• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN  BMC  

DALAM    

BAHASA  INDONESIA  

Sumber:  

Nuradhi,  M.  (2015),  Kajian  Business  Model  Canvas  pada  Biro  Konsultan  Arsitektur  dan  

Desain   Interior   Hadiprana,   Tesis   Magister   Manajemen   Universitas   Ciputra,  

(2)

                           

Apa  itu  BMC  

•  BMC adalah business plan yang formatnya diinovasi

menjadi hanya satu halaman yang dibagi menjadi 9 blok

masing masing berisi 9 elemen esensial untuk

merencanakan start-up maupun business development.

•  Sembilan building blocks atau elemen dasar dalam

mendesain bisnis model dan pengembangan bisnis ini

meliputi: customer segments, value propositions,

channels, customer relationships, revenue streams, key

resources, key partnerships dan cost structure. Berikut

ini adalah penjelasan tentang masing-masing blok

tersebut (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 20-41).

(3)

                           

Blok  Customer  Segments  

•  Customer segments adalah segmen dari customer yang dituju oleh suatu organisasi. Segmen yang dituju akan menjadi acuan desain dan pelaksanaan sebuah bisnis. Beberapa tipe Customer Segments adalah mass market dimana customers terdiri dari banyak orang dengan kebutuhan yang sama; niche market dimana customers terdiri dari sejumlah kecil orang dengan kebutuhan yang sangat spesifik; segmented dimana customers terbagi menjadi beberapa grup dengan kebutuhan yang sedikit berbeda satu sama lain;

diversified dimana customers terdiri dari dua segmen atau lebih

yang benar–benar berbeda satu sama lain; dan multi-sided

platforms dimana customers terdiri dari beberapa segmen yang

(4)

                           

Blok  Value  Proposi>ons  

•  Value Propositions adalah solusi yang

ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan

dan memenuhi kebutuhan dari customer yang

dituju di blok Customer Segments. Value bisa

berupa kebaruan (newness), perbaikan

performa berkesinambungan (Performance),

customization, reliabilitas (getting the job done),

desain (design), brand status, harga (price),

pengurangan biaya (cost reduction),

pengurangan resiko (risk reduction), aksesibilitas

(accessibility) dan kenyamanan/ penggunaan

(5)

                           

Blok  Channels  

•  Channels adalah bagaimana sebuah perusahaan

menyampaikan penawaran valuenya ke segmen yang

dituju, dalam hal ini mencakup saluran komunikasi,

saluran distribusi dan saluran penjualan. Dengan

mengisi blok ini pengguna bisa merencanakan tipe dan

tahapan saluran penyampaian yang digunakan. Tipe-tipe

channel meliputi direct channels yang terdiri dari sales

force, websales, social media dan penjual eceran. Type

indirect channel meliputi toko/ gedung, website,

marketing tools. Kepemilikan bisa sendiri atau

berpartner. Sedangkan tahapan yang terjadi dalam

proses menyampaikan dari awal hingga akhir adalah

tahapan: awareness, evaluation, purchase, delivery dan

(6)

                           

Blok  Customer  Rela>onships  

•  Customer relationships adalah cara

perusahaan berinterkasi dengan segmen yang

dituju. Beberapa tipe relationship yang disebut

dalam buku ini adalah personal assistance,

dedicated personal assistance, self service,

automated service, communities dan co-creation

dimana customer dilibatkan untuk inovasi

performa layanan dan produk .

(7)

                           

Blok  Revenue  Streams  

•  Revenue Streams adalah bagaimana sistem aliran

pemasukan dan sistem penentuan harga dari semua

kegiatan di blok Value Propositions dan Key Activities.

Beberapa cara untuk menghasilkan aliran pemasukan

bisa dengan penjualan penjualan produk atau jasa

(Asset sale), biaya penggunaan (usage fee), biaya

berlangganan (subscription fee), biaya sewa (rental fee)

dan lisensi (license fee), biaya broker (brokerage fee),

biaya iklan (advertising fee). Setelah menentukan cara,

selanjutnya pebisnis menentukan pricing mechanism

apakah menggunakan fixed menu pricing atau dynamic

(8)

                           

Blok  Key  Ac>vi>es  

•  Key Activities adalah aktivitas utama

untuk mengoperasikan bisnis. Aktivitas ini

bisa berupa produksi barang(production)

maupun jasa (problem solving) atau

membuat dan melaksanakan aktivitas

penghubung (platform/ network).

(9)

                           

Blok  Key  Resources  

•  Key Resources mendeskripsikan sumber daya

yang paling penting yang dibutuhkan sebuah

perusahaan untuk bisa mengoperasikan semua

bloknya. Sumber daya utama ini bisa berupa SD

intelektual (Intellectual), SD fisik (physical), SD

finansial (financial) dan SD manusia (Human).

(10)

                           

Blok  Key  Partnership  

•  Key Partnership adalah partner utama dari luar

organisasi yang sangat dibutuhkan untuk beroperasi.

Motivasi yang mendasari untuk berpartner ada tiga yaitu

untuk mengoptimalkan skala bisnis, mengurangi resiko

dan ketidakpastian atau mengakuisisi aktifitas dan

sumber daya tertentu yang dibutuhkan. Berdasarkan

jenis motivasi, pebisnis bisa menentukan siapa yang

tepat dijadikan partner dan peran apa yang akan

dijalankan oleh partner tersebut. Type partnership

dengan non kompetitor disebut strategic alliance,

dengan kompetitor disebut co-opetition, dengan

penyedia disebut buyer-supplier, menggabungkan dua

perusahaan menjadi satu disebut joint-venture

(11)

                           

Blok  Cost  Structure  

•  Cost Structure adalah blok yang

mendeskripsikan semua pembiayaan

operasional di tujuh blok lainnya. Dari deskripsi

ini bisa diketahui blok mana yang paling mahal,

mana yang paling murah dan mana yang bisa

diefektifkan. Selanjutnya bisa diketahui model

pembiayaan seperti apa yang tepat untuk

digunakan dalam operasional, apakah itu

cost-driven, value-driven. Sedangkan komponen

dalam pembiayaan meliputi: biaya tetap (fixed

(12)

                           

Gambar  Nine  Building  Blocks  Dalam  Template  

Business  Model  Canvas    

(13)

                           

Patra  BMC  (BMC  PATTERN)  

•  Desainer dari Business Model Canvas memetakan

ratusan strategi pengembangan bisnis dari hasil upload

para pebisnis yang menggunakan BMC ke situs resmi

businessmodelgeneration.org menjadi lima patra dalam

pengembangan bisnis. Patra-patra itu meliputi:

unbundled corporation, Long tail, multisided platform,

free, open business modeling. Masing-masing patra

dijelaskan dengan contoh nyata dari banyak perusahaan

berskala global (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 56-73).

Berikut adalah penjelasan tentang masing–masing patra

BMC ini.

(14)

                           

Unbundled  corpora:on  

•  dipaparkan di Harvard Business Review oleh Hagel, John, Singer,

Marc. March April 1999. Suatu model bisnis yang ketiga core business- nya: customer relationships, product innovations, infrastructure, yang masing-masing punya karakter ekonomi,

kompetitor dan budaya imperatif yang berbeda akan tetapi

disatukan di dalam sebuah perusahaan. Implementasi model ini dengan cara: outsourcing, atau membagi jadi divisi divisi dan masing masing divisi mempunyai desain BMC. Contohnya Apple

Ipod dan Apple Application Store ITunes (Osterwalder dan Pigneur,

2010: 56-73). Untuk contoh di Indonesia, pola ini sering digunakan dalam Badan Usaha Milik Negara, contohnya PT. Telkom yang melakukan joint operation dengan swasta asing untuk infrastruktur dan customer relationship. Di sektor swasta, Grup Ciputra, dan Grup Lippo mempunyai patra yang hampir sama, melakukan unbundling dengan pembedaan divisi properti, edukasi dan manajemen

properti, selain itu dua korporasi ini melakukan outsourcing jasa konsultan desain dan konstruksi untuk produksi properti mereka.

(15)

                           

Long  Tail    Business  Model    

•  yang dipaparkan oleh Anderson, Chris (2004) adalah patra yang kedua. Pola ini fokus pada penawaran banyak macam produk yang masing-masing hanya dijual dengan jumlah dan frekuensi terbatas,

big revenue didapatkan dari penjumlahan semuanya, ketertarikan

pembeli semata mata karena banyaknya pilihan (selling less of

more). Lawan dari ‘top 20%’ selling method atau best seller centric,

pola ini lebih mengarah pada penjualan yang jarang tapi sekali terjual bisa mencakup semua pengeluaran. Menurut Anderson, Chris (2006), “Long tail: Low inventory cost, strong platform”.

Contoh: Netflix dan Lulu (self publishing services), serta Lego User

Generated Content (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 65-74). Bisnis

di Indonesia yang menggunakan model bisnis seperti ini contohnya adalah para penjual mobil bekas, kolektor batik langka, buku langka, lukisan, pemilik galeri seni dan toko kerajinan untuk high-end buyer.

(16)

                           

Mul:sided  Pla=orm    

•  dipaparkan oleh Eisenmann, Parker, Van Alstyne di Harvard Business Review, October 2006 dikutip oleh Osterwalder dan

Pigneur, 2010 adalah patra yang ketiga. Pola ini punya dua group

customer yang benar benar berbeda tapi saling membutuhkan, value dan revenue datang dari aktivitas menjadi fasilitator antara

dua group ini. Contoh: Google, eBay, Microsoft Window, Finansial Times, Visa, Facebook, Apple, Wii. Kunci sukses adalah value

propositions dan customer releationships harus didesain secara

spesifik per group customer (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 75-106). Di Indonesia, patra ini banyak digunakan pada bisnis

perantara jual beli. Customer Segment yang dilayani oleh bisnis ini terbagi jadi penjual dan pembeli barang. Contohnya antara lain: toko emas, bayibekas.com, preloved branded bags, Sidharta Auctioneer

(17)

                           

Free  Business  Model    

•  dipaparkan oleh Anderson, Chris (2008) dalam buku Free: The

Future of a Radical Price. Patra ini adalah patra yang keempat yaitu

sebuah model bisnis yang memungkinkan salah satu segmennya bisa menggunakan produk atau jasa dengan gratis. Segmen yang tidak dikenakan biaya ini dibiayai oleh segmen lain. Contohnya

seperti Facebook, Google, Yahoo yang mendapatkan revenue dari pemasang iklan. Bisa juga dengan menawarkan layanan dasar gratis tapi apabila hendak meningkat ke premium maka ada beban biaya, contohnya seperti beberapa aplikasi Android seperti Skype, Linkedin, Kaskus, Dropbox dan lain-lain (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 88-107). Dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia,

contohnya adalah Kaskus, yang menyediakan layanan gratis untuk layanan dasar, sekaligus juga menyediakan yang berbayar berupa

premium membership apabila membutuhkan layanan penuh.

Contoh yang diluar bisnis online sering dijumpai pada bisnis

hiburan, yang menggratiskan tiket masuk dan pertunjukan musik,

(18)

                           

Open  Business  Model    

•  dipaparkan oleh Chesbrough, Henry pada artikel “The Era of Open

Innovation.” MIT Sloan Management Review (2003) no. 3, dikutip oleh

Osterwalder dan Pigneur 2010 adalah patra yang kelima. Model bisnis ini dipicu oleh era open innovation, dimana sebuah perusahaan menghasilkan dan menangkap value dengan berkolaborasi dengan pihak luar. Dua patra kolaborasi yang terjadi adalah kolaborasi dari luar ke dalam dan kolaborasi dalam ke luar. Kolaborasi luar ke dalam adalah mengeksploitasi ide dan penemuan dari luar, sebaliknya kolaborasi dalam ke luar adalah

menyediakan ide, teknologi atau penemuan untuk pihak luar melalui paten dan lisensi. Dua perusahaan besar yang kerap melakukan patra ini adalah Nestle dan Procter and Gamble (Osterwalder dan Pigneur, 2010: 108-117). Di Indonesia, untuk open innovation baru dilakukan oleh perusahaan asing yaitu Unilever yang membuka undangan untuk kegiatan co-creation pada

website versi Indonesia. Sedangkan perusahaan Indonesia yang

melakukan ini masih sangat jarang, diantaranya ada PT.ASA Forestry dan PT. ASA Timber Estate. Dua perusahaan ini melakukan open sourcing

dengan pemilik modal perorangan, pemilik lahan budidaya kayu, komunitas petani penggarap dan lembaga desa untuk berkolaborasi mengelola hutan dan hasil hutan.

(19)

Gambar

Gambar	
  Nine	
  Building	
  Blocks	
  Dalam	
  Template	
   Business	
  Model	
  Canvas	
  	
  

Referensi

Dokumen terkait

(Faktor fundamental yang terdiri dari : nilai buku, keuantungan dan PER saham secara serempak atau simultan tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham properti di

parsial terhadap kepuasan keluarga pasien rawatjalan. 2) Untuk dapat meningkatkan kualitas layanan dari Rumah Sakit Jiwa Menur, agar. dapat meningkatkan kepuasan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menghasilkan kajian mengenai keefektifan pembelajaran terpadu model connected dan pembelajaran terpadu model webbed terhadap k emampuan

Berikut adalah daftar Abstrak yang diterima untuk dipresentasikan pada Seminar Nasional Matematika II yang diselenggarakan oleh Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Untuk melakukan pendeteksian terhadap suatu citra digital perlu ditentukan jenis citra atau gambar yang akan diteliti karena struktur dari masing-masing citra mempengaruhi

 User Interface diatas merupakan tampilan login untuk user setelah user menjadi member guna mengakses feature-feature tambahan yang tersedia dari mobile application The

Untuk mendapatkan potensi protean career ini, individu harus mengembangkan kompetensi baru yang berkaitan dengan manajemen diri dan karir, karena karir baru-baru

Dalam menghitung besaran dampak usaha dan/atau kegiatan membutuhkan kajian yang sangat mendalam, pemodelan besaran dampak yang kompleks serta membutuhkan.