• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KEUMGANG) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KEUMGANG) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pemndidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

Novita Sari 1102437

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENAMPILAN

POOMSAE (KEUMGANG) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

Oleh Novita Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Novita Sari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang – undang

(3)

PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENAMPILAN

POOMSAE (KEUMGANG) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Nida’ul Hidayah,M.Si.

NIP. 197209131998022001

Pembimbing II

Sagitarius, M.Pd NIP. 196911132001121001

Mengetahui,

Ketua Departeman Pendidikan Kepelatihan

(4)

Novita Sari, 2015

PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KEUMGANG) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

ABSTRAK

Pengaruh Latihan Stabilisasi Terhadap Penampilan Poomsae (Keumgang) Pada

Cabang Olahraga Taekwondo

Dosen Pembimbing I : Nida’ul Hidayah, M.Si

Dosen Pembimbing II : Sagitarius, M.Pd

Novita Sari*

1102437

Skripsi ini dilatar belakangi dari pengamatan penulis pada beberapa faktor pendukung cabang olahraga taekwondo. Salah satunya yang sangat penting dalam olahraga taekwondo adalah program latihan yang diberikan kepada atlet. Program latihan yang digunakan untuk melatih keseimbangan atlet pada nomor poomsae adalah dengan lebih mengkhususkan kepada latihan stabilisasi. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah apakah latihan stabilisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penampilan poomsae keumgang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh latihan stabilisasi terhadap penampilan poomsae keumgang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet UKM Taekwondo UPI, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 8 orang atlet poomsae taekwondo, dengan menggunakan sampel purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen Dynamic Test of Positional Balance dan menampilkan jurus keumgang. Dari hasil analisis data stabilisasi diperoleh thitung dengan nilai 2.51 > dari tkritis dengan nilai 2.36 dan penampilan poomsae keumgang diperoleh thitung dengan nilai 5.90 > dari tkritis dengan nilai 2.36. Dengan demikian hasil pengolahan dan analisis data, dapat menunjukan bahwa latihan stabilisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penampilan poomsae keumgang pada cabang olahraga taekwondo.

(5)

Novita Sari, 2015

PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KEUMGANG) PADA CABANG

OF TAEKWONDO

Dosen Pembimbing I : Nida’ul Hidayah, M.Si

Dosen Pembimbing II : Sagitarius, M.Pd

Novita Sari*

1102437

Abstract

The background of this thesis of the author's observation on several factors supporting the sport of taekwondo. One of the most important in the sport of taekwondo is a training program given to athletes. The exercise program used to train athletes balance the number poomsae is more specialized to the stabilization exercises. A primary issue in this study is whether stabilization exercises a significant influence on the appearance poomsae keumgang. This study aims to determine the extent of the effect on performance stabilization exercises poomsae keumgang. The method used was experimental method. Population in this research is UKM Taekwondo athlete UPI, while the samples used in this study consisted of 8 athletes taekwondo poomsae, using purposive sampling. Collecting data using instruments Dynamic Balance Test of Positional and displays Keumgang stance. From the analysis of the stabilization data obtained tcount 2.51 > ttable with a value of 2.36 and appearance poomsae keumgang obtained tcount with a value of 5.90 > ttable with a value of 2.36. Thus the results of the processing and analysis of data, can demonstrate that stabilization exercises a significant influence on the performance of poomsae Keumgang the sport of taekwondo.

(6)

vi BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 6

4. Nomor Pertandingan dalam Olahraga Taekwondo ... 12

4.1 Kyorugi……… 12

4.2 Poomsae………... 12

5. Poomsae Keumgang ... 13

6. Metode Pertandingan Poomsae ... 14

7. Klasifikasi Poomsae Dalam Pertandingan ... 14

8. Kriteria Penilaian Poomsae (Berdasarkan Perwasitan WTF)... 15

9. Hakikat Latihan………... 16

9.1 Latihan Stabilisasi……… . 18

9.1.1 Bentuk Latihan Stabilisasi……… .. . 19

9.1.2 Manfaat Latihan Stabilisasi……….……. 20

10. Komponen Fisik Dalam Olahraga Taekwondo ... 20

B. Kerangka Pemikiran...………... 22

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 25

B. Desain Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel... 27

D. Definisi Operasional ... 28

E. Instrumen Penelitian ... ... 29

F. Prosedur Pelaksanaan Tes……… 29

G. Prosedur Pelaksanaan Tes dan Pengukuran ... 30

1. Dynamic Test of Positional Balance……… 30

2. Tes Poomsae Keumgang……… 31

3. Treatment Stabilisasi……… 32

H. Pelaksanaan Penelitian ... 36

I. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data……… 39

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian ... 42

1. Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 42

2. Uji Normalitas Menggunakan Uji Lilliefors ... 44

3. Penghitungan Koefisien Korelasi……… 44

4. Penghitungan Peningkatan Hasil Latihan………. .... 45

B. Analisis dan Pengolahan Data ... 45

C. Pembahasan Temuan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran-saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 54

(8)

viii

Novita Sari, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Recognized Poomsae………... 14

3.1. Variabel Penilaian Poomsae……….……. 32

3.3. Contoh Program Latihan Stabilisasi………... 38

4.3. Hasil Penghitungan Rata – rata dan Simpangan Baku Tes Awal Stabilisasi dan Poomsae... 42

4.2. Hasil Penghitungan Rata – rata dan Simpangan Baku Tes Akhir Stabilisasi dan Poomsae... 43

4.3. Hasil Pengujian Uji Normalitas Liliefors Data Tes Stabilisasi dan Poomsae……….. 44

4.4 Penghitungan Koefisien Korelasi………. 44

4.5. Hasil Penghitungan Peningkatan Hasil Latihan……… 45

4.5. Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Latihan Stabilisasi... 46

4.6. Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Penampilan Poomsae... 46

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar dan Bagan Halaman

2.1. Kuda –kuda dalam Taekwondo………... 10

2.2. Tendangan dalam Taekwondo………... 11

2.3. Rangkaian Gerakan Keumgang dalam Taekwondo... 13

2.4. Bentuk – bentuk Latihan Stabilisasi... 19

3.1. Desain Penelitian... 26

3.2. Langkah – langkah Pengumpulan Data... 26

(10)

x

Novita Sari, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Hasil Tes Awal dan Akhir…………... 54

2. Penghitungan rata –rata dan Simpangan Baku……... 56

3. Penghitungan Uji Normalitas Liliefors………... 60

4. Uji Rata –rata………... 64

5. Penghitungan Korelasi Stabilisasi dan Poomsae……….. 68

5. Penghitungan Peningkatan Hasil Latihan... 70

6. Daftar Tabel Z ... 71

7. Tabel Nilai Distribusi T ... 72

8. Tabel Uji Liliefors ... 73

14. Surat Keputusan Pengesahan Judul Skripsi………... 74

15. Surat Izin Mengadakan Penelitian ... 78

16. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 79

12. Program Latihan Stabilisasi……… 80

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Popularitas poomsae telah berkembang pesat sejak dipertandingkan secara resmi dalam kejuaraan tingkat dunia pada tahun 2010 hingga sekarang, Sebenarnya poomsae adalah inti dari latihan taekwondo, namun sering kali hanya dijadikan materi persyaratan untuk ujian kenaikan tingkat saja, sehingga sebagian besar taekwondo-in hanya terfokus pada kyorugi atau bertanding.

Dalam seni beladiri olahraga taekwondo Poomsae berasal dari kombinasi dua kata ‘poom’ dan ‘sae’. Poomsae adalah unit yang penting dalam sistem teknis Taekwondo. Seni beladiri Taekwondo terdiri dari: 1). Kyorugi (Pertarungan) 2). Kyupa (pemecahan benda keras) 3). Poomsae (jurus). Menurut Suryadi (2008,

hlm. 1) Poomsae adalah gerakan – gerakan kombinasi yang dirancang untuk berlatih tanpa instruktur, dengan menggunakan dasar kinerja yang tetap dari menyerang dan bertahan. Oleh karena itu, poomsae memiliki kelebihan dalam melatih teknik – teknik khusus dari teknik – teknik yang diterapkan tidak dapat dilatih melalui gerakan – gerakan dasar, poomsae dilatih bersamaan dengan garis poomsae, dan garis poomsae ini menunjukan posisi kedua kaki dan arah gerakan.

Teknik – teknik dasar taekwondo harus dikuasai oleh seorang taekwondoin agar menjadi seorang atlet yang handal. Menurut Suryadi (2002, hlm. 9) teknik – teknik dasar pada beladiri Taekwondo yaitu : 1. Kuda – kuda atau seogi, 2. Teknik serangan atau kongkyok kusul yang terdiri dari pukulan atau jireugi, sabetan atau chigi, tusukan atau chireugi dan tendangan atau chagi, 3. Tangkisan atau Makki,

4. Bagian tubuh yang menjadi sasaran atau keup so, 5. Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang atau bertahan.

Dalam olahraga beladiri taekwondo ada dua nomor yang di pertandingkan yaitu kyorugi (sparing) dan poomsae (jurus). Menurut para pelatih taekwondo menjelaskan bahwa dalam pertandingan taekwondo khususnya pada nomor poomsae hampir semua atlet mengalami kesulitan dalam mempertahankan

(12)

2

Novita Sari, 2015

poomsae. Padahal keseimbangan merupakan salah satu komponen yang besar

pengaruhnya terhadap penilaian poomsae.

Olahraga taekwondo khususnya dalam nomor poomsae memberi peluang pada atlet untuk meraih prestasi dalam waktu yang cepat, karena minat atlet yang mengikuti kejuaraan poomsae masih kurang dan jarang, sehingga saingannya belum cukup banyak. Menurut para pelatih taekwondo bermain poomsae itu harus berkonsentrasi penuh karena dalam poomsae atlet melakukan koordinasi gerakan yang membutuhkan kekuatan dan kecepatan yang baik, apabila tidak didukung dengan stabilitas yang baik, atlet akan goyang atau labil dalam menampilkan poomsae.

Dalam olahraga pada umumnya semua cabang olahraga sangat memerlukan latihan fisik dan mental. Komponen fisik terdiri dari: 1). kecepatan, 2). kekuatan, 3). kelentukan, 4). daya tahan. Penulis beranggapan untuk melatih stabilisasi diperlukan juga aspek keseimbangan dan konsentrasi.

Aspek keseimbangan merupakan hal utama bagi pemain poomsae atau jurus agar bisa mempertahankan tubuhnya, maka dari itu perlukan sekali latihan stabilisasi, karena jika keseimbangan (stabilisasi) rendah maka akan mudah goyang gerakannya hal tersebut akan sangat merugikan bagi atlet poomsae dan akan mengurangi nilai.

Menurut Borrow dan McGee : 1979 di dalam buku Harsono (1988, hlm. 223) menjelaskan: Keseimbanga atau balance adalah kemampuan untuk mempertahankan system neuromuscular kita dalam kondisi statis dan mengontrol system neoumuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak. Menurut Oxendine (1968), balance

adalah “Ease in maintaining and controlling body position” yang artinya

mudahnya orang untuk mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh. Seorang taekwondoin khususnya atlet poomsae sangat membutuhkan stabilisasi agar tetap stabil ketika mempertahankan posisi tubuhnya pada saat melakukan gerakan – gerakan poomsae.

Stabilisasi Menurut Sunaryadi (2011, hlm. 70) adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap gangguan yang datang dari luar. Semakin stabil atlet semakin besar tahanan yang di ciptakan untuk mengatasi gaya yang mengganggunya.

(13)

dalam keadaan apapun dan tidak goyang saat melakukan gerakan poomsae sehingga terfokus pada titik pusat berat badan.

Menurut Sidik (2008, hlm. 38) Latihan stabilisasi dan keseimbangan banyak digunakan oleh para atlet yang ingin mengimbangi kekuatan yang telah dimiliki melalui latihan kekuatan. Juga, latihan ini dapat digunakan untuk membangun kekuatan melalui perbaikan pada sikap dari struktur tubuh manusia seperti halnya dilakukan pada usia muda (anak – anak). Pada saat membutuhkan bangunan fondasi kekuatan yang kokoh pada usia muda rasanya kurang tepat apabila kita memberi perlakuan (treatment) dengan memberikan porsi latihan kekuatan yang lazimnya dilakukan oleh orang yang sudah cukup umur. Susunan tubuh yang menjadi sasaran keseimbangan ini terletak pada tulang belakang dan beberapa bagian penting yang membentuk postur ideal. Sehingga latihan stabilisasi dan keseimbangan ini ditujukan untuk mengurangi terjadinya resiko cedera.

Ada beberapa poomsae yang sering di pertandingkan yaitu taegeuk 1 – 8, Koryo, Kumgang, Taebek, Pyongwon, Sipjin, Jitae, Chonkwon, Hansu, dan Ilyeo.

Menurut para pelatih taekwondo Keumgang ini adalah salah satu poomsae yang tingkat kesulitannya cukup sulit, karena didalamnya terdapat gerakan tangan yang dilakukan bersamaan dengan gerakan kaki. Gerakan tersebut cukup sulit dilakukan oleh beberapa atlet terbukti dalam setiap pertandingan ada beberapa atlet yang sulit untuk menyeimbangkan gerakannya, karena selain memperhatikan keseimbangan juga harus memperhatikan gerakan tangan agar tetap sejajar dengan tendangan.

Dari penjelasan diatas penulis perlu mengadakan penelitian secara langsung tentang uraian di atas dan tertarik untuk meneliti penelitian yang berjudul ”Pengaruh Latihan Stabilisasi Terhadap Penampilan Poomsae (Keumgang) Pada Cabang Olahraga Taekwondo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka, penulis merumuskan permasalahan penelitian adalah sebagai berikut :

(14)

4

Novita Sari, 2015

C. Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian terdapat suatu tujuan yang ingin di capai. Karena penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya untuk mencapai tujuan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui Apakah latihan stabilisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penampilan poomsae keumgang pada cabang olahraga taekwondo.

D. Manfaat Penelitian

Apabila penelitian ini telah selesai, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Secara Teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai ilmu yang bermanfaat bagi atlet dan pelatih serta Pembina dalam mengungkap berbagai hal secara tepat sasaran.

2. Secara Praktis dapat dijadikan pedoman untuk para Pembina dan pelatih sebagai gambaran untuk mengetahui kemampuan gerakan poomsae keumgang pada atlet cabang olahraga Taekwondo.

E. Struktur Organisasi

Agar penelitian terinci dengan baik, maka diperlukan penyusunan secara terstruktur. Oleh karena itu penulis memaparkannya sebagai berikut:

A. BAB I Pendahuluan: berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikasi penelitian dan struktur organisasi.

B. BAB II Kajian Pustaka: Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian C. BAB III Metode Penelitian: Berisi Penjabaran yang rinci mengenai metode

penelitian, termasuk kedalam komponen berikut: a. Desain penelitian

b. Partisipan

(15)

e. Prosedur Penelitian f. Analisis Data

D. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: terdiri dari dua hal utama, yakni:

4.1 Pengolahan atau analisis data 4.2 Pembahasan atau analisis temuan

(16)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode Penelitian harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sugiyono (2015, hlm. 107) menjelaskan sebagai berikut “Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Sedangkan Lutan dkk (2007, hlm. 146) menjelaskan “Penelitian eksperimen hanya jenis penelitian yang langsung berusaha untuk mempengaruhi variabel utama dan jenis penelitiannya yang benar – benar dapat menguji hipotesis tentang hubungan sebab dan akibat”.

Kesimpulannya adalah bahwa metode eksperimen merupakan suatu percobaan langsung untuk mengetahui sebab dan akibat. Dengan demikian, penulis memilih metode eksperimen untuk melakukan penelitian karena hal ini tepat dilakukan dalam penelitian yang akan di teliti oleh peneliti. Dalam konteks penelitian ini treatmen yang digunakan oleh peneliti adalah latihan stabilisasi.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis berkesimpulan bahwa metode eksperimen dapat digunakan untuk pemecahan masalah suatu penyelidikan dengan berbagai cara sesuai dengan berbagai penemuan.

B.Desain Penelitian

(17)

Gambar 3.1

One Group Pre-test Post-test Design

Sumber : Sugiyono (2015, hlm. 111)

Keterangan :

O1 = Nilai Pretest sebelum diberikan perlakuan

O2 = Nilai Posttest setelah diberikan perlakuan

Pengaruh latihan stabilisasi terhadap penampilan poomsae ( O2 –O1)

Adapun langkah – langkah pengumpulan data sebagai berikut :

Gambar 3.2

Langkah – langkah Pengumpulan Data

O

1

x O

2

POPULASI

SAMPEL

Pengumpulan Data Melalui Tes Stabilisasi dan Tes Poomsae

Latihan Stabilisasi

Pengumpulan Data Melalui Tes Stabilisasi dan Tes Poomsae

Pengolahan Data dan Analisis Data

(18)

27

Langkah – langkah penelitian diatas dapat di jelaskan sebagai berikut: setelah masalah penelitian, hipotesis dan instrument penelitian di tetapkan, selanjutnya adalah menetapkan populasi sebagai sumber data, dalam hal ini tidak semua anggota populasi dijadikan sumber data yaitu hanya menggunakan sebagian atau wakil dari populasi yang disebut sampel. Setelah sampel penelitian di tetapkan, selanjutnya adalah melakukan tes awal untuk mengetahui data awal. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa latihan stabilisasi, setelah masa perlakuan atau treatment berakhir, selanjutnya diadakan tes akhir. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul selanjutnya diadakan pengolahan dan analisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar atau landasan dalam menetapkan kesimpulan penelitian.

C.Populasi dan Sempel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diselidiki, sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2015, hlm. 117) yang mengemukakan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi pada penelitian ini adalah Atlet UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Taekwondo Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Sampel

(19)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis mengambil metode pengambilan sempel yaitu sempel purposive dengan ciri – ciri dari pengambilan sempel adalah sebagai berikut : 1). Atlet poomsae taekwondo UPI, 2). Mengetahui gerakan poomsae keumgang, 3). Pemegang sabuk merah keatas.

D.Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah artian dan tidak menyimpang dari permasalahan, maka batasan istilah ini untuk membatasi penelitian agar lebih spesifik. Adapun batasan – batasannya yaitu :

1. Pengaruh menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah daya yang ada atau yang timbul dari suatu (orang atau benda) yang dapat memberikan perubahan terhadap apa – apa yang ada di sekeliling.

2. Latihan menurut Harsono (1988, hlm. 101) mengemukakan bahwa Training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang – ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya”.

3. Stabilisasi menurut Lawrence (2011, hlm. 6) mengemukakan bahwa: Stabilisation of the core or mid-section occurs when you maintain a fixed position of the torso while carrying out certain activities or movements of

the limbs”. Maksudnya adalah stabilisasi dari inti atau bagian pertengahan

terjadi ketika seseorang tetap mempertahankan posisi tubuh saat melakukan kegiatan tertentu atau pergerakan anggota badan.

4. Taekwondo adalah olahraga beladiri yang berakar pada beladiri tradisional Korea.

5. Poomsae menurut Suryadi (2008, hlm. 1) adalah gerakan – gerakan kombinasi yang dirancang untuk berlatih tanpa instruktur, dengan menggunakan dasar kinerja yang tetap dari menyerang dan bertahan.

(20)

29

E.Instrumen Penelitian

Untuk menghasilkan data dalam penelitian ini, selanjutnya penulis menggunakan alat pengumpulan data atau yang disebut instrument penelitian. Instrument penelitian ini berguna untuk mengukur dan menghasilkan data yang hendak diukur atau diteliti. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes. Sebagai mana dijelaskan oleh Nurhasan dan Hasanudin (2007, hlm. 3) “Tes adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data”.

Menurut Sugiyono (2015, hlm. 148) mengatakan bahwa: :Instrument penelitian adalah suatu alat mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena itu disebut variable penelitian.

Lebih lanjut mengenai instrument penelitian diatas dan pelaksanaannya terdiri dari 2 bentuk tes yaitu : Tes Kemampuan Keseimbangan dan Tes keterampilan Poomsae

Adapun alat dalam pengumpulan data ini adalah sebagai berikut :

1. Tes kemampuan keseimbangan dengan Dynamic Test of Positional

Balance Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 181)

Reliabilitas : 0,76

Validitas : Tes tegolong face validity

Tujuan : Untuk mengukur keseimbangan dalam berbagai posisi

Alat : Meteran, Stopwatch, Selotip, dan Alat tulis 2. Tes Keterampilan Poomsae dengan menampilkan jurus keumgang

Validitas : Tes tegolong face validity

Tujuan : Untuk mengetahui poin penampilan poomsae

Alat : scoring sheet

F.Prosedur Penelitian

Untuk mengetahui secara kronologis langkah – langkah penelitian yang akan dilakukan, maka harus di jelaskan secara rinci bagaimana prosedur penelitian ini dilakukan. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

(21)

3. Tes yang pertama yaitu seluruh sampel melakukan tes kemampuan keseimbangan dengan Dynamic Test of Positional Balance, serta tes penampilan poomsae keumgang di Sport Hall Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Selanjutnya setalah melakukan tes keseimbangan Dynamic Test of Positional

Balance dan penampilan poomsae keumgang seluruh sampel diberikan

treatment atau latihan stabilisasi selama 16 kali disertai dengan latihan

poomsae.

5. Kemudian setelah diberikan treatment seluruh sampel melakukan tes keseimbangan Dynamic Test of Positional Balance dan penampilan poomsae

keumgang.

6. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisis dan menarik kesimpulan dari hasil pengolahan data dan analisis data.

G.Prosedur Pelaksanaan Tes dan Pengukuran

Untuk mendapatkan hasil pengetesan yang objektif, maka harus dihindarkan kesalahan – kesalahan pelaksanaan tes. Tujuan dari pelaksanaan tes dan pengukuran ini untuk memudahkan taste dalam melakukan tes sehingga pelaksanaan dan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Untuk hal tersebut, maka akan dijelaskan petunjuk – petunjuk prosedur pelaksanaan tes sebagai berikut: 1. Dynamic Test of Positional Balance (tes awal)

a). Tujuan : untuk mengukur keseimbangan dalam berbagai posisi b). Alat : meteran, stopwatch, selotip dan alat tulis

c). Pelaksanaan tes

Testee berdiri di tempat start, melompat pada setiap tanda bertumpu satu kaki kemudian pada kotak pertama dengan kaki kiri, lompatan ke kotak kedua dengan kaki kanan dan dilanjutkan dengan lompatan ke tanda nomor yang lainnya dengan kaki yang bergantian tanpa keluar dari kotak. Tastee harus menjaga dan menahan keseimbangan selama 5 detik.

d). Skor

(22)

31

ketika taste berhasil mendarat di kotak dengan benar, poin tambahan akan dilakukan setiap detik apabila taste dapat menahan keseimbangannya.

Point akan dikurangi bila taste melakukan kesalahan tiga kali. Macam - macam kesalahan dalam Dynamic Balance: (1). Menyentuh ujung kotak, (2). Pindah kaki saat berdiri di lantai, (3). Loncat dengan kaki pendukung, (4). Loncat keluar garis, (5). Menyentuh lantai dengan kaki yang berbeda, (6). Menyentuh atau menginjak dengan anggota badan lainnya. Setiap melakukan kesalahan, dapat satu penalty, jika testi dalam menjaga keseimbangan dibeberapa kotak loncat empat kali, maka dihitung empat kali pelanggaran.

Gambar 3.3

Dynamic Test of Positional Balance Sumber : www.google.com

2. Tes Poomsae Keumgang (tes awal)

a). Tujuan : Untuk mengetahui poin penampilan poomsae b). Alat : Scoring sheet

(23)

d).Skor: skor awal adalah 10 poin, poin akan dikurang 0,1 jika testee melakukan kesalahan minor dan poin akan dikurangi 0,3 jika testee melakukan kesalahan major. Kriteria penilaiannya sebagai berikut:

5,5 = kurang 6,0 = cukup 7,0 = baik

8,0 = sangat baik 9,0 = excellent

Dengan variabel yang dinilai sebagai berikut:

Tabel 3.1

Vriabel Penilaian Poomsae

Kriteria Penilaian Perincian Kriteria Penilaian Nilai

Accuracy 4.0

Expression of Energy 2,0

3. Treatment Latihan Stabilisasi

1. Leg Raises

Cara pelaksanaan:

a) Berbaring diatas matras/lantai

(24)

33

c) Kemudian, angkat kedua kaki yang dirapatkan secara perlahan sampai kaki membentuk sudut 45o, lalu angkat juga bahu dan kepala hingga membentuk sudut 45o dan dilakukan secara bersamaan.

2. Pelvis Raises/Bent Knee Hip Raises

Cara melakukan:

a) Berbaring diatas matras/lantai

b) Kemudian, tangan berada dibawah pinggul dan telapak tangan menghadap keatas.

c) Angkat kepala sedikit dari matras dan angkat pula bagian pinggul dari matras dengan menjadikan kaki sebagai tumpuan

3. Plank

Cara melakukan:

a) Ambilah posisi seperti akan melakukan push – up

b) Tekukkan siku 90o dan berat badan bertumpu pada lengan depan. Kedua siku diletakkan persis di bawah bahu dan badan harus membentuk garis lurus dari kepala hingga kaki

c) Pandangan lurus kedepan

c) Angkat tubuh keatas sehingga posisi badan lurus d) Tangan satunya bisa diletakkan diatas pinggul 5. Superman

Cara melakukan:

a) Posisi awal seperti merangkak, lalu kaki kanan di angkat bersamaan dengan tangan kiri dan kaki kanan di tekuk sebagai tumpuannya

b) Posisi punggung lurus

(25)

6. Bridge

Cara melakukan:

a) Posisi tubuh telentang dengan punggung rata dan menempel pada matras, kedua tangan berada disamping tubuh

b) Salah satu kaki di tekuk dan yang satunya lurus kedepan

c) Angkat tubuh keatas dengan kedua tangan dan kaki tidak bergerak d) Pandangan lurus kearah atas

4. Dynamic Test of Positional Balance (tes akhir)

a). Tujuan : untuk mengukur keseimbangan dalam berbagai posisi b). Alat : meteran, stopwatch, selotip dan alat tulis

c). Pelaksanaan tes

Testee berdiri di tempat start, melompat pada setiap tanda bertumpu satu kaki kemudian pada kotak pertama dengan kaki kiri, lompatan ke kotak kedua dengan kaki kanan dan dilanjutkan dengan lompatan ke tanda nomor yang lainnya dengan kaki yang bergantian tanpa keluar dari kotak. Tastee harus menjaga dan menahan keseimbangan selama 5 detik.

d). Skor

(26)

35

Gambar 3.4

Dynamic Test of Positional Balance Sumber : www.google.com

5. Tes Poomsae Keumgang(tes akhir)

a).Tujuan: Untuk mengetahui poin penampilan poomsae b).Alat: Scoring sheet

c).Pelaksanaan tes: testee menampilkan poomsae keumgang seperti pertandingan sesungguhnya dan dinilai oleh dua orang wasit.

d).Skor: skor awal adalah 10 poin, poin akan dikurang 0,1 jika testee melakukan kesalahan minor dan poin akan dikurangi 0,3 jika testee melakukan kesalahan major.

Kriteria penilaiannya sebagai berikut: 5,5 = kurang

6,0 = cukup 7,0 = baik

(27)

9,0 = excellent

Dengan variabel yang dinilai sebagai berikut:

Tabel 3.2

Vriabel Penilaian Poomsae

Kriteria Penilaian Perincian Kriteria Penilaian Nilai

Accuracy 4.0

Expression of Energy 2,0

H.Pelaksanaan Penelitian

Latihan haruslah mempunyai perencanaan dan lamanya masa latihan menjadi suatu hal yang sangat penting serta berpengaruh terhadap suatu hasil yang diperoleh. Penulis menetapkan batas waktu untuk penelitian adalah 6 minggu, dengan 3 pertemuan dalam setiap minggunya sehingga total 16 kali pertemuan.

(28)

37

kemungkinan sudah menampakan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan keterampilan dan kondisi fisik.

Latihan dilaksanakan 3 kali seminggu di Sport Hall Universitas Pendidikan Indonesia yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jum‟at 16.00 sampai dengan selesai. Masa latihan atau perlakuan terhadap sampel dimulai dari tanggal 31 Maret 2015 sampai 8 Mei 2015 dengan demikian jumlah latihan yang diberikan 16 kali dengan pre-test dan post-test 1 kali menjadi 18 kali pertemuan.

Dalam melaksanakan latihan harus dilakukan secara berulang – ulang agar menjadi otomatisasi atau kebiasaan tertentu yang bersifat reflek. Dalam hal ini Harsono (1988, hlm. 101) menjelaskan :”berulang – ulang maksudnya agar gerakan gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah, otomatis dan reflektif”.

Adapun contoh program latihan yang akan penulis terapkan dapat dilihat dari tabel 3.3 pada hal 38:

Tabel 3.3

(29)

I. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Untuk mengolah data yang merupakan skor mentah dari hasil tes awal dan tes akhir, perlu adanya pengolahan secara sistematik, kemudian setelah itu analisis data. Analisis data adalah hal yang amat penting didalam penelitian karena dengan analisislah data tersebut dapat diberikan arti yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Rumus –rumus yang digunakan dikutip dari buku “Statistika” karangan Nurhasan, dkk (2013).

Langkah – langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Menghitung nilai rata – rata dari setiap variabel menggunakan rumus sebagai

berikut:

̅

Keterangan :

̅ = Rata – rata yang dicari/mean = Jumlah dari

= Skor mentah = Jumlah sampel

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus:

̅

Keterangan:

= simpangan baku

= skor yang dicapai seseorang

̅ = nilai rata – rata

= banyaknya jumlah orang

(30)

39

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai dengan pengamatan yang paling besar.

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor yaitu: ̅

c. Untuk setiap baku angka tersebut dengan bantuan table distribusi normal baku (table distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing – masing nilai Z (FZi) dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam menentukan FZi–nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z pada tabel. d. Menentukan proposi masing – masing nilai Z (SZi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyak sampel.

e. Hitung selisih antara F(Zi) – S(Zi) dan tentukan harga mutlaknya.

f. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berikan simbol LO.

g. Dengan bantuan tabel Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L.

h. Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai LO untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria:

 Terima HO jika LO< L = Normal

 Tolak HO jika LO > L = Tidak Normal

4. Menghitung korelasi dengan skor berpasangan

a. Membuat matrik sebagai sarana untuk mencari nilai – nilai dan setiap unsur yang terdapat dalam rumus koefisien korelasi.

b. Mencari atau menghitung nilai rata – rata dari variabel (x) dan variabel (y). c. Menghitung nilai X1 dengan cara skor dari setiap taste dikurangi dengan

nilai rata – rata dari variabel (x).

d. Menghitung nilai Y1, dengan cara skor dari setiap siswa dikurangi dengan nilai rata – rata dari variabel (y).

(31)

f. Mencari nilai Y12 dengan cara menguadratkan nilai yang terdapat pada Y1 dari setiap individu.

g. Mencari nilai X1 Y1 dengan cara mengalikan angka – angka yang terdapat pada kolom X1 dengan angka – angka yang terdapat pada kolom Y1. h. Menjumlahkan nilai – nilai X1 ( ) ; Y1 ( ) dan nilai X1 Y1 ( ). i. Mendistribusikan nilai – nilai tersebut kedalam rumus koefisien korelasi

sebagai berikut:

Keterangan:

Yxy = Korelasi antara variabel (x) dan variabel (y)

X1 = Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata – rata dari variabel (x) Y1 = Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata – rata dari variabel (y)

5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan, menggunakan uji dengan rumus :

Keterangan :

t = Nilai thitung yang dicari B = Rata – rata nilai beda SB = Simpangan Baku n = Jumlah sampel

6. Pengujian Hipotesis

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah Terima Hipotesis (Ho) jika –t(

(32)

51

Novita Sari, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan serta analisis data, maka dapat di simpulkan bahwa: Latihan stabilisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penampilan poomsae keumgang pada cabang olahraga taekwondo.

B.Saran

Saran – saran yang dapat penulis kemukakan berkait dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina, pelatih, atlet taekwondo dan pembaca pada umumnya agar menerapkan prinsip – prinsip latihan dalam melatih kondisi fisik dengan menggunakan bentuk – bentuk latihan yang lebih efektif dan efisien, baik dalam segi pelaksanaan latihan maupun pemahaman tujuan dari latihan tersebut, sehingga atllet menyadari arti pentingnya tujuan dari latihan tersebut.

2. Untuk para pelatih khususnya cabor taekwondo, agar dalam suatu program latihan harus tersusun secara teratur baik dalam metode ataupun perencanaan dan taekwondoin harus sering melatih kondisi fisik agar dapat mencapai kemampuan dan kondisi fisik yang tinggi atau prima, salah satunya seorang taekwondoin khususnya poomsae harus memperhatikan stabilisasi karena dengan latihan ini seorang taekwondoin dapat mempertahankan tubuhnya agar tetap seimbang dalam melakukan gerakan – gerakan poomsae. Serta penulis menyarankan agar selalu mencatat setiap kesalahan – kesalahan ketika melakukan jurus/poomsae setiap kali latihan, maupun pertandingan karena hal ini nantinya akan menjadi bahan rujukan untuk setiap evaluasi pelatih terhadap penampilan taekwondoin dalam melakukan poomsae.

(33)

yang paling penting adalah kualitas latihan dan program latihan yang di jalaninya.

4. Bagi pemerhati olahraga penulis menyarankan untuk lebih memperhatikan sarana dan prasarana dilapangan, serta kesejahteraan dan pembinaan yang baik sehingga atlet lebih termotivasi lagi untuk berpestasi.

5. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam agar hasil yang dicapai lebih memuaskan dan lebih signifikan.

(34)

53

Novita Sari, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Damiri dkk, (2008). Modul Anatomi Manusia, Bandung: Buku Ajar FPOK UPI.

Agyl Pranatal, Luguzt. (2011). Dampak Latihan Stabilisasi dan Fleksibilitas Panggul Terhadap Penampilan Kata (Saifa-Goju Ryu) Pada Cabang Olahraga Karate. Publikasi Jurusan PKO FPOK UPI: Bandung: tidak diterbitkan.

Aprianti Dewi Fajar, Anggita. (2014). Dampak Latihan Stabilisasi dan Fleksibilitas Panggul Terhadap Penampilan Poomsae (Taegeuk Ohjang) Pada Cabang Olahraga Taekwondo. Publikasi Jurusan PKO FPOK UPI: Bandung: tidak diterbitkan.

Giriwijoyo dan Dikdik Zafar Sidik. (2012) Fisiologi Olahraga. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Harsono, (1988). Coaching dan Aspek – aspek Psikologis dalam Coacing. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Krisdayanti, Dadang. (2003). Tekhnik Dasar, Poomsae, Peraturan Pertandingan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lawrance, Matt. (2011). The Complete Guide To Core Stability. London.

Nurhasan dan Hasanudin, D., Hidayah, N. (2013). Mata kuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI.

(35)

Satria, Sidik. Z. D dan Imanudin, I. (2007). Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Suryadi, Yoyok. (2008). Poomsae Taekwondo untuk Kompetisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

World Taekwondo Federation. (2014). Poomsae Competition Rules & Interpretation. World Taekwondo Federation.

Zafar Sidik, Dikdik. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Sumber Lain:

Arifin M.H. (2011). Taekwondo, [Online]. Tersedia di: http://itulimo.blogspot.com/2011-12-01-archive.html?m=. Diakses 29 Maret 2015

Gambar

Tabel                                                                                                       Halaman
Gambar 3.2  langkah Pengumpulan Data
Gambar 3.3 Dynamic Test of Positional Balance
Tabel 3.1 Vriabel Penilaian Poomsae
+3

Referensi

Dokumen terkait

Maka hasil dari pengolahan data teknik tendangan yang dominan dilakukan atlet putra dan putri dalam pertandingan cabang olahraga Taekwondo adalah teknik tendangan dollyo

peningkatan kekuatan otot punggung bawah atlet taekwondo putra yang telah. diberikan latihan half

poomsae , kriteria penampilan poomsae , hakikat keseimbangan dinamis, hakikat fleksibilitas panggul, kerangka pemikiran dan hipotesis. Pada bab 3 metode penelitian yang

8 Perbedaan juga terjadi selama pertandingan, atlet tinju memiliki durasi pertandingan yang jauh lebih lama dibandingkan pertandingan taekwondo sehingga berpengaruh

Apakah terdapat tingkat probabilitas yang signifikan dari tendangan ke arah muka guna meraih peluang poin pada saat pertandingan cabang olahraga Taekwondo Simulasi Pra

Kecepatan dalam cabang olahraga taekwondo seorang atlet sangat dibutuhkan baik dalam tendangan serangan maupun tendangan bertahan, seperti yang dijelaskan Yoyok

Prestasi yang telah diukir oleh atlet anggar tersebut apakah merupakan hasil dari pembibitan dari program pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) cabang

KESIMPULAN Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai pengaruh latihan mental terhadap penurunan kecemasan bertanding paa atlet taekwondo Kodim Bukittinggi,