• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA BEKASI 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA BEKASI 2018"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN

METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

DI PT NESINAK INDUSTRIES

SKRIPSI

Oleh : CASDI 311410766

TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi Untuk disidangkan dengan judul :

PENILAIAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

DI PT. NESINAK INDUSTRIES

Oleh :

Casdi NIM : 311410766

Pembimbing 1

Suherman, S.Kom,. M.Kom NIDN : 0308086805

Pembimbing 2

Giri Nurpribadi, S.TP., M.M NIDN : 04130868

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika STT Pelita Bangsa

Aswan S. Sunge, S.E, M.Kom NIDN : 0426018003

(3)

ii

PENGESAHAN

SKRIPSI

PENILAIAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

DI PT. NESINAK INDUSTRIES

Yang disusun oleh :

CASDI 311410766

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 17 November 2018

Dosen Penguji 1

Wiyanto, S.Kom., M.kom NIDN : 0417118103

Dosen Penguji 2

Ir. U. Darmanto Soer, M.Kom NIDN : 0429106003

Mengetahui

Kaprodi Teknik Informatika

Aswan S. Sunge, SE., M.Kom. NIDN: 0426018003 Ketua STT Pelita Bangsa

Dr.Ir. Supriyanto, M.P NIDN: 0401066605

(4)

iii

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa, skripsi ini merupakan karya saya sendiri (ASLI), dan isi dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademis di suatu institusi pendidikan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Segala sesuatu yang terkait dengan naskah dan karya yang telah dibuat adalah menjadi tanggungjawab saya pribadi.

Bekasi, 16 November 2018

CASDI NIM : 311410766

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Pencipta semesta alam dan isinya atas berkat karuni-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Terbaik dengan penerapan metode Simple Additive Weighting (SAW) di PT. Nesinak Industries”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Strata - 1 pada Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa Cikarang.

Keberhasilan Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan serta dukungan baik moral maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Supriyanto M.,P, selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa, Cikarang, Bekasi.

2. Bapak Aswan Supriyadi Sunge, SE., M.Kom, selaku Kepala Program Studi Teknik Informatika STT Pelita Bangsa Cikarang.

3. Bapak Suherman, S.Kom., M.Kom selaku Dosen Pembimbing 1 dalam Penulisan.

4. Bapak Giri Nurpribadi, S.TP., M.M selaku Dosen Pembimbing 2 dalam Penulisan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Teknik Informatika STT Pelita Bangsa Cikarang. 6. Keluarga besar penulis yang telah memberikan doa dan dukungannya baik

(6)

v

7. Rekan-rekan mahasiswa/I STT Pelita Bangsa khususnya jurusan teknik informatika angkatan 2014 yang telah memberikan dukungan dan kerjasamanya selama ini.

Dengan segala kemampuan dan keterbatasan, saya menyadari segala kekurangan yang dalam penulisan, karena itu saya sangat menharapkan segala kritik atau saran yang dapat membangun dari semua pihak. Dan juga berharap penulisan ini dapat berguna bagi diri saya pribadi maupun pihak-pihak lain yang membutuhkannya.

Bekasi, 16 November 2018

(7)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN ... i

PENGESAHAN SIDANG ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRACT ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Batasan Masalah... 3

1.5 Tujuan dan Manfaat Peneltian ... 3

1.5.1 Tujuan Penelitian ... 3

1.5.2 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Definisi Judul ... 6

2.2 Kajian Pustaka ... 6

2.3 Konsep Dasar Karyawan ... 8

2.3.1 Pengertian Karyawan ... 8

2.3.2 Karyawan Kontrak dan Karyawan Tetap ... 9

2.4 Sistem Pendukung Keputusan ... 10

(8)

vii

2.4.2 Simple Additive Weighting (SAW) ... 15

2.4.2.1 Langkah Penyelesaian SAW ... 16

2.4.2.2 Kelebihan SAW ... 18 2.5 Software Penunjang... 19 2.5.1 Xampp ... 19 2.5.2 MySQL ... 20 2.5.3 Php ... 21 2.5.3.1 Keunggulan PHP ... 22 2.5.3.2 Skrip dasar PHP ... 22 2.5.4 Adobe Dreamweaver ... 24 2.5.5 Web Browser ... 25 2.6 Basis Data ... 25

2.6.1 Pengertian Entity Relationship Diagram (ERD) ... 26

2.6.2 Transformasi dari ERD ke Database Relasional ... 26

2.6.3 LRS (Logical Record Structure) ... 27

2.7 Unified Modeling Language (UML) ... 28

2.8 Metode Pengujian ... 35

2.8.1 Pengujian White-Box ... 36

2.8.2 Pengujan Black-Box ... 36

2.9 Metode Perancangan ... 36

2.10 Kerangka Pemikiran ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 42

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 42

3.3.1 Profil Perusahaan ... 42

3.3.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 43

3.1.2.1 Visi Perusahaan ... 44

(9)

viii

3.2 Metode Penelitian... 44

3.3 Pengumpulan Data ... 45

3.3.1 Jenis Data ... 45

3.3.2 Sumber Data ... 46

3.3.3 Metode Pengumpulan Data ... 46

3.3.4 Variabel ... 47

3.3.5 Skala Pengukuran ... 47

3.3.6 Pengolahan Data Awal ... 48

3.4 Analisa Sistem Berjalan ... 49

3.5 Metode SAW Untuk Menentukan Karyawan Terbaik ... 50

3.5.1 Pembobotan ... 50

3.5.2 Nilai Kriteria ... 53

3.5.3 Normalisasi ... 59

3.5.4 Perhitungan Preferensi ... 61

3.6 Perancangan ... 61

3.6.1 Unified Modeling language... 61

3.6.2 Perancangan Data Base ... 82

3.6.3 Perancangan User Interface... 84

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 89

4.1 Hasil Penelitian ... 89

4.1.1 Lingkungan Kerja Sistem ... 89

4.1.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (Software) ... 89

4.1.3 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) ... 90

4.2 Implementasi Database ... 90

4.3 Implementasi User Interface ... 92

4.4 Pembahasan ... 97

(10)

ix

BAB V PENUTUP ... 102

5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 103

(11)

x

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 ERD (Entity Relationship Diagram) ... 26

Tabel 2.2 Bagian-bagian Use Case Diagram ... 29

Tabel 2.3 Bagian-bagian Squence Diagram. ... 31

Tabel 2.4 Bagian-bagian Class Diagram ... 32

Tabel 2.5 Bagian-bagian Activity Diagram ... 34

Tabel 3.1 Skala Penilaian ... 48

Tabel 3.2 Data testing yang akan digunakan... 48

Tabel 3.3 Pembobotan ... 50

Tabel 3.4 Nilai Kriteria ... 51

Tabel 3.5 Data Karyawan ... 52

Tabel 3.6 Normalisasi ... 57

Tabel 3.7 Matrik R Ternormalisas ... 58

Tabel 3.8 perangkingan ... 60

Tabel 3.9 Skenario Use Case Login ... 63

Tabel 3.10 Skenario Use Case Data Nilai ... 64

Tabel 3.11 Skenario Use Case Tabel Kriteria ... 65

Tabel 3.12 Skenario Use Case Tabel Alternatif ... 65

Tabel 3.13 Skenario Use Case Klasifikasi ... 66

Tabel 3.14 Skenario Use Case Analisa ... 67

Tabel 3.15 Skenario Use Case laporan Analisa ... 68

Tabel 3.16 Skenario Use Case Logout ... 69

Tabel 3.17 Struktur Data Tabel User ... 82

Tabel 3.18 Struktur Data Tabel Nilai ... 82

Tabel 3.19 Struktur Data Tabel Kriteria... 83

Tabel 3.20 Struktur Data Tabel Alternatif ... 83

Tabel 3.21 Tabel Rangking ... 83

Tabel 4.1 Tabel Normalisasi ... 97

Tabel 4.2 Tabel R Ternormalisasi ... 98

Tabel 4.3 Perangkingan ... 98

(12)

xi DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 2.1 Karakteristik SPK... 12 Gambar 2.2 Komponen SPK ... 14 Gambar 2.3 xampp. ... 20 Gambar 2.4 MySQL ... 21

Gambar 2.5 Transform ERD ke LRS ... 28

Gambar 2.6 Use Case Diagram ... 30

Gambar 2.7 Squence Diagram ... 32

Gambar 2.8 Class Diagram ... 33

Gambar 2.9 Activity Diagram ... 35

Gambar 2.10 Metode Waterfall ... 36

Gambar 2.11 Kerangka Pikir ... 39

Gambar 3.1 Struktur Organisasi... 43

Gambar 3.2 Sumber data karyawan ... 46

Gambar 3.3 Matrik Normalisasi... 56

Gambar 3.4 Matrik R Normalisasi ... 58

Gambar 3.5 Aktor ... 62

Gambar 3.6 Use Case Sistem Usulan... 62

Gambar 3.7 Activity Diagram Login ... 70

Gambar 3.8 Activity Diagram data Nilai ... 71

Gambar 3.9 Activity Diagram Kriteria ... 72

Gambar 3.10 Activity Diagram Alternatif ... 73

Gambar 3.11 Activity Diagram Klasifikasi ... 74

Gambar 3.12 Activity Diagram Analisa ... 75

Gambar 3.13 Activity Diagram Laporan ... 76

Gambar 3.14 Activity Diagram Logout ... 77

Gambar 3.15 Squence Diagram Login ... 77

Gambar 3.16 Squence Diagram Penilaian ... 78

Gambar 3.17 Squence Diagram Kriteria ... 78

Gambar 3.18 Squence Diagram Alternatif ... 79

Gambar 3.19 Squence Diagram Klasifikasi ... 79

Gambar 3.20 Squence Diagram Analisa ... 80

Gambar 3.21 Squence Diagram Laporan ... 80

Gambar 3.22 Squence Diagram Logout ... 81

Gambar 3.23 Class Diagram ... 81

Gambar 3.24 Rancangan Form Login ... 84

Gambar 3.25 Rancangan Menu Utama ... 85

Gambar 3.26 Rancangan Menu Nilai ... 86

Gambar 3.27 Rancangan Menu Kriteria ... 86

Gambar 3.28 Rancangan Menu Alternatif ... 87

Gambar 3.29 Rancangan Menu Klasifikasi ... 88

Gambar 3.30 Rancangan Menu Analisa ... 88

Gambar 4.1 Tabel Pengguna ... 90

Gambar 4.2 Tabel Nilai ... 91

(13)

xii

Gambar 4.4 Tabel Alternatif ... 91

Gambar 4.5 Tabel Rangking ... 92

Gambar 4.6 Menu Login ... 93

Gambar 4.7 Menu Utama ... 93

Gambar 4.8 Menu Nilai ... 94

Gambar 4.9 Menu Kriteria ... 94

Gambar 4.10 Menu Alternatif ... 95

Gambar 4.11 Menu Klasifikasi ... 95

Gambar 4.12 Menu Input Klasifikasi ... 96

Gambar 4.13 Menu Analisa ... 96

(14)

xiii

ABSTRACT

PT. NESINAK INDUSTRIES is a manufacturing company of Sparepart Rubber Component for automotive and electrical industry. The employee appraisal process is important so that the company knows the performance of its employees. Also useful as an evaluation process for employees who excel in being able to get an award for their performance towards the company. Problems that exist at PT. Nesinak Industries is the absence of a system or method used in terms of employee appraisal processes so that the assessment process is long and ineffective.

The method used in the study uses the Simple Additive Weighting (SAW) method using the PHP Programming Language and DBMS using MySQL.

The first step is to determine the criteria that will support the employee assessment process and then assign weight values to each predetermined criterion, then look for weighted sums of performance ratings on each alternative of all attributes. The SAW method requires the normalization process of the decision matrix (X) for a scale that can be compared with all the existing ranking alternatives, then a ranking process that will determine the optimal alternative is the best employee to be considered by the HRD-GA section.

The results of the study show that the system or method created can help in the process of appraising employees, and help as one indicator of decision making by the HRD-GA section.

(15)

xiv

ABSTRAK

PT. NESINAK INDUSTRIES merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan Sparepart Rubber Component untuk industri otomotif dan elektronik. Proses penilaian karyawan merupakan hal yang penting dilakukan agar perusahaan mengetahui kinerja para karyawan. Juga berguna sebagai proses evaluasi terhadap karyawan yang berprestasi untuk bisa mendapatkan penghargaan atas kinerjanya terhadap perusahaan. Permasalahan yang ada pada PT. Nesinak Industries yaitu belum adanya sistem atau metode yang digunakan dalam hal proses penilaian karyawan sehingga proses penilaian berlangsung lama dan tidak efektif. Metode yang dipakai dalam penelitian menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dengan menggunakan Bahasa Pemrograman PHP dan DBMS menggunakan MySQL.

Langkah pertama yaitu menentukan kriteria yang akan mendukung proses penilaian karyawan kemudian memberikan nilai bobot kepada setiap kriteria yang telah ditentukan, selanjutnya adalah mencari penjumlahan berbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matrik keputusan (X) kesuatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua alternatif ranking yang ada, kemudian dilakukan proses perangkingan yang akan menentukan alternatif optimal yaitu karyawan terbaik yang akan dipertimbangkan oleh bagian HRD-GA.

Hasil penelitian yaitu menunjukan bahwa sistem atau metode yang dibuat dapat membantu dalam hal proses penilaian karyawan, dan membantu sebagai salah satu indikator pengambilan keputusan oleh bagian HRD-GA.

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penilaian karyawan di sebuah perusahaan merupakan agenda wajib yang dilakukan oleh hampir setiap perusahaan yang bertujuan untuk memberikan apresiasi perusahaan terhadap para karyawan yang telah memberikan waktu dan tenaganya untuk setiap kelancaran proses produksi dan untuk kemajuan perusahaan itu sendiri.

Penilaian biasanya dilakukan menjelang akhir tahun atau dilakukan dalam suatu periode waktu tertentu pada pelaksanaanya, namun proses penilaian berjalan dari awal tahun selama prosesnya perusahaan memerhatikan setiap kinerja karyawan selama periode tersebut.

Yang menjadi dasar pertimbangan adalah bagian kepegawaian yang dinaungi oleh bagian Sumber Daya Manusia dalam memilih karyawan-karyawan yang terbaik yang ahli dibidangnya, skill yang mumpuni, serba bisa, jujur dan bertanggung jawab serta disiplin, baik disiplin dalam hal absensi maupun disiplin dalam hal pekerjaan,

Untuk menentukan pemilihan karyawan terbaik layak atau tidaknya haruslah ada tolak ukur yang dapat dijadikan acuan atas kelayakan penilaian tersebut, ada beberapa kriterian yang digunakan dalam menentukan penilaian karyawan terbaik ini.

Dengan jumlah karyawan yang tidak sedikit tersebut harus ada suatu sistem yang mampu menangani proses tersebut, harus adanya suatu sistem atau proses yang dapat membantu dalam hal pengambilan keputusan pemilihan karyawan terbaik.

Dalam melakukan pembobotan terdapat beberapa metode, Metode tersebut meliputi Simple Additive Weighting (SAW), Weighted Product (WP), Metode

(17)

2 Hierarchy Process (AHP),Technique for other reference by similarity to ideal solution (TOPSIS), Fuzzy Multi Atribute Decision Making(FMADM).

Alternatif terbaik yang dimaksud adalah yang layak terpilih sebagai karyawan terbaik dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap kriteria, kemudian dilakukan proses perangkingan yang akan menentukan alternatif optimal yaitu nilai tertinggi yang akan dipertimbangkan oleh pengambil keputusan yang dalam hal ini adalah Divisi Sumber Daya Manusia untuk memperoleh siapa yang layak menjadi karyawan terbaik di PT. Nesinak Industries.

Salah satu metode penyelesaian masalah MADM(Multi Attribute Decision Making) adalah dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting). Metode SAW (Simple Additive Weighting) sering juga disebut metode penjumlahan berbobot. Konsep dasar metode SAW (Simple Additive Weighting) adalah mencari penjumlahan berbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Metode SAW (Simple Additive Weighting) membutuhkan proses normalisasi matrik keputusan (X) kesuatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua alternatif ranking yang ada (Kusumadewi, 2006).

Alasan dipilihnya metode Simple Additive Weighting(SAW), dibandingkan dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak pada kemampuan untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu metode Simple Additive Weighting(SAW) juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perankingan setelah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut.

Dengan permasalahan yang terjadi, penulis akan merancang aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Terbaik dengan Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) di PT. Nesinak Industries. Sehingga pengambilan keputusan yang dilakukan oleh divisi Sumber Daya Manusia dapat lebih akurat, cepat dan efisien.

(18)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

a. Jumlah karyawan yang banyak dan kriteria yang digunakan sebagai acuan penilaian pemilihan karyawan terbaik di PT. Nesinak Industries b. Belum adanya metode yang digunakan untuk menentukan penilaian

pemilihan karyawan terbaik di PT. Nesinak Industries

1.3 Batasan Masalah

Sistem ini dirancang untuk menyelesaikan masalah pada penilaian karyawan maka perlu adanya batasan yang jelas dalam penelitian ini, yaitu :

a. Perlunyya merancang Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan untuk Penilaian Karyawan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW).

b. Diperlukan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk penilaian karyawan.

1.4 Rumusan Masalah

a. Bagaimana merancang aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Terbaik dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW)?.

b. Apakah metode Simple Additive Weighting (SAW) tepat digunakan pada Sistem Penilaian Karyawan?.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

1. Menerapkan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam penelitian menentukan penilaian karyawan terbaik.

(19)

4 2. Merancang dan membangun Sistem Pendukung Keputusan untuk

penilaian karyawan terbaik.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW).

2. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal ilmu Sistem Pendukung Keputusan.

3. Membuka cakrawala baru tentang makna pentingnya sebuah sistem pada sebuah lembaga/instansi.

4. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat di bangku kuliaah secara langsung di sebuah lembaga/instansi.

1.6 Sistematika Penulisan

Guna memahami lebih jelas penulisan penelitian ini dilakukan dengan cara mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi penjelasan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab ini berisikan penjelasan tentang landasan teori yang digunakan dalam penelitian, kajian pustaka dan kerangka pemikiran.

(20)

5

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini Berisi penjelasan tentang analisa kebutuhan pada saat penelitian ini dilakukan baik sebelum, pada proses ataupun pada saat implementasi serta tool-tool apa saja yang digunakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang hasil dan pembahasan penelitian serta implikasi dari penelitian yang dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(21)

6

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Judul

Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Terbaik dengan penerapan metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan sebuah sistem pengelolaan data-data karyawan untuk memudahkan Divisi Sumber Daya Manusia dalam hal pengambilan keputusan penilaian karyawan, sehingga hasil yang diperoleh dari sistem ini dapat dijadikan acuan dasar Divisi Sumber Daya Manusia untuk menilai performa karyawan dalam hitungan 1 tahun kalender kerja PT. Nesinak Industries. Hasil penilaian tersebut digunakan untuk pertimbangan promosi jabatan dan berupa penghargaan yang akan diberikan oleh perusahaan terhadap komitmen karyawan yang telah bekerja dengan sebaik-baiknya.

2.2 Kajian Pustaka

Literatur serta penelitian mengenai Penerapan Simple Additive Weighting (SAW) banyak ditemukan dalam buku maupun jurnal-jurnal ilmiah diantaranya adalah:

1. Penerapan metode simple additive weighting (SAW) untuk pengangkatan karyawan tetap di PT. Hilex Indonesia (Hendra Lesmana, 2017). Membahas tentang metode penyelesaian masalah MADM (Multi Attribute Decision Making) adalah dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) untuk membantu dalam penunjang keputasan pengangkatan karyawan tetap di PT. Hilex Indonesia. Metode SAW (Simple Additive Weighting) sering juga disebut metode penjumlahan berbobot. Konsep dasar metode SAW (Simple Additive Weighting) adalah mencari penjumlahan berbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Pada penelitian ini menggunakan 12 kriteria dengan jumlah alternative sebanyak 20 data yang akan dicari dengan menggunakan metode SAW untuk mendapatkan hasil dengan nilai terbaik.

(22)

7 2. Sistem pendukung keputusan perangkingan calon siswa baru jalur undangan menggunakan metode simple additive weighting studi kasus SMK Bumi Nusantara Wonosobo (Anita Dewi Susanti, Muhamad Muslihudin, Sri Hartati, 2017, Vol : 4-7). Pada penelitian ini penulis membahas tentang pengambilan keputasan dalam pemilihan siswa baru menggunkan metode simple additive weighting (SAW) dengan 8 kriteria yang ditetapkan C1 sampai C8, yang kemudian hasil perhitungan tersebut kan diurutkan dari mulai nilai tertinggi sampai terendah untuk melihat calon siswa yang kompeten.

3. Sistem pendukung keputusan menggunakan metode SAW untuk penilaian dosen berprestasi studi kasus di Universitas Dehasen Bengkulu (Leni Natalia Zulita, 2013) Jurnal media infotama, Vol. 9, No. 2. Pada penelitian ini, penulis menganalisa proses perankingan dengan menggunakan metode Simple Additive Weigthing (SAW) untuk mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang diberikan. Hasil perankingan didapatkan dari nilai akhir pada semua alternatif yang memiliki nilai terbesar dijadikan sebagai peringkat teratas. Pada metode ini konsep dasarnya adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif semua atribut. Hasil akhir dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga akan diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.

4. Sistem pendukung keputusan pemilihan calon peserta olimpiade sains tingkat kabupaten langkat pada madrasah aliyah negri (MAN) 2 tanjung pura dengan menggunakan metode simple additive weighting (SAW). (Herol Situmorang, 2015) jurnal TIMES, vol. 4, No. 2 : 24-30. Pada penelitian ini, terdapat beberapa permasalahan dalam menentukan siswa yang akan dipilih sebagai perwakilan untuk mengikuti olimpiade sains tingkat kabupaten, dalam pemilihan siswa hanya berdasarkan nilai pelajaran yang didapat, padahal soal-soal olimpiade sains yang di ujikan baik pada tingkat kabupaten, propinsi dan nasional diperlukan faktorfaktor yang lain di antaranya yaitu tingkat intelegensi dan pengalaman dalam mengikuti olimpiade sains sebelumnya,

(23)

8 sehingga menjadi tidak tepat atau kurang maksimal. Cara mengatasi permasalahan tersebut salah satunya menggunakan metode SAW, metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam pemilihan calon peserta olimpiade sains berdasarkan kriteria yang ditentukan.

5. Implementation Of Simple Additive Weighting (Saw) Methode In Determining High School Student’s Interest. (Prind Triajeng Pungkaswati, 2017) jurnal informatika UPGRIS vol. 3, No. 1. permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini yaitu kriteria dan pembobotan masing-masing kriteria. Kriteria yang digunakan sebagai bahan pertimbangan peminatan hanya ada dua, yaitu 1. Nilai pada saat tes penerimaan dan 2. Nilai UN SMP. Kedua nilai ini belum cukup digunakan untuk menentukan peminatan calon siswa. Maka dibutuhkan satu kriteria lagi yaitu hasil psikotes calon siswa tersebut. Sedangkan untuk pembobotan, sekolah belum memberlakukan sistem pembobotan, sehingga nilai yang ada diperoleh dari rerata nilai pada saat tes penerimaan dan nilai UN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Simple Additive Weighting (SAW), dimana metode ini mencari penjumlahan terbobot dari ranting kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Penelitian ini menghasilkan informasi calon siswa mana saja yang layak masuk jurusan IPA dan IPS. Informasi ini nantinya dapat digunakan sebagai pendukung keputusan bagi pihak sekolah dalam menentukan peminatan dan bagi calon siswa dapat berkembang sesuai keinginan dan kemampuan.

2.3 Konsep Dasar Karyawan 2.3.1 Pengertian karyawan

Menurut Undang-Undang Tahun 2003 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja dalam pasal 1 ayat 3 dikatakan bahwa karyawan adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan memberikan hasil kerjanya kepada pengusaha yang mengerjakan dimana hasil karyanya itu sesuai dengan profesi atau

(24)

9 pekerjaan atas dasar keahlian sebagai mata pencariannya. Senada dengan hal tersebut menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Pokok Tenaga Kerja. Tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam maupun hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Manulang,2002).

Karyawan merupakan kekayaan utama dalam suatu perusahaan, karena tanpa adanya keikutsertaan mereka, aktifitas perusahaan tidak akanterlaksana.

2.3.2 Karyawan Tetap dan karyawan kontrak

Perbedaan karyawan kontrak (Outsourcing) dengan karyawan tetap beberapa orang takut jika mendengar kata outsourcing. Karena stigma tentang kata outsourcing lebih melekat pada karyawan outsourcing. Berikut mungkin perbedaan karyawan kontrak (Outsourcing) dengan karyawan tetap:

Definisi dan ketentuan yang berlaku untuk karyawan kontrak adalah sebagai berikut;

a. Karyawan kontrak dipekerjakan oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu saja, waktunya terbatas maksimal hanya 3 (tiga) tahun.

b. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan kontrak dituangkan dalam “Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)”

c. Perusahaan tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan

d. Status karyawan kontrak hanya dapat diterapkan untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :

1. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya

2. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun

(25)

10 4. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau

produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan. 5. Untuk pekerjaan yang bersifat tetap, tidak dapat diberlakukan status

karyawan kontrak.

e. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disepakati bersama, maka pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar gaji karyawan sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.

f. Jika setelah kontrak kemudian perusahaan menetapkan yang bersangkutan menjadi karyawan tetap, maka masa kontrak tidak dihitung sebagai masa kerja.

Definisi dan ketentuan yang berlaku untuk karyawan tetap adalah sebagai berikut ; 1. Tak ada batasan jangka waktu lamanya bekerja

2. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan kontrak dituangkan dalam “Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu”

3. Perusahaan dapat mensyaratkan masa percobaan maksimal 3 (tiga) bulan. 4. Masa kerja dihitung sejak masa percobaan.

5. Jika terjadi pemutusan hubungan kerja bukan karena pelanggaran berat atau karyawan mengundurkan diri maka karyawan tetap mendapatkan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja (bagi karyawan yang bekerja minimal 3 (tiga) tahun dan uang penggantian hak sesuai UU yang berlaku.

2.4 Sistem Pendukung Keputusaan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah salah satu cara mengorganisir informasi (melibatkan pengunaan basis data) yang dimaksudkan untuk digunakan dalam membuat keputusan. SPK dirancang untuk pendekatan menyelesaikan

(26)

11 masalah para pembuat keputusan dan kebutuhan-kebutuhan aplikasi, tetapi tidak untuk menggantikan keputusan maupun membuat suatu keputusan untuk pengguna. Sistem pendukung keputusan atau Decision Support System merupakan suatu istilah yang mengacu pada suatu system yang memanfaatkan dukungan computer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian tersebut, disini akan di uraikan mengenai system pendukung keputusan, SPK singkatan dari sistem penunjang keputusan mreupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memcahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun tidak terstruktur (Hidayat,2011).

Sistem pendukung keputusan sebagai merupakan suatu kumpulan sistem yang dapat mendukung proses pengambilan keputusan, yang selanjutnya dapat menunjang pengambilan keputusan dalam memperoleh data dan menguji beberpa nalternatif-alternatif solusi yang mengandung konsekuensi-konsekuensi selama proses pemecahan maslaah berlangsung atau boleh disebut aplikasi dari sebuah sistem informasi yang membantu proses pengambilan keputusan.

Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan (Turban,2005). :

a. Untuk menyelesaikan masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur b. Memberikan dukungan untuk para manajer dalam semua level c. Memberi dukungan bagi individu atau sekelompok

d. Keputusan saling mempengaruhi atau dilakukan berurutan

e. Member dukungan bagi semua tahap proses pengambilan keputusan. f. Member dukungan bagi berbagai bentuk pengambilan keputusan g. Bersifat adaptif dan fleksibel

h. Mudah digunakan i. Efektif

j. Dapat diandalkan k. Mudah dikembangkan l. Permodelan dan analisis

(27)

12 m. Kemampuan akses data

n. Standalone ,terintegrasi dan berbasis web

Gambar 2.1 Karakteristik SPK

Sistem pendukung keputusan dapatmemberikan dukungan dalam membuatkeputusan dalam semua tingkatan levelmanajemen, baik individual maupun grup,terutama dalam situasi semi terstruktur dantidak terstruktur, membawa kepadakeputusan bersama dan informasi yangobjektif. Tujuan dari pembuatan sistem pendukungkeputusan yaitu (Turban, 2004):

a. Membantu manajer membuat keputusanuntuk memecahkan masalah yang sepenuhnya terstruktur dan tidakterstruktur.

b. Mendukung penilaian manajer bukanmencoba menggantikannya. Sistem pendukung keputusan tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah yang terstruktur. Untuk masalah yang tidak terstruktur, manajer bertanggung jawab menerapkan penilaian, dan melakukan analisis.komputer dan manajer berkerjasama sebagai tim pemecahan masalah dalam memecahkan masalah yang berada di area semi terstruktur.

SISTEM PENDUKUNG

KEPUTUSAN (SPK)

(28)

13 c. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer dari pada

efisiensinya tetapi dengan seefektif mungkin.

Menurut Little konsep SPK dapat berupa sebuah sistem berbasis komputer yangmenghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalammenangani berbagai permasalahan yang terstruktur maupun tidak terstruktur denganmenggunakan data dan model (Turban,2005).

SPK sejak awal telah dirancang agar mampuuntuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, seperti tahap pengidentifikasianmasalah, pemilihan data, penentuan pendekatan hingga kegiatan untuk mengevaluasi pemilihan alternatif (Setyono, 2007).

SPK dapat didefinisikan sebagai model dari sekumpulan prosedur yang digunakkanuntuk melakukkan pengolahan data dengan tujuan agar dapat membantu manajer dalampembuatan keputusan yang sifatnya spesifik(Turban, 2005). Penerapan SPK hanya akanberhasil jika sistem bersifat sederhana, mudah untuk digunakan, mudah dalam melakukanpengawasan, mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan serta mudah berkomunikasidengan jenis entity yang lain.SPK dapat diterapkan pada situasi dimana sistem akhir hanya dapat dikembangkanmelalui proses pembelajaran serta evolusi yang adaptif. SPK merupakan hasil dari prosespengembangan dimana pengguna dan pembangun SPK serta SPK tersebut harus mampuuntuk saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya kemudian menghasilkan evolusisistem dan pola-pola penggunaan (Setyono,2007).

Salah satu prinsip sistem penunjung keputusan adalah memiliki komponen memiliki komponen DDM (Dialog, Data, Model). Dialog atau dengan istilah lain disebut interaktif memiliki makna adanya hubungan diantara sistem dengan pengguna. Makna data adalah berbagai informasi, baik yang berupa angka, ciri-ciri yang mengidenifikasi sesuatu, ataupun informasi-informasi yang lainnya sebagai penunjang sistem. Sedangkan model adalah proses analisis data yang di lakukan di dalam sistem.

(29)

14 Komponen pengembang sistem pengambilan keputusan ada pada

a. Data (Database Management System), b. Model (Model Base Management System), c. Dialog.

Gambar 2.2 Komponen SPK

Ketiga komponen DSS tersebutsangat penting untuk diketahui oleh pengguna maupun pengembang sistem. Bagi pengguna bisa mengatur serta menyediakan berbagai keperluan yang dibutuhkan oleh sistempenunjang keputusan yang diinginkan. Sedangkan kegunaan bagi pengembang sistem adalah sebagai panduan untuk membuat sistem, menentukan pemrograman, membuat interface, mengatur interaktif dan merancang arsitektur lainnya.

2.4.1 Fuzzy Multiple Atribute Decision Making(FMADM).

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada

(30)

15 dasarnya, ada tiga pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif dan obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan. Ada beberapa metode yang bias digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM, salah satunya Simple Additive Weighting(SAW). Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) antara lain (Kusumadewi.dkk, 2006):

a. Simple Additive Weighting Method (SAW) b. Weighted Product (WP)

c. Electre

d. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

e. Analytic Hierarchy Process (AHP).

2.4.2 Metode Simple Additive Weighting (SAW).

Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternative pada semua atribut, metode SAW membutuhkan Normalisasi Matrik Keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsepdasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) kesuatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (Kusumadewi, 2004).

(31)

16 Metode SAW mengenal adanya 2 atribut yaitu kriteria keuntungan(Benefit) dan kriteria biaya(Cost). Perbedaan mendasar dari dua kriteria ini adalah dalam pemilihan pengambilan keputusan.

𝒓𝒊𝒋 = {

𝒙𝒊𝒋

𝑴𝒂𝒙𝒙𝒊𝒋Jika j adalah atribut keuntungan

𝑴𝒊𝒏𝒙𝒊𝒋

𝒙𝒊𝒋

Jika j adalah atribut biaya

Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari ij alternatif Ai pada

atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi)

diberikan sebagai:

𝒗𝒊 = ∑ 𝑾𝒋

𝒏

𝒋=𝒊

𝒓𝒊𝒋

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

2.4.2.1 Langkah Penyelesaian Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Adapun langkah penyelesaian dalam menggunakannya adalah : 1. Memberikan Alternatif, yaitu Ai .

2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Cj

3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) dari setiap

kriteria.

𝑾 = [𝑾𝟏, 𝑾𝟐, 𝟑, … . . 𝑾𝐉

(32)

17 6. Membuat matrik keputusan(X) yang dibentuk dari table rating kecocokan dari setiap akternatif pada setiap kriteria. Nilai X setiap alternatif (Ai)pada setiap kriteria (Cj), yang sudah ditentukan, dimana i=1,2….. m, dan j=1,2……n 𝑿 = ⌊ 𝑿𝟏𝟏 … 𝑿𝐢𝟏 𝑿𝟏𝟐 𝑿𝐢𝟐. … . … . 𝑿𝟏𝐉 𝑿𝐢𝐉.

7. Melakukan normalisasi keputusan dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisai (rij) dari alternatif Ai Pada kriteria Cj.

r𝐢𝐣 = { 𝑿𝐢𝐣 𝑴𝒂𝒙𝐢(𝑿𝐢𝐣 ) 𝑴𝒂𝒙𝐢 𝑿𝐢𝐣 𝑿𝐢𝐣 Keterangan:

a. Kriteria keuntungan apabila nilai memberikan keuntungan bagi pengambil keputusan, sebaliknya kriteria biaya apabila menimbulkan biaya bagi pengambil keputusan.

b. Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai dibagi dengan nilai dari setiap kolom, sedangkan untuk kriteria biaya, nilai dari setiap kelompok dibagi dengan nilai 𝑋ij.

8. Nilai dari hasil rating kinerja ternormalisasi (rij) membentuk matrik ternormalisasi(R). 𝑹 = ⌊ 𝒓𝟏𝟏 … 𝒓𝐢𝟏 𝒓𝟏𝟐 . . 𝒓𝐢𝟐. … . . . … . 𝒓𝟏𝐉 . . 𝒓𝐢𝐉. ⌋

9. Hasil akhir dari preferensi (Vi) di peroleh dari penjumlahan dari perkalian elmen baris matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang bersesuaian elemet kolom matrik.

(33)

18 𝑽𝐢 = ∑ 𝑾𝐢 𝒓𝐢𝐣 𝒏 𝒋=𝟏 Vi = nilai prefensi Wj = bobot rangking

rij = rating kinerja ternormalisasi

Hasil perhitungan Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai merupakan alternatif terbaik (Kusumadewi, 2006).

2.4.2.2 Kelebihan Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Kelebihan dari metode Simple Additive Weighting(SAW), dibandingkan dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak pada kemampuan untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perankingan setelah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut.

Dalam penelitian ini menggunakan Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM)dengan metodeSimple Additive Weighting Methode (SAW).Adapun langkah-langkahnya adalah:

a. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.

b. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

c. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan

normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

(34)

19 d. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Vi) sebagai solusi(Sri

Kusumadewi, Sri Hartati, Agus Harjoko, Retantyo Wardoyo, 2006, p. 149).

2.5 Software Penunjang 2.5.1 Xampp V3.2.1

Untuk menjalankan Database Mysql dibutuhkan sebuah server , yang juga dikenal dengan istilah HTTP (Hypertext Tranfer Protocol Deamon) atau HTTP server, adalah service yang bekerja untuk untuk melayani request dari HTTP client (web browser) ke komputer server.

Web server yang banyak digunakan adalah Apache Xampp. Apache merupakan salah satu freeware web server yang menyimpan serta mendistribusikan data dari server ke computer client melalui internet yang meminta informasi tersebut.apache web server merupakan tulang punggung dari World Wide Web(WWW).

Xampp merupakan singkatan dari X(empat system Operasi apapun), Apache, Mysql, Php, Perl. Xampp merupakan Tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Dalam paketnya sudah terdapat Apache(web server), Mysql(database), PHP(server Side Scripting), perl, FTP Server, phpmyadmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan menginstall Xampp maka tidak perlu lagi melakukan instalasidan konfiguarsi web server apache, PHP dan Mysql secara manual. Xampp akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis.

(35)

20

Gambar 2.3 Xampp

2.5.2 MySQL

Perkembangannya disebut dengan SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang khusus digunakan unuk mengolah database. SQL pertama kali didefinisikan oleh American National Standards Institute(ANSI) pada tahun1986.

Mysql adalah sebuah system manajemen database yang bersifat open source. Mysql dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database dan isinya, dapat menambahkan, mengubah, menghapus data yang berqada dalam database.

Mysql merupakan system manajemen yang bersifat relational, artinya data-data yang dikelola dalam data-database akan diletakkan pada beberapa table terpisah sehingga menipulasi data akan jauh lebih cepat.

(36)

21

Gambar 2.4 Tampilah awal Mysql melaui PhpMyAdmin

2.5.3 Php

Menurut Agus Saputra (2011, p.1) PHP atau yang memiliki kepanjangan PHP Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi. HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya sehingga dengan adanya PHP tersebut, web akan sangat mudah di-maintenance.

PHP berjalan pada sisi server sehingga PHP disebut juga sebagai bahasa Server Side Scripting. Artinya bahwa dalam setiap/untuk menjalankan PHP, wajib adanya web server.

PHP ini bersifat open source sehingga dapat dipakai secara cuma-cuma dan mampu lintas platform, yaitu dapat berjalan pada sistem operasi Windows maupun Linux. PHP juga dibangun sebagai modul pada web server apache dan sebagai binary yang dapat berjalan sebagai CGI.

(37)

22

2.5.3.1 Keunggulan PHP

Ada beberapa alasan yang menjadi dasar pertimbangan mengapa menggunakan PHP.

1. Mudah dipelajari, alasan tersebut menjadi salah satu alasan utama untuk menggunakan PHP, Pemula pun akan mampu untuk menjadi web master PHP. 2. Mampu Lintas Platform, artinya PHP dapat / mudah diaplikasikan ke berbagai platform OS (Operating Sytem) dan hampir semua browser juga mendukung PHP.

3. PHP memiliki tingkat akses yang cepat.

4. Didukung oleh beberapa macam web server, PHP mendukung beberapa web server, seperti Apache, IIS, Lighttpd, Xitami.

5. Mendukung database, PHP mendukung beberapa database, baik yang gratis maupun yang berbayar, seperti MySQL, PostgreSQL, mSQL, Informix, SQL server, Oracle.

2.5.3.2 Skrip dasar PHP

PHP sebagai alternatif lain memberikan solusi sangat murah (karena gratis digunakan) dan dapat berjalan diberbagai jenis plat form. PHP adalah skrip bersifat server-side yang ditambahkan ke dalam HTML. PHP sendiri merupakan singkatan dari Personal Home Page Tools. Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan ke dalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sifat server side berarti pengerjaan skrip dilakukan di server, baru kemudian hasilnya di kirimkan ke browser.

Sintaks dasar PHP meliputi bagaimana cara memulai suatu struktur pemrograman PHP. Ada empat cara untuk memulai pemrograman PHP, diantaranya:

• <?php ... ?> • <? ... ?>

• <script language=”php”> ... </script> • <% ... %>

(38)

23 dari beberapa sintaks dasar tersebut, yang paling banyak digunakan adalah cara yang pertama dan yang kedua dari atas.

Cara penulisan skrip PHP ada dua macam, yaitu Embedded Script dan Non Embedded Script. Contohnya:

 Embedded Script <html> <head> </head> <body> <?php

echo “Hallo Dunia”; ?>

</body> </html>

• Non Embedded Script <?php

echo “<html>”; echo “<head>”;

echo “<title>Mengenal PHP</title>”; echo “<head>”;

echo “<body>”;

echo “<p>PHP cukup Menyenangkan</p>”; echo “</body>”;

echo “</html>”; ?>

Dari contoh menjelaskan bahwa skrip PHP dapat berupa embedded script yaitu meletakkan tag PHP diantara tag-tag HTML sedangkan non embedded script yaitu semua tag HTML diletakkan dalam tag PHP. Semua kode PHP menyerupai dengan kode bahasa C, walaupun tidak sepenuhnya sama.

(39)

24 Untuk menampilkan nilai suatu variabel ke layer dapat menggunakan perintah yaitu echo, print maupun printf.

Contohnya : echo

echo “$data”; echo $data; echo “nilai”;

echo $data. “PT Nesinak”; • print

print (“$data”); print ($data); print (“nilai”);

print ($data. “PT Nesinak”); • printf

$data=”devie”; printf (“%s”,$data);

printf (“%s Karyawan Nesinak”, $data);

Sebagai contoh untuk menampilkan kata “Halo” pada halaman web menggunakan PHP, maka sintaksnya sebagai berikut:

<?PHP

Echo “Halo”; ?>

2.5.4 Adobe Dreamweaver

Adobe Dreamweaver merupakan program penyunting halaman web keluaran Adobe Systems yang dulu dikenal sebagai Macromedia Dreamweaver keluaran Macromedia. Program ini banyak digunakan oleh pengembang web karena fitur-fiturnya yang menarik dan kemudahan penggunaannya.

(40)

25

2.5.5 Web Browser

Menurut Arief (2011:8) “browser (peramban) adalah aplikas yang mampuj menjalankan dokumen-dokumen web dengan cara diterjemahkan”. Prosesnya dilakukan oleh komponen yang terdapat didalam aplikas browser yang biasa disebut web engine.

Semua dokumen web ditampilkan oleh browser dengan cara internet browser atau sering disebut browse berasal dari kata “browse” bila diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia maka artinya adalah melihat lihat atau menjelajah. Sedangkan penambahan “r” dalam Bahasa inggris mencerminkan subjek atau pelaku tindakan, internet browser dapat diartikan sebagai pelaku penjelajahan internet atau alat yang digunakan untuk menjelajahi internet bagi pengguna internet.

2.6 Basis Data

Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi.

Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan diantara objek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis

(41)

26 dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

2.6.1 Pengertian Entity Relationship Diagram (ERD)

Adalah salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model data semantik sistem. Dimana sistem seringkali memiliki basis data relasional, dan ketentuannya bersifat top-down. Diagram untuk menggambarkan model Entitiy-Relationship ini disebut Entitiy-Relationship diagram, ER diagram, atau ERD.

Tabel 2.1 ERD (Entity Relationship Diagram).

No Symbol Nama Keterangan

1 Entity Obyek yang exist dan dapat dibedakan

dari obyek lainnya atau suatu kegiatan dgn

organisasi

2 Relasi Hubungan yang terjadi antara dua

entity atau lebih yang dianggap penting serta harus memelihara dan menyajikan informasi

3 Atribut Karakteristik dari entity / relationship

yang menyediakan penjelasan detail

tentang entity atau

relationship

4 Penghubung Penghubung antara himpunan relasi

dgn himpunan entitas dan himpunan entitas dgn atributnya

2.6.2 Transformasi dari ERD ke Database Relasional

Setiap tipe Entity dibuat suatu relasi yang memuat semua atribut simple, sedangkan untuk atribut composite hanya dimuat komponen-komponennya saja. Setiap relasi yang mempunyai atribut multivalue, buatlah relasi barudimana Primary Keynya merupakan gabungan dari Primary Key darirelasi tersebut dengan atribut multivalue. Setiap Unary Relationship 1:N, pada relasi perlu ditambahkan suatuforeign key yang menunjuk ke nilai primary keynya.Setiap Unary

(42)

27 Relationship M:N, buatlah relasi baru dimanaprimary keynya merupakan gabungan dari dua atribut dimanakeduanya menunjuk ke primary key relasi awal dengan penamaanyang berbeda.Setiap Binary Relationship 1:1, dimana Participation Constraintkeduanya total, buatlah suatu relasi gabungan dimana PrimaryKeynya dapat dipilih salah satu.

Setiap Binary Relationship 1:1 dan salah satu Participation Constraintnya Total, maka Primary Key pada relasi yang Participation. Constraintnya Partial menjadi Foreign Key pada relasi yang lainnya. Setiap Binary Relationship 1:1, dimana kedua Participation Constraintnya partial, maka selain kedua relasi perlu dibuat relasi baru yang berisi Primary Key gabungan dari Primary Key kedua tipe

Setiap Binary Relationship 1 : N, dimana tipe Entity yang bersisi N mempunyai Participation Constraint partial, buatlah relasi baru dimana Primary Keynya merupakan gabungan dari Primary Key kedua tipe Entity yang berelasi. -Setiap Binary Relationship M:N, buatlah relasi baru dimana Primary Keynya merupakan gabungan dari Primary Key kedua tipe.

2.6.3 LRS (Logical Record Structure)

Setelah ERD ditransformasikan ke bentuk LRS, maka hasil akhir dari proses transformasi tersebut adalah sebuah diagram yang sudah dapat menggambarkan basis data yang akan digunakan. LRS terdiri dari tipe record, yang berupa sebuah persegi dengan field yang dibutuhkan di dalamnya. LRS terdiri juga dari hubungan antara tipe record tersebut.

Transformasi diagram ERD ke LRS merupakan suatu kegiatan untuk membentuk data-data dari diagram hubungan entitas ke suatu LRS. Diagram ER diatas akan ditransformasikan kebentuk LRS. Berikut adalah langkah pengelompokkan pada diagram ER untuk menentukan entity pada diagram LRS.

(43)

28

Gambar 2.5 Tranformasi ERD ke LRS

2.7 Unified Modeling Language (UML)

UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu system informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasi objek oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Namun demikian UML dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan setiap sistem informasi. Penggunaan UML dalam industri terus meningkat. Ini merupakan standar terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam industry peranti lunak dan pengembangan sistem.

Singkatnya Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Berikut akan dijelaskan 4 macam diagram yang paling sering digunakan dalam pembangunan aplikasi berorientasi object, yaitu use case diagram, sequence diagram, collaboration diagram, dan class diagram.

(44)

29

a. Use Case Diagram

Use case diagram digunakan untuk memodelkan bisnis proses berdasarkan perspektif pengguna sistem. Use case diagram terdiri atas diagram untuk use case dan actor. Actor merepresentasikan orang yang akan mengoperasikan atau orang yang berinteraksi dengan sistem aplikasi. Berikut bagian-bagian dari Use Case Diagram :

Tabel 2.2 Bagian-bagian Use Case Diagram.

No Symbol Nama Keterangan

1 Actor

Menspesifikasikan himpunan peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use case

2 Dependancy

Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu element mandiri (independent) akan mempengaruhi element yang bergantung padanya element yang tidak mandiri (independent)

3 generalization Menunjukkan kegiatan proses operasi program computer

4 Include Menspesifikasikan bahwa use case sumber secara eksplisit

5 Extend

Menspesifikasikan bahwa use case target memperluas perilaku dari use case sumber pada suatu titik yang diberikan

(45)

30 6 Association Apa yang menghubungkan antara

objek satu dan objek yang lainnya

7 System Menspesifikasikan paket yang

menampilkan system secara terbatas

8 Use Case

Deskripsi dari urutan aksi aksi yang ditampilkan system yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor

Contoh Use Case diagram :

(46)

31

b. Sequence Diagram

Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case: interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi.Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.

Berikut bagian-bagian dari Squence Diagram :

Tabel 2.3 Bagian-bagian Squence Diagram.

AKTOR :

Sebuah entitas manusia / mesin yang berinteraksi dengan sistem

Entity Class :

Menggambarkan hubungan kegiatan yang dilakukan

A focus of control & A life line

Menggambarkan tempat mulai dan berakhirnya message

A Message

(47)

32 Contoh Squence Diagram :

Gambar 2.7 Contoh Squence Diagram

c. Class Diagram

Class diagram merupakan diagram yang selalu ada di permodelan sistem berorientasi objek. Class diagram menunjukkan hubungan antar class dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan.

Tabel 2.4 Bagian-bagian Class Diagram

No Symbol Nama Keterangan

1 Association Apa yang menghubungkan antara objek satu dan objek yang lainnya

2 Aggregation Upaya untuk menghindari asosiasi dengan lebih dari dua objek

(48)

33

3 composite

Composite adalah varian yang lebih kuat dari “memiliki” atau hubungan asosiasi. Composite lebih spesifik dari agregasi

4 Class

Himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama

5 Colaboration Deskripsi dari urutan aksi aksi yang ditampilkan sistem

6 Realization Operasi yang benar benar dilakukan oleh suatu objek

7 Control

Digunakan untuk encapsulate control yang dihubungkan dengan use case yang spesifik

8 Boundary Digunakan untuk model interaksi interaksi antara system dan para aktor

9 Entity Class Digunakan untuk model yang bertujuan sebagai informasi

Contoh Class Diagram :

(49)

34

d. Activity diagrams

Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Bagian-bagian Activity Diagram.

Tabel 2.5 Bagian-bagian Activity Diagram.

No Symbol Nama Keterangan

1 Activity

Memperlihatkan bagaimana masing masing kelas antarmuka saling berinteraksi satu sama lain

2 Action State dari system yang mencerminkan eksekusi dari aksi

3 Start state Bagaimana objek dibentuk atau diawali

4 End state Bagaimana objek dibentuk dan dihancurkan

5 State

transtition Menunjukan kegiatan berikutnya

6 Fork Percabangan yang menunjukan aliran pada activity diagram

7 joint penggabungan yang menunjukan aliran pada activity diagram

8 decision Pilihan untuk pengambilan keputusan

(50)

35 Contoh Activity Diagram :

Gambar 2.9 Contoh Activity Diagram

2.8 Metode Pengujian

Testing (Pengujian Perangkat Lunak) adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan pengkodean. Pentingnya pengujian perangkat lunak dan implikasinya yang mengacu pada kualitas perangkat lunak tidak dapat terlalu ditekan karena melibatkan sederetan aktivitas produksi dimana peluang terjadinya kesalahan manusia sangat besar dan karena ketidakmampuan manusia untuk melakukan dan berkomunikasi dengan sempurna maka pengembangan perangkat lunak diiringi dengan aktivitas jaminan kualitas.

Meningkatnya visibilitas (kemampuan) perangkat lunak sebagai suatu elemen sistem dan biaya yang muncul akibat kegagalan perangkat lunak, memotivasi dilakukannya perencanaan yang baik melalui pengujian yang teliti. Pada dasarnya, pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap sebagai hal yang merusak daripada membangun.

(51)

36 Sejumlah aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian pada perangkat lunak adalah:

1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan.

2. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya

3. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Sasaran itu berlawanan dengan pandangan yang biasanya dipegang yang menyatakan bahwa pengujian yang berhasil adalah pengujian yang tidak ada kesalahan yang ditemukan. Data yang dikumpulkan pada saat pengujian dilakukan memberikan indikasi yang baik mengenai reliabilitas perangkat lunak dan beberapa menunjukkan kualitas perangkat lunak secarakeseluruhan, tetapi ada satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh pengujian, yaitu pengujian tidak dapat memperlihatkan tidak adanya cacat, pengujian hanya dapat memperlihatkan bahwa ada kesalahan perangkat lunak.

Sasaran utama desain test case adalah untuk mendapatkan serangkaian pengujian yang memiliki kemungkinan tertinggi di dalam pengungkapan kesalahan pada perangkat lunak. Dalam penelitian ini untuk mencapai sasaran tersebut, digunakan dua kategori yang berbeda dari tehnik desain test case yaitupengujian white-box danpengujian black-box.

2.8.1 Pengujian white-box.

Berfokus pada struktur kontrol program. Test case dilakukan untuk memastikan bahwa semua statemen pada program telah dieksekusi paling tidak satu kali selama pengujian dan bahwa semua kondisi logis telah diuji. Pengujian basic path, tehnik pengujian white-box, menggunakan grafik (matriks grafiks) untuk melakukan serangkaian pengujian yang independent secara linear yang akan memastikan cakupan.Pengujian aliran data dan kondisi lebih lanjut menggunakan

(52)

37 logika program dan pengujian loop menyempurnakan tehnik white-box yang lain dengan memberikan sebuah prosedur untuk menguji loop dari tingkat kompleksitas yang bervariasi. Pengujian white-box didesain untuk mengungkap kesalahan pada persyaratan fungsional tanpa mengabaikan kerja internal dari suatu program.Uji coba white box adalah metode perancangan Test case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test case.

Dengan rnenggunakan metode white box, analis sistem akan dapat memperoleh Test case yang menjamin seluruh independent path di dalam modul yang dikerjakan sekurang-kurangnya sekali, mengerjakan seluruh keputusan logikal, mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya, mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas.

2.8.2 Pengujian Blackbox

Metode blackbox yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran, dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Rosa A.S, M. Salahuddin (2015 : 275) yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program

2.9 Metode Perancangan

Metode yang digunakan dalam pengembangan software pada penelitian ini adalah metode waterfall. Metode ini membagi proses pembangunan perangkat lunak kedalam fase-fase individu atau langkah-langkah. Fase atau langkah yang satu dengan yang lainnya terpisah secara kronologis dan fungsional.

Model waterfall merupakan salah satu dari model-model yang terdapat pada penerapan Daur Hidup Pengembangan Sistem(Roger S. Pressman, 2010 : p29), membagi modelwaterfallke dalam beberapa tahap, yaitu: Requirements definition,System and software design, Implementation and unit testing, Integration and system testing dan Operation and maintenance.

(53)

38

Gambar 2.10 Metode Perancangan Waterfall menurut Sommerville

Secara garis besar metode Waterfall mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :

1. Requirements definition

Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap ini bisa malakukan sebuah penelitian, wawancara atau studi literatur. Seorang sistem analis akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah sistem komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan olehuser tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirment atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan sistem. Dokumen ini lah yang akan menjadi acuan sistem analis untuk menterjemahkan ke dalam bahasa pemprogram.

2. System and software design

Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada: struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan

(54)

39 dokumen yang disebut software requirment. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya.

3. Implementation and unit testing

Coding merupan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh programmer yang akan meterjemahkan transaksi yang diminta oleh user.

Tahapan ini lah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam artian penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.

4. Integration and system testing

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah melakukan analisa, design dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user.

5. Operation and maintenance.

Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.

Keuntungan Metode Waterfall

a. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.

Gambar

Gambar 2.1  Karakteristik SPK
Tabel 2.3 Bagian-bagian Squence Diagram.
Gambar 2.7  Contoh Squence Diagram
Gambar 2.8  Contoh Class Diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan sifat ini maka matriks yang berbentuk eselon baris atau matriks segitiga akan lebih mudah untuk dihitung nilai determinannya karena hanya merupakan perkalian dari elemen

Masyarakat masih belum mengetahui tentang kebijakan tersebut, sehingga kesiapannya pun dapat dikatakan kurang, akan tetapi masyarakat merasa terbantu dengan adanya

Pada kondisi ini kayu sawit terkompregnasi memiliki sifat pengetaman baik (Kelas !I), sifat pengampelasan sangat baik (Kelas I), sifat pernbentukan sangat baik (Kelas I)

Artinya bahwa semakin baik Budaya Organisasi yang dimiliki maka semakin baik pula kinerja kerja karyawan pada kantor kepresidenan RDTL Bagian

(9) tidak diskriminatif antara murid yang berasal dari anak penguasa dunia; (10) bersikap zuhud dalam urusan dunia sebatas apa yang ia butuhkan, yang tidak membahayakan

d. percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaannya 3. Anton dan Hasan adalah teman sekelas. Meskipun berbeda agama, keduanya tidak perna cekcok.

Kelebihan dari metode Simple Additive Weighting dibanding dengan model pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat

Kelebihan dari metode Simple Additive Weighting dibanding dengan model pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih