PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH
TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
IRNI INAYAH RAHMAN 1101115
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH
TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010-2014)
Oleh
Irni Inayah Rahman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Irni Inayah Rahman 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010-2014)
Disusun Oleh: Irni Inayah Rahman
1101115
Dosen Pembimbing:
Elis Mediawati, S.Pd., SE., M.Si., Ak., CA
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern. Kinerja keuangan menggunakan CAMELS sebagai indikator utama yang terdiri dari rasio CAR, NPA, NOM, CR dan NPF. Penelitian ini dilakukan pada bank syariah di Indonesia periode 2010-2014 dengan menggunakan 9 bank syariah sebagai sampel yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif dan deskriptif. Analisis data menggunakan analisis regresi logistik biner. Data yang diperoleh menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari laporan publikasi Bank Indonesia maupun dari situs resmi masing-masing bank tersebut. Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa rasio NPA dari kinerja keuangan bank syariah yang berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit going concern. Sedangkan rasio CAR, NOM, CR dan NPF tidak berpengaruh signifikan untuk memprediksi pemberian opini audit going concern.
ABSTRACT
EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE SYARIAH BANKS TOWARD GOING CONCERN AUDIT OPINION
(Study in Syariah Banks in Indonesia period 2010-2014)
By: Irni Inayah Rahman
1101115
Supervisor:
Elis Mediawati, S.Pd., SE., M.Si., Ak., CA
This research aims to obtain empirical evidence about the influence of financial performance on the receiving of going concern audit opinion. Financial performance use CAMELS as prime indicator consist of ratio CAR, NPA, NOM, CR and NPF. This research was conducted at syariah banks in Indonesia period 2010-2014 used purposive sampling with 9 syariah banks as sample in this research. The method used in this study is associative and descriptive methods. Data analysis using binary logistic regression. The data that acquired used secondary data collected from published reports Indonesia Bank although from official website each banks. The result of the research shows that NPA ratio have significant influence to the going concern audit opinion. Meanwhile CAR, NOM, CR and NPF ratios have no significant influence to the going concern audit opinion.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH... ii
ABSTRAK... v
ABSTRACT... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian...6
1.4 Manfaat Penelitian...6
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Bank Syariah ... 7
2.1.1 Pengertian Bank Syariah ... 7
2.1.2 Landasan Hukum Bank Syariah ... 7
2.1.2.1 Landasan Syariah ... 7
2.1.2.2 Landasan Hukum ... 8
2.1.3 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional ... 9
2.1.4 Produk dan Jasa Perbankan Syariah... 10
2.2 Laporan Keuangan ... 11
2.2.1 Pengertian... 11
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan...11
2.2.3 Analisis Laporan Keuangan... 13
2.5.1 Pengertian Audit... 18
2.5.2 Jenis Jenis Audit... 19
2.6 Standar Audit yang Berlaku Umum ... 20
2.7 Audit Sistem Berlapis dalam Bank Syariah...21
2.8 Prosedur Analitis...22
2.9 Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian...26
2.10 Opini Auditor...27
2.11 Opini Going Concern...30
2.12 Hubungan Kinerja Keuangan terhadap Opini Audit Going Concern...33
2.13 Penelitian Terdahulu...34
2.14 Kerangka Pemikiran...37
2.15 Hipotesis...43
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 45
3.2 Metode Penelitian... 45
3.2.1 Desain Penelitian ... 45
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 45
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 48
3.2.3.1 Populasi ... 48
3.2.3.2 Sampel Penelitian...49
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data...50
3.2.5 Teknik Analisis Data...50
3.2.5.1 Uji Signifikansi...51
3.2.5.2 Analisis Regresi Logistik Biner...53
3.2.6 Pengujian Hipotesis...53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...55
4.1.1 Tinjauan Umum Industri Perbankan Syariah di Indonesia...55
4.1.2 Gambaran Umum Bank Syariah di Indonesia...56
4.1.2.1 PT. Bank BCA Syariah...56
4.1.2.2 Bank Jabar Banten Syariah...56
4.1.2.4 Bank Rakyat Indonesia Syariah...58
4.1.2.5 Bank Syariah Mandiri...59
4.1.2.6 Bank Mega Syariah...60
4.1.2.7 Bank Muamalat...61
4.1.2.8 Bank Panin Syariah...62
4.1.2.9 Bank Syariah Bukopin...63
4.1.3 Deskripsi Data Variabel Penelitian...64
4.1.3.1 Kinerja Keuangan...64
4.1.3.2 Opini Audit Going Concern...70
4.1.4 Analisis Uji Hipotesis...71
4.1.4.1 Uji Signifikansi...71
4.1.4.2 Analisis Regresi Logistik Biner...74
4.2 Pembahasan...75
4.2.1 Kinerja Keuangan Bank Syariah... 75
4.2.2 Opini Audit Going Concern Bank Syariah... 78
4.2.3 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Opini Audit Going Concern...78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...81
5.2 Saran...82
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Bank Umum Syariah di Indonesia 2
Tabel 2.1 Perbandingan Bank Syariah dan Konvensional 10
Tabel 2.2 Waktu dan Tujuan Prosedur Analitis 23
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu 34
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel 48
Tabel 3.2 Daftar Populasi Bank Syariah di Indonesia tahun
2010-2014...
49
Tabel 3.3 Daftar Sampel Bank Syariah di Indonesia tahun
2010-2014...
50
Tabel 4.1 Data Rasio CAR Bank Umum Syariah tahun 2010-2014 65
Tabel 4.2 Data Rasio NPA Bank Umum Syariah tahun 2010-2014 66
Tabel 4.3 Data Rasio NOM Bank Umum Syariah tahun 2010-2014 67
Tabel 4.4 Data Rasio CR Bank Umum Syariah tahun 2010-2014 68
Tabel 4.5 Data Rasio NPF Bank Umum Syariah tahun 2010-2014 70
Tabel 4.6 Opini Audit Bank Syariah tahun 2010-2014 71
Tabel 4.7 Correlation Matrix 72
Tabel 4.8 Hosmer and Lemeshow Test 72
Tabel 4.9 Perbandingan Nilai -2Log Likelihood 73
Tabel 4.10 Model Summary 73
Tabel 4.11 Omnibus Test of Model Coefficients 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 43
Gambar 4.1 Grafik perkembangan rasio CAR Bank Umum Syariah
tahun 2010-2014
65
Gambar 4.2 Grafik perkembangan rasio NPA Bank Umum Syariah
tahun 2010-2014
66
Gambar 4.3 Grafik perkembangan rasio NOM Bank Umum Syariah
tahun 2010-2014
68
Gambar 4.4 Grafik perkembangan rasio CR Bank Umum Syariah
tahun 2010-2014
69
Gambar 4.5 Grafik perkembangan rasio NPF Bank Umum Syariah
tahun 2010-2014
1
saat didirikannya bank syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia hingga pertengahan tahun 2014 telah berdiri sebanyak 11 Bank Umum
Syariah di Indonesia. Ini telah membuktikan bahwa bank syariah mampu menjadi
mitra keuangan yang profesional sehingga dapat menarik minat para masyarakat
untuk menjadi nasabahnya. Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mulya E.
Siregar menyatakan bahwa jumlah nasabah bank syariah saat ini masih di bawah
10 juta orang sehingga potensi peningkatan nasabah perbankan syariah masih
sangat besar mengingat jumlah penduduk usia produktif Indonesia terus
bertambah. Beliau juga memperkirakan pertumbuhan aset perbankan syariah
tahun ini dapat mencapai 17,96% .
Perkembangan ini bisa menjadi bukti terutama pada saat krisis
perekonomian pada tahun 1998 disaat banyak bank konvensional yang akhirnya
tutup bahkan dilikuidasi, bank syariah merupakan bank yang sanggup bertahan
dari likuidasi dan kebangkrutan tersebut. Tingginya nilai suku bunga sebagai
penyebab dari krisis moneter mengakibatkan ambruknya dunia perbankan dan
sektor riil yang berpengaruh pada ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi.
Begitupun pada krisis yang terjadi tahun 2008. Jendral Masyarakat Ekonomi
Syariah Syakir Sula menyatakan bahwa dengan berbagai pengalaman krisis itu,
ekonomi syariah sudah terbukti bisa bertahan. Karenanya, konversi ke ekonomi
syariah untuk perbankan bisa jadi solusi Indonesia keluar dari krisis ekonomi
selanjutnya.
Dengan daya tahan melewati krisis, bank syariah telah membuktikan daya
tahan yang dimiliki untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going
concern). Karena setelah krisis terjadi, perbankan syariah justru berkembang
dengan pesat bahkan hingga saat ini. Perkembangan ini dapat kita lihat pada tabel
2
Tabel 1.1
Perkembangan Data Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
TAHUN JUMLAH BUS
Di saat kondisi krisis seperti tahun 1998 dan 2008 tentu saja para investor
yang ingin menanamkan modalnya berharap auditor dapat memberikan ‘peringatan dini’ mengenai kelangsungan usaha entitas. Karena auditor memiliki tanggung jawab untuk memberi penilaian bagaimana kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) setidaknya
dalam periode satu tahun sejak tanggal laporan audit diterbitkan.
Fenomena yang terjadi pada bank bukopin syariah pada awal berdirinya
mendapatkan opini going concern. Selama empat tahun berturut-turut dari tahun
2008 sampai 2011 pada laporan auditor independen yang dipublikasikan terdapat
paragraf penjelasan yang menerangkan mengenai kelangsungan usaha bank
tersebut.
Pada tahun 2008 saat masih menjadi unit usaha syariah, bank bukopin
mengalami kerugian yang diakibatkan penurunan kualitas aktiva produktif dan
belum tercapainya volume usaha yang dianggarkan yaitu sebesar 1,7 trilyun.
Sehingga pada tahun 2009 bank melakukan langkah strategis dengan melakukan
spin off menjadi bank umum syariah. Sehingga pada akhir tahun 2009 total asset
menjadi 1.974M naik 205% dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 648M.
Sehingga pada laporan auditor independen diberikan paragraf penjelasan yang
berisi penjelasan auditor mengenai kelangsungan usaha dan penjelasan mengenai
rencana manajemen untuk kelangsungan hidup bank setahun berikutnya pada
catatan atas laporan keuangan. (sumber: laporan auditor independen bank bukopin
3
Dari fenomena bank bukopin tersebut dapat disimpulkan bahwa opini
audit going concern diberikan atas dasar pertimbangan kinerja keuangan bank
selama periode tersebut. Kinerja keuangan bank syariah dapat kita lihat dalam
laporan keuangannya. Dari sini dapat diperoleh informasi mengenai kinerja
(performance) perusahaan, aliran kas perusahaan dan informasi lain yang
berkaitan dengan kemampuan berjalannya suatu perusahaan. Pada bank syariah
rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangannya
mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 mengenai penilaian
tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah.
Pada periode penelitian 2010 hingga 2014, kinerja keuangan bank syariah
berfluktuasi secara stabil. Sebagai contoh untuk rasio CAR mewakili rasio yang
mengukur permodalan pada masing-masing bank berada pada posisi aman walau
dengan fluktuasi peningkatan dan penurunan, rasio CAR masih berada pada batas
aman yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu di atas 8%.
No Nama Bank
Sumber: publikasi laporan keuangan BI (data diolah)
Sedangkan untuk rasio ROA mewakili rasio profitabilitas/earning, pada
masing-masing bank tersebut masih berada pada level yang kurang aman.
Mayoritas masih berada di bawah angka 2% dan perkembangan rasio ROA pada
masing-masing bank pun cenderung rendah.
4
Sumber: publikasi laporan keuangan BI (data diolah)
Dengan contoh kinerja tersebut, dari pengumpulan data historis mengenai
publikasi laporan auditor independen terlihat bahwa opini audit yang diperoleh
bank syariah berkisar antara Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan
Wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan
(unqualified with explanatory pargraph or modified wording )
Penilaian ini mencakup faktor faktor capital, asset quality, management,
earning, liquidity dan sensitivity to risk atau yang lebih kita kenal dengan
singkatan CAMELS. Dari hasil penjelasan deputi Gubernur Bank Indonesia Siti
Chalimah Fadjrijah (dalam Kasmir, 2010:200), menjelaskan bahwa penerapan
CAMELS ini dilakukan dengan memperkirakan produk dan jasa perbankan
syariah ke depan kian beragam dan kompleks sehingga eksposur resiko yang
dihadapi juga meningkat. Meningkatnya eksposur resiko tersebut akan mengubah
profil risiko bank syariah yang pada gilirannya akan memengaruhi tingkat
kesehatan bank tersebut. CAMELS yang digunakan sebagai penilaian kesehatan
bank syariah digunakan dalam menentukan penilaian kondisi kinerja sebuah bank
syariah (Kasmir, 2011:50).
Karena pentingnya sebuah laporan keuangan, maka adanya verifikasi
terhadap independensi sebuah laporan keuangan pun harus dilakukan untuk
mencegah adanya laporan yang menyesatkan atau tidak sesuai bahkan salah uji
material. Verifikasi ini dapat dilakukan oleh seorang akuntan publik. Proses yang
dilakukan oleh akuntan publik ini berupa proses audit untuk menyatakan
kewajaran penyajian dan pengungkapan informasi atas laporan keuangan. Dari
5
Opini audit atas laporan keuangan merupakan informasi penting yang
digunakan para investor sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan
keputusan berinvestasi (Januarti; 2008 dalam Mattani). Maka, auditor memiliki
tanggung jawab terhadap opini audit going concern yang dikeluarkannya untuk
memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Berdasarkan teori dan fenomena diatas maka peneliti ingin mengukur
kinerja keuangan bank syariah dengan indikator berdasar pada faktor-faktor
CAMELS dan meneliti pengaruhnya terhadap opini going concern yang
dikeluarkan oleh auditor. Penelitian ini merupakan duplikasi dari penelitian yang
pernah dilakukan oleh Ery Lando (2009) dengan indikator yang sama yaitu rasio
CAMEL. Adapun hasil penelitiannya adalah rasio CAMELS memiliki pengaruh
signifikan terhadap opini yang dikeluarkan oleh auditor. Namun indikator
CAMEL yang digunakan baru berdasar pada 5 faktor yaitu modal (capital), aset
(asset), manajemen (management), keuntungan/profit (earning) dan likuiditas
(liquidity). Belum ditambahkan satu faktor lagi yaitu sensitifitas terhadap resiko
(sensitivity to risk) yang merupakan faktor penting terutama dalam audit berbasis
resiko saat ini. Serta perbedaan lainnya adalah subyek penelitian terdahulu adalah
bank konvensional, sedangkan pada penelitian ini dengan subyek bank syariah.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk kembali meneliti penelitian tersebut
dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Bank Syariah Terhadap Opini
Audit Going Concern (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun
2010-2014)".
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan
oleh peneliti adalah:
1. Bagaimana kinerja keuangan pada bank syariah pada tahun 2010 – 2014?
2. Bagaimana opini audit going concern bank syariah pada tahun 2010-2014?
3. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan pada bank syariah terhadap opini
6
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah
1. Mengetahui kinerja keuangan pada bank syariah pada tahun 2010 – 2014
2. Mengetahui opini audit going concern pada bank syariah pada tahun
2010-2014
3. Mengetahui pengaruh kinerja keuangan pada bank syariah terhadap opini
audit going concern.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Kegunaan atau manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut
mengenai kinerja keuangan bank syariah dengan rasio camels yang
digunakan sebagai parameter dan pengaruhnya terhadap opini going
concern yang dikeluarkan oleh auditor.
2. Menambah wawasan bagi yang membaca tentang kinerja keuangan bank
syariah dengan rasio camels yang digunakan sebagai parameter dan
pengaruhnya terhadap opini going concern yang dikeluarkan oleh auditor.
1.4.2 Manfaat Praktis
Kegunaan praktis pada penelitian ini adalah dapat memberikan informasi
dan saran bagi peningkatan kinerja keuangan bank syariah dengan rasio camels
sebagai parameter dan pengaruhnya terhadap opini going concern yang
45 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:38) objek penelitian dapat didefinisikan sebagai
“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.” Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah
kinerja keuangan dan opini audit pada bank umum syariah yang ada di Indonesia.
Periode sampel penelitian ini mencakup data laporan keuangan tahun 2010-2014.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dan asosiatif. Menurut Sugiyono (2008: 35) menjelaskan bahwa dalam penelitian
deskriptif, peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang
lain dan tidak mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
Sedangkan penjelasan tentang penelitian asosiatif dalam Sugiyono (2010: 55)
menjelaskan bahwa, “Penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan bank syariah terhadap opini yang
dikeluarkan oleh auditor.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Sugiyono (2008:38) mendefinisikan bahwa “variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Penelitian “Pengaruh Kinerja Keuangan Bank Syariah
Terhadap Opini Audit Going Concern” ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2008: 39) variabel independen sering disebut juga
variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
46
penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Kinerja keuangan.
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan
aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Pada penelitian ini
variabel kinerja keuangan diwakili oleh enam rasio dari CAMELS. Yaitu:
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung resiko kerugian yang
kemungkinan dihadapi oleh bank. Atau, rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko. Indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktiva sebagai
akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko. CAR
dihitung dengan rumus:
(Sumber: Surat Edaran BI No.9/24/DPbS)
b. Non Performing Assets (NPA)
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan perkembangan aktiva
produktif bermasalah yang dimiliki bank dibandingkan dengan total
aktiva produktif. NPA dihitung dengan rumus:
(Sumber: Surat Edaran BI No.9/24/DPbS)
c. Net Operating Margin (NOM)
Rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam
menghasilkan pendapatan operasi bersih terhadap rata-rata aktiva
produktif mengelola aktiva produktif yang dimiliki untuk menghasilkan
laba. NOM dihitung dengan rumus:
(Sumber: Surat Edaran BI No.9/24/DPbS)
NOM
47
d. Current Ratio (CR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kebutuhan likuiditas jangka pendek. Semakin besar rasio ini, maka
semakin baik pula kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek yang dimiliki. Rasio ini dihitung dengan rumus:
(Sumber: Surat Edaran BI No.9/24/DPbS)
e. Non Performing Finance (NPF)
Kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang
lancar, diragukan dan macet. Indikator terhadap kemampuan kolektibilitas
sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh
bank sampai lunas. Persentase jumlah kredit bermasalah terhadap total
kredit yang dikeluarkan bank. NPF dihitung dengan rumus:
(Sumber: Surat Edaran BI No.9/24/DPbS)
2. Variabel Dependen
Sedangkan variabel dependen menurut Sugiyono (2008:39), sering disebut
sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel
dependen adalah opini audit going concern.
Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor
untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha dalarn
mernpertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) merupakan
keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan
dalam laporan audit walaupun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa
pengecualian.
NPF
48
Untuk variabel Y yaitu opini audit dengan dua kategori yaitu opini audit
going concern dalam kelompok nilai 1 dan opini audit non going concern
dalam kelompok nilai 0.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Ukuran Indikator Skala
Kinerja
3.2.3 Populasi dan Sampel penelitian
3.2.3.1Populasi
Menurut Sugiyono (2010:80) definisi populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah publikasi laporan keuangan seluruh bank umum syariah yang
49
Tabel 3.2
Daftar Populasi Bank Syariah di Indonesia tahun 2010-2014
No Bank Umum Syariah
1 Bank BNI Syariah
2 Bank Mega Syariah
3 Bank Muamalat Indonesia 4 Bank Syariah Mandiri
5 Bank BCA Syariah
6 Bank BRI Syariah
7 Bank Jabar Banten Syariah
8 Bank Panin Syariah
9 Bank Syariah Bukopin 10 Bank Victoria Syariah 11 Bank Maybank Syariah Indonesia Sumber: bi.go.id (data diolah)
3.2.3.2Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sampel non-probabilitas. Sampel non-probabilitas adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Adapun dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah
teknik purposive sampling . Menurut Sugiyono (2010: 122) yang dimaksud
dengan purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
a. Bank tersebut telah menyelesaikan laporan keuangan per tanggal 31
desember dan telah diaudit oleh auditor independen.
b. Laporan keuangan bank dan laporan auditor independen telah
dipublikasikan dan tersedia dari tahun 2010 hingga tahun 2014.
Berdasarkan metode teknik sampling tersebut, maka sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah bank syariah yang mengeluarkan publikasi laporan
keuangan dan mengeluarkan publikasi laporan auditor independen selama tahun
50
Tabel 3.3
Daftar Sampel Bank Syariah di Indonesia tahun 2010-2014
No Bank Umum Syariah
1 Bank BNI Syariah
2 Bank Mega Syariah
3 Bank Muamalat Indonesia 4 Bank Syariah Mandiri
5 Bank BCA Syariah
6 Bank BRI Syariah
7 Bank Jabar Banten Syariah
8 Bank Panin Syariah
9 Bank Syariah Bukopin Sumber: bi.go.id (data diolah)
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan karakteristik data yang diperlukan, penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data secara dokumentasi yang menghasilkan
data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder yang digunakan berupa bukti, catatan, atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter).Peneliti menggunakan
data sekunder berupa laporan keuangan auditee. Menurut Sugiyono (2008:240),
dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Teknik dokumentasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengunduh
Laporan keuangan tahunan Bank syariah dari tahun 2010 hingga 2014 melalui
website resmi Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id atau melalui website resmi
masing-masing bank. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, dokumen tersebut
diklasifikasikan sesuai data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
diteliti.
3.2.5 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2008:147), analisis data dalam penelitian kuantitatif
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel
51
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dalam penelitian ini peneliti menganalisis data secara statistik parametrik.
Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui
statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Statistik parametrik
kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab
rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan alat
ukur analisis statistik. Untuk mengetahui pengaruh antara kinerja keuangan
dengan opini audit, penulis melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Mendapatkan data-data yang berkaitan dengan variabel-variabel terkait
yang didapatkan dari laporan tahunan bank umum syariah periode
2010-2014.
2. Mentransformasikan data penelitian atas masing-masing variabel yang
terkumpul ke dalam bentuk tabel numerik sehingga mudah untuk
diinterpretasikan.
3. Menganalisis setiap variabel yang terkait. Caranya dengan menghitung
nilai masing-masing variabel dengan analisa rasio setiap tahunnya.
4. Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik yang menghubungkan
variabel bebas dengan variabel terikat untuk melihat pengaruhnya.
Analisis perhitungan data menggunakan program SPSS versi 22
5. Mengevaluasi data dan menginterpretasikannya dalam bentuk kesimpulan
sehingga mengetahui gambaran pengaruh antara kinerja keuangan dengan
opini audit going concern.
3.2.5.1Uji Signifikansi
Untuk mengetahui suatu model dapat dilihat dari beberapa uji signifikansi
yang dilakukan. Terdapat beberapa uji yang berfungsi untuk mengetahui
hubungan antar variabel. Uji tersebut antara lain:
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi
52
menggunakan goodness of fit test, yang dilanjutkan dengan pengujian hipotesis,
guna melihat variabel-variabel bebas mana saja yang signifikan, sehingga dapat
tetap digunakan dalam penelitian.
Selanjutnya, diantara variabel bebas yang signifikan dapat dibentuk suatu
matriks korelasi, dan apabila tidak terdapat variabel bebas yang saling memiliki
korelasi yang tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gangguan
multikolinieritas dalam model penelitian (Imam Ghozali, 2011)
b. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
Kelayakan model regresi dapat dilihat dari nilai Hosmer and Lemeshow
Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit test menguji
hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai
statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit test ≤ 0,05 maka hipotesis nol
ditolak yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya. Sebaliknya jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit test ≥
0,05 maka hipotesis nol diterima yang berarti model yang digunakan mampu
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model regresi yang
digunakan dapat diterima dalam analisis selanjutnya.
c. Uji Model Fit
Uji model Fit menerangkan apakah dengan memasukkan variabel
independen dalam model akan memberikan kontribusi pada model. Hasil dapat
dilihat dengan membandingkan angka awal -2 Log Likelihood yang terdapat pada
awal (blok number=0) dengan angka akhir pada -2 Log Likelihood (blok
number=1). Bila terjadi penurunan nilai awal dengan nilai akhir, maka model
yang dihipotesiskan dit dengan data.
d. Model Summary
Model Summary sama dengan pengujian R2 pada persamaan regresi linear.
Dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel independen
mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Hal ini dinyatakan dengan besaran
persentase variabel dependen (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel
independennya. Nilai koefisien determinasi R2 dalam regresi logistik
53
Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell Square
untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1.
3.2.5.2Analisis Regresi Logistik Biner
Regresi logistik digunakan untuk menggambarkan hubungan antara
variabel respon biner dengan satu atau beberapa variabel prediktor untuk
memprediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa (Ghozali, 2011). Pada dasarnya
regresi logistik dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu jika terdapat dua
variabel dependen yang bersifat kategorik, maka disebut Regresi Logistik Biner
dan jika variabel dependen bersifat kategorik lebih dari dua maka disebut Regresi
Logistik Multinomial.
Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Logistik Biner, karena
variabel dependen pada penelitian ini memiliki dua kategori, yaitu opini audit
going concern (GCAO) dan opini audit non going concern (NGCAO). Persamaan
model regresi logistik biner dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan:
= opini audit GCAO (1) NGCAO (0)
α = Konstanta
CAR = Capital Adequacy Ratio NPA = Non Performing Asset NOM = Net Operating Margin CR = Current Ratio
NPF = Non Performing Assets
3.2.6 Pengujian Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008:159),
hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan
mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan
data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik).
Ln α + β1CAR + β2NPA + β4NOM + β5CR + β6NPF + ε
54
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau
tidaknya pengaruh signifikan antara variabel X (kinerja keuangan) terhadap
variabel Y (opini audit going concern), maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
a. H01
:
tidak terdapat pengaruh antara permodalan terhadap opini audit going
concern
Ha1
:
terdapat pengaruh antara permodalan terhadap opini audit going
concern
b. H02
:
tidak terdapat pengaruh antara kualitas aset terhadap opini audit
going concern
Ha2
:
terdapat pengaruh antara kualitas aset terhadap opini audit going
concern
d. H03
:
tidak terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadap opini audit
going concern
Ha3
:
terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadap opini audit going
concern
e. H04 tidak terdapat pengaruh antara likuiditas terhadap opini audit going concern
Ha4 terdapat pengaruh antara likuiditas terhadap opini audit going concern
f. H05 tidak terdapat pengaruh antara sensitivitas terhadap resiko terhadap
opini audit going concern
Ha5 terdapat pengaruh antara sensitivitas terhadap resiko terhadap opini
audit going concern
g. H06 tidak terdapat pengaruh antara permodalan, kualitas asset,
manajemen, profitabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko terhadap opini audit going concern
Ha6 terdapat pengaruh antara permodalan, kualitas asset, profitabilitas,
likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko terhadap opini audit going
concern
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada significant p-value
(probabilitas value):
- Jika p-value (significant) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak
81 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan bank syariah pada penelitian ini yang diukur
menggunakan analisis rasio CAMELS menunjukkan bahwa bank
syariah memiliki kinerja keuangan yang cukup baik. Terlihat dari
kinerja keuangan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya yang
diwakili oleh rasio CAR, NPA, ROA, NOM, CR dan NPF yang berada
pada posisi yang aman. Berada diatas batas minimum yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sehingga bank masih mampu
bertahan dan mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan
industri keuangan
2. Opini audit yang diterima oleh sembilan bank syariah selama lima
tahun periode penelitian mendapat opini yang baik, yaitu opini wajar
tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan tidak memiliki kendala
dalam opini going concern. Namun pada tahun 2010 dan 2011, bank
bukopin syariah mendapat opini wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelas going concern (unqualified opinion with explanation
paraggraph going concern). Ini disebabkan karena bank bukopin
mengalami kerugian dan kualitas aktiva produktif yang dimiliki belum
mencapai target yang telah ditetapkan.
3. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan regresi logistik, hasil
pengujian secara parsial dengan lima variabel independen yang
digunakan yaitu CAR, NPA, NOM, CR dan NPF yang dimasukkan
dalam penelitian ini hanya satu yang berpengaruh terhadap opini audit
dengan modifikasi going concern yaitu kualitas aset yang diproksikan
dengan NPA. Sedangkan variabel lainnya yaitu permodalan (CAR),
profitabilitas (NOM), likuiditas (CR) dan sensitivitas terhadap resiko
82
going concern. Dan hasil pengujian secara simultan menunjukkan
bahwa variable CAMELS yang digunakan yaitu CAR, NPA, NOM,
CR dan NPF berpengaruh secara bersama-sama (simultan) untuk
memprediksi pemberian opini audit dengan modifikasi going concern.
5.2 Saran
Adapun berdasarkan hasil penelitian ini, penulis dapat mengemukakan
saran untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai kinerja
keuangan dan opini audit going concern pada bank syariah, penulis
menyarankan untuk menambah variabel baik variabel independen maupun
variabel dependen dan menambah objek penelitian agar hasil yang didapat
lebih akurat. Selain itu, karena keterbatasan data maka penulis juga
menyarankan untuk menambah periode sampel penelitian. Variabel lain
yang dapat mempengaruhi penerimaan opini audit going concern yang
belum dimasukkan dalam penelitian ini seperti opini audit tahun
sebelumnya, kualitas auditor, atau mengubah proksi yang digunakan dalam
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Antonio, Syafi’i. (2001). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema
Insani
Arens,A.A., Elder,R.J., & Beasley (2008). Auditing dan Jasa Assurance Edisi
Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga
Arens,A.A., Elder,R.J., Beasley,M.S., & Jusuf,A.A. (2012). Jasa Audit dan
Assurance Pendekatan: Terpadu (Adaptasi indonesia) Buku 1.
Jakarta:Penerbit Salemba Empat
Belkaoui, Ahmed Riahi. (2011). Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Boynton, Johnson dan Kell. (2003). Modern Auditing edisi 7 jilid 1.Jakarta:
Erlangga
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 19,
Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. (2010). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Harahap, S.S., Wiroso & Yusuf, M. (2010). Akuntansi Pebankan Syariah. Jakarta:
LPFE Usakti
Kasmir. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Perwataatmadja, Karnaen dan Hendri Tanjung. (2011). Bank Syariah. Jakarta:
Celestial Publishing
Sudjana (2004). Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Penerbit Alfabeta
Van Horne, James C dan Wachowicz. (2013). Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Weygandt, Kimmel & Kieso.(2011). Financial Accounting, IFRS Edition. John
Weygandt, Warfield & Kieso.(2011). Intermediate Accounting, IFRS edition
volume 1. John Wiley & Sons, Inc :United States of America
Sumber Jurnal
Altman, E & McGough, T. 1974. “Evaluation of a company as a going concern”. Journal of Accountancy, December. Page 50-57.
Hani, Cleary dan Mukhlasin. (2003). Going Concern dan Opini Audit. SNA VI.
1221-1233.
Januarti, I., Fitriasari, A. (2008). Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non
Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit
Going Concern pada Auditee. Jurnal Maksi.8, (1), 43-58.
Kurnia Susanto, Yulius. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 11, (3), 155-173.
Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani. (2007). Evaluasi Pengaruh CAMELS
Terhadap Kinerja Perusahaan. Buletin Studi Ekonomi. 12, (1), 102-110.
Oktavia. (2010). Going Concern dan Implikasinya Terhadap Pelaporan
Keuangan dan Auditing. Jurnal Akuntansi. 10, (3), 305-328.
Susanto, Herry dan Aquariza Nur Mettani. (2012). Analisis Pengaruh Opini Audit
Tahun Sebelumnya, Kualitas Auditor, Profitabilitas, Likuiditas dan
Solvabilitas Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada
Perusahaan Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. UG Jurnal. 6, (12), 14-18.
Tri Wahyudi, Nanang Agus dan Sutapa. (2010). “Model Prediksi Tingkat Kesehatan Bank Melalui Rasio CAMELS”. Dinamika Keuangan dan
Perbankan. 2, (2), 111-124.
Wicaksana Siregar, Ifan dan Jayanti, Dwi. (2013). Pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Return on Assets (ROA) dan Loan to Deposits Ratio (LDR)
Sumber Dokumen Publikasi
Bank Indonesia. (2007).Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip
Syariah
Bank Indonesia. (2014). Statistik Perbankan Syariah September 2014
Surat Edaran Bank Indonesia nomor 9/24/DPbS, 30 oktober 2007, tentang sistem
penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah
Sumber Internet:
www. bi.go.id
Hermansah (2015, 23 Februari). Perbankan Syariah Bisa Tumbuh 20%. Koran
Sindo [Online], halaman 1. Tersedia: http://www.koran-sindo.com. [1
April 2015]
Rachman,T. (2011, 26 September). Perbankan Syariah Tahan Hadapi Krisis
Global. Republika [Online], halaman 1. Tersedia:
http://www.republika.co.id.[13 April 2015]
Petriella,Y. (2015, 18 Februari). BI Optimistis Kondisi Keuangan Aman Pada
2015. Finansial Bisnis [Online], halaman 1. Tersedia:
http://finansial.bisnis.com.[13 April 2015]
Satyagraha. (2015, 14 April). Menkeu Tegaskan Daya Tahan Bank Syariah Lebih
Memadai. Antara News [Online], halaman 1. Tersedia:
http://www.antaranews.com.[16 April 2015]
Haliding, S. (2012, 9 Juli). Potensi Penyelewengan di Bank Syariah. Dakwatuna
[Online], halaman 1. Tersedia: http://www.dakwatuna.com.[16 April
2015]
Maulana, R. (2015, 24 januari). 2014, Tahun Istighfar Perbankan Syariah. Bisnis
Indonesia [Online], halaman 1. Tersedia: http://syariah.bisnis.com.[2 Juli
Miftakhul, J.K. (2015, 1 Juni). Kinerja Industri Perbankan Syariah 2014 Jadi yang
Terendah. Okezone [Online], halaman 1. Tersedia:
http://economy.okezone.com.[2 Juli 2015]
Syahid. (2015, 30 Maret). Aset Bank Syariah di Kancah Dunia Makin Tambun.