• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN..."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... ii

ABSTRACT... iii

ABSTRAK... iv

RINGKASAN... v

HALAMAN PERSETUJUAN... vii

TIM PENGUJI... viii

RIWAYAT HIDUP... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Penginderaan Jauh………... 4

2.2 Citra Satelit Quickbird... 5

2.3 Klasifikasi Penggunaan Lahan………... 7

2.4 Interpretasi Citra………. 10

2.5 Ketepatan Hasil Interpretasi Citra……….. 13

2.6 Satuan Lahan dan Penggunaan Lahan……… 16

2.7 Sistem Informasi Geografis (SIG)……….. 19

III. METODE PENELITIAN... 25

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 25

3.2 Alat dan Bahan………... 27

3.3 Metodelogi Penelitian... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 36

4.1 Pembuatan Arahan Penggunaan Lahan... 36

4.2 Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2014 Untuk Penggunaan Lahan……….. 46

4.3 Uji Ketelitian……….. 48

(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 59

5.1 Kesimpulan... 59

5.2 Saran... 59

DAFTAR PUSTAKA... 60

(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

2.2 Karakteristik Citra Satelit Quickbird... 6 2.5 Contoh Matrik Uji Kesalahan……… 15 3.3 Pengharkatan/Pembobotan Jenis Tanah……… 29 3.3 Pengharkatan/Pembobotan Curah Hujan Harian Rata – Rata……….. 29 3.3 Pengharkatan/Pembobotan Faktor Kemiringan Lereng……….... 29 3.3 Pengharkatan/Pembobotan Arahan Penggunaan Lahan………... 30 3.3 Contoh Matrik Uji Kesalahan……… 33 4.1 Luasan dan Persentase Tingkat Kemiringan Lereng di Kecamatan

Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali………. 37 4.1 Luasan dan Persentase Jenis Tanah di Kecamatan Ubud,

Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali………... 39 4.1 Luasan dan Presentase Curah Hujan di Kecamatan Ubud,

Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali……… 42 4.1 Luasan dan Persentase Arahan Penggunaan Lahan di Kecamatan

Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali………. 44 4.2 Penggunaan Lahan Berdasarkan Hasil Interpretasi Citra Quickbird

Tahun 2014 di Kecamatan Ubud………. 46 4.3 Matrik Uji Ketelitian Hasil Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2014

diKecamatan Ubud ……… 50 4.3 Ketelitian dan Keakuratan Hasil Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2014 dan Klasifikasi Penggunaan Lahan …………..………. 51 4.4 Konversi Penggunaan Lahan Hasil Interpretasi Citra Quickbird

Tahun 2014 Dengan Kelas Arahan Penggunaan Lahan……….. 53 4.4 Tabel Silang (overlay) Antara Arahan Penggunaan Lahan Dengan

Penggunaan Lahan Hasil Interpretasi Citra Quickbird Tahun

2014………... 53 4.4 Penyimpangan Penggunaan Lahan di Kecamatan Ubud……… 54 4.4 Hasil Overlay Kelas Penggunaan Lahan dan Arahan Penggunaan

Lahan (Ketidaksesuaian ke Arah Lebih Baik)………. 56 4.4 Ketidaksesuaian Pengggunaan Lahan ke Arah yang Lebih Baik……. 56

4.4 Hasil Overlay Kelas Penggunaan Lahan dan Arahan Penggunaan

(4)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

2.2 Satelit Quickbird... 5

3.1 Peta Lokasi Penelitian………... 26

3.3 Bagan Alur Penelitian…………... 35

4.1 Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Ubud……… 38

4.1 Peta Jenis Tanah Kecamatan Ubud……… 40

4.1 Peta Curah Hujan Kecamatan Ubud……….. 43

4.1 Peta Arahan Penggunaan Lahan Kecamatan Ubud……….. 45

4.2 Peta Penggunaan Lahan Aktual Kecamatan Ubud……… 47

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Tabel Hasil Uji Medan... 63 2. Foto Hasil Uji Medan………. 66

(6)

ABSTRAK

Fransiska Purba. NIM 1105105011. Evaluasi Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Peta Arahan Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Dibimbing oleh Drs.R.Suyarto,M.Si dan Prof. Dr.Ir.I Wayan Nuarsa,M.Si

Kecamatan Ubud adalah salah satu tujuan wisata yang paling penting di Bali untuk wisatawan domestik dan internasional lokal. Pengembangan kawasan wisata dekat untuk membangun infrastruktur mereka seperti hotel, villa, restoran Anda, spa, dll. Saat ini, banyakpembangunan fasilitas pariwisata di lereng tinggi, ini dapat menyebabkan bencana alam seperti tanah longsor, erosi, banjir, dll. Tujuandari hasil penelitian ini adalah untuk membandingkan antara arah penggunaan lahan dan penggunaan lahan yang ada. Perhitungan arah penggunaan lahan menggunakan sistem penilaian dengan 3 variabel, yaitu tabel curah hujan harian, kemiringan lereng, dan jenis tanah. Penggunaan lahan yang ada diperoleh dengan layar digitalisasi gambar Quickbird tahun 2014 untuk memproduksi peta penggunaan lahan.

Arahan penggunaan lahan di Kecamatan Ubud terdiri atas, kawasan budidaya tanaman semusim dan pemukiman seluas 2975,45ha (68,16%), kawasan budidaya tanaman tahunan seluas 1256,44 ha (28,78%), dan kawasan penyangga seluas 133,34 ha (3,06%).Hasil interpretasi dan klasifikasi Citra Quickbird tahun 2014 untuk penggunaan lahan di Kecamatan Ubud terdiri atas, permukiman seluas 1523,19 ha (34,89%), sawah irigasi seluas 1673,44 ha (38,33%), tegalan seluas 798,16 ha (18,28%), kebun campuran seluas 301,46 ha (6,91%), dan Hutan Monkey Forest/kawasan lindung sempadan sungai seluas 68,98 ha (1,59%).

Ketelitian klasifikasi citra dalam penelitian ini sebesar 92,30%.Ketidaksesuaian ke arah lebih baik terdiri dari: penggunaan kawasan budidaya tanaman semusim dan permukiman menjadi Hutan Monkey Forest/kawasan lindung sempadan sungai seluas 49,49 ha (1,13%), penggunaan kawasan budidaya tanaman tahunan menjadi Hutan Monkey Forest/kawasan lindung sempadan sungai seluas 8,18 ha (0,18%), penggunaan kawasan budidaya tanaman semusim dan pemukiman menjadi kebun campuran seluas 146,70 ha (3,36%). Sementara, ketidaksesuaian ke arah lebih buruk terdiri dari: penggunaan kawasan penyangga menjadi permukiman seluas 83,69 ha (1,91%), penggunaan kawasan penyangga menjadi sawah seluas 11,04 ha (0,26%), penggunaan kawasan penyangga menjadi tegalan seluas 25,25 ha (0,57%), penggunaan kawasan penyangga menjadi kebun campuran seluas 2,06 ha (0,04%), penggunaan kawasan budidaya tanaman tahunan menjadi permukiman seluas 335,53 ha (7,69%), penggunaan kawasan budidaya tanaman tahunan menjadi sawah seluas 369,34 ha (8,46%), penggunaan kawasan budidaya tanaman tahunan menjadi tegalan seluas 390,81 ha (8,96%).

Kata kunci : arahan penggunaan lahan, penggunaan lahan aktual, penyimpangan penggunaan lahan, SIG

(7)

ABSTRACT

Fransiska Purba. NIM 1105105011. Evaluation of Deviation Land Based On The Direction Of Land Use In Ubud District, Gianyar Regency, Province of Bali. Supervised by Drs. R. Suyarto,M.Si andProf. Dr. Ir. I Wayan Nuarsa, M.Si.*)

Ubud District is one of the most important tourist destinations in Bali for local domestic and international tourist.Development of tourism area near to build their infrastructure such as hotel, villa, restoran, spa, etc. Currently, many tourism facilities was development in high slope, this can cause natural hazard such as land sliding, erosion, flood, etc. The objective of this result is to compare between directions of land use and existing land use. Calculations of land use directions used the scoring system with 3 variable, that is tabel of daily rain fall, slope, and soil type. The existing land use was obtained by screen digitizing of quickbird image in 2014 to produce land use map.

The direction of land use in Ubud district consists of, the area of seasonal cultivation and settlements area 2975,45 hectares(68,16%), perrenial crop cultivation area 1256,44hectares (28,78%), and the buffer area 133,34 hectares (3,06%). Interpretation result and classification of Quickbird Imagery by the year of 2014 for the land use in Ubud District consists of settlement area, 1523,19 hectares (34,89%), rice irrigation area of 1673,44hectares (38,33%), moor 798,16 hectares (18,28), mixed-use cultivation area 301,46hectares (6,91%), and monkey forest/river border protected areas68.98 hectares(1,59%).

Image classification accuracy in this study is 92,30%. The discrepancy in the land use direction that showed better use of the region consists of: the seasonal cultivation and the settlement area became an monkey forest/river border protected areas 49,49 hectares(1,13%), perennial crop cultivation area became an monkey forest/river border protected areas8,18 hectares (0,18%), area of seasonal crop cultivation and settlements area into mixed-use cultivation area 146,70hectares (3,36%). Meanwhile, the discrepancy in the use land direction that became worse consists of: buffer area into a settlements area 83,69hectares (1,91%), buffer area into rice paddies covering 11,04 hectares (0,26%), buffer area into an area of moor 25,25hectares (0,57%),bufferarea into the mixed-use cultivation area 2,06hectares (0,04%), perennial cultivation area into settlements covering 335,53hectares(7,69%), perennial cultivation area into rice paddies covering an area of 369,34hectares (8,46%) , perennial cultivation area into an moor area390,81 hectares(8,96%).

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang mempunyai lahan pertanian yang luas. Pertambahan jumlah penduduk memerlukan peningkatan bahan pangan, papan dan sandang untuk kesejahteraan manusia. Untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut dilakukan pembangunan di segala sektor. Dengan peningkatan pembangunan, maka akan terjadi peningkatan penggunaan sumberdaya alam untuk mendukung pembangunan. Dalam penggunaan sumberdaya alam, hendaknya keseimbangan ekosistem tetap terpelihara agar dapat berfungsi berkelanjutan. Manusia seringkali mengeksploitasi sumberdaya alam tanpa memperhatikan daya dukungnya. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya terpadu untuk memelihara dan melestarikan sumberdaya alam agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutanuntuk memenuhi kebutuhan manusia.

Kebijakan pemerintah tentang pembangunan nasional seringkalitidak berpihakpada sektor pertanian. Hal ini dicerminkan dengan makin maraknya konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Menurut Kustiawan (1997), konversi lahan berarti alih fungsi atau mutasi lahan secara umum menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya.Konversi lahan pertanian pada dasarnya terjadi akibat adanya persaingan dalam pemanfaatan lahan antara sektor pertanian dan sektor nonpertanian yang muncul akibat adanya tiga fenomena ekonomi dan sosial, yaitu keterbatasan sumberdaya alam, pertumbuhan penduduk, dan pertumbuhan ekonomi.

Menurut Hariani (2013) salah satu konversi lahan ke non pertanian yang banyak dapat ditemukan di Kabupaten Gianyar, terutama di Kecamatan Ubud. Pada tahun 2010 luas lahan pertanian di Kabupaten Gianyar mencapai 14.790 ha. Jumlah itu menurun menjadi 14.372 ha

(9)

di tahun 2011. Kecamatan Ubud mengalami alih fungsi lahan kurang lebih seluas 22 ha per tahun (Bappeda, 2016).

Menurut Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar (2013), bertambahnya jumlah penduduk di wilayah ini juga disebabkan karena semakin meningkatnya kegiatan pariwisata yang secara langsung juga ikut aktif mempengaruhi peningkatan kegiatan di sektor ekonomi. Jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan pariwisata Ubud terus meningkat, hal ini disebabkan oleh preferensi wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata di Kecamatan Ubud adalah untuk melihat dan menikmati secara langsung keindahan alam yang ada dan juga seni budaya setempat.

Konflik kepentingan diantara masyarakat merupakan salah satu faktor yang sering terjadi dalam penggunaan lahan dimana terjadi penyimpangan karena pembangunan banyak terjadi pada kemiringan lereng yang agak curam sampai curam. Seperti pembangunan hotel maupun pembangunan lainnya yang menunjang pariwisata dan dilakukan di sekitar sempadan dan tebing Sungai Ayung di Kecamatan Ubud guna mendapat view yang indah dan menarik minat para wisatawan. Sempadan dan tebing sungai adalah ekosistem alam yang harus dijaga kelestariannya, tidak seharusnya ada pembangunan karena akan membuat daya serap air semakin berkurang dan dapat menyebabkan erosi atau longsor.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian penggunaan lahan aktual saat ini yang diperoleh dengananalisis citra satelit Quickbird dan analisis arahan pemanfaatan lahan agar dapat membandingkan lahan mana yang penggunaannya tidak sesuai dengan kemampuan lahannya dan besarnya penyimpangan yang terjadi di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana penggunaan lahan saat ini di Kecamatan Ubud?

(10)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui berbagai macam penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Ubud. b. Mengetahui ada tidaknya penyimpangan penggunaan lahan di Kecamatan Ubud.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, adalah:

 Bahan refrensi bagi peneliti yang melakukan penelitian terkait citra, sebagai gambaran untuk analisis penggunaan lahan.

 Sebagai bahan refrensi bagi pemerintah sebagai revisi/penyusunan tata ruang selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari pembuatan framework Codeigniter ini menurut user manualnya adalah untuk menghasilkan framework yang akan dapat digunakan untuk pengembangan proyek

Merupakan sistem pengelolaan aduan masyarakat , bisa secara manual atau fasilitas yang berbasis IT yang digunakan untuk merespon segala saran ,keluhan &informasi

Pada kebanyakan studi itu, model kinetika yang dipilih adalah model Ping Pong dengan inhibisi kompetitif oleh alkohol, sedangkan dalam penelitian ini akan coba

Dari latar belakang tersebut, maka perlu dibangun sebuah sistem informasi dalam bentuk peta yang dapat memberikan informasi tentang kualitas udara pada tempat

Struktur pasar di tingkat eksportir adalah monopsoni yang menunjukkan adanya kekuasaan tunggal ekportir dalam mempengaruhi pasar; (3) perilaku pasar ditunjukkan

Dari hasil pengujian kadar air dan kadar abu dapat dilihat dari Tabel 1 yang menunjukkan bahwa madu hitam pahit memiliki kadar air sebanyak 18,64% dan madu kuning manis

Sebaliknya, genotipe yang berada di luar area kontur dan jauh dari titik pusat (0,0) dikatakan sebagai genotipe yang tidak stabil atau dapat diidentifikasi sebagai

Berdasarkan pada data training yang sebelumnya sudah melalui preprocessing sehingga dapat digunakan untuk membangun model Naive Bayes yaitu menyelesaikan masalah