No: FPIPS 4889/UN.40.2.8/PL/2015
PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN
RAKYAT SISINGAAN
(Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group
di Kabupaten Subang Jawa Barat)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Sosiologi
oleh
Anindita Saraswati Nugraheni
NIM 1006210
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
No: FPIPS 4889/UN.40.2.8/PL/2015
PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN
RAKYAT SISINGAAN
(Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group
di Kabupaten Subang Jawa Barat)
Oleh
ANINDITA SARASWATI NUGRAHENI
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi
© Anindita Saraswati Nugraheni 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
No: FPIPS 4889/UN.40.2.8/PL/2015
ANINDITA SARASWATI NUGRAHENI
PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN
RAKYAT SISINGAAN
(Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group
di Kabupaten Subang Jawa Barat)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Dr. Cecep Darmawan, M.Si NIP. 19690929 199402 1 001
Pembimbing II
Mirna Nur Alia A, S. Sos., M.Si NIP. 19830312 201012 2 008
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi UPI
PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN RAKYAT
SISINGAAN
(Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten
Subang Jawa Barat)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat)”. Pemilihan judul tersebut dilatar belakangi oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat sisingaan yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus yang mana ditinjau dari lingkup wilayahnya merupakan penelitian kasus yang hanya meliputi wilayah yang sempit namun dapat menggali lebih mendalam. Subjek penelitian ini ada kelompok seniman sisingaan Putra Jamparing Group yang berlokasi di Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Keluarahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Kelompok seniman sisingaan Putra Jamparing Group merupakan kelompok seniman sisingaan yang telah berdiri sejak tahun 1997 dan hingga saat ini masih bertahan menjaga eksistensinya. Untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi yang diharapkan dapat membantu peneliti dalam mendapatkan data-data yang akurat hingga memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan. Wawancara dilakukan dengan pimpinan dari kelompok seniman sisingaan Putra Jamparing Group. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perubahan pada unsur-unsur seni pertunjukan rakyat sisingaan yang mengarah pada perkembangan seperti unsur seni rupa dan busana pengusung yang dibuat semakin menarik dengan warna-warna yang cerah, unsur widitra (karawitan) dan sinden yang dikolaborasikan dengan alat musik modern seperti guitar dan bass, serta unsur gerak tari yang semakin kreatif dan seringkali dipadukan dengan atraksi yang dapat menghibur para penonton.
PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN RAKYAT
SISINGAAN
(Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten
Subang Jawa Barat)
ABSTRACT
This study, entitled “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat)”. The title selection background by the changes that occur in folk performing arts Sisingaan were influenced by the times. This study is a qualitative research method of case studies which evaluated from the scope of the region is a case study which only covers a narrow area but can dig deeper. Subjects of this study there is a group of artists Sisingaan Putra Jamparing Group located in Block Cibogo, Rt. 25 / Rw. 06 No. 37 keluarahan Dangdeur, District Subang, Subang regency. Sisingaan artist groups Putra Jamparing Group is a group of artists Sisingaan which has stood since 1997 and until today still survive maintain its presence. To obtain valid data, the researchers used data collection techniques are depth interview, observation, documentation studies, and literature studies. The research instrument used is the interview guidelines and observation guidelines are expected to assist researchers in obtaining accurate data to facilitate researchers in drawing conclusions. Interviews were conducted with the leaders of a group of artists Sisingaan Putra Jamparing Group. Results of the research that has been conducted shows that there is a change in the elements of folk performing arts Sisingaan that lead to the development of such elements of art and fashion bearers are made more interesting by the bright colors, the elements widitra (musical) and sinden who collaborated with tools modern music such as guitar and bass, as well as elements of dance movement are increasingly creative and often combined with attractions that can entertain the audience.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN…..………... ii
LEMBAR PERNYATAAN …….………...………... iii
ABSTRAK….………. ABSTRACT………. iv v KATA PENGANTAR ………... vi
DAFTAR ISI ………. ix
DAFTAR TABEL ………. xii
DAFTAR GAMBAR ……….…... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………...……….. xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………..… 1
1.2 Identifikasi Masalah... 6
1.3 Rumusan Masalah ………... 6
1.4 Tujuan Penelitian ………... 7
1.5 Manfaat Penelitian ………. 8
1.6 Struktur Organisasi ………... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebudayaan...………... 11
2.2 Teori Perubahan Sosial... 19
2.3 Seni Pertunjukan Tradisional... 26
2.4 Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan... 29
2.5 Tinjauan Hasil Penelitian yang Relevan... 32
2.6 Kerangka Pikir... 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian...………. 36
3.2Pendekatan dan Metode Penelitian..………... 37
3.3Definisi Operasional………... 41
3.4 Tahap Penelitian ………. ... 41
3.5Teknik Pengumpulan Data....………... 45
3.7Uji Validitas Data...………... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Lokasi Penelitian 4.1.1 Profil Putra Jamparing Group...……….…... 56
4.1.2 Sejarah Putra Jamparing Group …….……... 58
4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan……….…... 61
4.1.4 Struktur Organisasi... 62
4.2Hasil Penelitian 4.2.1 Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group 4.2.1.1Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... ... 64
4.2.1.2Unsur Widitra (Karawitan) dan Sinden pada Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... 68
4.2.1.3Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... 70
4.2.2 Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group
Pada Saat Ini Setelah Mengalami Perubahan
4.2.2.1Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung Putra
Jamparing Group Pada Saat Ini Setelah Mengalami
Perubahan...
4.2.2.2Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada Seni
Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group
Pada Saat Ini Setelah Mengalami
Perubahan...
4.2.2.3Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjuksn Rakyat
Sisingaan Putra Jamparing Group Pada Saat Ini Setelah 74
Mengalami
Perubahan... 82
4.2.3 Seni Pertunjuksn Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group Pada
Saat Ini Setelah Mengalami Perubahan...
4.3Pembahasan
84
4.3.1 Perubahan Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada
Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Putra Jamparing
Group... ... 87
4.3.2 Perubahan Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada
Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Putra Jamparing
Group... 91
4.3.3 Perubahan Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjukan Rakyat
Sisingaan Putra Jamparing
Group... 93
4.3.4 Perubahan Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjukan Rakyat
Sisingaan Putra Jamparing
Group...
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
95
5.1Simpulan ………...…….………... 98
5.2Implikasi...
5.3Rekomendasi ………...….………...
100
100
DAFTAR PUSTAKA ………....………... 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………....………... 104
DAFTAR TABEL
3.1 Teknik Analisis Data... 50
3.2 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data... 53
4.1 Visi dan Misi Putra Jamparing Group... 61
4.2 Tujuan Putra Jamparing Group... 61
4.3 Unsur Seni Rupa dsn Busana Pengusung pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... 67
4.4 Unsur Widitra dsn Sinden pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... 69
4.5 Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Awal Terbentuknya Putra Jamparing Group... 73
4.6 Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Saat Ini Setelah Mengalami Perubahan... 77
4.7 Unsur Widitra (Karawitan) dan Sinden pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Saat Ini Setelah Mengalami Perubahan... 81
4.8 Unsur Gerak Tari pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Pada Saat Ini Setelah Mengalami Perubahan... 83
4.9 Perubahan Unsur Seni Rupa dan Busana Pengusung pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group... 89
4.10 Perubahan Unsur Widitra (Karawitan) dan Sinden pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group... 91
4.11 Perubahan Unsur Widitra (Karawitan) dan Sinden pada Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group... 94
DAFTAR GAMBAR
2.1 Bagan Siklus Perubahan Peradaban... 25
2.2 Bagan Krangka Berfikir Penelitian... 34
3.3 Bagan Alur Penelitian... 44
4.1 Peta Kelurahan Dangdeur... 56
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi... 105
2. Surat Izin Penelitian ... 109
3. Instrumen Penelitian... 111
4. Pedoman Wawancara... 124
5. Pedoman Observasi... 128
6. Catatan Penelitian... 129
7. Hasil Wawancara... 131
8. Hasil Observasi... 174
9. Peta Administrasi Desa... 182
10. Profil Kelurahan Dangdeur... 183
11. Dokumentasi Penelitian... 187
12. Riwayat Hidup... 192
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan mahluk berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa dan
karsa. Setiap hari manusia selalu bersentuhan dengan kebudayaan yang diciptakan
olehnya di dalam masyarakat. Budaya yang tercipta adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi yang dimaksudkan untuk melestarikanya. Budaya dapat
menjadi salah satu pemersatu dalam bermasyarakat. Melalui kebudayaan dapat
menampilkan identitas dari masyarakat, yang akan berbeda antara masyarakat satu
dan yang lain. Fungsi dari kebudayaan sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang begitu
kompleks, baik kebutuhan spiritual maupun materiil. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut untuk sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri.
Salah satu dari bentuk kebudayaan adalah kesenian, dimana dalam kesenian
memuat beberapa unsur dari kebudayaan yang membentuknya. Menurut
Koentjaraningrat (1990, hlm. 50) bahwa “kesenian adalah ciptaan dari segala
pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat
dinikmati dengan panca inderanya yaitu penglihat, penghidung, pengecap, perasa,
dan pendengar”.
Indonesia dengan keanekaragaman budaya yang melengkapinya menjadi
suatu identitas bangsa yang penting untuk diwarisi oleh para generasi penerus.
Seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat (1990, hlm. 50) bahwa “kesenian
yang merupakan salah satu unsur kebudayaan universal, merupakan unsur yang
dapat menonjolkan sifat, khas dan mulutnya, dengan demikian kesenian
merupakan unsur yang paling utama dalam kebudayaan nasional Indonesia”.
Oleh karena itu usaha-usaha dalam pewarisan ini menjadi hal yang perlu
dilakukan. Usaha-usaha ini banyak dilakukan oleh para seniman seni pertunjukan
rakyat yang pada umumnya sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat.
Kelebihan utama lainnya dari seni pertunjukan rakyat adalah karena apa yang
sehingga makna `yang tersirat menjadi mudah dimengerti oleh masyarakat yang
menontonnya.
Setiap daerah memiliki kesenian masing-masing yang dapat dijadikan ikon
atau ciri khas dari suatu daerah. Dari kesenian tersebut terkandung nilai sejarah,
pesan moral, ajaran serta norma yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Tidak
jarang kita menemukan kesenian yang menjadi filosofis kehidupan dari suatu
masyarakat yang memiliki nilai tinggi khususnya seni tradisi. Kesenian juga dapat
memiliki nilai ekonomi ketika kesenian tersebut dijadikan seni pertunjukan
sehingga akan mendatangkan keuntungan bagi para pelaku dan pegiat dari
kesenian tersebut.
Kota Subang adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat. Kabupaten
ini dilintasi oleh jalur pantura, dimana jalur tersebut merupakan jalur yang paling
sibuk di Pulau Jawa. Kabupaten Subang memiliki kesenian lokal yang cukup
beragam yang didukung oleh keadaan masyarakat dan batas wilayah administratif.
Kesenian yang terdapat di Subang antara lain Gotong Singa atau lebih dikenal
dengan sebutan seni pertunjukan rakyat Sisingaan.
Keseniaan Sisingaan merupakan salah satu kesenian daerah yang sampai
sekarang masih berkembang dengan baik di daerah Subang. Kesenian Sisingaan
telah dimainkan oleh rakyat Subang pada saat melawan penjajahan dulu sebagai
simbol pelecehan terhadap penjajah, yang pada waktu itu adalah negara agraris.
Dimana lambang negara itu adalah Singa atau Negara yang ditakuti yang dinaiki
oleh seorang anak kecil diatas punggungnya yang melambangkan bahwa rakyat
Subang tidak takut melawan penjajahan pada saat itu. Namun, modifikasi budaya
yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan ini dikhawatirkan akan
merubah atau mengganti makna dari kesenian ini dimata masyarakat
penikmatnya, khususnya masyarakat Subang.
Sisingaan merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat Jawa Barat, khas
Subang yang berupa pertunjukan keterampilan memainkan tandu berisi boneka
singa. Dalam perkembangannya, bentuk singa semakin disempurnakan. Demikian
juga kostum, gerak tari, dan juga musik pengiringnya yang semakin
disempurnakan. Penyempurnaan pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan membuat
Berkaitan dengan perubahan-perubahan yang ada pada seni pertunjukan
rakyat Sisingaan untuk terus memelihara dan mengembangkan seni perttunjukan
rakyat tersebut di tengah-tengah masyarakat Subang, penulis mencoba mengkaji
perubahan-perubahan khususnya unsur-unsur yang ada pada penyajian seni
pertunjukan rakyat Sisingaan seperti unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur
widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari.
Akulturasi budaya memang tidak bisa dihindari selama masih menjaga nilai
dan norma didalamnya. Berdasarkan ungkapan Bisri Mustofa dalam Kamus
Lengkap Sosiologi karya Mustofa (2010, hlm. 12) berpendapat bahwa “akulturasi
adalah proses pertemuan unsur-unsur dari pelbagai kebudayaan yang berbeda,
yang diikuti dengan percampuran unsur tersebut. Perbedaan antara
unsur-unsur asing dengan yang asli, masih nampak”.
Begitu pula dengan Sisingaan, di dalam perkembangannya berakulturasi
baik dalam bentuk singanya yang dibuat dengan sangat menarik, ataupun dari segi
pakaian pengusung, serta lagu-lagu yang disindenkan. Selain itu pada bagian
musik pengiringnya ada pula yang ditambah dengan instrumental musik modern
seperti guitar, keyboard dan lain-lain. Sehingga menjadi memiliki daya tarik
tersendiri dan mampu diterima pementasannya oleh semua kalangan. Namun
orisinalitas seni tradisi Sisingaan harus juga diperhatikan oleh para sanggar seni
yang memberikan jasa pertunjukan itu. Dengan diterimanya seni pertunjukan
Sisingaan ini dapat dilihat dari banyaknya pemakai jasa seni pertunjukan ini setiap
kali ada acara khitanan atau peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, sehingga
banyak para pelaku seni berlomba-lomba mendirikan sanggar seni Sisingaan.
Secara tidak langsung seni pertunjukan Sisingaan ini mendongkrak angka
kesejahteraan dikalangan seniman itu sendiri.
Salah satu kelompok seniman Sisingaan yang terkenal di Kabupaten Subang
adalah kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Subang yang
beralamat di Padepokan Putra Jamparing Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37
Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Putra Jamparing
Group merupakan salah satu kelompok kesenian Sisingaan yang telah lama berdiri
dan telah berpengalaman dalam melestarikan kesenian Sisingaan dengan
Jamparing Group juga merupakan peraih juara ke 1 pada Festival Sisingaan
Tingkat Kabupaten Subang pada tahun 2001.
Pada zaman dahulu seni pertunjukan rakyat Sisingaan dibuat dengan sangat
sederhana, gerakan para penarinya pun masih sangat sederhana dan dilakukan
secara spontan. Saat ini seni pertunjukan rakyat Sisingaan sudah sangat dikenal,
tidak hanya di daerah subang saja. Di daerah sekitar kabupaten Subang pun
bermunculan kelompok seniman Sisingaan. Kabupaten Subang sebagai daerah
asal Sisingaan sangat gencar dalam mempromosikan kesenian ini.
Pada masa kini, seni pertunjukan rakyat Sisingaan lebih diartikan sebagai
bagian dari hiburan rakyat. Seni pertunjukan rakyat Sisingaan umumnya
dipentaskan dengan berkeliling kampung pada saat ada hajatan warga seperti
acara khitanan, pelantikan pejabat desa, pernikahan dan acara-acara lainnya.
Seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang saat ini sudah diterima oleh
masyarakat lokal, nasional bahkan internasional semakin rentan dengan assimilasi
dan hilangnya nilai orisinalitas dari Sisingaan itu sendiri sehingga para pelaku
seni ini harus mendorong pada pelestarian nilai filosofisnya dengan cara
mempertunjukan seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang asli dari warisan kokolot
Subang.
Ada beberapa alasan pokok mengapa penulis tertarik untuk mengkaji
Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang pada
kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang,
antara lain :
1. Seni pertunjukan rakyat Sisingaan merupakan seni pertunjukan rakyat
tradisional yang harus dilestarikan. Telah banyak bermunculan kelompok
seniman Sisingaan yang berkembang salah satunya kelompok seniman
Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, namun
perubahan-perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan ini
dikhawatirkan mempengaruhi orisinalitas kesenian ini. Melihat
perkembangan yang terjadi, penelitian ini diharapkan sebagai salah satu cara
untuk tetap melestarikan kesenian tradisional.
2. Pada penelitian ini penulis ingin mengkaji apa saja perubahan-Perubahan
Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang. Aspek yang ingin
dikaji khususnya unsur-unsur yang ada pada penyajian seni pertunjukan
rakyat Sisingaan seperti unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur
widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari.
3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
baru kepada generasi muda tentang seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada
kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang
yang merupakan salah satu kelompok seniman Sisingaan yang berperan
dalam melestarikan kesenian tradisional di Kabupaten Subang, apalagi seni
pertunjukan rakyat Sisingaan merupakan kesenian sunda khas Subang yang
perlu dijaga kelestariannya.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba untuk melakukan
penelitian di daerah Subang, dengan menggali informasi mengenai
perubahan-perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan khususnya
unsur-unsur yang ada pada penyajian seni pertunjukan rakyat Sisingaan seperti unsur-unsur
seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta
unsur gerak tari. Adapun judul dari penelitian penulis adalah “Perubahan Unsur -Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman
1.2 Identifikasi Masalah
a. Seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang berkembang di Subang telah banyak
mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat
ini yaitu pada unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur tersebut antara lain
unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan
sinden, serta unsur gerak tari.
b. Dalam perkembangan seni pertunjukan rakyat Sisingaan mendorong
banyaknya kelompok Sisingaan yang bermunculan di Kabupaten Subang.
Salah satu kelompok seniman Sisingaan yang cukup dikenal adalah
Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group yang beralamat di Padepokan
Putra Jamparing Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan
Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Unsur-unsur yang
mengalami perubahan tersebut antara lain unsur seni rupa dan busana
pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari.
c. Masyarakat dan kelompok Sisingaan yang ada di Kabupaten Subang telah
banyak yang menggunakan seni pertunjukan rakyat ini sebagai hiburan dan
juga wadah kreativitasnya. Namun dalam pelestariannya para kelompok
seniman Sisingaan tidak lepas dari berbagai tantangan dan kendala yang
dialami oleh setiap kelompok seniman Sisingaan, begitu pula yang dialami
kelompok seniman Putra Jamparing Group dalam mengembangkan
unsur-unsur yang ada pada penyajian seni pertunjukan rakyat Sisingaan seperti
unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan
sinden, serta unsur gerak tari.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas dengan
berbagai permasalahan di dalamnya, maka penulis akan lebih memfokuskan
penelitian ini, dan maka peneliti ingin mengetahui:
a. Bagaimana unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra
(karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat
Sisingaan pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group
Kabupaten Subang zaman dulu sebelum dipengaruhi oleh perkembangan
b. Bagaimana unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur widitra
(karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan rakyat
Sisingaan pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten
Subang setelah mengalami perubahan?
c. Apa saja kendala yang dialami oleh kelompok Seniman Sisingaan Putra
Jamparing Group Kabupaten Subang untuk menjaga eksistensinya dalam
melestarikan dan mengembangkan seni pertunjukan rakyat Sisingaan?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, secara umum penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi pada seni
pertunjukan rakyat Sisingaan yang dimainkan oleh para kelompok seniman seni
pertunjukan rakyat Sisingaan, khususnya perubahan unsur seni rupa dan busana
pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari pada
kelompok Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang.
1.4.2 Tujuan Khusus
Berpijak pada rumusan masalah, secara khusus peneliti memiliki tujuan,
yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur
widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan
rakyat Sisingaan pada kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group
Kabupaten Subang pada zaman dulu sebelum dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakat Sunda yang ada di Subang, Jawa Barat,
b. Untuk mengetahui bagaimana unsur seni rupa dan busana pengusung, unsur
widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan
rakyat Sisingaan pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group saat ini di
Kabupaten Subang, Jawa Barat,
c. Untuk memperoleh informasi apa saja kendala yang dialami oleh kelompok
Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang untuk
menjaga eksistensinya dalam melestarikan dan mengembangkan seni
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Secara Teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan suatu gambaran dan
pengetahuan tentang modifikasi budaya yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat
Sisingaan di Subang. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memaparkan dan
mengulas dengan rinci mengenai perubahan unsur-unsur seni pertunjukan rakyat
Sisingaan di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Peneliti berharap dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang mungkin dapat digunakan sebagai sumber
pengetahuan dan sebagai bahan kajian para insan akademik terutama untuk
mengetahui lebih mendalam tentang seni pertunjukan rakyar Sisingaan.
1.5.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi
diantaranya yang bermanfaat, yaitu :
a. Bagi peneliti, manfaat penelitian ini, yaitu: peneliti perlu mengangkat,
memperkenalkan serta melestarikan seni pertunjukan rakyat Sisingaan ke
masyarakat luas karena kesenian ini merupakan salah satu ciri khas Kota
Subang yang memiliki nilai historis bagi masyarakatnya.
b. Bagi Masyarakat, manfaat penelitian ini, yaitu:
1) Meningkatkan rasa kecintaan masyarakat akan kesenian Sisingaan,
2) Mampu melestarikan dan menerapkan nilai-nilai budaya yang terkandung
dalam seni pertunjukan rakyat Sisingaan.
c. Bagi institusi/jurusan
Sebagai salah satu sumber rujukan bagi para seniman Sisingaan untuk
meningkatkan kreatifitas dalam budaya serta agar tetap melestarikan seni
pertunjukan rakyat Sisingaan.
d. Bagi pemerintah daerah, penelitian ini, yaitu:
1) Menjaga supaya kekayaan budaya di daerah tidak hilang ditengah arus
globalisasi
2) Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata
(DISPORABUDPAR) Kabupaten Subang supaya memberikan apresiasi
1.6 Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri atas lima bab, pada setiap bab terdapat sub bab yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya mengenai penelitian yang berjudul
“Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi
Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten
Subang Jawa Barat)”.
Bab I berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian,
tujuan penelitian serta manfaat penelitian. Latar belakang penelitian berisi tentang
hal-hal yang melatarbelakangi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi
Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang,
Jawa Barat)”. Rumusan masalah penelitian berisi tentang pertanyaan-pertanyaan
yang akan dibahas dalam pembahasan. Tujuan serta manfaat penelitian akan
disajikan dalam bab I yaitu tujuan penelitian secara umum dan khusus serta,
manfaat penelitian bagi peneliti, masyarakat, institusi, dan pemerintah.
Bab II dalam skripsi ini berisi tentang kajian pustaka, atau teori-teori yang
menguatkan dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa
teori yang mendukung dengan judul penelitian. Teori yang pertama yaitu teori
kebudayaan, teori ini membahas tentang pengertian kebudayaan, teori perubahan
sosial dan budaya, seni pertunjukan tradisional, dan seni pertunjukan rakyat
Sisingaan.
Bab III adalah metode penelitian yang berisi tentang prosedur atau
langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian. Bab
ini berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian,
definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
pengolahan data dan analisis data, dan sub bab yang bterakhir adalah
langkah-langkah penelitian.
Bab IV dalam skripsi ini merupakan jawaban dari rumusan masalah dalam
penelitian ini. Pada sub bab yang pertama menjelaskan tentang gambaran seni
pertunjukan rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang pada
zaman dulu sebelum dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat di Kabupaten
seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ada pada kelompok seniman Sisingaan
Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat pada saat ini.
Pembahasan terakhir yaitu bagaimanakah kendala yang dialami oleh kelompok
Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang untuk menjaga
eksistensinya dalam melestarikan dan mengembangkan seni pertunjukan rakyat
Sisingaan.
Bab V adalah kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi jawaban
permasalahan dalam rumusan masalah secara rinci. Saran berisi saran-saran yang
membangun terkait dengan penelitian baik untuk subjek penelitian, masyarakat
atau kelompok seniman Sisingaan maupun untuk kemajuan seni pertunjukan
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang ditentukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian guna memperoleh data yang akurat dan valid dan sesuai
dengan judul penelitian, diantaranya adalah menentukan:
3.1.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian pada salah satu
kelompok seniman Sisingaan yaitu Putra Jamparing Group yang beralamat di
Padepokan Putra Jamparing Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan
Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Kelompok seniman Sisingaan
Putra Jamparing Group ini berlokasi di rumah sang pendirinya yaitu di rumah
Bapak Mumuk Kertamukti di Blok Cibogo.
3.1.2 Subjek Penelitian
Menentukan subjek penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu
penelitian, karena dari subjek penelitian itulah peneliti akan mendapatkan
data-data yang diperluakan dalam penelitian. Subjek penelitian dapat pula disebut
dengan informan penelitian yang merupakan sumber informasi yang diperlukan
oleh peneliti.
Subjek dalam penelitian dengan judul Perubahan Unsur-unsur Seni
Pertunjukan Rakyat Sisingaan (Studi Kasus pada Kelompok Seniman Sisingaan
Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang Jawa Barat) adalah kelompok
Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten Subang yang dipimpin
oleh Bapak Mumuk Kertamukti. Bapak Mumuk Kertamukti adalah pimpinan
sekaligus pendiri dari kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group yang
telah didirikan sejak Tahun 1997. Melalui tangan dingin Bapak Mumuk
Kertamukti kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group ini tetap
bertahan hingga saat ini. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan beberapa
pertimbangan, antara lain karena Putra Jamparing Group merupakan salah satu
kelompok seniman Sisingaan yang telah lama berdiri dan telah berpengalaman
dalam melestarikan seni pertunjukan rakyat Sisingaan dengan melakukan kegiatan
37
merupakan peraih juara ke 1 pada Festival Sisingaan Tingkat Kabupaten Subang
pada tahun 2001. Selain prestasi tersebut masih banyak lagi prestasi-prestasi yang
telah diraih oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group.
3.2 Pendekatan dan Metode Penelitian
3.2.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan kajian terhadap munculnya fenomena perubahan
unsur-unsur seni pertunjukan rakyat Sisingaan khususnya pada kelompok seniman
Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang. Peneliti ingin mengkaji
bagaimanakah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur seni rupa dan busana
pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni
pertunjukan rakyat Sisingaan di kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing
Group di Kabupaten Subang. Penelitian ini merupakan suatu langkah-langkah
yang sistematis untuk mencapai pengetahuan yang benar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan dimana manusia adalah
sebagai alat penelitian. Pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Dalam penelitian
ini subjek penelitiannya adalah manusia atau masyarakat. Dalam penelitian
kualitatif manusia merupakan unsur atau instrumen yang utama karena manusia
menjadi pusat dari keseluruhan penelitian. Manusia sekaligus berperan sebagai
perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir yang kemudian
keseluruhan penelitian tersebut akan disajikan dalam sebuah laporan.
Pengertian mengenai metode penelitian kualitatif juga disampaikan oleh
Sugiyono (2010, hlm. 1) yang menjelaskan bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Menurut pendapat di atas, metode penelitian kualitatif menggunakan teknik
pengumpulan data dengan triangulasi dan analisis data yang bersifat induktif.
Melalui teknik pengumpulan data tersebut akan mendapatkan hasil penelitian
38
Sedangkan menurut Nasution (2003, hlm. 5) hakikat “penelitian kualitatif
adalah penelitian yang digunakan untuk mengamati orang dalam lingkungan
kehidupannya”. Hal-hal yang diamati dari manusia antara lain proses interaksi mereka. Melalui penelitian peneliti berusaha memahami bahasa dan tafsiran suatu
objek penelitian tentang dunia sekitarnya. Sedangkan menurut Creswell (2010,
hlm. 4), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu:
Metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian ini melibatkan upaya-upaya penting seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari data partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang induktif, berfokus terhadap makna individual.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti memandang bahwa
pendekatan kualitatif sangat tepat digunakan dalam penelitian ini. Beberapa alasan
yang mendasari penggunaan pendekatan kualitatif ini yaitu pertama, permasalahan
yang dikaji dalam penelitian dengan judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan
Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat)” membutuhkan
sejumlah data lapangan yang sifatnya kontekstual dan aktual yang nantinya akan
didapatkan salah satunya dengan cara terjun langsung ke lapangan. Kedua,
melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi
pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan, kemudian berinteraksi dan ikut ke dalam
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan seni pertunjukan rakyat Sisingaan
melalui pra penelitian dan kemudian dilanjutkan dengan penelitian yang
sesungguhnya, guna peneliti memahami dan menggali mengenai seni pertunjukan
rakyat Sisingaan, karena sebelumnya peneliti tidak mengetahui banyak hal
mengenai seni pertunjukan rakyat Sisingaan tersebut. Ketiga, dalam pendekatan
kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah peneliti. Melalui pendekatan ini
peneliti dapat melakukan adaptasi yang lebih mendalam sehingga memungkinkan
peneliti untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah mengenai
39
melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai seni pertunjukan rakyat
Sisingaan sehingga diharapkan dapat memperoleh data yang akurat yang nantinya
didapatkan di lapangan. Peneliti berharap melalui pendekatan kualitatif ini dapat
melakukan penelitian secara maksimal, dengan begitu peneliti dapat menyajikan
hasil penelitian yang ilmiah dan empirik.
Penelitian kualitatif memiliki beberapa unsur dan elemen yang
membentuknya. Unsur atau elemen desain penelitian kualitatif dalam Zuriah
(2006, hlm. 109) adalah sebagai berikut:
a. Penentuan fokus penelitian (Initial Fokus for Inquiry); b. Penyesuaian paradigma dengan fokus penelitian;
c. Penyesuaian paradigma dengan teori substantif yang dipilih; d. Penentuan di mana dan dari siapa data akan dikumpulkan; e. Penentuan fase penelitian secara berurutan;
f. Penentuan instrumentasi;
g. Perencanaan pengumpulan dan perekaman data; h. Perencanaan prosedur analisis;
i. Perencanaan logistik; j. Rencana pemeriksaan data;
Dari penjelasan mengenai pendekatan kualitatif di atas dapat disimpulkan
bahwa penelitian kualitatif merupakan proses untuk memahami metodologi
penelitian tertentu mengenai masalah sosial maupun manusia. Penelitian dengan
judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi
Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang,
Jawa Barat)” dipandang sangat tepat menggunakan metode penelitian kualitatif guna mendapatkan hasil penelitian yang ilmiah dan empirik.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian dengan judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman
Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat)” adalah
studi kasus. Menurut Arikunto (2006, hlm. 215) metode studi kasus apabila
ditinjau dari lingkup wilayahnya, penelitian kasus hanya meliputi wilayah yang
sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya, penelitian studi kasus ini dapat
menggali lebih mendalam dan dapat pula digunakan untuk memecahkan masalah
yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusunnya, mengklasifikasikannya,
40
Menurut Mulyana (2010, hlm. 201) mengenai studi kasus, bahwa:
Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti.
Sedangkan menurut Ratna (2010, hlm. 193) studi kasus mempunyai
beberapa jenis, yaitu:
Jenis studi kasus ada dua macam, yaitu: a) studi kasus tunggal, dan b) studi kasus majemuk atau kolektif. Studi kasus pertama memungkinkan untuk melakukan penelitian secara mendalam. Studi kasus ini pada umumnya bersifat eksploratif, terfokus pada sejumlah kecil kejadian. Sebaliknya, studi kasus kedua memberikan kemungkinan untuk menganalisis perbedaan dan persamaan antar kasus.
Dengan menggunakan metode penelitian studi kasus diharapkan dapat
memaksimalkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Yaitu, mengumpulkan
data, menyusun, mengklasifikasikan, kemudian menginterpretasikan data-data
yang didapat dalam penelitian dengan judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan
Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat)”
Pendapat lain mengenai apa yang disebut dengan studi kasus juga
diungkapkan oleh Danial (2009, hlm. 63) berpendapat bahwa:
Metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi, dan komunitas masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya.
Sesuai dengan pendapat di atas metode studi kasus dilakukan untuk
penelitian yang meliputi subjek yang khas, yaitu subjek yang belum tentu ada di
tempat lain. Sesuai dengan penelitian dengan judul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan
Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang, Jawa Barat)”, subjek dan objek
penelitian ini hanya terdapat di kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing
Group Kabupaten Subang. Sehingga menurut peneliti metode penelitian yang
paling cocok untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi
41
3.4 Defini Operasional
3.4.1 Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah hal yang lumrah terjadi pada masyarakat.
Perubahan kebudayaan dapat disimpulkan sebagai suatu situasi yang disebabkan
oleh ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda.
Ketidaksesuaian tersebut kemudian dapat menyebabkan fungsi-fungsi yang ada
tidak serasi lagi di masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur kebudayaan yang ada pada suatu
masyarakat sebagai bentuk penyesuaian yang dilakukan agar tetap bertahan di
masyarakat.
3.4.2 Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan rakyat adalah suatu karya seni yang di dalamnya
melibatkan aksi individu atau kelompok. Penampilan atau pertunjukan yang
dilakukan pada seni pertunjukan seringkali melibatkan penonton, sehingga
memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara pelaku seni pertunjukan
dengan para penonton.
3.4.3 Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan
Seni pertunjukan rakyat Sisingaan adalah salah satu kesenian khas
Kabupaten Subang yang ditampilkan dengan menggunakan ikon boneka
berbentuk singa yang diusung oleh beberapa orang. Kesenian ini seringkali
ditampilkan pada saat khitanan.
3.5 Tahap Penelitian
Sebuah penelitian memerlukan suatu persiapan dan perencanaan yang
sistematis. Hal tersebut untuk memudahkan peneliti untuk melaksanakan
penelitian agar dapat mencapai tujuan yang telah diharapkan dan dapat
memperoleh kebenaran. Peneliti telah menentukan langkah-langkah penelitian
yang berjudul “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang)
sebegai berikut:
3.5.1 Tahap Pra Penelitian
Pada tahap pra penelitian, peneliti melakukan pemilihan masalah,
42
peneliti memilih lokasi pada Padepokan Putra Jamparing Group yang beralamat di
Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang,
Kabupaten Subang.
Pada tahap pra penelitian ini dilakukan studi pendahuluan untuk melihat dan
mendapatkan gambaran awal mengenai subjek penelitian. Pada tahap ini peneliti
melakukan observasi terhadap wilayah yang akan diteliti untuk mendapatkan
informasi mengenai wilayah penelitian. Peneliti melakukan wawancara pada
pihak-pihak yang dianggap mengetahui subjek penelitian sebagai gambaran awal
dari penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap pra penelitian peneliti melakukan
studi pendahuluan dengan cara melakukan survei lokasi dan melakukan dialog
dengan beberapa orang di sekitar Blok Cibogo untuk mendapatkan gambaran
menganai kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group.
Melalui tahap pra penelitian ini peneliti berharap dapat menguasai
bagaimana lokasi dan subjek penelitian. Dengan begitu peneliti berharap dapat
menentukan strategi-strategi yang nantinya dapat membantu peneliti dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan guna mendapatkan data yang akurat dan
benar.
3.5.2 Tahap Perizinan Penelitian
Untuk mendapatkan legalitas penelitian, maka peneliti terlebih dahulu
melakukan prosedur perizinan dalam penelitian. Prosedur perizinan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan surat pengantar permohonan izin penelitian kepada Program
Studi Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia yang kemudian diteruskan
kepada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas
Pendidikan Indonesia.
b. Mengajukan surat pengantar permohonan izin penelitian kepada Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia yang
ditujukan kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
Kabupaten Subang.
c. Mengajukan pembuatan surat pemberitahuan penelitian kepada Kantor
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Subang yang
43
Kelurahan Dangdeur, Kabupaten Subang yang beralamat di Blok Cibogo,
Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang,
Kabupaten Subang.
d. Menyerahkan surat rekomendasi kepada Ketua Padepokan Putra Jamparing
Group yang beralamat di Blok Cibogo, Rt. 25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan
Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang.
e. Konfirmasi dari Padepokan Putra Jamparing Group untuk dapat melakukan
penelitian di wilayahnya.
3.5.3 Tahap Perlaksanaan Penelitian
Tahapan yang dilakukan setelah tahap pra penelitian adalah tahap
pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini peneliti terjun langsung ke lapangan untuk
mengumpulkan data-data yang terkait dengan penelitian ini. Dalam proses
pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu teknik wawancara
mendalam, observasi, dokumentasi, dan teknik literatur. Langkah-langkah yang
dilakukan oleh peneliti antara lain:
a. Menghubungi pimpinan Padepokan Putra Jamparing Group untuk
mengkonfirmasi melakukan penelitian di kelompok seniman Sisingaan
Putra Jamparing Group.
b. Memilih responden yang kompeten mengenai seni pertunjukan rakyat
Sisingaan yang ada di kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group
untuk dilakukan proses wawancara.
c. Mengadakan wawancara dengan responden yang telah ditentukan mengenai
seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ada di kelompok seniman Sisingaan
Putra Jamparing Group.
d. Membuat catatan yang berkaitan dengan penelitian. Catatan tersebut antara
lain adalah hasil wawancara dengan responden.
e. Melakukan observasi dan studi dokumentasi pada kelompok seniman
Sisingaan Putra Jamparing Group. Observasi dilakukan dengan mengamati
kegiatan yang dilakukan oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing
Group. Studi dokumentasi dilakukan peneliti dengan melihat foto-foto,
video-video, dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh kelompok seniman
44
Penelitian dilaksanakan penulis terhadap kelompok seniman Sisingaan Putra
Jamparing Group yang beralamat di Padepokan Putra Jamparing Blok Cibogo, Rt.
25/ Rw. 06 Nomor 37 Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, Kabupaten
Subang.
Sebagai gambaran, proses penelitian yang akan dilakukan peneliti dapat
[image:30.595.115.517.219.738.2]digambarkan dalam bagan alur penelitian seperti di bawah ini:
Gambar. 3.3 Bagan Alur Penelitian Tahap persiapan
Membuat surat izin penelitian
MembuatInstrumenpenelitian
RevisiInstrumenpenelitian
Menarik kesimpulan Menganalisis data hasil penelitian
Tahapan akhir
Studidokumentasi Observasi
Wawancara
45
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan valid, maka peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data di lapangan antara lain:
3.6.1 Wawancara Mendalam
Teknik wawancara merupakan salah satu cara untuk menggali informasi
yang dilakukan secara lisan dari narasumber. Melalui wawancara, sumber-sumber
lisan dapat diungkapkan dari narasumber atau pelaku sejarah langsung.
Menurut Mulyana (2010, hlm. 180) “wawancara adalah bentuk komunikasi
antara dua orang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.”
Dalam penelitian ini, peneliti akan mewawancarai narasumber yaitu
kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group. Wawancara yang dilakukan
oleh peneliti yaitu wawancara mendalam, wawancara mendalam ini dilakukan
dengan tujuan agar dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari
narasumber. Peneliti menjadwalkan beberapa kali wawancara agar informasi yang
didapatkan lebih lengkap dan akurat. Teknik wawancara ini dilakukan dengan
jangka waktu yang telah ditentukan yaitu selama lebih dari 1 bulan. Selama proses
pengumpulan data ini peneliti melakukan wawancara mengenai unsur seni rupa
dan busana pengusung, unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak
tari seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok seniman Sisingaan Putra
Jamparing Group Kabupaten Subang zaman dulu sebelum dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakat di Kabupaten Subang, Jawa Barat, selain itu peneliti
juga melakukan wawancara mengenai unsur seni rupa dan busana pengusung,
unsur widitra (karawitan) dan sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan
rakyat Sisingaan pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten
Subang setelah mengalami perubahan. Kemudian peneliti juga melakukan
wawancara mengenai kendala yang dialami oleh kelompok Seniman Sisingaan
Putra Jamparing Group Kabupaten Subang untuk menjaga eksistensinya dalam
melestarikan dan mengembangkan seni pertunjukan rakyat Sisingaan. Proses
wawancara ini dilakukan dengan mewawancarai para pengurus kelompok
seniman sisingaan Putra Jamparing Group dan juga pimpinan kelompok seniman
46
Wawancara memiliki beberapa jenis dan dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu wawancara secara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur dapat dilakukan dengan cara pewancara menyampaikan
beberapa petanyaan yang sudah disiapkan. Peneliti dengan teknik wawancara
terstruktur biasanya telah mengetahui apa saja informasi yang akan digali dari
informan, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada informan telah
dipersiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara terstruktur, wawancara
tidak terstruktur lebih memberikan kelonggaran bagi informan dan pewawancara
untuk bertanya jawab.
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 130) bahwa wawancara
terstruktur adalah “ wawancara yang pewawancaranya sendiri menetapkan sendiri
masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan”. Untuk itu peneliti
menyusun pertanyaan wawancara dengan ketat, hal tersebut dimaksudkan untuk
menggali informasi sesuai dengan kebutuhan dan dapat memperoleh informasi
sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.
Menurut Patton (dalam Moleong, 2005, hlm. 187) wawancara dapat dibagi
menjadi beberapa kelompok yaitu: “(a) wawancara pembicaraan informal, (b)
pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan (c) wawancara baku
terbuka”. Pembagian yang dilakukan oleh Patton adalah pembagian berdasarkan atas perencanaan yang dilakukan oleh peneliti.
Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan
menggunakan petunjuk umum wawancara dan wawancara baku terbuka. Maksud
jenis wawancara pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara menurut
Moleong (Moleong, 2005, hlm. 187-188) adalah:
Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Demikian pula penggunaan dan pemilihan kata-kata untuk wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan sebelumnya.
Sedangkan wawancara baku terbuka menurut Moleong (2005, hlm. 188) bahwa:
47
Melalui wawancara penulis berusaha menggali informasi yang tidak dapat
didapatkan melalui observasi. Wawancara ini dilakukan kepada pimpinan dan
anggota kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten
Subang. Selain wawancara mendalam yang dilakukan peneliti, peneliti juga
melakukan wawancara terbuka selama dilakukannya penelitian pada akhir Maret
2015 hingga awal Mei 2015. Melalui wawancara terbuka ini memungkinkan
peneliti untuk membahas hal-hal yang ditemukan dan berkaitan dengan judul
penelitian selama penelitian berlangsung, sehingga dapat menambah informasi
yang dibutuhkan. Metode wawancara akan dilakukan di padepokan Putra
Jamparing Group yang bertempat di rumah ketua Padepokan Putra Jamparing
Group.
Wawancara yang dilakukan yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai
perubahan-perubahan yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan.
Wawancara dilakukan di Padepokan Putra Jamparing Group di daerah Blok
Cibogo, Kelurahan Dangdeur, Subang. Sebelum melakukan wawancara peneliti
telah terlebih dahulu melakukan perizinan dan menentukan jadwal wawancara
dengan narasumber.
3.6.2 Observasi (Pengamatan)
Menurut Narbuko (2009, hlm. 70) “pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara rinci dan
sistematik gejala-gejala yang sedang menjadi topik penelitian.”
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi
atau pengamatan ini untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan judul
penelitian yaitu “Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan
(Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten
Subang Jawa Barat)”. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi langsung
dan tidak langsung.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi langsung dengan
cara peneliti berpartisipasi langsung serta mengamati bagaimana kelompok
seniman Sisingaan Putra Jamparing Group dalam menampilkan seni pertunjukan
rakyat Sisingaan. Sedangkan observasi tidak langsung yang dilakukan peneliti
48
kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group sehingga dapat dilihat
bagaimana seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ditampilkan oleh kelompok
seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang. Observasi ini
akan dilakukan selama penelitian yaitu pada akhir Maret 2015 hingga awal Mei
2015.
Pada proses observasi, peneliti banyak menonton video dan dokumentasi
yang dimiliki oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group guna
mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai bagaimana seni pertunjukan
rakyat sisingaan yang ditampilkan oleh Putra Jamparing Group. Dengan cara ini,
peneliti dapat menyimpulkan apa saja perubahan yang terjadi pada seni
pertunjukan rakyat Sisingaan Putra Jamparing Group.
3.6.3 Studi Dokumentasi
Pada studi dokumentasi ini yang akan dipelajari adalah dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan seni pertunjukan rakyat Sisingaan di Subang. Studi
dokumentasi ini dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah dokumen yang ada
pada setiap kelompok seni Sisingaan, dari dokumen tersebut dapat diketahui
bagaimana gambaran tentang masing-masing kelompok seni pertunjukan rakyat
Sisingaan tersebut. Studi dokumentasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah
dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan seni
pertunjukan rakyat Sisingaan yang ada di kelompok seniman Putra Jamparing
Group pada zaman dahulu. Melalui studi dokumentasi peneliti mengharapkan
mendapatkan gambaran mengenai bagaimana seni pertunjukan rakyat Sisingaan
yang ada di kelompok seniman Putra Jamparing Group pada zaman dahulu.
Dokumentasi yang akan dipelajari oleh peneliti dapat berupa foto-foto saat
kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing Group tampil, video-video,
artikel-artikel, dokumen-dokumen dan lain sebagainya yang berkaitan dengan seni
pertunjukan rakyat Sisingaan yang ditampilkan kelompok seniman Putra
49
3.6.4 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan tujuan untuk menyandingkan beberapa
teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Teknik
pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan
mengkaji teori-teori dari berbagai sumber yang berkaitan dengan judul
“Perubahan Unsur-Unsur Seni Pertunjukan Rakyat Sisingaan Subang (Studi Kasus pada Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group di Kabupaten Subang
Jawa Barat). salah satu buku yang digunakan penulis dalam studi literatur ini
adalah buku yang diterbitkan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Balai
Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung. Buku dengan judul “Bunga
Rampai Sejarah dan Kebudayaan” ini berisi berbagai artikel yang membahas
tentang kebudayaan Sunda, salah satunya adalah seni pertunjukan rakyat
Sisingaan. Buku ini sangan membantu penelti dalam menggambarkan bagaimana
seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang ada pada saat ini di Kota Subang Jawa
Barat.
3.7 Teknik Analisis Data
Metode analisis data dalam studi kasus dilakukan dengan cara analisis
kualitatif, yaitu suatu teknik analisis data dengan memahami makna dibalik data
yang tampak atau mencari kualitas dari penelitian, sehingga pada akhirnya akan
diperoleh simpulan penelitian secara induktif, yaitu menarik kesimpulan dari hal
yang bersifat khusus menjadi hal yang bersifat umum.
Dalam proses analisis data peneliti melakukan pengkajian secara
keseluruhan terhadap seluruh proses pengumpulan data yaitu wawancara,
pengamatan dan dokumentasi. Langkah-langkah dalam analisis data yang
dilakukan peneliti antara lain reduksi data, penyajian data, dan menarik
kesimpulan.
Untuk menganalisis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan
perbandingan akan gambaran seni pertunjukan rakyat Sisingaan di Kabupaten
Subang pada zaman dulu sebelum dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat di
Kabupaten Subang dan gambaran seni pertunjukan rakyat Sisingaan yang
berkembang saat ini di Kabupaten Subang, serta makna yang terkandung pada
50
Tabel 3.1
Teknik Analisis Data
No. Tujuan Penelitian Data Temuan
1. Mengetahui bagaimana unsur seni rupa dan
busana pengusung, unsur widitra (karawitan)
dan sinden, serta unsur gerak tari seni
pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok
seniman Sisingaan Putra Jamparing Group
Kabupaten Subang pada zaman dulu sebelum
dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat
Sunda yang ada di Subang, Jawa Barat
Unsur seni rupa dan
busana pengusung, unsur
widitra dan sinden,
pertunjukan atau
penyajian, serta unsur tari
pada seni pertunjukan
rakyat Sisingaan di
kelompok seniman
Sisingaan Putra
Jamparing Group
Kabupaten Subang
2. Mengetahui bagaimana unsur seni rupa dan
busana pengusung, unsur widitra (karawitan)
dan sinden, serta unsur gerak tari seni
pertunjukan rakyat Sisingaan pada kelompok
Seniman Sisingaan Putra Jamparing Group saat
ini di Kabupaten Subang, Jawa Barat
Unsur seni rupa dan
busana pengusung, unsur
widitra dan sinden,
pertunjukan atau
penyajian, serta unsur tari
pada seni pertunjukan
rakyat Sisingaan di
kelompok Seniman
Sisingaan Putra
Jamparing Group saat ini
di Kabupaten Subang,
Jawa Barat
3. Mengetahui apa saja kendala yang dialami oleh kelompok seniman Sisingaan Putra Jamparing
Group dalam melestarikan dan
Adanya keterbatasan
dana untuk
51
mengembangkan unsur seni rupa dan busana
pengusung, unsur widitra (karawitan) dan
sinden, serta unsur gerak tari seni pertunjukan
rakyat Sisingaan pada kelompok seniman
Sisingaan Putra Jamparing Group Kabupaten
Subang Jawa Barat.
kreativitas dan
melakukan re-generasi
Menurut Miles dan Huberman (1992, hlm. 16) untuk analisis data terdiri
dari tiga proses kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
simpulan atau verifikasi.
a. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data merupakan hal yang harus dilakukan dalam
penelitian kualitatif. Dalam hal ini peneliti mencari dan mencatat
informasi-informasi yang diperlukan baik berbagai jenis data dan bentuk data yang ada
dilapangan secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Data yang diperoleh selama pengumpulan data di kelompok seniman
Sisingaan Putra Jamparing Group adalah gambaran bagaimana seni pertunjukan
rakyat Sisingaan pada awal-awal terbentuk dan bagaimana gambaran seni
pertunjukan rakyat Sisingaan pada saat ini setelah banyak mengalami
perkembangan.
b. Reduksi Data
Langkah selanjutnya adalah reduksi data. Menurut Miles dan Huberman
(1992, hlm. 15-16) yaitu “suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat ditarik dan
diverifikasi”. Reduksi data merupakan suatu proses yang di dalamnya terdiri dari
beberapa kegiatan yaitu proses pemilihan, pemutusan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data mentah yang muncul dari
catatan tertulis di lapangan. Dengan kata lain reduksi data dapat diartikan sebagai
pemilihan data atau proses memilih hal-hal yang pokok berdasarkan hasil
52
c. Penyajian Data
Proses kelanjutan yang harus dilakukan setelah reduksi data yaitu penyajian
data. Proses penyajian data dapat dilakukan dengan menyusun sekumpulan
informasi sehingga mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan. Menurut
Miles dan Huberman (1992, hlm. 17-18), “ penyajian data merupakan analisis
merancang deretan dan kolom-kolom dalam sebuah matriks untuk data kualitatif
dan menentukan jenis dan bentuk data yang dimasukan dalam kotak-kotak
matriks”. Melalui penyajian data, peneliti menyajikan data secara deskriptif baik berupa teks maupun gambar-gambar sehingga dapat dilihat dan mudah dipahami.
d. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Proses yang dilakukan peneliti setelah penyajian data adalah menarik
kesimpulan. Tahap menarik kesimpulan merupakan tahapan terakhir pada
penelitian kualitatif ini. Dengan menarik kesimpulan maka dapat memberi
gambaran tentang jawaban dari rumusan yang telah dibuat oleh peneliti. Pada
tahap menarik kesimpulan, peneliti akan menarik kesimpulan mengenai
perubahan apa yang terjadi pada seni pertunjukan rakyat Sisingaan pada
kelompok seniman sisingaan Putra Jamparing Group. Penarikan kesimpulan ini
adalah berdasarkan pada data dan informasi yang telah didapatkan di lapangan.
3.8 Uji Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif yang dilakukan oleh penulis diperlukan uji
keabsahan data. Moleong (2007, hlm. 324) berpendapat bahwa:
Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaituderajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
Melalui validitas data dapat membuktikan bahwa apa yang diamati sesuai dengan
apa yang ada di lapangan. Sehingga peneliti dapat memastikan keakuratan data
yang didapat.
Beberapa teknik pemeriksaan atau uji validitas data dapat dikemukakan
53
Tabel 3.2
Teknik pemeriksaan keabsahan data
KRITERIA TEKNIK PEMERIKSAAN
Kredibilitas
(derajat kepercayaan)
(1) Perpanjangan keikut-sertaan
(2) Ketekunan pengamatan
(3) Triangulasi
(4) Pengecekan sejawat
(5) Kecukupan referensial
(6) Kajian kasus negatif
(7) Pengecekan anggota
Kepastian (8) Uraian rinci
Kebergantungan (9) Audit kebergantungan
Kepastian (10) Audit kepastian
Dari berbagai macam teknik yang dapat digunakan untuk uji validitas data,
teknik yang digunakan oleh peneliti adalah pengecekan anggota dan triangulasi.
1. Pengecekan anggota (member check)
Pengecekan anggota yang dilakukan peneliti meliputi pengecekan data,
kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan. Dalam Moleong (2007, hlm. 335)
diungkapkan bahwa pengecekan terhadap anggota yang terlibat dalam proses
pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting. Pengecekan yang
dilakukan juga bertujuan sebagai pemeriksaan derajat kepercayaan. Pengecekan
secara informal melalui member check dapat bermanfaat dalam hal-hal sebagai
berikut:
a. Menyediakan kesempatan untuk mempelajari secara sengaja apa yang dimaksudkan oleh responden dengan jalan bertindak dan berlaku secara tertentu atau memberikan informasi tertentu.
54
c. Memberikan kesempatan bagi responden agar dapat memberikan data
tambahan karena dengan memberikan „konsep‟ tulisan peneliti,
responden barangkali akan mengingat lagi hal-hal lain yang belum terpikirkan pada waktu yang lalu.
d. Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mencatat persetujuan atau keberatan responden sehingga, jika terjaid persoalan, misalnya keberatan dari pihak responden, di kemudian hari dijadikan bukti tertulis yang dapat diandalkan.
e. Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengikhtisarkan hasil perolehan sementaranya yang memudahkannya untuk melangkah kepada analisis data.
f. Memberikan kesempatan bagi responden untuk mengadakan penilaian terhadap keseluruhan kecukupan data secara menyeluruh dan mengeceknya dengan data dari pihak dirinya sendiri.
Pengecekan anggota dapat