• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 STABAT T.A. 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 STABAT T.A. 2011/2012."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN

KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II

S M A N E G E R I 1 S T A B A T T.A. 2011/2012

Oleh:

Habiba Ramadhani NIM 408121054

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah S.W.T, atas segala rahmat dan ridho-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hidayah kepada penulis, sehingga skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skiripsi berjudul ”Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Stabat T.A. 2011/2012” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran sejak awal sampai dengan selesainya skiripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si, Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, dan Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skiripsi ini.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Prof.Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D. selaku dekan FMIPA, Ibu Dra. Derlina, M.Si selaku ketua jurusan Fisika, Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Fisika Drs. Usler Simarmata, M.S. selaku dosen pembimbing akademik dan pada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai dan jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs.Syafruddin selaku kepala SMA Negeri 1 Stabat, kepada Ibu Dra. Eriati selaku guru Fisika di tempat penelitian yang telah membantu Penulis menyelesaikan penelitian ini, beserta seluruh guru dan staf SMA Negeri 1 Stabat.

(4)

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada sahabat-sahabat penulis mahasiswa Pendidikan Fisika 2008 DIK B, seluruh mahasiswa jurusan Fisika dan seluruh teman seperjuangan yang senantiasa tidak pernah surut berjuang di jalan dakwah yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya yang selalu setia memberi dukungan saat penulis mengalami masa-masa keterpurukan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2012 Penulis,

(5)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN

KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II

SMA NEGERI 1 STABAT T.A. 2011/2012

Habiba Ramadhani ( NIM 408121054)

ABSTRAK

Model kooperatif tipe STAD, yaitu suatu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar dalam bentuk kelompok. Model pembelajaran ini diintegrasikan dengan pendidikan karakter, sehingga selain hasil belajar, pembentukan karakter juga menjadi masalah yang diteliti dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD integrasi karakter terhadap pembentukan karakter dan hasil belajar fisika siswa kelas X Semester II pada materi pokok Listrik Dinamis di SMA Negeri 1 Stabat T.A 2011/2012.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1 Stabat yang berjumlah delapan kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas XB (sebagai kelas eksperimen) dan kelas XA (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 28 orang yang ditentukan dengan cara Cluster Random Sampling. Instrumen penelitian ini berupa tes dan lembar observasi. Tes berjumlah 15 item bentuk pilihan ganda dengan 5 option, yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Untuk menguji hipotesis menggunakan uji t satu pihak.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Identifikasi Masalah 4

1.3.Batasan Masalah 4

1.4.Rumusan Masalah 4

1.5.Tujuan Penelitian 5

1.6.Manfaat Penelitian 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Konsep Belajar 7

2.2. Hasil Belajar 7

2.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 8

2.4. Pendidikan Karakter 12

2.5. Materi Pembelajaran Listrik Dinamis 17

2.6. Kerangka Konseptual 25

2.7. Hipotesis 26

BAB III : METODE PENELITIAN 27

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 27

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 27

3.3. Variabel Penelitian 27

3.4. Metode Desain Penelitian 27

3.5. Prosedur Penelitian 28

3.6. Teknik Pengumpulan Data 28

(7)

3.8. Teknik Analisis Data 34

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39

4.1. Hasil Penelitian 39

4.1.1. Data Nilai Pretes dan Postes 39

4.1.2. Uji Persyaratan Analisis Data 40

4.1.3. Pengujian Hipotesis 41

4.1.4. Deskripsi Hasil Observasi 42

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 50

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 52

5.2. Saran 52

(8)

Halaman Tabel 2.1. Fase-fase pada pembelajaran kooperatif tipe STAD 10

Tabel 2.2. Skor Perkembangan Individu 11

Tabel 2.3. Kategori Peringkat Skor Kelompok 12

Tabel 3.1. Desain Penelitian 27

Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Materi Pokok Usaha danEnergi 29 Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39 Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39 Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar

Deviasi, Dan Varians 40

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Pengukuran kuat arus dengan amperemeter 18 Gambar 2.2. (a) skema rangkaian sederhana dengan sumber arus

dc, (b) rangkaian sebenarnya 18

Gambar 2.3. (a) Rangkaian menggunakan Amperemeter, (b) Multimeter yang dapat digunakan sebagai Amperemeter 18 Gambar 2.4. Pengukuran tegangan dengan voltmeter 19

Gambar 2.5. Mengukur tegangan 19

Gambar 2.6. Penggunaan multimeter 20

Gambar 2.7. Arah aliran arus listrik berlawanan dengan arah aliran

elektron 21

Gambar 2.8. Salah satu bentuk resistor dari berbagai bentuk yang

diproduksi oleh pabrik 21

Gambar 2.9. Skema penghambat dalam rangkaian listrik 21 Gambar 2.10.Susunan hambatan; (a) seri, (b) paralel, campuran

seri dengan parallel 23

Gambar 2.11 Skema diagram untuk Hukum I Kirchoff serta analogi

Mekaniknya 24

Gambar 2.12. Nilai ε saat searah loop dan berlawanan arah loop 25

Gambar 4.1. Diagram Batang Pembentukan Karakter Tiap Pertemuan

Kelas Eksperimen 43

Gambar 4.2. Diagram Batang Pembentukan Karakter Tiap Pertemuan

Kelas Kontrol 43

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Angket Studi Pendahuluan Tentang Karakter Siswa 54 Lampiran 2 Angket Hasil Belajar Dan Minat Siswa (Studi Pendahuluan) 59

Lampiran 3 Lembar Angket (Observasi) Guru 62

Lampiran 4 RPP 64

Lampiran 5 LKS (Lembar Kegiatan Siswa) 106

Lampiran 6 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 115

Lampiran 7 Tes Hasil Belajar 126

Lampiran 8 Lembar Observasi Pembentukan Karakter Siswa 131 Lampiran 9 Pedoman Penskoran Observasi Pembentukan

Karakter Siswa 132

Lampiran 10 Sebaran Data Uji Coba Hasil Belajar 134 Lampiran 11 Perhitungan Validitas Instrumen 136 Lampiran 12 Perhitungan Reabilitas Tes Hasil Belajar 138 Lampiran 13 Persiapan Perhitungan Daya Beda, Dan Tingkat Kesukaran 139 Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 141

Lampiran 15 Perhitungan Daya Beda Soal 143

Lampiran 16 Distribusi Skor Nilai Pretes Kelas Eksperimen 145 Lampiran 17 Distribusi Skor Nilai Pretes Kelas Kontrol 147 Lampiran 18 Distribusi Skor Nilai Postes Kelas Eksperimen 149 Lampiran 19 Distribusi Skor Nilai Postes Kelas Kontrol 150 Lampiran 20 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 153 Lampiran 21 Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 154 Lampiran 22 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Estándar Deviasi 155

Lampiran 23 Uji Normalitas Data 158

Lampiran 24 Uji Homogenitas 164

Lampiran 25 Uji Hipotesis 166

Lampiran 26 Data Observasi Pembentukan Karakter Siswa

Kelas Eksperimen 168 Lampiran 27 Data Observasi Pembentukan Karakter Siswa Kelas Kontrol 176

Lampiran 28 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 184 Lampiran 29 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 185 Lampiran 30 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 186 Lampiran 31 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 187

Lampiran 32 Daftar Nilai Product Moment 189

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan tidak

dapat diperoleh begitu saja dalam waktu singkat, namun memerlukan proses

pembelajaran sehingga menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan proses

yang dilalui. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan mampu menghadapi

berbagai tantangan dalam hidup yang terus berkembang. Berbagai usaha telah

dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui

berbagai program pemerintah, antara lain penerapan kurikulum Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimulai tahun 2006 dan program

pengembangan karakter oleh pemerintah yang dikenal dengan pendidikan karakter

yang mulai diterapkan pemerintah mulai tahun 2011. Program tersebut

dilaksanakan guna menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi dalam dunia

pendidikan. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran.

Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada

setiap jenjang pendidikan dan Perguruan Tinggi. Fisika merupakan bagian dari

sains yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis

dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa

akan dikenalkan konsep, asas, teori, prinsip dan hukum-hukum fisika. Siswa juga

akan diajarkan untuk bereksperimen di dalam laboratorium atau di luar

laboratorium sebagai proses ilmiah untuk menguasai konsep-konsep fisika.

Banyak permasalahan-permasalahan yang sering ditemukan dalam

pembelajaran fisika diantaranya umumnya siswa yang menganggap fisika itu

merupakan pelajaran yang sulit. Fisika sebagai suatu disiplin ilmu mengharuskan

peserta didik untuk memahami kata demi kata, tabel, angka, grafik, persamaan,

diagram dan mengaitkannya. Fisika membutuhkan kemampuan menggunakan

aljabar dan geometri untuk memahami konsep fisika. Hal inilah yang membuat

belajar fisika itu sangat sulit bagi banyak siswa ( Redish dalam Ornek, dkk, 2008).

Hal ini dapat dilihat dari hasil studi pendahuluan di SMA Negeri 1 Stabat

diperoleh fakta bahwa 75% siswa mengatakan bahwa fisika itu sulit dan kurang

menarik, hanya 16% mengatakan fisika itu mudah dan menyenangkan dan 9%

(12)

2

mengatakan fisika itu membosankan, 85 % siswa merasa senang jika diberi soal

yang mudah dikerjakan, 59% siswa merasa tidak senang ketika disuruh

mengerjakan soal di depan kelas. Hal ini berdampak pada rendahnya minat siswa

untuk belajar fisika yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Masalah

ini merupakan salah satu masalah klasik yang kerap dijumpai oleh para guru fisika

di sekolah bahkan dari studi pendahuluan diperoleh fakta bahwa 59 % siswa

memperoleh nilai ulangan fisika yang belum mencapai KKM ( <65 ).

Hasil belajar bukanlah sekadar angka yang tertera pada daftar nilai namun

juga tingkah laku yang dibentuk dari proses belajar itu. Tingkah laku

menunjukkan karakter seseorang, karena itu selain rendahnya hasil belajar tidak

hanya dapat dilihat dari angka saja tetapi dapat dilihat dari karakter siswa,

terutama saat era globalisai saat ini. Globalisasi yang ada di hadapan kita sebagai

sebuah fakta tidak dapat kita pungkiri. Namun, globalisasi tidak hanya membawa

dampak positif, tapi juga negatif. Semakin berkembangnya teknologi

memudahkan berbagai aktivitas manusia adalah dampak positif globalisasi.

Lahirnya generasi instan (langsung bisa menikmati tanpa proses perjuangan dan

kerja keras), dekadensi moral, hedonisme dan konsumerisme, bahkan

pragmatisme adalah sebagian dampak negatif globalisasi. Globalisasi

menyediakan seluruh fasilitas yang dibutuhkan manusia, negatif maupun positif.

Akhirnya karakter anak bangsa berubah menjadi rapuh, terjerumus dalam tren

budaya yang melenakan, dan tidak memikirkan akibat yang ditimbulkan.

Permasalahan karakter ini seringkali juga ditemukan dalam proses pelaksanaan

pembelajaran, misalnya berdoa tidak sungguh-sungguh, tidak menghormati guru

dalam kelas, kurangnya kerja sama antar siswa dan sering kali siswa tidak dapat

mempertanggungjawabkan tugas yang telah mereka kerjakan bahkan ketika

sedang berdiskusi tidak bertutur kata yang santun. Di sinilah, pentingnya

internalisasi pendidikan karakter di sekolah secara intensif. Salah satu yang

berperan dalam pembentukan karakter siswa di sekolah adalah guru. Guru

merupakan sosok yang menjadi idola bagi anak didik. Menurut Mulyasa (dalam

Asmani, 2011 :71), guru itu bersifat multifungsi. Ia tidak hanya sebagai pendidik,

tapi juga sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaru, model dan

(13)

3

rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawet

dan kulminator.

Jadi guru itu memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter siswa di

sekolah, selain karena guru itu lebih banyak berinteraksi dengan siswa

dibandingkan dengan kepala sekolah dan pengurus sekolah lainnya, guru juga

memiliki tugas untuk mendidik siswa bukan saja kemampuan kognitifnya saja

akan tetapi juga membentuk tingkah laku siswa sebab hasil belajar itu bukan saja

dalam bentuk nilai yang tertulis di daftar nilai akan tetapi juga perubahan tingkah

lakunya. Berdasarkan studi pendahuluan di SMA Negeri 1 Stabat ditemukan

beberapa permasalahan yang mempengaruhi pembentukan karakter siswa

diantaranya guru yang kurang memperhatikan siswa misalnya dengan

memberikan penghargaan pada hasil belajar siswa dan memberikan motivasi. Dari

angket pada studi pendahuluan, ditemukan beberapa karakter siswa yang kurang

terbentuk diantaranya karakter percaya diri , dimana siswa masih ada yang tidak

pernah menjawab pertanyaan di depan kelas setiap masuk (30%), karakter kurang

bertanggung jawab yang masih tinggi (52%), mandiri (7%), kurangnya karakter

kerja keras siswa (7%), dan masih ada siswa yang tidak jujur (37%), kurang

disiplin (37%) dan beberapa karakter yang lainnya.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas perlu diusahakan suatu

model pembelajaran yang lebih bermakna. Salah satunya dengan menggunakan

model kooperatif tipe STAD, yaitu suatu model pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar dalam bentuk kelompok.

Karena selain permasalahan hasil belajar saja maka model ini juga akan

diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Sehingga selain hasil belajar maka

pembentukan karakter akan lebih dioptimalkan dalam pembelajaran kooperatif

tipe STAD yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti keberhasilan belajar siswa

berkaitan dengan penerapan model kooperatif tipe STAD integrasi pendidikan

karakter. Dengan demikian peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan

(14)

4

Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Stabat T.A 2011/2012.

1.2.Identifiksi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah dapat

diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Hasil belajar fisika siswa rendah.

2. Rendahnya minat siswa belajar fisika.

3. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

4. Pembentukan karakter siswa yang kurang optimal

5. Pentingnya peran guru dalam pembentukan karakter siswa di sekolah

1.3.Batasan Masalah

Batasan masalah dalam permasalahan ini adalah :

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1Stabat

T.P 2011/2012

2. Materi yang diajarkan pada materi pokok Listrik dinamis dibatasi hanya

pada sub materi pokok alat ukur listrik, dan rangkaian listrik arus searah.

3. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD

4. Karakter yang akan diintegrasikan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD adalah karakter jujur, bertanggung jawab, disiplin, kerja keras,

percaya diri, mandiri, ingin tahu dan cinta ilmu.

1.4.Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD integrasi pendidikan karakter di kelas pada materi

pokok Listrik Dinamis X semester II?

2. Apakah ada pengaruh signifikan pada hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD integrasi

pendidikan karakter pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X

semester II?

3. Bagaimana karakter siswa selama mengikuti proses belajar dengan

(15)

5

pendidikan karakter pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X

semester II?

4. Apakah ada pengaruh signifikan pada karakter siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD integrasi

pendidikan karakter pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X

semester II?

1.5.Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hasil belajar siswa kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Stabat

pada materi pokok Listrik Dinamis sebelum dan sesudah pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD integrasi

pendidikan karakter.

2. Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

STAD integrasi pendidikan karakter terhadap hasil belajar Fisika siswa

pada materi pokok Listrik Dinamis dalam sub materi alat ukur listrik dan

rangkaian listrik arus searah..

3. Mengetahui karakter siswa selama mengikuti proses belajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD integrasi

pendidikan karakter pada materi pokok Listrik Dinamis dalam sub materi

alat ukur listrik dan rangkaian listrik arus searah.

4. Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

STAD integrasi pendidikan karakter terhadap pembentukan karakter

siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik

Dinamis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

integrasi pendidikan karakter

2. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan guru

(16)

6

3. Sebagai bahan masukan untuk peneliti sebagai calon guru fisika untuk

dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD integrasi

pendidikan karakter.

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Integrasi

Karakter terhadap hasil belajar siswa pada sub materi pokok Listri Dinamis di

Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2011/2012. Hal ini dilihat dari

rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran Koopertaif Tipe STAD Integrasi Karakter adalah 69,34.

Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang menggunakan

model pembelajaran konvensional adalah 61,96.

2. Pembentukan karakter siswa selama proses pembelajaran dengan model

pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Integrasi Karakter pada sub materi

pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P

2011/2012 meningkat lebih baik dibandingkan dengan pembentukan karakter

siswaselama proses pembelajaran dengan model konvensional.

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Integrasi Karakter dapat meningkatkan pembentukan karakter siswa. Untuk

itu, diharapkan agar guru fisika SMA Negeri maupun SMA Swasta,

khususnya SMA Negeri 1 Stabat dapat menggunakan model pembelajaran

Koopertaif Tipe STAD Integrasi Karakter sebagai alternatif model

pembelajaran terutama ketika hendak membentuk karakter siswa.

2. Bagi peneliti lanjut yang ingin melakukan penelitian yang sama sebaiknya

menyesuaikan alokasi waktu yang ada dengan bahan diskusi kelompok,

menyiapkan diri peneliti sebaik-baiknya, memberikan bed nomor urut siswa,

dan fokus pada satu atau dua karakter saja yang ingin dibentuk untuk

memfokuskan diri pada proses pembentukan siswa dan juga memudahkan

pengamatan observer.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah waktu penelitian yang

cukup lama agar karakter siswa benar-benar dapat terbentuk secara

keseluruhan.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z., dan Sujak., (2011), Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, Yrama Widya, Bandung.

Arikunto, S., (2003), Manajenen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2008), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Asmani, Jamal. M., (2011). Buku Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Diva Press, Jogjakarta.

Djamarah, S. B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati., dan Mudjiono., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2010), Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA, Unimed .

Kanginan, M.,(2002), Fisika untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Nurachmandani, S., (2009), Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Ornek, F., Robinson. W.R., dan Haugan. M. P., (2008). What Makes Physics Difficult?,____________________

Slavin, Robert E., (2010), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sugiyono, (2009)., Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Supiyanto., (2004), Fisika SMA untuk SMA Kelas X Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Trianto., (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KTSP, Kencana, Jakarta.

(19)

RIWAYAT HIDUP

Habiba Ramadhani dilahirkan di Pondok X Kecamatan Panei, Simalungun pada tanggal 8 April 1990. Ayah bernama Tukiman (alm), dan ibu bernama Sumiani dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1995 penulis masuk SD Negeri No 02191 Simpang Raya dan lulus tahun 2001. Pada tahun 2001 Penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Panei dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 4 Pematangsiantar dan lulus tahun 2007. Pada tahun 2008 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus pada tahun 2012.

Gambar

Tabel 2.1. Fase-fase pada pembelajaran kooperatif tipe STAD

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kualitas komunikasi ayah dalam keluarga dengan konsep diri pada remaja. Semakin positif

Pendugaan senyawa aktif utama yang berpotensi sebagai antioksidan dan inhibitor α -glukosidase pada fraksi C2 dan E2 dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

Dalam Pasal 1 PP tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara

Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan.. bimbingan dalam penyusunan

Berdasarkan hasil penelitian penulis melalui angket yang telah dibagikan kepada mahasiswa fakultas hukum UMS tahun angkatan 2003 s/d 2006 selaku responden, sebanyak 100 angket,

Dengan membandingkan nilai sumbangan relatif dan efektif nampak bahwa variabel pengalaman mengajar memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap kinerja guru

[r]

Sebagai maiiasiswa