• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP AKAL DALAM TAFSIR AL-MIṢBĀḤDAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP AKAL DALAM TAFSIR AL-MIṢBĀḤDAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 4205/UN.40.2.6.I/PL/2014

KONSEP AKAL DALAM TAFSIR AL-MIṢBĀḤ

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh Qisthy Arifah

1000926

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN MATA KULIAH DASAR UMUM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KONSEP AKAL DALAM TAFSIR AL-MIṢBĀḤ

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN

Oleh Qisthy Arifah

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

© Qisthy Arifah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Halaman Pengesahan Skripsi

QISTHY ARIFAH

KONSEP AKAL DALAM TAFSIR AL-MIṢBĀḤ DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN

disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing I

Dr. H. Aam Abdussalam, M.Pd. NIP: 1967 0402 198601 1 001

Pembimbing II

Dr. Wawan Hermawan, M.Ag. NIP: 1974 0209 200501 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

(4)

Skripsi ini telah diujikan pada

Hari/Tanggal : Kamis, 30 Oktober 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia Ujian

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.

NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001

3. Penguji :

3.1 Dr. Syahidin, M.Pd. NIP. 19570611 198703 1 001

3.2 Drs. Udin Supriadi, M.Pd. NIP. 19590617 198601 1 001

(5)
(6)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Konsep Akal dalam Tafsir Al-Mi dan Implikasinya terhadap Pendidikan Oleh

Qisthy Arifah

Peradaban manusia dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini banyak dipengaruhi oleh akal manusia yang begitu hebat dapat memberdayakan bumi beserta potensi isinya dengan maksimal. Bekal kehebatan akal itulah nampaknya yang menjadi alasan atau cara Allah Swt memilih manusia sebagai Khālifaħ fī al-Arḍ yang dikabarkan dalam QS. Al-Baqaraħ [2] ayat 30-33. Namun, di samping manfaatnya yang konstruktif, ternyata tidak sedikit manusia yang menggunakan akalnya untuk melakukan hal-hal yang bersifat destruktif atau merugikan, baik merugikan diri sendiri, sesama manusia, maupun merugikan sesama makhluk Allah Swt. Penyalahgunaan potensi yang Allah beri tersebut, dapat diindikasikan penyebabnya yaitu ketidakpahaman manusia akan hakikat, fungsi dan tujuan penciptaan akal bagi manusia. Hal ini

juga dapat disebabkan adanya sesuatu yang “hilang” dalam proses pendidikan.

Al-Qur`ān sebagai pedoman hidup manusia memiliki jawaban terbaik atas berbagai permasalahan manusia, termasuk masalah akal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana hakikat, fungsi dan tujuan penciptaan akal yang dikehendaki oleh Allah dalam Al-Qur`ān. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode mauḍu’ī, dan teknis analisis ḍilālaħ dan

munāsabaħ . Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tafsir Al-Mi , kemudian disandingkan dengan tafsir-tafsir dan buku-buku lain untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pendapat antara para ahli tafsir. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa akal tidak hanya mencakup aspek kognitif saja. Lebih dari itu, akal mencakup aspek kognitif dan afektif, bahkan juga hingga menyentuh aspek psikomotor. Akal bukan hanya tentang kemampuan berpikir, tetapi juga potensi atau kemampuan seseorang menghindarkan dirinya dari perbuatan maksiat, dan mengerti segala sesuatu sebagai bukti atau tanda keesaan dan kekuasaan Allah.

(7)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The Concept of Reason in Tafsir Al-Mi and Its Implications on Education By

Qisthy Arifah

Human civilization continues to undergo rapid development from time to time.

This is largely influenced by human’s reason that is so great that it can empower

the earth along with all its potentials optimally. It is the greatness of reason that seems to be the ground or means by which Allah Swt has chosen human beings as

Khālifaħ fī al-Arḍ as explained in sura Al-Baqarah [2] verses 30-33. Nevertheless, in addition to the constructive value of reason, it is not uncommon that human beings abuse their reason to do destructive or damaging things towards themselves, other human beings, and even for other beings of Allah Swt.

The abuse of the potentials rewarded by Allah can be attributed to human’s

inability to understand the nature, function, and aim of the creation of reason for

human beings. It can also be caused by something “missing” in education process.

Al-Qur`ān as the guide to human’s life has the best answer to reveal the nature, function, and aim of the creation of reason that is desired by Allah in Al-Qur`ān. The research employed qualitative approach with mauḍu’ī method, and ḍilālaħ and munāsabaħ analysis techniques. The main data source used in this research is Tafsir Al-Mi , paralleled later on to other interpretations (exegeses) and books to find similarities and differences in opinion among the mufassirs (commentators of Al-Qur`ān). In this research, it is found that reason does not only include cognitive aspect. Furthermore, reason includes cognitive and affective aspects, even the psychomotor aspect. Reason is not merely about the ability to think, but

also one’s potentials or ability to prevent him/herself from committing sin and to

understand everything as a proof or sign of the singularity and power of Allah.

(8)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

PEDOMAN TRANSLITERASI ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II AKAL DAN KONSEP PENDIDIKAN ISLAM .. Error! Bookmark not defined.

A. Akal ... Error! Bookmark not defined.

1. Akal secara Umum ... Error! Bookmark not defined.

2. Akal dalam Islam ... Error! Bookmark not defined.

3. Akal dan Hati ... Error! Bookmark not defined.

4. Fungsi Akal ... Error! Bookmark not defined.

B. Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined.

3. Metode pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined.

4. Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

5. Kurikulum Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined.

6. Pendidik dan Anak Didik dalam Islam ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

F. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

G. Metode Analisis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Hakikat Akal ... Error! Bookmark not defined.

2. Hubungan Akal dengan Potensi Lainnya ... Error! Bookmark not defined.

3. Fungsi Akal ... Error! Bookmark not defined.

4. Konsekuensi bagi Manusia yang Tidak Menggunakan Akalnya ... Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

1. Tafsir Per-Ayat ... Error! Bookmark not defined.

2. Hakikat Akal ... Error! Bookmark not defined.

3. Hubungan Akal dengan Potensi-Potensi Lainnya ... Error! Bookmark not defined.

4. Fungsi dan Tujuan Penciptaan Akal ... Error! Bookmark not defined.

5. Konsekuensi bagi Orang yang Tidak Menggunakan Akalnya Error! Bookmark not defined.

6. Implikasi Konsep Akal dalam Tafsir Al-Mi terhadap Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(10)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akal merupakan salah satu anugerah luar biasa yang dimiliki manusia. Akal menjadi salah satu sebab mengapa manusia diberi amanah untuk menjadi Khalīfaħ fī al-Arḍ sebagaimana yang tersirat dalam QS. Al-Baqaraħ [2]: 30 berikut.

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku

hendak menjadikan Khalīfaħdi muka bumi," Mereka berkata, “Apakah

Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui (QS. Al-Baqaraħ [2]: 30).

Dengan akal yang diberdayakan secara hebat, potensi bumi dapat dimanfaatkan secara optimal oleh manusia. Sebagai bukti, kehidupan manusia berkembang pesat di bumi ini dari waktu ke waktu. Banyak tertulis judul buku

1

(11)

2

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan spesialisasinya yang semakin kompleks. Dari buku sosial, ekonomi, budaya, bahasa, sains, dan lain-lain. Kompleksitas ilmu pengetahuan juga dapat dilihat dari banyaknya spesialisasi keilmuan yang diselenggarakan berbagai lembaga pendidikan. Perkembangan alat-alat transportasi darat, laut, dan udara yang semakin kompleks, perkembangan media-media komunikasi, informasi yang hampir setiap tahunnya memiliki terobosan baru dan semakin canggih.

Imam Al-Gazzali (2009 : 86) mengibaratkan akal sebagai cahaya yang menyusup ke dalam hati manusia dan menolongnya memahami sesuatu.

Al-Gazzali juga berpendapat bahwa akal adalah suatu “sifat” yang membedakan

manusia dan binatang. Hal ini dapat dipahami dengan mengingat bahwa manusia dan hewan memiliki banyak kesamaan, namun akallah yang menjadi pembeda. Keduanya sama-sama memiliki potensi dan kebutuhan tertentu, seperti sama-sama mampu bergerak, bernafas, berkembang biak, memerlukan makan, ekresi, dan lain-lain. Namun akal yang menjadi pembeda antara keduanya membuat peradaban manusia berkembang dari waktu ke waktu, sementara hewan selalu tetap dan tidak berubah.

Fenomena di atas tidak lain karena adanya potensi akal yang dianugerahkan Allah Swt kepada manusia. Akal menjadi alat utama dan dominan dalam perkembangan dan kemajuan dalam berbagai hal di setiap generasi. Di satu sisi, kehebatan akal memang mendukung perkembangan kehidupan manusia dalam berbagai aspek menuju lebih baik, serba mudah, cepat dan efektif. Namun di sisi lain, tidak jarang pemanfaatan akal oleh manusia menjadi destruktif. Manusia merugikan diri mereka sendiri, merugikan satu sama lain, juga merusak alam (bumi) yang pada hakikatnya adalah titipan Allah kepada manusia untuk diurusi dengan baik.

Contoh kerusakan alam yang diperbuat manusia di antaranya berkurangnya luas hutan di bumi karena ulah mereka, padahal hutan

(12)

3

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Negara Indonesia telah kehilangan lebih dari 28 juta hektar hutan karena penebangan hutan secara liar, perkebunan agrikultur dalam skala besar, kolonisasi dll. Tindakan ini tentu mengganggu keseimbangan ekosistem alam. Suplay oksigen kian berkurang, global warming (pemanasan global) semakin terpacu, hingga suhu udara kian memanas. Banjir dan tanah longsor pun tidak dapat dihindari, Dikabarkan juga dalam website tersebut bahwa tindakan-tindakan ini telah menurunkan populasi dari beberapa spesie, diantaranya orang utan (terancam), harimau Jawa dan Bali (punah), serta badak Jawa dan Sumatera (hampir punah).

Contoh tersebut merupakan perbuatan manusia yang secara langsung merusak bumi, juga secara tidak langsung merugikan menusia sendiri. Sedangkan contoh perilaku manusia yang merugikan sesamanya, yaitu para pelaku korupsi. Salah satu kabar harian online, Detik News (Ratya, 2010) mengabarkan bahwa hampir semua koruptor merupakan lulusan sarjana. Mereka pernah meraih puluhan penghargaan baik di dalam maupun luar negeri. Dalam riwayat organisasi pun, mereka banyak meduduki posisi ketua. Ini berarti para pelaku korupsi tersebut adalah orang-orang hebat yang telah memanfaatkan potensi akalnya dengan maksimal.

Kasus-kasus korupsi uang rakyat yang dilakukan pejabat menjadi

“bibit” timbulnya berbagai masalah baru. Pencurian uang rakyat hingga

mencapai milyar bahkan trilyun rupiah itu meningkatkan angka pengangguran, penduduk yang hidup dalam kemiskinan, kelaparan, putus sekolah, kesehatan tidak terjamin, juga meningkatkan angka kriminal. Penggunaan akal dalam hal negatif lainnya adalah hacking. Sebuah blog (Panus, 2012) mengabarkan kasus hacking yang pernah terjadi di Korea Selatan. Diketahui bahwa beberapa hacker berhasil mencuri 8.700.000 data konsumen salah satu operator terbesar di sana kemudian berhasil menjual data-data tersebut seharga 880.000 USD atau sekitar 7,9 milyar rupiah.

(13)

4

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adanya kebenaran yang objektif. Manusia pada masa itu menjadi bingung tanpa pegangan karena sendi-sendi agama telah digoyahkan. Begitulah contoh keadaan ketika akal mendominasi tanpa memperhatikan rambu-rambu keyakinan agama.

Di antara kedua masa dominasi akal tersebut, terdapat pula suatu fase yang begitu berbeda, seperti yang dijelaskan oleh Tafsir (2010: 3-4) di mana akal dikekang dan dikungkung, sedangkan pengetahuan didominasi oleh doktrin gereja. Pada masa itu pengetahuan tidak berkembang, maka peradaban manusia pun tidak dapat berkembang. Begitu pula contoh keadaan ketika akal dikekang keberfungsiannya.

Dua jenis dampak dari pemanfaatan akal oleh manusia seperti yang digambarkan di atas tidak terlepas dari bagaimana manusia memahami akal dalam kehidupannya. Untuk sementara dari contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa secara praktis manusia memahami—dilihat dari cara mereka menggunakan—akal sebagai alat untuk berpikir dan menemukan jalan atau cara untuk mendapatkan tujuan atau keinginannya, baik itu positif maupun negatif. Asumsi tersebut nampaknya tidak bertentangan dengan pendapat Ahmad Tafsir (2010:47) yang mengartikan akal secara teoritis

sebagai “daya pikir logis”.

Menurut Abu Yasid (2007:46), dalam sejarah pemikiran agama, nalar (akal) manusia sering dipertentangkan dengan wahyu Allah. Padahal menurutnya, wahyu Allah sendiri melalui beberapa firman-Nya dalam

(14)

5

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manusia memperoleh ketenangan dan kesejahteraan baik untuk kehidupan di dunia maupun untuk bekal kehidupan di akhirat.

Taufiq Pasiak (2005:28) mengatakan,“Al-Qur`ān mengisyaratkan bahwa akal merupakan alat bagi manusia untuk memahami alam semesta dan sekaligus akal sebagai alat rohani manusia untuk menuju Tuhan.” Potongan

kalimat “untuk menuju Tuhan”, merupakan jawaban umum namun cukup

baik untuk menjadi solusi permasalahan penggunaan akal yang berujung pada perilaku negatif. Tuhan (Allah) sebagai tujuan penggunaan akal, mengisyaratkan bahwa akal haruslah digunakan atau dimanfaatkan sesuai dengan keinginan Allah. Sedangkan keinginan atau hukum Allah tertuangkan dalam Al-Qur`ān sebagai pedoman bagi manusia. Selain itu, tafsir merupakan karya ulama yang memuat penjelasan-penjelasan mengenai apa yang tercantum dalam Al-Qur`ān. Latar belakang di atas menunjukkan perlunya penelitian lebih dalam tentang akal yang bersumber dari Al-Qur`ān. Maka

diajukanlah penelitian tersebut sebagai skripsi dengan judul “Konsep Akal

(15)

6

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

M. Quraish Shihab also known as a powerful writer and speaker. Based on a solid scientific background which he travelled through

formal education and supported by it’s abbility to convey their

opinions and ideas in simple, but strightforward, rational, and a moderate trend of thougth, he appeared as a speaker and writer who can be accepted by all levels of society (Federspiel, 2012).

B. Identifikasi Masalah

Saat ini banyak manusia yang menggunakan potensi akalnya untuk melakukan hal-hal yang bersifat destruktif, seperti yang telah dikemukakan di latar belakang, contohnya yaitu mengeksploitasi alam untuk kepentingan pribadi, membuat manipulasi keuangan untuk dapat menguntungkan pribadi atau kelompoknya, menciptakan teknologi yang merusak moral atau saling menyakiti sesama manusia, dll. Oleh karena itu dapat dipandang bahwa permasalahan-permasalahan tentang akal saat ini berkisar pada penyimpangan penggunaan akal atau arah pemikiran manusia dalam proses penggunaan akalnya.

Untuk dapat memahami dan menggunakana akal sesuai dengan tuntunan Allah Swt, hendaknya hal ini dikembali kepada isyarat-isyarat yang tertera dalam Al-Qur`ān sebagai pedoman. Dalam Al-Qur`ān terdapat beberapa redaksi yang berkaitan dengan akal, seperti ‘aqala - ya’qilu, tadabbara - yatadabbaru, tafakkara – yatafakkaru, dan ūl al-bāb. Al-Qur`ān tidak mengungkapkan akal sebagai kata kerja, melainkan selalu dalam kata benda. Hal ini menunjukkan bahwa secara lotus atau tempat, tidak ada penjelasan tentang di mana kebaradaan akal.

Penelitian ini difokuskan pada pengkajian ayat-ayat yang memuat kata

(16)

7

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konsep akal dalam tafsir Al-Mi pernah diteliti oleh salahsatu mahasiswi di Institut Agama Islam Negeri Walisongo-Semarang bernama Anisatul Ainiah pada tahun 2008. Penelitian tersebut mengkaji delapan ayat dari total 49 ayat yang memuat kata akal (لقعي - لقع). Delapan ayat tersebut masing-masing adalah sampel dari setiap kategori tema ayat. Misal, dari 14 ayat yang berkaitan dengan keimanan, peneliti tersebut mengkaji satu ayat sebagai perwakilan kategori tersebut, begitu pula dengan tujuh kategori ayat lainnya.

Penelitian terdahulu tersebut dipandang kurang komprehensif, karena penjelasan-penjelasan yang lebih dalam tentang akal dalam tafsir Al-Mi tidak hanya terdapat dalam delapan ayat yang dikaji dalam penelitian tersebut. Oleh karena itu, dirasa perlu melakukan penelitian yang lebih komprehensif. Penelitian ini hadir dengan harapan dapat memberi jawaban yang lebih komprehensif dan mendalam tentang akal dalam tafsir Al-Mi , dengan mengkaji seluruh ayat yang memuat kata akal (لقع - لقعي) yang menjelaskan lebih dalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan akal. Sehingga yang menjadi titik berat dari pemilihan ayat yang dikaji bukanlah satu perwakilan kategori ayat, melainkan ayat-ayat yang dalam tafsirnya dijelaskan lebih dalam mengenai akal, sehingga ayat-ayat yang dikaji tersebut dapat mewakili arti keseluruhan dari term ‘aqala-ya’qilu dalam Tafsir Al-Mi . Selain itu, penelitian ini dilakukan berdasarkan rumusan masalah

yang lebih terperinci, sehingga menghasilkan kesimpulan yang lebih lengkap.

B. Rumusan Masalah

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep akal dalam Al-Qur`ān menurut Tafsir Al-Mi dan Implikasinya terhadap pendidikan. Fokus masalah tersebut dirincikan sebagai berikut.

1. Bagaimana hakikat akal dalam Tafsir Al-Mi ?

(17)

8

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimana konsekuensi bagi orang yang tidak menggunakan akal secara semestinya?

5. Bagaimana implikasi konsep akal dalam Tafsir Al-Mi terhadap upaya pendidikan?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana hakikat akal dalam Tafsir Al-Mi

2. Mengetahui bagaimana hubungan akal dengan potensi lainnya dalam Tafsir Al-Mi

3. Mengetahui bagaimana fungsi akal dalam Tafsir Al-Mi

4. Mengetahui bagaimana konsekuensi bagi orang yang tidak menggunakan akal secara semestinya.

5. Mengetahui bagaimana implikasi konsep akal dalam Tafsir Al-Mi terhadap upaya pendidikan.

D. Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan dalam pendidikan pendidikan Islam. Selain itu juga dapat memberikan kontribusi berupa pengetahuan lebih dalam tentang akal dalam Al-Qur`ān.

2. Manfaat Praktis a. Bidang Pendidikan

(18)

9

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk dapat memanfaatkan akal pendidik maupun peserta didik dengan maksimal dan sesuai dengan tuntunan Al-Qur`ān.

b. Prodi IPAI

Memberikan informasi tentang konsep akal dalam Al-Qur`ān, hubungan akal dengan perbuatan baik-buruk manusia, juga implikasi konsep akal dalam Al-Qur`ān terhadap pendidikan untuk dapat diajarkan kepada calon-calon pendidik di IPAI.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memudahkan pembaca memahami laporan penelitian ini secara general, berikut struktur organisasi laporan penelitian dengan penjelasan secara garis besar.

Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan.

BAB I : Pendahuluan. Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II : Kajian Pustaka. Pada bab ini dijelaskan teori-teori yang berkaitan dengan pendidikan dan akal.

BAB III : Metode Penelitian. Pada bab ini dijelaskan metode penelitian yang digunakan dalam memecahkan rumusan masalah.

BAB IV : Hasil dan Pembahasan Penelitian. Pada bab ini dijelaskan hasil penelitian serta analisis mengenai konsep akal dalam Al-Qur`ān dan implikasinya terhadap pendidikan.

(19)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan objek penelitian berupa buku-buku tafsir

Al-Qur`ān dan literatur lainnya. Jenis penelitian pustaka ini termasuk ke dalam

penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif sebagaimana Putra dan Lisnawati (2012: 36) memasukkan jenis penelitian pustaka ini kedalam salahsatu jenis penelitian kualitatif, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.

Dengan judul “Konsep Akal dalam Tafsir Al-Mi dan Implikasinya terhadap Pendidikan,” konsep-konsep akal diungkapkan berdasarkan pemikiran M. Quraish Shihab yang terkandung dalam Tafsir Al-Mi , kemudian ditemukan kaitan atau implikasinya terhadap pendidikan untuk dapat digunakan dalam proses pendidikan.

B. Metode Penelitian

Djajasudarma (2006: 7) mengartikan metode penelitian sebagai alat, prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka atau sering juga disebut studi literatur, book survey, atau library research. Djajasudarma (2006:7) mengungkapkan bahwa penelitian pustaka dilakukan dengan menggunakan buku-buku sebagai sumber data. Selain itu, Fathoni (2006: 95-96) mengungkapkan bahwa penelitian pustaka merupakan:

(20)

36

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian Zed (2008: 4) mengungkapkan bahwa dalam penelitian jenis ini, peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi-mata (eyewitness).

Dengan menggunakan metode penelitian pustaka ini, data penelitian dikumpulkan dari buku Tafsir Al-Mi sebagai buku pokok, kemudian diperoleh data-data terkait dari buku sumber lainnya, juga dari sumber tertulis lainnya, seperti website.

Sebagai panduan langkah-langkah operasionalnya, penelitian ini juga menggunakan metode tafsir mau ū’ī. M. Quraish Shihab (2007: 69) mengemukakan bahwa metode tafsir mau ū’ī yaitu

Metode yang ditempuh oleh seorang mufasir dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat Al-Qur'ān yang berbicara tentang suatu tema serta mengarahkan kepada satu pengertian dan satu tujuan, sekalipun ayat itu turun secara berbeda, tersebar pada berbagai sūraħ dalam Al-Qur'ān dan berbeda waktu dan tempat turunnya.

Hal ini senada dengan pendapat Kadar M. Yusuf (2012: 139) yang mengemukakan bahwa tafsir mau ū’ī ialah menafsirkan ayat Al-Qur`ān berdasarkan permasalahan yang dikaji. Dalam penelitian ini, permasalahan yang dikaji adalah konsep akal. Maka, dalam langkah operasionalnya, peneliti menghimpun ayat-ayat Al-Qur`ān yang berbicara tentang akal.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan salah penafsiran pembaca terhadap istilah-istilah dalam penelitian ini, maka akan dikemukakan penjelasan beberapa istilah tersebut, yakni sebagai berikut.

1. Akal; makna akal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya pikir yang dimiliki manusia untuk mengerti sesuatu sehingga berpengaruh kepada perilakunya. Adapun makna akal dalam tafsir Al-Mi , hal itulah yang hendak dicari dalam penelitian ini.

(21)

37

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang lebih baik sesuai dengan tuntunan Allah Swt. untuk menjadi manusia kamil (insān kāmil).

3. Implikasi; makna implikasi dalam penelitian ini, sesuai dengan maknanya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Indonesia, 2008: 529) yang berarti keterlibatan. Salah satu hal yang dicari dalam penelitian ini ialah keterlibatan akal, khususnya konsep akal menurut tafsir Al-Mi dalam pendidikan.

D. Instrumen Penelitian

Moloeng (2007: 168) mengartikan instrumen sebagai alat pengumpul data seperti tes pada penelitian kuantitatif. Sugiyono (2012: 59-60) menyebutkan bahwa yang menjadi instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Ia melanjutkan, bahwa peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Sugiyono juga menyampaikan bahwa “the researcher is the key instrumen”, artinya peneliti adalah instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.

Senada dengan pendapat Sugiyono, Nasution (dalam Sugiyono, 2012: 60) menyatakan:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

E. Sumber Data

(22)

38

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

website sebagai sumber data penunjang dalam pembahasan dan sebagai

sumber data faktual.

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011: 224), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari literatur, dengan mengadakan penelitian pustaka (library research). Selain itu, karena penelitian ini menggunakan metode mau ū’ī, maka proses pengumpulan data dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang harus ditempuh seorang peneliti yang menggunakan metode mau ū’ī tersebut.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam metode tafsir mau ū’ī menurut Kadar M. Yusuf (2012: 139) ialah menentukan permasalahan atau topik yang akan dikaji, menentukan kata kunci mengenai permasalahan itu dan padanannya dalam Al-Qur`ān, mengumpulkan ayat-ayat yang berbicara mengenai topik tersebut, yang tersebar dalam berbagai sūraħ, menyusun ayat-ayat itu sesuai dengan kronologis turunnya (jika memungkinkan), menjelaskan maksud ayat-ayat tersebut berdasarkan penjelasan ayat yang lain, perkataan Nabī Saw, sahabat, dan analisis bahasa, dan membuat suatu kesimpulan tentang jawaban permasalahan yang terkandung dalam topik yang dibahas.

Dalam pelaksanaan penelitian, ada beberapa keadaan yang mengharuskan adanya beberapa langkah tambahan yang perlu dilakukan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Menentukan permasalahan atau topik yang akan dikaji.

(23)

39

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan akal dengan semestinya, dan implikasi edukatif konsep akal dalam Tafsir Al-Mi .

2. Menentukan kata kunci mengenai permasalahan itu dan padanannya dalam Al-Qur`ān.

Kata kunci dari penelitian ini adalah akal, pendidikan dan Tafsir Al-Mi .

3. Mengumpulkan ayat-ayat yang berbicara mengenai topik tersebut, yang tersebar dalam berbagai sūraħ.

Setelah menentukan batasan masalah penelitian ini, yaitu terfokus pada ayat-ayat yang mengandung redaksi yang berakar kata ‘aqala

-ya’qilu, kemudian ditemukan 49 ayat yang memuatnya.

4. Menyusun ayat-ayat itu sesuai dengan kronologis turunnya.

Setelah di susun berdasarkan waktu turunnya, urutan 49 ayat tersebut adalah QS. Al-A’rāf [7]: 169; Yāsīn [36]: 62; Yāsīn [36]: 68; Al -Furqān [25]:4 4; Al-Syu’ārā` [26]: 28; Al-Qa a [28]: 60; Yūnus [10]: 16; Yūnus [10]: 42; Yūnus [10]: 100; Hūd [11]: 51; Yūsuf [12]: 2; Yūsuf [12]: 109; Al-An’ām [6]: 32; Al-An’ām [6]: 151; Al- affāt [37]: 138; Al -Zumār [39]: 43; Al-Gāfir [40]: 67; Al-Zukhrūf [43]: 3; Al-Jā iyaħ [45]: 5; Al-Na l [16]: 12; Al-Na l [16]: 67; Al-Anbiyā` [21]: 10; Al-Anbiyā` [21]: 67; Al-Mu`minūn [23]: 80; Al-Mulk [67]: 10; Al-Rūm [30]: 24; Al -Rūm [30]: 28; Al-Ankabūt [29]: 35; Al-Ankabūt [29]: 43; Al-Ankabūt [29]: 63; Al-Baqaraħ [2]: 44; Al-Baqaraħ [2]: 73; Al-Baqaraħ [2]: 75; Al-Baqaraħ [2]: 76; Al-Baqaraħ [2]: 164; Al-Baqaraħ [2]: 170; Al-Baqaraħ [2]: 171; Al Baqaraħ [2]: 242; Al-Anfal [8]: 22; Ali ‘Imrān [3]: 65; Ali ‘Imrān [3]: 118; Al- adīd [57]: 17; Al-Ra’d [13]: 4; Al-Hasyr [59]: 14; Al-Nūr [24]: 61; Al- ajj [22]: 46; Al- ujūrāt [49]: 4; Al-Maidaħ [5]: 58; dan Al-Maidaħ [5]: 103.

(24)

40

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam 12 ayat saja. Maka selanjutnya ayat-ayat tersebutlah yang dikaji lebih dalam. (Al-Ghazzali, 2009)

6. Menjelaskan maksud ayat-ayat tersebut berdasarkan penjelasan dalam Tafsir Al-Mi dan ditunjang dengan tafsir-tafsir lain dan beberapa literatur lain yang berkaitan dengan pembahasan.

7. Membuat suatu kesimpulan tentang jawaban permasalahan yang terkandung dalam topik yang dibahas.

G. Metode Analisis

Moloeng (2007: 248) mengutip pendapat Bogdan dan Biklen, bahwa “analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari.”

Penelitian ini menggunakan metode analisis ilālaħ dan munāsabaħ .

ilālaħ menurut Amir Syarifuddin (2009: 132-133) adalah memahami

sesuatu dari sesuatu yang lain. Sesuatu yang petama disebut adalah al-ma lūl, dan segala sesuatu yang kedua disebut al- āll (petunjuk, penerang, atau yang memberi dalil). Sedangkan munāsabaħ menurut Kadar M. Yūsuf (2012: 96), adalah hubungan atau keterkaitan ayat-ayat Al-Qur`ān antara sebagiannya dengan sebagian yang lain. Sehingga ia terlihat sebagai suatu ungkapan yang rapi.

Selain itu Sugiyono (2011:247) mengemukakan pendapat Miles dan Huberman (1984) bahwa aktivitas dalam analisis data, yaitu terdiri dari data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification.

Ketiga langkah dalam pendapat Miles tersebut dan aplikasinya dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

(25)

41

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian ditemukan sebanyak 49 kata. Setelah satu persatu ayat tersebut dijelaskan oleh Tafsir Al-Mi , ditemukan 12 ayat saja yang memuat data-data penting yang dapat diteliti lebih lanjut. Maka selanjutnya ke-12 ayat tersebutlah yang dikaji lebih dalam dalam penelitian ini.

2. Mendisplaykan data; penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian (Sugiyono, 2011: 249). Selanjutnya data penafsiran 12 ayat dari Al-Mi tersebut disandingkan bahkan dibandingkan dengan beberapa tafsir lain dan pendapat ilmuwan-ilmuwan lainnya dalam bentuk narasi atau uraian.

(26)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari hasil temuan dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Tafsir Al-Mi mengartikan akal sebagai potensi yang menghalangi manusia melakukan keburukan yang dapat membawanya ke dalam kedurhakaan. Akal pula yang dapat mengarahkan pemiliknya untuk dapat menyingkap rahasia-rahasia atau hikmah-hikmah yang tersirat dalam fenomena yang terjadi pada makhluk-Nya, yang pada akhirnya mengarahkan manusia tersebut pada keyakinan dan ketaatan kepada Allah Swt. Sangat jelas bahwa Tafsir Al-Mi menguraikan kehendak Al-Qur`ān mengenai aktivitas berakal atau berpikir (kognitif), atau berpikir empiris-sensual yang berujung pada keyakinan dan ketaatan kepada Allah Swt serta peningkatannya (afektif) atau empiris transendental. Bahkan dikatakan bahwa seorang Nasrani yang dikenal pintar atau cerdas sekalipun dikatakan tidak berakal karena kekafirannya itu. Oleh karena itu akal dalam Al-Qur`ān yang ditafsirkan oleh Al-Mi mencakup daya pikir (kognitif), keimanan juga ketaatan (afektif).

Akal merupakan potensi yang berhubungan, bahkan mempengaruhi potensi-potensi lainnya. Akal dapat “mengaktifkan” kebermanfatan potensi -potensi lainnya seperti pendengaran dan penglihatan. Karena -potensi pendengaran maupun penglihatan baru dapat dikatakan bermanfaat ketika pemiliknya memahami, menghayati serta melakukan tindakan yang tepat terhadap apa yang didengar ataupun dilihatnya.

(27)

96

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi 1. Pembaca

Peneliti merekomendasikan kepada pembaca, baik itu yang terjun langsung di dunia pendidikan formal, maupun yang bertanggungjawab dalam pendidikan nonformal, untuk mendidik tak hanya sekedar meningkatkan aspek kognitif saja, tapi juga diintegrasikan dengan aspek afektif. Hal ini karena pembinaan potensi akal tidak cukup memahami secara logika saja, tetapi juga perlu ditindaklanjuti dengan perbaikan aspek afektif, berupa keimanan dan akhlak.

2. Peneliti berikutnya

Penelitian ini belum dapat mengungkapkan konsep akal dalam

(28)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi܇bāۉ Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

_______. (2006). Al-Qur`an Tajwid dan Terjemahnya. (Departemen Agama Republik Indonesia, Penerj.) Bandung: PT Syaamil Cipta Media.

Ahmadi, A., & Uhbiyadi, N. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Al-Ghazzali, I. (2009). Ihya' 'Ulumuddin: Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama (Vol.

4). (M. F. Karim, Penerj.) Bandung: Marja.

Al-Maragi, A. M. (1974a1). Tafsir Al-Maragi (Juz 1). (A. Rasyidi, Penyunt., K. A. Sitanggal, H. N. Aly, & B. Abubakar, Penerj.) Semarang: PT. Karya Toha Putra.

_____________. (1974b6). Tafsir Al-Maragi (Juz 6). (A. Rasyidi, Penyunt., K. A. Sitanggal, H. N. Aly, & B. Abubakar, Penerj.) Semarang: PT. Karya Toha Putra.

_____________. (1974c9). Tafsir Al-Maragi (Juz 9). (A. Rasyidi, Penyunt., K. A. Sitanggal, H. N. Aly, & B. Abubakar, Penerj.) Semarang: PT. Karya Toha Putra.

_____________. (1974d11). Tafsir Al-Maragi (Juz 11). (A. Rasyidi, Penyunt., K. A. Sitanggal, H. N. Aly, & B. Abubakar, Penerj.) Semarang: PT. Karya Toha Putra.

_____________. (1974e17). Tafsir Al-Maragi (Juz 17). (A. Rasyidi, Penyunt., K. A. Sitanggal, H. N. Aly, & B. Abubakar, Penerj.) Semarang: PT. Karya Toha Putra.

_____________. (1974f19). Tafsir Al-Maragi (Juz 19). (A. Rasyidi, Penyunt., K. A. Sitanggal, H. N. Aly, & B. Abubakar, Penerj.) Semarang: PT. Karya Toha Putra.

_____________. (1974 g11). Tafsir Al-Maragi (Juz 23). (A. Rasyidi, Penyunt., K. A. Sitanggal, H. N. Aly, & B. Abubakar, Penerj.) Semarang: PT. Karya Toha Putra.

_____________. (1974h25). Tafsir Al-Maragi (Juz 25). (A. Rasyidi, Penyunt., K. A. Sitanggal, H. N. Aly, & B. Abubakar, Penerj.) Semarang: PT. Karya Toha Putra.

(29)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi܇bāۉ Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

_____________. (2007b6). Tafsir Al-Qurthubi (Vol. 6). (M. Masridha, Penerj.) Jakarta: Pustaka Azam.

_____________. (2007c7). Tafsir Al-Qurthubi (Vol. 7). (M. Masridha, Penerj.) Jakarta: Pustaka Azam.

_____________. (2007d8). Tafsir Al-Qurthubi (Vol. 8). (M. Masridha, Penerj.) Jakarta: Pustaka Azam.

_____________. (2007e12). Tafsir Al-Qurthubi (Vol. 12). (M. Masridha, Penerj.) Jakarta: Pustaka Azam.

_____________. (2007f13). Tafsir Al-Qurthubi (Vol. 13). (M. Masridha, Penerj.) Jakarta: Pustaka Azam.

_____________. (2007g15). Tafsir Al-Qurthubi (Vol. 15). (M. Masridha, Penerj.) Jakarta: Pustaka Azam.

_____________. (2007h16). Tafsir Al-Qurthubi (Vol. 16). (M. Masridha, Penerj.) Jakarta: Pustaka Azam.

_____________. (2007i19). Tafsir Al-Qurthubi (Vol. 19). (M. Masridha, Penerj.) Jakarta: Pustaka Azam.

An-Nahlawi, A. (1996). Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam. Bandung: Diponegoro.

Arifin, M. (2010). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

_________. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Ash-Shiddieqy, T. M. (2000a1). Tafsir An-Nur (Vol. 1). Semarang: Pustaka Rizki Putra.

_________________. (2000b2). Tafsir An-Nur (Vol. 2). Semarang: Pustaka Rizki Putra.

_________________. (2000c3). Tafsir An-Nur (Vol. 3). Semarang: Pustaka Rizki Putra.

(30)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi܇bāۉ Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

_________________. (2000e5). Tafsir An-Nur (Vol. 5). Semarang: Pustaka Rizki Putra.

_________________. (2000f7). Tafsir An-Nur (Vol. 7). Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baharuddin. (2007). Paradigma Psikologi Islami: Studi tentang Elemen Psikologi dari Al-Qur`an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dakir, H. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Djajasudarma, F. (2006). Metode Linguistik Rancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Fathoni, A. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Federspiel, H. M. (2012, Januari 5). Biography of Muhammad Quraish Shihab. (H. M. Federspiel, Produser) Dipetik Oktober 12, 2014, dari Biography Collection: http://biographycollection.blogspot.com

Haamizah, A. M. (2013, April 1). Larangan Berfikir tentang Dzat Allah. Dipetik Desember 14, 2014, dari Abu Maryam Haamizah Blog's: http://abu-maryamhaamizah.blogspot.com

(31)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi܇bāۉ Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ______. (1985i29). Tafsir Al-Azhar (Juz 29). Jakarta: Pustaka Panjimas.

Haryanto. (2012, Desember 11). Tujuan Pendidikan Nasional. Retrieved Oktober 15, 2014, from belajarpsikologi.com: http:// belajarpsikologi.com

kartanegara, M. (2003). Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi Islam. Bandung: Mizan.

Katsir, I. (2008a1). Tafsir Ibnu Katsir (Vol. 1). (M. A. Ghoffar, & A. I. Al-Atsari, Penerj..) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi'i.

______. (2008 b4). Tafsir Ibnu Katsir (Vol. 4). (M. A. Ghoffar, & A. I. Al-Atsari, Penerj.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi'i.

______. (2008 c6). Tafsir Ibnu Katsir (Vol. 6). (M. A. Ghoffar, & A. I. Al-Atsari, Penerj.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi'i.

______. (2008 d7). Tafsir Ibnu Katsir (Vol. 7). (M. A. Ghoffar, & A. I. Al-Atsari, Penerj.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi'i.

______. (2008 e8). Tafsir Ibnu Katsir (Vol. 8). (M. A. Ghoffar, & A. I. Al-Atsari, Penerj.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi'i.

Khan, A. W. (2002). Membebaskan Pendidikan Islam. Yogyakarta: ISTAWA. Masyhuri, & Zainuddin, M. (2008). Metodologi Penelitian. Bandung: Refika

Aditama.

Moloeng, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhajir, A. (2011). Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. Munadi, Y. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Gunung Persada Press.

Nana. (2014, Januari -). Perlunya Pencegahan Penebangan Hutan secara Liar. Retrieved Mei 1, 2014, from Kementrian Kehutanan Republik Indonesia: http://www.dephut.go.id/forum/index.php/forums/posts/0/52c4a40f3ae1d Nata, A. (2002). Tafsir Ayat-Ayat pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ______. (2005). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Panus, A. R. (2012, 11 2). 3 Kasus Kejahatan Hacking Terbesar di Dunia. Retrieved 4 2014, 27, from Cybercamp: http://rollapanorus.blogspot.com Pasiak, T. (2005). Revolusi IQ/EQ/SQ Antara Neurosains dan Al-Quran.

(32)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi܇bāۉ Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Putra, N., & Lisnawati, S. (2012). Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Qardhawi, Y. (2001). Al-'Aqlu wal-'Ilmu fil-Qur`anil-Karim. (A. H. Al-Kattani, I. Salim, & Sochimien, Penerj.) Jakarta: Gema Insani Press.

Quthb, S. (2008a1). Fi Zhilalil Qur`an (Vol. 1). (A. Yasin, I. A. Shomad, A. H. Al-Kattani, H. Hefni, A. D. Bashori, A. A. 'Izzi, et al., Penerj.) Jakarta: Gema Insani.

_____. (2008b3). Fi Zhilalil Qur`an (Vol. 3). (A. Yasin, I. A. Shomad, A. H. Al-Kattani, H. Hefni, A. D. Bashori, A. A. 'Izzi, et al., Penerj.) Jakarta: Gema Insani.

_____. (2008c5). Fi Zhilalil Qur`an (Vol. 5). (A. Yasin, I. A. Shomad, A. H. Al-Kattani, H. Hefni, A. D. Bashori, A. A. 'Izzi, et al., Penerj.) Jakarta: Gema Insani.

_____. (2008d6). Fi Zhilalil Qur`an (Vol. 6). (A. Yasin, I. A. Shomad, A. H. Al-Kattani, H. Hefni, A. D. Bashori, A. A. 'Izzi, et al., Penerj.) Jakarta: Gema Insani.

_____. (2008e8). Fi Zhilalil Qur`an (Vol. 8). (A. Yasin, I. A. Shomad, A. H. Al-Kattani, H. Hefni, A. D. Bashori, A. A. 'Izzi, et al., Penerj.) Jakarta: Gema Insani.

Ratya, M. P. (2010, Desember 23). Koruptor, Intelektual Penganut Paham Mumpung-isme. Dipetik April 24, 2014, dari detiknews: http://m.detik.com/news/read/2010/12/23/064409/1531199/10/koruptor-intelektual-penganut-paham-mumpung-isme

Sadulloh, U. (2009). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Shihab, M. Q. (2007). Membumikan Al-Qur`an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Pustaka Mizan.

__________. (2009a1). Tafsir Al-Mi܈baۊ: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an (Vol.1).Jakarta: Lentera Hati.

__________. (2009 b3). Tafsir Al-Mi܈baۊ: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an (Vol.3).Jakarta: Lentera Hati.

__________. (2009 c4). Tafsir Al-Mi܈baۊ: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an (Vol.4).Jakarta: Lentera Hati.

(33)

Qisthy Arifah, 2014

Konsep Akal Dalam Tafsir Al-Mi܇bāۉ Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

__________. (2009e8). Tafsir Al-Mi܈baۊ: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an (Vol.8).Jakarta: Lentera Hati.

__________. (2009f9). Tafsir Al-Mi܈baۊ: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an (Vol.9).Jakarta: Lentera Hati.

__________. (2009g11). Tafsir Al-Mi܈baۊ: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an (Vol.11).Jakarta: Lentera Hati.

__________. (2009h12). Tafsir Al-Mi܈baۊ: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an (Vol.12).Jakarta: Lentera Hati.

__________. (2009i14). Tafsir Al-Mi܈baۊ: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an (Vol.14).Jakarta: Lentera Hati.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Afabeta.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sukardi. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Syafaat, A., & Sahrani, S. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur`an. Bandung: Alfabeta.

Syarifuddin, A. (2009). Ushul Fiqh Jilid 2. Jakarta: Prenada Media Group.

Tafsir, A. (2010). Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_______. (2011). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_______. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yasid, A. (2007). Nalar dan Wahyu: Interrelasi dalam Proses Pembentukan Syari'at. Jakarta: Erlangga.

Yusuf, K. M. (2012). Studi Al-Qur`an. Jakarta: Amzah.

Zakiah Daradjat, d. (2008). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk

Rasa memiliki artinya seseorang memiliki kesadaran akan tanggung jawab yang harus dilakukan khususnya dalam hal belajar; disiplin berarti seseorang menunjukkan perilaku taat

mengasihi dan menyayangi merupakan suatu kewajiban bagi seorang murid dan guru guna mencapai suatu tujuan. Guru adalah penyebab kehidupannya di alam yang baka. Dan sekiranya

Hasil Penelitian, hasil dari penelitian ini untuk tingkat pengetahuan dengan sikap menggunakan uji chi square diperoleh X 2 hitung = 20,685 dengan nilai (p) value

Kata kunci: Danau Toba, Geopark, Pariwisata, Desa Tongging Kabupaten Karo, Hotel Resort, Arsitektur Vernakular. Universitas

[r]

dalam menanamkan kedisiplinan pada anak, maka jika permasalah ini terus dibiarkan maka akan berdampak pada perilaku anak yang kurang kedisiplinan, kedisiplinan sangat erat

Xs = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus lengkung peralihan). Ys = Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak