PT GOWA MAKASSAR TOURISM DEVELOPMENT Tbk
Laporan Keuangan
Untuk Periode 3 (tiga) Bulan yang Berakhir pada
31 Maret 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) serta
Laporan Posisi Keuangan pada tanggal
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BEMKHIR PADA
TANGGAL3l MARET2(}13
PT GOWA MAKASSAR TOURISM DEVELOPMENT TBK
Kami yang bertanda tangan dibawah ini :
1.
NamaAlamat Kantor
Alamat Domisili/sesuai KTP atau
Kartu identitas lain Nomor Telepon Jabatan
2.
NamaAlamat Kantor
Alamat Domisili/sesuai KTP atau Kartu identitas lain
Nomor Telepon Jabatan
Menyatakan bahwa :
1.
Bertanggung jawab atas penyusunan dan31 Maret 2013.
H, Andi Anzhar Cakra Wijaya
JLMetro Tanjung Bunga kav.3-5 Makassar Jl. SMP Negeri 222 RT.002/RW.002
Jakarta Timur-(sementara berada di Makassar) 041 1-B t 13456
Presiden Direktur Wahyu Tri Laksono
Jl. Metro Tanjung Bunga kav.3-5 Makassar Jl. Meko Tanjung Bunga kav.3-5 lVakassar
041 1-81 13456
Direktur
penyajian laporan keuangan Perusahaan pada tanggal
telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
2.
Laporan Keuangan Perusahaan tersebutAkuntansi Keuangan di lndonesia.
3,
a.
Semua informasi dalam laporan keuangan Perusahaan tersebut telah dimuat secara lengkap dan benar, danb.
Laporan Keuangan tersebut tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar,dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material.
4,
Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam Perusahaan.Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Makassar, 30 April 2013
Laporan Keuangan
Untuk Periode 3 (tiga) Bulan yang Berakhir pada 31 Maret 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) serta Laporan Posisi Keuangan pada tanggal
31 Maret 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Laporan Posisi Keuangan 1 – 2
Laporan Laba Rugi Komprehensif 3
Laporan Perubahan Ekuitas 4
Laporan Arus Kas 5
A S E T Catatan 30 Maret 2013 31 Desember 2012
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 2c,2m,4,23 275.666.626.168 284.039.994.367
Piutang
Usaha (Setelah dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu masing-masing sebesar Rp 648.110.202
pada 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 2d,2m,5,23 11.426.415.153 12.853.035.056
Lain-lain 5.876.675.458 3.921.915.218
Persediaan 2e,6 278.867.123.778 261.786.858.009
Pajak Dibayar Di muka 27.730.626.062 25.195.779.272
Beban Dibayar Di muka 55.292.534 126.125.869
Jumlah Aset Lancar 599.622.759.153 587.923.707.791
Aset Tidak Lancar
Tanah Untuk Pengembangan 2e,7 246.812.776.564 229.202.303.471
Aset Pajak Tangguhan – Bersih 2n 227.922.888 227.922.888
Aset Tetap (Setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp. 7.797.723.125 pada 31 Maret 2013 dan Rp .7.675.950.616 pada
31 Desember 2012 2g,2h,8 2.324.880.420 2.378.721.079
Aset Lain-lain 11,23 82.772.391.210 80.864.411.087
Jumlah Aset Tidak Lancar 332.137.971.082 312.673.358.525
LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan 31 Maret 2013 31 Desember 2012
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Hutang
Usaha 11a,23 274.693.945 1.458.446.937
Lain-lain 11b,23 17.766.361.318 21.761.277.650
Hutang Pajak 2n,12 1.470.195.068 3.256.108.456
Beban Masih Harus Dibayar 2m,13,23 67.259.412.213 71.105.260.907
Uang Muka Pelanggan 2k,14,23 347.999.055.779 357.180.098.441
Pendapatan diterima dimuka 2.630.589.057 1.822.645.115
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 437.400.307.380 456.583.837.506
Liabilitas Jangka Panjang
Uang Muka Pelanggan 2k,14,23 230.709.880.552 205.945.395.049
Liabilitas Imbalan Pascakerja 2l,15,19 4.112.353.000 4.112.353.000
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 234.822.233.552 210.057.748.049
Jumlah Liabilitas 672.222.540.932 666.641.585.555
EKUITAS
Modal Saham – Nilai Nominal Rp 500 per Saham
Modal Dasar – 240.000.000 saham
Modal Ditempatkan Dan Disetor Penuh -
101.538.000 saham pada 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012
1b,16
50.769.000.000 50.769.000.000
Saldo Laba
Telah ditentukan penggunaanya 300.000.000 300.000.000
Belum ditentukan penggunaanya 208.469.189.303 182.886.480.761
Jumlah Ekuitas 259.538.189.303 233.955.480.761
Catatan 31 Maret 2013 31 Maret 2012
PENDAPATAN 2k,17 70.237.854.058 61.009.506.538
BEBAN POKOK PENJUALAN 2k,18 (33.957.400.883 ) (26.635.058.917 )
LABA KOTOR 36.280.453.175 34.374.447.621
BEBAN USAHA
Beban Penjualan 2k,19 (7.343.104.064 ) (10.019.422.094 )
Beban Umum dan Administrasi 2k,19 (3.539.720.478 ) (3.850.081.939 )
Jumlah Beban Usaha (10.882.824.542 ) (13.869.504.033 )
LABA USAHA 25.397.628.633 20.504.943.588
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan Bunga 3.768.001.904 1.266.064.310
Pendapatan lainnya 702.495.401 363.442.613
Beban lain-lain (666.030.983 ) ─
Jumlah pendapatan lain-lain 3.804.466.322 1.629.506.923
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 29.202.094.955 22.134.450.511
Beban Pajak 2n (3.619.386.413 ) (3.124.524.678 )
LABA KOMPREHENSIF 25.582.708.542 19.009.925.833
Modal Saham
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas Telah ditentukan Belum ditentukan
penggunaannya penggunaannya
SALDO PER 31 DESEMBER 2011 50.769.000.000 200.000.000 122.471.833.868 173.440.833.868
Laba Periode Berjalan 19.009.925.833 19.009.925.833
SALDO PER 31 MARET 2012 50.769.000.000 200.000.000 141.481.759.701 192.450.759.701
SALDO PER 31 DESEMBER 2012 50.769.000.000 300.000.000 182.886.480.761 233.955.480.761
Laba Periode Berjalan 25.582.708.542 25.582.708.542
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini
31 Maret 2013 31 Maret 2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari Pelanggan 94.777.464.458 120.933.578.200
Pembayaran Tunai Selama Periode Berjalan :
Gaji dan Tunjangan Karyawan (2.106.882.486 ) (2.101.202.387 )
Beban Usaha (diluar Gaji dan Tunjangan Karyawan) (12.971.565.354 ) (6.871.815.211 )
Kontraktor, Pemasok dan Lainnya (79.419.368.131 ) (49.860.919.546 )
Pendapatan Bunga 3.768.001.904 1.266.064.310
Beban Pajak (13.047.727.528 ) (16.281.856.295 )
Pendapatan Lainnya – Bersih 2.602.620.911 2.435.005.131
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi (6.397.456.226 ) 49.518.854.202
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan Aset Tetap (67.931.850 ) (37.350.000 )
Penempatan Dana yang Dibatasi Penggunaannya (1.907.980.123 ) (7.358.776.200 )
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (1.975.911.973 ) (7.396.126.200 )
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN
SETARA KAS (8.373.368.199 ) 42.122.728.002
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 284.039.994.367 87.936.662.595
1. GAMBARAN UMUM a. Pendirian Perusahaan
PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 14 Mei 1991 berdasarkan akta notaris Haji Abdullah Ashal, S.H. No. 34 yang kemudian diubah dengan akta notaris Dorcas Latanna, S.H. No. 5 tanggal 7 Agustus 1998. Akta pendirian dan perubahannya tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam suratnya No. C-2288 HT.01.01.Th 99 tanggal 3 Februari 1999 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 44 tanggal 1 Juni 1999, Tambahan No. 3221. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Maria Josefina Grace Kawi Tandiari, S.H. No. 43 tanggal 22 Juni 2001, mengenai perubahan penunjukan komisaris dan direksi Perusahaan dari setiap lima tahun menjadi setiap tahun. Akta pendirian dan perubahannya tersebut telah diterima oleh Menteri Kehakiman dalam suratnya No.C-14317.HT.01.04.Th.2001 tanggal 27 November 2001.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang investasi dan pengembangan real estat dan properti.
Perusahaan berkedudukan di Makassar, Sulawesi Selatan dengan kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jalan Metro Tanjung Bunga Kav. 3-5.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 21 Juni 1997.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diselenggarakan pada tanggal 16 Juni 2000, yang dinyatakan dalam akta notaris Maria Josefina Grace Kawi Tandiari, S.H. No. 14 tanggal 16 Juni 2000, para pemegang saham menyetujui dan / atau mengesahkan, antara lain pencatatan saham pendiri sebanyak 66.000.000 saham dan penawaran saham maksimum sebanyak 35.538.000 saham baru Perusahaan kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta). Perubahan ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan dalam surat keputusannya No. C-18090 HT.01.04-TH. 2000 tanggal 16 Agustus 2000. Penerbitan saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia disetujui oleh PT Bursa Efek Indonesia dalam suratnya No. S-3523/BEJ.EEM/12-2000 tanggal 7 Desember 2000.
1. GAMBARAN UMUM (lanjutan)
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada
tanggal 05 April 2012 adalah sebagai berikut :
31 Maret 2013 31 Desember 2012
Presiden Komisaris : H. Achmad Amiruddin H. Achmad Amiruddin
Komisaris Independen : Poerwanto Pratiknjo Poerwanto Pratiknjo
Komisaris Independen : H. Masagoes Ismail Ning H. Masagoes Ismail Ning Komisaris Independen : Musyafir Kelana Arifin Numang Musyafir Kelana Arifin Numang Komisaris Independen : H.A.Muh. Anis Zakaria Kama H.A.Muh. Anis Zakaria Kama
Komisaris : H. Muh. Yusuf Sommeng H. Muh. Yusuf Sommeng
Komisaris : Tanri Abeng Tanri Abeng
Komisaris : Theo L. Sambuaga Theo L. Sambuaga
Komisaris : Ivan Setiawan Budiono Ivan Setiawan Budiono
Komisaris : Ketut Budi Wijaya Ketut Budi Wijaya
Presiden Direktur : H. Andi Anzhar Cakra Wijaya H. Andi Anzhar Cakra Wijaya
Direktur : Soeparmadi Soeparmadi
Direktur : Wahyu Tri Laksono Wahyu Tri Laksono
Direktur : Siek Citra Yohandra Siek Citra Yohandra
Direktur : Ninik Prajitno Ninik Prajitno
Direktur : David Iman Santosa David Iman Santosa
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 sebagai berikut :
31 Maret 2013 31 Desember 2012
Ketua : H. Masagoes Ismail Ning H. Masagoes Ismail Ning
Anggota : R.B. Hadibuwono R.B. Hadibuwono
Anggota : Tanjung Kartawitjaya Tanjung Kartawitjaya
Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 dijabat oleh Wahyu Tri Laksono.
Jumlah renumerasi yang dibayarkan kepada dewan komisaris dan direktur perusahaan masing- masing sebesar Rp. 486.245.551 untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2013 dan Rp. 2.156.049.358 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan mempekerjakan 48 karyawan tetap (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”) yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK) serta peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM – LK). Seperti yang diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011 dan 2012.
Laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2012 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
PSAK No. 1 (revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 dan 2012 seperti yang telah diungkapkan di atas.
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain, disusun dengan dasar akrual menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan adalah Rupiah.
b. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Efektif Januari 2012
Berikut ini adalah standar baru dan revisi atas PSAK dan ISAK yang efektif diterapkan mulai tahun buku 1 Januari 2012, yang relevan namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan:
PSAK
1. PSAK No. 16 (revisi 2011), Aset Tetap 2. PSAK No. 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja 3. PSAK No. 26 (revisi 2011), Biaya Pinjaman 4. PSAK No. 30 (revisi 2011), Sewa
5. PSAK No. 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan
6. PSAK No. 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian
7. PSAK No. 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran 8. PSAK No. 56 (revisi 2011), Laba per Saham
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2012 (lanjutan)
ISAK
1. ISAK No. 23, Sewa Operasi – Insentif 2. ISAK No. 25, Hak atas Tanah
Berikut ini adalah standar baru dan revisi atas PSAK dan ISAK yang efektif diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012 yang tidak relevan terhadap laporan keuangan:
PSAK
1. PSAK No. 10 (revisi 2010), Perubahan Pengaruh Kurs Valuta Asing 2. PSAK No. 13 (revisi 2011), Properti Investasi
3. PSAK No. 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 4. PSAK No. 28 (revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian
5. PSAK No. 33 (revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum
6. PSAK No. 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi
7. PSAK No. 36 (revisi 2011), Asuransi Kontrak Asuransi Jiwa 8. PSAK No. 45 (revisi 2011), Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba 9. PSAK No. 53 (revisi 2011), Pembayaran Berbasis Saham
10. PSAK No. 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah 11. PSAK No. 62, Kontrak Asuransi
12. PSAK No. 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
13. PSAK No. 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral ISAK
1. ISAK No. 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
2. ISAK No. 15, PSAK 24 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum, dan Interaksinya.
3. ISAK No. 16, Perjanjian Konsesi Jasa
4. ISAK No. 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktifitas Operasi
5. ISAK No. 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
6. ISAK No. 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Entitas atau Para Pemegang Sahamnya 7. ISAK No. 22, Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan
8. ISAK No. 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa 9. ISAK No. 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat.
PPSAK
1. PPSAK No. 7, Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat 2. PPSAK No. 8, Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian
3. PPSAK No. 9, Pencabutan ISAK 5: Interpretasi atas Par.14 PSAK 50 (1998) tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Setara Kas
Deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas utang atau pinjaman diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”
d. Cadangan Penurunan Nilai Piutang
Cadangan ditentukan berdasarkan kebijakan yang dijabarkan dalam Catatan 3b
e. Persediaan dan Tanah untuk Pengembangan
Persediaan terdiri dari lahan siap bangun, rumah hunian dan tanah yang siap untuk dijual atau dalam penyelesaian dan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara beban perolehan dan nilai realisasi bersih. Beban perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata (average method). Beban yang dikeluarkan sehubungan dengan pengerjaan, pengembangan, dan pematangan tanah, termasuk beban pendanaan atas pinjaman bank dan fasilitas kredit lainnya yang diperoleh untuk mendanai pembangunan proyek real estat, serta perolehan dan pengembangan tanah sampai dengan tahap penyelesaian dikapitalisasi sebagai bagian dari persediaan.
Tanah yang dimiliki Perusahaan untuk pengembangan di masa yang akan datang disajikan sebagai “Tanah untuk Pengembangan”. Nilai tercatat tanah tersebut akan direklasifikasi menjadi persediaan atau akun aset lainnya mana yang lebih tepat, pada saat dimulainya pengembangan.
f. Beban Dibayar Di Muka
Beban dibayar di muka diamortisasi sepanjang masa manfaat dengan metode garis lurus. Bagian tidak lancar dari beban dibayar di muka disajikan sebagai bagian dari “Aset Lain-lain” pada laporan posisi keuangan.
g. Aset Tetap
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (revisi 2011), “Aset Tetap”, yang berdampak pada pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kaitannya dengan aset tersebut.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat pemeliharaan dan perbaikan yang signifikan dilakukan, biaya tersebut diakui ke dalam nilai tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Apabila terdapat kewajiban untuk membongkar dan memindahkan aset tetap, maka beban yang terkait akan ditambahkan ke biaya perolehan aset tetap yang bersangkutan dan kewajiban atas biaya terkait tersebut diakui. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dibebankan langsung pada operasi tahun berjalan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Aset Tetap (lanjutan)
Seluruh aset tetap lainnya, kecuali tanah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 10-20
Peralatan, perlengkapan dan perabot kantor 3-5
Kendaraan 5
Efektif tanggal 1 Januari 2012 Perusahaan juga menerapkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 25 (2011), tentang “Hak atas Tanah”. Sesuai dengan ISAK tersebut, tanah, termasuk biaya pengurusan legal yang timbul pada awal pengurusan hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis tanah, periode mana yang lebih pendek.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan/diamortisasi.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasikan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan ke operasi periode berjalan pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap direviuw, dan jika perlu dilakukan penyesuaian, disesuaikan secara prospektif.
h. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan
PSAK No. 48 (revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
Pada setiap akhir periode pelaporan, perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan atas aset tersebut.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Transaksi Sewa
Penentuan apakah kontrak merupakan atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut.
Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi:
a. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada;
b. Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa;
c. Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau
d. Terdapat perubahan substansial atas aset yang disewa.
Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c, atau d dan pada tanggal pembaruan atau perpanjangan sewa pada skenario b.
Sewa Operasi
Sewa dimana Perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laporan laba rugi komprehensif periode barjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.
j. Kapitalisasi Biaya Pinjaman
Berdasarkan PSAK No. 26 (revisi 2011), “Biaya Pinjaman” yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2012, biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya pinjaman dapat meliputi beban bunga, beban keuangan dalam sewa pembiayaan yang diakui sesuai dengan PSAK No. 30 (revisi 2011) dan selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing sepanjang selisih kurs tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga.
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat dimulainya aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dimulai dan pemgeluaran untuk aset dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansial seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya. Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 tidak ada biaya pinjaman aset kualifikasian.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan lahan siap bangun, dan rumah hunian dan tanah diakui dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method), apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
1. Rumah hunian dan tanah
a. Pengikatan jual beli telah berlaku dan telah ditandatangani;
b. Harga jual akan tertagih, yang terlihat dari jumlah pembayaran yang diterima sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;
c. Tagihan penjual terhadap pembeli di masa yang akan datang bebas dari subordinasi;
d. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat pemilikan yang umum terdapat pada suatu transaksi penjualan kepada pembeli dan penjual tidak lagi terlibat secara signifikan atas properti tersebut. Dalam hal ini, pembangunan properti telah selesai dan siap untuk digunakan. 2. Lahan siap bangun (bila bangunan akan didirikan oleh pembeli)
a. Masa pengembalian uang muka telah lewat;
b. Pembeli telah membayar uang muka sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;
c. Harga jual akan tertagih, yang terlihat dari jumlah pembayaran yang diterima sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;
d. Tagihan penjual terhadap pembeli di masa yang akan datang bebas dari subordinasi;
e. Penjual tidak mempunyai liabilitas yang signifikan lagi untuk menyelesaikan pematangan lahan yang dijual, pembangunan fasilitas yang dijanjikan ataupun yang menjadi kewajiban dan beban penjual sesuai dengan perjanjian antara penjual dan pembeli.
Seluruh pembayaran yang diterima dari pelanggan disajikan sebagai “Uang Muka Pelanggan” sampai transaksi-transaksi tersebut memenuhi kriteria pengakuan pendapatan.
Beban pokok penjualan lahan siap bangun ditentukan berdasarkan beban perolehan tanah ditambah taksiran pengeluaran-pengeluaran lainnya untuk pengembangan dan pematangannya. Beban pokok penjualan rumah hunian mencakup beban aktual pengerjaan yang sudah dibayar dan taksiran beban yang masih akan dibayar untuk menyelesaikan pekerjaan. Taksiran beban untuk menyelesaikan pekerjaan disajikan dalam “Beban Masih harus Dibayar”.
Beban usaha diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
l. Imbalan Kerja
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja”, yang mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja, yang meliputi imbalan kerja jangka pendek (misalnya pembayaran cuti tahunan, pembayaran cuti sakit) dan imbalan kerja jangka panjang (misalnya cuti –berimbalan jangka panjang, imbalan kesehatan pascakerja). Perusahaan telah memilih “10% corridor method” untuk pengakuan keuntungan atau kerugian aktuaria. Perusahaan juga melakukan pengakuan kewajiban dan beban ketika pekerja telah memberikan layanan dan entitas mengkonsumsi manfaat ekonomi yang timbul dari layanan tersebut. Penerapan PSAK yang direvisi ini tidak mempunyai
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Instrumen Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (revisi 2011), “Instumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
PSAK No. 50 (revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan , dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.
PSAK No. 55 (revisi 2011) mengatur prinsip prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan. PSAK ini, antara lain menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen untuk posisi keuangan dan kinerja; beserta sifat dan tingkat yang timbul dari risiko keuangan Perusahaan yang terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko mereka.
Sebelum 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
i. Aset keuangan Pengakuan awal
Aset Keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga tanggal jatuh tempo atau aset keuangan tersedia untuk dijual atau mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.
Aset keuangan Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 mencakup kas dan setara kas, piutang usaha, aset keuangan lancar lainnya dan aset keuangan tidak lancar
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Instrumen Keuangan (lanjutan)
i. Aset keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini meliputi instrumen keuangan derivatif yang oleh Perusahaan tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai yang didefinisikan oleh PSAK No. 55 (revisi 2011) . derivatif termasuk derivatif melekat dipisahkan, juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Derivatif melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah apabila risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan erat dengan kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar. Derivatif melekat ini diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate).
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kas dan setara kas, piutang usaha, aset keuangan lancar lainnya dan aset keuangan tidak lancar lainnya milik Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 termasuk dalam kategori ini.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Instrumen Keuangan (lanjutan)
i. Aset keuangan (lanjutan)
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakui pada laporan laba rugi komprehensif ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
Perusahaan tidak mempunyai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal-tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012.
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.
Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: - Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20%
dan investasi jangka panjang lainnya dicatat pada biaya perolehannya.
- Investasi dalam modal saham yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat pada nilai wajar.
Perusahaan tidak mempunyai investasi yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual pada tanggal-tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012
ii. Liabilitas keuangan Pengakuan awal
Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (revisi 2011) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangannya pada saat pengakuan awal.
Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Instrumen Keuangan (lanjutan)
ii. Liabilitas keuangan (lanjutan)
Liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 mencakup utang usaha, utang lain-lain, uang jaminan pelanggan, beban masih harus dibayar dan liabilitas imbalan kerja jangka pendek.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran liabilitas keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi mencakup liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivtif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Laba atau rugi atas liabilitas dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Utang dan pinjaman
Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.
iii. Saling hapus instrumen keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Instrumen Keuangan (lanjutan)
iv. Nilai wajar instrumen keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir tahun pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.
Penyesuaian risiko kredit
Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit perusahaan terkait dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan.
v. Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan
Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
vi. Penurunan nilai aset keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi
Aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan, Perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemungkinan adanya insolvabilitas atau kesulitan keuangan signifikan yang dialami debitur dan kelalaian atau penundaan signifikan pembayaran.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Instrumen Keuangan (lanjutan)
vi. Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika suatu aset keuangan yang dikelompokkan sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang” memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.
Nilai teratat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan pada Perusahaan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui sebagai laba rugi.
Aset keuangan uang tersedia untuk dijual
Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut.
Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif – yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui sebagai laba rugi direklasifikasikan dari ekuitas ke laba rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak dihapuskan melalui laba rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas.
Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa mendatang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Penghasilan bunga yang masih harus dibayar tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Pendapatan Keuangan” dalam laporan laba rugi komprehensif.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Instrumen Keuangan (lanjutan)
vii. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan
Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau (2) Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu di antara (a) Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut. Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui sebagai laba rugi.
n. Pajak Penghasilan Badan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (revisi 2010), yang mensyaratkan Perusahaan untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan.
PSAK No. 46 (revisi 2010) juga mensyaratkan Perusahaan mencatat tambahan pajak penghasilan yang berasal dari periode lalu yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”), jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Penghasilan – Neto” dalam laporan laba rugi komprehensif.
Sebelum tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan mencatat tambahan pajak penghasilan yang berasal dari periode yang lalu yang ditetapkan dengan SKP, jika ada, dalam “Beban Operasi Lain” dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pajak penghasilan tidak final
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba untuk periode yang bersangkutan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer atas aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebakan atau dikreditkan pada operasi berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan SKP diakui sebagai pendapatan atau beban dalam operasi periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.
Pajak penghasilan final
Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut akuntansi, oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau liabilitas pajak tangguhan.
Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.
Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.
Perbedaan nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan final pada laporan laba rugi komprehensif diakui sebagai pajak yang dibayar di muka atau utang pajak.
o. Pelaporan Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Efektif 1 Januari 2011, PSAK No. 5 (revisi 2009) mensyaratkan identifikasi segmen operasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Perusahaan yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya segmen dan penilaian kinerja Perusahaan. Sebaliknya standar terdahulu mengharuskan Perusahaan untuk mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Pelaporan Segmen (lanjutan)
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
a) Yang terlibat dalam akitvitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
b) Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan kepada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c) Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing produk, yang mana serupa dengan segmen usaha yang dilaporkan pada periode-periode terdahulu.
Usaha Perusahaan dikelompokkan dalam dua kelompok usaha utama: Real Estat, Rekreasi dan Lainnya
p. Laba per Saham
Jumlah laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan yaitu 101.518.000 saham untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2013 dan
2012. .
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OELH MANAJEMEN
Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mensyaratkan manajemen untuk pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas serta pengungkapan liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Namun, ketidakpastian asumsi dan estimasi ini dapat menyebabkan hasil yang memerlukan penyesuaian material atas nilai tercatat aset atau liabilitas yang berdampak pada masa mendatang.
a. Pertimbangan
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, manajemen telah membuat pertimbangan-pertimbangan berikut ini, yang terpisah dari estimasi dan asumsi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang dicatat dalam laporan keuangan perusahaan:
• Penentuan mata uang fungsional
Mata uang fungsional dari entitas adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban.
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan) b. Estimasi dan Asumsi
Asumsi kunci mengenai masa depan dan sumber kunci lainnya untuk estimasi ketidakpastian pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan yang menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijabarkan sebagai berikut:
• Penentuan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan
Ketika nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi keuangan tidak dapat diambil dari pasar aktif, maka nilai wajarnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian termasuk model discounted cash flow. Masukan untuk model tersebut dapat diambil dari pasar yang dapat diobservasi, tetapi apabila hal ini tidak dimungkinkan, sebuah tingkat pertimbangan disyaratkan dalam menetapkan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup penggunaan masukan seperti risiko likuiditas, risiko kredit dan volatilitas. Perubahan dalam asumsi mengenai faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi nilai wajar dari instrumen keuangan yang dilaporkan.
• Estimasi masa manfaat aset tetap
Perusahaan mengestimasi masa manfaat dari aset tetap berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perusahaan terhadap praktek industri, evaluasi internal dan pengalaman untuk aset yang setara.
Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas. Jumlah dan saat beban dicatat setiap tahun akan terpengaruh oleh perubahan atas faktor-faktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap Perusahaan akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan aset tidak lancar yang dicatat.
• Realisasi dari aset pajak tangguhan
Perusahaan melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir periode pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan aset tersebut tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian aset pajak tangguhan tersebut.
Penelaahan Perusahaan atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang ditaksirkan untuk periode pelaporan berikutnya. Taksiran ini berdasarkan hasil pencapaian Perusahaan di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan) b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
• Estimasi cadangan untuk kerugian penurunan nilai atas piutang
Apabila terdapat bukti obyektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi atas piutang (piutang usaha dan lainnya), Perusahaan mengestimasi cadangan untuk kerugian penurunan nilai atas piutang yang secara khusus diidentifikasi ragu-ragu untuk ditagih. Tingkat cadangan ditelaah oleh manajemen dengan dasar faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat tertagihnya piutang tersebut. Dalam kasus ini Perusahaan menggunakan pertimbangan berdasarkan jangka waktu tidak tertagihnya piutang terhadap jumlah yang jatuh tempo untuk menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang.
• Estimasi imbalan kerja karyawan
Penentuan cadangan dan imbalan kerja karyawan dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut dijelaskan dalam Catatan 17 mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi perusahaan diakumulasi dan diamortisasi ke masa depan dan oleh karena itu, secara umum berdampak pada beban yang diakui dan liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang.
Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar, namun demikian, perbedaan signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah cadangan imbalan kerja karyawan.
• Estimasi penurunan nilai aset non-keuangan
Penelahaan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi perusahaan.
4. KAS DAN SETARA KAS
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2013 31 Desember 2012
Kas 19.500.000 19.500.000
Bank
Mata Uang Rupiah :
PT Bank Panin Tbk 13.935.145.723 18.319.316.504
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 5.166.791.342 1.621.048.798
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 4.603.150.495 9.014.963.149
PT Bank CIMB Niaga Tbk 3.746.993.914 1.185.052.419
PT Bank Permata Tbk 2.597.257.550 3.219.925.493
PT Bank Central Asia Tbk 1.123.207.920 1.696.605.138
PT Bank OCBC Tbk 568.281.634 567.653.655
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 298.228.409 681.289.368
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 89.756.969 66.943.404
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 117.062.401 57.937.479
32.245.876.357 36.430.735.407
Deposito Berjangka
Mata Uang Rupiah :
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 83.737.917.299 115.959.344.960
PT Bank CIMB Niaga Tbk 81.740.189.000 65.860.460.000
PT Bank Permata Tbk 53.011.865.512 38.832.276.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 16.452.900.000 16.202.900.000
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 6.495.800.000 8.900.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1.254.698.000 1.254.698.000
PT Bank Central Asia Tbk 707.880.000 580.080.000
243.401.249.811 247.589.758.960
Jumlah 275.666.626.168 284.039.994.367
Tingkat suku bunga dan jangka waktu yang berlaku untuk deposito berjangka adalah sebagai berikut: Rupiah
Tingkat Bunga : 4 % - 7%
5. PIUTANG USAHA
Akun ini merupakan piutang dari penjualan kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut :
31 Maret 2013 31 Desember 2012
Lahan siap bangun 6.432.370.845 10.466.303.563
Rumah hunian dan tanah 5.642.154.510 3.034.841.695
Jumlah 12.074.525.355 13.501.145.258
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (648.110.202 ) (648.110.202 )
Bersih 11.426.415.153 12.853.035.056
Rincian umur piutang usaha dihitung berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut :
31 Maret 2013 31 Desember 2012 Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
Belum jatuh tempo 8.203.394.558 67,94 9.972.939.967 73,87
> 1 bulan – 3 bulan 812.845.305 6,73 717.616.451 5,31
> 3 bulan – 6 bulan 413.131.328 3,42 813.789.502 6,03
> 6 bulan – 1 tahun 1.997.043.962 16,54 1.348.689.136 9,99
> 1 tahun 648.110.202 5,37 648.110.202 4,80
Jumlah 12.074.525.355 100,00 13.501.145.258 100,00
Berdasarkan hasil penelaahan atas keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode,
manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu sebesar masing-masing Rp 648.110.202 pada tanggal 31 Maret 2013 dan tanggal 31 Desember 2012 cukup untuk menutup
6. PERSEDIAAN
31 Maret 2013 31 Desember 2012
Persediaan terdiri dari :
Rumah hunian dan tanah 175.499.481.307 158.262.894.111
Lahan siap bangun 103.367.642.471 103.523.963.898
Jumlah 278.867.123.778 261.786.858.009
Rincian persediaan berdasarkan lokasi proyek di Makassar adalah sebagai berikut :
31 Maret 2013 31 Desember 2012
Ha Ha
Kelurahan Tanjung Merdeka 24,66 27,81
Kelurahan Barombong 32,38 32,38
Kelurahan Maccini Sombala 23,42 23,42
Desa Tamanyeleng 13,33 13,51
Kecamatan Mariso 13,59 13,59
107,38 110,71
Beban bunga dan beban pendanaan lainnya yang dikapitalisasi sebagai bagian dari persediaan sebesar Rp nil untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
7. TANAH UNTUK PENGEMBANGAN
31 Maret 2013 31 Desember 2012
Ha Ha
Kelurahan Tanjung Merdeka 58,3 58,3
Kelurahan Barombong 75,4 75,4
Kelurahan Maccini Sombala 33,3 33,3
Desa Tamanyeleng 20,2 20,2
Kecamatan Mariso 14,4 14,4
Desa Benteng Somba Opu 10,3 10,3
211,9 211,9
Beban bunga dan beban pendanaan lainnya dikapitalisasi pada tanah untuk pengembangan sebesar Rp nil untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
8. ASET TETAP
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut :
31 Maret 2013 Saldo
1 Jan 2013
Penambahan Pengurangan Saldo 31 Mar 2013
Biaya Perolehan
Pemilikan Langsung
Tanah 948.663.064 ─ ─ 948.663.064
Bangunan 4.612.608.001 ─ ─ 4.612.608.001
Peralatan dan perabot kantor 3.546.149.983 67.931.850 ─ 3.614.081.833
Kendaraan 947.250.647 ─ ─ 947.250.647
Jumlah Biaya Perolehan 10.054.671.695 67.931.850 ─ 10.122.603.545
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Bangunan 3.584.367.525 62.185.458 ─ 3.646.552.983
Peralatan dan perabot kantor 3.181.411.177 54.880.384 ─ 3.236.291.561
Kendaraan 910.171.914 4.706.667 ─ 914.878.581
Jumlah Akumulasi Penyusutan 7.675.950.616 121.772.509 ─ 7.797.723.125
Nilai Buku 2.378.721.079 2.324.880.420
31 Desember 2012 Saldo
1 Jan 2012
Penambahan Pengurangan Saldo 31 Des 2012 Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Tanah 948.663.064 ─ ─ 948.663.064 Bangunan 4.612.608.001 ─ ─ 4.612.608.001
Peralatan dan perabot kantor 3.413.651.983 132.498.000 ─ 3.546.149.983
Kendaraan 919.900.647 27.350.000 ─ 947.250.647
Jumlah Biaya Perolehan 9.894.823.695 159.848.000 ─ 10.054.671.695 Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Llangsung
Bangunan 3.327.923.191 256.444.334 ─ 3.584.367.525
Peralatan dan perabot kantor 2.947.926.365 233.484.812 ─ 3.181.411.177
Kendaraan 902.044.413 8.127.501 ─ 910.171.914
Jumlah Akumulasi Penyusutan 7.177.893.969 498.056.647 ─ 7.675.950.616
Nilai Buku 2.716.929.726 2.378.721.079
Beban penyusutan masing-masing sebesar Rp 121.772.509 dan Rp 498.056.648 dibebankan pada beban umum dan administrasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
8. ASET TETAP (lanjutan)
Aset tetap diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan
nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 3.720.000.000,- pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut cukup memadai
untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko tersebut.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat semua aset Perusahaan dapat terealisasi seluruhnya, oleh karena itu tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai aset.
9. ASET LAIN-LAIN
Akun ini terdiri:
31 Maret 2013 31 Desember 2012
Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya dan berjangka
waktu lebih dari 1 (satu) tahun :
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 55.356.297.452 54.518.949.017
PT Bank Permata Tbk 11.107.622.590 9.396.762.862
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 9.858.602.100 9.690.222.100
PT Bank Central Asia Tbk 3.743.838.473 3.871.638.473
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 812.510.887 805.380.355
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 461.669.708 700.608.280
PT Bank CIMB Niaga Tbk 200.000.000 380.000.000
81.540.541.210 79.363.561.087
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya dan berjangka
waktu lebih dari 1 (satu) tahun :
PT Bank Panin Tbk 1.231.850.000 1.500.850.000
1.231.850.000 1.500.850.000
Jumlah 82.772.391.210 80.864.411.087
10. PINJAMAN
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 3 dan No. 4 tanggal 24 Mei 2011, Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan plafond sebesar Rp 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah) berupa:
- KMK Non Revolving – Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu 24 bulan dan dikenakan suku bunga 11% per tahun .
- KMK Revolving – Rp 40.000.000.000 dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan suku bunga 11% per tahun .