PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTAD BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA NEGERI 9 MEDAN
T.A. 2012/2013
Oleh :
Sarlestari Hutauruk NIM 409121074
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Sarlestari Hutauruk dilahirkan di Sibolga, pada tanggal 7 September 1991.
Ayah bernama Ir. Sopian Hutauruk, dan Ibu bernama Rolimanna Situmeang.
Merupakan anak Pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk
SD Swasta Khatolik Santa Melania Sibolga dan lulus pada tahun 2003. Pada
tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Khatolik Fatima 2
Sibolga, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah
di SMA Negeri 1 Sibolga, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA NEGERI 9 MEDAN
T.A. 2012/2013
Sarlestari Hutauruk (409121074)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa, serta untuk mengetahui hubungan antara berpikir kritis dan hasil belajar (kognitif) siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA negeri 9 Medan T.A. 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Medan yang terdiri dari 9 kelas paralel. Sampel penelitian ini ada 2 kelas yaitu kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan X4 sebagai kelas kontrol yang masing-masing terdiri dari 35 orang siswa. Teknik pengambilan sampel digunakan secara Cluster Random Sampling. Sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda untuk hasil belajar dan tes essay untuk berpikir kritis. Sebelum tes pilihan berganda dan essay diberikan kepada siswa yang hendak diteliti terlebih dahulu tes divalidkan oleh dua orang dosen dan satu orang guru fisika sebagai validator.
Dari nilai rata-rata pretes diperoleh hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut adalah 35,95 dan 35,71. Data pretes ini kemudian diuji apakah datanya normal dan homogen. Setelah diperoleh data yang normal dan homogen, selanjutnya kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda yaitu Model Kooperatif Tipe STADBerbantuan Komputer pada kelas eksperimen dan Model Kooperatif Tipe STAD pada kelas kontrol. Setelah diberi perlakuan, dari nilai rata-rata postes diperoleh hasil belajar pada kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut adalah 78,10 dan 72,86. Setelah diuji t, diperoleh thitung = 1,88 sedangkan ttabel= 1,66 dengan demikian maka thitung> ttabel,atau dengan kata lain terdapat perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelas. Untuk hubungan berpikir kritis dan hasil belajar (kognitif) siswa, diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara berpikir kritis tinggi dan hasil belajar (kognitif) siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol di kelas X SMA negeri 9 Medan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan ucapan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II Negeri 9 Medan T.A. 2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak Drs. Ratelt Tarigan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Togi Tampubolon, M.Si, Bapak Drs. Jonny H. Panggabean, M. Si, dan Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Henok Siagian, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
v
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada sahabat penulis Semua Mahasiswa/i Fisika kelas A dan B 2009 terkhususnya Salomo L. Simanjuntak, Samrihot Sihotang, Ladestam Sitinjak, dan Tamrin Hutagalung yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Penulis,
vi
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
2.1.4.4 Rencana Proses Pembelajaran (RPP) 15
2.1.4.5 Lembar Kerja Siswa (LKS) 16
2.1.4.6 Tes Hasil Belajar 16
2.1.5 Pengertian Pembelajaran Kooperatif 17 2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 17
2.1.7 Media Pembelajaran 21
2.1.7.1 Pengertian Media 21
2.1.7.2 Media Komputer 21
2.1.7.3 PowerPoint sebagai Media dalam Pembelajaran 22
2.1.8 Kajian Materi 23
2.1.8.1 Pengertian Arus Listrik 23
2.1.8.2 Beda Potensial atau Tegangan Listrik 24
vii
2.1.8.4 Hukum OHM 26
2.1.8.5 Hambartan Jenis 27
2.1.8.6 Susunan Penghambat 28
2.1.8.7 Energi dan Daya Listrik 30
2.1.8.8 Hukum Kirchoff 31
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan 33
2.3 Kerangka Konseptual 34
2.4 Hipotesis Penelitian 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 37
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 37
3.3 Variabel Penelitian 37
3.4 Defenisi Operasional 37
3.5 Jenis dan Desain Penelitian 38
3.5.1 Jenis Penelitian 38
3.5.2 Desain Penelitian 39
3.6 Prosedur Penelitian 39
3.7 Instrumen Penelitian 42
3.7.1 Tes Hasil Belajar (Kognitif) 42
3.7.1.1 Validitas Tes 43
3.7.2 Instrumen Sikap (Afektif) 43
3.7.3 Instrumen Keterampilan (Psikomotorik) 43 3.7.4 Tes kemampuan Berpikir Kritis 44
3.8 Teknik Analisis Data 44
3.8.1 Analisis Data Tes Hasil Belajar (Kognitif) Siswa 44 3.8.2 Analisis Data Sikap (Afektif) Siswa 45 3.8.3 Analisis Data Observasi Keterampilan (Psikomotorik) Siswa 45 3.8.4 Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi Siswa 46 3.8.5 Analisis Perbedaan Hasil Belajar (Kognitif) Siswa Kelas 46
Eksperimen dan Kontrol
3.8.5.1 Uji Normalitas 47
3.8.5.2 Uji Homogenitas 47
3.8.5.3 Uji Hipotesis 48
3.8.6 Analisis Hubungan Berpikir Kritis Tinggi dengan Hasil 50 Belajar (Kognitif) Siswa
3.8.7 Kriteria Ketuntasan Minimal Hasil Belajar Siswa 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52
4.1 Hasil Penelitian 52
4.1.1 Analisis Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 4.1.2 Analisis Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 4.1.3 Analisis Perbedaan (Uji t) Hasil Belajar (Kognitif) 55
Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
viii
4.1.6 Analisis Hubungan Berpikir Kritis Tinggi dengan Hasil 57 Belajar (Kognitif) Siswa
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 60
BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 65
5.1 Kesimpulan 65
5.2 Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 67
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gbr. 2.1. Rangkaian listrik arus searah 24 Gbr. 2.2. Beda potensial dan arah aliran elektron 24 Gbr. 2.3. Pengukuran kuat arus dengan amperemeter 25 Gbr. 2.4. Pengukuran tegangan dengan voltmeter 25 Gbr. 2.5. Grafik antara I dan V 27
Gbr. 2.6. Penampang konduktor 28
Gbr. 2.7. Susunan Hambatan Seri 29 Gbr. 2.8. Susunan Hambatan Paralel 29 Gbr. 2.9. Susunan Hambatan Gabungan 29 Gbr. 2.10. Arus Listrik pada Titik Percabangan 31 Gbr. 2.11. Rangkaian Tertutup (loop tertutup) 32 Gbr. 3.1. Skema Rancangan penelitian 41 Gbr. 4.1. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan 53
Kelas Kontrol
Gbr. 4.2. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen dan 55 Kelas Kontrol
Gbr. 4.3. Diagram Batang Nilai Skala Sikap Kelas Eksperimen dan 56 Kelas Kontrol
x
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1.1. Data Nilai UN SMA N 9 Medan 2 Tabel 2.1. Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19 Tabel 2.2. Perhitungan Skor Perkembangan Siswa 20 Tabel 2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok 20 Tabel 2.4. Penelitian Terdahulu 33 Tabel 3.1. Two Group Pretest-Postest Design 39 Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 42 Tabel 3.3. Tabulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siswa 44 Tabel 3.4. Skor Pada Item Jawaban Instrumen Sikap 45 Tabel 3.5. Kategori Keberhasilan Keterampilan Siswa 46 Tabel 3.6. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 46 Tabel 3.7. Tabel penolong ANAVA 47 Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan penelitian 52 Tabel 4.2. Distribusi frekuensi Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan 53
Kelas Kontrol
Tabel 4.3. Distribusi frekuensi Nilai Postes Kelas Eksperimen dan 54 Kelas Kontrol
Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Perhitungan Skala Sikap Siswa 56 Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Perhitungan Obsevasi Psikomotorik Siswa 57 Tabel 4.6. Data Hasil Belajar (Kognitif) dan Berpikir Kritis Tinggi 58
Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
xi
Lampiran 7. Tes Hasil Belajar 99 Lampiran 8. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 105 Lampiran 9. Instrumen Sikap 115 Lampiran 10. Instrumen Keterampilan 119 Lampiran 11. Tes Kemampuan Berpikir Kritis 122 Lampiran 12. Kisi -Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis 124 Lampiran 13. Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis 128 Lampiran 14. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 130 Lampiran 15. Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 131 Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 132 Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 134 Lampiran 18. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 136 Lampiran 19. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 138 Lampiran 20. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 140 Lampiran 21. Uji Normalitas 142 Lampiran 22. Uji Homogenitas 146
Lampiran 23. Uji Hipotesis 148
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat berpengaruh terhadap
kemajuan SDM (Sumber Daya Manusia) suatu negara. Bila semakin tinggi tingkat
pendidikan di suatu negara, maka akan semakin tinggi pula tingkat kemakmuran
masyarakat di negara tersebut. Namun tidak semua negara memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi khususnya di negara kita Indonesia. Masih banyak
masalah yang menghambat majunya tingkat pendidikan kita.
Salah satu masalah yang di hadapi dunia pendidikan kita saat ini adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta
didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk
menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingat. (Sanjaya,
2010:1).
Lemahnya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan kita dapat dilihat
dari rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini tampak dari hasil Ujian Nasional
tingkat SMA sederajat di Sumut tahun 2010 yang mengalami penurunan
persentasi tingkat kelulusan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 sebanyak 98
persen siswa dinyatakan lulus Ujian Nasional sementara di tahun 2010 berkurang
menjadi 94,74 persen saja. Artinya sebanyak 5,26 persen siswa dinyatakan tidak
lulus. (Bahrumsyah, 2010 dalam detik.com)
Hal senada juga dibuktikan dari data hasil ujian nasional kelompok IPA
di salah satu SMA Negeri di Medan yaitu SMA Negeri 9. Pada tahun 2009 nilai
rata-rata UN Fisika di sekolah ini menunjukkan penurunan yang signifikan
dibandingkan dengan nilai rata-rata di tahun 2010. Pada tahun 2009 nilai rata-rata
siswa mencapai angka 9,30 sedangkan di tahun 2010 hanya mencapai angka 8,33.
Artinya penurunan nilai rata-rata UN fisika mencapai angka 11,6 persen. Untuk
2
Tabel 1.1. Data nilai UN SMA N 9 Medan
No. Tahun Kelulusan
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata
UN NS NA UN NS NA UN NS NA
1. 2008/2009 9,50 - - 8,00 - - 9,30 -
-2. 2009/2010 9,25 - - 7,25 - - 8,44 -
-3. 2010/2011 8,50 9,74 8,90 6,25 8,45 7,30 8,33 8,81 8,53
4. 2011/2012 9,50 9,68 9,40 5,50 8,74 7,10 8,58 9,03 8,77
Ket : UN = Nilai Ujian Nasional
NS = Nilai UJian Semester
NA = Nilai Akhir
(Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional Ujian Nasional SMA N 9
Medan-Sumatera Utara)
Oleh karena itu, rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika
adalah salah satu hal yang perlu dicermati. Menurut siswa, fisika adalah salah satu
pelajaran yang sangat sulit untuk dipahami. Pernyataan ini didukung oleh hasil
wawancara peneliti terhadap Ibu Rina Swarni (guru bidang studi Fisika di SMA
Negeri 9 Medan), yakni nilai hasil belajar siswa yang masih dalam kategori
rendah dengan nilai rata-rata 60-75. Demikian pula halnya dengan observasi yang
dilakukan oleh peneliti terhadap siswa di kelas X SMA Negeri 9 Medan, ketika
siswa dimintai pendapat mengenai sikapnya terhadap pelajaran fisika, kebanyakan
dari mereka tidak menyukai pelajaran tersebut dan beranggapan bahwa setiap
materi pada pelajaran fisika itu sulit untuk dipahami.
Kesulitan memahami materi pelajaran fisika, diakibatkan oleh kegiatan
pembelajaran yang lebih banyak menghafal rumus, mencatat, dan mengerjakan
soal daripada memahami konsep. Sementara di sisi lain, mata pelajaran fisika
merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang tidak menekankan siswa
untuk menghafal dan mencatat setiap informasi atau konsep, melainkan
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi siswa dalam hal menjelajahi informasi dan memahami konsep.
3
Salah satu sasaran yang perlu dicapai oleh siswa untuk memperoleh
pemahaman konsep dalam belajar IPA khususnya fisika adalah memahami mata
pelajaran yang dipelajarinya. Untuk itu materi yang dipelajari harus sesuai dengan
jenjang dan tingkat kemampuan berpikir siswa. Pemahaman konsep yang
diperoleh ketika belajar fisika ini akan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir
kritis siswa (Manurung, Sri., 2010).
Adapun faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa
adalah proses pembelajaran yang selama ini masih didominasi oleh aktivitas guru
(Teaching Center). Guru akan lebih aktif daripada siswa sehingga keterampilan
atau kemampuan berpikir kritis siswa tidak dapat dikembangkan, selain itu guru
juga lebih menekankan perannya sebagai transformator ilmu kepada siswa.
Menurut Pusat kurikulum (dalam Kurniawati 2011:2) hal ini bertentangan dengan
amanah kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang mengharapkan agar paradigma pembelajaran berubah dari (Teaching Center)
menjadi (Learning Center). Berdasarkan perubahan paradigma ini, maka perlu
adanya variasi model pembelajaran yang harus diterapkan oleh guru di kelas agar
siswa lebih aktif selama pembelajaran berlangsung.
Dalam pembelajaran, siswa diharapkan mampu menguasai/memahami
konsep fisika dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik untuk meningkatkan
hasil belajarnya. Oleh karena itu, guru juga harus menyiapkan perangkat
pembelajaran dan memilih variasi model pembelajaran yang paling efektif dan
efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya, serta menetapkan media dan sumber
belajar yang diperlukan untuk memberikan kegiatan atau pengalaman langsung
pada proses pembelajaran.
Terdapat suatu model pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
langsung kepada siswa, yakni mampu menciptakan suasana belajar dan
melibatkan siswa bekerja secara bergotong-royong. Model pembelajaran ini
dinamakan sebagai model pembelajaran koperatif. Slavin (dalam Kuniawati,
2011:2) mengemukakan dua alasan yang kuat mengenai model pembelajaran
koperatif yakni : Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa
4
sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap
menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri.
Kedua, Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam
belajar berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan
dengan keterampilan.
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk
saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Selama belajar
secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa kali
pertemuan. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat
bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang
aktif, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi,
dan sebagainya. (Trianto, 2009: 56)
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD (Student
Team Achievement Division) memasangkan siswa secara merata yang memiliki
kemampuan tinggi dan rendah dalam suatu kelompok sebanyak 4-5 orang. Skor
kelompok diberikan berdasarkan atas prestasi anggota kelompoknya. Ciri-ciri
yang penting dalam model ini adalah siswa akan dihargai atas prestasi kelompok
dan juga terhadap semangat kelompok untuk bekerja sama.
Gagasan utama model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
mendorong siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain
dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika siswa ingin agar
timnya mendapatkan penghargaan, mereka harus membantu teman satu
kelompoknya untuk mempelajari materinya. Mereka juga harus mendukung
teman satu kelompoknya untuk bisa melakukan yang terbaik, serta menunjukkan
norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. (Slavin 2005:12)
Hasil penelitian model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdahulu
yang dilakukan Surbakti. J (2011) diperoleh rata-rata hasil belajar siswa di kelas
eksprimen meningkat dari 68,67 menjadi 73,83. Begitu juga Irwardhani. S (2012)
5
menjadi 73,57. Hal ini memperlihatkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe STADcukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Perlu dicermati bahwa pada kesempatan ini, peneliti membuat perlakuan
yang berbeda terhadap sampel yang diteliti. Jika peneliti sebelumnya Surbakti. J
(2011) dan Irwardhani. S (2012) menggunakan model pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD terhadap kelas eksperimen dan model konvensional terhadap kelas
kontrol, maka dalam penelitian ini, untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
peneliti menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model kooperatif tipe
STAD ; namun yang membedakannya adalah pada kelas eksperimen akan
menggunakan komputer, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan komputer.
Penggunaan media berupa komputer di salah satu kelas pada penelitian ini adalah
untuk melihat apakah siswa di kelas tersebut dapat semakin mudah memahami
pelajaran fisika sehingga hasil belajarnya akan meningkat dibandingkan dengan
kelas yang tidak menggunakan media komputer.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian
dengan judul : “Pen g a ru h Mod el Pe mb el a ja ran Koo p era ti f Tipe
STAD Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok L i s t ri k Di n a mi s d i Kel a s X S e mes te r I I S MA Ne geri 9
Med a n T . A . 2 0 12 / 2 0 13 . ”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang
menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Siswa kurang didorong dalam mengembangkan kemampuan berpikir
2. Siswa kesulitan memahami materi pelajaran fisika.
3. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
4. Model pembelajaran yang kurang bervariasi.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan
6
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD berbantuan komputer pada kelas eksperimen dan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADuntuk kelas kontrol.
2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 9
Medan.
3. Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa yang diteliti adalah
pada materi pokok Listrik Dinamis.
4. Perangkat pembelajaran yang digunakan meliputi buku guru, buku
siswa, RPP, animasi Komputer, Kisi-kisi tes hasil belajar, dan LKS.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa setelah guru menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi
pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan?
2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah guru menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Listrik Dinamis di
kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan?
3. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar (kognitif) siswa setelah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi
pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan?
4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat berpikir kritis tinggi
dan hasil belajar (kognitif) siswa dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD berbantuan komputer pada materi pokok Listrik Dinamis di
kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.?
5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat berpikir kritis tinggi
dan hasil belajar (kognitif) siswa dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STADpada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA
7
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah guru menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi
pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah guru menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Listrik Dinamis di
kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.
3. Mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil belajar (kognitif) siswa
setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STADberbantuan
komputer dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.
4. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat berpikir
kritis tinggi dan hasil belajar (kognitif) siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi pokok Listrik
Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.
5. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat berpikir
kritis tinggi dan hasil belajar (kognitif) siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X
semester II SMA Negeri 9 Medan.
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah :
Untuk Guru
1. Menambah Kepustakaan guru.
2. Memperbanyak model pembelajaran.
3. Membangun inovasi pembelajaran guru.
8
Untuk Mahasiswa
1. Sebagai bahan informasi mengenai pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe STADberbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa
2. Sebagai Referensi untuk melakukan penelitian lanjutan.
Untuk Siswa
1. Meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan.
65 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka
disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD berbantuan komputer pada materi pokok Listrik Dinamis di
kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan adalah tuntas kelas karena
nilai rata-rata kelas secara keseluruhan adalah 78,10, telah mencapai nilai
KKM yaitu 75. Dan secara individu hanya terdapat 80% siswa yang
tuntas.
2. Hasil belajar fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X
semester II SMA Negeri 9 Medan adalah tidak tuntas kelas karena nilai
rata rata kelas secara keseluruhan adalah 72,86, masih berada di bawah
KKM yaitu 75. Dan secara individu hanya terdapat 54,2% siswa yang
tuntas.
3. Ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan komputer dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STADpada materi pokok Listrik Dinamis di
kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara berpikir kritis tinggi terhadap
hasil belajar (kognitif) siswa setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi pokok Listrik
Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara berpikir kritis tinggi terhadap
hasil belajar (kognitif) siswa setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X
66
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Sebaiknya
memperhatikan efisien waktu pada tahap pembagian kelompok, tahap
pembentukan kelompok dan pada saat membimbing masing-masing
kelompok siswa.
2. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebaiknya
mengalokasikan waktu dengan baik atau menyediakan alokasi waktu
tambahan agar semua kelompok mendapat kesempatan untuk menyajikan
hasil diskusi mereka.
3. Karena keterampilan siswa yang akan diobservasi banyak maka supaya
lebih efektif sebaiknya peneliti selanjutnya perlu menambah jumlah
observer yaitu dua observer.
4. Dalam menerapkan model kooperatif sebaiknya memperhatikan jumlah
siswa dalam satu kelas, karena model pembelajaran kooperatif akan
maksimal hasilnya jika jumlah siswanya kurang dari 30 orang siswa.
5. Sebelum memulai pembelajaran dengan model kooperatif, sebaiknya
peneliti memulai pembelajaran dengan motivasi agar siswa dapat
67
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2009.Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Dimyati dan Mujdiono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan : FMIPA Unimed
Irwardhani, S. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievment Division) Dengan Menggunakan Media Peta Pikiran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat Dan Wujudnya Di Kelas VII Semester I SMP Swasta Istiqlal Deli Tua T.P. 2012/2013., Skripsi. Medan : FMIPA Unimed
Kanginan, M. 2007.Fisika SMA Kelas X A. Jakarta : Erlangga
Kurniawati, I. 2011. Penerapan Perangkat Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Selama Kegiatan Belejar Mengajar Di SMA Medan, Skripsi. Medan : FMIPA Unimed
Manurung, Sri. L. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Menggunakan Software Autograph, Tesis. Medan : Program Pascasarjana Unimed
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Ruwanto, B. 2006. Asas – Asas Fisika SMA Kelas X. Yogyakarta : Yudhistira
Sanjaya, Wina. 2006. Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Sadiman, S., dkk. 2011.Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers
Saripudin, A. 2012. Advanced Learning Physics 1B. Bandung : Grafindo Media Pratama
68
Slavin, Robert. A. 2005. Cooperative Learning-Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Sternberg, Robert. J.,dkk. 2007. Critical Thinking in Psychology. America : Cambridge University Press
Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Supiyanto. 2004. Fisika SMA Untuk SMA Kelas X. Jakrata : Erlangga
Supranto, J. 2009. Statistik (Teori dan Aplikasi). Jakarta : Erlangga
Surbakti, Joy. S. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan Model Konvensional Pada Materi Pokok Kalor Di Kelas X Semester I SMA N 2 Kabanjahe T.P.2010/2011., Skripsi. Medan : FMIPA Unimed,
Tarigan, R. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Model Pembelajaran Konstruktivis Untuk Memberdayakan Kemampuan Berpikir Analitis, Kreatif Siswa SMA. Medan : FMIPA Unimed
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Bahrumsyah., 2010
(http://detik.com/news/read/2010/04/27/004422/1345946/10/tingkat-kelulusan-sma-di-sumut-menurun?nd771104bcj diakses pada jumat 01-02-2013).
http://kakali.wordpress.com/fisika/ diakses pada jumat 01-02-2013