• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI UNTUK MENINGKATKAN RASA TANGGUNG JAWAB SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI UNTUK MENINGKATKAN RASA TANGGUNG JAWAB SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI UNTUK MENINGKATKAN RASA

TANGGUNG JAWAB SISWA

(Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas X8-Agama MAN 1 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Oleh :

AGIL BAYU RIZKIAN

(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

HELLISON DALAM PEMBELAJARAN

AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI

UNTUK MENINGKATKAN RASA

TANGGUNG JAWAB SISWA

Oleh

Agil Bayu Rizkian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Agil Bayu Rizkian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

AGIL BAYU RIZKIAN 0807737

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI UNTUK MENINGKATKAN RASA

TANGGUNG JAWAB SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Yunyun Yudiana, M. Pd NIP. 196506141990011001

Pembimbing II

(4)
(5)

ABSTRAK

Agil Bayu Rizkian. Judul: Implementasi Model Pembelajaran Hellison Dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bolavoli Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung). Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. FPOK UPI. Pembimbing I: Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd Pembimbing II: Drs. Toto Subroto, M.Pd

Masalah dalam aspek pendidikan dan kehidupan sosial saat ini adalah tingginya angka tawuran antar pelajar, narkoba, seks bebas, pelecehan seksual, perang antar desa/kampung dan masih banyak lagi masalah yang terjadi dalam kedua aspek tersebut. Hal ini dikarenakan rendahnya nilai-nilai moral sebagian individu masyarakat bangsa kita, dan salah satunya merupakan pengaruh dari rendahnya rasa tanggung jawab individu kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa/negara maupun tanggung jawab kepada Tuhan YME. Ternyata terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan oleh orangtua, guru, masyarakat atau orang dewasa lainnya untuk mengembangkan rasa tanggung jawab kepada diri setiap individu, khususnya yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani saat melaksanakan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran penjas. Secara spesifik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani terdapat salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan rasa tanggung jawab siswa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Hellison.

Model Hellison (l995) adalah salah satu model pembelajaran pendidikan jasmani yang termasuk dalam kategori model rekonstruksi sosial yang dikenal

dengan sebutan ”Teaching Responsibility Throught Physical Activity”. Model Hellison (l995) ini sering digunakan untuk membina disiplin siswa (self responsibility), untuk itu model ini sering digunakan pada sekolah-sekolah yang bermasalah dengan kedisiplinan para siswanya. Tujuan model ini adalah untuk meningkatkan perkembangan personal dan responsibility siswa dari irresponsibility, self control, involvement, self direction and caring melalui berbagai aktivitas pengalaman belajar gerak sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

(6)

ABSTRACT

Agil Bayu Rizkian. Title: Implementation of Hellison Learning Model in Activities Learning Volleyball Games to Improve Sense of Students Responsibility (Students In Classroom Action Research class X8 - Religious MAN 1 Bandung). Studies Program of Physical Health and Recreation Education. FPOK UPI. Supervisor I: Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd Advisor II: Drs. Toto Subroto, M.Pd

The problem in the aspect of education and social life at the moment is the high number of fights between students , drugs , sex , sexual abuse , war between the village / town and there are many more problems that occur in both aspects. This is due to the low moral values of our nation's most individual communities , and one of them is the influence of the low individual responsibility to self, family , community , nation / state and responsibility to God Almighty . Apparently there are many variety of ways that can be done by parents , teachers , community or other adults to develop a sense of responsibility to each and every individual , especially to do by the physical education teachers when implementing the learning process in the subjects. Specifically, physical education subjects contained one of learning model that aims to develop students' sense of responsibility , which is using Hellison learning model .

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

MOTTO ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPA TERIMAKASIH ...iv

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...7

C. Batasan masalah ...8

D. Rumusan Masalah ...9

E. Tujuan Penelitian ...9

F. Manfaat Penelitian ...10

(8)

B. Kerangka Berfikir ... 28

C. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan operasional Penelitian ...31

B. Tempat dan waktu Penelitian ...31

1. Tempat Penelitian ...31

2. Waktu penelitian ...31

C. Fokus Penelitian ...32

D. Metode Penelitian ...32

E. Langkah-Langkah Penelitian ...32

a. Observasi Awal ...33

b. Perencanaan Tindakan ...33

c. Pelaksanaan Tindakan ...34

d. Refleksi ...34

F. Data dan Cara Pengembaliannya ...34

G. Teknik Analisis Data ...36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Latar Penelitian ...37

1. Keadaan Fisik Lingkungan Sekolah ...37

2. Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes ...38

B. Perencanaan Penelitian ...40

C. Hasil Pelaksanaan Tindakan 1 ...41

(9)

2. Hasil Analisis dan Refleksi Tindakan I ...46

3. Rencana Perbaikan Tindakan ke II ...47

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan ke II ...47

D. Hasil Pelaksanaan Tindakan II ...48

1. Hasil Pelaksanaan Tindakan II ...48

2. Hasil analisis dan Refleksi Tindakan II ...51

3. Rencana Perbaikan Tindakan ke III ...52

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan ke III ...52

E. Hasil Pelaksanaan Tindakan III ...52

1. Hasil Pelaksanaan Tindakan III ...52

2. Hasil Analisis dan Refleksi Tindakan III ...56

F. Pembahasan Hasil Penelitian ...56

G. Diskusi Penemuan ...59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...61

B. Saran ...62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL

2.1 Kriteria Model Pembelajaran Hellison...………….. 18-19

(11)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

2.1 Model Spiral Dalam Hopkins... 21

2.2 Model Kurt Lewin... 22

(12)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK

4.1 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Psikomotor Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan I... 45

4.2 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Kognitif Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan I... 45

4.3 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Afektif Data Rasa Tanggung

Jawab Siswa Pada Penelitian Tindakan I... 46

4.4 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Psikomotor Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan II... 50

4.5 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Kognitif Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan II... 50

4.6 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Afektif Data Rasa Tanggung

Jawab Siswa Pada Penelitian Tindakan II... 51

4.7 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Psikomotor Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan III... 54

4.8 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Kognitif Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan III... 55

4.9 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Afektif Data Rasa Tanggung

Jawab Siswa Pada Penelitian Tindakan III... 55

4.10 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Dimensi

Psikomotor Siswa Dari Data Awal Penelitian Tindakan I,

(13)

4.11 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Dimensi

Kognitif Siswa Dari Data Awal Penelitian Tindakan I,

Tindakan II, Dan Tindakan III... 58

4.12 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Rasa Tanggung Jawab

Siswa Dari Data Awal Penelitian Tindakan I,

(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah

pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat

kita yang semakin menghilang (Sarbaini, 2012:21). Ungkapan pemersatu bangsa

Bhineka Tunggal Ika dan sebutan bahwa masyarakat negara kita adalah masyarakat

yang berbudaya, berbudi pekerti tinggi, damai sejahtera dan beriman serta taqwa

kepada Tuhannya sepertinya sudah tidak dihiraukan oleh sebagian individu

masyarakat kita.

Banyak sekali permasalahan yang menyangkut tentang hilangnya nilai-nilai

moral dalam segala aspek kehidupan bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam dunia

politik saja, tetapi sudah mulai merambah kedalam dunia pendidikan dan kehidupan

sosial bangsa. Dalam masalah politik nampaknya korupsi, kolusi dan nepotisme

sudah menjadi rahasia umum bahkan sepertinya masalah itu tak akan pernah hilang

dari negara kita. Hal ini di akibatkan karena kesadaran sebagian besar masyarakat

Indonesia terhadap nilai-nilai moral yang sudah mulai menghilang, tidak

berfungsinya sistem politik yang jujur, adil, baik dan benar, lemahnya penegakan dan

sanksi hukum bangsa Indonesia serta kurangnya iman dan taqwa kepada Tuhan

YME.

Dalam aspek pendidikan dan kehidupan sosial saat ini adalah tingginya angka

tawuran antar pelajar, narkoba, seks bebas, pelecehan seksual, perang antar

(15)

2

tersebut. Pada intinya semua contoh permasalahan yang telah dipaparkan diatas

disebabkan karena rendahnya nilai-nilai moral sebagian individu masyarakat bangsa

kita, dan salah satunya merupakan pengaruh dari rendahnya rasa tanggung

jawab individu kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa/negara maupun

tanggung jawab kepada Tuhan YME.

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menyangkut tanggung jawab

pribadi untuk memenuhi kewajibannya dalam menumbuh kembangkan kepribadian

menjadi manusia yang berakhlak dan bermoral, baik dalam berpikir, bertutur kata,

bersikap maupun bertindak. Seorang pelajar mempunyai kewajiban untuk belajar

secara tekun, disiplin, jujur dan bercita-cita luhur merupakan contoh nilai tanggung

jawab pribadi terhadap dirinya sendiri sebagai pelajar.

Tanggung jawab kepada keluarga dapat diartikan tanggung jawab yang

didalamnya mencakup wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan

anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan

tugas dan fungsinya, baik dalam lingkup keluarga itu sendiri maupun di masyarakat

guna tercapainya keluarga yang sejahtera. Contoh permasalahan dalam tanggung

jawab kepada keluarga adalah seorang suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga

yang mempunyai kewajiban menafkahi serta mendidik istri dan anak-anaknya, berarti

suami tersebut bertanggung jawab pada keluarga. Seorang istri juga mempunyai

(16)

3

dan patuh terhadap semua perintah kedua orang tuanya serta bertutur kata dan

berperilaku sopan kepada kedua orang tua.

Tangung jawab terhadap masyarakat pada hakekatnya menjelaskan bahwa

manusia adalah mahluk sosial yang berketergantungan terhadap manusia lainnya,

seperti berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, menjaga ketertiban umum

serta menjaga kelangsungan hidup bersama. Sehingga dengan demikian setiap

individu merupakan anggota dari masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung

jawab dengan individu lainnya. Contoh tanggung jawab kepada masyarakat adalah

anggota masyarakat mempunyai tanggung tawab yang sama dalam masyarakat,

seperti tanggung jawab menjaga keamanan, kebersihan, kenyamanan serta

ketentraman dilingkungan masyarakat tersebut. Tanggung jawab terhadap bangsa dan

negara, menyangkut tanggung jawab untuk mematuhi dan melaksanakan

aturan-aturan dan norma-norma yang telah ditetapkan oleh negara, baik dalam berpikir,

bertutur kata, bertindak maupun bertinglah laku. Contoh tanggung jawab pada bangsa

dan negara adalah di Indonesia semua masyarakatnya memiliki tanggung jawab yang

sama, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan mengikuti serta

melaksanakan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia.

Tanggung jawab kepada Tuhan YME menyangkut tanggung jawab manusia

sebagai mahluk ciptaan Tuhan, dimana manusia wajib menyembah Tuhan serta

mematuhi segala perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Contoh tanggung

jawab terhadap Tuhan YME adalah Sebagai mahkluk yang telah di ciptakan oleh

Tuhan didunia ini, dilindungi dan dibesarkan, diberikan akal sehat dan berbagai

macam rahmat dan karunia-Nya maka kita tentunya memiliki tanggung jawab untuk

menjaga dan melestarikan segala sesuatu yang telah diberikan-Nya kepada kita dan

serta senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita dengan

cara beribadah dan berdoa kepada-Nya serta menjalankan semua perintah-Nya dan

(17)

4

apabila sikap perbuatan yang dilakukan individu sesuai dengan nilai, moral dan

norma yang berlaku dalam kehidupan sosial, salah satunya adalah rasa bertanggung

jawab.

Di lingkungan pelajar nampaknya nilai-nilai moral sudah mulai hilang, hal ini

ditandai dengan banyaknya kasus-kasus seperti peredaran narkoba, pergaulan bebas,

kekerasan antar remaja dan tingginya angka tawuran antar pelajar yang

mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan. Tawuran pelajar yang kini menjadi

fenomena dalam dunia pendidikan seolah menjadi budaya baru dikalangan remaja.

Kondisi ini tentu saja sangat merusak dunia pendidikan dan nilai keagamaan. Perilaku

tersebut juga menandakan degradasi moral secara besar-besaran di kalangan pelajar

pada khususnya. Semua indikator permasalahan yang mengakibatkan hilangnya

nilai-nilai moral dalam dunia pendidikan salah satunya disebabkan karena hilangnya rasa

tanggung jawab pelajar, baik tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga,

masyarakat, bangsa dan negara serta tanggung jawab kepada Tuhan YME.

Perilaku atau kasus hilangnya rasa tanggung jawab pelajar banyak terjadi diluar

sekolah, contohnya seperti tawuran antar pelajar, tidak masuk ke sekolah dan memilih

membolos, merokok dengan menggunakan seragam sekolah, kekerasan antar pelajar,

melakukan tindak kriminal yaitu meminta uang secara paksa terhadap pelajar lainnya.

Hal ini diakibatkan karena faktor internal dan eksternal individu pelajar itu sendiri.

Sebagai contoh faktor internal adalah adanya masalah dalam keluarga yang mampu

mengganggu psikologis anak, sehingga membuat anak berperilaku negatif dalam

(18)

5

jawab, baik kepada diri sendiri, kepada orang tua, maupun kepada pihak sekolah.

Contoh permasalahan yang sering terjadi adalah kebanyakan siswa sering datang

terlambat ketika jam pelajaran telah dimulai, apalagi ketika hari senin banyak siswa

yang dihukum saat upacara sedang berlangsung, hal ini dikarenakan siswa datang

terlambat. Pada umumnya alasan sebagian dari mereka yang terlambat adalah faktor

kebiasaan mereka yang selalu bangun kesiangan, terhambat macet dan mungkin

kurang tegasnya peraturan dari sekolah yang tidak akan membuat siswa jera dalam

melakukan hal tersebut. Ketika proses belajar mengajar berlangsung, ada sebagian

siswa memilih berbincang serta makan minum dengan teman di kantin sehingga

mereka tidak mengikuti pembelajaran di kelas saat itu juga.

Permasalahan lainnya ketika jam pelajaran penjas sudah dimulai, kebanyakan

siswa sering menunda dalam berganti pakaian yang akan digunakan, bahkan ada juga

siswa yang tidak memperdulikan pelajaran penjas, yaitu siswa yang lebih

mengutamakan makan minum dikantin atau dikelas, mengobrol dengan teman dan

melakukan aktivitas yang lain tanpa memperdulikan bahwa pelajaran penjas sudah

dimulai. Siswa juga kurang tanggap dalam mempersiapkan sarana dan prasarana yang

akan mereka pakai untuk melakukan aktivitas penjas, contohnya dalam materi

permainan bolavoli, tidak adanya kesadaran dalam diri siswa untuk mempersiapkan

bola, net, dan tiang yang akan digunakan dalam aktivitas pembelajaran penjas.

Permasalahan rendahnya rasa tanggung jawab pun sering dijumpai disaat sesudah jam

pelajaran berakhir, contohnya ketika pergantian jam mata pelajaran, kebiasaan siswa

adalah keluar kelas dan banyak melakukan aktivitas diluar kelas, pergi ke kantin

untuk makan dan minum. Disaat pulang sekolah pun yang seharusnya siswa langsung

pulang ke rumah, banyak sebagian dari mereka memilih untuk duduk-duduk

dipinggir jalan, berbincang dengan teman, merokok dan melakukan hal negatif

(19)

6

Para orang tua dan pihak sekolah harus menyadari bahwa mereka mempunyai

tugas secara bersama dalam mengembangkan rasa tanggung jawab sang siswa dalam

hal yang lebih positif. Peran orang tua di rumah seperti perhatian, kasih sayang,

pendidikan dan motivasi mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi tumbuh

kembang rasa tanggung jawab sang anak. Pihak sekolah pun ikut andil bagian dalam

mengembangkan rasa tanggung jawab siswa. Pihak sekolah yang didalamnya terdapat

seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, bimbingan konseling, pihak

keamanan dan lain lainnnya mempunyai tugas dalam mengembangkan rasa tanggung

jawab siswa.

Sungguh ironis, pelajar yang mengemban tugas mulia melanjutkan perjalanan

kemajuan bangsa, negara dan agama tetapi malah melakukan aksi-aksi yang sangat

tidak terpuji dan tidak bertanggung jawab. Hal ini mungkin salah satunya diakibatkan

karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari keluarga serta sangat kurangnya

pendidikan moral dalam lingkungan sekolah. Disamping itu juga mungkin

lingkungan masyarakatpun sangat berperan penting terhadap perkembangan moral

pelajar, karena lingkungan masyarakat mempunyai tanggung jawab terhadap

perkembangan serta tempat sosialisasi bagi para pelajar. Pemerintah juga harus tegas

dalam menerapkan sanksi hukum yang berlaku, berilah efek jera terhadap pelaku

tawuran sehingga mereka tidak akan pernah melakukan hal itu lagi.

Dengan adanya masalah hilangnya rasa tanggung jawab dilingkungan pelajar,

maka sebagian pelajar masa kini sangat sulit diharapkan lagi untuk dapat memajukan

(20)

7

terdapat sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai, karena jika tanda-tanda

ini terdapat dalam suatu bangsa, maka bangsa tersebut akan mengalami kehancuran.

Tanda-tanda tersebut di antaranya adalah (1) Meningkatnya kekerasan di kalangan

remaja, (2) Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) Pengaruh

peergroup yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) Meningkatnya perilaku yang

merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan perilaku seks bebas, (5)

Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) Menurunnya etos kerja, (7)

Semakin rendahnya rasa hormat pada orangtua dan guru, (8) Rendahnya rasa

tanggung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan

(10) Adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Mengingat

pentingnya sifat tanggung jawab pada diri seseorang, maka sifat tersebut akan sangat

menjadi lebih baik jika ditanamkan pada diri seseorang sejak ia masih dalam usia dini

dan dilanjutkan secara terus menerus sampai tumbuh menjadi dewasa karena mampu

menumbuhkembangkan perilaku sosial yang baik serta memiliki tingkah laku dalam

mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermoral, berbudi pekerti luhur serta

menjadi manusia yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh orangtua, guru, masyarakat atau orang

dewasa lainnya untuk mengembangkan rasa tanggung jawab kepada diri setiap

individu, khususnya yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani saat

melaksanakan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran penjas. Secara spesifik

dalam mata pelajaran pendidikan jasmani terdapat salah satu model pembelajaran

yang bertujuan untuk mengembangkan rasa tanggung jawab siswa, yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran Hellison.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan

(21)

8

dimasyarakat maupun secara khusus yang terjadi di MAN 1 Bandung dapat

diidentifikasikan sebagai berikut :

1) Permasalahan secara Umum

a) Hilangnya nilai-nilai moral sebagian besar masyarakat bangsa Indonesia yang

mengakibatkan rendahnya rasa tanggung jawab sebagian individu bangsa

Indonesia.

b) Rendahnya rasa tanggung jawab individu masyarakat bangsa Indonesia, baik

kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara maupun kepada

Tuhan YME.

c) Rendahnya rasa tanggung jawab pada lingkungan pelajar banyak

mengakibatkan hal-hal negatif, seperti tawuran, narkoba, pergaulan bebas dan

lain sebagainya. Pada umumnya kasus seperti ini mungkin diakibatkan oleh

kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, lingkungan dan

pergaulan pelajar yang negatif serta lemahnya pengawasan dan pemahaman

dari pihak sekolah tentang pentingnya rasa tanggung jawab.

2) Permasalahan secara khusus

a) Rendahnya rasa tanggung jawab sebagian siswa terhadap proses belajar

mengajar yang mampu mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan.

Sebagai contoh ketika proses belajar mengajar berlangsung, ada sebagian

siswa memilih berbincang serta makan minum dengan teman di kantin

sehingga mereka tidak mengikuti pembelajaran di kelas saat itu juga.

b) Rendahnya rasa tanggung jawab sebagian siswa terhadap kedisiplinan

(22)

9

Berdasarkan masalah yang telah teridentifikasi tersebut diatas, maka ruang

lingkup masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya pada sekitar

implementasi model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan

bolavoli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Alasan pembatasan ini

adalah sebagai berikut:

1) Keterbatasan pengetahuan dan kompetensi peneliti untuk meneliti, karena peneliti

hanya mempunyai batas pemahaman dalam ruang lingkup implementasi model

pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bola voli untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.

2) Keterbatasan biaya yang juga mempengaruhi proses penelitian, karena semakin

lama melakukan penelitian maka semakin besar pula biaya yang harus

dikeluarkan peneliti.

3) Keterbatasan waktu yang tersedia diluar dari kegiatan perkuliahan, karena peneliti

juga mempunyai kegiatan lain diluar perkuliahan.

4) Keterbatasan psikologis peneliti dengan sekolah tempat penelitian, karena jika

terlalu lama melakukan penelitian akan berdampak negatif terhadap peneliti

sendiri.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka masalah

yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimana implementasi model Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli yang dapat meningkatkan tanggung jawab siswa?”

(23)

10

Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang

penelitian tindakan kelas (PTK) ini, tujuan penelitian ini adalah memperbaiki dan

meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan rasa

tanggung jawab siswa baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan

sehari-hari. Akan tetapi setelah adanya pemfokusan masalah pada proses penelitian

tindakan kelas ini, maka tujuan penelitian lebih terfokus untuk memperbaiki dan

meningkatkan mutu atau kualitas rasa tanggung jawab siswa MAN 1 Bandung pada

pembelajaran aktivitas permainan bolavoli melalui implementasi model pembelajaran

Hellison.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan

dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pendidikan jasmani. Selain itu juga

diharapkan dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai implementasi model

pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani.

2. Secara Praktis

a) Bagi Guru Penjas

Menambah kemampuan dan pengetahuan dalam meningkatkan rasa tanggung

(24)

11

sebagai bekal untuk tuntutan menjadi guru kelak dan sebagai masukan pengetahuan

untuk mengetahui implementasi model pembelajaran Hellison melalui pembelajaran

aktivitas permainan bolavoli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.

c) Bagi Siswa

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan aspek tanggung jawab siswa

dapat meningkat dan mampu menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur serta

mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

d) Bagi pembaca dan masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi

untuk kepentingan perkembangan dan kemajuan pendidikan jasmani, serta penelitian

(25)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian

Tujuan operasional pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan peneliti, dalam mengimplementasikan model

pembelajaran Hellison dalam rangka usaha meningkatkan nilai-nilai tanggung

jawab.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Bandung. Penelitian ini khususnya

dilaksanakan di kelas X-8 (Agama) dengan jumlah siswa 38 orang yang terdiri

atas 11 orang siswa laki-laki dan 27 orang siswa perempuan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada awal tahun pelajaran 2013. Waktu penelitian

digambarkan seperti pada tabel 3.1 berikut :

Tahapan dan Garis-garis Besar Kegiatan Penelitian

No. Nama Kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(26)

32

C. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini difokuskan pada penerapan model pembelajaran

Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli guna meningkatkan

nilai-nilai tanggung jawab.

D. Metode Penelitian

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam tinjauan teori, bahwa

metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (classroom action research). Penelitian yang dilakukan pada

sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu

subyek penelitian di kelas. Penelitian dilakukan pada kelas X-8 (Agama) di MAN

1 Bandung dengan jumlah siswa 38 orang yang terdiri atas 11 orang siswa

laki-laki dan 27 orang siswa perempuan.

E. Langkah-Langkah Penelitian

Merujuk kepada langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang di bahas

secara mendalam di dalam BAB III, maka dalam penelitian ini langkah-langkah

yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi di MAN 1 Bandung

khususnya pada kelas X-8 (Agama) yang terkait dengan fokus penelitian, meliputi

masalah-masalah mengenai tanggung jawab siswa. Kerangka Berfikir, dan

Hipotesis Tindakan)

7. BAB III (Metodologi Penelitian)

8. Observasi

9. BAB VI (Pengolahan Data)

10. BAB V (Kesimpulan dan Saran)

11. Prasidang Skripsi

(27)

33

Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, selanjutnya diikuti observasi

awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan (aksi), refleksi, dan perencanaan ulang

yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Observasi Awal

Observasi dilakukan pada awal peneliti turun kelapangan. Maksud

observasi adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pembelajaran

yang terkait dengan fokus masalah yang diteliti. Observasi awal dilakukan

terhadap dokumen RPP (Rencana Program Pembelajaran) yang dibuat oleh

guru, melihat relevansi antara pelaksanaan pembelajaran dengan RPP yang

dibuat, melihat relevansi antara model/metode/strategi/pendekatan yang

direncanakan dengan pelaksanaannya, kemudian melihat hasil belajar untuk

mengevaluasi proses pembelajaran.

Sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Hellison dalam

konteks penelitian ini, kegiatan yang dilakukan dalam observasi awal ini

adalah memotret, mencatat secara detail hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran penjas di MAN 1 Bandung, khususnya yang

berkaitan dengan fokus penelitian. Keadaan lingkungan pembelajaran penjas di

MAN 1 Bandung sangat strategis, nyaman dan aman bagi siswanya. Sarana

dan prasarananya pun cukup lengkap untuk melakukan pembelajaran penjas,

khususnya dalam materi permainan bolavoli, terdapat 2 lapangan bolavoli

beserta alat-alat penunjangnya seperti net, tiang net dan bola voli.

Berdasarkan masalah-masalah pembelajaran yang teridentifikasi pada

tahap observasi awal, selanjutnya peneliti membuat suatu perencanaan

perbaikan pembelajaran. Semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi

(28)

34

tindakan pelaksanaan pertama begitu seterusnya sampai permasalahan

terpecahkan.

3. Pelaksanaan Tindakan (action)

Setelah perencanaan pertama dibuat, selanjutnya dilaksanakan tindakan

pertama. Sesuai dengan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas

bahwa hasil tindakan pertama harus dilakukan kegiatan refleksi. Hasil refleksi

dijadikan sebagai dasar untuk membuat perencanaan tindakan kedua dan

pelaksanaan tindakan kedua

4. Refleksi (reflection)

Merefleksikan permasalahan yang sudah teridentifikasi pada pemecahan

masalah sebelum perencanaan dibuat atau mengidentifikasi masalah-masalah

yang baru muncul pada saat pembelajaran itu diluar apa yang sudah

direncanakan. Hasil refleksi ini selanjutnya dibuatkan suatu perencanaan kedua

untuk tindakan-tindakan perbaikan pertama.

F. Data dan Cara Pengambilannya

1. Sumber data

Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari :

a. Siswa-siswa kelas X-8 (Agama) MAN 1 Bandung, yang mengikuti

pembelajaran aktivitas permainan bolavoli menggunakan model

pembelajaran Hellison.

b. Guru/peneliti yang mengajar aktivitas permainan bolavoli dengan

menggunakan model pembelajaran Hellison.

c. Lingkungan sekolah MAN 1 Bandung, yang dijadikan tempat penelitian.

2. Jenis data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif

(29)

35

a. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa catatan dan dokumentasi yang diperoleh dari :

a) RPP (Rencana Program Pembelajaran)

b) Catatan Lapangan

c) Dokumentasi (photo/kamera)

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dari :

a) Hasil observasi terhadap perilaku siswa khususnya yang terkait dengan

nilai-nilai tanggung jawab yang ditunjukan siswa dalam proses belajar

mengajar aktivitas permainan bolavoli yaitu dari tanggung jawab

terhadap usaha mempertahankan daerahnya, usaha mematikan bola

didaerah lawan dan tangung jawab setiap siswa dalam posisi bermain

bolavoli.

3. Cara pengambilan data

a. Data Kualitatif yang diambil dengan cara analisis dan sintetis terhadap :

a) Data hasil belajar didapat dari RPP.

b) Data tentang situasi belajar mengajar pada saat pelaksanaannya

tindakan diambil dengan menggunakan catatan lapangan.

c) Data dengan keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan

didapat dari RPP dan catatan lapangan.

d) Data dokumentasi dilakukan pada proses belajar mengajar

berlangsung.

b. Data kuantitatif yang diambil dengan cara :

(30)

36

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan lanjutan dari tahap pengumpulan data.

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari suatu penelitian. Oleh

sebab itu, peneliti harus memahami dan terampil menerapkan teknik analisis data

yang tepat agar hasil penelitiannya mempunyai nilai ilmiah. Moleong (2002:110)

mengemukakan analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Proses analisis dimulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data yang

terkumpul dapat dianalasis dari tahap orientasi sampai tahap akhir dalam

pelaksanaan tindakan dengan disesuaikan pada karakteristik, fokus masalah serta

tujuan penelitian. Selanjutnya Moleong (2002:175) menyatakan “ pengecekan

keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa teknik, yaitu triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit trail”. Sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi.

Nasution (1996:115) menjelaskan bahwa triangulasi adalah rumusan

hipotesa divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana

masing-masing sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses

pembelajaran. Ketiga sudut pandang tersebut adalah :

 Peneliti sebagai pengajar (mengakses intropeksi diri terhadap

pembelajaran yang sedang dan telah dilakukan)

 Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimaa proses

pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar)

 Guru penjas (Observer), yang memberikan masukan terhadap proses

(31)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pembelajaran aktivitas permainan

bolavoli melalui implementasi pendekatan taktis dapat diterapkan dan mampu

meningkatkan ketrampilan gerak siswa. Hal ini ditandai dengan bertambahnya

minat siswa dalam memahami pola-pola gerak dasar dalam permainan bolavoli,

serta meningkatnya ketrampilan dasar permainan bolavoli seperti bergerak ke arah

jatuhnya bola, mengoperkan bola ke teman seregu dengan arah dan ketingginan

yang tepat pada sasaran dan mematikan bola didaerah lawan. Dengan demikian,

penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli

tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk memilih dan memantapkan

strategi yang digunakan dalam mengajar permainan bolavoli.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran

Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli yang diterapkan dalam

pembelajaran pendidikan jasmani di MAN 1 Bandung terbukti efektif dalam

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Terdapat proses peningkatan dan

perkembangan rasa tanggung jawab siswa mulai dari tindakan 1, tindakan 2

sampai tindakan 3 dalam pembelajaran permainan bolavoli, hal ini ditandai

dengan stabilnya rasa tanggung jawab siswa pada level 3 (self responsibility) dan

pada level 4 (caring) dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli.

(32)

62

yang lebih baik sesuai dengan tabel/daftar pada level dalam model

pembelajaran Hellison.

3. Melalui implementasi pendekatan taktis yang menyerupai dengan permainan

sesungguhnya, minat, ketrampilan, rasa tanggung jawab dan kegembiraan

siswa dapat meningkat.

4. Model pembelajaran akan berhasil diterapkan pada siswa, semuanya

dipengaruhi oleh sarana dan prasarana, karakteristik, materi, tujuan,

karakteristik siswa dan kompetensi guru dalam menerapkan suatu model

pembelajaran.

5. Pembinaan rasa tanggung jawab dan sikap sosial yang dilakukan sejak dini,

mampu menanamkan perilaku positif pada siswa, sehingga diharapkan ada

pembiasaan sikap bertanggung jawab yang positif dan melekat pada diri

siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah peneliti

kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan

yaitu, sebagai berikut:

1. Kepada guru pendidikan jasmani, khususnya guru pendidikan jasmani MAN

1 Bandung yang sudah memiliki pengetahuan tentang cara penerapan model

pembelajaran Hellison, diharapkan mengimplikasikannya secara nyata dalam

setiap pembelajaran guna meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.

2. Ketika guru pendidikan jasmani akan menerapkan dan mengembangkan

model pembelajaran jasmani, guru harus memahami hakekat dari

perkembangan moral anak terlebih dahulu, sehingga guru dapat

memprediksikan sejauh mana model pembelajaran Hellison ini dapat

memberikan hasil yang maksimal.

3. Bagi guru pendidikan jasmani yang belum memahami tentang model

pembelajaran Hellison, sangat diharapkan untuk meningkatkan

kompetensinya dalam memahami model pembelajaran Hellison.

4. Para siswa diharapkan memahami serta menguasai teknik dan taktik

(33)

63

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Sedangkan bagi siswa yang

belum menguasai dasar-dasar teknik permainan bolavoli diharapkan berlatih

lebih giat lagi agar kemampuan yang dimilikinya sama dengan siswa yang

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Berliana. (1998). Pengaruh Model Hellison Sebagai pembinaan Sikap Bertanggung Jawab Yang dipadukan Dalam Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Bandung .

Berliana dan Alen. (2009). Makalah : Pembelajaran Sikap Bertanggung Jawab Dan Sikap Sosial Melalui Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar. Bandung.

BSNP (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas.

Fauzi, Rizal. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku Sosial Dan Ketrampilan Bermain Bolavoli. Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan UPI Bandung.

Hellison, Don. (1995). Teaching Responsibility Trough Physical Activity. Human Kinetics. University of Illionois at Chicago.

Indien. (2012). model-model-penelitian-tindakan-kelas. [Online]. Tersedia:

http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html

Licona, Thomas. (1992). Educating For Character : How Our School Can Teach Respect and Responsibility. Canada. Irvins Perkins Associates. Inc Bantam Books.

Nasution. (1996). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Putri, Devani Ratna. (2011). Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli.

Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI Bandung.

Subagja, Rahmat. (2012). Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Pembentukan Kerjasama.

Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan UPI Bandung.

Subroto Toto dan Yudiana Yunyun. (2010). Modul Permainan Bola Voli. Bandung: FPOK UPI.

Suherman, Adang. (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. IKIP Bandung Press. Bandung.

Syamsul. (2012). Urgensi Pendidikan Karakter Di Lingkungan Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat. [Online]. Tersedia: http://urgensi-pendidikan-karakter-di-lingkungan-keluarga-sekolah-dan-masyarakat/

Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru

(35)

Wiriaatmadja Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kerjasama PPS UPI Bandung dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Yudiana, Yunyun. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis Dan Teknis Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP. Disertasi. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.

Gambar

TABEL  2.1 Kriteria Model Pembelajaran Hellison..............................………….. 18-19
GAMBAR 2.1 Model Spiral Dalam Hopkins...........................................................
GRAFIK 4.1 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Psikomotor Ketrampilan

Referensi

Dokumen terkait

Demikian seluruh rangkaian informasi yang terangkai dalam Fokus Hari Ini/ di kesempatan Selasa, 19 januari 2010// Atas nama Tim Kamar Berita yang bertugas saya ….../ mengucapkan

An Analysis of English Lesson Plans and Their Implementation in The Teaching Learning Process. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Understanding expertise in teaching: Case studies of second language teachers. USA: Cambridge

[r]

Pengaruh model kooperatif team games tournament (TGT) terhadap peningkatan kerjasama,kreatifitas,dan keterampilan bermain sepakbola siswa tuna rungu Universitas Pendidikan Indonesia

HUBUNGAN PENCAHAYAAN DAN JARAK PANDANG KE LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN.. PADA STAMBUK 2012 DI FAKULTAS

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI

Dari hasil pengujian hipotesis tersebut diperoleh hasil dari X² hitung sebesar 9.84 lebih besar dari X² tabel ( 0.05 ; 3 ) yaitu sebesar 7.81 yang berada di daerah penolakan Ho (