• Tidak ada hasil yang ditemukan

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STMIK AMIKOM YOGYAKARTA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : WIDHIA ATMAYANTI NIM : 11.11.5201

KELOMPOK : E JURUSAN : S1 TI

DOSEN : DR. ABIDARI ROSYIDI, MMa

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………..1 ABSTAKSI ………...2 KATA PENGANTAR ………. ……..3 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………..4 1.2 Rumusan Masalah ………5 PEMBAHASAN A. Pancasila Sebagai Landasan Hidup ……….6

B. Pancasila Sebagai Dasar Negara ………...6

C. Pembukaan UUD 1945 ……… …….8

 Memenuhi Syarat Adanya Tertib Hukum Indonesia ………...8

 Sebagai Kaidah Pokok egara Yang Fundamental ……….12

 Pengertian Tentang UUD 1945 ……….13

D. Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 Dengan Pancasila ………... ……15

 Hubungan Secara Formal ……….15

 Hubungan Secara Material ……….... ……15

PENUTUP A. Kesimpulan ………...19

B. Saran ………... ……19

(3)

ABSTRAKSI

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang dalam ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara (philosofische Gronslag). Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di negara Republik Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan serta penjabarnya senantiasa berdasarkan nilai nilai yang terkandung dalam sila sila Pancasila.

Dalan konteks inilah maka Pancasila murupakan suatu asas kerohanian negara, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma dan kaidah baik moral maupun hukum dalam negara RepublikIndonesia. Kedudukan Pancasila yang demikian ini justru mewujudkan fungsinya yang pokok sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang manifestasinya dijabarkan dalam suatu peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu pancasila merupakan sumber hukum dasar negara baik yang tertulis yaitu Undang Undang Dasar negara maupun hukum dasar tidak atau convensi.

Selanjutnya dengan ditempatkannya Pancasila sebagai dasar Negara dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maka Pancasila mempunyai kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental bagi Negara Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan dalam system ketatanegaraan Indonesia.

Disamping faktor utama Pancasila di dalam sisterm ketatanegaraan Indonesia terdapat faktor Undang-Undang 1945. Oleh karena itu membicarakan kehidupan ketatanegaraan Indonesia tidak dapat tidak harus membicarakan factor Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Karena Pancasila merupakan factor utama dalam system ketatanegaraan Indonesia maka mekanisme penyelenggaraan Negara Indonesia haruslah didasarkan dan diukur dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pancasila yang berjudul “ HUKUM PANCASILA DALAM KETATANEGARAAN”. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila.

Dalam menyusun makalah ilmiah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari dosen pembimbing Pendidikan Pancasila. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada DR. Abidari Rosyidi, MMa.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Yogyakarta, 17 Oktober 2011

(5)

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dikala pemimpin Indonesia yang tergabung dalam BPUPKI dan PPKI merumuskan konsep daras Negara dan Undang-Undang Dasar Negara di sekitar bulan Mei, Juni, Juli, dan Agustus 1945, dalam suasana yang diliputi beberapa perbedan pandangan mendasar di antara mereka akhirnya diperoleh kesepakatan yang merupakan konsesus nasional pertama bangsa Indonesia yaitu menetapkan pancasila sebagai dasar bagi Negara Indonesia yang merdeka, bersatu dan berdaulat.

Selanjutnya dengan ditempatkannya Pancasila sebagai dasar Negara dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maka Pancasila mempunyai kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental bagi Negara Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan dalam system ketatanegaraan Indonesia.

Disamping faktor utama Pancasila di dalam sisterm ketatanegaraan Indonesia terdapat faktor Undang-Undang 1945. Oleh karena itu membicarakan kehidupan ketatanegaraan Indonesia tidak dapat tidak harus membicarakan factor Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Karena Pancasila merupakan factor utama dalam system ketatanegaraan Indonesia maka mekanisme penyelenggaraan Negara Indonesia haruslah didasarkan dan diukur dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri.

Dlam arti ini Pancasila menjadi dasar seluruh peraturan perundang-undangan yang mengatur segala segi kehidupan didalam negeri kehidupan Indonesia. Sehingga dengan demikian Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hokum, merupakan pedoman tertinggi dan kaidah dasar Hukum Nasional.

(6)

Karena seluruh kehidupan ketatanegaraan harus didasarkan kepada factor Pancasila yang merupakan sumber dari segala sumber hokum, maka tidak dapat tidak penyelenggaraan ketatanegaraan Indonesia dan semua tindakan kekuasaan pemerintah harus didasarkan atas hukum dan dengan demikian dapatlah dipahami bahwa negara Indonesia adalah juga Negara hukum, yaitu Negara hokum yang berdasarkan Pancasila.

Oleh karena itu belajar dari pengalaman sejarah tekad pemerintahan Orde Baru intuk mempertahankan Pancasila dan melaksanakannya dalm seluruh kehidupan ketatanegaraan merupakan kemauan politik yang sangat positif demi tegak dan utuhnya Negara Republik Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

A. Pancasila dilihat dari berbagai sudut pandang. B. Pengertian UUD 1945.

(7)

PEMBAHASAN

A. PANCASILA SEBAGAI LANDASAN HIDUP

Nilai-nilai Pancasila, yang telah diwariskan kepada Bangsa Indonesia merupakan nilai sari dan puncak dari sosoial budaya yang senantiasa melandasi tata kehidupan sehari-hari. Tata nilai budaya yang telah berkembang dan dianggap baik, serta diyakini ikebenarannya ini dijadikan sebagai pandangan hidup dan sumber nilai bagi bangsa Indonesia.

Sumber nilai tersebut antara lain adalah: a) Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa b) Asas kekeluargaan

c) Asas musyawarah mufakat

d) Asas tenggang rasa dan tepo seliro.

Dari nilai nilai inilah kemudian lahir adanya sikap yang mengutamakan persatuan, kerukunan, keharmonisan, dan kesejahteraan yang sebenarnya sudah lama dipraktekkan jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pandangan hidup bagi swatu bangsa seperti pancasila sangat penting artinya karena merupakan pegangan yang mantap, agar tidek terombang ambing oleh keadaan apapun, bahkan dalam era globalisasi dewasa.

B. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Sebagai dasar negara, Pancasila tercantum di dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 yang merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut sebagai ideologi Negara. Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga semua peraturan hukum / ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila harus dicabut.

(8)

Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, dalam bentuk peraturan perundang undangan bersifat imperative (mengikat) bagi :

a) Penyelenggaraan negara b) Lembaga kenegaraan c) Lembaga kemasyarakatan

d) Warga negara Indonesia dimana pun berada, dan

e) Penduduk di seluruh wilayah negara kesatuan republikIndonesia

Dalam tinjauan yuridis konstituisi, Pancasila sebagai dasar negara berkedudukan sebagai norma objektif dan norma tertinggi dalam negara, ketetapan MPRS No.XX/MPRS/ 1966,jo. Tap. MPR No. V/MPR/ 1973,jo. Tap. MPR No. IX/ MPR / 1978. Penegasan kembali Pancasila sebagai dasar negara, tercantum dalam Tap. MPR No. XVIII / MPR / 1998. Sebagai dasar negara, Pancasila memang tidak memiliki parameter dan ukuran yang jelas sehingga memberi peluang bagi siapa saja untuk menfsirkan sesuai dengan latar belakang pemikiran dan kepentinganya.

Ketika presiden pertama RI Soekarno yang mempopulerkan PANCASILA sebagai dasar Negara berkuasa,maka pancasila sejati adalah pendukung Nasokom (nasionalis,agama, dan komunis). Zaman Soekarno pancasilais sejati mengacu kepada doktrin eka prasetya pancakarsa (P-4 alias pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila) dan mendapat justifikasidengan pola penataran P-4 hingga berpuluh puluh jam lamanya.

Padahal dasar negara adalah fondamen sebuah pemerintahan Negara. Dalam UUD ‟45 dasar Negara secara formal diletakkan pada BAB agama yaitu Ps. 29 ayat 1:Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa. Bagaimana penjelasan masalah ini?

Bukan itu saja yang membuat resah, saat menghadapi situasi krisis seperti sekarang. Undang-undang dasar 1945 yang telah di ubah (diamandemen) sebanyak empat kali dinilai tidak sah. Akibatnya, timbul kerancuan dalam ketatanegaraanIndonesia. Menurut Tyasona Sudarto. Mantan kepala staf TNI AD, dalam sebuah diskusi yang di selenggarakan

(9)

Sekolah tinggi agama islam nahdiatul ulama di Jakarta, rabu (3/1), mengatakan, UUD 1945 yang telah diamandeman saat ini illegal. Pasalnya, UUD tersebut telah di jalankan meskipun UUD 1945 yabg asli belum dicabut penggunaanya.

Selain itu, UUD diubah juga belum disahkan dalam lembaran Negara. “UUD 1945 yang diamandemen tidak sah secara hukum, “ujar Tyasno, yang juga deklarator Revolusi Nurani. Oleh karena itu Undang-Undang dan aturan hukum yang menginduk kepada UUD 1945 juga tidak sah. Kondisi tersubut membuat landasan ketatanegaraan di Indonesia tidak jelas. Karna itu, UUD Indonesia harus segera di kembalikan lagi ke UUD 1945.

Penamaan UUD 1945 yang telah diamandemen dengan menggunakan nama yang sama juga membingungkan masyarakat. Karena itu, bangsa Indonesia harus kembali kepada jati dirinya dan konsisten terhadap cita-cita proklamasi, UUD 1945, pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika,”kata Tyasno.

C. PEMBUKAAN UUD 1945

 Memenuhi Syarat Adanya Tertib Hukum Indonesia.

Untuk mengetahui secara konkrit mengenai pambukaan UUD 1945, maka ada baiknya terlebih dahulu dikemukakan bagaimna bunyi teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itu. Adapun teks lengkap Pembukaan itu ialah sebai berikut:

UNDANG-UNDANG DASAR

PEMBUKAN

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harusdihapuskan karna tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan keperdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia,yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

(10)

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keingina luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejah teraan umum , mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dean keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itudi dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawatan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam Alinea keempat Pembukaan UUD 1945, termuat unsur-unsur yang menurut ilmu hukum disyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia (rechts code) atau, (legal order), yaitu suatu kerbulatan dan keseluruhan peraturan-peraturan hukum.

Adapun syarat-syarat tertib hukum yang dimaksud adalah meliputi empat hal yaitu: 1. Adanya kesatuan subjek, yaitu penguasa yang mengadakan peraturan hukum. Hal ini terpenuhi dengan adanya suatuPemerintahan Negara Republik Indonesia (Pumbukaan UUD 1945 al.IV).

2. Adanya kesatuan asas kerokhanian, yang merupakan suatu dasar dari keseluruhan peraturan-peraturan hukum, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini terpenuhi oleh adanya dasar filsafat negara Pancasila sebagaimana tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945.

3. Adanya kesatuan daerah, di mana peraturan-peraturan hukum itu berlaku, terpenuhi oleh kalimat seluruh tumpah darah Indonesia, sebagaimana tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945.

4. Adanya kesatuan waktu, di mana seluruh peraturan-peraturan hukum itu berlaku. Hal ini terpenuhi dengan kalimat pada alinea IV Pembukaan UUD 1945, “….maka disusunlah

(11)

kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia”. Hal ini menunjukan saat mulai berdiriinya neagara Republik Indonesia yang di sertai dengan suatu tertib hukum sampai seterusnya selama kelangsungan hidup negara RI.

Dengan demikian maka seluruh peraturan hukum yang ada di dalam wilayah negara Republik Indonesia sejak saat di tetapkannya pembukaan UUD 1945 secara formal pada tanggal 18 Agustus 1945 telah memenuhi syarat sebagai suatu tertib hukum negara. Adapun syarat-syarat tersebut pada hakikatnya sebagaimana terkandung dalam UUD 1945 itu sendiri. Di dalam suatu tertib hukum terdapat urutan-urutan susunan yang bersifat hierarkhis, dimana UUD (pasal-pasalnya) bukanlah merupakan suatu tertib hukum yang tertinggi. Di atasnya masih terdapat suatu norma dasar yang menguasai hukum dasar termasuk UUD maupun convensi, yang pada hakikatnya memiliki kedudukan hukum yang lebih tinggi yang dalam ilmu hukum tata negara disebut sebagai fundamental.

Maka kedudukan pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukumIndonesia adalah sebagai berikut:

Pertama: menjadi dasarnya, karena pembukaan UUD 1945 memberikan faktor-faktor mutlak bagi adanya suatu tertib hukumIndonesia. Hal ini dalam penbukaan UUD 1945 telah terpenuhi adanya empat syarat adanya suatu tertib hukum.

Kedua: pembukaan UUD 1945 memasukan diri di dalamnya sebagai ketentuan hukum yang tertinggi, sesuai dengan kedudukannya yaitu sebagai asas bagi hukum dasar baik yang tertulis (UUD), maupun hukum dasar yang tidak tertulis (convensi), serta peraturan hukum yang lainnya yang lebih rendah ( Notonagoro, 1974 : 45).

Adapun pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu ada empat:

1. Negara persatuan yang melindungi dan meliputi segenap bangsa Indonesia, yang mengatasi segala faham golongan (Sila III Pancasila).

(12)

2. Negara yang hendak mewujudkanj keadilan sosial bagi seluruh rakyat (Sila V Pancasila). 3. Negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan

perwakilan (Sila IV Pancasila).

4. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurt dasar kemenusiaan yang adil dan beradab (Sila I dan II Pancasila).

Perlu digaris bawahi bahwa pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan tersebut merupakan inti dari Pancasila. Dengan demikian berarti pancasila itu mempunyai tempat formil pada pembukaan UUD 1945, bersatu Pokok Kaidah Negara yang fundamental, dimana Pancasila merupakan pusat, dasar dan inti dari pembukaan UUD 1945.

Setiap usah auntuk menghapuskan atau merubah Pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran Negara Proklamasi17 Agustus 1945 (TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 TAP MPR No.V/1973 dan TAP MPR No.1/MPR/1978 pasal 115).

Adapun mengenai hal tidak dapatnya Pembukaan UUD 1945 itu diubah atau ditiadakan dapat dikemukakan tiga alasan:

- Pertama: Alasan Yuridis.

Pembukaan UUD 1945 adalah pokok kaidah Negara yang fundamental. Jadi dilihat dari segi hokum adalah abadi.

- Kedua: Alasan Material.

Pembukaan UUD 1945 tetap terlekat erat dengan terbentuknya Negara proklamasi 17 Agustus 1945 yang hanya satu kali saja terjadi didalam sejarah tidak dapat diulang. Pengubahan atau peniadaan Pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran Negara.

- Ketiga: Alasan Gaib.

Kemerdekaan bangsa Indonesia berarti juga Negara proklamasi 17 Agustus 1945 adalah berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu kita tidak boleh dengan begitu saja mengubah atau meniadakannya. Karena perbuatan mengubah atau meniadakan itu akan bertentangan dengan berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa bertentangan dengan Tuhan.

(13)

Demikialah sehingga Pancasila itu memiliki semua sifat-sifat hokum (sifat-sifat YURIDIS) yang dimiliki oleh pembukaan.

Jadi dapatlah secara sederhana dirumuskan bahwa “pengaruh yang bersifat Yuridis”. Artinya karena pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan hokum yang tertinggi didalam Negara Republik Indoneesia jadi demikian pula kedudukan Hukum Pancasila.

 Sebagai Kaidah Pokok Negara Yang Fundamental.

Berdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, maka menurut ilmu hukum tata negara bahwa pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental (Staatsfundamentalnorm) Pengertian menurut sejarah terjadinya, pembukaan UUD 1945 di tentukan oleh pembentuk negara dan pada hakikatnya terpisah dengan batang tubuh UUD 1945. Tentang pengertian Pembentuk Negara, dapat di pahami dari hal-hal sebagi berikut: Panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang secara representatif merupakan wakil-wakil bangsaIndonesia yang berjuang menegakan kemerdekaan dan mendirikan Republic Indonesia. Hal ini berarti bahwa pada saat PPKI ini menetapkan pembukaan UUD 1945 mempunyai kualitas dan kedudukan sebagai pembentuk negara, oleh karna lembaga tersebut melakukan tugas itu atas kuasa dan bersama-sama denagn rakyat untuk membentuk dan menetapkan berdirinya negara Republik Indonesia setelah menetapkan secara yuridis berdirinya negara Indonesia berserta pembukaan UUD 1945, maka berakhirlah adanya kualitas pembentuk negara dan rakyat Indonesia secara keseluruhan merupakan unsur dari negara.

Pokok kaidah negara yang fundamental tersebut menurut ilmu hukum mempunyai hakikat dan kedudukan hukum yang tetap. Terlekat pada kelangsungan hidup negara dan oleh karena berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi maka secara hukum tidak dapat di ubah, karena mengubah pembukaan UUD 1945 sama halnya dengan pembubaran negara Republik Indonesia (Notonagoro, 1974 : 45)

Hakikat kendudukan pembukaan UUD 1945 dalam hubungannya dengan pasal-pasal UUD 1945, diantara para ahli hukum sementara memang terdapat suatu tinjauan yang berbeda, walaupun pada akhirnya tiba pada suatu kesimpulan yang sejalan di satu pihak

(14)

berpendapat bahwa pembukaan UUD 1945 dengan pasal-pasalnya itu adalah merupakan suatu kesatuan, sedangkan di pihak lain menyatakan bahwa di antara keduanya pada hakikatnya terpisah.

Namun demikian karna hakikat kedudukan pembukaan UUD 1945 tersebut secara fundamental dan ilmiah yang memiliki kendudukan yang kuat dan terlekat pada kelangsungan hidup negara maka kedua pendapat tersebut akhirnaya tiba pada suatu kesimpulan yang sama sebagai berikut:

1. Sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, dalam hukum mempunyai hakikat kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, terlekat pada kelangsungan hidup Negara yang telah di bentuk:

2. Dalam jenjang hierarki tertib hukum, pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidai negara fundamental adalah berkedudukan yang tertinggi sehingga memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada pasal-pasal UUD 1945, sehinga secara hukum dapat dikatakan terpisah dari pasal-pasal UUD 1945.

Pengertian “ Tepisah” sebenarnya bukan berati tidak memiliki hubungan sama sekali dengan batang tubuh (pasal-pasal) UUD 1945, akan tetapi justru anatara pembukaan UUD 1945 denagn batang tubuh UUD 1945 terdapat hubungan “ Kausal organis”, dimana UUD harus menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945.

 Pengertian Tentang UUD 1945 1. Alinea pertama

Dalam alinea pertama tersebut terkandung suatu pengakuan tentang nilai „hak kodrat‟, yaitu yang tersimpul dalam kalimat “bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa…”. Hak kodrat adalah hak yang merupakan karunia dari Tuhan yang Maha Esa, yang melekat pada manusia sebagi makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam pernyataan tersebut ditegaskan bahwa kemerdekaan adalah segala hak segala „bangsa‟ bukan hak individu saja sebagaimana deklarasi negara liberal. Bangsa adalah sebagi suatu penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk sosial.

(15)

Berdasarkan prinsip yang bersifat universal ada alinea pertama tentang hak kodrat akan kemerdekaan, maka bengsa Indonesia merealisasikan perjuangannya dalam suatu citi-cita bangsa dan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Alinea kedua ini sebagai suatu konsekuensi logis dari pernyataan akan kemerdekaan pada alinea pertama. Pengertian negara yang merdeka adalah negra yang benar-benar bebas dari kekuasaan bangsa lain, dapat menentukan nasibnya sendiri bukan negara protektorat jadi suatu bangsa dan negara yang benar-benar bebas dari kekuasaan dan campur tangan bangsa lain. “Bersatu” mengandung pengertian pertama-tama sesuai dengan pernyataan kemerdekaan dimana pengertian “Bangsa” ini dimaksudkan sebagi kebulatan karena unsur pertama negara adalah bangsa.

3. Alinea ketiga

Dinyatakan kembali Proklamasi pada alinea ke III Pembukaan UUD 1945, menunjukkan bahwa antara Pembukaan dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah merupakan satu kesatuan, namun perlu diketahui bahwa Proklamasi 17 Agustus 1945 perlu diikuti dengan suatu tindak lanjut, yaitu membentuk negara dan hal ini dirinci dalam Pembukaan UUD 1945. Pengakuan “nilai religius”, yaitu dalam pernyataan Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Hal ini mengandung makna bahwa negara Indonesia mengakui nilai-nilai religius, bahkan merupakan suatu dasar dari hukum positif negara maupun dasar moral negara. Secara filosofis bangsa Indonesia mengakui bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga kemerdekaan dan negara Indonesia disamping merupakan hasil jirih payah perjuangan bangsa Indonesia, dan juga yang terpenting adalah merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Pengakuan “nilai moral”, yang terkandung dalam pernyataan „didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas‟. Hal ini mengandung makna bahwa negara dan bangsa Indonesia mengakui nilai-nilai moral dan hak kodrat untuk segala bangsa. Demikian juga nilai-nilai moral dan nilai kodrat tersebut merupakan asas bagi kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia.

“Pernyataan kembali Proklamasi”, yang tersimpul dalam kalimat “.. maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Hal ini dimaksudkan sebagai penegasan dan rincian lebih lanjut naskah Proklamasi 17 Agustus 1945.

(16)

4. Alinea Keempat

Setelah dalam alinea pertama, kedua, dan ketiga dijelaskan tentang alas an dasar, serta hubungan langsung dengan kemerdekaan, maka dalam alinea keempat sebagai kelanjutan berdirinya negara republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, dirinci lebih lanjut tentang prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah pembentukan pemerintah negara Indonesia, di mana hal ini dapat disimpulkan dari kalimat “… Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia…”. Pemerintahan dalam susunan kalimat “Pemerintah Negara Indonesia..”, hal ini dimaksudkan dalam pengertian sebagai penyelenggara keseluruhan aspek kegiatan negara dan segala kelengkapannya (government) yang berbeda dengan pemerintah negara yang hanya menyangkut salah satu aspek saja dari kegiatan penyelenggaraan negara yaitu aspek pelaksana (executive) (Sulandra, 1979 : 230).

D. HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PANCASILA

 Hubungan Secara Formal

Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di bidang pembukaan UUD 1945, maka Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik. Akan tetapi dalam perpaduaanya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaotu perpaduan asas-asas cultural, religius, dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila.

 Hubungan Secara Material

Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok kaidah negara yang fundamental, maka secara material yang merupakan esensi atau inti sari dari pokok kaidah negara fundamental.

(17)

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Pancasila yang sah dan benar sebagai Dasar Negara adalah Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.

Oleh karna itu penjelasan sila-sila Pancasila haruslah bersumber, berpedoman ,dan berdasarkan kepada Pembukaan UUD 1945 maksudnya sila-sila Pancasila yang bersumber hukum pada pembukaan UUD 1945.

NO PANCASILA SUMBER HUKUM 1 SILA PERTAMA” KETUHANAN

YANG MAHA ESA”

a. Alinea ketiga Pembukaan UUD 1945.

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keingina luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

b. Alinea keempat Pembukaan UUD 1945.

“…, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itudi dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, ….”

2 SILA KEDUA”KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB”

a. Alinea pertama Pembukaan UUD 1945.

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harusdihapuskan karna tidak

(18)

sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

b. Alinea keempat Pembukaan UUD 1945.

“…, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itudi dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada : … kemanusiaan yang adil dan beradab…”

3 SILA KETIGA “PERSATUAN INDONESIA”

Alinea keempat Pembukaan UUD 1945.

“…, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itudi dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada : …persatuan Indonesia …”

4 SILA KEEMPAT “KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKIL AN”

Alinea keempat pembukaan UUD 1945.

“…, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itudi dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada : … dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

(19)

permusyawatan/perwakilan,…” 5 SILA KELIMA “KEADILAN SOSIAL

BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA”

a. Alinea kedua Pembukaan UUD 1945.

“Dan perjuangan pergerakan keperdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia,yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.”

b. Alinea keempat Pmbukaan UUD 1945.

“…, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itudi dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada : … serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

(20)

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang dalam ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara.

2. Nilai-nilai Pancasila, yang telah diwariskan kepada BangsaIndonesia merupakan nilai sari dan puncak dari sosoial budaya yang senantiasa melandasi tata kehidupan sehari-hari. 3. Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga semua peraturan hukum / ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila harus dicabut.

4. Dalam Alinea keempat Pembukaan UUD 1945, termuat unsur-unsur yang menurut ilmu hukum disyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia (rechts code) atau, (legal order), yaitu suatu kerbulatan dan keseluruhan peraturan-peraturan hukum.

5. Pembukaan UUD 1945 memiliki hakikat kedudukan hukum yang kuat bahkan secara yuridis tidak dapat diubah, terlekat pada kelangsungan hidup Negara.

B. SARAN

Demi kelengkapan makalah ini kami mengharapkan agar para pembaca memberikan saran dan kritiknya yang bersifat membangun dan demi kebaikan penulis yang akan datang.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. Azhari,S.H.,Pancasila dan UUD 1945,Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982.

2. Mr. Assaat, Hukum Tata Negara Republik Indonesia, Bulan Bintang, Jakarta, 1951. 3. Prof. Notonagoro dan Drs. Sunaryo Wriksidihardjo, Pancasila Yuridis Kenegaraan,

Hanindita, Yogyakarta, 1987.

4. Drs. R. Parmono dan Dra. Kartini, Pancasila Dasar Negara Indonesia, Andi Offset, Yogyakarta, 1984.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, angsuran per bulan yang harus dibayar Atekan kepada KJKS BMT NUSYA yang terdiri dari angsuran pokok hutang dan biaya sewa adalah:. Angsuran Pokok :

Dampak Penerapan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 Terhadap Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ) (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan, Penyuluhan,

[r]

Berdasarkan Gambar 4.17 dapat diketahui produk yang paling disukai panelis berdasarkan bentuk dari ravioli adalah produk ravioli dengan kombinasi konsentrasi natrium

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin pada wanita usia subur di lingkungan industri peleburan logam

Hasil validasi ketepatan dan kesesuaian materi pada LKS discovery learning fisika yang dilakukan kepada dua ahli materi mendapatkan interpretasi pada semua indikator, untuk

Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan suatu produk atau jasa yang diharapkan terpenuhi di masa yang akan datang., Salah satu contoh adalah permintaan

Metode yang digunakan dalam akuisisi data yaitu metode seismik refraksi dengan interpretasi data menggunakan Metode Hagiwara untuk menentukan kedalaman suatu lapisan tanah