• Tidak ada hasil yang ditemukan

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STMIK AMIKOM YOGYAKARTA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS

MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

OLEH:

ALAN EGA VARIAN

NIM: 11.12.6104

KELOMPOK J

S1 SISTEM INFORMASI

(2)

ABSTRAK

Alan, Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern Dan Global Pasca Reformasi. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca, tentang bagaimana peran Pancasila pasca tumbangnya era Orde Baru (ORBA)? Lalu bagaimana sikap masyarakat terhadap Pancasila setelah terjadi reformasi? Selain itu dalam makalah ini juga mambahas cara yang mungkin dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif era globalisasi. Data – data yang ada di dalam tulisan berasal dari berbagai referensi yang digunakan oleh penulis serta kuliah Pancasila yang dilaksanakan selama empat hari STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Kesimpulan yang dapat ditarik setelah membaca beberapa referensi dan mengikuti kuliah umum, yaitu bahwa peran Pancasila masih sangat dibutuhkan untuk menjadi filter atau benteng bagi generasi muda – mudi di Indonesia dalam menghadapi serangan globalisasi. Serta pemilihan Pancasila sebagai dasar Negara dinilai tepat, karena dapat mewakili berbagai norma – norma yang harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

(3)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini begitu banyak konflik yang terjadi di negara ini. Baik di lingkungan masyarakat sampai ditingkat pemerintahan. Dengan ada dan maraknya konflik yang terjadi ini, masyarakat pun mulai bertanya-tanya apakah bangsa ini masih berpedoman pada Pancasila? Hal ini wajar saja terjadi, karena tidak bisa dipungkiri bahwa sejak pendidikan dasar hingga pendidikan tingkat atas mereka semua sudah mendapat pelajaran tentang Pancasila.

Konflik-konflik ini semakin sering terjadi setelah masa ORBA (ORde-BAru) berakhir. Mereka seperti terbebas dari belenggu yang telah berkuasa selama 32 tahun itu. Ada sebuah artikel yang menulis bahwa; Indoktrinasi

Pancasila yang dilakukan pemerintahan Orde Baru selama 32 tahun ternyata tidak banyak menyentuh pemahaman publik atas dasar negara Indonesia itu. Pancasila lebih banyak dimaknai sebagai konsepsi dan alat politik penguasa1. Pada dasarnya

tidak ada yang salah dalam pengajaran Pancasila diera ORBA, yaitu menjadikan Pancasila sebagai falsafah untuk mengikat persatuan dan kesatuan. Hanya saja, dalam pengajaran Pancasila pada masa Orde Baru adalah doktrin mengenai Pancasila menjadi sakti setelah timbulnya Gerakan 30 September 1965 oleh PKI2.

Masalah konflik ini bisa menjadi lebih parah bila tidak segera diatasi, karena tidak dapat dipungkiri lagi saat ini dunia telah menuju jaman yang semakin modern dan global. Arinya akan semakin banyak pengaruh-pengaruh baik positif maupun negatif yang akan masuk dengan mudah dan mempengaruhi tingkah laku masyarakat. Maka dari itu sangat penting sekali peran Pancasila dalam membentuk karakter bangsa ini.

* * *

1 kembangpetai.blogspot.com; PANCASILA PASCA REFORMASI; 21/12/2008. 2 pandanganrimbawan.blogspot.com; EKSISTENSI PANCASILA; 30/11/2009.

(4)

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana peran Pancasila pasca reformasi?

Bagaimana peran Pancasila menghadapi serangan global dijaman modern?

* * *

C. PENDEKATAN HISTORIS

Pancasila, kata Pancasila sendiri terdiri dari dua kata, yaitu Panca dan Sila. Panca sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang berarti lima, sedangkan Sila juga berasal dari bahasa sansekerta yang berarti prinsip. Jadi, apabila digabungkan Pancasila dapat berarti lima prinsip dasar. Sebenarnya ide dasar Pancasila ini sudah ada sejak jaman kuno di Indonesia, yaitu pada jaman kerjaan Majapahit berkuasa. Hal ini dapat dilihat pada kitab Negara Kertagama (1365) karangan Empu Prapanca dan kitab Sotasoma karangan Empu Tantular. Pada kitab itu disebutkan ada lima larangan yang berlaku diseluruh wilayah kekuasaan Majapahit, yaitu larangan merusak, larangan mencuri, larangan mendendam, larangan berbohang, dan larangan mabuk – mabukan. Lima pantangan atau larangan ini dikenal dengan Lima Prinsip Etika. Dalam kitab Negara Kertagama tedapat isilah Pancasila, sedangkan dalam kitab Sotasoma terdapat istilah Bhinneka Tungga Ika yang sekarang menjadi ungkapan pemersatu bangsa, karena memiliki arti walaupun berbeda namun tetap satu jua.

Terbenuknya Negara Indonesia dan Pancasila ini tidak lepas dari keberadaaan kerajaan – kerajaan besar yang berkuasa pada jaman dulu. Seperti nilai 4ariti politik dan nilai Ketuhanan pada Pancasila ini terpengaruh dari Kerajaan Kutai, sedangkan Kerajaan Siwijaya 4 ariti pengaruh pada penguasaan wilayah maritim. Selain itu ada Kerajaan Majapahit sebagaimana telah disebutkan di atas pengaruhnya terhadap bangsa ini. Apalagi pada masa Kerajaan Mjapahit ada seorang patih yang terkenal

(5)

sumpah Palapanya, yaitu Patih Gajah Mada. Patih yang menjabat pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk ini mengucap sumpah yang berisi cita – cita mempersatukan seluruh nusantara raya. Sumpah ini yang menginspsrasi para pejuang dalam usaha mempersatukan seluruh wilayah kepulauan yang ada menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Jadi, pemikiran Pancasila ini sudah ada sejak bangsa ini belum terbentuk. Unuk iu tidak salah apabila kita menggunakan Pancasila sebagai dasar – dasar atau prinsip dasar dalam melakukan segala hal.

(6)

D. PEMBAHASAN

BAB I

PERAN PANCASILA PASCA REFORMASI

21 Mei 1998 merupakan waktu yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena pada waktu itu terjadi peristiwa Reformasi yang ditandai dengan runtuhnya rezim Orde Baru (ORBA) yang telah berkuasa selama lebih kurang 32 tahun. Dimana sang pemimipin, yaitu Presiden Soeharto menyatakan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden, setelah didesak oleh pergerakan mahasiswa yang berhasil menguasai gedung MPR-DPR di Senayan. Perjuangan mahasiswa ini sekarang dikenal dengan Peristiwa Semanggi, karena banyak mahasiswa yang mati/gugur ketika itu.

Setelah peristiwa Reformasi banyak warga Indonesia yang menyatakan bahwa Indonesia sekarang adalah negara demokrasi, dimana semua warga negara bebas melakukan apapun untuk dirinya tanpa terkekang aturan (otoriter). Termasuk salah satunya kebebasan berpendapat, yang akhirnya memunculkan banyak ideologi – ideologi baru dimasyarakat. Tetapi tidak semua ideologi tersebut bersifat membangun. Kebanyakan dari mereka, mengeluarkan pendapat bahkan ajaran yang hanya menguntungkan kelompoknya lalu tidak jelas maksud dan tujuannya. Dan yang lebih berbahaya mereka berlindung dibalik asas demokrasi. Diera pasca reformasi ini keberadaan dan kemampuan Pancasila banyak dipertanyakan. Eksistensi Pancasila yang selama ORBA sangat kuat sekarang mulai tenggelam dengan hadirnya paham – paham baru yang mendominasi di masyarakat.

Hal ini sungguh mengkhawatirkan, karena ini merupakan contoh dari pudarnya ajaran – ajaran Pancasila yang menjadi ajaran dasar utama di negeri ini. Dimana segala macam aturan dan hukum yang berlaku di negeri ini mengacu pada sila – sila Pancasila. Itu artinya, apabila mereka sudah mulai melupakan bahkan sampai melanggar aturan atau hukum yang ada

(7)

tentu saja mereka sudah tidak lagi mengenal Pancasila. Sebenarnya Pancasila tidak hanya dapat disandingkan dengan konsep hukum. Segala kinerja yang dilakukan pemerintah dalam bertugas sebenarnya bertujuan untuk mewujudkan apa yang tertulis di dalam sila – sila Pancasila. Tetapi kadang ada berbagai macam hambatan yang menghadang usaha pencapaian tujuan tersebut, sehingga banyak tujuan yang tidak tercapai. Apalagi pasca reformasi? Begitu banyak peristiwa yang terjadi sangat bertentangan dengan ajaran – ajaran Pancasila. Mantan Wakil Presiden R.I ke-10 Muhammad Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK ini bahkan mengeluarkan komentar yang cukup memprihatinkan. “Saat ini sudah terjadi degradasi atau penurunan yang cukup signifikan tentang Pancasila karena masyarakat tidak bisa menemukan dan bahkan kembali mempertanyakan manfaat dasar dari nilai tersebut,” ungkapnya3. Kalau seperti ini menjadikan kita bertanya – tanya,

bagaimana dengan pengenalan Pancasila yang dilakukan ditingkat pendidikan dasar? Apakah masih dilakukan? Apakah semua pelajar di negeri ini hafal dengan sila – sila Pancasila? Begitu banyak pertanyaan yang muncul, tetapi ini tentu saja tidak dapat menyelesaikan masalah.

Masalah ini sebenarnya dapat ditanggulangi. Misalnya, dengan membuat peraturan mewajibkan seluruh sekolah dasar negeri ataupun swasta yang ada di Indonesia mengadakan upacara bendera dan membacakan Pancasila. Supaya, paling tidak mereka (anak - anak) mengenal apa itu Pancasila? Karena sekarang bahkan ada sekolah yang tidak melakukan upacara bendera, padahal dengan upacara bendera ini anak – anak dapat menerima banyak manfaat. Sebagai contoh, yaitu tentang kedisiplinan, selain itu mereka juga diajarkan cinta terhadap negaranya dan menghargai jasa – jasa pahlawan mereka. Karena bicara Pancasila kita berbicara juga tentang Nasionalisme. Jadi, apabila Pancasila mulai memudar maka Nasonalisme pun ikut memudar, jika Nasionalisme pudar bangsa ini tentu akan semakin terpecah belah dan bisa jadi hancur. Solusi lain mungkin dengan menghadirkan kembali Pancasila pada siaran televisi dan siaran

(8)

radio baik stasiun nasional maupun swasta, karena tidak bisa dipungkiri sekarang ini sudah era informasi digital salah satu contohnya, perkembangan siaran televisi yang semakin maju. Semakin maju era informasi semakin banyak orang yang menyaksikan siaran televisi, dengan begitu warga negara yang berada di Indonesia pun akan semakin sering mendengar bahkan menyaksikan apa itu Pancasila, sehingga mereka akan semakin mngenal dan mencintai Pancasila.

Sebenarnya masih banyak warga negara yang setuju bahwa Pancasila tetap dijadikan pedoman atau ideologi negara. Lembaga Survei Indonesia pada tahun 2006 melakukan penelitian dengan hasil 83% setuju Pancasila tetap menjadi dasar negara, 5,3% tidak setuju dan 11,7% menjawab tidak tahu4. Jadi kita tidak perlu khawatir dengan keberadaan Pancasila pasca

reformasi, tetapi kita juga harus meningkatkan sikap – sikap, etika – etika yang diajarkan Pancasila. Setidak – tidaknya semua itu dapat dimulai dari diri sendiri.

* * *

(9)

BAB II

PERAN PANCASILA MENGHADAPI SERANGAN

GLOBALISASI DI JAMAN MODERN

Dewasa ini orang sedang sibuk membicarakan tentang berbagai macam dampak globalisasi. Baik yang positif maupun yang negatif. Sebenarnya apa itu Globalisasi? Globalisasi adalah suatu peristiwa atau proses di suatu belahan dunia yang dapat memberi pengaruh secara mendunia atau tanpa batas. Dampak globalisasi ini dapat semakin meningkat, karena salahstu faktornya perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat. Apa lagi di abad 21 ini, segala macam informasi dapat berkembang menyebar dengan sangat cepat bahkan hanya dalam hitungan menit. Tentu saja in akan sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku masyarakat dunia. Khususnya bagi bangsa Indonesia, ini akan sangat berpengaruh. Karena Indonesia sebagai negara berkembang dan memiliki populasi yang terhitung banyak, tentu akan kesulitan untuk mengikuti arus globalisasi ini disegala sektor. Ini disebabkan salah satuya oleh faktor pendidikan yang belum merata di Indonesia. Jadi, masyarakat memiliki kemampuan berbeda – beda dalam menerima pengaruh yang datang.

Salah satu hal yang dikhawatirkan adalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi Pancasila sebagai dasar hukum Negara. Globalisasi akan sangat mempengaruhi, apalagi dalam perkembangan informasi. Sebab dengan informasi yang semakin mudah didapat akan banyak paham – paham atau pemikiran – pemikiran yang dapat mempengaruhi pola piker masyarakat. Akibatnya, apabila mereka tidak mempunyai dasar yang kuat akan mudah terpengaruhi atau terprovokasi. Akhirnya mereka akan melakukan hal – hal yang menurut mereka itu benar dan harus dilakukan. Sebut saja contohnya aksi terorisme yang marak terjadi setelah masa ORBA. Hal ini disebabkan oleh globalisasi dan munculnya asas demokrasi. Maka dari itu sangat diperlukan peran Pancasila dalam hal ini.

(10)

Sebenarnya Pancasila bersifat fleksibel. Karena Pancasila bila dilihat dari sila – sila yang ada, merupakan ajaran – ajaran bagaimana melakukan suatu hal yang berguna dan bermanfaat bagi seluruh aspek kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Didalam salah satu artikel tertulis ada dua dampak globalisasi, yaitu positif dan negatif. Disebutkan sebagai berikut:5

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai

nasionalisme

1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. 3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang

baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai

nasionalisme

1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila

(11)

ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang

2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Apabila peran Pancasila tidak dimanfaatkan, maka nasionalisme akan semakin luntur dan Indonesia akan semakin terpuruk dalam dampak negatif era globalisasi. Antisipasi tentu dapat dilakukan, yaiu dengan selalu menanamkan kembali nilai – nilai Pancasila kepada seluruh generasi muda, dan tentu saja mengamalkannya. Selain itu menambah pemahaman tentang Pancasila, bahwa Pancasila itu tidak selalu berhubungan dengan hokum. Dan memberikan contoh – contoh yang mencerminkan sikap Pancasila melalui siaran – siaran berita atau iklan – iklan layanan masyarakat. Dengan begitu diharapkan bias memperkecil adanya dampak negatif dari globalisasi,

(12)

sehingga generasi muda akan semakin paham terhadap Pancasila. Selain itu mereka akan lebih merasa bangga terhadap bangsanya. Dan tentu saja berusaha memajukan prestasi bangsanya dimata dunia sesuai dengan yang diharapkan.

(13)

E. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari pembahasan pada BAB I dan BAB II dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:

1. Peran Pancasila masih sangat dibutuhkan bangsa ini untuk menuju masa depan yang dicita – citakan.

2. Peran Pancasila harus lebih ditonjolkan dalam mengatasi berbagai masalah yang ada.

3. Perlunya peran seluruh masyarakat khususnya pemerintah untuk mewujudkan dan membuktikan bahwa Indonesia adalah Negara yang berlandaskan Pancasila.

4. Pancasila mampu menjadi filter untuk menanggulangi dampak negatif dari globalisasi.

5. Konflik yang terjadi diberbagai daerah di Indonesia karena kurangnya pemehaman masyarakat terhadap Pancasila.

6. Perlunya penanaman nilai – nilai Pancasila dilakukan sejak dini. 7. Demokrasi bukan berarti melawan nilai – nilai Pancasila.

8. Pancasila sangat fleksiibel dalam menghadapi perubahan jaman.

(14)
(15)

F. REFERENSI

 kembangpetai.blogspot.com; PANCASILA PASCA REFORMASI; 21/12/2008.

 pandanganrimbawan.blogspot.com; EKSISTENSI PANCASILA; 30/11/2009.

kampungtki.com; JK: Popularitas Pancasila Memudar Pasca Reformasi  www.facebook.com/Persatuan Islam (PERSIS); Discussion: Pancasila

Pasca Reformasi; 02/06/2011.

 www.wikimu.com; Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Telah terlaksananya program kerja bakti di gumuk, khususnya di SD Impres yang terletak di RT 02 yang di dekat TK, dapat berjalan dengan lancar dan diikuti oleh

Kecamatan Rajapolah telah mengacu kepada kepuasaan pasien hal ini dapat dilihat bahwa Puskesmas Kecamatan Rajapolah cukup memiliki gedung yang luas, ruang tunggu

Dengan mengetahui berapa besar angka penjualan yang harus dicapai untuk mencapai titik impas atau titik penjualan minimal yang akan membantu perusahaan agar tidak

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Proses pewarganegaraan berdasarkan perkawinan campuran semula dilaksanakan secara manual setelah berlakunya Peraturan Menteri Hukum dan HAM No.36 Tahun 2016 Tentang Tata

/esio alam pelaanan lao'ato'ium a'us iientiAiasi an itina

91 Sembilan Puluh Satu 92 Sembilan Puluh Dua 93 Sembilan Puluh Tiga 94 Sembilan Puluh Empat 95 Sembilan Puluh Lima 96 Sembilan Puluh Enam 97 Sembilan Puluh Tujuh 98 Sembilan

Peneliti melihat pelanggaran terhadap prinsip kerjasama dan prinsip sopan santun yang digunakan sebagai sarana untuk menciptakan lawak atau humor itu ternyata juga dilakukan