standar. Untuk mengimplementasikan

Komunikasi Interpersonal pimpinan Perguruan Tmggi mutlak memiliki leadership

dan manajemen yang baik, kalau tidak demikian, akan berakibat fatal, akan

mengalami hambatan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang bermutu, dan

akhirnya perguruan tinggi tersebut akan tutup. Abbas (2009 : 30); mengemukakan

bahwa, sebagian lulusan perguruan tinggi belum mampu bersaing secara maksimal

dengan lulusan perguruan tinggi luar negeri. Kualitas lulusan perguruan tinggi sangat

(26)

ditentukan oleh leadership dan manajemen yang diterapkan pada sebuah perguruan

tinggi.

Kalau ditelusuri dengan seksama, kenyataan menunjukkan, bahwa masih

banyak perguruan tinggi yang dikelola swasta {PTS), di lingkungan Kopertis Wilayah

- I,Sumatera Utara dan Aceh, belum memiliki leadership dan manajemen yang baik.

Hal itu baru dilihat dari sisi kepemimpinan dan manajemen, belum lagi dari sisi yang

lain, seperti, infra struktur, lokasi kampus, lingkungan dan Kurikulum, proses belajar

mengajar dan fasilitas penunjang Iainnya. Zainuddin (20 10) menjelaskan, baru

sekitar 35 persen PTS di Sumut dan NAD yang berkualitas bagus, selebihnya berada

diposisi sedang dan buruk. Lebih lanjut disebutkan, ukuran bagus tidaknya sebuah

PTS dapat dilihat dari tiga fakktor, yang pertama dan paling penting adalah

manajemen Perguruan tinggi swasta, kemudian pimpinannya {Rektor, Ketua,

Direktur), masih ada Rektor di sebuah Perguruan tinggi swasta yang hanya lulusan

Strata satu (S-1 ). Selain melanggar peraturan, hal itu menjadi indikasi buruknya

kualitas Perguruan tinggi swasta tersebut, dan yang terahir adalah Dosennya,

setidaknya sudah memiliki ijazah pascasarjana (S2). Para dosen juga harus memiliki

jabatan fungsional sebagai dosen, bukan asal orang yang bisa mengajar

mahasiswa.(http://edukasi.kompas.com.9 Agustus 2010). lndikator yang lain sebagai

ukuran Perguruan tinggi swsta yang baik dan bermutu adalah, kurikulum dan proses

belajar mengajar, penggunaan fasilitas seperti ruangan belajar yang layak,

perpustakaan dan buku-buku dan referensi yang representatif, laboratorium yang

Ia yak.

Menurut Direktori Perguruan Tinggi Swasta Sumatera Utara - Aceh (20 11) ,

ada sebanyak 336 perguruan tinggi, yang terdiri dari Universitas, Sekolah Tinggi, dan

(27)

Akademi, dari jumlah tersebut hanya 35 persen yang berkualitas bagus sesuai dengan

kriteria yang dipersyaratkan. Salah satu diantaranya adalah perguruan Tinggi

Cendana Medan yang dikelola dengan baik dilihat dari sisi kepemimpinan,

manajemen dan komunikasi Interpersonal. Dari kenyataan dan fakta tersebut yang

menjadi pertanyaan dan masalah adalah, nilai atau makna apa yang terdapat dibalik

fakta tersebut? , dan adakah kebenaran dibalik keteraturan itu? Sehinggga Perguruan

Tinggi Cendana dapat dikategorikan sebagai Peruruan Tinggi Swasta yang baik?.

Untuk mengetahui kondisi tersebut, perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut yang

mengacu kepada kepemimpinan dan Komunikasi Interpersonal.

Hasil Grand Researh dipaparkan bahwa, Peguruan Tinggi Cendana mengelola

sebuah akademi yaitu, Akademi Sekretaris Manajemen Cendana (ASM Cendana),

adalah Perguruan Tinggi Swasta dibawah Koordinasi Kopertis Wilayah-I

Aceh-Sumut, Akademi ini dipimpin oleh seorang Direktur. Kegiatan di Akademi ini

dimulai pukul, 17.30 dan selesai pada pukul, 21.00. Penataan secara fisik, mulai dari

halaman parkir sampai keruang kuliah sangat bagus, dan didisain dengan menarik,

didukung fasilitas yang memadai. Suasana yang nyaman sangat terasa, ketika ada

sapaan yang santun diantara para mahasiswa, antara dosen dan karyawan, dan antara

atasan dengan bawahan, bahkan satpam memiliki sifat yang sangat bersahabat dan

hormat, setiap kita memasuki kawasan Akademi ini. Ada keakraban,

keramah-tamahan, keterbukaan, empaty, kebersamaan yang disuguhkan pada lembaga ini.

Semua kegiatan, terlihat teratur, lancar, dan tertib, disiplin, mulai dari kehadiran

mahasiswa, dosen harus tepat waktu, metode pembelajaran yang bervariasi, didukung

dengan media pembelajaran yang memadai.

(28)

Komitmen sosio emosional di Perguruan Tinggi Cendana terbangun karena

Direktur sebagai pimpinan memiliki "teropong sosial", memiliki kompetensi untuk

memahami civitas akademika, kemauan untuk maju, orientasi pelayanan, menghargai

keragaman, memiliki kesadaran politik, persuasif, mampu berkomunikasi baik secara

interpersonal maupun impersonal, memiliki kemampuan dalam manajemen konflik,

terbuka pada perubahan, kolaborasi dan kooperatif serta keamampuan tim yang solid.

Kondisi ini membangun sikap yang bertanggungjawab di semua lini dan posisi di

Perguruan Tinggi Cendana, yang pada akhimya menghasilkan performa dan kinerja

yang baik.

Selain keadaan diatas Perguruan Tinggi Cendana juga memiliki kekhasan

tersendiri dalam mengelola perguruan ini berbeda dengan perguruan tinggi yang

sejenis, Nugroho (Direktur Perguruan Tinggi Cendana), mengatakan dengan yakin,

Cendana adalah perguruan tinggi yang pertama dan paling unik di luar pulau Jawa

khususnya kota Medan, karena kita memadukan sistim metode yaitu sistim metode

seminar, training, dan worlcshop. Kami menetapkan 4 dasar sebagai pilar yang akan

menjadikan lulusan perguruan tinggi Cendana siap berkompetisi di lapangan dalam

era globalisasi ini. Pilar yang pertama adalah /Q (Intelligence Quotient), jadi /Q dari

para mahasiswa akan diasah, yang kedua adalah faktor yang sangat menentukan

keberhasilan mereka yaitu EQ (Emotional Quotient),lalu kemudian ditambah dengan

SQ ( Spritual Quotient) yang akan menjadikan mahasiswa bukan hanya sukses tetapi

mereka akan mencapai kebahagiaan didalam kehidupan mereka dikelak kemudian

hari. Berikutnya adalah FQ (Financial Quotient). Bila anda adalah seorang

mahasiswa, kami siap membantu anda mewujudkan impian anda menjadi kenyataan.

(29)

Latar belakang tersebut menggugah keingin-tahuan yang besar untuk

dilakukan penelitian. Apa yang menjadi pemacu Civitas akademika sehingga

memiliki awareness yang sangat signifikan, disisi lain, Perguruan Tinggi Cendana

adalah salah satu akademi yang terbaik dibanding dengan akademi yang sejenis di

Lingkungan Kopertis wilayah- I NAD dan Sumatera Utara.

B. Folrus Penelitian

Keberhasilan sebuah organisasi dipastikan terletak pada pemimpinnya

(Leadership), bagaimana gaya dan strategi yang digunakan, sehingga dapat memberi

motivasi dan spirit yang tinggi pada semua anggota organisasi untuk bertanggung

jawab dan memiliki performa yang tinggi pada pekerjaan masing-masing. Salah satu

faktor yang sangat penting dan menentukan keberhasilan dalam organisasi adalah

komunikasi interpersonal seorang pimpinan disegala lini organisasi yang

dipimpinnya, tanpa diskriminasi, apakah sebagai pimpinan menengah atau pimpinan

bawah, pekerja unslcil/ dan pekerja yang terampil semua dinilai sama dalam

memajukan organisasi. Seorang pimpinan harus mampu membumi (Down to Earth),

turun kebawah, dan mau berkeliling mengunjungi, Management By Wandering

Around (MBWA), menyapa semua anggota organisasi dengan komunikasi

interpersonal, sehingga setiap anggota organisasi diposisi manapun, akan merasa

dihormati, merasa dihargai, maka terbangunlah sebuah nurani merasa memiliki

terhadap organisasi ( Self of Belonging). Roslan dkk (2009 : 9) mengatakan,

kepelbagaian kemahiran komunikasi melibatkan pemimpin pengurusan atasan dan

kakitangan bawahan perlu memahami kepelbagaian kemahiran komunikasi termasuk

penggunaan komunikasi formal dan tidak formal, komunikasi intrapersonal dan

(30)

interpersonal, serta media dan komunikasi teknologi maklumat. Selain itu, pemimpin

atasan perlu memahami kepelbagaian kemahiran komunikasi termasuk komunikasi

secara atas kebawah (Downward communication), komunikasi bawah keatas (upward

communication), komunikasi mendatar (horizontal communication)

Berdasarkan Jatar belakang masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan

kepada masalah Implementasi Komunikasi Interpersonal pimpinan di Perguruan

Tinggi Cendana Medan. Diduga faktor-faktor yang mungkin berhubungan dengan

Komunikasi Interpersonal Pimpinan di Perguruan Tinggi Cendana Medan, seperti

prespektif DeVito dalam Fajar (2009 : 84) sebagai berikut ; I. Keterbukaan

(Openness), 2. Perilaku Suportif (Suportiveness), 3. Perilaku Positif (Positiveness) 4.

Empati (Empathy), 5. Kesamaan (Equality)

C. Pertanyaan Penelitian.

Bertolak dari Jatar belakang masalah dan fokus penelitian diatas, maka

masalah penelitian ini dititik beratkan pada :

l. Bagaimana Pimpinan dalam konteks kepemimpinannya

mengimplementasikan Keterbukaan (Opennes) di Perguruan Tinggi Cendana?

2. Bagaimana Pimpinan Mengimplementasikan Perilaku Suportif

(Suportiveness) dalam kepemimpinannya di Perguruan Tinggi Cendana?

3. Bagaimana Pimpinan mengimplementasikan Perilaku Positif (Positiveness)

dalam kepemimpinanya?

4. Bagaimana Pimpinan mengimplementasikan Empati (Empaty) dalam

kepemimpinannya di Perguruan Tinggi Cendana?

5. Bagaimana Pimpinan mengimplementasikan Kesamaan (Equality) dalam

kepemimpinannya di Perguruan Tinggi Cendana.

(31)

D. Tujuan Penelitian.

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Implementasi Komunikasi Interpersonal

pimpinan di Perguruan Tinggi Cendana Medan, yang meliputi :

1. Keterbukaan Pimpinan Perguruan Tinggi Cendana Medan terhadap Civitas

Akademika

2. Perilaku Suportif Pimpinan Perguruan Tinggi Cendana Medan terhadap

Civitas Akademika

3. Perilaku Positif Pimpinan Perguruan Tingggi Cendana Medan terhadap

Civitas Akademika.

4. Empati Pimpinan Perguruan Tingggi Cendana Medan terhadap Civitas

Akademika.

5. Kesamaan Pimpinan Perguruan Tingggi Cendana Medan terhadap Civitas

Akademika.

E. Manfaat penelitian.

1. Manfaat T eoritis.

a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan

dalam bidang kepemimpinan, khususnya strategi kepemimpinan

Direktur perguruan tinggi dibidang komunikasi interpersonal.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi minimal bagi

pembahasan lebih lanjut tentang Komunikasi Interpersonal.

c. Sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan Ilmu pendidikan,

khususnya llmu Administrasi Pendidikan.

2. Manfaat Praktis.

a. Bagi Perguruan tinggi Cendana sebagai infonnas i dan bahan masukan

(32)

meningkatkan komunikasi interpersonal pada semua lini civitas

akademika

b. Bagi pimpinan perguruan tinggi Cendana sebagai bahan masukan dalam

mengambil kebijakan dan pengambilan keputusan untuk menjaga

sua-sana komunikasi intrpersonal yang efektif.

c. Bagi peneliti, sebagai bahan bandingan untuk penelitian yang relevan di

kemudian hari.

F. Batasao lstilah

I. lmplementasi, dalam artian yang sederhana adalah pelaksanaan atau

penerapan. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah penerapan komunikasi

interpersonal oleh Direktur dengan berbagai ciri-cirinya di Perguruan Tinggi

Cendana Medan

2. Komunikasi adalah, suatu aksi perpindahan informasi antar individu melalui

sistim simbol yang umum dan disampaikan dalam sebuah pesan verbal. Suatu

proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan

pesan.

3. Komunikasi Interpersonal, adalah komunikasi antar pribadi yang dilakukan

dua orang atau lebih, dilakukan secara tatap muka, berlangsung secara

spontan, maupun terencana.

4. Direktur, adalah pimpinan perguruan tinggi setingkat akademi.

5. Kepemimpinan (Leadership), adalah proses mempengaruhi orang lain untuk

mengikuti atau melakukan usaha pencapaian tujuan bersama, kepemimpinan

melahirkan visi dan strategi.

6. Manajemen, melaksanakan dan mengelola, seni menyelesaikan pekerjaan

(33)

dengan melalui orang lain. Defenisi berarti, bahwa seorang manajer

bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan

organisasi. Manajemen, melahirkan perencanaan dan anggaran (budget)

l. Gaya Kepemimpinan, adalah cara atau teknik seseorang dalam menjalankan

suatu kepemimpinan, dan berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang

-orang yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan juga menyangkut kemampuan

dalam memimpin.

8. Komunikasi Verbal, simbol atau pesan verbal adalah semuajenis simbol yang

menggunakan satu kata atau lebih. Contohnya, bahasa dapat juga dianggap

sebagai sistim kode verbal. Bahasa dapat didefenisikan sebagai seperangkat

simbol yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.

9. Komunikasi nonverbal, adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan

nonverbal, seperti menggunakan gerakan tubuh, kedipan mata, gerakan

tangan, dan gerkan bagian tubuh lainnya. Istilah nonverbal biasanya

digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata - kata

terucap dan tertulis.

I 0. Kinerja, diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh

pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam mengbasilkan sesuatu.

II. Empati, diartikan mampu memahami perasaan orang lain.

12. Keterbukaan, adalah sikap dapat menerima pendapat orang lain.

13. Interpersonal, antarpribadi.

14. Sikap mendukung, masing-masing pihak yang berkomunikasi sating

mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka

15. Sikap positit: memiliki perasaan dan pikiran positif dalam berkomunikasi.

(34)

16. Kesetaraan, berarti pengakuan memiliki kepentingan, sama-sama bemilai,

berharga dan sating memerlukan.

(35)

BABV

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A.SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan basil penelitian yang telah dipaparkan, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut;

1. Strategi kepemimpinan direktur yang visioner merupakan kemampuan untuk

memberikan kejelasan bagi warga kampus, membangun semangat, membangun

motivasi·untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik, karena mereka yakin dan

percaya bahwa strategi tersebut telah terbukti dan dapat dirasakan oleh sivitas

akademik.

2. Keterbukaan direktur berkomunikasi dalam konteks kepemimpinannya

merupakan kemampuan membuka diri, bersikap jujur, menyikapi orang lain

dengan rasa kemanusiaan, sehingga pimpinan dan warga kampus sating

mengerti dan saling mengetahui visi dan misi perguruan tinggi Cendana.

3. Perilaku mendukung direktur berkomunikasi , menghargai pendapat orang,

menyikapi pandangan yang berbeda, lebih bersikap deskriptip, rela menjadi

seorang pendengar yang baik, mampu berbicara dengan bawahan yang paling

redah sekalipun, dapat membantunya untuk mengerti apa yang dinginkan warga

kampus, dapat mengetahui dan merespon gagasan dan kritik yang dilontarkan

pada saat berkomunikasi, dan menjadi masukan yang berharga bagi

pengembangan kinerja dan lembaga.

4. Perilaku positif direktur dalarn berkomunikasi yang meliputi, selalu berfikir

positif baik terhadap diri sendiri mapupun terhadap sivitas akademik,

kemarnpuan membangun suasana yang menyenangkan, kemarnpuan

(36)

menciptakan inspirasi, merespon bawahan untuk berbicara, tidak merasa curiga,

dapat membangun kepercayaan warga kampus terhadap kepemimpinan direktur,

bahwa pendapat mereka dihargai, bahwa mereka adalah bagian dari perguruan

tinggi Cendana yang masing-masing punya peranan mengembangkan perguruan

tinggi Cendana.

5. Empati direktur dalam berkomunikasi yang meliputi, pengertian yang tinggi

terhadap orang lain, kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain, rela

membicangkan diri sendiri sebagai sumber inspirasi, memberikan sentuhan

dalam berbicara, kemampuan memberi motivasi, merupakan kekuatan bagi

direktur untuk merangkul mereka sebagai ternan berdiskusi, sebagai mitra untuk

membentuk suatu kebijakan demi kemajuan perguruan tinggi Cendana.

6. Kesetaraan direktur dalam berkomunikasi dalam konteks kepemimpinannya,

meliputi, kemauan membangun kesetaraan, mendayagunkan kesetaraan,

menghargai semua sivitas akademika yang ingin berbicara, mampu beradaptasi

dengan lawan bicara, hal merupakan kekuatan direktur dalam menjalankan

tugas kepemimpinannya, karena dia menilai kebersamaan artinya semua

dianggap sama penting memberikan ide, gagasan maupun kritik untuk

membangun perguruan tinggi Cendana.

(37)

B. IMPLIKASI.

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan tersebut diatas,

dipaparkan beberapa implikasi yang dianggap berkaitan dengan penelitian ini

sebagai berikut ;

1. Strategi pimpinan yang dilakukan oleh direktur perguruan tinggi Cendana

temyata mampu mengerakkan semua sivitas akademi untuk meningkatkan kerja

mereka, hal ini dapat dijadikan contoh, melalui Koordinator Kopertis wilayah I

Sumatera Utara dan Aceh, merekomendasikan Perguruan Tinggi Swasta yang

manajemen mereka kurang bagus dapat belajar ke perguruan tinggi Cendana.

2. Implementasi Komunikasi Interpersonal pimpinan, membawa pengaruh yang

besar terhadap kepercayaan stakeholder eksternal terutama mitra kerja,

sehingga menjadi referensi bagi mereka untuk diterapkan di organisasi yang

mereka pimpin.

3. Dengan strategi keterbukaan, perilaku mendukung, perilaku positif, empati dan

kesetaraan pimpinan dalam berkomunikasi, membangkitkan kepercayaan diri

terhadap warga kampus, bahwa mereka adalah bagian yang penting untuk turut

berpartisipasi menyampaikan ide, hal ini dapat membangun kepercayaan orang

tua mahasiswa kepada Perguruan tinggi Cendana, bahwa mereka tidak salah

pilih, masyarakat sekitar lingkungan kampus, Iembaga sekitar kampus

khususnya dan lembaga lainnya di Sumatera Utara dapat menjadikan Perguruan

tinggi Cendana sebagai sumber informasi dan sumber inspirasi untuk

diterapkan dilembahga mereka.

(38)

C. SARAN.

Dari berbagai kesimpulan dan Implikasi basil penelitian ini, seperti yang

diuraikan diatas, peneliti mengusulkan beberapa saran untuk dipertimbangkan,

sebagai berikut ;

I. Strategi kepemimpinan direktur yang visioner harus dikembangkan dan

dipadukan dengan strategi yang lain sehingga lebih variatif, dan diarahkan

kepada manajemen moderen yang selalu berobah.

2. Keterbukaan, perilaku mendukung, perilaku positif, empati, dan kesetaraan

direktur dalam berkomunikasi untuk tetap dipertahankan dan ditingkatkan

dilakukan dengan konsep yang sederhana, mudah dimengerti oleh sivitas

akademik, sehingga merupakan kebiasaan atau menjadi budaya organisasi di

perguruan tinggi Cendana.

3. Diharapkan pimpinan perguruan tinggi cendana meningkatkan frekwensi dan

bobot komunikasi interpersonalnya terhadap sivitas akademika sehingga kinerja

mereka akan selalu terperbaharui.

4. Pimpinan perguruan tinggi Cendana harus memperluas hubungan dengan

stakeholder ekstemal yang telah ada, dengan stakeholder yang lebih banyak dan

beragam untuk mengantisipasi out-put perguruan tinggi Cendana sehingga

menjadi out-comes yang bermutu.

5. Pimpinan perguruan tinggi Cendana harus menjaga dan meningkatkan nama

baik, sehingga kepercayaan masyarakat pengguna jasa tidak surut tetapi

semakin utuh dan kuat

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Syahrizal. 2009. Manajemen Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Asmani, Jamal Ma'mur. 2009. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan

Pendidikan Profesional. Jogyakarta: DIY A Press.

Basalamah, Anies. SM 2004. Perilak Organisasi, Memahami dan Mengelola

Aspek Humaniora dalam Organisasi. Depok Timur : Usaha kami.

Barnlund, DC. 1968. Interpersonal Communicati Survey and Studies. Boston: Houghton Miffin Co.

Bogdan, Robert C.and Taylors K.B.l992, Qualitatif Research for Education:

An Introduction to Theory and Methods .Boston Ally and Bacon Inc.

Bungin, Burhan. 2006. Metodologi PenelitKualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

DeVito, Joseph A. 1992.The Interpersonal Communication. Book. 6th ed New York: Harper Collins.

Departemen Pendidikan Nasional , 2008. Pendekatan, Jenis, dan Metode

Penelitian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pengolahan dan Ana/isis Data Peneliti-an. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.

Effendy, Onong Uchayana. 2007. Komunikasi, Teori Pralaek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Emzir, 2010. Ana/isis Data. Jakarta: Rajawali Pers.

Ernawati, Awaluddin Tjalla. 2008. Hubungan Komunikasi Interpersonal

antara Mahasiswa dan Dosen dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Everett, M. Rogers, with F. Floyd Shoemaker. 1971. Communication of

Innovation : A Cross Cultural Approach. London : The Free Press.

Fajar, Marhaeni. 2009. llmu Komunikasi Teori & Pralaik. Yogyakarta: Graha llmu.

(40)

Frigon, Normand L, dan Harry K. Jackson.l996. The leader: Developing The

Slcills & Personal Quallities You Need to Lead Effectiely. New York:

American Management Association.

Gibson, James. L, John M. Ivanhevich, James H. Donnely. 1997. Jr, Organisasi

dan Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Goleman, Daniel. 2005. Working With Emotional Inteligence. Kecerdasan Emosi

untuk Mencapai Puncak Prestasi. Alih Bahasa: Alex Tri Kancono Widodo

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Harjana, AM. 2003. Komunilwsi Intrapersonal & Interpersonal. Jakarta : Kanisius

Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hersey P, and Blanchard K. H. 1988. Management of Organizational Behaviour New Jersey : Englewood Cliffts.

Hutt, Terron. 2005. Required Interpersonal Communication Skillsfor

Leadership Coaching, Denver Colorado, The Faculty of University

College , Universit. Of, Denver.http:l/ectd.du.edu/sourceluploads/3031436

Journal,pdf .Diakses,22 Pebuari 20 II.

Ivancevich, John M, dkk. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Kartono Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2011, Direktori Perguruan Tinggi Swasta

Sumatera Utara- Aceh.

Liliweri, Alo. 1991, Komunilwsi Antar Pribadi. Bandung: Penerbit Citra Aditya Bakti.

Lincoln Y. Sand Guba E.G. 1991. Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage Publication.

Luthans, Fred. 1995. Organizational Behaviou. 7th ed, Singapore: Me Graw Hill.Inc.

Madlock, Paul, E. 2008.The Link Between Leadership Style, Communication

Competence,and,Employee,Satisfaction.Journal Business,Communication,

45 (1), 61-18,http://jlo.sagepup.com/cgilcontent/refs/4511161

.Diakses 5 Maret 2011.

(41)

Mangunsong, Frieda. 2009. Faktor Intrapersonal, Interpersonal, dan Kultural Pendukung Efektivitas Kepemimpinan Perempuan Pengusaha dari Empat

Kelompok Etnis di Indonesia. Makara, Sosial Humaniora Vol,l3, No. 1, Juli

2009. Depok Indonesia: Faku1tas Psiko1ogi, Universitas Indonesia.

Manullang.

M.

Marihot AMH Manullang. 2008. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Matin,Hassan Zarei,Cs. 2010.Relationship Between Interpersonal Communication

Slcills and Organizational Commitmen (Case Study : Jahad Keshavarrzi

and University of Qom,Iran) European Journal of Social Sciences - Volume

13.htt:/!www.eurojournals.com/ejjs_l3 _3 _06 pdf,Diakses, 1 Maret 2011.

Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mulyana; Deddy . 2005. Rmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nasution S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nawawi, Hadari, M.Martini Hadari.1995.Kepemimpinan Yang Efektif. Jogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pace.R Wayne dan F.Faules. 2002. Komunikasi Organisasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prastowo, Andi. 20 l 0. Menguasai Teknik- Teknik Koleksi Data Penelitian

Kualitatif Bimbingan dan Pelatihan Lengkap Serba Guna.Jogjakarta

: DIVA Press.

Prijosaksono, Ari Wibowo dan Simbel. 2007. Komunikasi yang Efektif,www. Sinar Harapan.co.id.

Purba, Sukarman. 2009. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi: Teori,

Konsep dan Korelatnya. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Raharja, Alice Tjandralila.2004. Hubungan antara Komunikasi antar Pribadi

Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK

Penabur Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur No.03ffh.III/Desember 2004.

Rakhmad Jalauddin.2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja: Rosdakarya

(42)

Reardon, Kathleen K , Everett M. Rogers. 1987. International Versus Mass Communication: A False Dichotomy. London: The Free Press ..

Riswandi. 2009. Dmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu.

Rivai, Veithzal, Deddy Mulyadi. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi

Jakarta: Rajawali Pers.

Rohim H, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi, Perspektif, Ragam & Aplikasi.

Jakarta: Rineka Cipta

Rohmat, 2010 . Kepemimpinan Pendidikan, Konsep dan A.plikasi. Purwokerto: Stain Press

Roslan dkk. 2009. Pelaksanaan Komunikasi Kepemimpinandalam Organisasi Pengamal Pengurusan IUJaliti MSISO 900 l di Malaysia. Hasi,Penelitian. http:l/eprints.utm.my/5952/aziziyahkepemimpinan.pdf diakses 02 Maret 2011.

Roslan dkk. Peranan Komunikasi Kepemimpinan Diri dan Organisasi Dalam Perspelcti ,/slam.http://eprints. utm.my/630 1 aziziyahkepemimpinan. pdf Jumal8 Januari 2011, Diakses, 03 Maret 2011

Rubiati, (2006). Hubungan Antar Komunikasi antar Pribadi dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru. Tesis , Bogor : Program Pascasarjana Universitas Pakuan.

Rustandi R. Achmad. 1987. Gaya Kepemimpinan : Pendekatan Bakat Situasional . Bandung : ARMICO.

Sagala, H. Syaiful. 2008. A.dministrasi Pendidilran Kontemporer. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Sagala, H. Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung, Penerbit: Alfabeta.

Santoso Edi, Mite Setiawan. 2010. Teori Komunikasi. Yogjakarta: Graha Ilmu.

Sayid. 2006 . Hubungan antara Komunikasi Interpersonal, Pengembangan Karis dengan Kualitas Pelayanan di Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu. Tesis Bogor : Program Pascasarjana Universitas Pakuan.

Saudia Achmad . 2009. Komunikasi lntepersonal yang Efelctif pada Kelompok KerjaX

Senjaya, D, S. 2004. Penganlar Rmu Komunikasi. Jakarta PT.Raja Grafindo Persada.

(43)

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Yogjakarta: Graha Ilmu.

Sopiah . 2008. Perilaku Organisasional. Y ogjakarta : Penerbit Andi.

Soekarso. 2008. Paradigma Kepemimpinan: Jurnal Manajemen Widya, Tahun 25 Nomor 279 Desember 2008, Universitas Bina Nusantara.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&. Bandung: Alfabeta.

Sunarto. 2004. Perilaku Organisasi. Yogjakarta: Penerbit Amus.

Suprapto, Tommy. 2011. Pengantar Omu Komunikasi: Dan Peran Manajemen

dalam Komunikasi. Yogjakarta: Penerbit CAPS.

Suranto, A. W, 2007. Komunikasi Efe/ctif untuk mendukung Kerja

Perkantoran.www.my.ac.id.9 Febuari 2007.

Suranto. A W, 2011. Komunilcasi Interpersonal Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutarto . 2006. Dasar- dasar Kepemimpinan Administras. Yogyakarta: Gajah Mada University Pess.

Sutikno, Bambang. R. 2007. The Power of Empaty In Leadership. Jakarta: Gramedia Pustaka utama.

Swandi & Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Toha, Mitfah. 2010. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Tubbs, ST & Moss. 2005. Human Communication, prinsip-prinsip dasar. (terje-mahan , Dedy Mu1yadi & Gembira Sari). Bandung : Remaja Rosdakarya

Usman, Husaini. 2008. Manajemen: Teori Pra/ctik & Riset Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Wahjo, Sumidjo . 2008. Kepemimpinan Kepala Selcolah. Tinjawan Teoritik

dan Permasalahannya. Jakarta : Grafindo Persada

Wibowo, 2009. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers, Rajawali Grafindo Persada

(44)

Wijaya, H.A.W. 2000. llmu Komunikasi,Pengantar Studi. Cetakan kedua, Edisi Revisi Jakarta: Rineka Cipta.

Yuki, Gary. 2009. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.

Zainuddin. (2010). http:// edukasi.kompas.com.9, Agustus 2010.

Gambar

Tabel4.l Lokasi Kampus Perguruan Tinggi Cendana ...............................
Gambar 2.1. Skema Paradigma Penelitian...................................................

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dan perhitungan dengan Uji Kai Kuadrat (X 2 ) tentang hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan siklus menstruasi didapatkan hubungan yang

Berbagai penulisan tentang penelitian yang mengarah pada Kajian Morfometri Untuk Konservasi Tanah dari penelitian sebelumnya, maka yang dapat di acu adalah

Fatalnya, menurut data dari Kementerian Pendidikan Nasional memperlihatkan bahwa sebagian besar lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 60,87%

Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ho ditolak sehingga Ha diterima artinya harga jual mempunyai pengaruh yang negatif

Bagi siswa hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang potensi daya ledak otot lengan dan bahu, kekuatan otot tungkai, dan koordinasi mata tangan

Variabel ukuran perusahaan mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,003 dan nilai signifikasi sebesar 0,477/2=0,239< 0,05 berarti ukuran perusahaan mempunyai

Karena terbaik itu, kepala sekolah STM meminta ayah saya – yang datang ketika acara kelulusan, seperti wisuda saat ini, untuk bisa melanjutkan sekolah dengan kuliah di

(5) terdapat ilustrasi yang melengkapi teks”. Penggunaan buku cerita bergambar dapat memberikan suatu motivasi belajar siswa, motivasi sangat besar pengaruhnya terhadap