IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI UNTUK MENINGKATKAN RASA
TANGGUNG JAWAB SISWA
(Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas X8-Agama MAN 1 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Oleh :
AGIL BAYU RIZKIAN
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
HELLISON DALAM PEMBELAJARAN
AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI
UNTUK MENINGKATKAN RASA
TANGGUNG JAWAB SISWA
Oleh
Agil Bayu Rizkian
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Agil Bayu Rizkian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
AGIL BAYU RIZKIAN 0807737
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI UNTUK MENINGKATKAN RASA
TANGGUNG JAWAB SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Yunyun Yudiana, M. Pd NIP. 196506141990011001
Pembimbing II
ABSTRAK
Agil Bayu Rizkian. Judul: Implementasi Model Pembelajaran Hellison Dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bolavoli Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung). Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. FPOK UPI. Pembimbing I: Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd Pembimbing II: Drs. Toto Subroto, M.Pd
Masalah dalam aspek pendidikan dan kehidupan sosial saat ini adalah tingginya angka tawuran antar pelajar, narkoba, seks bebas, pelecehan seksual, perang antar desa/kampung dan masih banyak lagi masalah yang terjadi dalam kedua aspek tersebut. Hal ini dikarenakan rendahnya nilai-nilai moral sebagian individu masyarakat bangsa kita, dan salah satunya merupakan pengaruh dari rendahnya rasa tanggung jawab individu kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa/negara maupun tanggung jawab kepada Tuhan YME. Ternyata terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan oleh orangtua, guru, masyarakat atau orang dewasa lainnya untuk mengembangkan rasa tanggung jawab kepada diri setiap individu, khususnya yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani saat melaksanakan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran penjas. Secara spesifik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani terdapat salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan rasa tanggung jawab siswa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Hellison.
Model Hellison (l995) adalah salah satu model pembelajaran pendidikan jasmani yang termasuk dalam kategori model rekonstruksi sosial yang dikenal
dengan sebutan ”Teaching Responsibility Throught Physical Activity”. Model Hellison (l995) ini sering digunakan untuk membina disiplin siswa (self responsibility), untuk itu model ini sering digunakan pada sekolah-sekolah yang bermasalah dengan kedisiplinan para siswanya. Tujuan model ini adalah untuk meningkatkan perkembangan personal dan responsibility siswa dari irresponsibility, self control, involvement, self direction and caring melalui berbagai aktivitas pengalaman belajar gerak sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
ABSTRACT
Agil Bayu Rizkian. Title: Implementation of Hellison Learning Model in Activities Learning Volleyball Games to Improve Sense of Students Responsibility (Students In Classroom Action Research class X8 - Religious MAN 1 Bandung). Studies Program of Physical Health and Recreation Education. FPOK UPI. Supervisor I: Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd Advisor II: Drs. Toto Subroto, M.Pd
The problem in the aspect of education and social life at the moment is the high number of fights between students , drugs , sex , sexual abuse , war between the village / town and there are many more problems that occur in both aspects. This is due to the low moral values of our nation's most individual communities , and one of them is the influence of the low individual responsibility to self, family , community , nation / state and responsibility to God Almighty . Apparently there are many variety of ways that can be done by parents , teachers , community or other adults to develop a sense of responsibility to each and every individual , especially to do by the physical education teachers when implementing the learning process in the subjects. Specifically, physical education subjects contained one of learning model that aims to develop students' sense of responsibility , which is using Hellison learning model .
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
MOTTO ... ii
KATA PENGANTAR ...iii
UCAPA TERIMAKASIH ...iv
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR TABEL ...xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ...7
C. Batasan masalah ...8
D. Rumusan Masalah ...9
E. Tujuan Penelitian ...9
F. Manfaat Penelitian ...10
B. Kerangka Berfikir ... 28
C. Hipotesis Tindakan ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan operasional Penelitian ...31
B. Tempat dan waktu Penelitian ...31
1. Tempat Penelitian ...31
2. Waktu penelitian ...31
C. Fokus Penelitian ...32
D. Metode Penelitian ...32
E. Langkah-Langkah Penelitian ...32
a. Observasi Awal ...33
b. Perencanaan Tindakan ...33
c. Pelaksanaan Tindakan ...34
d. Refleksi ...34
F. Data dan Cara Pengembaliannya ...34
G. Teknik Analisis Data ...36
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Latar Penelitian ...37
1. Keadaan Fisik Lingkungan Sekolah ...37
2. Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes ...38
B. Perencanaan Penelitian ...40
C. Hasil Pelaksanaan Tindakan 1 ...41
2. Hasil Analisis dan Refleksi Tindakan I ...46
3. Rencana Perbaikan Tindakan ke II ...47
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan ke II ...47
D. Hasil Pelaksanaan Tindakan II ...48
1. Hasil Pelaksanaan Tindakan II ...48
2. Hasil analisis dan Refleksi Tindakan II ...51
3. Rencana Perbaikan Tindakan ke III ...52
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan ke III ...52
E. Hasil Pelaksanaan Tindakan III ...52
1. Hasil Pelaksanaan Tindakan III ...52
2. Hasil Analisis dan Refleksi Tindakan III ...56
F. Pembahasan Hasil Penelitian ...56
G. Diskusi Penemuan ...59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...61
B. Saran ...62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL
2.1 Kriteria Model Pembelajaran Hellison...………….. 18-19
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
2.1 Model Spiral Dalam Hopkins... 21
2.2 Model Kurt Lewin... 22
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK
4.1 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Psikomotor Ketrampilan
Permainan Bolavoli Tindakan I... 45
4.2 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Kognitif Ketrampilan
Permainan Bolavoli Tindakan I... 45
4.3 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Afektif Data Rasa Tanggung
Jawab Siswa Pada Penelitian Tindakan I... 46
4.4 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Psikomotor Ketrampilan
Permainan Bolavoli Tindakan II... 50
4.5 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Kognitif Ketrampilan
Permainan Bolavoli Tindakan II... 50
4.6 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Afektif Data Rasa Tanggung
Jawab Siswa Pada Penelitian Tindakan II... 51
4.7 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Psikomotor Ketrampilan
Permainan Bolavoli Tindakan III... 54
4.8 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Kognitif Ketrampilan
Permainan Bolavoli Tindakan III... 55
4.9 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Afektif Data Rasa Tanggung
Jawab Siswa Pada Penelitian Tindakan III... 55
4.10 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Dimensi
Psikomotor Siswa Dari Data Awal Penelitian Tindakan I,
4.11 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Dimensi
Kognitif Siswa Dari Data Awal Penelitian Tindakan I,
Tindakan II, Dan Tindakan III... 58
4.12 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Rasa Tanggung Jawab
Siswa Dari Data Awal Penelitian Tindakan I,
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah
pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat
kita yang semakin menghilang (Sarbaini, 2012:21). Ungkapan pemersatu bangsa
Bhineka Tunggal Ika dan sebutan bahwa masyarakat negara kita adalah masyarakat
yang berbudaya, berbudi pekerti tinggi, damai sejahtera dan beriman serta taqwa
kepada Tuhannya sepertinya sudah tidak dihiraukan oleh sebagian individu
masyarakat kita.
Banyak sekali permasalahan yang menyangkut tentang hilangnya nilai-nilai
moral dalam segala aspek kehidupan bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam dunia
politik saja, tetapi sudah mulai merambah kedalam dunia pendidikan dan kehidupan
sosial bangsa. Dalam masalah politik nampaknya korupsi, kolusi dan nepotisme
sudah menjadi rahasia umum bahkan sepertinya masalah itu tak akan pernah hilang
dari negara kita. Hal ini di akibatkan karena kesadaran sebagian besar masyarakat
Indonesia terhadap nilai-nilai moral yang sudah mulai menghilang, tidak
berfungsinya sistem politik yang jujur, adil, baik dan benar, lemahnya penegakan dan
sanksi hukum bangsa Indonesia serta kurangnya iman dan taqwa kepada Tuhan
YME.
Dalam aspek pendidikan dan kehidupan sosial saat ini adalah tingginya angka
tawuran antar pelajar, narkoba, seks bebas, pelecehan seksual, perang antar
2
tersebut. Pada intinya semua contoh permasalahan yang telah dipaparkan diatas
disebabkan karena rendahnya nilai-nilai moral sebagian individu masyarakat bangsa
kita, dan salah satunya merupakan pengaruh dari rendahnya rasa tanggung
jawab individu kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa/negara maupun
tanggung jawab kepada Tuhan YME.
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menyangkut tanggung jawab
pribadi untuk memenuhi kewajibannya dalam menumbuh kembangkan kepribadian
menjadi manusia yang berakhlak dan bermoral, baik dalam berpikir, bertutur kata,
bersikap maupun bertindak. Seorang pelajar mempunyai kewajiban untuk belajar
secara tekun, disiplin, jujur dan bercita-cita luhur merupakan contoh nilai tanggung
jawab pribadi terhadap dirinya sendiri sebagai pelajar.
Tanggung jawab kepada keluarga dapat diartikan tanggung jawab yang
didalamnya mencakup wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan
anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan
tugas dan fungsinya, baik dalam lingkup keluarga itu sendiri maupun di masyarakat
guna tercapainya keluarga yang sejahtera. Contoh permasalahan dalam tanggung
jawab kepada keluarga adalah seorang suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga
yang mempunyai kewajiban menafkahi serta mendidik istri dan anak-anaknya, berarti
suami tersebut bertanggung jawab pada keluarga. Seorang istri juga mempunyai
3
dan patuh terhadap semua perintah kedua orang tuanya serta bertutur kata dan
berperilaku sopan kepada kedua orang tua.
Tangung jawab terhadap masyarakat pada hakekatnya menjelaskan bahwa
manusia adalah mahluk sosial yang berketergantungan terhadap manusia lainnya,
seperti berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, menjaga ketertiban umum
serta menjaga kelangsungan hidup bersama. Sehingga dengan demikian setiap
individu merupakan anggota dari masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung
jawab dengan individu lainnya. Contoh tanggung jawab kepada masyarakat adalah
anggota masyarakat mempunyai tanggung tawab yang sama dalam masyarakat,
seperti tanggung jawab menjaga keamanan, kebersihan, kenyamanan serta
ketentraman dilingkungan masyarakat tersebut. Tanggung jawab terhadap bangsa dan
negara, menyangkut tanggung jawab untuk mematuhi dan melaksanakan
aturan-aturan dan norma-norma yang telah ditetapkan oleh negara, baik dalam berpikir,
bertutur kata, bertindak maupun bertinglah laku. Contoh tanggung jawab pada bangsa
dan negara adalah di Indonesia semua masyarakatnya memiliki tanggung jawab yang
sama, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan mengikuti serta
melaksanakan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia.
Tanggung jawab kepada Tuhan YME menyangkut tanggung jawab manusia
sebagai mahluk ciptaan Tuhan, dimana manusia wajib menyembah Tuhan serta
mematuhi segala perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Contoh tanggung
jawab terhadap Tuhan YME adalah Sebagai mahkluk yang telah di ciptakan oleh
Tuhan didunia ini, dilindungi dan dibesarkan, diberikan akal sehat dan berbagai
macam rahmat dan karunia-Nya maka kita tentunya memiliki tanggung jawab untuk
menjaga dan melestarikan segala sesuatu yang telah diberikan-Nya kepada kita dan
serta senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita dengan
cara beribadah dan berdoa kepada-Nya serta menjalankan semua perintah-Nya dan
4
apabila sikap perbuatan yang dilakukan individu sesuai dengan nilai, moral dan
norma yang berlaku dalam kehidupan sosial, salah satunya adalah rasa bertanggung
jawab.
Di lingkungan pelajar nampaknya nilai-nilai moral sudah mulai hilang, hal ini
ditandai dengan banyaknya kasus-kasus seperti peredaran narkoba, pergaulan bebas,
kekerasan antar remaja dan tingginya angka tawuran antar pelajar yang
mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan. Tawuran pelajar yang kini menjadi
fenomena dalam dunia pendidikan seolah menjadi budaya baru dikalangan remaja.
Kondisi ini tentu saja sangat merusak dunia pendidikan dan nilai keagamaan. Perilaku
tersebut juga menandakan degradasi moral secara besar-besaran di kalangan pelajar
pada khususnya. Semua indikator permasalahan yang mengakibatkan hilangnya
nilai-nilai moral dalam dunia pendidikan salah satunya disebabkan karena hilangnya rasa
tanggung jawab pelajar, baik tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara serta tanggung jawab kepada Tuhan YME.
Perilaku atau kasus hilangnya rasa tanggung jawab pelajar banyak terjadi diluar
sekolah, contohnya seperti tawuran antar pelajar, tidak masuk ke sekolah dan memilih
membolos, merokok dengan menggunakan seragam sekolah, kekerasan antar pelajar,
melakukan tindak kriminal yaitu meminta uang secara paksa terhadap pelajar lainnya.
Hal ini diakibatkan karena faktor internal dan eksternal individu pelajar itu sendiri.
Sebagai contoh faktor internal adalah adanya masalah dalam keluarga yang mampu
mengganggu psikologis anak, sehingga membuat anak berperilaku negatif dalam
5
jawab, baik kepada diri sendiri, kepada orang tua, maupun kepada pihak sekolah.
Contoh permasalahan yang sering terjadi adalah kebanyakan siswa sering datang
terlambat ketika jam pelajaran telah dimulai, apalagi ketika hari senin banyak siswa
yang dihukum saat upacara sedang berlangsung, hal ini dikarenakan siswa datang
terlambat. Pada umumnya alasan sebagian dari mereka yang terlambat adalah faktor
kebiasaan mereka yang selalu bangun kesiangan, terhambat macet dan mungkin
kurang tegasnya peraturan dari sekolah yang tidak akan membuat siswa jera dalam
melakukan hal tersebut. Ketika proses belajar mengajar berlangsung, ada sebagian
siswa memilih berbincang serta makan minum dengan teman di kantin sehingga
mereka tidak mengikuti pembelajaran di kelas saat itu juga.
Permasalahan lainnya ketika jam pelajaran penjas sudah dimulai, kebanyakan
siswa sering menunda dalam berganti pakaian yang akan digunakan, bahkan ada juga
siswa yang tidak memperdulikan pelajaran penjas, yaitu siswa yang lebih
mengutamakan makan minum dikantin atau dikelas, mengobrol dengan teman dan
melakukan aktivitas yang lain tanpa memperdulikan bahwa pelajaran penjas sudah
dimulai. Siswa juga kurang tanggap dalam mempersiapkan sarana dan prasarana yang
akan mereka pakai untuk melakukan aktivitas penjas, contohnya dalam materi
permainan bolavoli, tidak adanya kesadaran dalam diri siswa untuk mempersiapkan
bola, net, dan tiang yang akan digunakan dalam aktivitas pembelajaran penjas.
Permasalahan rendahnya rasa tanggung jawab pun sering dijumpai disaat sesudah jam
pelajaran berakhir, contohnya ketika pergantian jam mata pelajaran, kebiasaan siswa
adalah keluar kelas dan banyak melakukan aktivitas diluar kelas, pergi ke kantin
untuk makan dan minum. Disaat pulang sekolah pun yang seharusnya siswa langsung
pulang ke rumah, banyak sebagian dari mereka memilih untuk duduk-duduk
dipinggir jalan, berbincang dengan teman, merokok dan melakukan hal negatif
6
Para orang tua dan pihak sekolah harus menyadari bahwa mereka mempunyai
tugas secara bersama dalam mengembangkan rasa tanggung jawab sang siswa dalam
hal yang lebih positif. Peran orang tua di rumah seperti perhatian, kasih sayang,
pendidikan dan motivasi mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi tumbuh
kembang rasa tanggung jawab sang anak. Pihak sekolah pun ikut andil bagian dalam
mengembangkan rasa tanggung jawab siswa. Pihak sekolah yang didalamnya terdapat
seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, bimbingan konseling, pihak
keamanan dan lain lainnnya mempunyai tugas dalam mengembangkan rasa tanggung
jawab siswa.
Sungguh ironis, pelajar yang mengemban tugas mulia melanjutkan perjalanan
kemajuan bangsa, negara dan agama tetapi malah melakukan aksi-aksi yang sangat
tidak terpuji dan tidak bertanggung jawab. Hal ini mungkin salah satunya diakibatkan
karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari keluarga serta sangat kurangnya
pendidikan moral dalam lingkungan sekolah. Disamping itu juga mungkin
lingkungan masyarakatpun sangat berperan penting terhadap perkembangan moral
pelajar, karena lingkungan masyarakat mempunyai tanggung jawab terhadap
perkembangan serta tempat sosialisasi bagi para pelajar. Pemerintah juga harus tegas
dalam menerapkan sanksi hukum yang berlaku, berilah efek jera terhadap pelaku
tawuran sehingga mereka tidak akan pernah melakukan hal itu lagi.
Dengan adanya masalah hilangnya rasa tanggung jawab dilingkungan pelajar,
maka sebagian pelajar masa kini sangat sulit diharapkan lagi untuk dapat memajukan
7
terdapat sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai, karena jika tanda-tanda
ini terdapat dalam suatu bangsa, maka bangsa tersebut akan mengalami kehancuran.
Tanda-tanda tersebut di antaranya adalah (1) Meningkatnya kekerasan di kalangan
remaja, (2) Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) Pengaruh
peergroup yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) Meningkatnya perilaku yang
merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan perilaku seks bebas, (5)
Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) Menurunnya etos kerja, (7)
Semakin rendahnya rasa hormat pada orangtua dan guru, (8) Rendahnya rasa
tanggung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan
(10) Adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Mengingat
pentingnya sifat tanggung jawab pada diri seseorang, maka sifat tersebut akan sangat
menjadi lebih baik jika ditanamkan pada diri seseorang sejak ia masih dalam usia dini
dan dilanjutkan secara terus menerus sampai tumbuh menjadi dewasa karena mampu
menumbuhkembangkan perilaku sosial yang baik serta memiliki tingkah laku dalam
mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermoral, berbudi pekerti luhur serta
menjadi manusia yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh orangtua, guru, masyarakat atau orang
dewasa lainnya untuk mengembangkan rasa tanggung jawab kepada diri setiap
individu, khususnya yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani saat
melaksanakan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran penjas. Secara spesifik
dalam mata pelajaran pendidikan jasmani terdapat salah satu model pembelajaran
yang bertujuan untuk mengembangkan rasa tanggung jawab siswa, yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran Hellison.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan
8
dimasyarakat maupun secara khusus yang terjadi di MAN 1 Bandung dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1) Permasalahan secara Umum
a) Hilangnya nilai-nilai moral sebagian besar masyarakat bangsa Indonesia yang
mengakibatkan rendahnya rasa tanggung jawab sebagian individu bangsa
Indonesia.
b) Rendahnya rasa tanggung jawab individu masyarakat bangsa Indonesia, baik
kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara maupun kepada
Tuhan YME.
c) Rendahnya rasa tanggung jawab pada lingkungan pelajar banyak
mengakibatkan hal-hal negatif, seperti tawuran, narkoba, pergaulan bebas dan
lain sebagainya. Pada umumnya kasus seperti ini mungkin diakibatkan oleh
kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, lingkungan dan
pergaulan pelajar yang negatif serta lemahnya pengawasan dan pemahaman
dari pihak sekolah tentang pentingnya rasa tanggung jawab.
2) Permasalahan secara khusus
a) Rendahnya rasa tanggung jawab sebagian siswa terhadap proses belajar
mengajar yang mampu mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan.
Sebagai contoh ketika proses belajar mengajar berlangsung, ada sebagian
siswa memilih berbincang serta makan minum dengan teman di kantin
sehingga mereka tidak mengikuti pembelajaran di kelas saat itu juga.
b) Rendahnya rasa tanggung jawab sebagian siswa terhadap kedisiplinan
9
Berdasarkan masalah yang telah teridentifikasi tersebut diatas, maka ruang
lingkup masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya pada sekitar
implementasi model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan
bolavoli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Alasan pembatasan ini
adalah sebagai berikut:
1) Keterbatasan pengetahuan dan kompetensi peneliti untuk meneliti, karena peneliti
hanya mempunyai batas pemahaman dalam ruang lingkup implementasi model
pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bola voli untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.
2) Keterbatasan biaya yang juga mempengaruhi proses penelitian, karena semakin
lama melakukan penelitian maka semakin besar pula biaya yang harus
dikeluarkan peneliti.
3) Keterbatasan waktu yang tersedia diluar dari kegiatan perkuliahan, karena peneliti
juga mempunyai kegiatan lain diluar perkuliahan.
4) Keterbatasan psikologis peneliti dengan sekolah tempat penelitian, karena jika
terlalu lama melakukan penelitian akan berdampak negatif terhadap peneliti
sendiri.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka masalah
yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimana implementasi model Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli yang dapat meningkatkan tanggung jawab siswa?”
10
Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang
penelitian tindakan kelas (PTK) ini, tujuan penelitian ini adalah memperbaiki dan
meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Akan tetapi setelah adanya pemfokusan masalah pada proses penelitian
tindakan kelas ini, maka tujuan penelitian lebih terfokus untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu atau kualitas rasa tanggung jawab siswa MAN 1 Bandung pada
pembelajaran aktivitas permainan bolavoli melalui implementasi model pembelajaran
Hellison.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan
dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pendidikan jasmani. Selain itu juga
diharapkan dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai implementasi model
pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani.
2. Secara Praktis
a) Bagi Guru Penjas
Menambah kemampuan dan pengetahuan dalam meningkatkan rasa tanggung
11
sebagai bekal untuk tuntutan menjadi guru kelak dan sebagai masukan pengetahuan
untuk mengetahui implementasi model pembelajaran Hellison melalui pembelajaran
aktivitas permainan bolavoli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.
c) Bagi Siswa
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan aspek tanggung jawab siswa
dapat meningkat dan mampu menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur serta
mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d) Bagi pembaca dan masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi
untuk kepentingan perkembangan dan kemajuan pendidikan jasmani, serta penelitian
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Operasional Penelitian
Tujuan operasional pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan peneliti, dalam mengimplementasikan model
pembelajaran Hellison dalam rangka usaha meningkatkan nilai-nilai tanggung
jawab.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Bandung. Penelitian ini khususnya
dilaksanakan di kelas X-8 (Agama) dengan jumlah siswa 38 orang yang terdiri
atas 11 orang siswa laki-laki dan 27 orang siswa perempuan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada awal tahun pelajaran 2013. Waktu penelitian
digambarkan seperti pada tabel 3.1 berikut :
Tahapan dan Garis-garis Besar Kegiatan Penelitian
No. Nama Kegiatan
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
32
C. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini difokuskan pada penerapan model pembelajaran
Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli guna meningkatkan
nilai-nilai tanggung jawab.
D. Metode Penelitian
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam tinjauan teori, bahwa
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (classroom action research). Penelitian yang dilakukan pada
sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu
subyek penelitian di kelas. Penelitian dilakukan pada kelas X-8 (Agama) di MAN
1 Bandung dengan jumlah siswa 38 orang yang terdiri atas 11 orang siswa
laki-laki dan 27 orang siswa perempuan.
E. Langkah-Langkah Penelitian
Merujuk kepada langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang di bahas
secara mendalam di dalam BAB III, maka dalam penelitian ini langkah-langkah
yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi di MAN 1 Bandung
khususnya pada kelas X-8 (Agama) yang terkait dengan fokus penelitian, meliputi
masalah-masalah mengenai tanggung jawab siswa. Kerangka Berfikir, dan
Hipotesis Tindakan)
7. BAB III (Metodologi Penelitian)
8. Observasi
9. BAB VI (Pengolahan Data)
10. BAB V (Kesimpulan dan Saran)
11. Prasidang Skripsi
33
Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, selanjutnya diikuti observasi
awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan (aksi), refleksi, dan perencanaan ulang
yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Observasi Awal
Observasi dilakukan pada awal peneliti turun kelapangan. Maksud
observasi adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pembelajaran
yang terkait dengan fokus masalah yang diteliti. Observasi awal dilakukan
terhadap dokumen RPP (Rencana Program Pembelajaran) yang dibuat oleh
guru, melihat relevansi antara pelaksanaan pembelajaran dengan RPP yang
dibuat, melihat relevansi antara model/metode/strategi/pendekatan yang
direncanakan dengan pelaksanaannya, kemudian melihat hasil belajar untuk
mengevaluasi proses pembelajaran.
Sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Hellison dalam
konteks penelitian ini, kegiatan yang dilakukan dalam observasi awal ini
adalah memotret, mencatat secara detail hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran penjas di MAN 1 Bandung, khususnya yang
berkaitan dengan fokus penelitian. Keadaan lingkungan pembelajaran penjas di
MAN 1 Bandung sangat strategis, nyaman dan aman bagi siswanya. Sarana
dan prasarananya pun cukup lengkap untuk melakukan pembelajaran penjas,
khususnya dalam materi permainan bolavoli, terdapat 2 lapangan bolavoli
beserta alat-alat penunjangnya seperti net, tiang net dan bola voli.
Berdasarkan masalah-masalah pembelajaran yang teridentifikasi pada
tahap observasi awal, selanjutnya peneliti membuat suatu perencanaan
perbaikan pembelajaran. Semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi
34
tindakan pelaksanaan pertama begitu seterusnya sampai permasalahan
terpecahkan.
3. Pelaksanaan Tindakan (action)
Setelah perencanaan pertama dibuat, selanjutnya dilaksanakan tindakan
pertama. Sesuai dengan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas
bahwa hasil tindakan pertama harus dilakukan kegiatan refleksi. Hasil refleksi
dijadikan sebagai dasar untuk membuat perencanaan tindakan kedua dan
pelaksanaan tindakan kedua
4. Refleksi (reflection)
Merefleksikan permasalahan yang sudah teridentifikasi pada pemecahan
masalah sebelum perencanaan dibuat atau mengidentifikasi masalah-masalah
yang baru muncul pada saat pembelajaran itu diluar apa yang sudah
direncanakan. Hasil refleksi ini selanjutnya dibuatkan suatu perencanaan kedua
untuk tindakan-tindakan perbaikan pertama.
F. Data dan Cara Pengambilannya
1. Sumber data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari :
a. Siswa-siswa kelas X-8 (Agama) MAN 1 Bandung, yang mengikuti
pembelajaran aktivitas permainan bolavoli menggunakan model
pembelajaran Hellison.
b. Guru/peneliti yang mengajar aktivitas permainan bolavoli dengan
menggunakan model pembelajaran Hellison.
c. Lingkungan sekolah MAN 1 Bandung, yang dijadikan tempat penelitian.
2. Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif
35
a. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa catatan dan dokumentasi yang diperoleh dari :
a) RPP (Rencana Program Pembelajaran)
b) Catatan Lapangan
c) Dokumentasi (photo/kamera)
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari :
a) Hasil observasi terhadap perilaku siswa khususnya yang terkait dengan
nilai-nilai tanggung jawab yang ditunjukan siswa dalam proses belajar
mengajar aktivitas permainan bolavoli yaitu dari tanggung jawab
terhadap usaha mempertahankan daerahnya, usaha mematikan bola
didaerah lawan dan tangung jawab setiap siswa dalam posisi bermain
bolavoli.
3. Cara pengambilan data
a. Data Kualitatif yang diambil dengan cara analisis dan sintetis terhadap :
a) Data hasil belajar didapat dari RPP.
b) Data tentang situasi belajar mengajar pada saat pelaksanaannya
tindakan diambil dengan menggunakan catatan lapangan.
c) Data dengan keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan
didapat dari RPP dan catatan lapangan.
d) Data dokumentasi dilakukan pada proses belajar mengajar
berlangsung.
b. Data kuantitatif yang diambil dengan cara :
36
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan lanjutan dari tahap pengumpulan data.
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari suatu penelitian. Oleh
sebab itu, peneliti harus memahami dan terampil menerapkan teknik analisis data
yang tepat agar hasil penelitiannya mempunyai nilai ilmiah. Moleong (2002:110)
mengemukakan analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Proses analisis dimulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data yang
terkumpul dapat dianalasis dari tahap orientasi sampai tahap akhir dalam
pelaksanaan tindakan dengan disesuaikan pada karakteristik, fokus masalah serta
tujuan penelitian. Selanjutnya Moleong (2002:175) menyatakan “ pengecekan
keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa teknik, yaitu triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit trail”. Sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi.
Nasution (1996:115) menjelaskan bahwa triangulasi adalah rumusan
hipotesa divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana
masing-masing sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses
pembelajaran. Ketiga sudut pandang tersebut adalah :
Peneliti sebagai pengajar (mengakses intropeksi diri terhadap
pembelajaran yang sedang dan telah dilakukan)
Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimaa proses
pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar)
Guru penjas (Observer), yang memberikan masukan terhadap proses
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pembelajaran aktivitas permainan
bolavoli melalui implementasi pendekatan taktis dapat diterapkan dan mampu
meningkatkan ketrampilan gerak siswa. Hal ini ditandai dengan bertambahnya
minat siswa dalam memahami pola-pola gerak dasar dalam permainan bolavoli,
serta meningkatnya ketrampilan dasar permainan bolavoli seperti bergerak ke arah
jatuhnya bola, mengoperkan bola ke teman seregu dengan arah dan ketingginan
yang tepat pada sasaran dan mematikan bola didaerah lawan. Dengan demikian,
penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli
tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk memilih dan memantapkan
strategi yang digunakan dalam mengajar permainan bolavoli.
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran
Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli yang diterapkan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani di MAN 1 Bandung terbukti efektif dalam
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Terdapat proses peningkatan dan
perkembangan rasa tanggung jawab siswa mulai dari tindakan 1, tindakan 2
sampai tindakan 3 dalam pembelajaran permainan bolavoli, hal ini ditandai
dengan stabilnya rasa tanggung jawab siswa pada level 3 (self responsibility) dan
pada level 4 (caring) dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli.
62
yang lebih baik sesuai dengan tabel/daftar pada level dalam model
pembelajaran Hellison.
3. Melalui implementasi pendekatan taktis yang menyerupai dengan permainan
sesungguhnya, minat, ketrampilan, rasa tanggung jawab dan kegembiraan
siswa dapat meningkat.
4. Model pembelajaran akan berhasil diterapkan pada siswa, semuanya
dipengaruhi oleh sarana dan prasarana, karakteristik, materi, tujuan,
karakteristik siswa dan kompetensi guru dalam menerapkan suatu model
pembelajaran.
5. Pembinaan rasa tanggung jawab dan sikap sosial yang dilakukan sejak dini,
mampu menanamkan perilaku positif pada siswa, sehingga diharapkan ada
pembiasaan sikap bertanggung jawab yang positif dan melekat pada diri
siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah peneliti
kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan
yaitu, sebagai berikut:
1. Kepada guru pendidikan jasmani, khususnya guru pendidikan jasmani MAN
1 Bandung yang sudah memiliki pengetahuan tentang cara penerapan model
pembelajaran Hellison, diharapkan mengimplikasikannya secara nyata dalam
setiap pembelajaran guna meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.
2. Ketika guru pendidikan jasmani akan menerapkan dan mengembangkan
model pembelajaran jasmani, guru harus memahami hakekat dari
perkembangan moral anak terlebih dahulu, sehingga guru dapat
memprediksikan sejauh mana model pembelajaran Hellison ini dapat
memberikan hasil yang maksimal.
3. Bagi guru pendidikan jasmani yang belum memahami tentang model
pembelajaran Hellison, sangat diharapkan untuk meningkatkan
kompetensinya dalam memahami model pembelajaran Hellison.
4. Para siswa diharapkan memahami serta menguasai teknik dan taktik
63
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Sedangkan bagi siswa yang
belum menguasai dasar-dasar teknik permainan bolavoli diharapkan berlatih
lebih giat lagi agar kemampuan yang dimilikinya sama dengan siswa yang
DAFTAR PUSTAKA
Berliana. (1998). Pengaruh Model Hellison Sebagai pembinaan Sikap Bertanggung Jawab Yang dipadukan Dalam Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Bandung .
Berliana dan Alen. (2009). Makalah : Pembelajaran Sikap Bertanggung Jawab Dan Sikap Sosial Melalui Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar. Bandung.
BSNP (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas.
Fauzi, Rizal. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku Sosial Dan Ketrampilan Bermain Bolavoli. Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan UPI Bandung.
Hellison, Don. (1995). Teaching Responsibility Trough Physical Activity. Human Kinetics. University of Illionois at Chicago.
Indien. (2012). model-model-penelitian-tindakan-kelas. [Online]. Tersedia:
http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html
Licona, Thomas. (1992). Educating For Character : How Our School Can Teach Respect and Responsibility. Canada. Irvins Perkins Associates. Inc Bantam Books.
Nasution. (1996). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Putri, Devani Ratna. (2011). Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli.
Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI Bandung.
Subagja, Rahmat. (2012). Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Pembentukan Kerjasama.
Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan UPI Bandung.
Subroto Toto dan Yudiana Yunyun. (2010). Modul Permainan Bola Voli. Bandung: FPOK UPI.
Suherman, Adang. (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. IKIP Bandung Press. Bandung.
Syamsul. (2012). Urgensi Pendidikan Karakter Di Lingkungan Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat. [Online]. Tersedia: http://urgensi-pendidikan-karakter-di-lingkungan-keluarga-sekolah-dan-masyarakat/
Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru
Wiriaatmadja Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kerjasama PPS UPI Bandung dengan PT. Remaja Rosdakarya.
Yudiana, Yunyun. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis Dan Teknis Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP. Disertasi. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.