IMPLEMENTASI KOMUNIKASIINTERPERSONAL PIMPINAN
Dl PERGURUAN TINGGI CENDANA MEDAN
TESIS
Diajukan Guna Memenuhl Salah
Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Admlnistrasi Pendidikan
Oleh:
MANGIHUT TAMPUBOLON
NIM. 809315011
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASIINTERPERSONAL PIMPINAN
Dl PERGURUAN TINGGI CENDANA MEDAN
TESIS
Diajukan Guna Memenuhl Salah
Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Admlnistrasi Pendidikan
Oleh:
MANGIHUT TAMPUBOLON
NIM. 809315011
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
IMPLEMENT AS! KOMUNIKASI INTERPERSONAL PIMPINAN
DI PERGURUAN TINGGI CENDANA MEDAN
Disusun
dan
diajukan oleh
MANGIHUTTAMPUBOLON
NIM.80931S011
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
Pada Tanggal, 22 Desember 2011
dan
telah dinyatakan memenuhi
Salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Menyetujui
:
Tim Pembimbing
Prof.
Parlindungan Pangaribuan,
MA,
Ph.D
Prof.Dr. Julaga
Situmorang, M.Pd
N[p.
130786746
N[p.195108201978031002
Ketua
Program
Studi
Administrasi Pendidikan
PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
NO.
NAMA
1. Prof. Parlindungan Parigaribuan, MA,
Ph.~D"'. --~r-:::::>""'""-( Ketua)
2. Pi:of.Dr. Julaga Sitwnorang, M.Pd.
( Sekretaris )
3. Prof.lli Simari Nurhadi, M.Pd.
( Anggota)
4. Prof.Dr. Sahat Siagian, M.Pd.
(Anggota)
5.
Di. Ir.
Sukannan Purba, M.Pd.
( Anggota)
NAMA
NIM
:MANGITRITT~UBOLON
:809315011
ABSTRAK
MANGIHUT TAMPUBOLON, Implementasi Komunikasi Interpersonal Pimpinan di Perguruail. Tinggi Cendana Medan, Tesis Progam Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2011.
Permasalahan pada penelitian ini adalah, bagaimana pimpinan dalam konteks kepemimpinanya dalam hal ini Direktur mengimplementasikan komunikasi
interpersonal yang meliputi, Keterbukaan ( Openess), Perilaku medukung
(Suportiveness), Perilaku Positif ( Positiveness), Empati (Empathy) dan Kesetaraan
(Equality) di Perguruan Tinggi Cendana Medan. Tujuan peilelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mendeskripsikan Komunikasi Interpersonal pimpinan dalam upaya membangun dan meningkatkan kinerja di Perguruan Tinggi Cendana Medan sehingga menjadi kategori perguruan tinggi yang terbaik di Jajaran Kopertis Wilayah- I Sumatera Utara dan Aceh.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, sampel ditentukan secara purposive dengan menetapkan responden atau orang kunci (key informan)
yang terdiri dari Direktur Perguruan Tinggi Cendana, pembantu Direktur, ketua Prodi, Dosen, mahasiswa dan orang tua siswa sekaligus sebagai stakeholder ekstemal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi (pengamatan), wawancara mendalam dan kajian dokumentasi. Untuk menganalisis data digunakan langkah-langkah yaitu pemaparan data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya dilakukan uji keabsahan dengan Uji kredibilitas (credibility), pengujian keteralihan (transferability), Pengujian ketergantungan (dependability) dan uji kepastian (confirmability)
Berdasarkan analisis basil penelitian · dan pembahasan dapat disimpulkan temuan penelitian antara lain, 1) pimpinan perguruan tinggi cendana dalam hal ini direktur telah melaksanakan kepemimpinannya dengan baik dalam konteks implementasi komunikasi interpersonal yang meliputi, keterbukaan, perilaku mendukung, perilaku positif, empati dan kesetaraan, hal itu terbukti bahwa sivitas akademika sating percaya, ada kebersamaan, kehangatan, kenyamanan merasa dihargai dalam melakukan tugas masing-masing, sehingga perguruan tinggi cendana dari tahun ke tahun semakin maju dan berkembang disetiap aspek kehidupan kampus. 2) Direktur dalam konteks kepemimpinannya melakukan strategi visioner yaitu mampu memprediksi jauh kedepan, seperti halnya yang terkail.dung dalam misi, bahwa perguruan tinggi cendana akan menghasilkan 1000 pemimpin dalam dunia usaha pada tahun 2017.
ABSTRACT
MANGIHUT T AMPUBOLON, The Implementation of Leader Interpersonal Communication in Cendana College Medan, Thesis Graduate Program, State University of Medan 2011.
Problems in this study is, how the leader in the context of leadership in this case the Director implements interpersonal communication wich includes, openess, Suportiveness, Empathy and Equality in Cendana College. The purpose of the study was to determine and describe The Leader Interpersonal Communication in an effort to build and improve performance in Cendana College Medan, so become the best college category in the ranks Kopertis lst Region, North Sumatera and Aceh.
This study used a descriptive qualitative method, the sample is determined by purposively with establish the respondents or key informan consist of the Director of Cendana Colleges, Asistant Director, Chairman of The Study Program, lecturer, Students and Parents as well as external Stakeholders. Techniques of data collection is done by obsevation technique (observation), in depth interviews and the review documentation. To analyze the data used steps there are exposure data, data reduction a:nd inferences. Then performed with a test of certainty.
Based on the research analysis results and discussion can be concluded research findings among others, l) The Leader of Cendana Colleges in this case the director has done a good leadership in term of the interpersonal Communication Implementation that includes of, Openess, Supotiveness, Positiveness, Empathy an Equality, it proved that the academic society of mutual trust, there is togetherness, warmth, comfortfeel, valued in doing each tasks, so Cendana Colleges from year to year more advanced and developed in every aspect of campus life. 2) The Director in the context of leadersip using a visionary strategy that is able to predict far into the future, as embodied in the mission, cendana college will produce I 000 leader in the business world in 2017.
From the findings of study, it is sugested that implementation of interpersonal communication
are
maintained and further enchanced with the consistent implementation communication, so the presence to cendana college stay awake. Leadersip strategies that is visionary should be combined with the varied strategies that refers to the management modem of change, so that prediction in 2017 can be achievied with certainty.KAT A PENGANT AR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Kuasa, atas berkat
dan karuniaNya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
penulisan Tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul "lmplementasi Komunikasi
lntepersonal Pimpinan di Perguruan Tinggi Cendana Medan" disusun untuk
memenuhi persyaratan menyelesaikan studi, memperoleh gelar Magister Pendidikan
pada Program Studi Administrasi Pendidikan di Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Disadari bahwa Tesis ini tidak akan dapat disusun tanpa ada bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, baik moral maupun material. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan dengan setulus hati terimakasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang rela meluangkan waktu dan pemikiran sehingga Tesis ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof.Dr. lbnu Hajar, M.Si.
2. Direktur Pasacasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof.Dr. Belferik
Manu liang.
3. Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Prof. Dr. H.Syaiful
Sagala ,M.Pd.
4. Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Yasaratodo Wau,
M.Pd.
5. Bapak Prof.Parlindungan Pangaribuan,MA,Ph.D, sebagai dosen pembimbing I
yang telah banyak memberi bimbingan dan araban pada penulisan Tesis ini.
6. Bapak Prof Dr. Julaga Situmorang, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah
banyak memberi semangat dan motivasi pada penulisan Tesis ini.
7. Bapak Prof.Dr.Siman Nurhadi, M.Pd, Bapak Prof.Dr Sahat Siagian, M.Pd,
dan Bapak Dr. Sukannan Purba, M.Pd. selaku Nara sumber dan penguji.
8. Bapak. Ngajudin Nugroho, SS,MM selaku Direktur Perguruan Tinggi
Cendana.
9. Bapak.Sutamo, MM,MS, selaku Pembantu Direktur I, lbu, Nancy B.BA, SE
selaku Pembantu Direktur II, Yuliana, BBA,SE selaku Ketua Program Studi,
Lisa,SE dan Christina,SE, Sebagai Dosen Perguruan Tinggi Cendana,
Wiratche, Maichiko, Ardo, yang telah banyak memberi bantuan dalam
melakukan pengumpulan data pada penelitian ini.
I 0. Saudaraku Kepler Sianturi yang selalu memberi kritik dan saran serta
memberi semangat untuk penulisan Tesis ini.Teman-teman Angkatan XVI
Kelas A, Program Studi Administrasi Pendidikan, Pascasatjana Universitas
Negeri Medan.
11. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, semoga Tuhan
Yang Maha Esa berkenan atas kebaikannya.
Secara khusus ucapan terimakasih kepada isteri tercinta, Alida Kristelina Sitorus
yang setia memberi semangat dan keyakinan bahwa Tesis ini akan dapat diselesaikan,
Kepada anak-anakku, Visi Wintan Reka Widya, Sorta Uli Marlina, dan Cucu saya
Geovanov Aquila Dimitri, mereka menjadi inspirasi dan memberi gairah dalam
penulisan Tesis ini.
Penulis menyadari bahwa keberadaan Tesis ini jauh dari sempuma, untuk itu
dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf, dan mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak, untuk dapat dijadikan masukan dalam
penyempumaannya dikemudian hari. Akhir kata semoga Tesis ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.
v
Medan, Desember 20 II
Penulis
Mangihut Tampubolon
OAFTAR lSI
Halaman
ABSTRAK ... .
ABSTRACT... ii
KA TA PENGANTAR... iii
DAFTAR 181... VI DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB' I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... . B'. Fokus Penelitian... ll C. Pertanyaan Penelitian... 12
o~. Tujuan Penelitian... lJ E. Manfaat Penelitian... 13
1. Manfaat Teoritis... lJ 2. Manfaat Praktis... 13
F. B~atasan Istilah... ... ... ... ... 14
B'AB' II. KAflAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kepemimpinan... 17
1. Pengertian Kepemimpinan... 17
2. Peran dan Keterampilan Kepemimpinan... 22
J. Peran Hubungan Antar Pribadi... 26
B. Komunikasi Interpersonal... 28
l. Pengertian Komunikasi... 28~
2. Pengertian Komunikasi Interpersonal... 30
3. Ciri-ciri Komunikasi InterpersonaL... 41
4. Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal... 42
5. Faktor-faktor yang menyebabkan Komunikasi Interpersonal:... 46
C. Hasil Penelitian yang Relevan... ... 4 7
D. Kerangka KonseptuaL... 50"
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ... .
B. Tempat d-an Subjek Penelitian ... .
1. Tempat Penelitian ... .
2. Subjek Penelitian ... .
C. Latar Penelitian ... .
o-.
Teknik Pengumpulan Data. ... .1. Observasi ... .
2. Wawancara. ... .
a) Wawancara Mendalam ... .
b) Wawancara Terstruktur ... .
3. Kajian Dokumen ... .
4. Triangulasi. ... .
E. Teknik Analisis Data. ... .
I. Reduksi Data (Data Jteauction) ... .
2. Penyajian Data (Data Display) ... .
3. Kesimputan (VerifYing/Conclusion) ...•...•...•..•..•...••...
F. Keabsahan Data Penelitian ...•...•
l. Uji Kredibilitas ( Credibility) ....•...
a) Member Check
b) Diskusi ternan Sejawat ... .
c) Pengujian Ketergantungan (Dependability) ... .
BAR IV. PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. PAPARAN DATA... 70
I. Perguruan Tinggi Cendana... ... ... 70
1) Sejarah Berdi.rinya Perguruan Tinggi Cendana... 70
2) Profil Yayasan dan Perguran Tinggi Cendana... 72
3) Visi, Misi dan Fitosofi Perguruan Tinggi Cendana... 73
2. Proses Perkuliahan di Perguruan Tinggi Cendana... 76
3. Fase Perjalanan Perguruan Tinggi Cendana... 78
4. Kerjasama dengan lembaga Lain... 79
B. ANALISIS DATA... 82
l. Analisis Konteks... ... 82
a. Keberadaan Fisik perguruan Tinggi Cendana... 82
b. Keberadaan Suasana di Perguruan Tinggi Cendana... 84
c. Keadaan Proses Betajar Mengajar ... 86
2. Analisis Kepemimpinan Perguruan Tinggi Cendana tentang lmplementasi Komunikasi InterpersonaL... 89
l) Keterbukaan
(Openess)...
89a. Membuka Diri... 89.
b. Bersikap Jujur... 93
c. Menyikapi Keterbukaan Orang lain... 95
d. Berfikir atau Spontan dalam Berkomunikasi... 98
2) Peritaku Mendukung(Suportiveness)...
t
00 a. Menghargai Pendapat Orang Lain... l 00 b. Menyikapi P"andangan yang berbeda... 103c. Bersikap Evaluatif/Deskriptif... ... 106
d. Sebagai Pendengar... 108
e. Berbicara dengan bawahan... lll 3) Perilaku P"ositif
(Positiveness)...
tl3 a. Berfikir Positifterhadap diri sendiri... 113---b. Herfikir Positifterhadap orang lain... 116
c. Membangun ternan bicara... 119
d. Membangun suasana yang menyenangkan... 121
e. Menciptakan lnspirasi... 123
4) Empati
(Empathy)...
126a. Mengerti orang lain... 126
b. Menempatkan diri pada posisi orang lain... 12& c. Memperbincangkan diri sendiri... 131
d. Memberi sentuhan... 13J e. Memberi Motivasi... 136
5) Kesetaraan
(Equality)...
lJ& a. Membangun Kesetaraan... 138b. Mendayagunakan Kesetaraan... 140
c. Merasa tidak pantas berbicara dengan orang tidak satu level... 142
d. Mengelola konflik... 144
e. Heradaptasi dengan lawan bicara... 146
6) Kepemimpinan ... 148
C. PEMHAHASAN HASIL PENELITIAN... 151
l. Kepemimpinan ... 152
2-. Keterbukaan (Openess)...
152-3. Perilaku Mendukung (Suportiveness)... 154
4. Peritaku Positif (Positiveness) ... 155
5.
Empati(Empathy)...
1576. Kesetaraan
(Equality)...
15& BAH V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN... 160H. IMPLIKASI... 162
C. SARAN... 163
DAFTARPUSTAKA... 164
LAMPIRAN ... 286
DAFTAR TABEL
[image:15.523.46.473.54.514.2]Halaman
Tabel4.l Lokasi Kampus Perguruan Tinggi Cendana ... 74
Tabel4.2 Program Studi... 74
Tabel 4.3 Prasarana dan Sarana... 15
Tabel4.4 Rekapitulasi kelulusan... 15
DAFTAR GAMBAR
[image:16.517.50.475.54.513.2]Halaman
Gambar 2.1. Skema Paradigma Penelitian... 52
Gambar 3.1. Teknik pengumpulan Data... 60
Gambar 3.2. Komponen dalam Analisis Data... 65
Gambar 3.3. Keabsahan Penelitian... 67
Gambar 4. l. Struktur Organisasi... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran Pedoman Pengumpu1an Data... 170
Lampiran Observasi 1... 177
Lamp iran Observasi 2... ... ... 181
Lampiran Observasi 3... 185
Lampiran Observasi 4... 188
Lampiran Observasi 5... 191
Lamp iran Observasi 6... ... ... ... ... ... 194
Lamp iran Observasi 7 ... 196
Lampiran Observasi 8... 198
Lampiran Observasi 9... 200
Lampiran Dok1 ... 202
Lampiran Dok2 ... 206
Lampiran Dok3 ... 213
Lampiran Dok4 ... 215
Lampiran Dok5 ... 220
Lampiran Wawancara Direktur... 222
Lampiran Wawancara Direktur 1... 233
Lampiran Wawancara Direktur 2... 240
Halaman
Lampiran Wawancara Ketua Prodi... 247
Lampiran Wawancara Dos
!...
254Lampiran Wawancara Dos 2... 261
Lampiran Wawancara Mhs
!...
268Lampiran Wawancara Mhs2... 274
Lampiran Wawancara Ort/Stk. Hold. I... 280
Lampiran Wawancara Ort/Stk. Hold.2 ... 283
A. La tar Belakang Masalah.
BAD I
PENDAHULUAN
Pada sejarah panjang kehidupan manusia, sadar atau tidak disadari
komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam setiap aktivitasnya dari
generasi kegenerasi. Komunikasi menjadi prasyarat, sebab tanpa komunikasi interaksi
antar manusia secara individu, kelompok dan organisasi tidak mungkin dapat
terlaksana. Menurut Steven Covey dalam Prijosaksono (2007:23), Komunikasi
merupakan keterampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan
sebagian besar jam disaat kita sadar dan bangun untuk komunikasi. Sarna halnya
pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja,
sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif.
Selanjutnya Saudia (2003: 1), mengatakan komunikasi merupakan suatu proses yang
berkembang, yaitu dari sifat impersonal menjadi interpersonal. Artinya, adanya
peningkatan hubungan diantara pelaku komunikasi. Seringkali pertemuan
interpersonal diawali dengan pembicaraan pada masalah-masalah yang bersifat
umum, seperti umur, tempat tinggal, pendidikan, asal daerah dan sebagainya, yang
pada akhimya pembicaraan itu berkembang pada masalah yang bersifat spesifik,
seperti kebiasaan dan kesukaan, situasi tersebut memungkinkan adanya komunikasi
interpersonal.
Manusia dalam kehidupan sosialnya, menggunakan berbagai macam
komunikasi sesuai dengan kultur maupun kepentingan masing - masing. Morissan
( 20 l 0: 20) mengidentifikasi beberapa bentuk komunikasi an tara lain, l) Komunikasi
Intrapersonal, 2) Komunikasi Interpersonal, 3) Komunikasi Kelompok, 4)
Komunikasi Organisasi, 5) Komunikasi Massa. Selanjutnya, Tubbs ( 2005: 15-16)
menjelaskan komunikasi insani atau komunikasi antar manusia muncul dalam
beberapa tipe situasi yang berbeda seperti, (1) komunikasi dua orang, {2) wawancara,
(3) komunikasikelompok kecil (4) komunikasi publik (5) komunikasi organisasional
(6) komunikasi massa. Dari berbagai bentuk komunikasi tersebut di atas, yang
bersifat diadik, langsung (tatap muka) dan merupakan tipe komunikasi interpersonal
adalah (l) komunikasi dua orang, (2) wawancara (3) komunikasi kelompok kecil.
Tipe komunikasi dibahas dalam penelitian ini adalah Komunikasi Interpersonal,
yakni bagaimana cara, strategi pimpinan mengimplementasikannya dengan benar
didalam organisasinya sehingga semua pekerjaan disegala lini berjalan dengan baik
dan kinerja setiap saat penuh dengan tanggungjawab.
Komunikasi antar pribadi merupakan dasar dari kebanyakan pergaulan dalam
organisasi. Efektivitas komunikasi sangat besar sumbangannya kepada kelancaran
berfungsinya organisasi. Pengertian Komunikasi Interpersonal yaitu komunikasi
individu yang memiliki keterikatan atau hubungan. Pace (2006 : 202) mengatakan
bahwa hubungan antar pesona adalah hubungan yang paling intim yang kita miliki
dengan orang-orang lain, dalam tingkat pribadi, antar teman,sesama sebaya.
Demikian juga Rakhmat, (2005:19) mengatakan, Komunikasi Interpersonal
melibatkan paling sedikit dua orang atau lebih yang mempunyai sifat, nilai-nilai,
pendapat, sikap, pikiran dan perilaku yang khas, dan berbeda-beda. Sopiah (2008 :
147), mengatakan, komunikasi antar pribadi adalah pertukaran infonnasi yang terjadi
antara dua orang. Ketika komunikasi antar pribadi berlangsung, setiap orang memiliki
cara tersendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Komunikasi antar pribadi akan
efektifjika setiap individu yang berkomunikasi mengetahui informasi secarajelas dan
lengkap. Selain itu Komunikasi Interpersonal juga menuntut adanya tindakan sating
memberi dan menerima diantara pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Dengan kata
lain, para pelaku komunikasi sating tukar informasi, pikiran, gagasan dan sebagainya
yang pada akhirnya dapat memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kinerja.
Dari beberapa fakta dan pendapat di atas yang menjadi fenomena pada
penelitian ini adalah bahwa, demikian pentingnya komunikasi interpersonal dalam
kehidupan orang per orang maupun organisasi, tetapi tidak demikan halnya pada
kenyataan. Suranto, (28 II: 1) mengatakan, komunikasi interpersonal seringkali
dianggap sebagai urusan kecil, karena selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena komunikasi interpersonal dianggap sebagai hal kecil, orang sering
menyepelekan dan melalaikannya, akibatnya hal kecil itu dapat menyebabkan
jatuhnya citra diri dan reputasi seseorang. Pada hakekatnya, Komunikasi
Interpersonal menjadi urat nadi untuk denyut kehidupan sekaligus merupakan
kekuatan utama dalam membentuk pengertian dan pemahaman diantara orang-orang.
Komunikasi interpersonal dapat membina percakapan, koordinasi dan kerjasama
orang-orang agar produktif, dinamis dan inovatif sekaligus menghubungkan
tujuan-tujuan organisasi dengan tingkat partisipasi anggota dan dinamika kemajuan
organisasi dan masyarakat.
Pimpinan Perguruan Tinggi Rektor, Ketua, maupun Direktur, harus
mempunyai komitmen, tidak boleh terombang - ambing oleh derasnya pesan-pesan
komunikasi, yang dapat mengakibatkan dirinya dan cara kerjanya tidak lagi
produktif. Seorang Pimpinan dituntut memiliki kepercayaan diri, bersikap bijaksana
dan mampu menjadi pendengar yang baik serta tegas bertindak atas semua pesan
komunikasi secara tepat. Pimpinan harus memiliki keterampilan mengolah semua
informasi untuk kemudian tampil bicara secara efektif dengan siapa ia berkomunikasi
secara interpersonal. Menurut Suranto (2007), bahwa dalam proses komunikasi yang
efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Dengan
demikian, komunikasi interpersonal dapat dikatakan berhasil apabila pentransperan
dan pemahaman makna dari satu orang ke orang lain. Suatu gagasan, betapapun
baiknya tidak akan berguna sebelum diteruskan dan dipahami orang lain.
Keterampilan berkomunikasi interpersonal yang efektif sangat menentukan
keberhasilan suatu organisasi, setiap lapisan diorganisasi harus sating berinterkasi,
tegur sapa, sehingga akan terbangun hubungan yang harmonis, situasi yang nyaman
dalam bekerja dan pada akhimya akan meningkatkan kinerja yang baik Sebaliknya
apabila hal itu tidak terjadi, maka tujuan organisasi akan terjebak dalam individualitas
dan egoisme pribadi. Martin, (20 I 0) mengatakan ; Kemampuan berkomunikasi
Interpersonal yang efektif sangat penting untuk membangun interaksi sosial serta
memelihara hubungan yang harmonis disemua lini. Yuki dalam Rohmat (2010 : 84)
mengkategorikan tiga keahlian pemimpin yaitu, keahlian teknik, keahlian
interpersonal dan keahlian konseptual. Salah satu dari ketiga keahlian tersebut yaitu
keahlian interpersonal dijelaskan merupakan pengetahuan tentang perilaku manusia
dan proses-proses interpersonal seperti, kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap,
motivasi, empati, sensifitas sosial. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan
efektif yaitu fasih berbicara, meyakinkan, dan kemampuan untuk mengefektivitaskan
serta mengadakan hubungan kooperatif. Selanjutnya Hutt (2005), juga menegaskan,
bahwa kemampuan komunikasi interpersonal yang sangat kuat akan menjadi sangat
penting dalam membangun kepercayaan dan keyakinan dalam kepemimpinan
organisasi. Rendahnya keterampilan berkomunikasi, dapat menggagalkan dan
merusak hubungan, mempengaruhi produktivitas, kepuasan kerja, moral,
kepercayaan, rasa horrnat, percaya diri dan bahkan mempengaruhi kesehatan pisik.
Dalam setiap organisasi, keberhasilan mencapai tujuan sangat bergantung pada
kemampuan pimpinan berkomunikasi. Keterampilan komunikasi interpersonal sangat
berperan untuk meningkatkan komitmen bawahan, dan meningkatkan komitmen
organisasi.
Gibson (1997:263) mengatakan " kepemimpinan adalah suatu usaha untuk
mempengaruhi orang antar perorangan (interpersonal) , lewat proses komunikasi,
untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan". Defenisi ini berarti bahwa
kepemimpinan, mencakup penggunaan pengaruh kepada semua hubungan antar
perorangan, defenisi ini juga menekankan pentingnya komunikasi untuk membangun
efektivitas dan keberhasilan organisasi yang dipimpinnya.
Keberhasilan seorang pemimpin, dalam mengelola organisasi sangat
berhubungan dengan bagaimana kemampuannya berkomunikasi. Membangun jalinan
komunikasi yang efektif dan berkesinambungan antara pimpinan dan bawahannya
akan menjadikan organisasi tersebut mencapai tujuan yang dicita-citakannya.
Kemampuan komunikasi interpersonal dari seorang pimpinan merupakan bagian dari
pengembangan sumberdaya manusia anggota oganisasi. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan para orang yang dipimpinnya akan mampu mengembangkan
kemampuannnya dalam bekomunikasi interpersonal, akan mampu meningkatkan
suasana kerja yang nyaman dan pada gilirannya mampu meningkatkan kinerjanya.
Sebagai seorang pemimpin, berkomunikasi secara efektif tidak hanya
diperlukan, tetapi sangat diharapkan bagi orang lain dan anggota organisasi. Namun
banyak pemimpin mengabaikannya, sehingga hubunganya kurang baik dengan para
bawahannya ditambah dengan gaya manajemen yang ketinggalan jaman,
ketidakmampuan bekerja dengan orang lain akan mempengaruhi terhadap tujuan
organisasi. Pemimpin yang besar secara konsisten berupaya untuk memperkuat
kompetensi interpersonal komunikasi mereka dengan membangun dan memelihara
hubungan yang terbuka, mendukung dan kolaboratif dengan orang lain dalam
organisasi.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa seorang pemimpin mutlak
memiliki keterampilan komunikasi interpersonal, dengan memiliki keterampilan
tersebut, pimpinan akan mengerti keinginan dari bawahannya, dan mengenal perilaku
mereka, tidak hanya duduk diruangan yang representatif dan memberi perintah
semata, akan ada menggunakan waktunya berkomunikasi dengan anggota
oraganisasi. Dengan situasi seperti itu semua anggota organisasi akan memberi
respek yang tinggi dan menyenangi pimpinannya, mereka akan mencintai
pekerjaannya, serta memiliki kepuasan bekerja tanpa ada tekanan, tanpa dimata-matai
dalam bekerja, akan ada integritas dan kejujuran dalam bekerja, pada gilirannya akan
meningkatkan kinerja, target dan tujuan organisasi akan tercapai bahkan melebihi
dari yang direncanakan.
ldealnya, Faktor yang sangat menentukan pada perguruan tinggi untuk
memiliki output dan out-comes yang berkualitas adalah leadership dan manajemen
yang diterapkan dan memitiki prinsip manajemen perubahan dan komunikasi yang
efektif, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Abbas (2009: I 09)
mengemukakan prinsip dasar leadership dan manajemen berupa ; basic values, key
ideas, essential skill, self awareness dan self regulation. Lebih lanjut dikatakan ada
beberapa skill yang harus dimiliki seorang yang memimpin perguruan tinggi antara
lain, awarenes (kesadaran diri), attempting (berusaha), shaping (membentuk), tuning
(berubah) dan mastery (menguasai). Robert Kalz dalam Sunarto (2004:5)
mengidentifikasi tiga keterampilan yang mutlak dimiliki pimpinan antara lain,
Keterampilan Teknis, Keterampilan manusiawi dan Keterampilan Konseptual.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pimpinan perguruan tinggi
harus seorang cerdas memahami prinsip-prinsip leadership dan manajemen serta
memiliki skill yang dapat diterapkan sehingga perguruan tinggi yang dipimpinnya
dapat maju pesat, dilihat dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Komunikasi sangat vital bagi pimpinan untuk menjalankan roda
organisasinya, sebab apabila komunikasinya tidak baik maka akan sulit bagi seorang
pemimpin untuk mengetahui kemampuan kerja dan kinerja, serta perilaku organisasi
yang dipimpinnya. Sunarto (2004:192), mengatakan, Komunikasi membantu
perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang harus
dilakukan, bagaimana mereka bekerja baik, dan apa yang dapat dikerjakan untuk
memperbaiki kinerja jika itu dibawah standar. Untuk mengimplementasikan
Komunikasi Interpersonal pimpinan Perguruan Tmggi mutlak memiliki leadership
dan manajemen yang baik, kalau tidak demikian, akan berakibat fatal, akan
mengalami hambatan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang bermutu, dan
akhirnya perguruan tinggi tersebut akan tutup. Abbas (2009 : 30); mengemukakan
bahwa, sebagian lulusan perguruan tinggi belum mampu bersaing secara maksimal
dengan lulusan perguruan tinggi luar negeri. Kualitas lulusan perguruan tinggi sangat
ditentukan oleh leadership dan manajemen yang diterapkan pada sebuah perguruan
tinggi.
Kalau ditelusuri dengan seksama, kenyataan menunjukkan, bahwa masih
banyak perguruan tinggi yang dikelola swasta {PTS), di lingkungan Kopertis Wilayah
- I,Sumatera Utara dan Aceh, belum memiliki leadership dan manajemen yang baik.
Hal itu baru dilihat dari sisi kepemimpinan dan manajemen, belum lagi dari sisi yang
lain, seperti, infra struktur, lokasi kampus, lingkungan dan Kurikulum, proses belajar
mengajar dan fasilitas penunjang Iainnya. Zainuddin (20 10) menjelaskan, baru
sekitar 35 persen PTS di Sumut dan NAD yang berkualitas bagus, selebihnya berada
diposisi sedang dan buruk. Lebih lanjut disebutkan, ukuran bagus tidaknya sebuah
PTS dapat dilihat dari tiga fakktor, yang pertama dan paling penting adalah
manajemen Perguruan tinggi swasta, kemudian pimpinannya {Rektor, Ketua,
Direktur), masih ada Rektor di sebuah Perguruan tinggi swasta yang hanya lulusan
Strata satu (S-1 ). Selain melanggar peraturan, hal itu menjadi indikasi buruknya
kualitas Perguruan tinggi swasta tersebut, dan yang terahir adalah Dosennya,
setidaknya sudah memiliki ijazah pascasarjana (S2). Para dosen juga harus memiliki
jabatan fungsional sebagai dosen, bukan asal orang yang bisa mengajar
mahasiswa.(http://edukasi.kompas.com.9 Agustus 2010). lndikator yang lain sebagai
ukuran Perguruan tinggi swsta yang baik dan bermutu adalah, kurikulum dan proses
belajar mengajar, penggunaan fasilitas seperti ruangan belajar yang layak,
perpustakaan dan buku-buku dan referensi yang representatif, laboratorium yang
Ia yak.
Menurut Direktori Perguruan Tinggi Swasta Sumatera Utara - Aceh (20 11) ,
ada sebanyak 336 perguruan tinggi, yang terdiri dari Universitas, Sekolah Tinggi, dan
Akademi, dari jumlah tersebut hanya 35 persen yang berkualitas bagus sesuai dengan
kriteria yang dipersyaratkan. Salah satu diantaranya adalah perguruan Tinggi
Cendana Medan yang dikelola dengan baik dilihat dari sisi kepemimpinan,
manajemen dan komunikasi Interpersonal. Dari kenyataan dan fakta tersebut yang
menjadi pertanyaan dan masalah adalah, nilai atau makna apa yang terdapat dibalik
fakta tersebut? , dan adakah kebenaran dibalik keteraturan itu? Sehinggga Perguruan
Tinggi Cendana dapat dikategorikan sebagai Peruruan Tinggi Swasta yang baik?.
Untuk mengetahui kondisi tersebut, perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut yang
mengacu kepada kepemimpinan dan Komunikasi Interpersonal.
Hasil Grand Researh dipaparkan bahwa, Peguruan Tinggi Cendana mengelola
sebuah akademi yaitu, Akademi Sekretaris Manajemen Cendana (ASM Cendana),
adalah Perguruan Tinggi Swasta dibawah Koordinasi Kopertis Wilayah-I
Aceh-Sumut, Akademi ini dipimpin oleh seorang Direktur. Kegiatan di Akademi ini
dimulai pukul, 17.30 dan selesai pada pukul, 21.00. Penataan secara fisik, mulai dari
halaman parkir sampai keruang kuliah sangat bagus, dan didisain dengan menarik,
didukung fasilitas yang memadai. Suasana yang nyaman sangat terasa, ketika ada
sapaan yang santun diantara para mahasiswa, antara dosen dan karyawan, dan antara
atasan dengan bawahan, bahkan satpam memiliki sifat yang sangat bersahabat dan
hormat, setiap kita memasuki kawasan Akademi ini. Ada keakraban,
keramah-tamahan, keterbukaan, empaty, kebersamaan yang disuguhkan pada lembaga ini.
Semua kegiatan, terlihat teratur, lancar, dan tertib, disiplin, mulai dari kehadiran
mahasiswa, dosen harus tepat waktu, metode pembelajaran yang bervariasi, didukung
dengan media pembelajaran yang memadai.
Komitmen sosio emosional di Perguruan Tinggi Cendana terbangun karena
Direktur sebagai pimpinan memiliki "teropong sosial", memiliki kompetensi untuk
memahami civitas akademika, kemauan untuk maju, orientasi pelayanan, menghargai
keragaman, memiliki kesadaran politik, persuasif, mampu berkomunikasi baik secara
interpersonal maupun impersonal, memiliki kemampuan dalam manajemen konflik,
terbuka pada perubahan, kolaborasi dan kooperatif serta keamampuan tim yang solid.
Kondisi ini membangun sikap yang bertanggungjawab di semua lini dan posisi di
Perguruan Tinggi Cendana, yang pada akhimya menghasilkan performa dan kinerja
yang baik.
Selain keadaan diatas Perguruan Tinggi Cendana juga memiliki kekhasan
tersendiri dalam mengelola perguruan ini berbeda dengan perguruan tinggi yang
sejenis, Nugroho (Direktur Perguruan Tinggi Cendana), mengatakan dengan yakin,
Cendana adalah perguruan tinggi yang pertama dan paling unik di luar pulau Jawa
khususnya kota Medan, karena kita memadukan sistim metode yaitu sistim metode
seminar, training, dan worlcshop. Kami menetapkan 4 dasar sebagai pilar yang akan
menjadikan lulusan perguruan tinggi Cendana siap berkompetisi di lapangan dalam
era globalisasi ini. Pilar yang pertama adalah /Q (Intelligence Quotient), jadi /Q dari
para mahasiswa akan diasah, yang kedua adalah faktor yang sangat menentukan
keberhasilan mereka yaitu EQ (Emotional Quotient),lalu kemudian ditambah dengan
SQ ( Spritual Quotient) yang akan menjadikan mahasiswa bukan hanya sukses tetapi
mereka akan mencapai kebahagiaan didalam kehidupan mereka dikelak kemudian
hari. Berikutnya adalah FQ (Financial Quotient). Bila anda adalah seorang
mahasiswa, kami siap membantu anda mewujudkan impian anda menjadi kenyataan.
Latar belakang tersebut menggugah keingin-tahuan yang besar untuk
dilakukan penelitian. Apa yang menjadi pemacu Civitas akademika sehingga
memiliki awareness yang sangat signifikan, disisi lain, Perguruan Tinggi Cendana
adalah salah satu akademi yang terbaik dibanding dengan akademi yang sejenis di
Lingkungan Kopertis wilayah- I NAD dan Sumatera Utara.
B. Folrus Penelitian
Keberhasilan sebuah organisasi dipastikan terletak pada pemimpinnya
(Leadership), bagaimana gaya dan strategi yang digunakan, sehingga dapat memberi
motivasi dan spirit yang tinggi pada semua anggota organisasi untuk bertanggung
jawab dan memiliki performa yang tinggi pada pekerjaan masing-masing. Salah satu
faktor yang sangat penting dan menentukan keberhasilan dalam organisasi adalah
komunikasi interpersonal seorang pimpinan disegala lini organisasi yang
dipimpinnya, tanpa diskriminasi, apakah sebagai pimpinan menengah atau pimpinan
bawah, pekerja unslcil/ dan pekerja yang terampil semua dinilai sama dalam
memajukan organisasi. Seorang pimpinan harus mampu membumi (Down to Earth),
turun kebawah, dan mau berkeliling mengunjungi, Management By Wandering
Around (MBWA), menyapa semua anggota organisasi dengan komunikasi
interpersonal, sehingga setiap anggota organisasi diposisi manapun, akan merasa
dihormati, merasa dihargai, maka terbangunlah sebuah nurani merasa memiliki
terhadap organisasi ( Self of Belonging). Roslan dkk (2009 : 9) mengatakan,
kepelbagaian kemahiran komunikasi melibatkan pemimpin pengurusan atasan dan
kakitangan bawahan perlu memahami kepelbagaian kemahiran komunikasi termasuk
penggunaan komunikasi formal dan tidak formal, komunikasi intrapersonal dan
interpersonal, serta media dan komunikasi teknologi maklumat. Selain itu, pemimpin
atasan perlu memahami kepelbagaian kemahiran komunikasi termasuk komunikasi
secara atas kebawah (Downward communication), komunikasi bawah keatas (upward
communication), komunikasi mendatar (horizontal communication)
Berdasarkan Jatar belakang masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan
kepada masalah Implementasi Komunikasi Interpersonal pimpinan di Perguruan
Tinggi Cendana Medan. Diduga faktor-faktor yang mungkin berhubungan dengan
Komunikasi Interpersonal Pimpinan di Perguruan Tinggi Cendana Medan, seperti
prespektif DeVito dalam Fajar (2009 : 84) sebagai berikut ; I. Keterbukaan
(Openness), 2. Perilaku Suportif (Suportiveness), 3. Perilaku Positif (Positiveness) 4.
Empati (Empathy), 5. Kesamaan (Equality)
C. Pertanyaan Penelitian.
Bertolak dari Jatar belakang masalah dan fokus penelitian diatas, maka
masalah penelitian ini dititik beratkan pada :
l. Bagaimana Pimpinan dalam konteks kepemimpinannya
mengimplementasikan Keterbukaan (Opennes) di Perguruan Tinggi Cendana?
2. Bagaimana Pimpinan Mengimplementasikan Perilaku Suportif
(Suportiveness) dalam kepemimpinannya di Perguruan Tinggi Cendana?
3. Bagaimana Pimpinan mengimplementasikan Perilaku Positif (Positiveness)
dalam kepemimpinanya?
4. Bagaimana Pimpinan mengimplementasikan Empati (Empaty) dalam
kepemimpinannya di Perguruan Tinggi Cendana?
5. Bagaimana Pimpinan mengimplementasikan Kesamaan (Equality) dalam
kepemimpinannya di Perguruan Tinggi Cendana.
D. Tujuan Penelitian.
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Implementasi Komunikasi Interpersonal
pimpinan di Perguruan Tinggi Cendana Medan, yang meliputi :
1. Keterbukaan Pimpinan Perguruan Tinggi Cendana Medan terhadap Civitas
Akademika
2. Perilaku Suportif Pimpinan Perguruan Tinggi Cendana Medan terhadap
Civitas Akademika
3. Perilaku Positif Pimpinan Perguruan Tingggi Cendana Medan terhadap
Civitas Akademika.
4. Empati Pimpinan Perguruan Tingggi Cendana Medan terhadap Civitas
Akademika.
5. Kesamaan Pimpinan Perguruan Tingggi Cendana Medan terhadap Civitas
Akademika.
E. Manfaat penelitian.
1. Manfaat T eoritis.
a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dalam bidang kepemimpinan, khususnya strategi kepemimpinan
Direktur perguruan tinggi dibidang komunikasi interpersonal.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi minimal bagi
pembahasan lebih lanjut tentang Komunikasi Interpersonal.
c. Sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan Ilmu pendidikan,
khususnya llmu Administrasi Pendidikan.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi Perguruan tinggi Cendana sebagai infonnas i dan bahan masukan
meningkatkan komunikasi interpersonal pada semua lini civitas
akademika
b. Bagi pimpinan perguruan tinggi Cendana sebagai bahan masukan dalam
mengambil kebijakan dan pengambilan keputusan untuk menjaga
sua-sana komunikasi intrpersonal yang efektif.
c. Bagi peneliti, sebagai bahan bandingan untuk penelitian yang relevan di
kemudian hari.
F. Batasao lstilah
I. lmplementasi, dalam artian yang sederhana adalah pelaksanaan atau
penerapan. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah penerapan komunikasi
interpersonal oleh Direktur dengan berbagai ciri-cirinya di Perguruan Tinggi
Cendana Medan
2. Komunikasi adalah, suatu aksi perpindahan informasi antar individu melalui
sistim simbol yang umum dan disampaikan dalam sebuah pesan verbal. Suatu
proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan
pesan.
3. Komunikasi Interpersonal, adalah komunikasi antar pribadi yang dilakukan
dua orang atau lebih, dilakukan secara tatap muka, berlangsung secara
spontan, maupun terencana.
4. Direktur, adalah pimpinan perguruan tinggi setingkat akademi.
5. Kepemimpinan (Leadership), adalah proses mempengaruhi orang lain untuk
mengikuti atau melakukan usaha pencapaian tujuan bersama, kepemimpinan
melahirkan visi dan strategi.
6. Manajemen, melaksanakan dan mengelola, seni menyelesaikan pekerjaan
dengan melalui orang lain. Defenisi berarti, bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Manajemen, melahirkan perencanaan dan anggaran (budget)
l. Gaya Kepemimpinan, adalah cara atau teknik seseorang dalam menjalankan
suatu kepemimpinan, dan berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang
-orang yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan juga menyangkut kemampuan
dalam memimpin.
8. Komunikasi Verbal, simbol atau pesan verbal adalah semuajenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Contohnya, bahasa dapat juga dianggap
sebagai sistim kode verbal. Bahasa dapat didefenisikan sebagai seperangkat
simbol yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
9. Komunikasi nonverbal, adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan
nonverbal, seperti menggunakan gerakan tubuh, kedipan mata, gerakan
tangan, dan gerkan bagian tubuh lainnya. Istilah nonverbal biasanya
digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata - kata
terucap dan tertulis.
I 0. Kinerja, diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh
pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam mengbasilkan sesuatu.
II. Empati, diartikan mampu memahami perasaan orang lain.
12. Keterbukaan, adalah sikap dapat menerima pendapat orang lain.
13. Interpersonal, antarpribadi.
14. Sikap mendukung, masing-masing pihak yang berkomunikasi sating
mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka
15. Sikap positit: memiliki perasaan dan pikiran positif dalam berkomunikasi.
16. Kesetaraan, berarti pengakuan memiliki kepentingan, sama-sama bemilai,
berharga dan sating memerlukan.
BABV
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A.SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan basil penelitian yang telah dipaparkan, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut;
1. Strategi kepemimpinan direktur yang visioner merupakan kemampuan untuk
memberikan kejelasan bagi warga kampus, membangun semangat, membangun
motivasi·untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik, karena mereka yakin dan
percaya bahwa strategi tersebut telah terbukti dan dapat dirasakan oleh sivitas
akademik.
2. Keterbukaan direktur berkomunikasi dalam konteks kepemimpinannya
merupakan kemampuan membuka diri, bersikap jujur, menyikapi orang lain
dengan rasa kemanusiaan, sehingga pimpinan dan warga kampus sating
mengerti dan saling mengetahui visi dan misi perguruan tinggi Cendana.
3. Perilaku mendukung direktur berkomunikasi , menghargai pendapat orang,
menyikapi pandangan yang berbeda, lebih bersikap deskriptip, rela menjadi
seorang pendengar yang baik, mampu berbicara dengan bawahan yang paling
redah sekalipun, dapat membantunya untuk mengerti apa yang dinginkan warga
kampus, dapat mengetahui dan merespon gagasan dan kritik yang dilontarkan
pada saat berkomunikasi, dan menjadi masukan yang berharga bagi
pengembangan kinerja dan lembaga.
4. Perilaku positif direktur dalarn berkomunikasi yang meliputi, selalu berfikir
positif baik terhadap diri sendiri mapupun terhadap sivitas akademik,
kemarnpuan membangun suasana yang menyenangkan, kemarnpuan
menciptakan inspirasi, merespon bawahan untuk berbicara, tidak merasa curiga,
dapat membangun kepercayaan warga kampus terhadap kepemimpinan direktur,
bahwa pendapat mereka dihargai, bahwa mereka adalah bagian dari perguruan
tinggi Cendana yang masing-masing punya peranan mengembangkan perguruan
tinggi Cendana.
5. Empati direktur dalam berkomunikasi yang meliputi, pengertian yang tinggi
terhadap orang lain, kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain, rela
membicangkan diri sendiri sebagai sumber inspirasi, memberikan sentuhan
dalam berbicara, kemampuan memberi motivasi, merupakan kekuatan bagi
direktur untuk merangkul mereka sebagai ternan berdiskusi, sebagai mitra untuk
membentuk suatu kebijakan demi kemajuan perguruan tinggi Cendana.
6. Kesetaraan direktur dalam berkomunikasi dalam konteks kepemimpinannya,
meliputi, kemauan membangun kesetaraan, mendayagunkan kesetaraan,
menghargai semua sivitas akademika yang ingin berbicara, mampu beradaptasi
dengan lawan bicara, hal merupakan kekuatan direktur dalam menjalankan
tugas kepemimpinannya, karena dia menilai kebersamaan artinya semua
dianggap sama penting memberikan ide, gagasan maupun kritik untuk
membangun perguruan tinggi Cendana.
B. IMPLIKASI.
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan tersebut diatas,
dipaparkan beberapa implikasi yang dianggap berkaitan dengan penelitian ini
sebagai berikut ;
1. Strategi pimpinan yang dilakukan oleh direktur perguruan tinggi Cendana
temyata mampu mengerakkan semua sivitas akademi untuk meningkatkan kerja
mereka, hal ini dapat dijadikan contoh, melalui Koordinator Kopertis wilayah I
Sumatera Utara dan Aceh, merekomendasikan Perguruan Tinggi Swasta yang
manajemen mereka kurang bagus dapat belajar ke perguruan tinggi Cendana.
2. Implementasi Komunikasi Interpersonal pimpinan, membawa pengaruh yang
besar terhadap kepercayaan stakeholder eksternal terutama mitra kerja,
sehingga menjadi referensi bagi mereka untuk diterapkan di organisasi yang
mereka pimpin.
3. Dengan strategi keterbukaan, perilaku mendukung, perilaku positif, empati dan
kesetaraan pimpinan dalam berkomunikasi, membangkitkan kepercayaan diri
terhadap warga kampus, bahwa mereka adalah bagian yang penting untuk turut
berpartisipasi menyampaikan ide, hal ini dapat membangun kepercayaan orang
tua mahasiswa kepada Perguruan tinggi Cendana, bahwa mereka tidak salah
pilih, masyarakat sekitar lingkungan kampus, Iembaga sekitar kampus
khususnya dan lembaga lainnya di Sumatera Utara dapat menjadikan Perguruan
tinggi Cendana sebagai sumber informasi dan sumber inspirasi untuk
diterapkan dilembahga mereka.
C. SARAN.
Dari berbagai kesimpulan dan Implikasi basil penelitian ini, seperti yang
diuraikan diatas, peneliti mengusulkan beberapa saran untuk dipertimbangkan,
sebagai berikut ;
I. Strategi kepemimpinan direktur yang visioner harus dikembangkan dan
dipadukan dengan strategi yang lain sehingga lebih variatif, dan diarahkan
kepada manajemen moderen yang selalu berobah.
2. Keterbukaan, perilaku mendukung, perilaku positif, empati, dan kesetaraan
direktur dalam berkomunikasi untuk tetap dipertahankan dan ditingkatkan
dilakukan dengan konsep yang sederhana, mudah dimengerti oleh sivitas
akademik, sehingga merupakan kebiasaan atau menjadi budaya organisasi di
perguruan tinggi Cendana.
3. Diharapkan pimpinan perguruan tinggi cendana meningkatkan frekwensi dan
bobot komunikasi interpersonalnya terhadap sivitas akademika sehingga kinerja
mereka akan selalu terperbaharui.
4. Pimpinan perguruan tinggi Cendana harus memperluas hubungan dengan
stakeholder ekstemal yang telah ada, dengan stakeholder yang lebih banyak dan
beragam untuk mengantisipasi out-put perguruan tinggi Cendana sehingga
menjadi out-comes yang bermutu.
5. Pimpinan perguruan tinggi Cendana harus menjaga dan meningkatkan nama
baik, sehingga kepercayaan masyarakat pengguna jasa tidak surut tetapi
semakin utuh dan kuat
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Syahrizal. 2009. Manajemen Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Asmani, Jamal Ma'mur. 2009. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan
Pendidikan Profesional. Jogyakarta: DIY A Press.
Basalamah, Anies. SM 2004. Perilak Organisasi, Memahami dan Mengelola
Aspek Humaniora dalam Organisasi. Depok Timur : Usaha kami.
Barnlund, DC. 1968. Interpersonal Communicati Survey and Studies. Boston: Houghton Miffin Co.
Bogdan, Robert C.and Taylors K.B.l992, Qualitatif Research for Education:
An Introduction to Theory and Methods .Boston Ally and Bacon Inc.
Bungin, Burhan. 2006. Metodologi PenelitKualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
DeVito, Joseph A. 1992.The Interpersonal Communication. Book. 6th ed New York: Harper Collins.
Departemen Pendidikan Nasional , 2008. Pendekatan, Jenis, dan Metode
Penelitian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pengolahan dan Ana/isis Data Peneliti-an. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.
Effendy, Onong Uchayana. 2007. Komunikasi, Teori Pralaek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Emzir, 2010. Ana/isis Data. Jakarta: Rajawali Pers.
Ernawati, Awaluddin Tjalla. 2008. Hubungan Komunikasi Interpersonal
antara Mahasiswa dan Dosen dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Everett, M. Rogers, with F. Floyd Shoemaker. 1971. Communication of
Innovation : A Cross Cultural Approach. London : The Free Press.
Fajar, Marhaeni. 2009. llmu Komunikasi Teori & Pralaik. Yogyakarta: Graha llmu.
Frigon, Normand L, dan Harry K. Jackson.l996. The leader: Developing The
Slcills & Personal Quallities You Need to Lead Effectiely. New York:
American Management Association.
Gibson, James. L, John M. Ivanhevich, James H. Donnely. 1997. Jr, Organisasi
dan Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Goleman, Daniel. 2005. Working With Emotional Inteligence. Kecerdasan Emosi
untuk Mencapai Puncak Prestasi. Alih Bahasa: Alex Tri Kancono Widodo
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Harjana, AM. 2003. Komunilwsi Intrapersonal & Interpersonal. Jakarta : Kanisius
Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Hersey P, and Blanchard K. H. 1988. Management of Organizational Behaviour New Jersey : Englewood Cliffts.
Hutt, Terron. 2005. Required Interpersonal Communication Skillsfor
Leadership Coaching, Denver Colorado, The Faculty of University
College , Universit. Of, Denver.http:l/ectd.du.edu/sourceluploads/3031436
Journal,pdf .Diakses,22 Pebuari 20 II.
Ivancevich, John M, dkk. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Kartono Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2011, Direktori Perguruan Tinggi Swasta
Sumatera Utara- Aceh.
Liliweri, Alo. 1991, Komunilwsi Antar Pribadi. Bandung: Penerbit Citra Aditya Bakti.
Lincoln Y. Sand Guba E.G. 1991. Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage Publication.
Luthans, Fred. 1995. Organizational Behaviou. 7th ed, Singapore: Me Graw Hill.Inc.
Madlock, Paul, E. 2008.The Link Between Leadership Style, Communication
Competence,and,Employee,Satisfaction.Journal Business,Communication,
45 (1), 61-18,http://jlo.sagepup.com/cgilcontent/refs/4511161
.Diakses 5 Maret 2011.
Mangunsong, Frieda. 2009. Faktor Intrapersonal, Interpersonal, dan Kultural Pendukung Efektivitas Kepemimpinan Perempuan Pengusaha dari Empat
Kelompok Etnis di Indonesia. Makara, Sosial Humaniora Vol,l3, No. 1, Juli
2009. Depok Indonesia: Faku1tas Psiko1ogi, Universitas Indonesia.
Manullang.
M.
Marihot AMH Manullang. 2008. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.Matin,Hassan Zarei,Cs. 2010.Relationship Between Interpersonal Communication
Slcills and Organizational Commitmen (Case Study : Jahad Keshavarrzi
and University of Qom,Iran) European Journal of Social Sciences - Volume
13.htt:/!www.eurojournals.com/ejjs_l3 _3 _06 pdf,Diakses, 1 Maret 2011.
Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mulyana; Deddy . 2005. Rmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nasution S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Nawawi, Hadari, M.Martini Hadari.1995.Kepemimpinan Yang Efektif. Jogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pace.R Wayne dan F.Faules. 2002. Komunikasi Organisasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prastowo, Andi. 20 l 0. Menguasai Teknik- Teknik Koleksi Data Penelitian
Kualitatif Bimbingan dan Pelatihan Lengkap Serba Guna.Jogjakarta
: DIVA Press.
Prijosaksono, Ari Wibowo dan Simbel. 2007. Komunikasi yang Efektif,www. Sinar Harapan.co.id.
Purba, Sukarman. 2009. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi: Teori,
Konsep dan Korelatnya. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
Raharja, Alice Tjandralila.2004. Hubungan antara Komunikasi antar Pribadi
Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK
Penabur Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur No.03ffh.III/Desember 2004.
Rakhmad Jalauddin.2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja: Rosdakarya
Reardon, Kathleen K , Everett M. Rogers. 1987. International Versus Mass Communication: A False Dichotomy. London: The Free Press ..
Riswandi. 2009. Dmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu.
Rivai, Veithzal, Deddy Mulyadi. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi
Jakarta: Rajawali Pers.
Rohim H, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi, Perspektif, Ragam & Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta
Rohmat, 2010 . Kepemimpinan Pendidikan, Konsep dan A.plikasi. Purwokerto: Stain Press
Roslan dkk. 2009. Pelaksanaan Komunikasi Kepemimpinandalam Organisasi Pengamal Pengurusan IUJaliti MSISO 900 l di Malaysia. Hasi,Penelitian. http:l/eprints.utm.my/5952/aziziyahkepemimpinan.pdf diakses 02 Maret 2011.
Roslan dkk. Peranan Komunikasi Kepemimpinan Diri dan Organisasi Dalam Perspelcti ,/slam.http://eprints. utm.my/630 1 aziziyahkepemimpinan. pdf Jumal8 Januari 2011, Diakses, 03 Maret 2011
Rubiati, (2006). Hubungan Antar Komunikasi antar Pribadi dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru. Tesis , Bogor : Program Pascasarjana Universitas Pakuan.
Rustandi R. Achmad. 1987. Gaya Kepemimpinan : Pendekatan Bakat Situasional . Bandung : ARMICO.
Sagala, H. Syaiful. 2008. A.dministrasi Pendidilran Kontemporer. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Sagala, H. Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung, Penerbit: Alfabeta.
Santoso Edi, Mite Setiawan. 2010. Teori Komunikasi. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Sayid. 2006 . Hubungan antara Komunikasi Interpersonal, Pengembangan Karis dengan Kualitas Pelayanan di Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu. Tesis Bogor : Program Pascasarjana Universitas Pakuan.
Saudia Achmad . 2009. Komunikasi lntepersonal yang Efelctif pada Kelompok KerjaX
Senjaya, D, S. 2004. Penganlar Rmu Komunikasi. Jakarta PT.Raja Grafindo Persada.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Yogjakarta: Graha Ilmu.
Sopiah . 2008. Perilaku Organisasional. Y ogjakarta : Penerbit Andi.
Soekarso. 2008. Paradigma Kepemimpinan: Jurnal Manajemen Widya, Tahun 25 Nomor 279 Desember 2008, Universitas Bina Nusantara.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&. Bandung: Alfabeta.
Sunarto. 2004. Perilaku Organisasi. Yogjakarta: Penerbit Amus.
Suprapto, Tommy. 2011. Pengantar Omu Komunikasi: Dan Peran Manajemen
dalam Komunikasi. Yogjakarta: Penerbit CAPS.
Suranto, A. W, 2007. Komunikasi Efe/ctif untuk mendukung Kerja
Perkantoran.www.my.ac.id.9 Febuari 2007.
Suranto. A W, 2011. Komunilcasi Interpersonal Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutarto . 2006. Dasar- dasar Kepemimpinan Administras. Yogyakarta: Gajah Mada University Pess.
Sutikno, Bambang. R. 2007. The Power of Empaty In Leadership. Jakarta: Gramedia Pustaka utama.
Swandi & Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Toha, Mitfah. 2010. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Tubbs, ST & Moss. 2005. Human Communication, prinsip-prinsip dasar. (terje-mahan , Dedy Mu1yadi & Gembira Sari). Bandung : Remaja Rosdakarya
Usman, Husaini. 2008. Manajemen: Teori Pra/ctik & Riset Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.
Wahjo, Sumidjo . 2008. Kepemimpinan Kepala Selcolah. Tinjawan Teoritik
dan Permasalahannya. Jakarta : Grafindo Persada
Wibowo, 2009. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers, Rajawali Grafindo Persada
Wijaya, H.A.W. 2000. llmu Komunikasi,Pengantar Studi. Cetakan kedua, Edisi Revisi Jakarta: Rineka Cipta.
Yuki, Gary. 2009. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.
Zainuddin. (2010). http:// edukasi.kompas.com.9, Agustus 2010.