PENGARUH TEMPERATUR DAN KONSENTRASI HCl TERHADAP
KECEPATAN REAKSI
“ACIDIZING SCALE CaCO3
Asdineri, Alexandra, ,Munas Martynis, Elmi Sundari
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta
”
Jl. Gajah Mada No.19, Olo Nanggalo Padang-25143 ASDINER@chevron.com ; Alexandra.budiman@gmail.com ;
Abstrak
Pengasaman yang dilakukan guna menghancurkan scale (kerak) yang mengendap dalam peralatan downhole equipment (peralatan dalam sumu rminyak) akan mengakibatkan flow ability fluida yang mengalir dari reservoir ke wellbore (sumur bor) akan menurun, dan selanjutnya akan menurunkan produksi suatu sumur. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara temperatur dan konsentrasi asam dengan kecepatan reaksi penghancuran kerak (scale) yang terdapat pada lapangan minyak Duri Steam Flood (DSF) dengan metoda pengambilan contoh (sampel) di sumur 3N-67A.Penelitian dilakukan dengan mengukur pengaruh temperatur (90 oF, 120 oF, 150 oFdan 180oF) dan konsentrasi asam klorida (10%, 15%, 20%, 25% dan 30%-b) terhadap kerak (Scale) CaCO3. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada konsentrasi HCl 30
%-b dan temperatur 180 oF kerak yang tertinggal paling minimal.
Kata kunci: keasaman, kerak, kecepatan reaksi,
Abstract
Acidification was made to destroy the scale (crust) that settles in downhole equipment whatl flow ability flowing fluid from the reservoir to the wellbore decrease, and it will further reduce
the production of a well. This research aims to study the
relationship between temperature and acid concentration versus the reaction rate dissapear scale
(CaCO3). Research was done by measuring the effect of
temperature (90, 120, 150 and 180oF) and the concentration
of hydrochloric acid (10%, 15%, 20%, 25% and 30% -wt) to the scale CaCO3. The results
showed that the concentration of HCl 30% -wt and a temperature of 180 oF that remains CaCO3
minimize.
Keyword : Acidizing, scale, rate reaction
Pendahuluan Dalam praktek eksplorasi minyak
(kerak) akibat jumlah mineral pembentuk kerak yang terkandung dalam fluida melebihi kelarutannya. Tendensi pembentukan scale (kerak) akan semakin tinggi pada sumur-sumur yang mempunyai temperatur yang relative tinggi. Pada kenyataannya, kadang kala suatu lapangan minyak itu harus diperlakukan dengan penambahan panas. Dalam hal ini sebagai contoh adalah lapangan minyak Duri yang kandungan minyaknya digolongkan ke dalam minyak berat (Heavy Oil), yang mana minyak ini mempunyai viskositas yang tinggi. Jadi diperlukan adanya penambahan panas ke dalam formasi agar terjadi penurunan viskositas yang akan menaikkan kemampuan alir minyak (flow ability). Tapi efek samping yang harus diterima dengan menaikkan temperatur formasi dan
wellbore(sumurminyak) adalah tendensi
terbentuknya kerak pada formasi dan juga perlengkapan-perlengkapan sumur bawah tanah (sub-surface equipment) yang berteknologi tinggi. Pembentukan
scale pada formasi dan liner akan
mengakibatkan terhalangnya laju alir minyak yang datang ke
wellbore(sumurbor), yang pada akhirnya
akan menurunkan laju produksi minyak pada sumur tersebut. Tentunya hal ini sangat tidak diinginkan, untuk itu scale tersebut harus dihancurkan dengan
metode-metode tertentu seperti acidizing (pengasaman) yang dilakukan pada liner atau bahkan formasi/reservoir. Dalam pekerjaan acidizing (pengasaman) banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pekerjaan tersebut, seperti temperatur, konsentrasi campuran asam, volume asam per kaki, karakteristik lapisan formasi yang akan diasami dan juga soaking time (lamanya waktu diam antara tahapan pengerjaan pengasaman) dan jenis acid solution yang digunakan. Untuk itu diperlukan penelaahan yang sangat hati-hati dan teliti dalam pengerjaan pengasaman ini mengingat faktor keberhasilannya dan juga biaya yang sangat tinggi yang akan terbuang jika pengerjaan pengasaman tersebut tidak berhasil. Pada akhirnya kegagalan ataupun keberhasilan pekerjaan pengasaman ini akan sangat berpengaruh terhadap lifting cost (biaya operasi) yang harus dikeluarkan (Penelitian Mario
Putra, 2008). Metodologi Percobaan
Penelitian ini dlakukan di Environmental & Technology Support Laboratory dengan menggunakan data dari Drilling dan Well work
Bahan dan Alat Bahan
CaCO, HCl, Solvent (cairanpelarut), Larutan phenol phatelin, NaOH
PeralatanPenelitian
Water bath, gelas piala, Neraca, Stopwatch,
buret
Prosedur Kerja
Pengujian % acid (acid strength):
a. Ukur berat jenis larutan asam yang telah dibuat dengan menggunakan piknometer b. Masukkan air murni 50 cc ke dalam botol
titrasi
c. Masukkan 1 cc larutan asam yang telah dibuat ke dalam botol titrasi
d. Tambahkan larutan indikator phenol phatelin ke dalam botol titrasi
e. Titrasi larutan tersebut dengan menggunakan larutan NaOH
f. Hitung % acid (acid strength) dengan rumus : asam laru sample acid NaOH NaOH x Vol BM x x Normalitas x Vol Acid tan 001 , 0 % ρ =
Proses Pengasaman dengan HCl
a. Timbang sampel scale(kerak) dan cuci dengan menggunakan solvent solution selama 15 menit dan bersihkan/larutkan minyak yang menempel pada permukaan
sampel scaletersebut.
b. Keringkan sampeldidalam ovendengan temperatur 150o
c. Persiapkan larutan acid(asam) HClsesuai dengan konsentrasi yang diinginkan (10%, 15%, 20%, 25% dan 30%).
C dan kemudian timbang kembali setelah dikeringkan didalam
desicator/oven untuk mengetahui berapa
banyak minyak, asphalt dan parafin yang larut didalam solvent.
d. Masukkan 50 cc HClyang telah dipersiapkan ke dalam Beaker Glass (gelaspiala).
e. Timbang sampel yang sudah dicuci sebanyak 50 gram, kemudian masukkan dalam beaker glass (gelaspiala) yang sudah terisi oleh larutan acid(asam) HCl. f. Masukkan gelaspiala kedalam water bath
dan atur temperatur water bath sesuai dengan temperatur reaksi yang dinginkan (90 oF, 120 oF, 150 oFdan 180o
g. Ambil sampel sebanyak 1 ml setiap 5 menit dan ukur konsentrasi HCl yang tertinggal didalam reaktor dengan melakukan titrasi NaOH.
F).
Hasil dan Pembahasan
Pengaruhtemperature terhadap kecepatan reaksi acidizing
Bertambahnya konsentrasi HCl dan temperatur,cenderung meningkatkan laju reaksi penghancuran scale. Hal ini sesuai dengan rumus laju reaksi yaitu :
Gambar 1.Pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi acidizing
Gambar 2. Grafik waktu terhadap kecepatan reaksi dengan konsentrasi HCl 15% pada berbagai temperatur
Gambar 1. Grafik waktu terhadap scale tersisa
Dengan dinaikkannya temperature, kecepatan reaksi semakin bertambah, solubility scale yang akan di hancurkanpun akan semakin baik karena kecepatan reaksi berbanding terbalik dengan waktu.
Hal inidapatterlihatpadagambar 2 di atas.
Pengaruh konsentrasi HCl terhadap kecepatan reaksi dan solubility scale pada pekerjaan acidizing
Konsentrasi merupakan hal yang sangat krusial pada pekerjaan acidizing. Hal ini karena biasanya peralatan bawah tanah
(sub-surface equipment) suatu sumur terbuat dari
logam, tentu kuatnya suatu asam akan mempengaruhi kerusakannya.
Pada penelitian ini didapat, semakin tinggi konsentrasi asam, maka kecepatan reaksi akan semakin cepat dan sebagai contoh pada konsentrasi 30%, hanya memerlukanwaktu 30 menit dan kecepatanreaksi 0 detik, bila dibandingkan dengan konsentrasi yang lain seperti 10%, 15%, 20% dan 25% dengan waktu yang sama.
Hal ini terlihatpada gambar 4. di bawah ini.
Gambar 4. Hubungan waktu terhadap kecepatan reaksi pada berbagai konsentrasi
Pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0 5 10 15 20 25 30 35 Waktu [menit] K ec. r eaksi [ m o l/ l/ d et ] 10% 15% 20% 25% 30%
Gambar.2. Hubungan waktu terhadap scale tersisa pada berbagai konsentrasi
Semakin tinggi konsentrasiasamHCl, maka semakin baik pula kemampuannya untuk menghancurkan scale.Hal ini terlihat pada gambar 5.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam hal menentukan konsentrasi asam HCl dalam pekerjaan acidizing adalah kemampuan peralatan bawah tanah (sub
surface equipment) sumur dan peralatan
pengolahan fluida sumur untuk menahan asam HCl. Karena jika konsentrasi asam terlalu rendah atau terlalu tinggi dapatmenyebabkan kerusakan padaperalatan-peralatan sumur dan padaperalatan-peralatan-padaperalatan-peralatan pengolah fluida sumur. Batasan pH dari konsentrasi asam HCl pada sumur agar tidak cepat merusak peralatan-peralatan sumur berkisar > 6 - < Kesimpulan 8 (sumber, PT Clariant). Berdasarkanhasilpercobaandanperhitu nganmakadapatdiambilbeberapakesimpula nyaitusebagaiberikut:
1. Semakin tinggi temperatur reaksi, maka kecepatan reaksi acidizing akan semakin cepat.
2. Semakin tinggi konsentrasi asamHCl, maka semakin cepat pula kecepatan reaksi acidizing.
3. Konsentrasi asam HCl yang lebih tinggi mempunyai kemampuan mengahancurkan kerak (scale) yang lebihb aik. Solubility scale akan lebih baik jika direaksikan dengan asam HCl dengan konsentrasi yang lebih tinggi. 4. Solubility scale akan lebih baik jika
direaksikan pada temperatur yang lebih tinggi.
5. Konsentrasi keasaman pada sumur minyak berkisar antara 6 s/d 8, dan jika kurang dari 6 atau lebih dari 8 maka akan lebih mudah terbentuk kerak (scale) yang akan mempercepat kerusakan pada peralatan dan akan menambah biaya perawatan serta dapat mengurangi produksi.
6. Frekuensi atau schedule untuk
acidizing pada sumur 3N-67A estimasinya dilaksanakan setiap 6 bulan sekali.
DaftarPustaka
,
Ali, Syed A., 1999, “Sandstone Acidizing”,
Chevron – ChevronPetroleum Technology Company., San Ramon.
Hill, Alfred D., DR., 1991, “Well Stimulation, Acidizing and Fracturing”
Time VS Scale Remain
0 1 2 3 4 5 6 0 5 10 15 20 25 30 35 Time S cal e R em ai n [ g ram ] 10% 15% 20% 25% 30%
Volume I, The university of Texas in Austin.
Hill, Alfred D., DR., 1991, “Well Stimulation, Acidizing and Fracturing”
Volume II, The university of Texas in Austin.
Hill, Alfred D., DR., 1991, “Well Stimulation, Acidizing and Fracturing”
Volume II, The university of Texas in Austin.
Jone L. W., 1988, “Corrossion and Water Technology for Petroleum Procedures”,
OGCI Publication, Tulsa-Oklahoma.
Levenspiel, O., 1972,“Chemical Reaction Engineering”, 2nd
Ott, W. K.,1989,“Acidizing and Other Chemical Treatment”, IHRDC, Publishers, Boston, USA.
edition, Jhon Wiley &
Sons, Inc., New York.
Patton C. C., 1995,“Applied Water Technology”, 2nd
Tiratsoo J. N. H., 1992,“Pipeline Pigging Technology”, 2
edition, Campbell Petroleum Series, Oklahoma.
nd
Warta Caltex, 1999,“Pengelolaansumur lama untukmeningkatkanproduksi”, 2
edition, Gulft Publishing Company, Houston.
nd
edition, PT Caltex Pacific Indonesia,