• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Centrin Online Tbk dan Anak Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT Centrin Online Tbk dan Anak Perusahaan"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

(Tidak Diaudit) Serta Laporan Posisi Keuangan Pada Tanggal 31 Desember 2011 (Diaudit)

(2)

Halaman

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi 1a - 1b

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi 2a - 2b

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 3

Laporan Arus Kas Konsolidasi 4

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 5 - 70

********************** DAFTAR ISI

(3)

Kas dan setara kas 5 26,634,084,255 28,243,479,874

Investasi jangka pendek 6 15,558,234,701 12,825,409,558

Piutang usaha - bersih 7

Pihak berelasi 1,079,039,976 1,037,450,815

Piutang usaha pihak ketiga setelah cadangan penurunan nilai Rp 3.539.784.225 per 31 Maret 2012 dan

Rp 3.783.292.476 per 31 Desember 2011 8,418,594,237 9,969,401,724

Piutang lain-lain

Pihak berelasi 8 932,348,610 938,593,525

Pihak ketiga 42,500,000 142,545,000

Persediaan 9 242,727,284 245,601,709

Biaya dibayar di muka 10 735,634,232 650,760,189

Pajak dibayar dimuka 19a 17,087,654 20,824,232

Uang muka pembelian

Pihak Ketiga 11 13,753,638,327 11,440,925,747

Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual 4 -

-JUMLAH ASET LANCAR 67,413,889,277 65,514,992,372

ASET TIDAK LANCAR

Biaya sewa dibayar dimuka-tidak lancar -

-Investasi pada entitas asosiasi 12 5,041,256,310 5,040,856,244

Investasi jangka panjang 13 150,000,000 150,000,000

Piutang lain-lain pihak berelasi 8 168,847,020 152,533,245

Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 111.349.915.267 per 31 Maret 2012 dan

Rp 109.535.513.092 per 31 Desember 2011 14 9,617,713,688 9,388,408,009

Goodwill 15 15,436,970,258 15,436,970,258

Aset tidak lancar lainnya 16 7,240,726,690 7,122,834,796

Aset pajak tangguhan - bersih 2,662,755,516 2,609,588,486

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 40,318,269,482 39,901,191,038

JUMLAH ASET 107,732,158,759 105,416,183,409

Catatan atas Laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 1a

(4)

-Liabilitas Jangka Pendek Cerukan 18 5,171,243 4,547,602 Hutang usaha Pihak berelasi 17 977,570,546 741,074,100 Pihak ketiga 5,087,005,140 5,201,152,259 Hutang Lain-lain Pihak ketiga 20 513,117,494 562,176,800

Biaya yang masih harus dibayar 21 1,444,782,807 1,394,374,934

Hutang sewa pembiayaan yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun -

-Hutang pajak 19b 1,236,282,586 1,177,983,592

Liabilitas yang secara langsung berhubungan dengan

aset yg diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual 4 -

-JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 9,263,929,817 9,081,309,288

Liabilitas Jangka Panjang

Estimasi imbalan kerja karyawan 22 6,007,275,660 6,007,275,660

Liabilitas pajak tangguhan 19f 11,737,386 11,737,386

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 6,019,013,047 6,019,013,047

JUMLAH LIABILITAS 15,282,942,863 15,100,322,335

EKUITAS

Modal saham, nilai nominal Rp 100 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 575.112.500

pada tahun 2012 dan 2011 23 57,511,250,000 57,511,250,000

Tambahan modal disetor 24 1,170,864,614 1,170,864,614

Treasury Stock 25 (1,459,694,450) (1,459,694,450)

Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 1,500,000,000 1,500,000,000

Belum ditentukan penggunaannya 31,577,729,855 29,153,915,633

Komponen ekuitas lainnya 2b (1,384,973,741) (1,222,560,044)

Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada

pemilik induk 88,915,176,279 86,653,775,753

Kepentingan non-pengendali 2b 3,534,039,617 3,662,085,323

JUMLAH EKUITAS 92,449,215,896 90,315,861,076

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 107,732,158,759 105,416,183,411

Catatan atas Laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 1b

(5)

-BEBAN POKOK PENDAPATAN 28 6,889,649,616 6,681,922,374

LABA BRUTO 8,860,896,594 8,657,089,387

BEBAN USAHA

Beban Penjualan 29 811,060,129 922,234,635

Beban umum dan administrasi 30 7,341,599,604 7,495,397,105

JUMLAH BEBAN USAHA 8,152,659,733 8,417,631,740

LABA (RUGI) USAHA 708,236,861 239,457,647

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

(Kerugian) Keuntungan invetasi jangka pendek 33 948,327,530 75,330,974

Pendapatan bunga 34 280,871,401 233,956,306

Beban keuangan (46,353,193) (76,586,794)

Laba (Rugi) selisih kurs 31 471,593,363 (250,847,230)

Lain-lain bersih 89,761,232 42,439,757

JUMLAH PENDAPATAN LAIN-LAIN BERSIH 1,744,200,333 24,293,013

BAGIAN RUGI BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI 400,067 (250,004)

LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2,452,837,260 263,500,656

Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Badan 19c

Tahun Berjalan (210,235,768) (78,904,106)

Tangguhan 53,167,030 123,936,361

Jumlah Manfaat (Beban) pajak penghasilan badan (157,068,738) 45,032,255

LABA NETO TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN 2,295,768,522 308,532,911

OPERASI YANG DIHENTIKAN

Laba (Rugi) Neto Tahun Berjalan dari Operasi yang Dihentikan 4 - (1,976,229,216)

Jumlah Laba Neto Tahun Berjalan dari Operasi yang Dihentikan - (1,976,229,216)

(RUGI) LABA NETO TAHUN BERJALAN 2,295,768,522 (1,667,696,304)

Laba Komprehensif Lain

Selisih kurs karena penjabaran Laporan Keuangan (162,413,697) (67,042,021) Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan 2,133,354,825 (1,734,738,325)

Catatan atas Laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 2a

(6)

-Kepentingan non-pengendali 2,b (128,045,706) (1,005,423,406)

Laba Neto tahun berjalan 2,295,768,517 (1,667,696,304)

Jumlah laba komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilk entitas induk 2,261,400,525 (729,314,919)

Kepentingan non-pengendali 2,b (128,045,706) (1,005,423,406)

Jumlah laba komprehensif tahun berjalan 2,133,354,820 (1,734,738,325)

LABA NETO PER SAHAM (dalam rupiah penuh)

Yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk 35 4 (3)

Dasar dan dilusian

LABA NETO PER SAHAM DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN (dalam rupiah penuh)

Yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk 4 1

Dasar dan Dilusian

SAHAM DASAR 570,793,500 570,793,500

Catatan atas Laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 2b

(7)

-Laba neto tahun berjalan - - 1,522,311,634 - - - 1,522,311,634 (1,534,045,616) (11,733,983)

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan - - - - 168,499,239 - 168,499,239 - 168,499,239

Jumlah laba komprehensif - - 1,522,311,634 - 168,499,239 - 1,690,810,873 (1,534,045,616) 156,765,257

Pencadangan umum - - (50,000,000) 50,000,000 - - - -

-Penjualan operasi yang dihentikan - - - - (945,158,422) (945,158,422)

Deviden - - (570,793,500) - - - (570,793,500) - (570,793,500)

Saldo 31 Desember 2011 57,511,250,000 1,170,864,614 29,153,915,633 1,500,000,000 (1,222,560,044) (1,459,694,450) 86,653,775,753 3,662,085,323 90,315,861,076 Saldo per 1 Januari 2012 57,511,250,000 1,170,864,614 29,153,915,633 1,500,000,000 (1,222,560,044) (1,459,694,450) 86,653,775,753 3,662,085,323 90,315,861,076

Laba neto tahun berjalan - - 2,423,814,223 - - - 2,423,814,223 (128,045,706) 2,295,768,517

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan - - - - (162,413,697) - (162,413,697) - (162,413,697)

Pencadangan umum - - -

-Deviden - - -

-Total (Rugi) Laba Komprehensif - - 2,423,814,223 - (162,413,697) - 2,261,400,525 (128,045,706) 2,133,354,820 Saldo 31 Maret 2012 57,511,250,000 1,170,864,614 31,577,729,855 1,500,000,000 (1,384,973,741) (1,459,694,450) 88,915,176,278 3,534,039,617 92,449,215,896

Catatan atas Laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

(8)

-Penambahan kas dari pelanggan 16,960,506,890 17,993,339,794

Pembayaran kas kepada pemasok (9,056,368,956) (10,289,589,151)

Pembayaran beban operasi (2,697,490,393) (1,607,832,528)

Pembayaran kepada karyawan (3,518,663,781) (3,364,298,754)

Pembayaran pajak - (41,067,201)

Penerimaan penghasilan bunga 280,871,401 233,956,306

Kas diperoleh dari aktivitas operasi 1,968,855,161 2,924,508,466

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap 14 (1,850,028,525) (723,817,107)

Penjualan aset tetap 32 50,000 50,000,000

Penambahan investasi jangka pendek (1,700,000,000) (2,575,065,284)

Penambahan uang jaminan (28,895,894) (85,143,997)

Kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi (3,578,874,419) (3,334,026,388)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran hutang sewa pembiayaan - (41,549,331)

Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan - (41,549,331)

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (1,610,019,258) (451,067,253)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 28,238,932,271 33,896,326,133

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 26,628,913,013 33,445,258,880

SALDO CERUKAN 18 5,171,243 4,479,691

KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 3 26,634,084,256 33,449,738,571

Catatan atas Laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 4

(9)

-5

PT Centrin Online Tbk ("Perusahaan") dahulu bernama PT Centrindo Utama didirikan berdasarkan Akta Notaris Nanny Sukarja, S.H., No. 33 tanggal 11 Februari 1987 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri

Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-10781.HT.01.01.TH’88 tanggal 26 Nopember 1988, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.14 Tambahan No. 1084

tanggal 16 Februari 2001.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Kirana Ivyminerva, S.H., LL.M., No. 15 tanggal 21 Juli 2008 berupa penyesuaian anggaran dasar perusahaan terhadap Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-59171.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 5 September 2008 diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86 Tambahan No. 21227 tanggal 24 Oktober 2008.

Pada tanggal 15 Februari 2001, Perusahaan mendapat persetujuan dan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri melalui Surat Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri No. 16/I/PMDN/2001 dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Perusahaan bergerak di bidang usaha jasa telekomunikasi, multimedia, internet service provider dan portal. Pada tanggal 16 Agustus 2002, Perusahaan mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen Perhubungan untuk melakukan perjanjian kerja sama dengan PT Telekomunikasi

Indonesia Tbk. Perusahaan melakukan perjanjian kerjasama penyelenggaraan jasa VoIP dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan No. PKS.69/HK810/PROVP-00/2002 tanggal 22 Oktober 2002

dengan kode akses 17017.

Perusahaan telah memiliki 9 (sembilan) kantor cabang yaitu Bandung, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Pontianak, Bogor, Batam dan Yogyakarta. Pada tahun 2010, Perusahaan telah menghentikan operasi kantor cabang Batam dan Bogor.

Penawaran Umum Efek Perusahaan

Perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana sahamnya kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 (seratus juta) lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 125

per saham dan mulai efektif berdasarkan surat keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No.S-2585/PM/2001 tanggal 12 Oktober 2001.

Pencatatan saham dilakukan pada tanggal 1 Nopember 2001 pada papan pengembangan di Bursa Efek Jakarta sebanyak 100.000.000 (seratus juta) lembar saham biasa atas nama dengan nominal Rp 100 per saham yang berasal dari penawaran umum dan 450.000.000 (empat ratus lima puluh juta) lembar saham biasa atas nama pemegang saham lama dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Bersamaan dengan pencatatan saham tersebut, dicatatkan pula sebanyak 40.000.000 (empat puluh juta) waran seri I. Saham dan waran seri I dari penawaran umum diperdagangkan dengan kode perdagangan CENT dan Cent-W.

(10)

6

Penawaran Umum Efek Perusahaan (lanjutan)

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan memiliki Anak perusahaan dengan kepemilikan hak suara langsung lebih dari 50% dengan rincian sebagai berikut :

Mulai

Nama Anak Domisili Kegiatan Usaha Beroperasi Persentase Jumlah Aset Sebelum

Perusahaan Secara Kepemilikan Eliminasi

Komersial 31 Maret 2012 31 Desember 2011 31 Maret 2012 31 Desember 2011 PT Centrin Nuansa

Teknologi (“CNT”) Indonesia Jasa telekomunikasi 2003 99,00% 99,00% 585.260.518 648.722.388

Centrin Technology

Pte., Ltd. (“CT”) Singapura Jasa telekomunikasi 2003 100,00% 100,00% 8.213.517 8.570.120

Centrin British Communication Ltd. Virgin

(“CCom”) Island Jasa telekomunikasi 2003 100,00% 100,00% 18.531.693.595 17.378.395.351

PT Khasanah Timur Indonesia (“KTI”)

Indonesia Penyelenggara jasa internet

1997 51,00% 51,00% 19.392.492.138 18.979.795.238

PT Centrin Teknologi Perdagangan alat- Indonesia (“CTI”) Indonesia alat multimedia,

computer, telepon selular beserta

Aksesorisnya Dec 2010 - - - -

Susunan dewan komisaris, direksi dan karyawan

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, susunan Dewan Direksi Perusahaan dan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

31 Maret 2012 31 Desember 2011

Presiden Komisaris : Guntur Soaloan Siboro Guntur Soaloan Siboro Komisaris : Eddy Wikundono Santoso Eddy Wikundono Santoso

Komisaris : Andy Oey Andy Oey

Komisaris : Titin Tarwini Titin Tarwini

Presiden Direktur : Ismail Hirawan Ismail Hirawan

Direktur : Sun Jen Tjin Sun Jen Tjin

Direktur : Sony Sunjaya Sony Sunjaya

(11)

7

Susunan dewan komisaris, direksi dan karyawan (lanjutan)

Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :

31 Maret 2012 31 Desember 2011

Ketua : Guntur Soaloan Siboro Guntur Soaloan Siboro

Anggota : Yayan Mulyana Yayan Mulyana

Anggota : Wandy Sumarli Wandy Sumarli

Pembentukan komite audit Perusahaan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.1.5. Sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah Janti Kosasih.

Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki jumlah karyawan tetap sebanyak 200 orang.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Pernyataan Kepatuhan

Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang dipergunakan oleh Perusahaan disusun berdasarkan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, yang telah diperbaharui dengan Surat Edaran BAPEPAM No. 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” dan perubahannya No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010.

Laporan keuangan Anak perusahaan, Centrin Technology Pte., Ltd., Singapura disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Singapura. Untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan Anak perusahaan tersebut telah terlebih dahulu disesuaikan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas, disusun dengan dasar akrual dan berdasarkan konsep biaya nilai historis, yang telah dimodifikasi berdasarkan kebijakan akuntansi seperti yang dijelaskan pada kebijakan masing-masing akun untuk disajikan berdasarkan nilai wajar.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung, dimana arus kas diklasifikasikan menjadi aktivitas usaha, investasi dan pendanaan.

(12)

8

b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi (lanjutan)

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Seluruh angka dalam laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:

- Penerapan kebijakan akuntansi,

- Jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan,

- Jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut di revisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.

Secara khusus, informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan dijelaskan dalam Catatan 3.

c. Ikhtisar Perubahaan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK revisi di bawah ini yang diterapkan baik secara prospektif maupun restrospektif.

PSAK no.1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”

PSAK ini mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, ketidakpastian sumber estimasi dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, pernyataan kepatuhan dan pengenalan laporan laba rugi komprehensif yang dapat disajikan dalam bentuk laporan tunggal ataupun dua laporan yang saling berhubungan (two linked statements).

(13)

9

c. Ikhtisar Perubahaan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan)

PSAK no.1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” (lanjutan)

Penerapan PSAK ini menimbulkan efek terhadap laporan keuangan konsolidasian sebagai berikut : - Penerapan bentuk laporan tunggal untuk laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

- Perubahan sejumlah istilah akuntansi yang digunakan, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, seperti “Hak Minoritas” menjadi “ Kepentingan Nonpengendali” (atau “KNP”).

- Pengungkapan yang lebih rinci mengenai ketidakpastian sumber estimasi dan tambahan pengungkapan mengenai pengelolaan modal dan pernyataan kepatuhan.

- Penyajian posisi keuangan awal periode komparatif karena adanya reklasifikasi atas penyajian di antara liabilitas dan ekuitas menjadi bagian dari ekuitas sesuai dengan ketentuan dari PSAK ini dan PSAK No.4 (Revisi 2009). Ketentuan ini menyebabkan disajikan posisi keuangan konsolidasi tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009.

PSAK No.2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”

PSAK ini memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.

PSAK No.3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan Interim”

PSAK ini menentukan isi minimum laporan keuangan interim serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk periode interim.

PSAK No.4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”

PSAK ini mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan akuntansi untuk investasi pada entitas-entitas anak, pengedalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

PSAK ini diterapkan secara retrospektif kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif : i. Rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali;

ii. Kehilangan pengendalian pada entitas anak;

iii. Perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; iv. Hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan

(14)

10

c. Ikhtisar Perubahaan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan)

PSAK No.4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”

(lanjutan)

Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi pada (a) biaya perolehan atau (b) sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006). “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”.

Penerapan PSAK ini menimbulkan efek terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan sebagai berikut :

- Perubahan istilah akuntansi untuk Kepentingan Nonpengendali dan penyajiannya dalam laporan posisi keuangan sebagaimana yang dijelaskan dalam PSAK No. 1 (Revisi 2009) diatas.

- Perubahan signifikasi adalah dalam penyajian laporan keuangan tersendiri (Perusahaan atau Entitas Induk) sebagai informasi tambahan dan mencatat investasi pada Entitas Anak dengan menggunakan metode harga perolehan (sebelumnya dicatat dengan metode ekuitas). Hal ini menyebabkan disajikannya kembali laporan keuangan tersendiri untuk memenuhi ketentuan standar ini.

PSAK No.5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”

Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

PSAK No.7 (Revisi 2010) “Pihak-Pihak Berelasi”

PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual.

Penerapan PSAK revisi ini menimbulkan perubahan berikut:

- Perubahan istilah akuntansi dari “Pihak Hubungan Istimewa” menjadi “Pihak Berelasi”.

PSAK No.8 (Revisi 2010) “Peristiwa Setelah Periode Laporan”

PSAK ini menentukan kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode pelaporan, dan pengungkapan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan. Mensyaratkan bahwa entitas tidak boleh menyusun laporan keuangan atas dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan bahwa penerapan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat.

(15)

11

c. Ikhtisar Perubahaan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan)

PSAK No. 10 (Revisi 2010) ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”

PSAK ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.

PSAK No.15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi”

PSAK ini akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK No.15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK No. 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.

PSAK No.19 (Revisi 2010) “Aset Tak Berwujud”

PSAK ini menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain. Mensyaratkan untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu dipenuhi, dan juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tak berwujud dan pengungkapan yang berhubungan.

PSAK No.22 (Revisi 2010) “Kombinasi Bisnis”

PSAK ini menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya. PSAK ini berlaku bagi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal tahun/periode buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.

Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011, entitas: - menghentikan amortisasi goodwill;

- mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait dengan akumulasi amortisasi sehubungan penurunan goodwill; dan

- melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset” (Catatan 2m).

Penerapan PSAK ini menimbulkan efek terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Anak perusahaan sebagai berikut :

- Menghentikan amortisasi atas nilai tercatat goodwill yang timbul dari akuisisi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelum tanggal 1 Januari 2011 (Catatan 2n).

(16)

12

c. Ikhtisar Perubahaan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan)

PSAK No.23 (Revisi 2010) “Pendapatan”

PSAK ini mengidentifikasikan keadaan saat kriteria mengenai pengakuan pendapatan akan terpenuhi, sehingga pendapatan akan diakui. Mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.

PSAK No. 24 (Revisi 2010) ”Imbalan Kerja”

PSAK ini menetapkan akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.

PSAK No.25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi”

Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.

PSAK No. 46 (Revisi 2010) ”Akuntansi Pajak Penghasilan”

Mengatur perlakuan akuntansi pajak penghasilan ke akun atas konsekuensi pajak kini dan masa depan pemulihan masa depan (penyelesaian) dari jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui di laporan posisi keuangan dan transaksi dan peristiwa lain periode berjalan yang diakui dalam laporan keuangan.

PSAK No.48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”

PSAK ini menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.

PSAK No. 50 (Revisi 2010) ”Instrumen Keuangan: Penyajian”

PSAK ini menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.

PSAK No.57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontinjensi”

PSAK No. 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.

(17)

13

c. Ikhtisar Perubahaan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan)

PSAK No.58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”

PSAK ini bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.

Aset tidak lancar dan kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual diukur pada nilai terendah antara nilai tercatat aset dan nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual. Aset tidak lancar dan kelompok lepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual jika nilai tercatatnya akan dipulihkan melalui penjualan daripada melalui penggunaan aset berkelanjutan. Kondisi ini dianggap terpenuhi hanya jika transaksi penjualan dianggap sangat mungkin terjadi dan aset atau kelompok lepasan tersedia untuk segera dijual dalam kondisi sekarang. Manajemen harus berkomitmen untuk penjualan tersebut, yang diharapkan akan diakui sebagai penjualan dalam jangka waktu satu tahun sejak tanggal pengklasifikasian. Dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk periode pelaporan, dan juga untuk periode komparatif tahun sebelumnya, pendapatan dan beban dari operasi yang dihentikan dilaporkan terpisah dari pendapatan dan beban dari operasi yang dilanjutkan sampai kepada laba setelah pajak, walaupun dalam kondisi Kelompok Usaha masih memiliki bagian sebagai nonpengendali dalam entitas anak tersebut setelah penjualan. Aset tetap dan aset tak berwujud pada saat diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual tidak didepresiasi atau diamortisasi.

PSAK No. 60 ”Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

PSAK ini mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi pentingnya instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja, dan sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang entitas yang terkena selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana perusahaan mengelola risiko.

PSAK revisi lainnya yang efektif berlaku tanggal 1 Januari 2011

Penerapan PSAK revisi lainnya yang tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

(18)

14

d. Prinsip Konsolidasi

a. Entitas Anak Perusahaan

Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) dimana Perusahaan/ Grup Perusahaan memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara.

Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Perusahaan mengendalikan entitas lain. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal pengendalian dialihkan kepada Perusahaan dan entitas anak tidak dikonsolidasikan sejak tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian.

Perusahaan menggunakan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang muncul dari kesepakatan imbalan kontinjensi. Biaya terkait akuisisi dibebankan pada saat terjadinya. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Untuk setiap akuisisi, Perusahaan mengakui kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi baik sebesar nilai wajar atau sebesar bagian proposional kepentingan nonpengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi.

Selisih lebih imbalan yang dialihkan, jumlah kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi serta nilai wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi atas nilai wajar aset teridentifikasi yang diakuisisi dicatat sebagai goodwill. Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset neto entitas yang diakuisisi dalam kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung dalam laporan laba rugi komprehensif.

Transaksi, saldo, dan keuntungan antar entitas dalam Perusahaan yang belum direalisasi telah dieliminasi. Kerugian yang belum terealisasi juga dieliminasi. Kebijakan akuntansi entitas anak diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntansi yang diadopsi oleh Perusahaan.

Ketika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, kepentingan yang masih tersisa atas entitas diukur kembali berdasarkan nilai wajarnnya, dan perubahan nilai tercatat diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Nilai wajar adalah nilai tercatat awal untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Disamping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seoleh-olah Perusahaan telah melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain direklasifikasi pada laporan laba rugi komprehensif.

(19)

15

d. Prinsip Konsolidasi (lanjutan)

b. Transaksi dengan Kepentingan Nonpengendali

Perusahaan melakukan transaksi dengan kepentingan nonpengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas Perusahaan. Untuk pembelian dari kepentingan nonpengendali, selisih antara imbalan yang dibayarkan dan bagian yang diakuisisi atas nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan dan kerugian pelepasan kepentingan nonpengendali juga dicatat pada ekuitas. c. Entitas Asosiasi

Entitas asosiasi adalah seluruh entitas dimana Perusahaan memiliki pengaruh signifikan namun bukan pengendalian, biasanya melalui kepemilikan hak suara antara 20% sampai 50%. Investasi entitas asosiasi dicatat dengan metode ekuitas dan diakui awalnya sebesar harga perolehan. Di dalam investasi Perusahaan atas entitas asosiasi termasuk goodwill yang diidentifikasi ketika akuisisi dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai.

Bagian Perusahaan atas laba atau rugi entitas asosiasi setelah akuisisi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan bagian atas mutasi pendapatan komprehensif lainnya setelah akuisisi diakui di dalam pendapatan komprehensif lainnya. Mutasi pendapatan komprehensif lainnya setelah akuisisi disesuaikan terhadap nilai tercatat investasinya. Jika bagian Perusahaan atas kerugian entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka Perusahaan menghentikan pengakuannya atas bagian kerugian entitas asosiasi tersebut, kecuali Perusahaan memiliki liabilitas atau melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi.

Keuntungan dan kerugian dilusian yang timbul dari investasi entitas asosiasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Keuntungan yang belum direalisasi atas transaksi antara Perusahaan dan entitas asosiasi dieliminasi sebesar kepentingan Perusahaan pada entitas asosiasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali transaksi tersebut memberikan bukti penurunan nilai aset yang ditransfer. Kebijakan akuntansi entitas asosiasi disesuaikan jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan yang diterapkan Perusahaan.

(20)

16

e. Kombinasi Bisnis

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”. Pengaruh terkait terhadap laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha diringkas pada Catatan 2c di atas.

Sejak Tanggal 1 Januari 2011

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban administrasi.

Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan sebagai laba rugi.

Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui sebagai laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui sebagai laba rugi.

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari perusahaan yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

(21)

17

e. Kombinasi Bisnis (lanjutan)

Sebelum Tanggal 1 Januari 2011

Sebagai perbandingan dengan persyaratan¬persyaratan tersebut di atas, kebijakan akuntansi atas kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011 adalah sebagai berikut:

i. Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga perolehan akuisisi. KNP diukur berdasarkan proporsi atas nilai tercatat aset neto teridentifikasi;

ii. Kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang terpisah. Tambahan kepemilikan saham tidak mempengaruhi goodwill yang telah diakui sebelumnya;

iii. Ketika Perusahaan mengakuisisi sebuah bisnis, derivatif melekat yang dipisahkan dari kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi tidak diukur kembali pada saat akusisi, kecuali kombinasi bisnis menyebabkan perubahan syarat-syarat kontrak yang secara signifikan merubah arus kas yang semula disyaratkan dalam kontrak;

iv. Imbalan kontijensi diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan mempunyai liabilitas saat ini, yaitu kemungkinan besar atas arus ekonomis keluar, yang dapat secara memadai diestimasi. Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap imbalan kontijensi diakui sebagai bagian dari goodwill.

f. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan.

Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasi, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi perbankan pada tanggal tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut :

31 Maret 2012 31 Desember 2011

1 Dolar Amerika Serikat ($AS1) 9.180 9.068

1 Dolar Singapura (SGD1) 7.309 6.974

1 Dolar Hongkong (HKD1) 1.182 1.167

g. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijadikan sebagai jaminan pinjaman serta tanpa pembatasan penggunaan.

(22)

18

h. Transaksi Dengan Pihak-Pihak Berelasi

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi dicatat dan diungkapan sesuai dengan PSAK No.7 ( Revisi 2010 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”).

Transaksi yang signifikasi dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapan dalam catatan laporan keuangan konsolidasi.

i. Cadangan Penurunan Nilai

Cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya aset keuangan. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Cadangan yang dibentuk (jika ada) adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun pinjaman yang diberikan dan piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.

j. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto (the lower of cost net realizable value). Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa setelah dikurangi dengan biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Perusahaan menentukan biaya perolehan dengan metode masuk pertama keluar pertama (first-in first-out method).

Cadangan untuk persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir tahun.

(23)

19

k. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka dibebankan pada operasi selama masa manfaat masing-masing biaya.

l. Aset Tetap

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :

Jenis aset tetap Masa manfaat

Bangunan 20 tahun

Perlengkapan internet 5 tahun

Kendaraan 5-8 tahun

Investasi kantor 4-10 tahun

Peralatan kabelnet 5 tahun

Hak atas tanah dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan keuangan pada saat terjadinya pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di telaah kembali, dan jika diperlukan, disesuaikan secara prospektif pada masing-masing tahun.

m. Penurunan Nilai Aset

Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengidentifikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali.

(24)

20

m. Penurunan Nilai Aset (lanjutan)

Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi diantara harga jual neto atau nilai pakai aset. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.

n. Goodwill

Goodwill merupakan selisih lebih yang timbul antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset neto entitas yang diakuisisi pada tanggal akuisisi.

Sebelum 1 Januari 2011, goodwill diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 15 (lima belas) tahun dan dibeban dalam laporan laba rugi komprehensif.

Efektif 1 Januari 2011, goodwill tidak lagi diamortisasi, namun diuji penurunan nilainya setiap tahun dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas goodwill tidak dapat dipulihkan. Keuntungan dan kerugian pelepasan entitas mencakup jumlah tercatat goodwill yang terkait dengan entitas yang dijual. Goodwill dialokasikan pada unit penghasil kas dalam rangka menguji penurunan nilai. Alokasi ini dibuat untuk unit penghasil kas yang diharapkan mendapat manfaat dari kombinasi bisnis dimana goodwill tersebut timbul.

o. Sewa

Perusahaan dan Anak perusahaan membukukan aktifitas sewa mereka sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasional. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Perusahaan sebagai lessee

i. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa.

(25)

21

o. Sewa (lanjutan)

Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

ii. Dalam sewa operasi, Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

p. Estimasi Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan

Perusahaan mencatat estimasi liabilitas imbalan kerja karyawan tanpa pendanaan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“Undang - Undang-undang”) dan diakui sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja Karyawan”.

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi liabilitas untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria neto yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul pada saat program imbalan pasti diperkenalkan pertama kali atau terjadi perubahan imbalan terhutang atas program imbalan yang ada, akan diamortisasi sampai imbalan tersebut menjadi hak pekerja (vested).

q. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan estimasi laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku untuk setiap Perusahaan sebagai badan hukum yang berdiri sendiri.

Kecuali untuk usaha yang atas pendapatannya telah dikenakan pajak final, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

(26)

22

q. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Perbedaan jumlah tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasi. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

r. Modal Saham Yang Diperoleh Kembali

Modal saham yang diperoleh kembali, yang direncanakan untuk diterbitkan kembali dan/atau dijual kembali pada masa yang akan datang, dicatat sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai pengurang modal saham di bagian Ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasi. Selisih lebih penerimaan dari penjualan modal saham yang diperoleh kembali di masa yang akan datang atas biaya perolehan atau sebaliknya, akan diperhitungkan sebagai penambah atau pengurang akun agio saham.

s. Tambahan Modal Disetor, Neto

Tambahan modal disetor, neto merupakan selisih antara harga penawaran dari hasil penawaran umum perdana saham Perusahaan dengan nilai nominal saham, setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum perdana saham tersebut.

t. Pengakuan Pendapatan Dan Beban

Pendapatan jasa internet dapat berupa pendapatan registrasi (pendaftaran), abonemen dan jasa pemakaian internet (tarif dikali jam pemakaian) yang dihitung setiap bulan untuk setiap pelanggan dari billing statement yang dikirimkan. Pendapatan dari barang dagang diakui pada saat barang diserahkan dan risiko serta hak kepemilikan berpindah kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

u. Laba Neto Per Saham Dasar

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun bersangkutan.

(27)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

v. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian.

Efektif 1 Januari 2011, PSAK No. 5 (Revisi 2009) tentang “ Segmen Operasi”, mensyaratkan identifikasi segmen operasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Perusahaan yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan penilaian kinerja Perusahaan. Sebaliknya standar terdahulu mengharuskan Perusahaan untuk mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan geografis) menggunkanan pendekatan risiko dan pengembalian.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b. Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh peng ambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c. Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen sebagai berikut :

1. Segmen usaha (primer), dimana kegiatan usaha perusahaan dan entitas anak perusahaan dibagi berdasarkan produknya.

2. Segmen geografis (sekunder), dimana kegiatan usaha perusahaan dan entitas anak perusahaan dibagi berdasarkan lokasi saluran distribusi.

w. Instrumen Keuangan

Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pelaporan” (PSAK No. 50), dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” (PSAK No. 55). Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif. Biaya transaksi atas kontrak pembiayaan yang sudah terjadi pada saat standar diterapkan tidak diperhitungkan dalam perhitungan suku bunga efektif dari kontrak tersebut.

PSAK No. 50 mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut.

(28)

24

w. Instrumen Keuangan (lanjutan)

PSAK No. 55 mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

i. Aset keuangan

Pengakuan awal

Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No.55 diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual.

Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakauan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kmbali setiap akhir tahun keuangan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahaan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku dipasar (pembelian secara regular) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.

Aset keuangan Perusahaan dann Anak perusahaan mencakup kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, serta aset tidak lancar lainnya – uang jaminan dan investasi jangka panjang.

Pengakuran setelah pengakuan awal

Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut: - Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba dan rugi

Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi konsolidasi.

(29)

25

w. Instrumen Keuangan (lanjutan)

i. Aset keuangan (lanjutan)

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasi pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi.

Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tidak dicatat pada nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak.

Investasi jangka pendek Perusahaan dan Anak perusahaan termasuk dalam kategori ini. - Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.

Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Pengakuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, serta aset tidak lancar lainnya-uang jaminan Perusahaan dan Anak perusahaan termasuk dalam kategori ini.

- Investasi dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Grup mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.

(30)

26

w. Instrumen Keuangan (lanjutan)

i. Aset keuangan (lanjutan)

Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat netonya. Laba atau rugi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

- Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi kedalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.

Investasi yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:

- Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka pajang lainnya dicatat pada biaa perolehan.

- Investasi dalam modal saham yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat pada nilai wajar.

Investasi jangka panjang Perusahaan termasuk dalam kategori ini. Pengakuan awal

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No.55 diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, liabilitas keuangan yang dicatat nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Saat Pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

(31)

27

w. Instrumen Keuangan (lanjutan)

ii. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan mencakup hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan cerukan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran liabilitas keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut : - Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi konsolidasi.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasi dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Laba atau rugi atas liabilitas dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi.

- Liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuan serta melalui proses amortisasinya.

iii. Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan kosolidasi jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

(32)

28

w. Instrumen Keuangan (lanjutan)

iv. Nilai wajar instrumen keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagang dipasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.

Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (am’s-length market transaction), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.

v. Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan

Biaya perolehan yang diamortisasikan diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

vi. Penurunan nilai aset keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasi, Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

- Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi

Setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasi, Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai aset keuangan telah terjadi, Perusahaan dan Anak perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor seperti probabilitas kebangkrutan atau kesulitan keuangan yang signifikasi dari debitur dan gagal bayar atau keterlambatan pembayaran yang signifikasi.

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi.

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa sebagai wujud atau hasil proses dan sebagai sesuatu yang diproses bisa berupa bahasa lisan atau bahasa tulis, sebagaimana dikemukakan oleh Kempen (Marat,

Berdasarkan peraturan tersebut, dengan mempertimbangkan umur aktiva yang diambil alih sejak peraturan tersebut berlaku efektif, penyisihan penghapusan yang perlu

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira

Profiling psikologi merupakan serangkaian kegiatan profesi psikolog untuk mengidentifikasi ciri-ciri yang bersifat khusus tentang seseorang atau lebih yang diduga menjadi

Apabila Saudara tidak hadir sesuai jadwal tersebut di atas, maka panitia pelelangan tidak dapat melakukan klarifikasi terhadap penawaran yang saudara ajukan.

54 Pengadaan Meubeler Madrasah Nurul Huda Desa Jelatang 1 Ruang Kab. Pamenang Barat 1 Ruang Kab. Tabir Ulu 1 Ruang Kab. Lembah Masurai 1 Ruang Kab. Renah Pembarap 1 Ruang Kab.

adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

Selanjutnya guru menanyakan kembali pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya dengan bertanya jawab mengenai unsur-unsur cerita rakyat dan guru memberitahu bahwa