• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA NEGERI 9 MEDAN T.A. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA NEGERI 9 MEDAN T.A. 2012/2013."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTAD BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA NEGERI 9 MEDAN

T.A. 2012/2013

Oleh :

Sarlestari Hutauruk NIM 409121074

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Sarlestari Hutauruk dilahirkan di Sibolga, pada tanggal 7 September 1991.

Ayah bernama Ir. Sopian Hutauruk, dan Ibu bernama Rolimanna Situmeang.

Merupakan anak Pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk

SD Swasta Khatolik Santa Melania Sibolga dan lulus pada tahun 2003. Pada

tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Khatolik Fatima 2

Sibolga, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah

di SMA Negeri 1 Sibolga, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis

diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA NEGERI 9 MEDAN

T.A. 2012/2013

Sarlestari Hutauruk (409121074)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa, serta untuk mengetahui hubungan antara berpikir kritis dan hasil belajar (kognitif) siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA negeri 9 Medan T.A. 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Medan yang terdiri dari 9 kelas paralel. Sampel penelitian ini ada 2 kelas yaitu kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan X4 sebagai kelas kontrol yang masing-masing terdiri dari 35 orang siswa. Teknik pengambilan sampel digunakan secara Cluster Random Sampling. Sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda untuk hasil belajar dan tes essay untuk berpikir kritis. Sebelum tes pilihan berganda dan essay diberikan kepada siswa yang hendak diteliti terlebih dahulu tes divalidkan oleh dua orang dosen dan satu orang guru fisika sebagai validator.

Dari nilai rata-rata pretes diperoleh hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut adalah 35,95 dan 35,71. Data pretes ini kemudian diuji apakah datanya normal dan homogen. Setelah diperoleh data yang normal dan homogen, selanjutnya kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda yaitu Model Kooperatif Tipe STADBerbantuan Komputer pada kelas eksperimen dan Model Kooperatif Tipe STAD pada kelas kontrol. Setelah diberi perlakuan, dari nilai rata-rata postes diperoleh hasil belajar pada kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut adalah 78,10 dan 72,86. Setelah diuji t, diperoleh thitung = 1,88 sedangkan ttabel= 1,66 dengan demikian maka thitung> ttabel,atau dengan kata lain terdapat perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelas. Untuk hubungan berpikir kritis dan hasil belajar (kognitif) siswa, diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara berpikir kritis tinggi dan hasil belajar (kognitif) siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol di kelas X SMA negeri 9 Medan.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan ucapan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II Negeri 9 Medan T.A. 2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak Drs. Ratelt Tarigan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Togi Tampubolon, M.Si, Bapak Drs. Jonny H. Panggabean, M. Si, dan Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Henok Siagian, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

(6)

v

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada sahabat penulis Semua Mahasiswa/i Fisika kelas A dan B 2009 terkhususnya Salomo L. Simanjuntak, Samrihot Sihotang, Ladestam Sitinjak, dan Tamrin Hutagalung yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Penulis,

(7)

vi

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

2.1.4.4 Rencana Proses Pembelajaran (RPP) 15

2.1.4.5 Lembar Kerja Siswa (LKS) 16

2.1.4.6 Tes Hasil Belajar 16

2.1.5 Pengertian Pembelajaran Kooperatif 17 2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 17

2.1.7 Media Pembelajaran 21

2.1.7.1 Pengertian Media 21

2.1.7.2 Media Komputer 21

2.1.7.3 PowerPoint sebagai Media dalam Pembelajaran 22

2.1.8 Kajian Materi 23

2.1.8.1 Pengertian Arus Listrik 23

2.1.8.2 Beda Potensial atau Tegangan Listrik 24

(8)

vii

2.1.8.4 Hukum OHM 26

2.1.8.5 Hambartan Jenis 27

2.1.8.6 Susunan Penghambat 28

2.1.8.7 Energi dan Daya Listrik 30

2.1.8.8 Hukum Kirchoff 31

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan 33

2.3 Kerangka Konseptual 34

2.4 Hipotesis Penelitian 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 37

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 37

3.3 Variabel Penelitian 37

3.4 Defenisi Operasional 37

3.5 Jenis dan Desain Penelitian 38

3.5.1 Jenis Penelitian 38

3.5.2 Desain Penelitian 39

3.6 Prosedur Penelitian 39

3.7 Instrumen Penelitian 42

3.7.1 Tes Hasil Belajar (Kognitif) 42

3.7.1.1 Validitas Tes 43

3.7.2 Instrumen Sikap (Afektif) 43

3.7.3 Instrumen Keterampilan (Psikomotorik) 43 3.7.4 Tes kemampuan Berpikir Kritis 44

3.8 Teknik Analisis Data 44

3.8.1 Analisis Data Tes Hasil Belajar (Kognitif) Siswa 44 3.8.2 Analisis Data Sikap (Afektif) Siswa 45 3.8.3 Analisis Data Observasi Keterampilan (Psikomotorik) Siswa 45 3.8.4 Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi Siswa 46 3.8.5 Analisis Perbedaan Hasil Belajar (Kognitif) Siswa Kelas 46

Eksperimen dan Kontrol

3.8.5.1 Uji Normalitas 47

3.8.5.2 Uji Homogenitas 47

3.8.5.3 Uji Hipotesis 48

3.8.6 Analisis Hubungan Berpikir Kritis Tinggi dengan Hasil 50 Belajar (Kognitif) Siswa

3.8.7 Kriteria Ketuntasan Minimal Hasil Belajar Siswa 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52

4.1 Hasil Penelitian 52

4.1.1 Analisis Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 4.1.2 Analisis Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 4.1.3 Analisis Perbedaan (Uji t) Hasil Belajar (Kognitif) 55

Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

(9)

viii

4.1.6 Analisis Hubungan Berpikir Kritis Tinggi dengan Hasil 57 Belajar (Kognitif) Siswa

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 60

BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 65

5.1 Kesimpulan 65

5.2 Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 67

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gbr. 2.1. Rangkaian listrik arus searah 24 Gbr. 2.2. Beda potensial dan arah aliran elektron 24 Gbr. 2.3. Pengukuran kuat arus dengan amperemeter 25 Gbr. 2.4. Pengukuran tegangan dengan voltmeter 25 Gbr. 2.5. Grafik antara I dan V 27

Gbr. 2.6. Penampang konduktor 28

Gbr. 2.7. Susunan Hambatan Seri 29 Gbr. 2.8. Susunan Hambatan Paralel 29 Gbr. 2.9. Susunan Hambatan Gabungan 29 Gbr. 2.10. Arus Listrik pada Titik Percabangan 31 Gbr. 2.11. Rangkaian Tertutup (loop tertutup) 32 Gbr. 3.1. Skema Rancangan penelitian 41 Gbr. 4.1. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan 53

Kelas Kontrol

Gbr. 4.2. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen dan 55 Kelas Kontrol

Gbr. 4.3. Diagram Batang Nilai Skala Sikap Kelas Eksperimen dan 56 Kelas Kontrol

(11)

x

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1.1. Data Nilai UN SMA N 9 Medan 2 Tabel 2.1. Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19 Tabel 2.2. Perhitungan Skor Perkembangan Siswa 20 Tabel 2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok 20 Tabel 2.4. Penelitian Terdahulu 33 Tabel 3.1. Two Group Pretest-Postest Design 39 Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 42 Tabel 3.3. Tabulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siswa 44 Tabel 3.4. Skor Pada Item Jawaban Instrumen Sikap 45 Tabel 3.5. Kategori Keberhasilan Keterampilan Siswa 46 Tabel 3.6. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 46 Tabel 3.7. Tabel penolong ANAVA 47 Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan penelitian 52 Tabel 4.2. Distribusi frekuensi Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan 53

Kelas Kontrol

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi Nilai Postes Kelas Eksperimen dan 54 Kelas Kontrol

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Perhitungan Skala Sikap Siswa 56 Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Perhitungan Obsevasi Psikomotorik Siswa 57 Tabel 4.6. Data Hasil Belajar (Kognitif) dan Berpikir Kritis Tinggi 58

Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

(12)

xi

Lampiran 7. Tes Hasil Belajar 99 Lampiran 8. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 105 Lampiran 9. Instrumen Sikap 115 Lampiran 10. Instrumen Keterampilan 119 Lampiran 11. Tes Kemampuan Berpikir Kritis 122 Lampiran 12. Kisi -Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis 124 Lampiran 13. Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis 128 Lampiran 14. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 130 Lampiran 15. Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 131 Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 132 Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 134 Lampiran 18. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 136 Lampiran 19. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 138 Lampiran 20. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 140 Lampiran 21. Uji Normalitas 142 Lampiran 22. Uji Homogenitas 146

Lampiran 23. Uji Hipotesis 148

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat berpengaruh terhadap

kemajuan SDM (Sumber Daya Manusia) suatu negara. Bila semakin tinggi tingkat

pendidikan di suatu negara, maka akan semakin tinggi pula tingkat kemakmuran

masyarakat di negara tersebut. Namun tidak semua negara memiliki tingkat

pendidikan yang tinggi khususnya di negara kita Indonesia. Masih banyak

masalah yang menghambat majunya tingkat pendidikan kita.

Salah satu masalah yang di hadapi dunia pendidikan kita saat ini adalah

masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta

didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses

pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk

menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai

informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingat. (Sanjaya,

2010:1).

Lemahnya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan kita dapat dilihat

dari rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini tampak dari hasil Ujian Nasional

tingkat SMA sederajat di Sumut tahun 2010 yang mengalami penurunan

persentasi tingkat kelulusan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 sebanyak 98

persen siswa dinyatakan lulus Ujian Nasional sementara di tahun 2010 berkurang

menjadi 94,74 persen saja. Artinya sebanyak 5,26 persen siswa dinyatakan tidak

lulus. (Bahrumsyah, 2010 dalam detik.com)

Hal senada juga dibuktikan dari data hasil ujian nasional kelompok IPA

di salah satu SMA Negeri di Medan yaitu SMA Negeri 9. Pada tahun 2009 nilai

rata-rata UN Fisika di sekolah ini menunjukkan penurunan yang signifikan

dibandingkan dengan nilai rata-rata di tahun 2010. Pada tahun 2009 nilai rata-rata

siswa mencapai angka 9,30 sedangkan di tahun 2010 hanya mencapai angka 8,33.

Artinya penurunan nilai rata-rata UN fisika mencapai angka 11,6 persen. Untuk

(14)

2

Tabel 1.1. Data nilai UN SMA N 9 Medan

No. Tahun Kelulusan

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata

UN NS NA UN NS NA UN NS NA

1. 2008/2009 9,50 - - 8,00 - - 9,30 -

-2. 2009/2010 9,25 - - 7,25 - - 8,44 -

-3. 2010/2011 8,50 9,74 8,90 6,25 8,45 7,30 8,33 8,81 8,53

4. 2011/2012 9,50 9,68 9,40 5,50 8,74 7,10 8,58 9,03 8,77

Ket : UN = Nilai Ujian Nasional

NS = Nilai UJian Semester

NA = Nilai Akhir

(Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional Ujian Nasional SMA N 9

Medan-Sumatera Utara)

Oleh karena itu, rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika

adalah salah satu hal yang perlu dicermati. Menurut siswa, fisika adalah salah satu

pelajaran yang sangat sulit untuk dipahami. Pernyataan ini didukung oleh hasil

wawancara peneliti terhadap Ibu Rina Swarni (guru bidang studi Fisika di SMA

Negeri 9 Medan), yakni nilai hasil belajar siswa yang masih dalam kategori

rendah dengan nilai rata-rata 60-75. Demikian pula halnya dengan observasi yang

dilakukan oleh peneliti terhadap siswa di kelas X SMA Negeri 9 Medan, ketika

siswa dimintai pendapat mengenai sikapnya terhadap pelajaran fisika, kebanyakan

dari mereka tidak menyukai pelajaran tersebut dan beranggapan bahwa setiap

materi pada pelajaran fisika itu sulit untuk dipahami.

Kesulitan memahami materi pelajaran fisika, diakibatkan oleh kegiatan

pembelajaran yang lebih banyak menghafal rumus, mencatat, dan mengerjakan

soal daripada memahami konsep. Sementara di sisi lain, mata pelajaran fisika

merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang tidak menekankan siswa

untuk menghafal dan mencatat setiap informasi atau konsep, melainkan

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi siswa dalam hal menjelajahi informasi dan memahami konsep.

(15)

3

Salah satu sasaran yang perlu dicapai oleh siswa untuk memperoleh

pemahaman konsep dalam belajar IPA khususnya fisika adalah memahami mata

pelajaran yang dipelajarinya. Untuk itu materi yang dipelajari harus sesuai dengan

jenjang dan tingkat kemampuan berpikir siswa. Pemahaman konsep yang

diperoleh ketika belajar fisika ini akan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir

kritis siswa (Manurung, Sri., 2010).

Adapun faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa

adalah proses pembelajaran yang selama ini masih didominasi oleh aktivitas guru

(Teaching Center). Guru akan lebih aktif daripada siswa sehingga keterampilan

atau kemampuan berpikir kritis siswa tidak dapat dikembangkan, selain itu guru

juga lebih menekankan perannya sebagai transformator ilmu kepada siswa.

Menurut Pusat kurikulum (dalam Kurniawati 2011:2) hal ini bertentangan dengan

amanah kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan

yang mengharapkan agar paradigma pembelajaran berubah dari (Teaching Center)

menjadi (Learning Center). Berdasarkan perubahan paradigma ini, maka perlu

adanya variasi model pembelajaran yang harus diterapkan oleh guru di kelas agar

siswa lebih aktif selama pembelajaran berlangsung.

Dalam pembelajaran, siswa diharapkan mampu menguasai/memahami

konsep fisika dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik untuk meningkatkan

hasil belajarnya. Oleh karena itu, guru juga harus menyiapkan perangkat

pembelajaran dan memilih variasi model pembelajaran yang paling efektif dan

efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya, serta menetapkan media dan sumber

belajar yang diperlukan untuk memberikan kegiatan atau pengalaman langsung

pada proses pembelajaran.

Terdapat suatu model pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman

langsung kepada siswa, yakni mampu menciptakan suasana belajar dan

melibatkan siswa bekerja secara bergotong-royong. Model pembelajaran ini

dinamakan sebagai model pembelajaran koperatif. Slavin (dalam Kuniawati,

2011:2) mengemukakan dua alasan yang kuat mengenai model pembelajaran

koperatif yakni : Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa

(16)

4

sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap

menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri.

Kedua, Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam

belajar berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan

dengan keterampilan.

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih

mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk

saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Selama belajar

secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa kali

pertemuan. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat

bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang

aktif, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi,

dan sebagainya. (Trianto, 2009: 56)

Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD (Student

Team Achievement Division) memasangkan siswa secara merata yang memiliki

kemampuan tinggi dan rendah dalam suatu kelompok sebanyak 4-5 orang. Skor

kelompok diberikan berdasarkan atas prestasi anggota kelompoknya. Ciri-ciri

yang penting dalam model ini adalah siswa akan dihargai atas prestasi kelompok

dan juga terhadap semangat kelompok untuk bekerja sama.

Gagasan utama model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

mendorong siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain

dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika siswa ingin agar

timnya mendapatkan penghargaan, mereka harus membantu teman satu

kelompoknya untuk mempelajari materinya. Mereka juga harus mendukung

teman satu kelompoknya untuk bisa melakukan yang terbaik, serta menunjukkan

norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. (Slavin 2005:12)

Hasil penelitian model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdahulu

yang dilakukan Surbakti. J (2011) diperoleh rata-rata hasil belajar siswa di kelas

eksprimen meningkat dari 68,67 menjadi 73,83. Begitu juga Irwardhani. S (2012)

(17)

5

menjadi 73,57. Hal ini memperlihatkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe STADcukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Perlu dicermati bahwa pada kesempatan ini, peneliti membuat perlakuan

yang berbeda terhadap sampel yang diteliti. Jika peneliti sebelumnya Surbakti. J

(2011) dan Irwardhani. S (2012) menggunakan model pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD terhadap kelas eksperimen dan model konvensional terhadap kelas

kontrol, maka dalam penelitian ini, untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

peneliti menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model kooperatif tipe

STAD ; namun yang membedakannya adalah pada kelas eksperimen akan

menggunakan komputer, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan komputer.

Penggunaan media berupa komputer di salah satu kelas pada penelitian ini adalah

untuk melihat apakah siswa di kelas tersebut dapat semakin mudah memahami

pelajaran fisika sehingga hasil belajarnya akan meningkat dibandingkan dengan

kelas yang tidak menggunakan media komputer.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian

dengan judul : “Pen g a ru h Mod el Pe mb el a ja ran Koo p era ti f Tipe

STAD Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok L i s t ri k Di n a mi s d i Kel a s X S e mes te r I I S MA Ne geri 9

Med a n T . A . 2 0 12 / 2 0 13 . ”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang

menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Siswa kurang didorong dalam mengembangkan kemampuan berpikir

2. Siswa kesulitan memahami materi pelajaran fisika.

3. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4. Model pembelajaran yang kurang bervariasi.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan

(18)

6

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD berbantuan komputer pada kelas eksperimen dan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADuntuk kelas kontrol.

2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 9

Medan.

3. Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa yang diteliti adalah

pada materi pokok Listrik Dinamis.

4. Perangkat pembelajaran yang digunakan meliputi buku guru, buku

siswa, RPP, animasi Komputer, Kisi-kisi tes hasil belajar, dan LKS.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar siswa setelah guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi

pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan?

2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Listrik Dinamis di

kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan?

3. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar (kognitif) siswa setelah

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi

pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan?

4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat berpikir kritis tinggi

dan hasil belajar (kognitif) siswa dengan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD berbantuan komputer pada materi pokok Listrik Dinamis di

kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.?

5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat berpikir kritis tinggi

dan hasil belajar (kognitif) siswa dengan model pembelajaran kooperatif

tipe STADpada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA

(19)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi

pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Listrik Dinamis di

kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.

3. Mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil belajar (kognitif) siswa

setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STADberbantuan

komputer dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi

pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.

4. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat berpikir

kritis tinggi dan hasil belajar (kognitif) siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi pokok Listrik

Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.

5. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat berpikir

kritis tinggi dan hasil belajar (kognitif) siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X

semester II SMA Negeri 9 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini adalah :

Untuk Guru

1. Menambah Kepustakaan guru.

2. Memperbanyak model pembelajaran.

3. Membangun inovasi pembelajaran guru.

(20)

8

Untuk Mahasiswa

1. Sebagai bahan informasi mengenai pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe STADberbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa

2. Sebagai Referensi untuk melakukan penelitian lanjutan.

Untuk Siswa

1. Meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan.

(21)

65 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka

disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD berbantuan komputer pada materi pokok Listrik Dinamis di

kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan adalah tuntas kelas karena

nilai rata-rata kelas secara keseluruhan adalah 78,10, telah mencapai nilai

KKM yaitu 75. Dan secara individu hanya terdapat 80% siswa yang

tuntas.

2. Hasil belajar fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X

semester II SMA Negeri 9 Medan adalah tidak tuntas kelas karena nilai

rata rata kelas secara keseluruhan adalah 72,86, masih berada di bawah

KKM yaitu 75. Dan secara individu hanya terdapat 54,2% siswa yang

tuntas.

3. Ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan komputer dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STADpada materi pokok Listrik Dinamis di

kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara berpikir kritis tinggi terhadap

hasil belajar (kognitif) siswa setelah menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbantuan komputer pada materi pokok Listrik

Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara berpikir kritis tinggi terhadap

hasil belajar (kognitif) siswa setelah menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X

(22)

66

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Sebaiknya

memperhatikan efisien waktu pada tahap pembagian kelompok, tahap

pembentukan kelompok dan pada saat membimbing masing-masing

kelompok siswa.

2. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebaiknya

mengalokasikan waktu dengan baik atau menyediakan alokasi waktu

tambahan agar semua kelompok mendapat kesempatan untuk menyajikan

hasil diskusi mereka.

3. Karena keterampilan siswa yang akan diobservasi banyak maka supaya

lebih efektif sebaiknya peneliti selanjutnya perlu menambah jumlah

observer yaitu dua observer.

4. Dalam menerapkan model kooperatif sebaiknya memperhatikan jumlah

siswa dalam satu kelas, karena model pembelajaran kooperatif akan

maksimal hasilnya jika jumlah siswanya kurang dari 30 orang siswa.

5. Sebelum memulai pembelajaran dengan model kooperatif, sebaiknya

peneliti memulai pembelajaran dengan motivasi agar siswa dapat

(23)

67

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2009.Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Dimyati dan Mujdiono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan : FMIPA Unimed

Irwardhani, S. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievment Division) Dengan Menggunakan Media Peta Pikiran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat Dan Wujudnya Di Kelas VII Semester I SMP Swasta Istiqlal Deli Tua T.P. 2012/2013., Skripsi. Medan : FMIPA Unimed

Kanginan, M. 2007.Fisika SMA Kelas X A. Jakarta : Erlangga

Kurniawati, I. 2011. Penerapan Perangkat Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Selama Kegiatan Belejar Mengajar Di SMA Medan, Skripsi. Medan : FMIPA Unimed

Manurung, Sri. L. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Menggunakan Software Autograph, Tesis. Medan : Program Pascasarjana Unimed

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Ruwanto, B. 2006. Asas – Asas Fisika SMA Kelas X. Yogyakarta : Yudhistira

Sanjaya, Wina. 2006. Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sadiman, S., dkk. 2011.Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers

Saripudin, A. 2012. Advanced Learning Physics 1B. Bandung : Grafindo Media Pratama

(24)

68

Slavin, Robert. A. 2005. Cooperative Learning-Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Sternberg, Robert. J.,dkk. 2007. Critical Thinking in Psychology. America : Cambridge University Press

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Supiyanto. 2004. Fisika SMA Untuk SMA Kelas X. Jakrata : Erlangga

Supranto, J. 2009. Statistik (Teori dan Aplikasi). Jakarta : Erlangga

Surbakti, Joy. S. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan Model Konvensional Pada Materi Pokok Kalor Di Kelas X Semester I SMA N 2 Kabanjahe T.P.2010/2011., Skripsi. Medan : FMIPA Unimed,

Tarigan, R. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Model Pembelajaran Konstruktivis Untuk Memberdayakan Kemampuan Berpikir Analitis, Kreatif Siswa SMA. Medan : FMIPA Unimed

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Bahrumsyah., 2010

(http://detik.com/news/read/2010/04/27/004422/1345946/10/tingkat-kelulusan-sma-di-sumut-menurun?nd771104bcj diakses pada jumat 01-02-2013).

http://kakali.wordpress.com/fisika/ diakses pada jumat 01-02-2013

Gambar

Tabel 1.1. Data nilai UN SMA N 9 Medan

Referensi

Dokumen terkait

BAGIAN D : Masa mulai berlaku: Amendemen Ketujuh ini mul ai berlaku segera setelah ditandatangani oleh Para Pihak... IN WITNESS WHEREOF, USAID and the Grantee,

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis-jenis fungi yang berasosiasi dengan benih mahoni ( Swietenia macrophylla King.) sewaktu masih di pohon dan setelah disimpan,

Pendugaan senyawa aktif utama yang berpotensi sebagai antioksidan dan inhibitor α -glukosidase pada fraksi C2 dan E2 dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

Dengan dilibatkannya karyawan dalam proses penyusunan anggaran, akan menimbulkan komitmen pada karyawan bahwa anggaran yang ada juga merupakan tujuannya untuk menyesuaikan

Pengukuran kinerja berdasarkan data aktiva intern/lazim disebut pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah dilakukan dengan banyak metode antara lain tingkat earning atau

Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan.. bimbingan dalam penyusunan

Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menentukan struktur modal perusahaan diantaranya : risiko bisnis, posisi pajak, fleksibilitas keuangan dan konservatisme

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran bentuk kenakalan siswa yang ada di SMA favorit dan bukan favorit di Kota Yogyakarta, faktor apa yang