• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Jenar Seto/ Dosen pembimbing 1 :Ir. Wiratno Argo Asmoro,Msc Dosen pembimbing 2 :Ir. Zulkifli,Msc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Jenar Seto/ Dosen pembimbing 1 :Ir. Wiratno Argo Asmoro,Msc Dosen pembimbing 2 :Ir. Zulkifli,Msc"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Jenar Seto/2409105011

Dosen pembimbing 1 :Ir. Wiratno Argo Asmoro,Msc

Dosen pembimbing 2 :Ir. Zulkifli,Msc

(2)

Kebisingan di tempat kerja dapat menimbulkan gangguan

pendengaran dan gangguan sistemik yang dalam jangka waktu

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan penurunan

produktivitas tenaga kerja. Oleh karena itu perlu dilakukan

pemantauan dan deteksi dini untuk pencegahan karena kerugian

yang harus dibayarkan akibat kebisingan ini cukup besar.

Pemeriksaan gangguan pendengaran harus dilakukan secara teliti,

cermat, dan hati-hati untuk menghindari kesalahan prosedur dalam

memberikan kompensasi kepada tenaga kerja. Kawasan dengan

tingkat kebisingan tertinggi adalah kawasan industri,hal ini dialami

pada PT SAMATOR khususnya di ruang operator unit ASP,yang

memiliki tingkat kebisingan yang tergolong tinggi hal ini

mengakibatkan mengganggu pendengaran para pekerja. Oleh

karena itulah pada tugas akhir ini akan dilakukan rancang ulang

pada ruang operator.

(3)

Untuk merancang ulang ruang operator

unit ASP PT SAMATOR GRESIK sesuai

standart

noise criteria

(NC), yaitu 60 dBA

(4)

pengambilan data dan pengukuran meliputi :

Menentukan letak titik –titik pengukuran pada

ruang operator

Melakukan pengukuran kebisingan dengan

menggunakan sound level meter

Melakukan pengukuran kebisingan pada

titik-titk yang telah ditentukan dengan nilai La (dBA)

pada frekuensi overall 125 KHz,250 KHz,500

KHz,1 KHz,2 KHz,4 KHz

Mencatat ukuran serta bahan yang terdapat di

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

Menghitung nilai koefisien arbsorpsi

rata-rata per frekuensi

=

= koefisien absorpsi rata-rata

α = absorpsi ruangan (m

2

)

S= luasan permukaan total (m

2

)

α = S

1

α

1

+ S

2

α

2

+...S

n

α

n

= ∑ S

i

α

i

Sn= luas permukaan material/bahan (m2)

αn = koefisien absorpsi permukaan

(10)

Dimana :

Lp1 = Tingkat tekanan bunyi pada sumber bunyi Lp2 = Tingkat tekanan bunyi pada ruang penerima

Sw = Luas dinding pemisah ruang penerima dan sumber bunyi

R = Konstanta ruang

NR = Noise reduction (Lp1-Lp2)

Pada tabel diatas memperlihatkan nilai transmission loss per frekuensi,dengan nilai

transmission loss over all sebesar 39,61 dihitung dengan persamaan : TL = Lp1-Lp2 + 10 log (0,25+Sw / R) dB

(11)
(12)

Rumus yang digunakan adalah TL = (20 log w+20 log f ) – 47 Dimana :

f = frekuensi (Hz)

W= kerapatan permukaan (lb/ft2/in atau kg/m2/cm)

C =33 bila W dalam satuan lb/ft2/in

C = 47 bila W dalam satuan kg/m2/cm

Dikarenakan dinding pembatas tidak homogen,maka digunakan persamaan TL komposit,sebelum menghitung TL komposit,terlebih dahulu dicari nilai koefisien transmisi tiap bahan dan per frekuensi,setelah itu nilai TL densitas tiap bahan

(13)

Persamaan yang digunakan adalah : =

,dimana :

= Koefisien transmisi

(14)

Persamaan yang digunakan adalah :

Dimana :

= Koefisien transmisi dinding komposit rata-rata

= Koefisien transmisi

S1

= Luas permukaan bahan ke 1

S

= Luas total bahan

Setelah nilai koefisien transmisi rata-rata

didapat,dapat dimasukkan ke persamaan TL komposit

=

(15)

Persamaan yang digunakan adalah : TL comp = 10 log dB

Dimana :

TL comp = transmission loss composite

= koefisien transmisi bahan rata-rata

Setelah itu TL hasil pengukuran dikurangi dengan TL komposit hasil perhitungan.Yang nantinya nilai hasil selisih akan ditambahkan dengan nilai TL komposit setelah perancangan

(16)

Pada tahap perancangan bahan dipilih bahan plywood atau lebih dikenal kayu lapis adalah sejenis papan pabrikan yang terdiri dari lapisan kayu yang direkatkan bersama-sama. Plywood merupakan salah satu produk kayu yang paling sering digunakan.

Plywood bersifat fleksibel, murah, dapat dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki teknik pembuatan yang rumit. Plywood biasanya digunakan untuk menggunakan kayu solid karena lebih tahan retak, susut, atau bengkok.

Gambar 4.3 Plywood

Lapisan plywood (yang biasa disebut veneer) direkatkan bersama dengan sudut urat

(grain) yang disesuaikan untuk menciptakan hasil yang lebih kuat. Biasanya lapisan ini ditumpuk dalam jumlah ganjil untuk mencegah terjadinya pembelokan (warping)dan menciptakan konstruksi yang seimbang. Lapisan dalam jumlah genap akan

menghasilkan papan yang tidak stabil dan mudah terdistorsi. Saat ini plywood tersedia dalam berbagai ketebalan, mulai dari 0.8 mm hingga 20 mm dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda.Pada tahap perancangan bahan digunakan plywood dengan ketebalan 4mm dengan densitas 6(kg/m2/cm)

(17)

Persamaan yang digunakan adalah : TL = (20 log w+20 log f ) – 47

Dimana :

f = frekuensi (Hz)

W= kerapatan permukaan (lb/ft2/in atau kg/m2/cm)

C =33 bila W dalam satuan lb/ft2/in

C = 47 bila W dalam satuan kg/m2/cm

Perhitungan nilai TL densitas bahan untuk brick +plywood

hasil TL densitas bahan brick+plywood dengan menggunakan persamaan : TL = 10 log

Dimana :

TL densitas brick = nilai TL brick

(18)

Setelah menghitung TL densitas tiap bahan kemudian menghitung nilai koefisien transmisi tiap bahan , dengan menggunakan persamaan :

= Dimana :

= Koefisien transmisi

TL = Transmission loss yang sudah dihitung

Untuk langkah selanjutnya menghitung nilai koefisien transmisi bahan rata-rata,dengan cara memasukkan nilai koefisien transmisi bahan yang sudah didapat

(19)

Pada tabel diatas telah didapat nilai koefisien transmisi bahan rata-rata pada dinding pembatas,dengan menggunakan persamaan

= Dimana :

= Koefisien transmisi dinding komposit rata-rata = Koefisien transmisi

S1 = Luas permukaan bahan ke 1 S = Luas total bahan

=

Kemudian nilai koefisien transmisi bahan rata-rata

dimasukkan ke persamaan TL komposit,agar

didapatkan nilai TL komposit pada dinding pembatas

(20)

Pada tabel diatas telah didapat nilai TL komposit pada dinding pembatas,dengan menggunakan persamaan:

TL comp = 10 log dB Dimana :

TL comp = transmission loss composite

= koefisien transmisi bahan rata-rata

Hasil pada tabel diatas bukan hasil akhir dari perancangan bahan,setelah hasil TL perancangan bahan didapat selanjutnya hasil TL perancangan bahan dikurangi dengan hasil selisih perhitungan TL pengukuran dan TL hasil perhitungan densitas bahan Dan hasil yang diperoleh dapat dapat dilihat pada tabel pada slide berikutnya

(21)

Pada tabel diatas adalah hasil selisih antara

transmission

loss

ruangan dengan transmission loss densitas bahan,hal

ini bertujuan untuk mengetahui nilai Lp2 yang diinginkan

dari hasil perancangan dengan cara menambahkan

transmission loss

densitas rancangan dengan nilai koreksi

(22)

Hasil nilai transmission loss pada tabel diatas akan dimasukkan pada persamaan Lp2 = Lp1-TL + 10 log (0,25+sw/R) dB dan hasil nya dapat dilihat pada tabel

nilai LP2 dalam satuan dB

Pada tabel diatas satuan yang digunakan masih dalam satuan dB,oleh karena itu harus diubah ke dalam satuan dBA.Tabel 4.21 menggunakan persamaan :

Lp2= Lp1-TL + 10 log (0,25+sw/R) dB Dimana :

Lp1 = diambil dari data pengukuran yang ada Sw = luas dinding S2

R = konstanta ruang

(23)

Dengan diketahuinya Nilai LP

2

sebesar 52,71 dBA, maka

dapat disimpulkan hasil yang diperoleh berhasil mereduksi

kebisingan sebesar 21,29 dBA. Apabila setelah menghitung

tidak didapat hasil yang dinginkan,maka dilakukan perhitungan

ulang dengan persamaan TL densitas bahan TL = (20 log w+20

log f ) – 47) kemudian menghitung nilai TL komposit dengan

persamaan TL comp = 10 log lalu dimasukkan ke persamaan TL

ruangan untuk mencari Lp2 (Lp1-TL + 10 log (0,25+sw/R) dB.

(24)
(25)

Berdasarkan dari hasil analisa dan pengamatan pada

tugas akhir ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

Transmission loss

overall pada ruang operator

sebesar 39,61dB dengan

transmission loss

komposit

pada dinding S2 sebesar 46,23 dB belum cukup

untuk mereduksi kebisingan pada ruang operator

Nilai koreksi antara TL hasil pengukuran dan TL hasil

perhitungan densitas bahan sebesar 9,25 dB

Penambahan

plywood

dengan ketebalan sebesar 0,4

cm pada dinding sisi depan .Dan kaca mengalami

penambahan menjadi 1 cm telah mampu memenuhi

nilai Lp2 yang diinginkan

(26)

Gambar

Gambar 4.3  Plywood

Referensi

Dokumen terkait

Dari proses clustering diperoleh data dengan anggota koordinat yang paling banyak dan kemudian disimpulkan sebagai informasi salient area, karena area tersebut yang

Metode penelitian dilakukan secara bertahap, pertama dipilih kriteria utama bangunan gedung berdasarkan jawaban responden sesuai dengan standar kriteria GBCI dengan metode

Belum tercapainya kriteria ketuntasan yang diharapkan disebabkan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TTW pada proses pembelajaran analisis kebutuhan

Deskripsi : Dalam mata kuliah ini diberikan kepada mahasiswa semester III Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus1945 Samarinda dan akan

Sampoerna Tbk sebesar 0,25, nilai rasio ini berada dibawah nilai rata- rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik. Pada tahun 2015

Ketujuh: Persoalan metodologi yang di aplikasi MUIS secara khusus sebagai badan dan organisasi tertinggi berkaitan Islam di Singapura dalam penyelesaian masalah dan

Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, maka penggunaan sudut field of view untuk kamera pada aplikasi ini diputuskan menggunakan sudut sebesar 60 derajat

Hasil uji T ini menjawab hipotesa penelitian yakni: H (0): Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan siswa keals VII dalam membaca teks prosedur