• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG PT. NIAGAMAS GEMILANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh Sigit Al Malik NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG PT. NIAGAMAS GEMILANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh Sigit Al Malik NIM"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG PT. NIAGAMAS GEMILANG

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Oleh Sigit Al Malik NIM. 110 500 169

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A 2 0 1 4

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang PT. Niagamas Gemilang

Kabupaten Kutai Kartanegara

Nama : Sigit Al Malik

NIM : 100 500 169

Program Studi : Geoinformatika

Jurusan : Manajemen Pertanian

Mengesahkan,

Ketua Progam Studi Geoinformatika, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP NIP. 19710103 199703 2 001

Lulus ujian pada tanggal : Pembimbing PKL

Yulianto, S.Kom, M,MT NIP. 198307192009121007

Penguji I

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP NIP. 197110103 199703 2 001

Penguji II,

Ir. Iskandar, MP NIP. 19591119 198710 1 001

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala selalu melimpahkan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya, maka laporan praktik kerja lapang ini dapat diselesaikan.

Sebuah penghargaan yang tak ternilai harganya tidak lupa disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu selama melakukan kegiatan dan penyelesaian laporan praktik kerja lapang ini.

Pada kesempatan ini tak lupa disampaikan pula ucapan terima kasih setulus hati kepada :

1. Orang Tua dan keluarga yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya.

2. Yulianto, S.Kom, M.MT selaku dosen pembimbing.

3. Ibu Dyah Widyasasi, S.Hut, MP selaku Ketua Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan selaku penguji I.

4. Bapak Ir. Iskandar, MP selaku penguji II.

5. Bapak Ir. Zulhamidu Langgede, selaku Senior Comdev Manager 6. Bapak H. Ruliyan, S.Hut, MP selaku Manager Land Compentation 7. Bapak Bintang Silitonga selaku pembiimbing PKL

8. Seluruh Karyawan PT. Niagamas Gemilang

9. Rekan-rekan yang tergabung dalam tim PKL 2014 Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Program Studi Geoinformatika.

(4)

Semoga segala bantuan yang telah diberikan dalam kegiatan PKL dan penyelesaian laporan ini, mendapat balasan yang setimpal dari Allah Subhanahu wata’ala. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, dikarenakan oleh keterbatasan dalam penguasaan materi. Namun diharapkan dari informasi yang tersaji didalamnya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya untuk kemajuan perkembangan pengetahuan di bidang survei dan pemetaan.

Penulis Sungai Keledang,

(5)

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 4

C. Hasil Yang Diharapkan ... 4

II. Keadaan Umum Perusahaan ... 5

A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 5

B. Visi dan Misi ... 6

C. Manajemen Perusahaan ... 7

D. Waktu dan Lokasi PKL ... 10

III. Hasil Praktik Kerja Lapangan ... 12

A. Pengukuran Lahan yang Akan Dibebaskan (Pengukuran Batas) . 12 B. Pemberian Tali Asih Atas Lahan Yang Dibebaskan ... 16

C. Pengembalian Titik Koordinat (Stake Out) ... 21

D. Observasi Lahan ... 23

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

A. Kesimpulan ... 26

B. Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 28

(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Waktu dan Lokasi PKL ... 10

2. Hari Libur Yang Diberikan Perusahaan ... 11

3. Hasil Pengukuran Lahan ... 14

4. Hasil Pemberian Tali Asih ... 20

5. Pengembalian Titik ... 23

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Lampiran Halaman

1. Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Niagamas Gemilang ... 8

2. Gambar 2 Struktur Organisasi PT. Niagamas Gemilang ... 9

3. Pengambilan Point Koperasi Tunas Harapan ... 30

4. Pemberian Tali Asih ... 30

5. Pemberian Tali Asih ... 31

6. Alat Transportasi Yang Digunakan Dalam Pengukuan ... 31

7. Alat Transportasi Yang Digunakan Dalam Pengukuran ... 32

8. Peta Hasil Pengukuran seluruh Lahan ... 33

9. Peta Koperasi Tunas harapan ... 34

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis) bukan merupakan tanaman asli Indonesia, kelapa sawit ini pertama sekali didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848 dengan membawa 4 batang bibit kelapa sawit dari Mauritius dan Amsterdam. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor yang bertujuan sebagai tanaman hias langka, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli (Sumatera Utara) pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pada pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli yang kemudian dikenal dengan jenis sawit "Deli Dura".

Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial di Hindia Belanda oleh seorang warga negara Belgia bernama Adrien Hallet, yang diikuti oleh K. Schadt (warga Negara Jerman). Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Tanah Intan Ulu/Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha. Kemudian dibuat Pusat pemuliaan dan penangkaran yang didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan Rantau Panjang, Kuala Selangor (Malaya) pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor menggunakan benih Dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1911.

(9)

2

Tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Tumbuhan

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Palmales Famili : Palmae Sub – Famili : Cocoidae

Spesies : Elaeis guineensis Jacq (Kelapa sawit Afrika)

Pohon Kelapa Sawit terdiri dari dua spesies Arecaceae atau famili Palma yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon kelapa sawit Afrika, Elaeis guineensis Jacq, berasal dari Afrika Barat di antara Angola dan Gambia, manakala pohon kelapa sawit Amerika, Elaeis Oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kelapa sawit termasuk tumbhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang (Anonim, 2007).

Banyak perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas namun diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan perkebunan diantaranya bagian survei dan pemetaan. Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri

(10)

Samarinda mempunyai program Praktik Kerja Lapang (PKL) ke perkebunan dengan harapan agar para lulusannya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.

Perkembangan teknologi yang semakin cepat membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan serta dapat mengikuti perkembangan dan perubahan-perubahan yangterjadi secara cepat untuk dapat diaplikasikan dalam dunia kerja. Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor penentu dari proses perkembangan teknologi memegang peranan penting karena merupakan ujung tombak dari perkembangan teknologi. Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan Ilmu Pengetahuan, sedang Pendidikan Vokasional merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu, dengan demikian aspek psikomotor merupakan ranah yang menjadi sangat penting untuk dilatih. Implementasi dari pendidikan vokasi tercermin dari kurikulum pendidikan dengan content 30% teori dan 70% praktik.

Kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat akan produk-produk di bidang survei dan pemetaan, semakin hari semakin meningkat. Oleh karena itu diperlukan tenaga-tenaga profesional yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk-produk survei dan pemetaan. Tenaga-tenaga profesional di bidang survei dan pemetaan dapat dibentuk melalui pemberdayaan profesi, jalur akademik (perkuliahan ataupun sekolah tinggi), dan pelatihan dibidang survei dan pemetaan. Tenaga-tenaga profesional tersebut dilatih untuk dapat bekerja sesuai keahliannya dalam bidang survei dan pemetaan sehingga akan tercipta tenaga-tenaga terdidik, terlatih dan profesional.

(11)

4

B. Maksud dan Tujuan PKL

1. Mahasiswa dapat menerapkan secara langsung teori maupun ilmu yang diperoleh dari perkuliahan ke dunia kerja.

2. Mengetahui bagaimana melaksanakan manajemen pembibitan kelapa sawit pada PT. Niagamas Gemilang.

3. Mempelajari dan mengetahui gambaran umum perusahaan pada PT. Niagamsa Gemilang.

4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Jurusan Geoinformatika Diploma III di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

C. Hasil yang Diharapkan

1. Mahasiswa dapat menambah ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah dan mengetahui perbandingan antara ilmu pengetahuan di bangku kuliah dengan dunia kerja.

2. Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman serta generasi terdidik untuk dapat terjun ke dalam lingkungan masyarakat terutama di lingkungan dunia kerja.

3. Mengetahui secara lebih jelas mengenai kegiatan perusahaan khususnya yang berkaitan dengan Geoinformatika dan bisa mendapatkan pengalaman kerja serta dapat berinteraksi dalam suatu kelompok kerja.

4. Dapat menjadikan mahasiswa/i menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil di masa yang akan datang.

(12)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT Niagamas Gemilang dengan induk perusahaan Linked Holdings Pte. Yang merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan berkerja sama dengan dua negara lain yaitu Singapura dan Korea. Berdasarkan izin lokasi pertama No. 31/DPN.K/1L-31/V-2007 pada tanggal 15 Mei 2007 areal perkebunan seluas 16.500 Ha, kemudian PT. Niagamas Gemilang melakukan perpanjangan izin lokasi kedua No. 31/DPN.K/1L-31/V- 2008 pada tanggal 15 Mei 2008 dengan luas areal yang sama yaitu 16.500 Ha. Pada tanggal 12 Maret 2012 dilakukan revisi izin lokasi PT. Niagamas Gemilang dengan No. 590/525.29/001/A.Ptn luas areal menjadi 4.752 Ha. Perubahan luas areal tersebut dikarenakan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Niagamas Gemilang tertumpang tindih (Overlap) dengan Hak Guna Usaha (HGU) milik PT. Multi Harapan Utama (MHU) yaitu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, Hutan Tanaman Industri (HTI) dan PT. Budi Duta yang bergerak di bidang perkebunan karet (Rulian, 2013). PT Niagamas Gemilang beralamat di :

1. Kantor Pusat : 8 Temasek Boulevard #11-02A Suntec Tower Three. Singapore 038988

2. Kantor Cabang atau Perwakilan : Jl. Patimura No. 17 RT.010 Kel. Sukarame, Kec. Tenggarong, Kab. Kutai Kartanegara. Kode Pos : 75514

3. Kantor di Kebun atau Lokasi Operasional Perusahaan :

(13)

6

b. Dusun Donomulyo, Desa. Sungai Payang, Kec. Loa Kulu Kab. Kutai Kartanegara

Berdasarkan keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor : 590/525.29/20/A.Ptn tentang izin lokasi tambahan atau hak guna usaha tambahan (HGU) untuk inti dan plasma perkebunan kelapa sawit PT. Niagamas Gemilang di Desa Jonggon dan Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu. Memberikan izin lokasi kepada PT. Niagamas Gemilang, alamat Jl. Patimura No. 17 RT 010 Kec. Sukarame, kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas ± 4.078 Ha.

B. Visi dan Misi

1. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menguasai cadangan, memproduksi dan mendistribusikan kelapa sawit dalam jumlah besar, yang dikelola secara profesional oleh orang-orang yang jujur, loyal, berdedikasi tinggi dan professional untuk mencapai hasil yang optimal.

2. Misi Perusahaan

a. Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang dikelola secara profesional oleh pimpinan dan karyawan yang cerdas dan mempunyai integritas tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

b. Menguasai cadangan kelapa sawit dalam jumlah yang besar berdasarkan data yang akurat dan legal.

c. Melakukan penanaman dengan proses sesuai standar industri kelapa sawit demi tercapainya kepuasan pelanggan atau mitra perusahaan.

(14)

d. Memperhatikan faktor lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sekitar perkebunan sehingga tercipta kondisi yang ramah lingkungan.

C. Manajemen Perusahaan

1. Pengorganisasian PT. Niagamas Gemilang

Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Niagamas Gemilang dipimpin oleh seorang Chairman asal Negara Korea. Kemudian perusahaan ini beranggotakan atas Share Company Client asal Negara Singapura dan C.E.O asal Negara Malaysia, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan ini bekerja sama dengan negara lain yang tersebut di atas. Di Indonesia sendiri PT. Niagamas Gemilang dipimpin oleh seorang direktur utama yang bernama Haribuang Senobroto. Dalam melaksanakan tugasnya, direktur dibantu oleh General Manager (GM) yaitu Lee Suk Woo dan Senior Comdev Manager yaitu Ir. Zulhamidu. Struktur organisasi utama PT. Niagamas Gemilang dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

(15)

8 Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Niagamas Gemilang

(16)

9 Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Niagamas Gemilang

(17)

10

D. Waktu dan Lokasi PKL

Kegiatan praktik kerja lapang (PKL) ini dimulai dari tanggal 1 Maret 2014 hingga tanggal 31 April 2014 yang berlokasi di PT. Niagamas Gemilang tepatnya di kantor kebun atau lokasi operasional perusahaan Dusun Donomulyo, Desa Sungai Payang, Kec. Loa Kulu Kab. Kutai Kartanegara. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada saat praktik kerja lapang (PKL) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Waktu dan Lokasi PKL

No. Waktu Kegiatan Lokasi Keterangan

1 4,5,7,8,13,14,15, 17,18,27,28,29 Maret 2014 dan 1-5, 7-9, 11,17,22,23 April 2014 Pengukuran Lahan Warga yang Akan

Dibebaskan (Pengukuran Batas) Blok A,B,C,E, IL 2 Utara, IL 2 Selatan Praktik

2 6 Maret 2014 Perhitungan Luas Lahan per Batch

Mes Landcom, Dusun Dono

Mulyo

Praktik

3 10 Maret 2014 Observasi Lahan

Warga Blok E Praktik

4 12 Maret 2014 Download Data GPS Mes Landcom, Dusun Dono Mulyo Praktik 5 19-21 Maret 2014 Pemberian Tali Asih dan Ganti

Rugi Kantor Cabang Jl. Patimura Kec. Tenggarong Praktik 6 15,16 April 2014 Indentifikasi Lahan Koperasi Tunas Harapan

Blok C dan E Praktik

Dari Tabel 1 dapat dilihat kegiatan selama PKL yang dilakukan baik kegiatan lapangan maupun kegiatan lainnya seperti pemberian tali asih dan ganti rugi lahan milik warga yang akan dibebaskan sebagai ganti rugi Perusahaan memberikan uang kepada masyarakat yang lahannya masuk ke dalam batas HGU PT. Niagamas Gemilang.

(18)

Dari Tabel 1 ada beberapa tanggal yang tidak tercantum dikarenakan pada tanggal tersebut Perusahaan meliburkan karyawan, adapun hari libur yang diberikan perusahaan selama kegiatan PKL dilaksanakan mulai tanggal 1 Maret 2014 – 1 April 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hari Libur Yang Diberikan Perusahaan

No. Waktu Keterangan

1 1,8,15,22,29 Maret dan 5,12,19,26 April 2014 Sabtu 2 2,9,16,23,30 Maret dan 6,13,20,27 April 2014 Minggu

3 31 Maret 2014 Hari Raya Nyepi

(19)

12

BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Pengukuran Lahan yang Akan Dibebaskan (Pengukuran Batas)

1. Tujuan

Untuk memperoleh data koordinat batas yang kemudian data tersebut diolah dan diketahui luas lahan yang telah diukur serta dapat diketahui pula apakah lahan tersebut masuk dalam Hak Guna Usaha (HGU) serta tumpang tindih dengan lahan milik warga lain.

2. Dasar Teori

Pengukuran batas lahan warga merupakan bagian dari kegiatan survei yaitu kegiatan untuk pengumpulan data lapangan atau memetakan permukaan bumi baik secara alami maupun buatan manusia yang direferensikan dalam kumpulan titik-titik koordinat X,Y,Z yang akan memberikan gambaran akurat mengenai kondisi lapangan sehingga para perencana dapat mengetahui kondisikondisi lapangan berdasarkan data ukur yang didapatkan di lapangan serta mendapatkan luasan area yang diukur. GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data lapangan berupa koordinat.

Menurut Supriono (2010), GPS merupakan alat untuk pengambilan data spasial yang paling mudah, cepat, murah dan akurasinya bisa dipertanggung jawabkan. Saat ini GPS bukan lagi merupakan alat survei yang mahal atau terlalu rumit untuk diaplikasikan. Dengan menggunakan GPS genggam saja sudah bisa dilakukan kegiatan survei dan hasil dari survei dapat digunakan sebagai data dasar dalam melakukan kegiatan perencanaan. GPS bisa menghasilkan data spasial berupa titik, garis dan poligon.

(20)

Pengukuran poligon atas lahan warga yang akan dibebaskan dilakukan untuk mengetahui batas dan luas area dalam satuan hektar. Pada dasarnya konsep pengukuran dengan menggunakan GPS adalah reseksi (pengikatan ke belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi 3 dimensi (x,y,z) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System) 1984, sedangkan tinggi yang diperoleh adalah tinggi ellipsoid. Secara prinsip, GPS bekerja berdasarkan sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh satelit-satelit tersebut. Informasi mengenai posisi satelit, jarak antara satelit dan permukaan bumi, informasi waktu, kelayakan satelit secara terus-menerus dan simultan dikirimkan kepada penerima sinyal di bumi, yang selanjutnya diolah menjadi informasi koordinat yang secara global dapat diketahui oleh setiap orang dengan satuan pengukuran dan sistem koordinat yang jelas (Paul, 2001).

GPS adalah sistem navigasi yang terdiri atas satelit di angkasa dan instrumen di bumi yang menerima tanda dari satelit tersebut. Dua puluh empat satelit khusus GPS secara tetap mengelilingi bumi. Alat receiver GPS genggam menerima sinyal (seperti radio) dari satelit tersebut dan menggunakan informasi dari sinyal tersebut untuk menghitung lokasi yang pasti dari receiver di permukaan bumi. Sebuah receiver GPS bekerja dengan mengukur jarak ke arah tiga atau lebih satelit yang ada dalam bidang pandangnya. Receiver mengetahui tempat tiap satelit berada, kapanpun dan dimanapun (John, 2003).

3. Alat

a. GPS Map 78s Garmin

(21)

14

c. Motor d. Perahu/Ces 4. Prosedur Kerja

a. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dan memastikan alat berfungsi dengan baik.

b. Menuju pelabuhan yang ada di Kampung Sentuk menggunakan sepeda motor.

c. Melanjutkan perjalanan menggunakan perahu/ces.

d. Kemudian untuk menuju lokasi/lahan yang akan diukur harus ditempuh dengan berjalan kaki ± 2.5 Km.

e. Setelah sampai dilahan menghidupkan GPS dengan menekan tombol Power (On) kemudian menunggu sinyal satelit minimal terlihat empat satelit.

f. Menahan tombol Enter untuk membuat point.

g. Ganti nama point sesuai dengan nama pemilik lahan, point ini berfungsi sebagai titik awal pengukuran.

h. Memulai tracking dan mengelilingi lahan yang diukur hingga kembali ke point awal dan membentuk sebuah poligon.

i. Setelah pengukuran selesai ganti nama jalur tracking sesuai dengan nama pemilik lahan.

5. Hasil Yang Dicapai

Hasil pengukuran lahan akan dijelaskan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengukuran Lahan

No. Waktu Kegiatan Prestasi Jumlah

Pekerja Hari Kerja 1 4 Maret

2014

Pengukuran lahan

(22)

Tabel 3. Lanjutan 2 5 Maret 2014

Pengukuan lahan

Bapak Rodianto 6 Ha 4 Orang 2

3 7 Maret 2014

Pengukuran lahan

Bapak Daud 30 Ha 8 Orang 2

4 8 Maret 2014

Pengukuran lahan

Bapak Mitol 20 Ha 4 Orang 2

5 13 Maret 2014 Pengukuran lahan Bapak Hamid 27.2 Ha 5 Orang 2 6 14 Maret 2014 Pengukuran lahan

Bapak H.Rusli 10 Ha 4 Orang 2

7 15 Maret 2014

Pengukuran lahan Ibu

Hanipah 9.9 Ha 5 Orang 2

8 17 Maret 2014

Pengukuran lahan

Bapak Maret 2 Ha 3 Orang 2

9 27 Maret 2014

Pengukuran lahan

Bapak Maret 1.4 Ha 2 Orang 2

10 28 Maret 2014

Pengukuran lahan

Bapak Maret 3.6 Ha 2 Orang 2

11 29 Maret 2014

Pengukuran lahan

Bapak Aliudin 8 Ha 2 Orang 2

12 1 April 2014 Pengukuran lahan

Bapak H. Ismun 1.49 3 Orang 2

13 2 April 2014 Pengukuran lahan

Bapak H. Ismun 0.8 Ha 3 Orang 2

14 3 April 2014 Pengukuran lahan

Bapak H. Ismun 4.5 Ha 3 Orang 2

15 4 April 2014 Pengukuran lahan

Bapak H. Ismun 5.6 Ha 4 Orang 2

16 5 April 2014 Pengukuran lahan

Bapak Rodianto 6 Ha 4 Orang 2

17 8 April 2014 Pengukuran lahan Ibu

Maskanah 1.4 Ha 3 Orang 2

18 9 April 2014 Pengukuran lahan

Bapak Jumhari 1 Ha 2 Orang 2

19 17 April 2014

Pengukuran lahan

Bapak Amir 1.2 Ha 3 Orang 2

20 22 April 2014

Pengukuran lahan

Bapak Ardani 6.1 Ha 3 Orang 2

21 23 April 2014

Pengukuran lahan

Bapak Mates 5 Ha 3 Orang 2

6. Pembahasan

Pengukuran lahan yang dilakukan tidak semuanya masuk dalam HGU PT. Niagamas Gemilang, seperti lahan atas nama Bapak Daud yang berada di lokasi HTI. Dalam pengukuran lahan-lahan milik warga yang akan dibebaskan ada

(23)

16

ditemui kendala seperti lahan yang jauh dan akses hanya dapat ditempuh menggunakan jalan kaki adapun sepeda motor hanya bisa sampai di pelabuhan dan dilanjutkan menggunakan perahu, sehingga memakan waktu yang lebih lama dan ada warga yang lupa dengan lahannya dikarenakan lama tidak dikunjungi dan hanya mengandalkan pohon-pohon besar yang mudah untuk diingat. Selain kendala di atas ada pula mengenai topografi daerahnya seperti rawa, sungai dan pegunungan sehingga akses lebih lama bahkan bisa berjam-jam untuk menempuhnya. Sedikit kejanggalan dalam pemberian hari kerja (HK), dalam pemberian hari kerja kepada perintis maupun karyawan PT. Niagamas Gemilang tidak ditentukan oleh pihak Perusahaan melainkan ditentukan oleh pihak perintis/pekerja sendiri dan pekerja bebas menentukan berapa hari kerja mereka contoh seperti saat melakukan perintisan yang selesai dalam waktu ± 3 jam para pekerja bisa meminta hari kerja (HK) 2 sampai 3 hari kerja.

B. Pemberian Tali Asih Atas Lahan Yang Dibebaskan

1. Tujuan

Pemberian tali asih sendiri bertujuan untuk mengganti rugi lahan warga yang dibebaskan dan dikelola oleh PT. Niagamas Gemilang karena lahan tersebut masuk dalam area HGU perusahaan sehingga perlu adanya ganti rugi tersebut. 2. Dasar Teori

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting dalam kelangsungan hidup manusia. Bagi bangsa Indonesia, hubungan antara bangsa Indonesia dengan tanah bersifat abadi sehingga harus dikelola secara cermat pada masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Masalah tanah adalah masalah yang menyangkut hak rakyat yang paling mendasar. Tanah disamping mempunyai nilai ekonomis juga berfungsi sosial, oleh karena itulah

(24)

kepentingan pribadi atas tanah tersebut dikorbankan guna kepentingan umum. Ini dilakukan dengan pelepasan hak atas tanah dengan mendapat ganti rugi yang tidak berupa uang semata akan tetapi juga berbentuk tanah atau fasilitas lain.

Seiring dengan perkembangan masyarakat dan untuk memperlancar jalannya pembangunan untuk kepentingan umum, disatu pihak Pemerintah memerlukan areal tanah yang cukup luas. Pada pihak lain pemegang hak atas tanah yang akan digunakan tanahnya oleh Pemerintah untuk kepentingan pembangunan tidak boleh dirugikan. Untuk mengatur hal tersebut diperlukan adanya suatu peraturan hukum yang dapat diterima oleh masyarakat (Anonim, 2012).

Dalam pekembangannya, landasan hukum pengadaan tanah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 15 Tahun 1975 yang kemudian digantikan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 55 Tahun 1993 yang kemudian juga digantikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 dan terakhir diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006, Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum Menurut Hukum Adat Bagi masyarakat hukum adat, tanah itu mempunyai kedudukan yang sangat penting. Karena merupakan satu-satunya benda kekayaan yang bersifat tetap dalam keadaan yang lebih menguntungkan. Selain itu, tanah merupakan tempat tinggal, tempat pencaharian, tempat penguburan, bahkan menurut kepercayaan mereka adalah tempat tinggal dayang-dayang pelindung persekutuan dan para leluhur persekutuan. Secara garis besarnya pada masyarakat hukum adat terdapat dua

(25)

18

jenis hak atas tanah, yaitu hak perseorangan dan hak persekutuan hukum atas tanah.

Konsep hak-hak atas tanah yang terdapat dalam hukum agraria nasional membagi hak-hak atas tanah dalam dua bentuk, yaitu:

a. Hak-hak atas tanah yang bersifat primer yaitu hak-hak atas tanah yang dapat dimiliki atau dikuasai secara langsung oleh seseorang atau badan hukum yang mempunyai waktu lama dan dapat dipindah tangankan kepada orang lain atau ahli warisnya seperti Hak Milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP).

b. Hak-hak atas tanah yang bersifat sekunder yaitu hak-hak atas tanah yang bersifat sementara seperti hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang, dan hak menyewa atas tanah pertanian.

Dari berbagai macam hak atas tanah tersebut, hak milik merupakan satusatunya hak primer yang memiliki kedudukan paling kuat dibandingkan dengan hak-hak yang lainnya. Hal ini dipertegas dalam pasal 20 ayat (1) yang berbunyi “Hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat, terpenuh, yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan hak atas tanah mempunyai fungsi sosial”. Seseorang tidak dibenarkan mempergunakan atau tidak dipergunakan hak miliknya (atas tanah) semata hanya untuk kepentingan pribadinya, apalagi jika hal itu dapat merugikan kepentingan masyarakat karena sesuai dengan asas fungsi sosial ini hak milik dapat dihapus jika kepentingan umum menghendakinya. Sebelum melakukan peralihan hak atas tanah, antara kedua belah pihak (dalam hal ini PT.Niagama Gemilang dan warga pemilik lahan) terlebih dulu melakuka perjanjian atau kesepakatan mengenai bidang

(26)

tanah yang akan dialihkan haknya tersebut berdasarkan hasil pengukuran lahan yang akan dibebaskan sebelumnya.

Dalam subjek peralihan hak atas tanah, ada 4 syarat mengenai sahnya suatu perjanjian peralihan hak, yaitu:

a. Syarat sepakat yang mengikat kedua belah pihak sama-sama sepakat untuk mengadakan suatu perjanjian jual beli yang mutlak dibuatkan suatu akta.

b. Syarat cakap, yaitu syarat untuk mengadakan suatu perjanjian perbuatan hukum dalam hal ini perjanjian jual beli hak atas tanah , maka yang berhak adalah pihak yang sudah memenuhi syarat dewasa menurut hukum, sehat pikiran dan tidak berada dibawah pengampuan.

c. Syarat hal tertentu, yaitu apa yang diperjanjikan harus dicantumkan dengan jelas dalam akta jual beli. Baik itu mengenai luas tanah, letaknya, sertifikat, hal yang melekat demi mengelakkan kemulut hukum dan hak-hak- serta kewajiban kedua pihak harus terulang dengan jelas.

d. Syarat sebab dan hal, yaitu syarat yang mana didalam pengadaan suatu perjanjian itu harus dengan jelas dan berdasarkan atas keinginan kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian (Anonim, 2011).

3. Alat Dan Bahan

a. Berkas-berkas surat perjanjian bermaterai b. Alat tulis

c. Map sebagai tempat menyimpan berkas d. Kamera Digital untuk dokumentasi

(27)

20

4. Prosedur Kerja

a. Menyiapkan berkas-berkas perjanjian yang akan ditanda tangani oleh pemilik lahan.

b. Menuju Kantor Cabang Jl. Patimura No.17 RT.10 Kel. Sukarame, Kec. Tenggarong, Kab. Kutai Kartanegara

c. Menunggu kehadiran warga yang akan diberikan tali asih, para saksi-saksi, petinggi PT. Niagamas Gemilang dan pihak pemerintah setempat. d. Mengisi daftar hadir pertemuan.

e. Pembukaan dan penyampaian oleh pihak PT. Niagamas Gemilang. f. Penanda tanganan berkas perjanjian oleh pemilik lahan dan saksi-saksi

(pihak yang lahannya berhimpitan dengan pemilik lahan yang akan diberi tali asih).

g. Menghitung nilai tali asih yang akan diberikan oleh Manager Landcomp yaitu Bapak H. Ruliyan S. Hut dan disaksikan oleh saksi-saksi yang ada. h. Penyerahan tali asih oleh Manager Landcomp sekaligus dokumentasi. 5. Hasil Yang Dicapai

Tabel 4. Hasil Pemberian Tali Asih

No Waktu Kegiatan Prestasi Jumlah Pekerja

1 19 Maret 2014 Pemberian tali

asih 15 Orang 10 Orang

2 20 Maret 2014 Pemberian tali

asih 7 Orang 10 Orang

3 21 Maret 2014 Pemberian tali

asih 4 Orang 10 Orang

6. Pembahasan

Persiapan berkas surat perjanjian pembebasan lahan dilakukan di Mess Landcomp, Dusun Dono Mulyo, Sungai Payang dan pemberian tali asih akan

(28)

dilakukan di Kantor Cabang Jl. Patimura No.17 RT.10 Kel. Sukarame, Kec. Tenggarong pada tanggal 19 Maret 2014.

Mempersiapkan surat perjanjian tali asih plasma atau inti serta peta hasil pengukuran yang berada di dalam Hak Guna Usaha (HGU) PT. Niagamas Gemilang. Jika pemilik lahan mengikuti plasma mendapatkan ganti rugi sebesar 3.000.000 rupiah per Ha, sedangkan jika pemilik lahan mengikuti inti mendapatkan sebesar 5.000.000 rupiah per Ha. Maksud dari plasma yaitu sistem bagi hasil antara pemilik lahan dan juga pihak perusahaan yang dijalin kontrak selama 25 tahun, dari hasil produksi kebun sawit tersebut 20% akan diberikan kepada pemilk lahan. Sedangkan jika pemilik lahan mengikuti tali asih inti mereka hanya mendapat uang ganti rugi atau dalam artian mereka hanya menjual lahan tersebut.

C. Pengembalian Titik Koordinat (Stake Out)

1. Tujuan

Tujuan pengembalian titik atau stake out adalah untuk untuk menemukan titik koordinat di lapangan pada batas hak guna usaha (HGU), yang dimana titik koordinat tersebut sudah diketahui nilainya.

2. Dasar Teori

Perencanaan pekerjaan tanah (earthworks) merupakan hal yang sangat vital pada kegiatan survei. Perencanaan pekerjaan yang baik dan terorganisir dapat memaksimalkan keuntungan bagi pihak Perusahaan. Namun, yang paling penting adalah menerapkan perencanaan tersebut di lapangan, dengan pekerjaan stake out desain atau titik yang memiliki nilai koordinat dapat diterapkan langsung dilapangan. Stake out adalah menu pengukuran yang digunakan untuk menentukan lokasi koordinat titik di suatu lapangan. Prinsipnya

(29)

22

adalah terbalik dengan konsep pengambilan data lapangan. Kalau pengambilan data lapangan kita mengukur koordinat titik dari lapangan sedangkan stake out adalah mengembalikan koordinat ke lapangan dari desain (Rizal, 2011).

Proses pengembalian titik dilapangan menggunakan GPS Map Tipe 78s Garmin dengan tujuan untuk mencari titik dilapangan yaitu titik-titik batas Koperasi yang akan dibangun Koperasi Tunas Harapan dan untuk mengetahui lahan tersebut masuk kedalam HGU atau bersengketa dengan lahan milik warga lainnya.

3. Alat dan Bahan

a. GPS Map Tipe 78s Garmin b. Mobil c. Sepeda Motor d. Perahu/Ces e. Kamera f. Parang 4. Prosedur Kerja

Pengembalian titik pada hari pertama di Koperasi Tunas Harapan menggunakan alat GPS Map 78s dilakukan dengan menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor menuju pelabuhan dan perjalanan dilanjutkan menggunakan perahu/ces. Setelah titik koordinat ditemukan selanjutnya melakukan dokumentasi bersama ketua koperasi dan para anggota Koperasi sebagai bukti bahwa Ketua dan Anggota Koperasi sudah menemukan titik lokasi Koperasi Tunas Harapan.

Pengembalian titik pada hari kedua di Koperasi Tunas Harapan II menggunakan GPS Map 78s dilakukan dengan menempuh perjalanan selama ±

(30)

3 jam menggunakan Mobil, seharusnya perjalanan dapat ditempuh ± 1 jam ini dikarenakan jalan yang becek dan tergenang air maka mobil amblas dan membuat perjalanan terhambat. Setelah titik koordinat ditemukan selanjutnya melakukan dokumentasi bersama ketua koperasi dan para anggota Koperasi sebagai bukti bahwa Ketua dan Anggota Koperasi sudah menemukan titik lokasi Koperasi Tunas Harapan II.

5. Hasil Yang Dicapai Tabel 5. Pengembalian Titik

No Waktu Kegiatan Prestasi Jumlah Pekerja

1 15 April 2014 Pengembalian titik koordinat Koperasi Tunas Harapan 500 Ha 10 Orang 2 16 April 2014 Pengembalian titik koordinat Koperasi Tunas Harapan II 299 Ha 13 Orang 6. Pembahasan

Kegiatan stake out dilakukan pada tanggal 15 april 2014 dan 16 April 2014 bertujuan untuk mencari titik koordinat Koperasi Tunas Harapan yang sudah ada dan akan dikembalikan kelapangan. Selain itu stake out juga bertujuan untuk mengetahui koordinat Koperasi Tunas Harapan Masuk kedalam hak guna usaha (HGU) atau diluar HGU PT. Niagamas Gemilang.

D. Observasi Lahan

1. Tujuan

Tujuan dilakukannya observasi lahan guna untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang masalahnya dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya, oleh karena itu jelas tujuan dari observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung dilapangan atau tempat penelitian.

(31)

24

2. Dasar Teori

Observasi lahan dapat dikatan sebagai kegiatan atau pekerjaaan yang paling penting dalam sebuah perusahaan terutama perusahaan perkebunan. Dengan adanya pekerjaan observasi dapat memudahkan perusahaan dalam mencari solusi dalam pemecahan masalah-masalah yang ada pada lahan tersebut sebelum dibebaskan dan berapa besar ganti rugi lahan yang akan dikeluarkan perusahaan kepada masyarakat tersebut dan tanaman yang berpotensi dapat memberikan kehidupan masyarakat seperti karet itu juga ada ganti rugi sesuai harganya (Anonim, 2014).

3. Alat dan Bahan

a. GPS Map 78s Garmin b. Sepeda Motor c. Kamera d. Bolpoin e. Kertas Catatan 4. Prosedur Kerja

a. Melakukan perjalanan menuju lahan yang akan diidentifikasi menggunakan sepeda Motor.

b. Setelah sampai pada lahan kemudian identifikasi dilakukan dengan melihat potensi lahan baik atau tidak.

c. Kemudian memperhatikan ada pohon tanam tumbuh seperti pohon rambutan, pohon durian dsb lalu dilakukan penctatan, bisa juga menggunagan GPS dan dibuat point.

(32)

5. Hasil Yang dicapai Tabel 6. Hasil Observasi

No Waktu Kegiatan Prestasi Jumlah Pekerja

1 10 maret 2014 Observasi Lahan

Bapak Mitol 67 Ha 4 Orang

6. Pembahasan

Dalam kegiatan observasi dilahan Bapak Mitol tidak ditemui kendala karena sebelumnya lahan sudah diukur maka tinggal mencari tahu potensi apa yang terdapat pada lahan tersebut.

(33)

26

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Pengukuran lahan yang dibebaskan semua tidak masuk ke dalam HGU PT. Niagamas Gemilang dengan prestasi kerja pengukuran selama kegiatan PKL sebesar 160,99 Ha.

2. Pemberian tali asih atau ganti rugi tanah garapan atas lahan yang akan dilakukan pembebasan adalah salah satu kewajiban perusahaan untuk menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar guna demi kemajuan perusahaan dan kemajuan ekonomi masyarakat sekitar perusahaan.

3. Pengembalian titik koordinat batas Koperasi Tunas Harapan yang telah ditetapkan koordinatnya oleh BPN, dilakukan agar batas-batas Koperasi Tunas Harapan di PT. Niagamas Gemilang dapat diketahui oleh pihak perusahaan dan ketua koperasi.

4. Observasi lahan dilakukan guna untuk memperoleh berbagai data konkret dan masalah-masalah secara langsung di lapangan atau tempat penelitian.

B. Saran

1. Peserta PKL sebaiknya diikutsertakan dalam kegiatan di perkebunan kelapa sawit dengan bermacam-macam posisi agar pengalaman dan ilmu yang didapat terus bertambah.

2. Menyediakan sarana transportasi yang mendukung sesuai dengan kondisi lapangan, hal ini dikarenakan dapat menunjang kinerja terutama dalam pencapaian prestasi kerja karyawan dan perusahaan.

(34)

3. Melakukan kursus atau training bagi karyawan terutama pada bagian administrasi kantor untuk kemajuan manajemen perusahaan yang lebih baik. 4. Pengukuran di lapangan menggunakan alat GPS tipe 78S dalam bidang

perkebunan banyak sekali permasalahan yang dihadapi akibat ketidak telititianya , sehingga dalam hal pengukuran ini sebaiknya diperlukan alat GPS yang lebih canggih yaitu menggunakan GPS Geodetik karena tingkat ketelitiannya sangat akurat.

(35)

28

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. http://legalakses.com/hak-guna-usaha-hgu/ (Diunduh 7 Mei 2013). John E. Harmon, Steven J. Anderson. 2003. Design and Implementation of

Geographic Information Systems. John Wiley and Sons : New Jersey. Jokmahir. 2013.

http>//www.bumn.go.id/ptpn13/galeri/artikel/proses-pengurusan-hgu-kelapa-sawit (Diunggah 18 Agustus 2013), Diunduh 2 Mei 2014

Maksi. 2008. Deskripsi Kelapa Sawit Varietas Sriwijaya. PT. Bina Sawit. Penebar

Rizal. 2011. http://afrizalaja.blogspot.com/2011/01/tutorial-topcon-stake-out.html.

(Diunduh 7 Mei 2014).

Rulian, 2013. Tinjauan umum perusahaan PT. Niagamas Gemilang (wawancara

pada tanggal 27 Mei 2013).

Suyatno, Rizsa. 1994. Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius,

Yogyakarta.

Usfariyanto. 2012.

http://usfariyanto.blogspot.com/201204/aspek-hukum-pemberian-ganti-rugi-dalam.html?m=1 (Diunggah 03 April 2012), Diunduh 7 Mei 2014

Wahyu. 2008. http://gaulwahyu.wordpress.com/2008/10/16/pengertian-gps/ (

(36)
(37)

30

Gambar 1. Pengambilan Point Koperasi Tunas Harapan

(38)

Gambar 3. Pemberian Tali Asih

(39)

32

(40)

33 Gambar 6. Peta Hasil Pengukuran Seluruh Lahan

(41)

34 Gambar 7. Peta Koperasi Tunas Harapan

(42)

35 Gambar 8. Peta Rencana Izin Lokasi PT. Niagamas Gemilang

Gambar

Tabel 1. Waktu dan Lokasi PKL
Tabel 2. Hari Libur Yang Diberikan Perusahaan
Tabel 3. Hasil Pengukuran Lahan
Tabel 3. Lanjutan  2  5 Maret  2014
+5

Referensi

Dokumen terkait

Nyeri dapat terlokalisasi pada satu daerah kecil atau menjadi lebih umum sakit di punggung bawah.Intensitas rasa sakit dapat bervariasi dengan waktu, meningkat dengan gerakan,

(10) Masa kerja yang lama juga dapat berpengaruh terhadap nyeri punggung bawah karena merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang dalam jangka waktu panjang

Aktivitas yang kita lakukan sehari- hari tersebut tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat mengangkat barang dengan posisi membungkuk,

Dapat memberikan informasi kepada perusahaan Shopee atau pengusaha khususnya pada penjualanan online seberapa besar pengaruh Brand Awareness (kesadaran merek)

Kelembaban udara dan curah hujan mempunyai hubungan bermakna de- ngan kepadatan nyamuk Anopheles, sedangkan kepadatan nyamuk Ano- pheles mempunyai hubungan ber- makna

Kombinasi dosis yang dilakukan antara ragi dengan vitamin C pada pakan buatan diduga dapat meningkatkan daya tahan ikan dalam mencegah penyakit yang disebabkan bakteri

(5) Apabila pegawai/Orang tidak dapat melaksanakan pembayaran angsuran dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak sebagaimana

dalam pakan ikan yang berfungsi sebagai immunostimulan mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan terhadap bakteri Streptococcus iniae pada ikan nila GIFT (Oreochromis