• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas di Kota Bandung."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Ginanjar Kurnia, 2015

Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ginanjar Kurnia (0901155), Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas di Kota Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah alat penilaian keterampilan menulis, dan menjawab masalah: (1) Alat asesmen keterampilan menulis yang saat ini digunakan oleh guru dalam menilai keterampilan menulis; (2) Perancangan alat asesmen keterampilan menulis menggunakan teknologi komputasi awan; (3) Penggunaan alat asesmen keterampilan menulis menggunakan teknologi komputasi awan; dan (4) Hasil dari ujicoba penggunaan alat asesmen keterampilan menulis menggunakan teknologi komputasi awan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian desain dan pengembangan (D&D). Dilaksanakan pada Januari-Februari 2015. Subjek ujicoba produk adalah siswa kelas XII SMA Negeri 10 Bandung dengan jumlah 203 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan tugas menulis karangan. Tulisan yang dianalisis sekitar 36 tulisan, dipilih secara random. Pengembangan alat penilaian dilakukan mengacu pada tahapan dari Thomas dan Rhotman, yaitu (a) Analisis masalah dan perencanaan program; (b) Pengumpulan informasi dan sintesis; (c) Desain; (d) Uji coba Model; (e) Evaluasi dan revisi; dan (f) Finalisasi.

Simpulan pokok penilitian ini yaitu: (1) Guru belum mengaplikasikan alat penilaian keterampilan menulis dengan benar; (2) Perencanaan rubrik berdasarkan prosedur pengembangan rubrik yang dikemukakan oleh Donna & Ellyn. Sedangkan contoh (template) rubrik menggunakan template rubrik analitik yang diadaptasi dari Tom Lumley. Jenis rubrik yang dikembangkan adalah rubrik analitik. Rubrik penilaian tulisan ini berisi empat kategori penilaian, yaitu untuk kategori isi dan gagasan, kaidah presentasi, ikatan dan organisasi kalimat, dan kontrol tata bahasa, dengan rentang skor yang telah ditentukan pada masing-masing gradasi mutu. Skor 5 dengan predikat amat baik, skor 4 untuk predikat baik, 3 untuk predikat cukup, 2 untuk predikat lemah, dan 1 untuk predikat amat lemah; (3) Pengunaan alat penilaian di lapangan menghasilkan panduan/pedoman pengunaan alat penilaian keterampilan menulis; (4) Hasil uji lapangan pada 36 orang siswa, diketahui siswa yang mendapat nilai B atau rentang nilai 68-83 adalah sebanyak 8 orang atau 22,22%, dan sebesar 66,67% atau 24 orang mendapat nilai C pada rentang nilai 52-67. Sedangkan nilai terendah yaitu berada dalam rentang nilai 36-51 atau termasuk kategori D termasuk predikat kurang terampil sebanyak 4 orang atau 11,11%. Artinya, perlu pengembangan keterampilan menulis dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

(2)

This research purposed to produce an instrument writting skill assessment for senior high school students and answered about the problem: (1) Writing skills assessment tool currently used by teachers; (2) Design a writing assessment tool uses cloud computing technology; (3) assessment tool to write using cloud computing technology; and (4) Results of testing the use of assessment tools written using cloud computing technology.

This research used the Design and Development research (D & D). The research was conducted at SMAN 10 Bandung in January-February 2015. Subject trial of products are twelfth grade students of SMAN 10 as much as 203 students. The data were collected by writing assignment. Writings are analyzed some 36 posts, chosen with fully random.Made reference to the stage of development of Thomas and Rhotman, that is (a) problem analysis and program planning; (b) informatioan gathering dan synthesis; (c) design; (d) early development and pilot testing; (e) evaluation and advanced development; dan (f) finalisation.

The main conclusions of this study are: (1) Teachers not applied writing skills assessment tool correctly; (2) Planning rubric by rubric development procedure proposed by Donna & Ellyn. While the template using analytic rubric template adapted from Tom Lumley. Type rubric was developed by analytical rubric. This assessment rubric contains four categories of assessment, that is the category of content and ideas, convention of presentation, and cohesion and organizational sentence, and control of grammar, with the range of scores that have been determined for each gradation of quality. Score 5 with predicate very good, a score of 4 to predicate good, 3 for the predicate enough, 2 to predicate weak, and 1 for the predicate is very weak; (3) Implementation of environment assessment tools in generating guidelines for the use of writing skills assessment tools; (4) The results of field tests on 36 students, known to students who received a grade of B or range of values 68-83 are as many as 8 people or 22.22%, and 66.67%, or 24 people got a C on a range of values 52-67. While the lowest value that is in the range 36-51 or D category including less skilled predicate as many as 4 people or 11.11%. That is necessary to develop writing skills in the teaching and learning activities.

(3)

Ginanjar Kurnia, 2015

Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Abad 21 yang dikenal semua orang sebagai abad pengetahuan yang

merupakan landasan utama untuk berbagai aspek kehidupan. Paradigma

pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan siswa untuk berpikir

kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai teknologi

informasi, berkomunikasi dan berkolaborasi. Pencapaian keterampilan tersebut

dapat dicapai dengan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dari sisi

penguasaan materi dan keterampilan.

Kompetensi dalam kurikulum 2006 dianggap masih belum

menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan.

Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan

(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan

soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi. Kurikulum 2013

disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.

Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.

Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21 menjadi

pijakan di dalam pengembangan kurikulum 2013. Dengan adanya perubahan

kurikulum ini nantinya guru yang akan menjadi ujung tombak pendidikan.

Perkembangan media teknologi informasi menjadi salah satu landasan

pokok dalam perkembangan pembelajaran abad 21. Media teknologi informasi

seolah menjadi hal wajib yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan internet salah satunya. Di indonesia tiap tahunnya penggunaan

(4)

internet di Indonesia bedasar Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

[image:4.612.136.511.149.398.2]

(APJII) pada periode 2013 -2014:

Gambar 1.1

Data Penggunaan Internet di Indonesia

(Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Tahun 2014)

Grafik diatas dapat menunjukan bahwa jumlah pengunaan internet di

Indonesia dari setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2013

pengguna internet mencapai 71,2 juta pengguna, dan meningkat sekitar 34,9%

pada tahun 2014 yaitu sekitar 88,1 juta pengguna. Berdasar hasil riset yang

dilakukan di Indonesia, pengguna internet umumnya didominasi oleh kalangan

pelajar usia 15-19 tahun yaitu sekitar 64,7% dari total pengguna internet di

Indonesia.

Peluang besar ini sebenarnya dapat dimanfaatkan guru untuk pembelajaran.

Menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Seperti dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 menyebutkan bahwa salah satu

kompetensi wajib guru yaitu memanfaatkan teknologi informasi untuk

16 20 20

25 30

42 55

63

71.2 88.1

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(J

u

ta

a

n

)

(5)

Ginanjar Kurnia, 2015

Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepentingan penyelanggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Selain itu,

menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2010, hal. 46) berdasarkan butir

kesepakatan Konferensi WSIS (World Summit of Information Sociesty) tahun

2004 di Jenewa, telah disepakati bahwa paling lambat tahun 2015, seluruh

sekolah-sekolah hingga kampus di seluruh dunia telah terhubung ke internet. Hal

ini dimaksudkan agar terjadi proses tukar menukar pengetahuan dan kolaborasi

antar siswa dan guru di seluruh dunia untuk meningkatkan kualitas kehidupan

manusia.

Tantangan dalam pembelajaran abad 21 dan perubahan kurikulum 2013

menuntut kemampuan pedagogis guru sebagai pengajar untuk lebih mampu

mendesain pembelajaran agar lebih menarik dan bermakna, kegiatan belajar

mengajar harus diperluas melampui batas-batas ruang kelas. Interaksi siswa

dengan lingkungan sekitar mesti diperbanyak dengan berbagai bentuk

metodologi. Namun, dari hasil penelitian menunjukan, kemampuan guru dalam

merancang tujuan pembelajaran dan membuat dokumen kurikulum masih

kurang.

Penelitian Rudi Susilana (2013, hal. 181) menunjukan, dari 60 responden

dengan posisi kepala sekolah dan guru pengembang kurikulum dari sejumlah

Sekolah Dasar di Jawa Barat, efikasi diri tim pengembang kurikulum berada di

level-3 memiliki hubungan yang rendah dengan kualitas dokumen kurikulum

level-2. Atau dapat disimpukan bahwa kemampuan efikasi tim pengembang

kurikulum berada dalam level yang bagus, namun kualitas dokumennya masih

dikategorikan kurang. Bahkan beliau menyebutkan bahwa:

(6)

Dokumen kurikulum seyogianya merupakan hasil analisis guru terhadap

peserta didik, sehingga perumusan tujuan dapat disesuaikan dengan kebutuhan

siswa. Namun dari hasil penelitian di atas menunjukan bahwa kemampuan guru

dalam merancang pembelajaran masih kurang, banyak dokumen kurikulum yang

bahkan merupkan saduran (copy paste) dari dokumen yang telah ada. Jika seperti

ini, kemungkinan hasil rancangan pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai

dalam pembelajaran tidak sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa.

Guru profesional adalah guru yang dapat mencerdaskan para siswanya

sesuai dengan potensi atau kemampuannya. Guru adalah ujung tombak dalam

pembelajaran dan sangat besar peranannya dalam ikut menghantarkan

keberhasilan para peserta didik. Guru profesional bukanlah yang hanya mampu

menguntungkan dirinya sedangkan siswanya tidak. Untuk itu, memiliki

kemampuan mengidentifikasi dan mengenali kemampuan peserta didiknya

merupakan kewajiban yang sangat penting bagi guru. Kemampuan

mengidentifikasi ini tentu menjadi bekal dalam proses pembelajaran dan layanan

selanjutnya. Bagaimana seorang guru akan mengembangkan dan membina

peserta didiknya dengan baik apabila guru tidak memiliki kemampuan untuk

mengidentifikasi tersebut. Untuk itu, guru harus mendapatkan kemampuan

mengidentifikasi peserta didik dan atau calon peserta didik.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 menyebutkan

bahwa seorang guru harus mampu menguasai karakteristik peserta didik dari

berbagai aspek yang siswa miliki. Seorang guru harus memiliki kemampuan

mengenali potensi peserta didik dan akhirnya membuat program dan memberikan

layanan dengan baik. Inilah yang disebut guru profesional yang dapat mengenali

potensi peserta didiknya, memberikan layanan terbaiknya dan mampu

mengembangkan potensi siswanya namun tidak lupa untuk mengembangkan

(7)

Ginanjar Kurnia, 2015

Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan kemampuan siswa seyogyanya disesuaikan dengan

perkembangan zaman dan pembelajaran abad 21, agar output yang dihasilkan

mampu menjadi pribadi yang unggul. Salah satu karakter belajar yang

dibutuhkan dalam keterampilan abad 21 adalah kemampuan menulis.

Menurut survey National Association of Colleges and Employers (NACE),

kemampuan menulis mendapat skor 74,7 % dari responden sebagai kemampuan

penting yang harus dimiliki oleh seorang lulusan sekolah. Akan tetapi, disekolah

keterampilan menulis kurang mendapat perhatian. Porsi terbesar untuk melatih

kemampuan menulis hanya disediakan dalam pembelajaran bahasa. Padahal

dalam kemampuan abad 21, kemampuan menulis yang baik dan benar

merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat berinteraksi dan

berkomunikasi dengan masyarakat global.

[image:7.612.129.515.367.627.2]

Kemampuan yang Harus Dimiliki Lulusan Pendidikan Formal pada Abad 21

Gambar 1.2

Survei Kemampuan pada Abad 21 Menurut NACE

(8)

Banyak penelitian menunjukan bahwa kemampuan menulis anak-anak usia

sekolah masih jauh dari yang diharapkan. Hasil penelitian Rofi’udin (1998) yang

melibatkan 964 siswa SDN di pulau Jawa menunjukkan bahwa pengajaran

bahasa Indonesia di SDN se-Jawa didominasi oleh kegiatan yang bersifat

verbalistik dan mekanis. Pemilihan materi dan strategi pembelajaran belum

diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan intelektual siswa. Skor rerata

kemampuan membaca siswa adalah 33,039 dan skor rerata kemampuan menulis

adalah 32,064. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca, dan

kemampuan menulis siswa Sekolah Dasar Negeri di pulau Jawa masih jauh dari

yang diharapkan.

Hasil penelitian lain dilakukan oleh Sri Winarti (2010, hal. 94) yang

melibatkan 120 responden dari dua belas Sekolah Menegah Atas (SMA) di enam

ibu kota provinsi di Jawa. Sri menyebutkan:

jika ditinjau dari aspek bahasa, pada umumnya siswa-siswa SMA negeri dapat menjabarkan isi karangan secara luas dan lengkap, dapat menyusun atau mengorganisasi karangan dengan teratur, rapi, jelas dan logis, menguasai kosakata dengan luas dan menguasai pembentukan dan pilihan kata dengan tepat. Namun, siswa-siswa tersebut kurang menguasai dalam menyusun kalimat sederhana dan juga kurang menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan dengan baik.

Keterampilan menulis bersifat multidimensi, sehingga tidak dapat diukur

secara tepat hanya dengan menghitung skor atau kualitas komposisi tulisan

siswa. Seperti halnya keterampilan membaca, sebenarnya dapat dikembangkan

tes-tes yang berstandar untuk mengukur keterampilan menulis. Namun demikian,

di Indonesia masih sulit dicari tes-tes semacam itu. Oleh karena itu, guru perlu

membuat sebuah alat asesmen secara informal. Artinya, guru perlu menyusun,

memberikan, dan menafsirkan hasil asesmen sendiri. Dengan pengetahuan guru

tentang ruang lingkup materi keterampilan menulis, semestinya guru dapat

(9)

Ginanjar Kurnia, 2015

Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum mengembangkan produk, dilakukan studi awal dengan berbagai

macam kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain observasi, wawancara. Observasi

dilakukan dengan mengamati dokumen penilaian yang dilakukan guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia mengenai kegiatan menulis dan kegiatan menulis yang

sedang berlangsung. Wawancara dilakukan terhadap duat orang guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia di SMA Negeri 10 Bandung dan SMA Laboratorium UPI

Bandung. Dari hasil observasi dan wawancara, menunjukkan hasil bahwa tidak

semua guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan rubrik penilaian

menulis. Dari dua guru Bahasa Indonesia yang diwawancarai, satu orang yang sudah

membuat dan menggunakan rubrik penilaian, satu orang sudah membuat rubrik

penilaian tetapi hanya sebatas disertakan dalam perangkat pembelajaran. Rubrik

penilaian menulis yang digunakan oleh guru Bahasa Indonesia masih sangat

sederhana, hanya terdiri atas aspek penilaian yaitu isi dan kaidah penulisan. Padahal

apabila diteliti lebih lanjut, ternyata banyak sekali aspek-aspek yang harus dinilai

dalam menilai tuilisan siswa. Selain itu, rubrik penilaian keterampilan menulis

yang digunakan guru juga belum disertai dengan kriteria penilaian yang jelas

sehingga tidak bisa dihindarkan dari kesubjektivan penilai..

Seharusnya melalui alat penilaian keterampilan menulis diharapkan dapat

memberikan informasi yang jujur dan lengkap mengenai kemampuan siswa.

Penelitian ini akan mengembangkan rubrik penilaian menulis secara spesifik

dengan menyertakan kriteria yang jelas dan lengkap untuk mengukur

kemampuan siswa dalam menulis. Selain itu, rubrik penilaian yang

dikembangkan dilengkapi dengan pedoman penskoran yang mengacu kepada

penilaian secara operasional untuk menghindari kesubjektivan dalam menilai.

Atas dasar pemikiran itulah, penelitian ini bermaksud untuk

mengembangkan alat penilaian keterampilan menulis. Diharapkan dengan

dikembangkannya alat penilaian tersebut, guru akan dipermudah dalam

memberikan penilaian terhadap tulisan siswa, selain itu diharapkan dapat

(10)

menulis yang telah dimiliki siswa saat ini, serta untuk menemukan kesulitan dan

hambatan dalam mempelajari keterampilan menulis yang dialaminya. Dengan

demikian hasil asesmen akan menjadi landasan bagi penyusunan program

pembelajaran menulis siswa yang bersangkutan.

Berdasar latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penulis

mengadakan penelitian dengan judul “Pengembangan Alat Asesmen

Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada

Sekolah Menengah atas di Kota Bandung

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Peneliti memfokuskan masalah penelitian terhadap masalah-masalah yang

timbul berdasar latar belakang di atas menjadi beberapa bagian. Pertama,

kemampuan guru dalam merancang pembelajaran masih dikategorikan kurang.

Hal ini bisa terlihat dari pembuatan dokumen kurikulum, banyak dokumen

kurikulum yang diduga merupakan saduran (Copy paste) dari dokumen

kurikulum yang telah ada.

Kedua, tahapan analisis dan identifikasi kebutuhan peserta didik dalam

perencanaan pembelajaran masih jarang diimplementasikan guru. Ketiga,

keterampilan menulis masih kurang mendapat perhatian dari sekolah. Umumnya

keterampilan menulis hanya terdapat dalam pembelajaran bahasa, padahal

keterampilan itu merupakan salah satu kemampuan berkomunikasi yang

digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat, masih belum tersedianya standar alat asesmen untuk

keterampilan menulis siswa. Sehingga guru harus membuat sebuah alat asesmen

secara informal. Dimana, guru menyusun, memberikan, dan menafsirkan hasil

asesmen sendiri. Kelima, penggunaan kertas sebagai media tulisan dinilai terlalu

banyak menggunakan sumber daya lingkungan, butuh sebuah alat yang lebih

(11)

Ginanjar Kurnia, 2015

Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan di SMA Negeri 10 Kota Bandung?”. Secara lebih detail berikut dijabarkan menjadi sub masalah:

1. Bagaimana alat asesmen keterampilan menulis yang saat ini digunakan oleh

guru dalam menilai keterampilan menulis?

2. Bagaimana merancang alat asesmen keterampilan menulis menggunakan

teknologi komputasi awan?

3. Bagaimana penggunaan alat asesmen keterampilan menulis menggunakan

teknologi komputasi awan?

4. Bagaimana hasil dari ujicoba penggunaan alat asesmen keterampilan menulis

menggunakan teknologi komputasi awan?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian bertujuan untuk menganalisis secara mendalam

mengenai pengembangan alat asesmen keterampilan menulis menggunakan

teknologi komputasi awan pada Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Kota

Bandung.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui penggunaan alat asesmen saat ini yang digunakan oleh guru

dalam menilai keterampilan menulis.

2. Mengetahui tahap perancangan alat asesmen keterampilan menulis

menggunakan teknologi komputasi awan.

3. Mengetahui tahap penggunaan alat asesmen keterampilan menulis

menggunakan teknologi komputasi awan.

4. Mengetahui hasil ujicoba penggunaan alat asesmen keterampilan menulis

(12)

E. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian dapat memberikan manfaat dan kegunaan

diantaranya:

1. Untuk jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, diharapkan penelitian

dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan dalam bidang

perencanaan pembelajaran

2. Untuk Guru dan sekolah, sebagai bahan masukan untuk perbaikan dalam

rangka mendesain pembelajaran dan penyusunan tujuan pembelajaran,

sehingga dapat meningkat hasil pembelajaran

3. Untuk siswa, hasil penelitian ini diharapkan untuk membantu siswa agar dapat

menilai kemampuannya sendiri terutama dalam kemampuan menulis.

4. Untuk peneliti, penelitian ini memberikan manfaat untuk mengetahui

pengembangan alat asesmen keterampilan menulis menggunakan teknologi

Cloud Computing. Selain itu memberikan pengalaman berfikir dalam hal

memecahakan persoalan pendidikan dan perencanaan.

5. Untuk para peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai referensi dalam melakukan penelitian yang sejenis.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang dikembangan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Alat penilaian keterampilan menulis berupa instrument penilaian jenis rubrik

untuk kegiatan menulis.

2. Rubrik penilaian menulis berupa lembar penilaian produk dalam bentuk suatu

format penilaian yang berisi petunjuk pengisian rubrik, petunjuk penskoran,

catatan cara menilai, tabel pengisian rubrik yang berisi aspek-aspek penilaian,

dan pedoman penilaian menulis yang berisi kriteria dan indikator penilaian.

3. Rubrik penilaian disajikan dalam bentuk skala penilaian (rating scale).

(13)

Ginanjar Kurnia, 2015

Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi Penelitian

Asumi-asumi yang mendasari penelitian sebagai berikut.

a. Alat penilaian jenis rubrik penilaian menulis ini disusun sebagai acuan

dalam melakukan penilaian keterampilann menulis siswa.

b. Alat penilaian keterampilan menulis yang mencakup aspek-aspek penilaian

dapat mengungkap kelebihan dan kekurangan pembelajaran menulis yang

sedang berlangsung.

c. Alat penilaian keterampilan menulis dapat mengungkap komponen mana

saja yang telah dicapai siswa dengan baik dan sebaliknya.

d. Alat penilaian keterampilan menulis akan membantu guru mata dalam

memberikan penilaian menulis secara objektif.

2. Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan alat penialain jenis rubrik penilaian memiliki keterbatasan

yaitu referensi mengenai rubrik penilaian keterampilan menulis, dalam

pembelajaran menulis masih sangat terbatas, sehingga perlu dikembangkan

rubrik penilaian menulis sesuai dengan apa yang telah diketahui sebelumnya dari

hasil proses studi awal di lapangan. Lokasi penelitian hanya melibatkan satu

sekolah yaitu SMA Negeri 10 Bandung, sehingga tidak untuk menggambarkan

secara keseluruhan deskripsi guru dan siswa mengenai gambaran awal

Gambar

Gambar 1.1 Data Penggunaan Internet di Indonesia
Gambar 1.2 Survei Kemampuan pada Abad 21 Menurut NACE

Referensi

Dokumen terkait

   Program Mapping berguna sebagai persiapan imlementasi e-learning apakah menggunakan LMS, authoring tools, atau pemrogranman

skripsi ini dengan judul ANALISIS YURIDIS UNSUR MELAWAN HUKUM DAN MENYALAHGUNAKAN WEWENANG DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI. Skripsi ini merupakan karya ilmiah dan merupakan salah

Efektivitas pendekatan project based learning dalam meningkatkan Kemampuan menulis kalimat sederhana bahasa jepang.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Relationship marketing adalah usaha pemasaran pada nasabah yang meningkatkan.. pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan maksimun

dari hubungan erat antar penyedia layanan dengan nasabah adalah perasaan aman atau perasaan nyaman. Semakin aman atau nyaman seorang nasabah berinteraksi dengan penyedia

Efektivitas pendekatan project based learning dalam meningkatkan Kemampuan menulis kalimat sederhana bahasa jepang.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Vocabulary Learning Strategies (Vls) Of High-Achieving Indonesian Efl Undergraduate Students.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

komponen organisasi meliputi struktur, tujuan, manusia, hukum, prosedur pengoperasian yang berlaku ( Standard Operating Procedure ), teknologi, lingkungan,