• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep dan kerangka konseptual dari gejala yang akan diriset, yang sekaligus memperlihatkan dimensi atau subdimensi dari gejala yang akan diteliti.1

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengemukakan kajian konseptual terhadap konsep atau gejala yang ingin diteliti dengan membuat analisis komponen serta klasifikasi yang tercakup dalam suatu konsep yang diteliti.2 Tipe penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar yaitu bagaimana. Peneliti tidak puas bila hanya mengetahui apa masalahnya secara eksploratif, tapi ingin juga mengetahui bagaimana peristiwa itu terjadi.

Temuan dari penelitian deskriptif lebih luas dan terperinci daripada penelitian eksploratif. Dikatakan lebih luas karena peneliti tidak hanya sekedar meneliti masalahnya sendiri , tapi juga variabel lain yang berhubungan dengan masalah itu.3 Peneliti memilih deskriptif karena peneliti ingin menggambarkan mengenai bagaimana strategi sosialisasi politik Partai Nasdem melalui MetroTV. Dalam penelitian masalah ini, peneliti tidak sekedar menggali data dalam hal

1 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana: Jakarta. 2006. hal. 80 2 Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian. CV Rajawali: Jakarta. 1989: hal.79

3

(2)

strategi Partai Nasdem tapi juga peranan MetroTV sebagai media yang melakukan proses pencitraan menjelang pemilu 2014.

Penelitian kualitatif mengharuskan peneliti menganalisis topik kajiannya melalui alat bantu pemahaman seperti tema dan cerita. Penelitian kualitatif tidak tergantung pada analisis statistik untuk mendukung sebuah interpretasi tetapi lebih mengarahkan peneliti untuk membuat sebuah pernyataan atau argumen yang masuk akal tentang temuannya.4 Dalam melakukan pernyataan atau argumen, peneliti wajib melakukan kegiatan interaktif langsung dengan responden atau menginteviu dan mengobservasi dalam latar belakang ilmiah agar memperoleh pemahaman (menurut persepsi mereka, bukan persepsi peneliti).5

Dalam penelitian kualitatif, teori bukanlah segala-galanya, melainkan sebuah kisi-kisi ketimbang alat untuk mengukur data. Oleh karena itu, peneliti kualitatif jarang pergi ke medan penelitiannya dengan hipotesis ketat yang kebenarannya akan diuji. Dengan kata lain, penelitian kualitatif lebih menekankan proses dan makna ketimbang kuantitas.6 Oleh karena itu, peneliti sebagai pengumpul data akan turun langsung ke lapangan untuk pengumpulan data secara lengkap.

4 Richard West. Teori Komunikasi Analisis &Aplikasi. Salmeba Humanika: Jakarta. 2008. hal.77 5 Chaedar Alwasilah. Pokoknya Kualitatif. Pustaka Jaya: Jakarta. 2002. hal.103

6

(3)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah Studi Kasus (case study) yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian bisa dari individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. 7

Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan sebanyak mungkin sumber data untuk menguraikan, menjelaskan secara komprehensif. Peneliti berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai instrumen pengumpulan data, bisa menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi, kuisioner, rekaman, dan bukti fisik lain.8

Dalam kasus penelitian di sini, subjek penelitiannya adalah Partai NasDem dan MetroTV, berarti kedua hal tersebut masuk ke dalam kategori penelitian terhadap lembaga, yaitu lembaga partai politik dan lembaga media massa. Peneliti memilih studi kasus sebagai metode penelitian ini karena peneliti ingin memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat khas dari kasus, dan motivasi dari strategi sosialisasi politik Partai NasDem melalui MetroTV. Dalam kasus ini, fenomena yang terjadi adalah pendiri parpol adalah sekaligus pemilik media televisi membentuk citra parpol yang baru berdiri menjelang pemilu. Ini merupakan kajian menarik untuk diteliti.

Dalam studi kasus, peneliti berupaya secara seksama dan dengan berbagai cara mengkaji sejumlah besar variabel mengenai suatu kasus tertentu. Dengan mempelajari seorang individu, suatu lembaga, atau kejadian, peneliti bertujuan

7 Moh. Nazir. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta. 2003. hal.57 8

(4)

memberikan uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. Karena itu, studi kasus memiliki ciri-ciri:9

1. Partikulastik, studi kasus yang terfokus pada situasi, peristiwa atau fenomena.

2. Deskriptif, hasil dari metode studi kasus ini adalah gambaran setail dari topik yang diteliti.

3. Heuristik, studi kasus yang membantu khalayak memahami apa yang diteliti. Interpretasi baru, prespektif baru, makna baru yang merupakan tujuan dari studi kasus.

4. Induktif, studi kasus yang berawal dari fakta di lapangan kemudian disimpulkan ke dalam tataran konsep dan teori.

Studi kasus lebih menekankan mengkaji variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil. Selain itu, studi kasus dapat memberikan hipotesis untuk penelitian selanjutnya. Langkah pokok dalam meneliti kasus dengan metode studi kasus yaitu pertama, merumuskan tujuan penelitian. Kedua, menentukan unit studi. Ketiga, menentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih teknik pengumpulan data. Keempat, mengumpulkan data. Kelima, mengorganisasikan informasi dan data yang dikumpulkan, analisa untuk membuat interpretasi. Keenam, menyusun laporan dan memberikan kesimpulan serta implikasi dari efek penelitian.10

9 Deddy Mulyana. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2001. hal. 201 10

(5)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini didadapat melalui sumber informasi seperti wawancara, observasi, berbagai dokumen, dan material audio visual. Penulis mendapatkan data dari data primer dan data sekunder.11

3.3.1 Data Primer

Teknik pengumpulan informasi dengan melakukan wawancara mendalam mengenai strategi sosialisasi politik Partai NasDem melalui media televisi yakni MetroTV dalam pembentukan citra menjelang pemilu 2014. Informasi yang dimaksud adalah segala informasi dari cara penyampaian berkomunikasi politik dalam pertelevisian swasta di Indonesia.

Data primer yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut: a. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan tertentu. Bentuk wawancara yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah wawancara berstruktur. Wawancara berstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.12

Peneliti yang menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari jawaban terhadap hipotesis kerja. Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, ada hal yang membedakan

11 Septian Santana. Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif. 2007. hal.105 12

(6)

wawancara dengan percakapan sehari-hari. Pewawancara dan responden biasanya belum saling mengebal, responden selalu menjawab, pewawancara tidak berhenti bertanya, pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tapi harus netral, pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya, panduannya dinamakan interview guide.13

Dalam pelaksanaannya, format yang digunakan bisa bermacam-macam dan format itu dinamakan protokol wawancara. Protokol wawancara dapat bersifat terbuka. Pertanyaan disusun sebelumnya bedasarkan masalah dalam rancangan penelitian. Pokok yang dijadikan dasar penelitian diatur secara terstuktur. Keuntungan wawancara terstuktur ialah jarang mengadakan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan responden agar sampai berdusta atau biasa disebut juga wawancara mendalam.14

Wawancara mendalam adalah metode penelitian dimana peneliti melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus menerus menggali informasi dari informan. wawancara jenis ini dilakukan lebih dari satu kali, maka disebut intensive interviews. Metode ini menggunakan sampel terbatas, jika peneliti merasa data sudah cukup maka tidak perlu lagi mencari informan lain. Metode ini memungkinkan peneliti mendapat alasan detail dari informan termasuk opininya, motivasi, nilai, maupun pengalamannya.15

13 Moh. Nazir. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta. 2003. hal. 194 14 Lexy Moleong. op.cit. hal. 190

15 M. Hariwijaya. Metodologi dan Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. elMatera Publishing:

(7)

Dalam wawancara mendalam ini membutuhkan waktu lama, bahkan tidak jarang digabung dengan metode observasi partisipan.16 Selain karena frekuensi wawancaranya tinggi dan intensif, pewawancara tidak mempunyai kontrol atas respon informan, artinya informan bebas memberi jawaban. Pewawancara mempunyai tugas berat agar infornan bersedia memberi jawaban yang lengkap, bila perlu tidak ada yang disembunyikan.17 Dalam wawancara, kadang kala informan memberikan jawaban yang masih bersifat umum, maka perlu ‘dikorek’ lagi secara lebih mendalam. Bahkan dalam banyak hal jika banyak jawaban ‘tidak tahu’ peneliti perlu menggali lagi tentang jawaban ‘tidak tahu’ menjadi jawaban yang jelas. Untuk menghindari jawaban tidak tahu, jawaban terbuka, pewawancara dapat menggunakan pertanyaan penyelidikan atau memberikan penjelasan tentang pertanyaan tersebut.18

Urutan prosedur dalam memulai wawancara adalah menjelaskan kegunaan serta tujuan penelitian. Lalu, menjelaskan mengapa responden terpilih untuk diwawancarai, mennjelaskan institusi apa yang melaksanakan penelitian tersebut. Kemudian, menerangkan bahwa wawancara tersebut adalah sesuatu yang confidential. Penjelasan kegunaan penelitian dapat memberikan motivasi kepada responden untuk mau diwawancarai. Kesangsian dan rasa curiga tentang keterlibatan untuk menjawab pertanyaan dapat hilang dengan menjelaskan bagaimana caranya responden bisa terpilih sebagai responden.19

16 Ibid. hal.73

17 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana: Jakarta. 2008. hal. 100 18 Moh. Nazir. op.cit. hal.199

19

(8)

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer, misalnya dijadikan bahan pelengkap guna melancarkan proses penelitian. Data sekunder dilakukan melalui observasi atau pengamatan langsung yang peneliti lakukan, seperti mengamati tayangan iklan politik dan berita yang berhubungan dengan Partai NasDem di MetroTV. Selain itu, peneliti juga menggunakan studi kepustakaan untuk mendapat informasi dari literatur yang berhubungan dengan judul penelitian, seperti dokumen, buku, kliping, surat kabar, artikel portal berita, serta video-video yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.4 Key Informan

Dalam penelitian ini, penentuan narasumber dilakukan dengan memilih orang-orang yang dianggap mewakili masalah bedasarkan penelitian, yaitu:

1. Pihak Partai NasDem, key informan yang akan diwawancarai adalah Sekretaris Jendral Partai NasDem, Ahmad Rofiq. Alasan peneliti memilih Ahmad Rofiq sebagai narasumber karena ia memiliki kompetensi dalam urusan internal partai. Selain itu, Yuyun Pirngadi selaku Humas Partai NasDem yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan media relation partai di media massa, public relation politic, dan strategi sosialisasi politik. Dan sebagai tambahan, Ori Bukhori sebagai Wakil Ketua Bagian Keanggotaan Partai yang mengetahui tujuan dan sasaran arah Partai NasDem

(9)

2. Redaksi MetroTV yang berkepentingan atas isi pemberitaan, masalah agenda setting, dan kebijakan politik redaksi. Key informan yang diajukan adalah Elman Saragih sebagai Pemimpin Redaksi MetroTV. Alasannya karena ia bertanggung jawab dalam setiap pemilihan berita dan pemberi keputusan dalam setiap rapat redaksi. Selain itu, Zulfatan Faizin sebagai produser program di MetroTV, yang selalu mengikuti rapat redaksi untuk agenda pemberitaan.

3.5 Definisi Konsep

Definisi konsep dalam penelitian ini adalah mengenai Strategi Sosialisasi Politik Partai NasDem melalui MetroTV dalam Proses Pembentukan Citra menjelang Pemilu 2014 Periode Maret – Mei 2012. Adapun definisi konsepnya adalah sebagai berikut:

1. Strategi adalah rencana untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus.20 Strategi merupakan perencanaan dalam mensukseskan tujuan dalam segala aktifitas. Baik dalam mensukseskan peperangan, kompetisi maupun yang lainnya. Kemudian, seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dibidang manajemen, kata strategi yang biasa di gunakan organisasi profit dan non profit, sering digabungkan dengan perencanaan strategi maupun manajemen strategi. Perencanaan strategi dimaknai rancangan yang bersifat sistemik dilingkungan sebuah

20 Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Rineka Cipta: Jakarta.

(10)

organisasi. Sedangkan manajemen strategi mempunyai definisi yang berbeda-beda.

2. Sosialisasi Politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik masyarakat dalam menjalani kehidupan politik. Proses ini berlangsung tanpa mengenal batas waktu, tidak seperti kampanye yang diatur kapan mulai dan berakhirnya. Sosialisasi politik dapat diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, media massa, dan kehidupan masyarakat.

3. Partai NasDem merupakan partai politik baru yang didirikan pada 26 Juli 2011, NasDem adalah nama partai itu sendiri bukan merupakan singkatan dari Nasional Demokrat. Partai ini digagas dan didanai oleh Surya Paloh yang sekaligus pemilik Media Group. Partai NasDem diresmikan Menhumkam pada 11 November 2011 dengan Ketua Umum Patrice Rio Capella.

4. Citra politik adalah efek dari komunikasi politik. Dalam sosialisasi politik menjelang pemilihan umum, citra adalah bayangan, kesan, atau gambaran tentang suatu objek, terutama partai politik, kandidat, elite politik, dan pemerintah.21

5. Pemilihan Umum adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politiktertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, pemilu dapat juga

21

(11)

berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua BEM atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan

3.6 Fokus Penelitian

Untuk memperjelas arah penelitian ini, maka fokus penelitian didasarkan pada tahapan-tahapan Partai NasDem dalam melakukan seluruh kegiatan sosialisasi politik melalui saluran, salurannya adalah MetroTV untuk mencapai tujuan Partai NasDem untuk membentuk citranya menjelang pemilu 2014. Berikut fokus penelitian sebagai berikut:

1. Strategi sosialisasi Partai NasDem yang meliputi:

1. Membangun infrastruktur kepengurusan di seluruh Indonesia 2. Merawat dan ‘memasarkan’ tokoh Partai NasDem untuk menarik

minat

3. Strategi Partai NasDem dalam menarik simpati dan dukungan 4. Strategi dalam pemilihan saluran atau media dalam sosialisasi

untuk pencitraan partai

2. Tujuan Partai NasDem dalam melakukan sosialisasi 3. Sasaran atau segmentasi Partai NasDem

4. Jumlah frekuensi iklan Partai NasDem yang tayang di MetroTV periode Maret-Mei 2012

5. Pemberitaan tentang Partai NasDem yang tayang di MetroTV dalam upaya pembentukan citra

(12)

3.7 Teknis Analisa Data

Data yang diperoleh dari dokumen dan wawancara mendalam diolah dan dianalisa dengan pendekatan deskriptif. Data yang dipeoleh dalam penelitian kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, kalimat, dan narasi-narasi.22 Setelah melakukan wawancara dengan alat perekam, data yang diperoleh kemudian dicatat ke dalam suatu catatan atau transkrip wawancara.23

Dalam menganalisa data, data yang digunakan disertai dengan triangulasi. Triangulasi data didasarkan pada asumsi bahwa setiap bisa yang melekat pada sumber data, peneliti, maupun metode akan dapat dinetralisir apabila digunakan dalam keterkaitannya dengan sumber data yang lain. Triangulasi data yakni triangulasi yang berkaitan dengan penggunaan beragam sumber data dalam suatu penelitian.24

Triangulasi sumber data dalam penelitian ini menggunakan paparan wawancara yang berasal dari lebih tiga narasumber yang sudah dipaparkan di subyek penelitian. Narasumber tersebut dipilih karena sesuai dengan masalah dalam penelitian ini dan sudah mewakili institusi yang akan diteliti.

22 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana: Jakarta. 2008. hal. 39 23 Ibid. hal.105

24

Referensi

Dokumen terkait

Pada tanaman kelapa sawit muda, jumlah bunga jantan lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betina, tetapi perbandingan tersebut akan berubah sesuai dengan

Data yang telah diperoleh dilapangan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode PV² dimana P adalah volume penyeberang jalan (orang/jam) dan V adalah volume

Setelah diberikan penyuluhan tentang makna prosesi kegiatan panggih pengantin, didapatkan bahwa diantara dua puluh peserta yang hadir dalam acara PKK pada Minggu, 17 Desember 2017

63 tanggal 11 September 2007, pemegang saham menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan sebesar Rp 7,2 triliun yang terdiri

Analisis situasi disini dilakukan dengan memperhatikan faktor SWOT (strenght, weakness, opportunity, dan threads) yang ada pada situasi sebelum menentukan strategi

Secara umum sistem yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah sistem untuk menentukan nilai akhir huruf mahasiswa dengan menggunakan perhitungan Fuzzy clustering

Metode analisis data yang dilakukan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mengungkapkan gejala-gejala atau keadaan yang terjadi pada subjek

Pandangan ini juga secara tidak langsung membongkar nilai patriarkis bahwa perempuan sebagai pemegang “gender mandate” -dimana perempuan tidak diperbolehkan