• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TEORI PENUNJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TEORI PENUNJANG"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Komunikasi Data

Secara sederhana komunikasi data dapat diartikan sebagai pengiriman data dengan menggunakan sistem transmisi elektronik baik menggunakan kabel (wireline) ataupun tanpa kabel (wireless). Komunikasi data adalah transfer informasi dari satu titik ke titik lain. Komunikasi data ini lebih menitik beratkan pada komunikasi data digital. Dalam konteks ini, data merujuk pada informasi yang diwakili oleh sequence 0 dan 1, data yang sejenis akan dikendalikan oleh komputer. Kebanyakan sistem komunikasi menggunakan data analog. Contohnya seperti sistem telepon, radio dan TV. Instrumentasi modem lebih banyak digunakan dalam mentransfer data digital.

Komunikasi merupakan suatu proses yang memudahkan orang untuk saling berhubungan satu sama lain yang bergantung pada tiga hal seperti berikut : 1. Seorang pengirim pesan yang membuat pesan. (Transmitter)

2. Sebuah media yang menghantarkan pesan. (Media) 3. Seorang penerima pesan. (Receiver)

Gambar 3.1 Diagram Sistem Komunikasi Data

Contoh dari komunikasi data ini adalah komunikasi antara beberapa komputer pada tempat yang berlainan, Automatic Teller Machine (ATM) dan lain-lain. Data yang digunakan bisa berupa alphabet, nomor atau simbol yang biasanya terdiri atas segala sesuatu atau kombinasi yang berhubungan dengan kode biner, alpha atau numeric symbols, data program ataupun informasi database.

(2)

Komponen pokok dari suatu komunikasi data ialah terminal data itu sendiri (dapat berupa komputer atau perangkat lainnya), peralatan untuk mentransmisikan data dan saluran komunikasi data. Adapun data yang ditransmisikan adalah sinyal – sinyal digital, yaitu bentuk dari pulsa – pulsa listrik yang disebut bit, biasanya dilambangkan dengan angka 0 dan 1. Kemudian kombinasi dari bit ini dapat dipresentasikan satu karakter. Satuan kombinasi ini disebut dengan Byte.

Komunikasi data memegang peranan penting dalam dunia bisnis dewasa ini terutama dalam dunia perbankan. Bahkan telah menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi dalam menggerakan roda perusahaan. Sama halnya dengan komunikasi lainnya, komunikasi data berfungsi untuk mengirim sejumlah informasi data yang berasal dari perangkat pengolahan data untuk diolah atau disimpan ke perangkat pengolah data di tempat lain.

Dari uraian di atas, dapat dilihat beberapa keuntungan dari penggunaan komunikasi data, antara lain :

1. Dapat menghemat waktu dan biaya.

2. Komputer dapat langsung mengolah data yang masuk dan hasil dari pengolahan data tersebut dapat langsung disalurkan kepada pemakai yang memerlukan.

3. Memungkinkan pengiriman data yang lebih banyak. 4. Meningkatkan efisien kerja.

Komunikasi data merupakan gabungan dari teknik telekomunikasi dengan teknik pengolahan data, bisa diraikan sebagai berikut :

1. Telekomunikasi dapat diartikan sebagai segala kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran informasi dari satu titik ke titik lainnya.

2. Pengolahan data adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan proses pengolahan data.

3. Gabungan dari kedua teknik tersebut disebutlah dengan komunikasi data atau juga disebut dengan teleprocessing (pengolahan jarak jauh).

(3)

Komunikasi juga mempunyai beberapa tujuan, berikut tujuan dari komunikasi data yaitu :

1. Memungkinkan pengiriman data dalam jumlah besar agar efisien, tanpa kesalahan dan ekonomis dari suatu tempat ke tempat yang lain.

2. Memungkinkan penggunaan komputer secara terpusat maupun secara tersebar. 3. Memungkinkan pengguna sistem komputer dan peralatan pendukung jarak jauh

(remote computer use).

4. Mempermudah kemungkinan pengelolaan dan pengaturan data yang ada dalam berbagai macam sistem komputer.

5. Mengurangi waktu untuk pengolahan data. 6. Mendapatkan data langsung dari sumbernya. 7. Mempercepat penyebarluasan informasi.

3.2 Mode Komunikasi Data

Mode Komunikasi data mempunyai berbagai alternatife untuk digunakan , berikut ada tiga alternatif untuk mode komunikasi:

1. Simplex 2. Full duplex 3. Full duplex

3.2.1 Komunikasi Simplex

Gambar 3.2 Komunikasi Simplex

Komunikasi simplex adalah komunikasi satu arah sehingga transmitter dan receiver memiliki fungsi tetap, yaitu transmitter untuk mengirim informasi saja, sedangkan receiver untuk menerima informasi saja.

(4)

3.2.2 Komunikasi Half duplex

Gambar 3.3 Komunikasi Half duplex

Komunikasi half duplex ini dilakukan tidak pada waktu bersamaan. Pengiriman dan penerimaan data berlangsung secara bergantian. Pada umumnya metode ini menggunakan saluran telepon sebagai media transmisinya. Komunikasi half duplex menyediakan komunikasi dua arah, sekalipun hanya menampilkan komunikasi satu arah pada saat itu.

3.2.3 Komunikasi Full duplex

Gambar 3.4 Komunikasi Full duplex

Komunikasi full duplex menyediakan komunikasi dua arah secara bersamaan dalam waktu yang sama. Transmisi ini serupa dengan sebuah jalur ganda bebas hambatan. Diibaratkan seperti mobil-mobil yang dapat melalui kedua jalur tersebut dengan jalurnya sendiri-sendiri dimana tidak ada gangguan dari lalu lintas yang berlawanan arah. Contohnya percakapan telepon saat ini. Dalam komunikasi full duplex ini sebuah saluran terpisah ada untuk transmitt dan ada juga untuk receive.

(5)

3.3. Komunikasi Satelit

Komunikasi Satelit adalah salah satu jenis mode penghubung dalam komunikasi melalui sebuah satelit, disini satelit berperan sebagai repeater dan penguat dalam jalannya komunikasi. Keunggulan dari jenis komunikasi ini sudah jelas, tidak terkendala jarak dan medan. Ingin seberapa jauh atau sulit medan jelas dapat di jangkau. Untuk kekurangan adalah delay time yang di hasilkan yang tentunya dalam waktu yang akan datang komunikasi ini akan semakin ditinggalkan, jika jenis-jenis mode penghubung komunikasi seperti Fiber Optic (FO), Kabel atau Radio Link sudah mencapai daerah tersebut. Untuk aplikasi komunikasi satelit dapat di gunakan di berbagai jenis seperti voice, data, video, dll

Sistem komunikasi satelit juga merupakan salah satu cara komunikasi dengan menggunakan satelit sebagai komponen utamanya. Dalam sistem komunikasi ini, satelit difungsikan sebagai repeater dan pembagi jalur komunikasi agar satelit tersebut dapat digunakan bersama-sama namun tidak ada data atau informasi yang bercampur.

Komunikasi yang menggunakan satelit mampu menjangkau daerah yang jauh dan terpencil, hal ini dikarenakan oleh letak satelit tersebut yang berada di luar angkasa dan berjarak ± 36.000 km di atas permukaan bumi, sehingga satelit dapat menyampaikan kembali data atau informasi dari suatu tempat ke tempat lain dengan jarak yang sangat jauh, namun masih di dalam jangkauan satelit tersebut. Negara kepulauan ataupun negara dengan daerah geografis yang berbukit-bukit seperti halnya Indonesia, sangat cocok menggunakan satelit sebagai media komunikasinya.

3.3.1 Satelit

Satelit merupakan benda yang mengelilingi planet dengan periode revolusi dan rotasi tertentu tertentu dan memiliki orbit peredarannya sendiri. Di angkasa, satelit akan mengelilingi bumi pada orbitnnya. Hal yang dapat menyebabkan satelit untuk tetap tinggal dan tidak jatuh adalah adanya sentrifugal yang dihasilkan oleh pergerakan satelit mengelilingi bumi yang seimbang dengan gaya tarik yang disebabkan gravitasi bumi.

(6)

3.3.2 Satelit Berdasarkan Fungsi

Satelit berdasarkan fungsinya dikelompokan menjadi 5, diantaranya: 1. Satelit Ilmiah

2. Satelit Militer 3. Satelit Cuaca

4. Satelit Navigasi dan Maritim 5. Satelit Komunikasi

Dari kelima macam satelit, penyusun hanya akan menjelaskan sedikit tentang satelit komunikasi saja. Satelit komunikasi mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai stasiun pengulang (Repeater) 2. Memperkuat sinyal RF

3. Mengubah sinyal RF uplink stasiun menjadi sinyal RF downlink stasiun bumi

3.3.3 Satelit Berdasarkan Orbit

Satelit berdasarkan orbit dikelompokan menjadi 3, diantaranya: 1. Orbit Satelit Berdasarkan Ketinggian

Berdasarkan ketinggian satelit dari permukaan bumi, orbit dibagi menjadi:

a. Orbit Rendah (Low Orbit) : ketinggian 1.000-5.000 km, periode mengelilingi bumi 2-4 jam

b. Orbit Menengah (Medium Orbit) : ketinnggian 5.000-20.000 km, periode satelit mengelilingi bumi 4-12 jam

c. Orbit Sub Sinkron : ketinggian 10.500 km, 14.000 km, dan 20.000 km, periode satelit mengelilingi bumi 6 jam, 8 jam, 12 jam.

d. Orbit Geosynchronous : ketinggian 35.000 km, periode satelit mengelilingi bumi 24 jam

2. Orbit Satelit Berdasarkan Gerak Orbit

Klasifikasi orbit berdasarkan gerak orbit terdiri dari: a. Orbit Ellips

Orbit ini berbentuk lonjong dengan susut kemiringan tertentu terhadap bola bumi.

(7)

Berdasarkan kemiringan orbit ini, jarak orbit terhadap bumi tidak sama, jarak satelit dengan bumi tergantung posisi satelit pada bumi. Periode rotasi sekitar 5-12 jam dan terlihat langsung dari stasiun bumi sekitar 2-4 jam tiap hari. Orbit ini digunakan untuk keperluan satelit komunikasi misalnya satelit Telstar.

b. Orbit Lingkaran

Orbitnya sejajar dengan kutub utara dan selatan bumi. Orbit ini jarang digunakan untukkomunikasi, tetapi dgunakan untuk keperluan khusus yang tidak memerlukan informasi setiap saat seperti keperluan navigasi.

Periode rotasinya hanya sekitar 1,5 jam per hari, sehingga satelit ini dapat terlihat dari stasiun bumi sekitar setengah jam per harinya. Contoh satelitnya adalah satelit Relay (RCL)

c. Orbit Geosynchronous

Orbit geosynchronous adalah satelit yang waktu periodiknya merupakan kelipatan bilangan bulat atau pecahan dari periode putaran bumi. Waktu periodik adalah waktu yang diperlukan untuk satu orbit lengkap.

Orbit geosynchronous adalah orbit satelit yang perputarannya selaras/sinkron dengan rotasi bumi, Dalam satu putaran dalam waktu yang sama (23 jam 56 menit). Apabila diamati dari bumi, orbit satelit jenis ini nampak tidak bergerak, karena gerakan satelit sama dengan gerakan bumi,

Orbit ini sangat cocok digunakan unruk sistem komunikasi dan dianggap paling tepat dalam segi ekonominya. Contoh satelit yang menggunakan orbit ini adalah satelit Palapa dan Intelsat.

3. Orbit Satelit Berdasarkan Bidang Orbit

Berdasrkan bidang orbitnya, satelit dapat dibedakan seperti berikut:

a. Orbit Khatulistiwa : orbit satelit yang bergerak melalui bidang kharulistiwa.

b. Orbit Polar: orbit satelit yang bergerak melalui bidang kutub bumi. c. Orbit Intermidate: orbit satelit yang bergerak membentuk sudut

(8)

3.4 Konfigurasi Satelit

Konfigurasi sebuah satelit komunikasi pada umumnya terdiri atas beberapa subsistem yaitu transponder, telemetri, komando, control dan subsistem anetnna, serta catu daya sebagai sumber tegangan seluruh sistem

3.4.1 Transponder

Transponder adalah suatu rangkaian yang terdiri atas rangkaian penerima sinyal., pengubah frekuensi (translator) dan rangkaian pemancar ulang dari sinyal tersebut. Frekuensi yang digunakan pada komunikasi satelit disusun dalam bentuk kanal-kanal yang disebut transponder. Satu satelit bisa memiliki banyak transponder, tergantung dari design dan tujuan penggunaannya.

Pada umumnya satelit komunikasi memiliki 24 transponder yang dibagi menjadi dua polarisasi yaitu horizontal dan vertical. Besarnya bandwidth dari setiap transponder adalah 36 MHz dan guard band sebesar 2 x 2 MHz (kiri dan kanan).

Transponder inilah yang dijadikan jalur oleh stasiun bumi untuk transmit dan receive sinyal. Jadi dengan pembagian transponder itu setiap stasiun bumi tidak akan bertabrakan dalam memancarkan dan menerima sinyal dari satelit.

Untuk lebih jelasnya fungsi dari transponder adalah sebagai berikut : 1. Menerima sinyal dari stasiun bumi.

2. Memperkuat sinyal, hal ini dilakukan karena sinyal dari bumi akan melemah setelah melalui transmisi angkasa yang jaraknya sangat jauh.

3. Mengubah frekuensi sinyal informasi dari stasiun bumi yang disebut Up link menjadi frekuensi Down Link dari tiga jenis band. Namun range frekuensi yang umum dipakai dalam komunikasi satelit adalah C-band.

(9)

Table 3.1 Frekuensi Uplink dan Downlink

4. Memancarkan kembali sinyal ke bumi

Satelit transponder di satelit mempunyai lebar frekuensi dan bandwidth sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Bandwidth dari transponder ini dapat dimanfaatkan tergantung dari stasiun bumi yang mengolahnya, misalnya untuk transmisi siaran televisi, untuk transmisi komunikasi data, untuk transmisi video conference dan sebagainya. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa sebuah satelit memiliki 24 transponder yang terbagi 12 transponder vertical dan 12 transponder horizontal.

Gambar 3.5 Pembagian Transponder

Tentunya semua antenna penerima di stasiun bumi harus mengatur polarisasi dan posisinya sedemikian rupa, sehingga berkesuaian dengan transponder yang dikehendaki.

Band Frekuensi

Uplink (Ghz) Downlink (Ghz)

C 5.925 - 6.425 3.700 - 4.200

KU 14.00 - 14.50 11.70 - 12.20

(10)

Di dunia Internasional, Band adalah band frekuensi yang populer. Ku-Band dapat mendukung trafik dengan ukuran antenna yang lebih kecil dibandingkan C-Band. Tapi Ku-Band tahan terhadap curah hujan tinggi sehingga tidak sesuai untuk digunakan di daerah Asia Tenggara.

Keunggulan dan kekurangan masing-masing band frekuensi tersebut secara rinci adalah seperti berikut:

Tabel 3.2 Pebandingan Frekuensi C-Band dan Ku-Band

3.5 Stasiun Bumi Kecil (VSAT)

VSAT (Very Small Aperture Terminal) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan terminal-terminal stasiun bumi satelit kecil yang menggunakan antenna berdiameter antara 0,9 sampai dengan 9 meter yang digunakan untuk melakukan pengiriman data, gambar,maupun suara via satelit.

VSAT merupakan solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi untuk daerah-daerah yang belum terjankau dengan transmisi terestial. VSAT dapat digunakan untuk mem-bypass jaringan backbone telekomunikasi dan jaringan private. Mudah untuk dibongkar pasang dan dikonfigurasi sesuai keperluan dari segi teknis. Pemakaian teknologi VSAT tersebut, sekarang sudah berkembang pesat di kalangan perusahaa-perusahaan atau industri-industri khususnya untuk komunikasi telepon (voice), data dan gambar (video).

Frekuensi Keunggulan Kekurangan

C-Band

 World Wide Availability  Teknologi yang termurah  Tahan dari redaman hujan

 Ukuran atenna relatif besar  Rentan terhadap dari satelit

tetangga dan terrestial microwave

Ku-Band

 Kapasitas relatif besar  Ukuran antenna relatif kecil

(0,6-1,8 m)

 Rentan dari redaman hujan  Availability terbatas (faktor

(11)

VSAT biasanya beroperasi pada orbit Geostasioner Earth Orbit (GEO) yaitu berada pada ketinggian 35.768 km diatas permukaan lautdan memiliki perioda waktu beroperasi selama 24 jam.

Seiring dengan perkembangan teknologi khususnya teknologi komunikasi berbasis ethernet (IP Address) dan kebutuhan perusahaan atau instansi yang membutuhkan aplikasi online berbasis ethernet (IP Address), maka diciptakan teknologi VSAT IP.

VSAT IP merupukan sistem komunikasi satelit yang dirancang untuk kebutuhan aplikasi berbasis IP Address. Teknologi ini biasanya digunakan untuk aplikasi ATM, dan perusahaan atau instansi yang membutuhkan aplikasi online berbasis IP Address.

Antara stasiun VSAT terhubung dengan satelit melalui Radio Frequency (RF). Hubungan (link) dari stasiun VSAT ke satelit disebut uplink, sedangkan link dari satelit ke stasiun VSAT disebut downlink, seperti pada Gambar 3.5.

Gambar 3.6 Definisi Uplink dan Downlink

Jaringan VSAT juga menggunakan satelit geostasioner, yang memiliki orbit pada bidang equator dengan ketinggian ± 35786 km diatas permukaan bumi.

(12)

Digunakan satelit geostasioner menyebabkan jaringan komunikasi VSAT mempunyai daerah jangkauan yang luas dan tidak perlu melacak arah pergerakan satelit sehingga biaya perasional dan perawatan menjadi rendah. Dengan berbagai kelebihan jaringan komunikasi VSAT dapat memberikan solusi pada kebutuhan komunikasi data yang semakin meningkat.

3.6 Jaringan Komunikasi VSAT

Dalam penggunaannya jaringan komunikasi VSAT memiliki beberapa cara atau metode untuk melakukan sebuah komunikasi data yang dalam setiap metodenya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

3.6.1 Point to Point

Pada jaringan point to point, stasiun bumi yang satu dengan yang lainnya dapat mengirim dan menerima informasi. Komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi dua arah secara bersamaan yang disebut full two way link. Komunikasi tipe ini digunakan untuk trafik besar dan bersifat interaktif

Gambar 3.8 Konsep Jaringan Point to Point

3.6.2 Sistem Akses Jamak (Multiple Access)

Dikarenakan satu transponder satelit dapat dipengaruhi banyak stasiun bumi secara bersamaan, maka diperlukan suatu teknik untuk mengakses transponder tersebut ke masing-masing stasiun bumi. Teknik ini dinamakan satelite multiple access.

(13)

Ada tiga multiple access yang digunakan utuk komunikasi satelit yaitu FDMA, TDMA, dan CDMA. Sistem multiple access yang digunakan pada jaringan VSAT untuk menghubungkan antara BTS dengan BSC adalah SCPC

3.6.2.1 FDMA (Frequency Division Multiple Access)

Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan digunakan sejak adanya satelit komunikasi. Setiap stasiun bumi yang menggunakan metode FDMA (Frequency Division Multiple Accsess) yang telah di tentukan frequensi kerjanya berdasarkan bandwidht total dan dapat mengakses ke satelit dalam waktu yang bersamaan. Setiap sinyal carrier dari stasiun bumi akan dipancarkan secara simultan. Jika pada suatu transponder di duduki oleh lebih dari dua sinyal carrier, maka level sinyal carrier yang dipancarkan oleh setiap stasiun-stasiun bumi mempunyai batasan level EIRP yang tidak boleh dilampaui. Jenis tidak memerlukan pengontrolan rumit. Metode FDMA tidak digunakan untuk pengiriman data berkecepatan rendah tetapi untuk pengiriman data kecepatan diatas 56 Kbps.

Gambar 3.9 Konsep Jaringan VSAT FDMA

3.6.2.2 TDMA (Time Division Multiple Access)

Pada metode TDMA, sejumlah stasiun bumi mendapatkan alokasi bandwidth yang sama tetapi VSAT diberikan alokasi waktu untuk mengakses ke satelit. Pembagian alokasi waktu dilakukan dalam selang waktu tertentu yang disebut kerangka TDMA (TDMA Frame). Setiap frame dibagi atas sejumalah celah waktu (Time Slot). Informasi dimasukan dalam time slot yang berbeda dan

(14)

dipancarkan secara periodik dengan selang waktu yang sama. Perhatikan konsep jaringan VSAT TDMA pada Gambar 3.10

Gambar 3.10 Konsep Jaringan VSAT TDMA

3.6.2.3 CDMA (Code Division Multiple Access)

CDMA merupakan teknik akses bersama ke satelit yang membagi bandwidth transponder satelit dengan memberikan kode-kode alamat tujuan dan pengenal untuk setiap data.

Sinyal informasi memiliki kode tujuan dan mengenal masing-masing dan dipancarkan secara acak dan hanya stasiun yang dapat menerima informasi tersebut.

Gambar 3.11 Konsep Jaringan VSAT CDMA

3.6.2.4 SCPC (Single Carrier Per Channel)

SCPC (Single Carrier Per Channel) merupakan salah satu konfigurasi pada jaringan VSAT dengan menggunakan metode akses point to point. Layanan komunikasi data atau voice yang menggunakan media akses satelit dengan teknologi SCPC untuk hubungan titk ke titik (point to point ) dapat dikembangkan

(15)

menjadi hubungan titik ke banyak titik (point to multipoint) atau dikenal dengan istilah MCPC.

Metode akses SCPC ini menempatkan masing-masing satu buah sinyal pembawa (Carrier) untuk setiap node link komunikasinya.

Keunggulan sistem VSAT dengan menggunaan metode SCPC ini adalah sebagai berikut:

1. Banyak jenis protokol yang digunakan, misalnya RS 232, V-35. G703 dan masih banyak yang lain, sehingga lebih fleksibel dan aplikatif.

2. Sistem akses ke jaringan dapat dilakukan oleh pemakai setiap saat. Mampu mentransmisikan data dalam jumlah besar secara tepat dan akurat pada jaringan.

3.7 Komponen VSAT

Pada dasarnya komponen suatu stasiun dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian Out Door Unit (ODU) dan bagian In door Unit (IDU). Dibawah ini penyususn akan mencoba menjelaskan komponen-komponen yang dibutuhkan dalam mendirikan suatu stasiun bumi.

3.7.1 Out Door Unit (ODU)

Out Door Unit merupakan perangkat yang berada di luar ruangan. Yang termasuk kedalam perlengkapan ODU salah satu contohnya adalah antenna, BUC, LNA, dll.

3.7.1.1 Antenna

Terdapat beberapa jenis atenna parabola yang digunakan dalam sistem komunikasi satelit, diantaranya:

a. Prime Focus Feed

Antenna jenis ini merupakan antenna yang paling banyak digunakan untuk stasiun bum karena efesiensi yang bagus. Tetpai pada antenna jenis ini terdapat kesulitan dalam pengaturan OMT. Antenna ini hanya praktis sampai ukuran diameter 4,5 meter saja. Berikut konstruksi dari antenna prime focus feed pada gambar di bawah ini:

(16)

Gambar 3.12 Antenna Prime Focus Feed b. Off-Set Feed

Sistem off-set sebenarnya berawal dari prime focus juga, tetapi efesiensinya sedikit lebih baik karena blocking/obstruksi berkurang.relatif ringan dan praktis dalam pemasangannya, misalnya untuk antenna stasiun bumi mobile.yang membuatnya populer adalah adjustment CPI jauh lebih mudah bila dibandingkan dengan jenis Prime Focus.

Berkenaan dengan desain mekaniknya yang memiliki kekokohan tertentu maka hanya diproduksi sampai ukuran 3,8 meter saja. Karena bentuk reflectornya yang offset maka link budget untuk sudut elevasinyaharus dikurangi 22,3o. Berikut konstruksi dari antenna offset feed seperti terlihat

pada gambar di bawah:

Gambar 3.13 Antenna Offset c. Cassegrain/Greogrian

Antenna Cassegrain dan greograin ini berbeda dengan atenna yang lain karena antenna ini memiliki dua buah reflektor, yaitu main reflector dan sub reflector. Biasanya sistem feed jenis ini dimanfaatkan untuk antenna berukuran 4,6 meter atau lebih. Bila ukuran main reflectornya kurang dari 4,6

(17)

meter maka sub reflectornya akan memblok sinyal dari arah sateli dan terjadi pelemahan sehingga efesiensinya akan berkurang. Antenna jenis ini direkomendasikan oleh Telkom dan Satelindo, karena aman dan relatif mudah dalam pengaturan CPI untuk memperoleh hasil yang maksimal.

 Antenna Cassegrain

Antenna ini titik main reflector dengan titik fokus sub reflektor berimpit dalam satu titik (cekung).

Gambar 3.14 Antenna Cassegrain  Antenna Geogorian

Antenna jenis ini hampir sama dengan antenna Cassegrain hanya sub reflektornya terbalik (cembung). Berikut kondtruksi dari antenna gregorain seperti pada gamabar di bawah ini:

Gambar 3.15 Antenna Gregorain

3.7.1.1 Low Noise Amplifier (LNA)

Low Noise Amplifier (LNA) merupakan suatu komponen aktif yang berfungsi memperkuat sinyal downlink yang diterima oleh antenna sekaligus menekan noise sekecil mungkin. Sinyal downlink ini harus dikuatkan lagi karena

(18)

telah mengalami pelemahan setelah menempuh jarak yang sangat jauh dari satelit ke stasiun bumi.

Sebuah LNA terdiri dari empat buah tingkat penguat yang terbuat dari Gallium Arsenid Field Effect Transistor, yang banyak digunakan pada perangkat stasiun bumi. Kemampuan LNA ditentukan oleh besarnya noise temperatur yang diukur dengan satuan oK (Kelvin). Semakin rendah noise temperaturnya, maka

noise yang dihasilkan pun semakin kecil. Di Indonesia sendiri banyak stasiun bumi yang menggunakan LNA dengan noise temperatur sebesar 30-40 oK.

Gambar 3.16 Low Noise Amplifier

3.7.1.3 Block up Converter (BUC)

Block up Converter (BUC) berfungsi untuk menguatkan sinyal yang akan dipancarkan ke satelit. BUC juga berfungsi mengubah band frekuensi uplink. Dalam hal ini frekuensi yang diubah adalah frekuensi L-Band ke frekuensi Ku-Band.

Gambar 3.17 Block up Converter

3.7.1.4 Feedhorn

Feedhorn atau yang biasa disebut OMT berfungsi sebagai alat yang menerima sinyal yang dipantulkan oleh permukaan reflector pada sistem

(19)

penerimaan dan menyebarkan seluruh sinyal pada waktu transmit ke seluruh permukaan reflector serta dipantulkan kembali menuju satelit.

Gambar 3.18 Feedhorn

3.7.2 In door Unit (IDU)

In door Unit merupakan suatu perangkat RF yang berada di dalam ruangan. Berikut ini yang termasuk kedalam perangkat IDU.

3.7.2.1 Encoder Modulator

Encoder merupakan sebuah perangkat yang berfungsi merubah sinyal analog menjadi deret digital. Encoder mendapat input berupa sinyal Audio dan Video baik yang berupa analog maupun sudah dalam bentuk digital (SDI).

Dalam sebuah encoder terdapat beberapa proses agar sinyal analog bisa menjadi deret digital yang sudah termodulasi seperti melalui proses pencuplikan (sampling), lalu kemudian dilakukan penentuan batas minimum (quantizing), lalu pengkodean ke bentuk biner (coding), lalu akan dimodulasikan agar data tersebut dapat dikirim ke satelit.

(20)

3.7.2.2 Receiver, Decoder, Demodulator

Decoder merupakan sebuah rangkaian yang berlawanan dengan encoder. Apabila encoder memiliki fungsi untuk merubah sinyal analog menjadi deret digital, maka decoder berfungsi mengubah deret digital menjadi sinyal analog.

Sebelum diubah menjadi sinyal analog, sinyal RF yang sudah di filter oleh LNA masuk ke rangkaian demodulator terlebih dahulu yang ada pada rangakian decoder, fungsi dari rangkaian demodulator adalah memisahkan antara sinyal informasi dan sinyal carrier. Lalu sinyal informasi yang berupa deret digital tercebut di rubah menjadi sinyal analog melalui rangkaian decoder sebelum ditampilkan ke TV preview. (TV preview sebagai pemantau siaran).

Gambar 3.20 Professional Receiver Decoder

3.8 Kelebihan dan Kekurangan VSAT

Dalam sistem VSAT terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat kita pertimbangkan diantaranya sebagai berikut:

1. Kelebihan VSAT

 Jangkauan luas, karena menggunakan satelit GEO, maka untuk menjangkau seluruh permukaan bumi cukup digumakam 3 buah satelit.  Fleksible, terminal VSAT dapat ditambah dan dikurangi dengan mudah

dan cepat serta dapat dipasang dimana saja, tidak ada masalah dengan jarak.

Bandwidth yang digunakan dalam komunikasi satelit cukup lebar, cocok untuk koneksi suara, video dan data.

 Pembangunan infrastrukturnya relatif lebih cepat untuk daerah yang lebih luas di banding terestial.

Komunikasi dapat dilakukan baik point to point maupun point to multipoint secara broadcasting multicasting.

(21)

Karena bit akses tinggi dan bandwidth yang lebar, VSAT dapat dipasang dimana saja selama dalam jangkauan satelit.

 Sangat cocok untuk daerah yang penduduknya jarang dan belum mempunyai akses infrastruktur telekomunikasi.

Mudah dalam maintenence, dan jika terjadi masalah dapat segera diatasi. 2. Kekurangan VSAT

 Untuk melewatkan sinyal, besarnya troughput akan terbatasi karena delay propagasi satelit geostasioner. Kini berbagai teknik protocol link sudah dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem tersebut. Diantaranya penggunaan forward error correction yang menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang.

 Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 250 milisecond, sementara lased line hanya butuh waktu sekitar 40 millisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelit lalu kembali lagi ke bumi. Satelit geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 km dari permukaan bumi.

 Curah hujan yang tinggi, semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai maka akan semakin tinggi redaman karena curah hujan. Untuk daerah Indonesia dengan curah hujan yang tinggi Ku-Band akan semakin mengurangi availability link satelit yang diharapkan. Sedangkan untuk daerah yang subtropis dengan curah hujan yang rendah penggunaan Ku-Band akan lebih baik.

 Rawan sambaran petir. Pengaliran arus tinggi yang disebabkan oleh petir menimbulkan induksi medan elektromagnetik yang menyebabkan kerusakan perangkat telekomunikasi seperti komputer, modem, dan perangkat elektronik lainnya.

Sun Outage. Yaitu kondisi yang terjadi pada saat bumi, satelit, dan matahari berada pada satu garis lurus. Satelit yang mengorbit bumi secara geostasioner pada garis orbit geosynchronus berada di garis khatulistiwa (di ketinggian 36.000 km) secara tetap dan mengalami dua kali sun outage setiap tahunnya. Geosynchronus thermal yang dipancarkan matahari pada

(22)

saat sun outage mengakibatkan interference sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi.

3.9 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.

3.9.1 Panduan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Banyak hal yang membahayakan kesehatan dan keselamatan pada saat kita bekerja, oleh sebab itu kita harus menghindari hal-hal sekecil apapun yang dapat berdampak besar pada kesehatan dan keselamatan kerja kita.

Berikut ini upaya yang harus dilakukan saat kita bekerja, terutama saat melakukan instalasi VSAT.

1. Gunakan selalu alat pelindung diri (APD) dimana pun kita bekerja. Karena ini adalah hal yang harus diutamakan.

2. Lihat lokasi kerja, pastikan kita bekerja pada posisi yg nyaman. Jangan memaksakan diri pada posisi yang kurang nyaman.

3. Gunakan peralatan (toolkit) yang memadai dan dalam kondisi baik untuk digunakan.

4. Apabila sudah menggunakan toolkit, simpan kembali toolkit pada tempat semula, jangan disimpan di tempat yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Seperti menyimpan di atas antenna, sehingga jatuh menimpa orang lain.

5. Lakukan semua pekerjaan dengan tenang, jangan tergesa-gesa.

6. Mintalah bantuan orang lain jika dirasa membutuhkan, jangan memaksakan untuk dikerjakan oleh sendiri.

(23)

7. Setelah pekerjaan selesai, periksa kembali semua pekerjaan anda. Pastikan semua pekerjaan tidak akan membahayakan kesehatan dan keselamatan orang-orang di sekitar lokasi kerja.

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Sistem Komunikasi Data
Gambar 3.2 Komunikasi Simplex
Gambar 3.3 Komunikasi Half duplex
Table 3.1 Frekuensi Uplink dan Downlink
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan (goals) dan sasaran (objec tives ) dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk rnencapai tujuan

Variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi karakter spasial bangunan Gereja Blenduk adalah denah, orientasi bangunan, fungsi ruang, hubungan ruang, organisasi

Dengan adanya gangguan-gangguan yang ada di instalasi listrik 150 kV yang dapat menimbulkan potensi bahaya seperti kebakaran pada transformator, maka perusahaan perlu

Assesmen pendidikan anak tunadaksa adalah proses pengumpulan informasi/data tentang penampilan individu tunadaksa yang relevan untuk pembuatan keputusan, baik yang

Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan gelombang mikro (microwave), pertama daun nilam sebanyak 100 gram ditambahkan pelarut atau steam untuk variabel daun

Berdasarkan fungsi perpustakaan perguruan tinggi dan Sistem Unggah yang berlaku di UI sebagai upaya menghimpun karya sivitas akademika UI maka tulisan ini bertujuan untuk mengkaji

Ayat pertama surat al-Nisa’ ini dibuka dengan sebuah pandangan bahwa kaum laki-laki dan perempuan itu adalah sama saja, mereka sesungguhnya adalah berasal dari jiwa yang satu,

Hambatan pasar memainkan peran penting dalam mengambil keputusan bagi Starbucks untuk masuk dalam pasar suatu negara.. Potensi Pasar Potensi Pasar mengacu pada