(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Avinie Afiaty Zulfa
1101078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI
TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN
SENAM
(STUDI PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMP
NEGERI 45 BANDUNG)
Oleh
Avinie Afiaty Zulfa 1101078
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Avinie Afiaty Zulfa 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PEMBELAJARAN SENAM
(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung)
AVINIE AFIATY ZULFA 1101078
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing 1
Dra. Lilis Komariyah, M. Pd. NIP. 195906281989012001
Pembimbing 2
Yusup Hidayat, M. Si. NIP. 196808301999031001
Mengetahui Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
ii Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Avinie Afiaty Zulfa, 1101078. Implementasi Model Pembelajaran Hellison Untuk Mengembangkan Nilai Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Senam (Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung), di bawah Bimbingan Dra. Lilis Komariyah, M. Pd., dan Yusup Hidayat, M. Si.
Penelitian ini mengkaji tentang implementasi model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas senam di SMP Negeri 45 Bandung. Berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan bahwa nilai tanggung jawab siswa masih rendah. Penelitian bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran PJOK, khususnya mengembangkan nilai tanggung jawab siswa dalam pembelajaran aktivitas senam. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi model pembelajaran Hellison dalam mengembangkan nilai tanggung jawab siswa dalam pembelajaran aktivitas senam.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model Kurt Lewin. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, tiap siklusnya dilakukan dua tindakan. Tiap tindakan terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan di kelas IX B SMP Negeri 45 Bandung. Jumlah siswa sebanyak 34 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki, dan 18 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan melakukan observasi langsung dengan menggunakan lembar observasi perilaku tanggung jawab Hellison dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik persentase. Hasil presentase nilai tanggung jawab siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I tindakan I sebesar 37%, siklus I tindakan II sebesar 54,7%, siklus II tindakan I sebesar 73,5%, dan siklus II tindakan II sebesar 88,8%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Hellison dapat mengembangkan nilai tanggung jawab siswa dalam pembelajaran senam.
ii Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
at SMP Negeri 45 Bandung), Under the Guidance of Dra. Lilis Komariyah, M. Pd., and Yusup Hidayat, M. Si.
This research is recite about the implementation of Hellison learning model in a gymnastic activity. Based on the result of preliminary observations indicate that the student’s responsibility is still low. The research aims to improve and enhance the PJOK learning process, especially to improve the student’s responsibility in a study of gymnastic activity. The problem formulated in this research is how to implementation of Hellison learning model in developing the value of student’s responsibility in a study of gymnastic activity. The method was used classroom action research using a model of Kurt Lewin. The study was conducted by two cycles, each cycle performed two acts. Each action are consist of the planning, implementation, observation, and reflection. The experiment was conducted in class IX B SMP Negeri 45 Bandung. The number of students as many as 34 people consisting of 16 male students and 18 female students. The data analysis techniques were obtained by direct observation using Hellison responsible behaviour observation sheet and fields records. The data analysis technique used is percentage technique. The percentage of the student’s resonsibility value has increased, which in cycle I step I is 37%, cycle I step II is 54,7%, cycle II step I is 73,5%, and cycle II step II is 88,8%. Based on the research that has been conducted shows that application of Hellison learning models can develop student’s responsibility value in a study of gymnastic activity.
vii Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK/ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Definisi Operasional ... 7
H. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 9
A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 9
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 9
2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 11
B. Hakikat Tanggung Jawab ... 13
1. Pengertian Tanggung Jawab ... 13
2. Macam-Macam Tanggung Jawab ... 16
C. Hakikat Model Pembelajaran Hellison ... 17
viii Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Karakteristik Model Pembelajaran Hellison ... 18
3. Strategi Model Pembelajaran Hellison ... 22
D. Hakikat Pembelajaran Senam ... 23
1. Pengertian Pembelajaran Senam ... 23
2. Jenis-Jenis Senam ... 25
3. Tujuan Pembelajaran Senam ... 29
E. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ... 29
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 29
2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ... 31
3. Model Penelitian Tindakan Kelas ... 32
F. Kerangka Berpikir ... 34
G. Hipotesis Tindakan ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
A. Metode Penelitian ... 37
B. Waktu dan Tempat Penelitian (Setting Penelitian) ... 38
C. Subjek Penelitian ... 38
D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 39
E. Prosedur Penelitian ... 40
F. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data ... 44
1. Instrumen Penelitian ... 44
2. Teknik Pengumpulan Data ... 47
3. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian ... 50
B. Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan ... 51
1. Hasil Pelaksanaan Siklus I ... 51
2. Hasil Pelaksanaan Siklus II ... 59
ix Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 68
E. Diskusi Temuan ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan
manusia, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia
baik individu ataupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material
maupun kematangan berpikir. Pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap
kualitas kehidupan manusia. Seperti yang dijelaskan dalam tujuan
pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun
2003, disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terancam untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing manusia yang belum
dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong
anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung
jawab secara susila (M. J. Langeveld dalam web:
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/15-pengertian-pendidikan-menurut-para.html). Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
2
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar tujuan pendidikan dapat tercapai salah satunya adalah melalui
pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan alat pendidikan yang
menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan aspek
fisik semata, melainkan juga mengembangkan aspek-aspek kognitif, emosi,
mental, sosial, moral, dan estetika. Pendidikan jasmani sangat besar
perannya terhadap pembentukan dan perkembangan peserta didik.
Pengertian pendidikan jasmani sendiri adalah suatu pembelajaran aktivitas
jasmani untuk meningkatkan kebugaran fisik, meningkatkan keterampilan
motorik, pengetahuan, dan sikap. Menurut Barrow (dalam Freeman, 2001)
pendidikan jasmani adalah pendidikan tentang dan melalui gerak insani,
ketika tujuan kependidikan dicapai melalui media aktivitas otot-otot,
termasuk: olahraga (sport), permainan, senam, dan latihan jasmani
(exercise). Dalam bukunya Abduljabar (2011, hlm. 82) menyebutkan
bahwa:
Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.
Pendidikan jasmani memiliki beberapa tujuan yang memiliki
keterkaitan dengan tujuan pendidikan nasional seperti yang telah dituliskan
dalam SK Menpora nomor 053A/MENPORA/1994 bahwa:
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pembentukan watak.
Berdasarkan uraian di atas diharapkan para pelaku pendidikan jasmani
bisa melaksanakan prosesnya sesuai dengan yang telah ditetapkan. Akan
tetapi pada kenyataannya di lapangan pada pembelajaran pendidikan
jasmani masih jauh dari yang diharapkan. Karena untuk mencapai tujuan
tersebut banyak faktor yang menjadi pehambat dalam proses pelaksanaanya.
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di SMP Negeri 45 Bandung masih banyak prilaku peserta didik yang kurang
baik. Peserta didik tidak mendengarkan dan memperhatikan apa yang guru
sampaikan, peserta didik tidak peduli dengan apa yang guru instruksikan
mereka lebih memilih untuk mengobrol dengan teman-temannya. Bahkan
peserta didik masih ada yang bercanda pada saat proses pembelajaran,
mereka tidak serius menjalankan tugas yang guru perintahkan. Peserta didik
juga kurang tanggap dan kurang bertanggung jawab dalam mempersiapkan
sarana dan prasarana yang akan mereka pakai selama pembelajaran. Selain
itu, peserta didik sering datang terlambat pada saat masuk jam pembelajaran
penjas dengan berbagai alasan, bahkan ada juga peserta didik yang sama
sekali tidak mengikuti pembelajaran penjas dengan alasan tidak membawa
pakaian olahraga. Sedangkan dalam proses pembelajaran tanggung jawab
peserta didik sangat dibutuhkan, agar tercapainya tujuan pembelajaran
tersebut. Peserta didik juga bisa membantu guru, melancarkan jalannya
proses pembelajaran saat berlangsung apabila rasa tanggung jawab itu
tertanam dalam diri peserta didik.
Selain itu rendahnya sikap tanggung jawab yang dikemukakan Hellison
yang dikutip oleh Berliana (dalam Rizkian, 2013, hlm. 14) bahwa faktor
penyebab rendahnya tanggung jawab siswa yaitu persepsi guru yang
beranggapan bahwa sikap tanggung jawab dapat dimiliki siswa dengan
sendirinya padahal sikap bertanggung jawab sama halnya dengan sikap
lainnya, yaitu harus dibina dan perubahannya harus direncanakan serta
dilaksanakan oleh seseorang yang dapat menjamin kualitas-kualitas yang
diinginkan. Tanggung jawab sangatlah penting dalam pendidikan khususnya
dalam pendidikan jasmani, hal tersebut tercantum dalam Kurikulum KTSP
tahun 2006 halaman 3 pada tujuan mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan di point 5, yaitu mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis.
Dengan begitu guru harus mengerti dan memahami bahwa sikap
tanggung jawab penting pada diri siswa. Guru harus bisa membina dan
4
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tanggung jawab dapat tertanam pada diri siswa dan tujuan utama dari
pendidikan jasmani tersebut dapat tercapai. Karena dengan adanya sikap
tanggung jawab siswa akan lebih berhati-hati dalam bertindak, siswa lebih
fokus pada solusi dan juga pengembangan dirinya, tidak mudah untuk
berbuat kesalahan, siswa lebih percaya diri.
Tanggung jawab adalah suatu keputusan dalam mengambil tidakan atas
apa yang telah diperbuat oleh seseorang. Tanggung jawab menurut kamus
besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya. Sikap tanggung jawab tidak bisa muncul dan dimiliki
seseorang begitu saja.
Tanggung jawab akan dimiliki oleh karakter yang baik. Karakter yang
baik akan tumbuh pada diri manusia bila dia terbiasa melakukan hal yang
baik dalam aktivitas sehari-hari. Pembiasaan tersebut tidak datang begitu
saja dari diri manusia melainkan terjadi melalui proses pendidikan yang
dibina sejak dini dari lingkungan keluarga dilanjutkan ke lingkungan
sekolah sehingga akan mampu dan terbiasa bersikap yang baik pada
lingkungan yang lebih besar yaitu masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berperan sangat penting
dalam membentuk karakter dan generasi yang berkualitas baik secara afektif
dan kognitif. Dengan begitu sekolah dikatakan sebagai penentu akan
keberhasilan dari sistem pendidikan yang diterapkan oleh negara. Harsono
dalam Rochman menjelaskan (2013, hlm. 1) bahwa:
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan adanya permasalahan tersebut banyak cara yang dapat
dilakukan oleh orang tua, guru, pelatih, masyarakat atau orang dewasa untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab kepada diri setiap individu. Pada
permasalahan ini penulis ingin melakukan penelitian menggunakan model
pembelajaran Hellison yang bertujuan untuk mengembangkan nilai
tanggung jawab pada anak.
Menurut Hellison (dalam Widiyatmoko, 2014, hlm. 9) pembelajaran
pendidikan jasmani dalam model ini lebih menekankan pada kesejahteraan
individu total, pendekatannya lebih berorientasi pada siswa, yaitu
self-actualization dan social reconstruction. Tujuan model Hellison ini adalah
meningkatkan perkembangan personal dan responsibility siswa dari
irresponsibility, self control, involvement, self direction dan caring melalui
berbagai aktivitas pengalaman belajar gerak sesuai kurikulum yang berlaku.
Model Hellison ini sering digunakan untuk membina disiplin siswa
(self-responsibility) untuk itu model ini sering digunakan untuk sekolah-sekolah
yang bermasalah dengan disiplin siswanya. Melalui model ini guru berharap
bahwa siswa berpartisipasi dan menyenangi aktivitas untuk melakukan
sesuatu yang baik dan penghargaan ekstrinsik. Fair play dalam penjas akan
direfleksikan dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu pada
dasarnya model Hellison ini dibuat untuk membantu pesera didik mengerti
dan melatih dan berlatih rasa tanggung jawab pribadi (self-responsibility).
Maka dari itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
Implementasi Model Pembelajaran Hellison Untuk Mengembangkan Nilai
Tanggung Jawab dalam Pembelajaran Senam di SMP Negeri 45 Bandung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, terdapat
permasalahan yang teridentifikasi, yaitu rendahnya sikap tanggung jawab
6
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah teridentifikasi di atas, maka ruang
lingkup masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatas hanya sekitar
implementasi model pembelajaran Hellison untuk mengembangkan nilai
tanggung jawab dalam pembelajaran senam.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana implementasi model pembelajaran Hellison dalam
pembelajaran senam yang dapat mengembangkan nilai tanggung jawab?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang,
tujuannya adalah untuk mengetahui impelementasi dari model pembelajaran
Hellison dalam pembelajaran senam yang dapat mengembangkan nilai
tanggung jawab.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat, baik bagi penulis
maupun pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu
pengetahuan dalam bidang pendidikan. Selain itu juga diharapkan dapat
memperluas wawasan pengetahuan mengenai implementasi model
pembelajaran Hellison dalam pembelajaran senam untuk mengembangkan
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Secara Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak, yaitu:
a. Bagi siswa, dapat meningkatkan dan menumbuhkembangkan nilai
tanggung jawab dalam proses pembelajaran maupun dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat menjadi bekal hidup.
b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
atau input bagi pihak sekolah untuk memberdayakan nilai tanggung
jawab dalam berbagai hal atau kegiatan-kegiatan di sekolah.
c. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang berharga dan pengetahuan
dalam membuat penelitian dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas dalam menerapkan model pembelajaran Hellison
untuk mengembangkan nilai tanggung jawab melalui pembelajaran
senam di SMP Negeri 45 Bandung.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran, penulis mencoba
menjelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini
dengan maksud agar tidak terjadi penyimpangan, sehingga permasalahan
akan lebih terarah. Penejelasan istilah-istilah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terancam untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
(Undang-undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003)
2. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan
8
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan
berbagai aktivitas jasmani. (A. Baley dan David A. Field (2001; dalam
Freeman, 2001))
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah suatu keputusan dalam mengambil tidakan atas
apa yang telah diperbuat oleh seseorang. Tanggung jawab menurut
kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatu. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajibannya. (
http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html)
H. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur penulisan skripsi ini terdiri dari BAB I Pendahuluan yang
terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional,
dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka yang terdiri dari
kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III Metodologi
Penelitian yang terdiri dari definisi operasional, metode penelitian, populasi
dan sampel, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari gambaran umum objek
penelitian, gambaran variabel yang diamati, analisis data, dan pengujian
37 Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian merupakan cara untuk memperoleh data dengan
kegunaan dan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 3) menyatakan
bahwa “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Suharsaputra (2012, hlm. 21) “metode penelitian adalah proses pengumpulan dan analisis
informasi (data) logis untuk beberapa kegunaan tergantung pada tujuan dari
dilaksanakannya penelitian”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research. Penelitian ini
digunakan karena masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh guru pada
saat mengajar. Seperti yang disebutkan oleh Wiriaatmadja (2014, hlm. 13)
bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan bagaimana sekelompok guru
dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar
dari pengalaman mereka sendiri”. Menurut Subroto, dkk. (2015, hlm. 34)
“penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis atau tipologi penelitian
tindakan, selain tiga jenis penelitian tindakan yang lain, yaitu participatory,
critical, dan instutisional action reserch”. PTK juga merupakan metode penelitian seperti halnya metode penelitian eksperimen, deskriptif
korelasional atau komparatif, dan lain-lain.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh penulis ini bertujuan untuk
mengembangkan nilai tanggung jawab dalam pembelajaran senam,
khususnya dalam pembelajaran senam lantai. Diharapkan dengan adanya
penelitian implementasi ini memberikan peningkatan dalam proses
pengajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran senam. Dapat
menambah pengetahuan bagi guru apabila guru tersebut mengajarkan senam
38
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa juga dapat memahami arti tanggung jawab yang sebenarnya, mereka
juga bisa menerapkan nilai tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
B. Waktu dan Tempat Penelitian (Setting Penelitian)
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu, yaitu pada 4
September sampai 18 September 2015.
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan yang bertempat di SMP
Negeri 45 Bandung yang beralamat di Jalan Yogyakarta Nomer 1
Antapani Kota Bandung, Jawa Barat. Sekolah ini merupakan tempat
dimana peneliti pernah mengajar dalam program pengalaman lapangan
(PPL) yang diselenggarakan oleh UPI. Dengan demikian peneliti telah
memahami karakteristik masing-masing siswa, sarana dan prasarana
yang ada di sekolah, lingkungan sekolah, serta keadaan guru di sekolah
tersebut.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006, hlm.
130). Menurut Sugiyono (2014, hlm. 117) “populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi penelitian ialah SMP Negeri 45 Bandung yang
berlokasi di Jalan Yogyakarta Nomor 1 Antapani Kota Bandung, Jawa
Barat.
Setelah menentukan populasi penelitian, peneliti kemudian
menentukan langkah selanjutnya, yaitu menentukan sampel penelitian
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
populasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling
meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling
(Sugiyono, 2014, hlm. 119). Dikarenakan penelitian ini merupakan
penelitian tindakan maka sampel yang digunakan peneliti adalah bagian
dari populasi yang dianggap mempunyai permasalahan dalam proses
pembelajaran dalam kegiatan belajar sehari-hari.
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 118) “sampel merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Sedangkan Arikunto (2006, hlm. 131) menyatakan bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Jadi, pengertian sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan
sumber data penelitian yang kemudian akan menjadi data sebenarnya.
Sampel biasa digunakan bila mana pada saat melakukan penelitian
terdapat populasi yang besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi. Dalam pengambilan sampel peneliti haruslah mengambil
sampel yang dapat mewakili agar dapat dihasilkan data yang akurat. Pada
penelitian ini sampel yang dimaksud adalah siswa kelas IX B yang
berjumlah 34 orang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan pada SMP Negeri 45 Bandung.
D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian
Menurut Subroto, dkk., (2015, hlm. 36) “variabel adalah gejala yang
bervariasi yang akan dijadikan obyek pengamatan yang kemunculannya
40
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa “Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Variabel penelitian dibagi menjadi 2 macam, yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen).
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat) (Sugiyono, 2014, hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini
merupakan model pembelajaran Hellison dan pembelajaran senam.
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014,
hlm. 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap tanggung
jawab siswa yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu model
pembelajaran Hellison melalui pembelajaran senam dalam pendidikan
jasmani sehingga terjadi pengembangan sikapnya. Dalam bukunya
Subroto, dkk. (2015, hlm. 36) ada tiga variabel yang dikaji dalam
penelitian tindakan kelas, yaitu: (1) variabel input (siswa kelas VIII A
SMP Negeri 45 Bandung); (2) variabel proses (model pembelajaran
Hellison); dan (3) variabel output (sikap tanggung jawab).
E. Prosedur Penelitian
Arikunto (2006, hlm. 91) “penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di
dalam sebuah kelas”. Pengertian sebelumnya sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2014, hlm. 11) bahwa:
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan menurut Ebbutt yang dikutip oleh Hopkins (dalam
Wiriaatmadja, 2014, hlm. 12) penelitian tindakan kelas adalah kajian
sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Penelitian kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir
dan bertindak dari guru. Berpikir reflektif dalam pengalaman pendidikan
sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala bentuk
pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyakinan adanya
alasan-alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya
kemana pengetahuan itu akan membawa peserta didik (Dewey dalam
Wiriaatmadja, 2014, hlm. 12). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam
bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan dengan tujuan
meningkatkan suatu tujuan dengan memperbaiki prosesnya. Tindakan yang
dilaksanakan melalui proses analisis berbagai teori-teori yang telah
berkembang kemudian dipraktekkan dengan upaya memperbaiki
permasalahan di dalam proses pembelajaran, sehingga tindakan dalam
penelitian tindakan kelas dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
kaidah-kaidah keilmuan.
Terdapat beberapa model penelitian tindakan yang dipaparkan oleh
beberapa ahli. Dari berbagai macam model penelitian tindakan kelas, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan Model Lewin yang ditafsirkan oleh
42
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Alur Penelitian Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas Model Lewin yang Ditafsirkan oleh Kemmis
Diunduh dari:
https://www.google.co.id/search?q=gambar+model+siklus+Kemmis. 21
Agustus 2015
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus yang setiap
siklusnya terdiri dari dua tindakan. Dari setiap siklus terdapat
tahapan-tahapan yaitu, perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan
(action), observasi, dan refleksi (reflection).
1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning)
Perencanaan tindakan merupakan salah satu tahap terpenting dalam
suatu penelitian sebagai langkah awal sebelum memasuki tahap tindakan
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan jasmani di tempat penelitian, yaitu di SMP Negeri 45
Bandung. Sedangkan observer adalah rekan sejawat yang sama-sama
sedang mengerjakan skripsi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) prodi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Arikunto (2006, hlm. 98)
menyebutkan bahwa “Penelitian tindakan yang baik adalah apabila
dilakukan dalam bentuk kolaborasi”. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan dalam bentuk kolaborasi.
Dalam pelaksanaannya perencanaan tindakan diawali dengan
mengajukan surat ijin melakukan penelitian. Peneliti dan observer
mengunjungi sekolah yang menjadi tempat penelitian, untuk melihat atau
mengamati kondisi sekolah, siswa, sarana dan prasarana. Kemudian
peneliti dan observer mempersiapkan rencana program pembelajaran
seperti apa yang akan digunakan untuk tindakan penelitian selama proses
pembelajaran. Setelah itu peneliti dan observer juga mempersiapkan
suatu instrumen penelitian untuk merekam selama tindakan berlangsung,
sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan sebuah pengamatan.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (action)
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi
rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas
(Arikunto, 2006, hlm. 99). Pada tahap ini peneliti menerapkan rancangan
program pembelajaran yang sudah dibuat di tahap sebelumnya. Dalam
tahapan ini guru harus taat dan melaksanakan apa yang sudah
direncanakan dalam rancangan yang telah dibuat.
3. Tahap Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan pelaksanaan pengamatan
oleh pengamat (Arikunto, 2006, hlm. 99). Pada tahap ini peneliti
melakukan pengamatan sekaligus mencatat apa yang terjadi di lapang
pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung untuk mengevaluasi hasil
belajar sehingga bisa menjadi bukti hasil tindakan yang selanjutnya bisa
44
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengamatan secara langsung pada saat pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan format observasi yang telah disiapkan, yaitu format
observasi penilaian sikap tanggung jawab siswa yang kemudian menjadi
data penelitian.
4. Tahap Refleksi
Tahap keempat adalah refleksi, yaitu kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah terjadi (Arikunto, 2006, hlm. 99). Di tahap ini
dilaksanakan ketika guru telah selesai melakukan tindakan penelitian.
Untuk selanjutnya guru beserta observer mendiskusikan penerapan
rancangan tindakan apa yang akan digunakan kemudian ditetapkan untuk
digunakan ke tahap selanjutnya dalam rangka memperbaiki dari tindakan
sebelumnya.
F. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Penyusunan instrumen penelitian merupakan salah satu rangkaian
yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena dengan instrumen
penelitian dapat mengumpulkan data yang esensial dipergunakan untuk
memecahkan masalah. Instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan
informasi, melakukan pengukuran, atau mengumpulkan data (Subroto,
dkk., 2015, hlm. 39). Dalam penelitian ini digunakan instrumen, yaitu:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah suatu
rancangan atau rencana guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan
rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Setiap
materi pembelajaran guru harus membuat RPP sebelum
melaksanakan proses pembelajaran, karena RPP merupakan suatu
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam mengajar, tujuan pembelajaran yang direncanakan pun bisa
tercapai dengan adanya RPP. Selain terdapat SK dan KD dalam
RPP juga terdapat model pembelajaran, metode pembelajaran,
pendekatan pembelajaran sehingga guru bisa memilih model,
metode atau pendekatan pembelajaran yang akan digunakan sesuai
dengan kondisi dan keadaan di lapangan serta karakteristik siswa
dengan begitu apa yang telah direncanakan guru dalam mengajar
dapat tercapai.
b. Lembar Observasi
Lembar pengamatan merupakan lembar kerja yang berfungsi
untuk mengamaati dan mengukur tingkat keberhasilan atau
ketercapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Dalam lembar pengamatan ini terdapat indikator-indikator yang
akan dicapai, sesuai dengan apa yang akan diukur.
Tabel 3.1
Format Observasi Perilaku Tanggung Jawab Hellison
No. Nama Siswa
Skala Nilai Tanggung Jawab
Hellison Jumlah
0 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
Keterangan:
Level 0 :
1. Mengganggu kinerja dan permainan orang lain.
46
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Mengajak orang lain untuk tidak melakukan seseuatu kegiatan dalam
pembelajaran.
4. Tidak membagi peralatan atau tempat dengan temannya.
Level 1 :
1. Membiarkan teman memakai alat, tanpa mengganggunya.
2. Tidak melakukan kegiatan pembelajaran tetapi tidak mengganggu
orang lain.
3. Menolak jika mengganggu teman lain.
4. Melakukan apa yang diperintah oleh guru tetapi tidak setiap waktu.
Level 2 :
1. Aktif dan bersemangat mengikuti pelajaran.
2. Sering mencoba sendiri untuk menguasai keterampilan.
3. Mencoba apa yang diperintahkan oleh guru tanpa mengeluh.
4. Mau bergabung dengan temannya yang lain.
Level 3 :
1. Tidak perlu diminta untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh
guru.
2. Tidak marah walau diganggu atau diejek.
3. Tidak mudah menyerah walaupun sering salah.
4. Mau bekerjasama dengan teman yang lain.
Level 4 :
1. Membantu guru dalam mempersiapkan alat.
2. Membantu teman dalam menguasai keterampilan.
3. Memberi semangat kepada teman.
4. Secara aktif menawarkan bantuan kerjasama.
Teknik penskoran:
a. Apabila tanda ceklist diisi pada kolom level 0 siswa mendapatkan skor
2.
b. Apabila tanda ceklist diisi pada kolom level 1 siswa mendapatkan skor
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Apabila tanda ceklis diisi pada kolom level 2 siswa mendapatkan skor 6.
d. Apabila tanda ceklis diisi pada kolom level 3 siswa mendapatkan skor 8.
e. Apabila tanda ceklist diisi pada kolom level 4 siswa mendapatkan skor
10.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini digunakan pengumpulan data, yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah sebuah proses pengamatan atau pemantauan
akan suatu objek atau masalah yang dari situ akan diambil laporan
atau kesimpulan. Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar (Sugiyono, 2014, hlm. 203).
b. Catatan lapangan
Catatan lapangan adalah salah satu metode pengumpulan data
dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan
mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu
dari pihak peneliti (dalam Wikipedia web:
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_lapangan)
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang (Sugiyono, 2014, hlm 329).
Dokumentasi adalah mengumpulkan suatu data dengan cara
mengalir atau mengambil data-data catatan, dokumentasi,
administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti untuk
dijadikan sebuah bukti dalam penelitian.
3. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data
48
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling
efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan sebagai sebagai instrumen. Format yang disusun
berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006, hlm. 229). Di sini
peneliti melakukan penelitian secara langsung, mengamati
bagaimana pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung dan
mengamati proses pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Hellison dalam meningkatkan nilai tanggung jawab
siswa dengan mengisi format lembar pengamatan yang telah
dibuat.
2. Catatan Lapangan
Pada penelitian ini peneliti juga menggunakan catatan
lapangan untuk mencatat apa saja yang terjadi di lapangan selama
pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung, mencatat
persoalan-persoalan yang terjadi beserta solusinya, mencatat
apakah adanya kemajuan selama penelitian berjalan, mencatat
hasil refleksi dan hasil diskusi.
3. Dokumentasi
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah semua yang berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berupa RPP, bukti tes
yang telah digunakan, dan foto pada saat pembelajaran
berlangsung.
b. Analisis Data
1. Reduksi Data
Pada reduksi data ini bertujuan untuk mempermudah peneliti
untuk memahami data yang terkumpul dari hasil catatan lapangan
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masalah yang diteliti. Aspek yang direduksi dalam penelitian ini
adalah sikap tanggung jawab siswa yang ditunjukan pada saat
proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan proses pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilaksanakan agar bisa dipahami dan
dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Penyajian data
disajikan secara singkat, jelas dan menyeluruh agar peneliti
dengan mudah untuk memahami suatu gambaran terhadap aspek
yang diteliti. Penyajian data disajikan dalam bentuk uraian sesuai
dengan hasil penelitian yang diperoleh.
3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Setelah itu menarik sebuah kesimpulan yang dilakukan oleh
peneliti untuk mencari suatu makna dan menjelaskan apa yang
dilakukan terhadap data yang telah terkumpul agar mendapatkan
suatu kesimpulan yang tepat sehingga kesimpulan tersebut dapat
diverifikasi selama penelitian.
Pengolahan data format observasi pelaksanaan pembelajaran
pendidikan jasmani perhitungannya sebagai berikut:
Frekuensi yang dicari x 100% Persentase keberhasilan produk =
71
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
bahwa pembelajaran senam melalui implementasi model pembelajaran
Hellison yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP
Negeri 45 Bandung dapat mengembangkan nilai tanggung jawab siswa.
Dengan begitu model pembelajaran Hellison juga perlu diberikan kepada
siswa dari semenjak dini untuk mengembangkan nilai tanggung jawab.
Sehingga siswa bisa menerapkan sikap tanggung jawabnya tidak hanya pada
saat pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung tetapi mereka bisa
menerapakannya di luar sekolah, di rumah ataupun di lingkungan sekitarnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas yang telah peneliti
kemukakan ada beberapa hal yang disampaikan untuk dijadikan suatu saran,
yaitu sebagai berikut:
1. Kepada Guru pendidikan jasmani, khusunya guru pendidikan jasmani
SMP Negeri 45 Bandung diharapkan bisa mengimplementasikan
model pembelajaran Hellison dalam mengajar guna mengembangkan
nilai tanggung jawab siswa, karena dalam prosesnya pembelajaran
pendidikan jasmani tidak hanya dinilai dari dimensi psikomotor dan
dimensi kognitifnya saja.
2. Untuk guru pendidikan jasmani yang belum memahami model
pembelajaran Hellison diharapkan untuk bisa mengenal dan
memahami apa itu model pembelajaran Helllison.
3. Siswa diharapkan bisa memahami dan menerapkan sikap tanggung
jawab pada saat pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung
72 Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI
Apriyadi, Yogi. (2014). Perbandingan Metode Pembelajaran Bagian dan Metode
Keseleruhan terhadap Penguasaan Gerak Haeadstand Senam. Skripsi.
Bandung: tidak diterbitkan
Arihta, Juliandra. (2014). Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan
Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani SD. Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan UPI Bandung.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Faridah, Ai. (2015). Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Hellison
Terhadap Tanggung Jawab Siswa di Sekolah Asrama dan Sekolah Umum.
Tesis. Program Pasca Sarjana UPI Bandung.
Informasi Kebudayaan Masyarakat Indonesia. (2011). Manusia dan Arti
Tanggung Jawab. Tersedia:
http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html.
Mahendra, Agus. (2001). Pembelajaran Senam Pendekatan Pola Gerak Dominan
untuk SLTP. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga
... (2015). Filsafat Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UP
PENJASTAR. (2013). Fungsi Pendidikan Jasmani Dalam Pendidikan Nasional.
[Online]. Tersedia:
https://penjastar.wordpress.com/2013/01/28/pendidikan-jasmani-kendaraan-pendidikan-nasional/.
Prasyaadi, Taufik Imam. (2011). Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam
73
Avienie Afiaty Zulfa, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rizkian, Bayu Agil. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Hellison dalam
Pembelajatan Aktivitas Permainan Bola Voli untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa. Skripsi. Bandung: tidak diterbitkan
Rochman, Taupik. (2013). Pengaruh Model Hellison dan Kemampuan Kognitif
Terhadap Sikap Bertanggung Jawab Siswa. Tesis. Program Pasca Sarjana
UPI Bandung.
Subroto, Toto dkk. (2015). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama
Suhendi, Hendi dkk. (2013). Pembelajaran Senam. Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI
UU SISDIKNAS No. 20. (2003). Tujuan Pendidikan. [Online]. Tersedia:
http://belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional/.
Widiyatmoko, Fajar Ari. (2014). Pengembangan Sikap Beratanggung Jawab
Siswa Melalui Model Hellison dan Canter Assertive. Tesis. Program Pasca
Sarjana UPI Bandung.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2014). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Rosda
Online:
https://www.google.co.id/search?q=gambar+model+siklus+Kemmis.