i
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma 3 Kebidanan
Disusun Oleh EMACULATA N.D.P
NIM B16020
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
ii
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA Ny.A DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA
Diajukan Oleh Emaculata N.D.P
NIM B16020
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 18 Juni 2019
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan
(Siti Nurjanah,SST.,M.Keb) (Ike Setyowati,SST)
NIK.201188093 NIP.198811192009022001
iii
PADA Ny.A DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA
Laporan Tugas Akhir
Disusun Oleh:
EMACULATA N.D.P
B16020
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D 3 Kebidanan
Pada Tanggal 28 Juni 2019
PENGUJI I PENGUJI II
(Tresia Umarianti, SST., M.Kes) (Siti Nurjanah, SST., M.Keb) NIK. 201383116 NIK. 201188093
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui, Ka.Prodi D3 Kebidanan
(Siti Nurjanah, SST.,M.Keb) NIK. 201188093
iv Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Emaculata Natalia Dian Prawesti
NIM : B16020
Progam Studi : D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan : Tahun 2016/2017
Bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir saya yang berjudul :
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.A DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surakarta, ... Penulis
Emaculata N.D.P NIM. B16020
v
Nama : Emaculata Natalia Dian Prawesti Tempat/Tanggal Lahir : Sragen, 17 Desember 1998
Agama : Katolik
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Karangbendo RT 038/05 Karangmalang,Sragen Riwayat Pendidikan
1. SDN Kroyo 1 Lulus Tahun 2010 2. SMP N 1 Karangmalang Lulus Tahun 2013 3. SMK Citra Medika Lulus Tahun 2016 4. Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
vi
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Di Puskesmas Gajahan Surakarta” dengan baik dan tepat waktu.
Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Prodi Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta sekaligus sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
3. Kepala Puskesmas yang telah memberikan ijin dan membantu dalam proses pengambilan kasus.
4. Ibu Ike setyowati, S.ST selaku CI Puskesmas Gajahan beserta pegawai yang telah memberi ijin dan membantu dalam proses pengambilan kasus. 5. Ibu Aprilia, yang telah bersedia menjadi subyek dalam penulisan Tugas
Akhir ini .
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil dalam terwujudnya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis.
vii
dengan ilmu itu pula manusia laksana seorang raja ( penulis ) 2. Awali semuanya dengan doa dan senyum
3. Apa yang telah berlalu, sudah berlalu dan apa yang telah pergi tidak akan kembali. Oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu, karena sesungguhya ia telah pergi dan tidak akan kembali ( Kahli Gibran )
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan: 1. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa restunya dan cinta kasihnya
selama ini.
2. Kakak dan adikku tercinta yang selalu memberikan support setiap langkahku.
3. Untuk yang terkasih Eduardus Dohan R.P terimakasih atas doa dan support yang selalu tercurahkan.
4. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan Tugas Akhir ini. 5. Almamater tercinta
viii
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
CURICULUM VITAE ... v
KATA PENGANTAR ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Laporan Kasus ... 5
D. Manfaat Lporan Kasus ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Konsep Dasar Kasus dan Standar Asuhan Kebidanan ... 9
B. Kerangka Pikir ... 126
C. Landasan Hukum ... 127
BAB III METODOLOGI ... 130
A. Jenis Laporan Kasus ... 130
B. Lokasi Laporan Kasus ... 130
C. Subjek Laporan Kasus ... 130
D. Waktu Laporan Kasus ... 131
E. Instrumen Laporan Kasus ... 131
ix BAB V PENUTUP ... 227 A. Kesimpulan ... 227 B. Saran ... 229 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
Lampiran 2. Surat Balasan Ijin Pengambilan Kasus Lampiran 3. Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 4. Surat persetujuan pasien (Informed Consent) Lampiran 5. Surat Ijin Peminjaman Buku
Lampiran 6. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Lampiran 7. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Lampiran 8. SOAP AsuhanKebidanan PadaBayiBaruLahir Lampiran 9. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Lampiran 10. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Lampiran 11. Lembar Konsultasi Proposal dan LTA Lampiran 12. Lembar Kunjungan Hamil
Lampiran 13. Lembar Kunjungan Bayi dan Neonatus Lampiran 14. Lembar Kunjungan Nifas
Lampiran 15. Partograf
Lampiran 16. Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet
1
A. Latar Belakang
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas. Kehamilan, persalinan serta nifas merupakan proses fisiologis yang merupakan suatu kondisi alamiah dan harus dilewati oleh seorang wanita. Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang pemberi pelayanan kebidanan seperti, upaya pelayanan antenatal, postnatal, dan perawatan bayi baru lahir. Maka sebagai bidan professional perlu mengembangkan ilmu dan kiat dalam asuhan kebidanan yang komprehensif. Peran bidan dalam upaya penurunan AKI dan AKB antara lain memberikan pelayanan yang berkesinambungan ( Prawirohardjo, 2009).
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI), AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolannya tetapi bukan karena sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain disetiap 100.000 kelahiran hidup. Salah satu target Sustainable Development Goals (SGDS) pada tahun 2030 bahwa AKI dapat diturunkan menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan AKB diturunkan menjadi 12 per 100 KH. Berdasarkan hasil survai penduduk antar sensus (SUPAS) AKI pada tahun 2015 di Indonesia
menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB) sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian balita (AKABA) sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2016). Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah (2016), Angka Kematian Bayi pada tahun 2016 sebesar 99,9 per 1.000 kelahiran hidup, sama dengan AKB tahun 2015.
Kelahiran hidup dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Angka kematian ibu untuk wilayah Jawa Tengah pada tahun 2016 sebanyak 602 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 yang sebanyak 619 kasus. Dengan demikian Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016. Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 sebesar 99,9 per 1000 kelahiran hidup sama dengan AKB tahun 2015 (Profil Kesehatan Jateng, 2016).
AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB disuatu wilayah tinggi, berarti status Kesehatan di wilayah tersebut rendah (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016)
Angka kematian Ibu di Kota Surakarta pada tahun 2016 sebesar 40,61 per 100.000 kelahiran hidup dan jumlah kasus kematian bayi pada tahun 2016 sebanyak 66 kasus (Dispendukcapil, 2016). Angka kematian ibu di Kota Surakarta ibu meninggal dikarenakan usia 20-35 tahun dan 1 ibu meninggal dikarenakan usia<35 tahun (Profil Kesehatan Kota Surakarta, 2016).
Terdapat 77 kematian bayi,yaitu 11 dengan lahir mati, 33 kematian bayi,13 kematian neonatal dan 20 kematian post natal di Surakarta .Di kota Surakarta terjadi kelahiran sebanyak 9.851 kelahiran hidup, dan terjadi 4 orang ibu meninggal karena persalinan dan pasca persalinan. Berdasarkan data angka kematian ibu sebesar 40,61 artinya ada 40-41 kasus kematian ibu dalam 100.000 peristiwa melahirkan (Profil Kesehatan Kota Surakarta, 2016).
Penyebab kematian ibu di Kota Surakarta adalah perdarahan dan hipertensi sedangkan penyebab kematian bayi tersebut diantaranya karena asfiksia, BBLR, bayi premature, kelainan congenital, penyakit jantung bawaan, peumoni, aspirasi, hipoksia, infeksi paru dan ikterik (Profil Kesehatan Kota Surakarta, 2014)
Menurut hasil survey di UPT Puskesmas Gajahan Kota Surakarta Angka Kematian Ibu selama tahun 2017 terdapat 1 ibu meninggal dikarenakan perdarahan dan terdapat 2 bayi meninggal dikarenakan kelainan congenital dan asfiksia. Pada tahun 2018 di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta terdapat 869 ibu hamil, 658 ibu bersalin, 657 ibu nifas, 4516 KB Pasangan Usia Subur (PUS), 3923 peserta KB aktif.
Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (kebanyakan mengeluarkan darah saat persalinan), hipertensi selama kehamilan (preeklamsia dan eklampsia), sepsis atau infeksi (WHO, 2016).
Upaya untuk untuk berkontribusi dalam percepatan penurunan AKI dan AKB yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan berupa Continuity of care yang merupakan asuhan kebidanan kepada ibu dan bayi dari mulai kehamilan sampai keluarga berencana (Irawati, 2012). Pelaksanaan COC dilakukan dengan pengembangan model One Client One Student (OSOC) yang merupakan model pelayanan kesehatan dengan melibatkan satu mahasiswa mendampingi satu klien. Asuhan yang digunakan dalam model pembelajaran
OSOC yaitu dengan menggunakan asuhan komprehensif. Asuhan
Komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium sederhana dan konseling (Varney,2007).
Peran bidan dalam kehamilan adalah memberikan pelayanan asuhan antenatal care (ANC) dengan memenuhi standar 10 T, selain itu dilakukan pelayanan kesehatan ibu hamil melalui pemberian pelayanan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan. Dalam persalinan dapat diberikan persalinan normal yang dihadiri dan dipantau oleh petugas kesehatan terlatih, kemudian menyediakan fasilitas yang memadai seperti Rumah Bersalin dan tempat rujukan untuk menangani kegawatdaruratan (Yosefni dan Yulia, 2018)
Peran bidan dalam kehamilan, mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil, menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien, menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah, melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun, mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien, membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan bersama klien, membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien, membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah di berikan (Yosefni dan Yulia, 2018).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan kebidanan komprehensif Pada Ny.A G1P0A0 Hamil 36 minggu di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta”. Penulis berharap dengan penyusunan Tugas Akhir ini mampu memberikan Asuhan Komprehensif mulai dari Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas dan Pencegahannya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.A G1P0A0 di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta?”
C. Tujuan Laporan Kasus 1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.A G1P0A0 menggunakan Asuhan Kebidanan 7 langkah varney dan metode SOAP di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta.
2. . Tujuan Khusus a. Penulis mampu :
1. Melakukan pengkajian pada Ny.A secara komprehensif di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta dengan 7 langkah varney dan metode SOAP.
2. Interpretasi data dasar pada Ny.A secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta dengan 7 langkah varney dan metode SOAP.
3. Menemukan diagnosa potensial pada Ny.A secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta dengan 7 langkah varney dan metode SOAP.
4. Mengidentifikasi serta melakukan antisipasi dan tindakan segera pada Ny.A secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta dengan 7 langkah varney dan metode SOAP.
5. Merencanakan Asuhan pada Ny.A secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta dengan 7 langkah varney dan metode SOAP.
6. Melakukan tindakan pada Ny.A secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan di UPT
Puskesmas Gajahan Surakarta dengan 7 langkah varney dan metode SOAP.
7. Melakukan evaluasi pada Ny.A secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta dengan 7 langkah varney dan metode SOAP.
b. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus dilapangan serta alternatif pemecahan masalah apabila terdapat kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Manfaat teoritis hasil studi kasus ini dapat dipakai sebagai pertimbangan masukan untuk menambah wawasan tentang kasus asuhan kebidanan yang komprehensif.
2. Manfaat aplikatif a. Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukkan dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta.
b. Profesi
sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam asuhan kebidanan komprehensif ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas.
3. Klien dan Masyarakat
Agar klien maupun masyarakat bisa melakukan deteksi yang mungkin timbul pada masa kehamilan, persalinan, pada masa nifas sehingga memungkinkan segera mencari pertolongan.
9
A. KEHAMILAN 1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang berhasil mencapai tempat sel telur dan hanya 1 sperma saja yang bisa membuahi sel telur (Walyuni, 2015).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (Oktaviani, 2018).
b. Tanda – tanda Kehamilan Trimester III 1) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24. Bagian-bagian janin dapat teraba dengan cara pemeriksaan palpasi
Leopold (Pantiawati dan Saryono, 2010).
2) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dilakukan di akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ normal 140-160 x/menit (Oktaviani, 2018).
c. Perubahan Fisiologi dan PsikologiPada Ibu Hamil Trimester III 1) Perubahan fisiologi pada ibuhamil trimester III
Menurut Dewi dan Sunarti (2011), perubahan fisiologi pada ibu hamil trimester III adalah sebagai berikut :
a) Minggu ke 28/bulan ke 7
Fundus berada di pertengahan antara pusat dan prosessus
xyfoideus.Hemoroid mungkin terjadi.Pernafasan dada menggantikan pernafasan perut.Garis bentuk janin dapat di palpasi.Rasa panas dalam perut mungkin terasa.
b) Minggu ke 32/bulan ke 8
Fundus mencapai prosessus xyfoideus, payudara penuh dan nyeri tekan.
c) Minggu ke 38/bulan ke 9
Penurunan bayi ke dalam pelvis/panggul ibu (lightenin). Plasenta setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5-0,6 kg. Sakit punggung dan sering BAK.
Braxton Hicks meningkat karena serviks dan sekmen bawah
rahim di siapkan untuk persalinan (Dewi dan Sunarsih, 2011). 2) Perubahan psikologi pada ibu hamil trimester III
a) Perasaan khawatir dan cemas
Menurut Walyani (2015), wanita mungkin sering merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti : apakah bayi akan lahir normal atau abnormal.
b) Merasa kehilangan perhatian
Sering bermimpi dan berkhayal tentang bayinya, adapula ibu yang sedih karena akan berpisah dengan bayinya dalam kandungan sehingga khawatir akan kehilangan perhatian khusus yang diterimanya saat hamil (Oktaviani, 2018).
c) Libido menurun
Pada trimester III ini hasrat seksual ibu menurun lagi, hal ini karena abdomennya yang semakin membesar dan perasaan tidak nyaman lainnya seperti mudah lelah, kram, nyeri pada punggung dan keluhan muskuloskeletal (Oktaviani, 2018). d) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir
sewaktu-waktu
Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada periode ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya dan terkadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu (Oktaviani, 2018).
d. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan Trimester III 1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan (Asrinah dkk, 2010).
Menurut Pantiawati dan Saryono (2010) ada beberapa jenis perdarahan antepartum :
a) Plasenta Previa
Plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagaian/seluruh ostinum uteri internum (implantasi plasenta yang normal adalah pada depan dinding rahim atau didaerah fundus uteri).
b) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya, secara normal plasenta terlepas setelah bayi lahir. c) Gangguan pembekuan darah
Gangguan koagulopati dapat menjadi penyebab dan akibat perdarahan yang hebat.
2) Sakit kepala yang hebat
Keadaan Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat, sakit kepala yang hebat sampai penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklamsi.
3) Penglihatan kabur
Batasan masalah wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur karena pengaruh hormon, ketajaman penglihatan ibu dapat
berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal.
4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung dan pre-eklampsi.
5) Keluar cairan pervaginam
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung, pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm.
6) Gerakan janin tidak terasa
Masalah ibu tidak merasakan gerakan janin saat kehamilan trimester III.
7) Nyeri abdomen yang hebat
Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan Trimester III nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat (Pantiawati dan Saryono, 2010).
e. Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan Pada Trimester III
Beberapa ketidaknyamanan pada trimester III menurut Yanti (2017) adalah sebagai berikut :
1) Sering buang air kecil
Penyebab dari sering buang air kecil yaitu Penekanan uterus/rahim juga kepala bayi.
Cara mengatasi sering buang air kecil yaitu batasi minum sebelum tidur, latihan senam kegel, jika buang air kecil terasa sakit segera periksalah ke dokter.
2) Sesak nafas
Penyebab dari sesak nafas yaitu ekspansi dan batas diagfragma dengan pembesaran uterus /rahim.
Cara mengatasi sesak nafas yaitu sikap tubuh yang benar, jangan makan terlalu kenyang, jangan merokok, jika sesak berlebihan maka hubungi dokter.
3) Insomnia
Penyebab dari insomnia yaitu gerakan bayi, sering BAK, sesak nafas.
Cara mengatasi insomnia yaitu istirahat usap-usap punggung, topang bagian tubuh dengan bantal.
4) Kontraksi Braxton hicks
Penyebab dari kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi dalam persiapan persalinan
Cara mengatasi Braxton hicks yaitu istirahat, atur posisi, cara bernafas, usap-usap punggung.
5) Oedema
Penyebab dari oedema yaitu berdiri terlalu lama, duduk kaki tergantung, pakaian ketat, dan kaki ditinggikan, kurang olahraga. Cara mengatasi oedema yaitu dengan Minum yang cukup, istirahat, jika cara tersebut tidak hilang segera periksa ke dokter. 6) Kram kaki
Penyebab dari kram pada kaki yaitu penekanan saraf yang mensuplai ekstermitas bagian bawah yang disebabkan pembesaran perut ibu, terlalu lelah, lama berdiri.
Cara mengatasi kram kaki yaitu dengan Istirahat, pengurutan daerah betis, selama kram kaki harus defleksi.
7) Haemoroid
Penyebab dari haemoroid yaitu varices pada anus.
Cara mengatasi haemoroid yaitu dengan Pencegahan agar feses tidak keras, konsumsi sayuran dan buah yang berserat, seperti pepaya, duduk jangan terlalu lama, posisi tidur miring, kompres dengan air hangat/dingin, gunakan obat suppositoria atas indikasi dokter.
f. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), ada beberapa kebutuhan psikologis ibu hamil terimester III :
1) Support keluarga
Keluarga dan suami dapat memberikan dukungan dengan memberikan keterangan tentang persalinan, tetap memberikan perhatian dan semangat pada ibu tentang persalinan, bersama-sama mematangkan persiapan persalinan dengan tetap mewaspadai komplikasi yang mungkin terjadi.
2) Support dari tenaga kesehatan
Memberikan penjelasan bahwa yang dirasakan oleh ibu adalah normal, menenangkan ibu, meyakinkan bahwa anda akan selalu berada bersama ibu untuk membantu melahirkan bayinya.
3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Untuk menciptakan rasa nyaman dapat ditempuh dengan senam untuk memperkuat otot-otot, mengatur posisi duduk untuk mengatasi nyeri punggung akibat janin, mengatur berbagai sikap tubuh untuk meredakan nyeri dan pegal.
4) Persiapan menjadi orang tua
Bersama-sama dengan pasangan selama kehamilan dan saat melahirkan untuk saling berbagi pengalaman ysng unik tentang setiap kejadian yang dialami oleh masig-masing
g. Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III
Menurut Pantiawati dan Saryono (2010) ada beberapa kebutuhan fisik pada ibu hamil Trimester III, yaitu :
1) Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara yang bersih, tidak kotor, tidak berbau dan sebagainya, pada prinsipnya hindari ruangan/tempat yang dipenuhi polusi udara (terminal, ruangan yang sering dipergunakan untuk merokok). 2) Nutrisi
Kebutuhan gizi ibu hamil pada kehamilan trimester III (minggu 27-lahir) kalori sama dengan trimester II tetapi protein naik menjadi 2g/kg BB. Ibu yang cukup makanannya mendapatkan kenaikan BB yang cukup baik. Kenaikan BB selama hamil : 9-13,5 kg. Kenaikan BB selama TM III: 9,5 kg.
Makanan diperlukan untuk pertumbuhan janin plasenta, uterus, buah dada dan kenaikan metabolisme. Anak aterm membutuhkan : 400 g protein, 220 g lemak, 80 g karbohidrat, 40 g mineral
Uterus dan plasenta membutuhkan 550 g dan 50 g protein. Kebutuhan total protein 950 g, Fe 0,58 g, dan asam folik 300 μg perhari (Pantiawati dan Saryono, 2010).
3) Personal hygine a) Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk perawatan kulit karena pada ibu hamil fungsi eksresi keringat bertambah. Dan menggunakan sabun yang ringan dan lembut agar kulit tidak teriritasi.
b) Perawatan gigi
Pemeriksaan gigi minimal dilakukan satu kali selama hamil. Pada ibu hamil gusi menjadi lebih peka dan mudah berdarah karena di pengaruhi oleh hormon kehamilan yang menyebabkan hipertropi, bersihkan gusi dan gigi dengan benang gigi atau sikat gigi dan boleh memakai obat kumur. c) Perawatan rambut
Rambut harus bersih, kramas 1 minggu 2-3 kali. d) Payudara
Persiapan menyusui dengan perawatan puting dan kebersihan payudara.
e) Perawatan kuku
Kuku bersih dan pendek f) Kebersihan kulit
Apabila terjadi infeksi kulit segera di obati, dan dalam pengobatan dengan resep dokter.
g) Pakaian
Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut dan leher.
4) Eliminasi
Masalah eliminasi tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi basah. Situasi basah ini menyebabkan
jamur (trokomonas) sehingga wanita mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu sehingga sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat sisa yang memudahkan infeksi kandung kemih. Untuk memperlancar dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum air putih dan menjaga kebersihan disekitar alat kelamin (Pantiawati dan Saryono, 2010).
5) Seksual
Aktifitas seksualitas dalam masa kehamilan pada terimester I tidak ada kontraindikasi kecuali ada riwayat abortus berulang, pada trimester II dan III tidak ada kontraindikasi tetapi untuk melakukan hubungan seksual harus dengan hati-hati (Pantiawati dan Saryono,2010).
6) Istirahat atau tidur
Istirahat ibu hamil sering terganggu karena ketidaknyamanan posisi tidur, berbaring dan tengkurap tidak disarankan pada ibu hamil karena tidur berbaring terlentang akan menyebabkan kesulitan bernafas pada ibu dan dapat menggangu asupan oksigen bagi bayi. Posisi tidur miring atau menyamping disarankan untuk ibu karena tidak mengganggu pernafasan dan asupan oksigen untuk bayi, mengganjal beberapa bantal yang diletakkan dibelakang untuk menjaga agar ibu tidak berbaring datar. (Pantiawati dan Saryono, 2010).
h. Asuhan Antenatal 1) Pengertian
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak bertemunya konsepsi hingga awal persalinan. Bidan akan menggunakan pendekatan yang berpusat pada ibu dalam memberikan asuhan kepada ibu dalam memberikan asuhan kepada ibu dan keluarganya dengan berbagai informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang asuhan yang ia terima (Marmi, 2014).
Tujuan utama antenatal care (ANC) adalah menurunkan/ mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal (Oktaviani, 2018).
Menurut Oktaviani (2018) tujuan khususnya adalah :
a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan pertumbuhan perkembangan bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.
c) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.
d) Menyiapkan persalinan cukup bulan, meminimalkan trauma saat persalinan sehingga ibu dan bayi lahir selamat dan sehat. e) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam
emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.
f) Menyiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan berhasil memberikan ASI eksklusif.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 Tahun 2014, Pemeriksaan Antenatal berkualitas apabila telah memenuhi standar pelayanan antenatal (10T) :
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali kunjungan antenatal. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan selama kehamilan didasarkan pada BMI atau IMT ibu hamil. Pengukuran tinggi badan dilakukan saat kunjungan yang pertama jika tingi badan kurang dari 145 cm maka ibu termasuk kategori faktor resiko tinggi
b) Ukur lingkar lengan atas/nilai status gizi
Pengukuran lingkar lengan atas hanya dilakukakn pada kontak pertama antenatal. Hal ini dilakukan untuk skrining ibu hamil beresiko kurang energi kronik (KEK) seorang ibu dikatakan KEK apabila lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm yang menunjukkan terjadinya kekurangan gizi yang telah berlangsung lama. Keadaan ini dapat beresiko lahirnya bayi dengan berat badan rendah (BBLR).
c) Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali kunjungan antenatal. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan dan preeklampsia. Jika ditemukan tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg) pada ibu hamil maka dilanjutkan pemeriksaan kadar protein urine dengan tes celup atau protein urine 24 jam untuk menentukan diagnosis.
d) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) harus dilakukan setiap kali kunjungan antenatal. Hal ini dilakukan untuk memantau pertumbuhan janin dibandingkan dengan usia kehamilan. Selain itu pengukuran tinggi fundus uteri juga digunakan untuk menetukan usia kehamilan. Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan setelah usia 24 minggu dan secara berkelanjutan setiap kunjungan.
e) Tentukan presentasi janin dan hitung denyut jantung janin (DJJ) Presentasi janin merupakan bagian terendah janin atau bagian janin yang terdapat dibagian bawah uterus. Pemeriksaan ini dilakukan pada trimester II kehamilan,dan dilanjutkan setiap kali kunjungan. Pemeriksaan DJJ dilakukan di punctum maksimum, yaitu tempat denyut jantung janin yang terdengar paling keras, biasanya pada bagian punggung janin. DJJ normal bayi adalah 120-160 kali per menit. Apabila DJJ kurang atau
lebih dari nilai tersebut maka dilakukan pemantauan lebih lanjut terhadap kesejahteraan janin.
f) Skrining status imunisasi TT dan pemberian imunisasi TT Pemberian imunisai TT (tetanus toksoid) dilakukan untuk memberikan kekebalan terhadap tetanus baik ibu maupun bayi (tetanus neonatorum). Vaksin TT merupakan suspensi koloid homogen berwarna putih susu dalam vial gelas, mengandung toksoid murni, teradsorbsi ke dalam aluminium fosfat. Skrining imunisasi TT dilakukan dengan melihat tahun kelahiran WUS, yaitu WUS dengan tahun kelhiran 1979 sampai dengan 1993 dan WUS dengan kelhiran setelah tahun 1993 merupakan tahun dimulainya program imunisasi dasar lengkap dan tahun 1993 merupakan tahun dimulainya bulan imunisasi anak sekolah. g) Beri tablet tambah darah (zat besi)
Pemberian tablet tambah darah merupakan asuhan rutin yang harus dilakukan dalam asuhan antenatal. Suplementasi ini berisi senyawa zat besi yang setara dengan 60 mg zat besi elemental dan 400 mcg asam folat. Hal ini dilakukan untuk pencegahan terjadinya anemia dalam kehamilan, serta pengobatan anemia dalam kehamilan. Dosis yang digunakan pada terapi pencegahan adalah 1 tablet tambah darah selama kehamilan minimal 90 tablet dimulai sedini mungkin dan dilanjutkan sampai masa nifas.
h) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada kehamilan dilakukan sebagai pemeriksaan rutin dan oemeriksaan atas indikasi. Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi pemeriksaan golongan darah dan pemeriksaan hemoglobin. Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan pada trimester I dan III. Hal ini dilalkukan untuk mengetahui status anemia pada ibu hamil sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan lebih lanjut.
i) Tata laksana/penanganan khusus
Penetepan diagnosis dilakukan setelah seluruh pengkajian maupun pemeriksaan dilakukan secara lengkap. Setiap kelainan yang ditemukan dari hasil pemeriksaan harus ditata laksana sesuai standar dan kewenangan bidan. Apabila terdapat kasus kegawatdaruratan atau kasus patologis harus dilakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap sesuai alur rujukan.
j) Temu wicara/konseling
Setiap kunjungan antenatal bidan harus memberikan temu wicara/konseling sesuai dengan diagnosis dan masalah yang ditemui.
2) Kunjungan pemeriksaan antenatal
Menghindari resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal komperhensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk
minimal 1 kali kunjungan diantar suami/ pasangan atau anggota keluarga (KEMENKES, 2013). Trimester III jumlah kunjungan minimal 2 kali antara minggu 28-36 dan setelah 36 minggu.
Informasi penting yang harus di sampaikan pada minggu 28-36 minggu menurut Marmi (2014) sebagai berikut :
a) Membangun hubungan saling percaya anatara petugas kesehatan dan ibu hamil
b) Mendeteksi masalah dan menanganinya.
c) Melakukan tindakan pencegahan antara tetanus neonatorum, anemia kekerangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
d) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
e) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latiahan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya).
f) Kewaspadaan khusus terhadap pre-eklamsi (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi oedema, priksa untuk mengetahui proteinurea).
g) Palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
2. Teori Evidence Base dalam Kehamilan
1) Berdasarkan hasil penelitian Suryani dan Handayani (2008) dengan judul “Senam Ibu Hamil Berhubungan Dengan
Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester Tiga”bahwa pengaruh senam hamil dapat mengurangi rasa ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester 3 seperti nyeri pinggang, nyeri punggung, bengkak pada kaki, dank ram pada kaki.
Senam ibu hamil dapat dilakukan secara rutin pada ibu hamil trimester 3 dalam rangka untuk menjaga kehamilan dan mempersiapkan proses persalinan.
2) Berdasarkan penelitian Scott and Helawell (2018) dengan judul “Effects Of Water and Lands-Based Exercise Programmes On Women Experiencing Pregnancy-Related Pelvic Girdle Pain :
Randomized Controlled Feasibility study, bahwa olahraga berbasis air (berenang) dapat mengurangi rasa sakit pada ibu hamil dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dibandingkan olahraga berbasis darat.
3. Teori Manajemen Kebidanan a) Pengertian
Menurut Varney, manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah kebidanan yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada pasien (Sulistyawati, 2013).
b) Tujuh langkah Manajemen Kebidanan yaitu : 1) Langkah 1 Pengkajian
Pengkajian yaitu pengumpulan data dasar. Pada langkah ini dilakukan pengumpulan informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien (Barus, 2018).
Menanyakan identitas menurut Walyani, 2015 yang meliputi: a) Nama istri/suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.
b) Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang berisiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan diatas 35 tahun merupakan umur-umur yang berisiko tinggi untuk hamil.umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun.
c) Suku/bangsa/etnis/keturunan
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.
d) Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktek terkait agama yang harus diobsevasi. Informasi ini dapat menuntun sesuatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalm kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
e) Pendidikan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca tulisnya.
f) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
g) Alamat
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahakan saat pertolongsn persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.
h) No. RMK( Nomor Rekam Medik)
Nomer rekam medik biasanya dgunakan dirumah sakit, puskesmas, atau klinik.
2) Menganamnesa pasien (data subyektif)
Data subyektif adala dta yang di dapatkan dari kien sebagai suatu pendapat terhadap suatu kejadin (Yuliani dkk, 2017)
a) Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang kefasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya keluhan utamanya adalah karena ia ingin memeriksakan kembali kesehatannya setelah persalinan (Sulistyawati, 2009).
b) Riwayat menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungandengan masa nifas, namun dari data yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi antara lain sebagai berikut:
(1) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita indonesia pada umumnya mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun (Sulistyawati, 2009).
(2) Siklus
Siklus adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari (Sulistyawati, 2009). (3) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesuliatan untuk mendapatkan data yang falid. Sebagai acuan biasanya kita gunakan kriteria banyak, sedang, dan sedikit. Namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberpa pertanyaan pendukung, misalnya sampai beberapa kali mengganti pembalut dalam sehari (Sulistyawati, 2009).
(4) Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah kurang lebih 7 hari. Apabila sudah mencapai 15 hari berrti sudah abnormal dan kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhinya (Walyani, 2015)
(5) Disminore
Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderitanya atau tidak ditiap haidnya. Nyeri haid juga menjadi tanda bahwa kontraksi uterus klien begitu hebat sehingga menimbulkan nyeri haid (Walyani, 2015).
c) Riwayat hamil sekarang menurut Walyani, (2015) adalah : (1) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan.
(2) HPL (Hari Perkiraan Lahir)
EDD (Estimated Date of delivery) ditentukan dengan perhitungan internasional menurut hukum Naegele. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
(3) Kehamilan yang ke-
Jumlah kehamiln ibu perlu ditanyakan karena terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru pertam hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali hamil, apabila ibu tersebu baru pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra pada kehamilannya.
(4) Keluhan - keluhan menurut Walyani, (2015) adalah: (a) Trimester I
Tanyakan kepada klien apakah ada masalah pada kehamilan trimester I, masalah - masalah tersebut misalnya hipremesis gravidarum, anemia, dan lain lain.
(b) Trimester II
Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah ia rasakan pada trimester II kehamilan pada kehamilan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan apabila kehamilan yang sekarang akan terjadi hal seperti lagi.
(c) Trimester III
Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah ia rasakan pada trimeseter III kehamilan pada kehamilan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan apabila kehamilan yang sekarng akan terjadi hal seperti itu lagi.
(5) ANC (Antenatal Care) (a) Trimeseter I
Tanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja yang pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester I. (b) Trimester II
Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimeseter II kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apabila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan sekarang.
(c) Trimester III
Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimeseter III kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apabila baik bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan sekarang.
(6) Penyuluhan yang didapat
Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perluditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja yang kira-kira telah didapat klien dan berguna bagi kehamilan.
(7) Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
Tanyakan kepada klien apakah sudah pernah mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan bisa memberikannya. Imunisasi tetanus toxoid diperlukan untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum, imunisasi dapat dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan penyuntikan secara IM (Intramuscular) dengan dosis 0,5 ml (Walyani, 2015)
d) Riwayat penyakit
(1) Penyakit yang diderita sekarang
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang sedang diderita sekarang. Tanyakan bagaimana urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda penyakit tersebut. Hal ini di[erlukan untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya (Walyani, 2015).
(2) Riwayat penyakit sistemik
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penandan (warning) akan adanya penyukit masa hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit seperti jantung, diabetes militus (DM), ginjal, hipertensi (hipotensi) (Sulistyawati, 2009).
(3) Riwayat kesehatan keluarga (a) Penyakit menular
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderita penyakit menular. Apabila klien mempunyai penyakit keluarga yang sedang menderita penyakit menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya untuk hindari secara
langsung atau tidak langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk sementara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian kepada keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman (Walyani, 2015).
(b) Penyakit keturunan/genetic
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini diperlukan apakah isi janin kemungkinan akan menderita penyakit tersebut atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan cara membut daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga klien yang dapat diturunkan (penyakit genetik, misalnya hemofili, TD dan sebagainya). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga (Walyani, 2015). (4) Riwayat operasi
Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah di alami (Marni, 2014).
e) Riwayat perkawinan (1) Menikah
Tanyakan status klien, apakahsekarang sudah menikah atau belum menikah. Hal ini penting untuk mengetahui status
kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan yang resmi atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan bisa berpengaruh bisa berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat hamil.
(2) Usia saat menikah
Tanyakan kepada klien pada usia berapamenikah. Hal ini diperlukan karena apabila mengatakan bahwa ia menikah diusia muda sedangkan klien pada saat kunjungan awal ketempat bidan tersebut sudah tak lagi muda dan kehamilannya adalah yang pertama, pada kemunginan bahwa kehamilan saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan. Hal ini akan berpengaruh bagaimana asuhan kehamilannya.
(3) Lama pernikahannya
Tanyakan kepada klien sudah berapa lama menikah. Apabila klien mengatakan bahwa telah lama menikah dan baru saja bisa mempunyai keturunan, kemungkinan kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan (Walyani, 2015).
f) Riwayat keluarga berencana (1) Metode
Tanyakan pada klien metode KB apa yang selama ini yang digunakan.
Tanyakan kepada klien berapa lama yang telah menggunakan alat kontrasepsi tersebut.
(2) Masalah
Tanyakan kepada klien ia mempunyai masalah saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Apabila klien mengatakan bahwa kehamilannya saat ini dikarenakan kegagalan kerja alat kontrasepsi, berikan pandangan-pandangan klien terhadap alat kontrasepsi lain (Walyani, 2015).
g) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu (1) Jumlah kehamilan (Gravida/G)
Jumlah kehamilan ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar pengalaman klien tentang kehamilan. Apabila klien mengatakan bahwa saat ini adalah kehamilan yang pertama, maka bidan harus secara maksimal memberikan pengetahuan kpada klien tentang bagaimana merawat kehamilannya dengan maksimal.
(2) Jumlah anak yang hidup (L)
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami keguguran, apabila pernah maka pada kehamilan berikutnya akan berisiko mengalami keguguran kembali. Serta apabila jumlah anak yang hidup hanya sedikit dari
kehamilan yang banyak, berarti kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diinginkan.
(3) Jumlah kehamilan premature (P)
Untuk mengidentifikasi apabila pernah mengalami kelahiran premature sebelumnya maka dapat menimbulkan resiko persalinan premature berikutnya.
(4) Jumlah keguguran (A)
Tanyakan kepada klien apakah dia pernah keguguran atau tidak. Sebab apabila pernah mengalami keguguran dalam riwayat persalinan sebelumnya akan berisiko untuk mengalami keguguran pada kehamilan berikutnya (keguguran berulang).
(5) Persalinan dengan tindakan (SC/Vakum/Forsep)
Catat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam, melalui bedah sesar, dibantu forsep atau vakum. Jika wanita pada kelahiran terdahulu menjalani bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin dia melahirkan pervaginam. Keputusan ini biasanya bergantung kepada lokasi insisi di uterus, kemampuan unit persalinan dirumah sakit untuk berespon segera ruptur uterus terjadi, dan keinginan calon ibu.
Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami perdarahan pasca persalinan sebelumnya. Perdarahan antepartum atai intrapartum misalnya placenta previa, solisio placenta, retensio placenta, atonia uteri, ruptu uteri, dan lain-lain cenderung dapat berulangpada kehamilan berikutnya.
(7) Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
Pertanyaan ini perlu ditanyakan untuk mendiagnosis apakah klien berisiko mengalami preeklamsia/eklamsia yang tanda dan gejalanya merupakan tingginya tekanan tensi darah klien saat hamil. Kehamilan dengan eklampsia perlu mendapatkan perawatan yang intensif.
(8) Berat bayi <2500 atau 4000 gram
Berat lahir sangat penting untuk mengidentifikasi apakah bayi kecil untuk masa kehamilan (BBMK), suatu kondisi yang biasanya berulang. Apanila persalinan pervaginam, berat lahir mencerminkan bahwa bayi dengan ukuran terterntu berhasil memotong pelvis maternal.
(9) Masalah lain
Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus diketahui sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap komplikasi berulang. Sebagai contoh, kehamilan ektopik cenderung berulang. Kondisi lain yang cenderung berulang adakah anomali kongenital, diabetes gestasional,
dan lainnya. Apabila kondisi-kondisi ini dilaporkan, sedapat mungkin dapatkan salinan catatan medis (Walyani, 2015).
h) Pola kebiasaan sehari-hari (1) Nutrisi
Tanyakan kepada klien, apa jenis makanan yang biasa ia makan. Anjurkan klien mengkonsumsi makan yang mengandung zat bezi (150mb besi sulfat, 300mg besi glukonat), asam folat (0,4-0,8 mg/hari), kalori (ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori sekitar 2300kkal), protein (74gr/hari), vitamin, dan garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium, seng, yodium) (Walyani, 2015).
(2) Eliminasi
(a) BAB (Buang Air Besar)
Tanyakan kepada klien, apakah BABnya teratur. Apabila klien mengatakan terlalu sering, bisa dicurigai klien mengalami diare sebaliknya apabila klien mengatakan terlalu jarang BAB, bisa dicurigai mengalami konstipasi. Normalnya feses bewarna kuning, kecoklatan, coklat muda.
(b) BAK (Buang Air Kecil)
Tanyakan kepada klien seberapa sering ia berkemih dalam sehari. Apabila klien mengalami kesulitan berkemih maka bidan harus dapat mengambil tindakan,
misalnya memasang kateter.warna urine klien normalnya urine bewarna bening. Apabila klien mengatakan bahwa warna urinenya keruh bisa dicurigai klien menderita DM (Walyani, 2015).
(3) Aktivitas
Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien, beri anjuran kepada klien untuk menghindari mengangkat beban berat, kelelahan, latian yang berlebihan dan olahraga berat. Anjurkan klien untuk melakukan senam hamil. Aktivitas harus dibatasi didapatkan penyukit karena dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan sebagainya (Walyani, 2015).
(4) Istirahat (a) Tidur siang
Kebiasaan tidur siang perlu ditanyakan, tidur siang menguntungkan yang baik untuk kesehatan. Apabila ternyata klien tidak terbiasa tidur siang, anjurkan klien untuk mencoba dan membiasakannya.
(b) Tidur malam
Pola tidur malam perlu ditanyakan wanita hamil tidak boleh kurang tidur, apabila tidur malam jangan kurang dari 8 jam (Walyani, 2015).
(5) Seksualitas
Masalah hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis yang tidak dapat, tawar, tetapi perlu diperhitungkan bagi mereka yang hamil, kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan perlu dihindari hubungan seksual karena dapat membahayakan yaitu kurang higienis, ketuban pecah dini dan persalinan bisa terangsang karena sperma mengandung prostaglandin (Walyani, 2015).
(6) Personal hygiene
Tanyakan kepada klien seberapa sering ia mandi. Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan atau hygine terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah.
Tanyakan kepada klien, seberapa sering ia mengganti pakaiannya. Pakaian yang digunakan harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut (Walyani, 2015).
(7) Psikologi budaya
Tradisi yang mempengaruhi kehamilan, hal ini perlu ditanyakan karena bangsa indonesia mempunyai beranekaragam suku bangsa yang tentunya dari tiap suku
bangsa tersebut mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita saat hamil. Kebiasaan yang merugikan, hal ini mempunyai kebiasaan yang berbeda beda dari berbagai macam-macam kebiasaan yang dimiliki manusia, tentunya ada yang mempunyai dampak yang positif dan negative (Walyani, 2015).
(8) Penggunaan obat-obatan
Hal ini perlu ditanyakan karena minuman keras/obat terlarang tersebut langsung dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin, dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental. Sehingga, apabila ternyata klien melakukan hal-hal tersebut, bidan harus secara tegas mengingatkan klien harus menghentikan kebiasaan buruk tersebut (Walyani, 2015).
3) Pemeriksaan fisik (Data Objektif)
Untuk melengkapi data dalam menegakkan diagnosa, bidan harus melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang bidan lakukan secara berurutan (Walyani, 2015)
a) Status generalis (1) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan kriteria :
(2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, bidan dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan coma (pasien tidak dalam keadaan sadar). (Walyani, 2015).
(3) Tanda vital
(a) Tekanan darah
Tekanan darah normalnya 100-120/60-80 mmHg, tekanan darah memiliki 2 komponen yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu ventrikel berkontraksi, darah akan dipompakan keseluruh tubuh. Keadaan ini ini disebut sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan sistolik. Pada saat ventrikel rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah diastolik (Sulistyawati, 2009)
(b) Nadi
Frekuensi denyut nadi dihitung dalam 1 menit, normalnya 60-100x/menit (Walyani, 2015)
(c) Pernapasan
Yang dinilai pada pemeriksaan pernafasan adalah : tipe pernafasan, frekuensi, kedalaman, dan suara nafas. Respirasi normal disebut eupnea (laki-laki : 12-20x/menit, perempuan : 16-20x/menit) (Walyani, 2015) (d) Suhu
Suhu normal adalah 36,5-37,5ºC, biasanya pemeriksaan suhu tubuh pada mulut, aksila, dan rectal (Walyani, 2015)
b) Pemeriksaan sistematis (1) Kepala
(a) Rambut : warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak (b) Telinga : kebersihan, gangguan pendengaran
(c) Mata :konjungtiva, sklera, kebersihan, kelainan, gangguan penglihatan (rabun jauh/dekat). (d) Hidung : kebersihan, polip, alergi debu.
(e) Mulut
Bibir : warna, integritas jaringan ( lembab, kering, atau pecah-pecah).
lidah : warna, kebersihan. Gigi : kebersihan, karies. Gangguan pada mulut.
(f) Leher : Pembesaran kelenjar limfe dan Parotitis. (g) Dada : Bentuk, Simestris/tidak
Payudara : Bentuk, Gangguan, ASI, Keadaan putting, Kebersihan, Bentuk BH. Gangguan pernapasan (auskultasi).
(h) Perut : Bentuk, Striae, Linea, Kontraksi uterus, TFU (i) Ekstremitas
Atas : Gangguan/kelainan, Bentuk. Bawah : Bentuk, Odema, Varises
(j) Genital :Kebersihan, Pengeluaran pervaginam, Keadaan luka jahitan, Tanda-tanda infeksi vagina.
(k) Anus : Haemoroid, Kebersihan c) Data penunjang
Laboratorium : Kadar Hb, Kadar Leukosit, Golongan darah (Sulistyawati, 2009)
2) Langkah II Interpretasi Data
Langkah dua yaitu interpretasi data dasar. Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
telah dikumpulkan diinterpretasikan seingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik (Barus, 2018).
a) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh profesi bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenui standar nomenklatur (tata nama) diagnose kebidanan (Yuliani dkk, 2017).
Diagnosa: Ny.X G2P1A0 Umur 28 Tahun Hamil 32 Minggu, janin tunggal, hidup intra uteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul.
Data dasar: Data subyektif:
(1) Ibu mengatakan bernama Ny.X umur 28 tahun.
(2) Ibu mengatakan pernah melahirkan x kali dan belum pernah keguguran.
(3) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 1 januari 2017.
Data obyektif: Tanda-tanda vital:
(1) Tekanan darah: antara 110/70 mmHg sampai 140/90 mmHg. (2) Pengukuran suhu: suhu 36,5oC sampai 37,5oC.
b) Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan “diagnosis”. Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya (Barus, 2018).
3) Langkah III Diagnosa Potensial
Langkah III yaitu identifikasi diagnosis atau masalah potensial. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap bila diagnosis/masalah potensial ini terjadi. pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman (Barus, 2018).
4) Langkah IV Tindakan Segera
Langkah IV yaitu mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera. Pada langkah ini mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditanganai bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat ketika bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam majemen asuhan klien (Barus, 2018).
5) Langkah V Rencana Tindakan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, teori yang up to date, perawatan berdasarkan bukti (evidence based
care), serta divalidasikan dengan asumsi mengenai apa yang
diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien. Dalam menyusun perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan, karena pada akhirnya pengambilan keputusan dalam melaksanakan rencana asuhan yang harus disetujui oleh pasien (Barus, 2018)
Untuk menghindari perencanaan asuhan yang tidak terarah, maka dibuat terlebih dahulu pola pikir sebagai berikut :
a) Tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan, meliputi sasaran dan target hasil yang akan dicapai.
b) Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Berikut adalah beberapa contoh perencanaan yang dapat ditentukan sesuai dengan kondisi pasien.
a) Evaluasi rencana terus menerus
(1) Waspada adanya tanda bahaya kehamilan. (2) Pengukuran tanda vital.
(3) Pengeluaran per vagina (waspada perdarahan). (4) Proses adaptasi psikologis pasien dan suami. (5) Asupan cairan dan makanan.
(6) Kemampuan dan kemauan pasien untuk berperan dalam perawatan kehamilannya.
b) Gangguan rasa ketidaknyamanan selama hamil (1) Sering buang air kecil.
(2) Nyeri di punggung. (3) Kaki varises dan pegel. (4) Keputihan.
(5) Sesak nafas.
(6) Mual mual sampai muntah. (7) Sering bersendawa.
(8) Panas perut (heartburn). (9) Jantung berdebar debar. (10) Susah buang air besar. c) Mengatasi cemas
(2) Libatkan keluarga dalam mengkaji penyebab cemas dan alternatif penanganannya.
(3) Berikan dukungan mental dan spiritual kepada pasiendan keluarga.
(4) Fasilitasi kebutuhan pasien yang berkaitan dengan penyebab cemas dengan menjadi teman sekaligus pendengar yang baik, menjadi konselor, dan lakukan pendekatan yang bersifat spiritual.
(5) Memberikan pendidikan kesehatan.
(6) Memfasilitasi menjadi orang tua dengan melakukan beberapa hal berikut.: Berikan dukungan dan keyakinan pada pasangan akan kemampuan mereka sebagai orangtua, Upaya untuk belajar merawat bayi yang selama ini telah dilakukan sudah cukup bagus, Perlu persiapan mental dan material karena anak adalah suatu anugrah sekaligus amanah yang harus dirawat sebaik baiknya, Dengan adanya anak akan merubah beberapa pola dan kebiasaan sehari hari, misalnya waktu istirahat, perhatian terhadap pasangan, komunikasi, tuntutan dan tanggung jawab sebagai orangtua sebagai pendidik bagi anak (Sulistyawati, 2009).
6) Langkah VI Implementasi
Langkah VI yaitu melaksakan perencanaan (implementasi). Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Dalam situasi ketika bidan kolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, keterlibatan dan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatan mutu dari asuhan klien (Barus, 2018).
7) Langkah VII Evaluasi
Langkah VII yaitu evaluasi. Pada lengkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosis. Rencana dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif. Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif (Barus, 2018).
c) Dokumentasi Asuhan Kebidanan Kehamilan (SOAP) 1) S (Subjective) : Pernyataan atau keluhan pasien
Data subjektif merupakan data yang berhubungan salah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekuatiran dan keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada orang
yang bisu, di bagian data di belakang “S” diberi tanda “O” atau “X” ini menandakan orang itu bisu. Data subjektif menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
Contoh : ibu mengatakan bernama Ny X berusia X 2) O (Objective) : Data hasil observasi
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dlam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, rekaman CTG, USG dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang dapat di observasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.
Contoh : permeriksaan fisik pada ibu hamil ( TTV, pemeriksaan lengkap dari kepala samapi kaki)
3) A (Assessment) : Diagnosa kebidanan
Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan
akan ditemukan informasi baru dalam datab subjektif maupun objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat
Contoh : Ny X P1A0 hamil normal
4) P (Planning) : Apa yang dilakukan terhadap masalah
Planning adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan
datang untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau menjaga/mempertahankan kesehatan kesejahteraan nya. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai di dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus mendukung rencana dokter jika melakukan kolaborasi.
Contoh : Memberikan KIE mengenai gizi pada ibu hamil
B. PERSALINAN 1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Persalinan adalah proses alamiah yang dialami seorang wanita pada akhir proses kehamilannya. Fisiologi ibu dalam persalinan akan terjadi perubahan dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Asuhan kebidanan