• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA DHARMAWANGSA MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA DHARMAWANGSA MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOD PAIR SHARE (T

HASIL B LISTRIK

SMA

Diajukan

FAKULTAS MA

ODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF T (TPS) BERBANTUAN PETA KONSEP TE IL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKO

RIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II A SWASTA DHARMAWANGSA MEDAN

TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh : Asmidar Dalimunthe

NIM 409421003

Program Studi Pendidikan fisika

SKRIPSI

an Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Ge Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013

F TIPE THINK TERHADAP KOK

R II N

Gelar

(2)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II

SMA SWASTA DHARMAWANGSA MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Asmidar Dalimunthe (NIM 409421003) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan peta konsep, aktifitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan peta konsep pada materi pokok listrik dinamis di SMA Swasta Dharmawangsa Medan.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian two group pretes dan postes. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Dharmawangsa Medan. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas X-1 (kelas eksperimen) dan kelas X-3 (kelas kontrol) yang masing-masing kelas berjumlah 35 dan 37 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 15 soal yang sebelumnya telah divalidkan oleh tiga orang validator. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t.

Dari analisa data hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 42,3 dengan standar deviasi 9,7 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol adalah 43,1 dengan standar deviasi 11,1, sehingga diperoleh Fhitungsebesar 1,30 dan Ftabelsebesar 1,77. Karena Fhitung < Ftabel (1,30< 1,77), maka hasil pretes untuk kedua kelas mempunyai varians yang sama (homogen). Setelah itu kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan peta konsep dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai diberikan diperoleh nilai rata-rata postes kelas eksperimen adalah 70,5 dengan standar deviasi 10,5 dan nilai rata-rata postes kelas kontrol adalah 64,1 dengan standar deviasi 10,9. Kedua data tersebut berdistribusi normal. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t pada α= 0,05 dan dk = 70 diperoleh thitung> ttabel atau 2,99 > 1,6717 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di SMA Swasta Dharmawangsa Medan. Pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata aktivitas siswa dari pertemuan I s/d II sebesar 67,30 dengan kategori aktif.

(3)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif 14 Tabel 2.2 Perbandingan empat pendekatan dalam 15

pembelajaran Kooperatif

Tabel 2.3 Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan 17 Kelompok belajar konvensional

Tabel 2.4 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe 20 Think Pair Share ( TPS )

Tabel 2.5 Kode warna resistor 27

Tabel 2.6 Hambatan jenis beberapa zat 28 Tabel 3.1 Spesifikasi tes hasil belajar fisika materi 33

pokok Listrik dinamis

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Observasi Aktifitas Siswa 35 Kelas Eksperimen

Tabel 3.3 Two group pretest postest design 36 Tabel 4.1 Tabulasi frekuensi Data Pretes Kelas Eksperimen 44

dan Kelas Kontrol

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen 46 dan Kelas Kontrol

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 46 Tabel 4.4 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 47 Tabel 4.5 Tabulasi frekuensiData Postes Kelas Eksperimen 47

dan Kelas Kontrol

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen 49 dan Kelas Kontrol

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 49 Tabel 4.8 Ringkasan Perhitungan Uji t Postes 50 Tabel 4.9 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas 51

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Rangkaian Listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup 22

Gambar 2.2 Aliran listrik 23

Gambar 2.3 Kuat arus listrik ditentukan oleh jumlah muatan yang 23 Menembus luas penampang penghantar tiap detik

Gambar 2.4 Amperemeter dipasang seri 24 Gambar 2.5 Muatan listrik pada beberapa benda 25 Gambar 3.1 Skema rancangan penelitian 37 Gambar 4.1 Diagram batang data pretes kelas eksperimen 45 Gambar 4.2 Diagram batang data pretes kelas kontrol 45 Gambar 4.3 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 48 Gambar 4.4 Diagram batang data postes kelas kontrol 48 Gambar 4.5 Diagram batang Perkembangan Aktivitas 52

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-1 59 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-1 68 Lampiran 3 Lembar Kegiatan Siswa–1 77

Lampiran 4 Jawaban LKS-1 79

Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa - 2 81

Lampiran 6 Jawaban LKS-2 82

Lampiran 7 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 83

Lampiran 8 Tes Hasil Belajar 90

Lampiran 9 Lembar Distribusi Aktivitas Siswa 94 Lampiran 10 Pedoman penskoran observasi 98 Lampiran 11 Peta konsep pertemuan 1 100 Lampiran 12 Peta konsep pertemuan 2 101 Lampiran 13 Distribusi hasil pretes eksperimen 102 Lampiran 14 Distribusi hasil postes eksperimen 104 Lampiran 15 Distribusi hasil pretes kontrol 106 Lampiran 16 Distribusi hasil postes kontrol 108 Lampiran 17 Perhitungan rata-rata,varians dan standar deviasi 110

Lampiran 18 Uji Normalitas 113

Lampiran 19 Uji homogenitas 117

Lampiran 20 Uji hipotesis 120

Lampiran 21 Dokumentasi 125

Lampiran 22 Daftar nilai kritis uji Lilliefors 130

Lampiran 23 Daftar tabel z 131

(6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Kualitas dan kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pembangunan kualitas sumber daya manusia merupakan rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yaitu mencakup pembangunan manusia, baik sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”

Kemajuan pendidikan di Indonesia hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik, untuk itu pemerintah telah banyak melakukan upaya untuk membenahi dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia baik dalam proses pembelajaran maupun seluruh perangkat yang menyokong terlaksananya pendidikan. Penerapan sistem pendidikan nasional, wajib belajar sembilan tahun, pembaharuan kurikulum, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sertifikasi guru adalah upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas Pendidikan.

Akan tetapi kenyataannya usaha-usaha pemerintah itu belum mampu memberikan hasil yang maksimal terhadap mutu pendidikan. Hal ini dapat dilihat Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934.

(7)

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.

(http://skripsitesis4u.blogspot.com/2013/02/makalah-rendahnya-kualitas-pendidikan.html Diakses 25 Maret 2013 )

Salah satu mata pelajaran yang ada dalam pendidikan di sekolah adalah Fisika. Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika diajarkan dengan tujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat menerapkan konsep fisika dengan melakukan pengamatan, percobaan, diskusi, dan mengambil kesimpulan-kesimpulan dari kegiatan belajar tersebut.

Mengingat pentingnya ilmu fisika dalam berbagai bidang kehidupan manusia, maka perlu diperhatikan mutu mata pelajaran fisika yang di ajarkan di tiap jenjang dan jenis pendidikan. Tetapi berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Swasta Dharmawangsa Medan dengan membagikan angket kepada 35 orang siswa sebanyak 62,85 % siswa mengatakan fisika itu sulit dan kurang menarik, sebanyak 28,57% mengatakan fisika itu biasa saja dan sebanyak 8,57% mengatakan pelajaran fisika itu mudah dan menyenangkan. Begitu juga dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Swasta Dharmawangsa dengan melakukan wawancara kepada guru bidang studi Fisika yaitu Ibu Yanti Hariani S. Pd diperoleh data hasil belajar fisika untuk semester ganjil pada tahun 2012/2013 yaitu nilai rata-rata 50 sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang akan dicapai adalah 70. Sehingga dapat dikatakan nilai rata-rata siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan.

(8)

Penumpukan informasi/konsep pada subjek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru kepada subjek didik melalui satu arah. Tidak dapat disangkal bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak pada bagaimaan konsep itu dipahami oleh subjek didik (Trianto, 2011). Demikian pula pada pihak siswa yaitu kurangnya minat dan perhatian terhadap pelajaran fisika karena kebiasaan menjadi penonton dalam kelas. Hal ini menyebabkan keterlibatan seluruh siswa dalam aktivitas pembelajaran yang sangat kecil, karena kegiatan pembelajaran di dominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi sementara yang memiliki kemampuan rendah hanya menonton saja (pasif). Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa terutama yang memiliki kemampuan rendah enggan berpikir, Sehingga timbul perasaan jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran fisika.

Sehingga orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) harus beralih berpusat pada Siswa (Student Centered). Hal yang sama

diungkapkan oleh (Trianto, 2011), “Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran konvensional.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami materi ajar dan menciptakan suasana belajar dimana siswa aktif dan guru hanya sebagai pengelola, fasilitator, motivator, dan kontrol untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Dalam menciptakan interaksi edukatif guru dapat memilih salah satu yang menarik mengiringi perubahan paradigma diatas tersebut yaitu pengembangan model pembelajaran Cooperative Learning atau yang sering disebut juga dengan pembelajaran kooperatif.

(9)

pengetahuan dan keterampilan serta saling berbagi pengetahuan, konsep, dan keterampilan tersebut kepada siswa yang lainnya.

Model TPS merupakan model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Frank Lyman, dan kolagennya di Universitas Maryland sesuai dikutip Andres (dalam Trianto, 2011) menyatakan bahwa TPS merupakan cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas, dimana prosedur yang digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir untuk merespon dan saling membantu. Keunggulan model pembelajaran ini, yaitu mampu mengoptimalkan partisipasi siswa (Lie, 2008). Pembelajaran kooperatif tipe TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu dengan sesama temannya.

Di samping itu bila pembelajaran kooperatif dibantu dengan peta konsep, maka siswa lebih mudah mengerti materi yang disampaikan guru, karena peta konsep memberikan kemudahan dalam mengatasi konsep sulit sehingga pelajaran yang diberikan guru dapat terorganisasi dengan baik dalam ingatan siswa. Peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dalam suatu bidang studi. Peta konsep dapat pula mengungkapkan konsepsi salah yang terjadi pada siswa.

Menurut peneliti sebelumnya, yaitu oleh Frandika Sinambela (2010) bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) menjadikan rata-rata hasil belajar siswa lebih baik yaitu sebelum

(10)

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Siswa menganggap pelajaran Fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami.

2. Kurangnya minat dan perhatian siswa.

3. Rata–rata hasil belajar fisika siswa masih dibawah KKM .

4. Proses pembelajaran Fisika yang masih berpusat pada guru dan hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan mengerjakan soal 5. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas pada pembahasan, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Subjek penelitian adalah siswa SMA Swasta Dharmawangsa Medan kelas X semester II T.A 2012/2013

2. Materi pokok yang diajarkan adalah materi Listrik Dinamis

3. Model yang digunakan adalah koopertaif tipe TPS berbantuan peta konsep

4. Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tes kognitif dan observasi terhadap aktivitas siswa saja.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

(11)

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester II SMA Swasta Dharmawangsa Medan T.A 2012/2013 ?

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS berbantuan peta konsep pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester II SMA Swasta Dharmawangsa Medan T.A 2012/2013 ? 4. Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan

peta konsep pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester II SMA Swasta Dharmawangsa Medan T.A 2012/2013 ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS berbantuan peta konsep pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester II SMA Swasta Dharmawangsa Medan T.A 2012/2013

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester II SMA Swasta Dharmawangsa Medan T.A 2012/2013

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS berbantuan peta konsep pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester II SMA Swasta Dharmawangsa Medan T.A 2012/2013 4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe TPS

(12)

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika pada materi pokok Listrik Dinamis yang diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS berbantuan Peta Konsep di SMA

2. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif pemilihan model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika .

3. Sebagai bahan masukan untuk peneliti sebagai calon guru fisika untuk dapat menerapkan model kooperatif tipe TPS berbantuan Peta Konsep dalam kegiatan pembelajaran fisika.

1.7 Defenisi Operasional

TPS atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Dalam TPS setiap kelompok terdiri dari 2 orang. Peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama.

(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi Listrik dinamis di kelas X semester genap SMA Swasta Dharmawangsa Medan T.A 2012 /2013 yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan peta konsep adalah 70,5 oleh karena itu nilai rata-rata hasil belajar siswa tergolong tuntas.

2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi Listrik dinamis di kelas X semester genap SMA Swasta Dharmawangsa Medan T.A 2012 /2013 diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional adalah 64,1, oleh karena itu rata-rata hasil belajar siswa tergolong tidak tuntas.

3. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan peta konsep pada materi Listrik dinamis di kelas X semester genap SMA Swasta Dharmawangsa Medan T.A 2012 /2013 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada ketiga pertemuan mencapai 67,30 dengan kategori nilai B (Aktif)

(14)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Pada penelitian ini terdapat kendala dalam mengelompokan siswa berpasang-pasangan karena jumlah sampel 35 orang dan sulitnya mengendalikan siswa saat bekerja dalam kelompok, dimana peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan kedua hal tersebut

2. Bagi para peneliti yang ingin menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS diharapkan dapat menggunakan media yang lebih menarik seperti macro media Flash.

3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan sebelum memulai proses pembelajaran terlebih dahulu dijelaskan kepada siswa bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran para siswa sudah mengerti apa yang akan dilakukan dan tidak menyita waktu untuk fase-fase pembelajaran yang lain.

4. Bagi para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan model yang sama disarankan lebih dapat mengkoordinir semua kelompok agar diskusi yang dilakukan berjalan lancar.

(15)

57

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta .

Arends., (2008), Learning To Teach, Belajar Untuk Mengajar Jilid 2, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Arikunto, S., (2011), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Djamarah, S., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Eggen, P., ( 2012 ), Strategi dan Model Pembelajaran :Mengajukan Konten dan

Keterampilan Berpikir,Penerbit Pearson Education, Boston.

Giancoli, ( 2001 ), Fisika, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hamalik, O., ( 2009 ), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Bandung .

Lie, A., (2010), Cooperatif Learning Memperaktekkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Nurachmandani,S,. 2009 , Fisika 1 Untuk SMA/MA kelas X, Penerbit pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Rusman, (2011), Model model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Penerbit Rajawali Pers, Jakarta

Sanjaya,W.,( 2006 ), Strategi Pembelajaran Beriorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta

Sinambela, F., (2010), Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS ( Think Pair Share ) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok optika geometri dikelas X Semester II SMA Methodist 1 medan TP 2009/2010. Skripsi,FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan

Slameto, (2010 ), Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana , N., ( 2009 ), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

(16)

58

Trianto, (2011, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master

1163081188230076%20Pengantar.pdf Diakses 25 Maret 2013

http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/02/18555569/Indeks.Pendidikan.Indones ia. Menurun diakses 25 Maret 2013

(http://skripsitesis4u.blogspot.com/2013/02/makalah-rendahnya kualitas-pendidikan.html Diakses 25 Maret 2013 )

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan sabun ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan proses dingin, proses panas serta proses pelelehan dan penuangan. Proses pelelehan dan

Tidak mengherankan bila hasil penelitian ini memberi inspirasi pada berbagai penerbit untuk menyertakan lebih banyak soal pemecahan masalah dalam buku ajar di tahun 90-an

Dari analisis terhadap teks yang ditampilkan Solopos dapat diketahui bagaimana netralitas media dalam kampanye pilgub. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

Penyusunan skripsi dengan Judul &#34;Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang akan Datang (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Public)&#34;..

Dalam : Noer, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ketiga, Penerbit FK UI, Jakarta.. Tjokroprawiro,

Dalam menyampaikan pesan tentang arti pentingnya dua anak lebih baik yang merupakan anjuran pemerintah demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Wonoharjo, para

Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Visual Branding Grup Band “Holy Spirit”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah merancang promosi “Holy Spirit” agar lebih di

4.3 Hambatan-Hambatan yang dihadapi dalam Pemanfaatan software SIPRUS Sebagai Media Penelusuran Informasi di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta