• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Adhyaksa I Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Adhyaksa I Kota"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Adhyaksa I Kota Jambi yang telah didirikan oleh Kejaksaan Tinggi Jambi sejak tahun 1970. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2021. Peneliti menggunakan metode survei dan wawancara dengan instrumen angket dan protokol wawancara yang dilakukan oleh peneliti secara sistematik dengan mengajukan pertanyaan yang sama kepada sampel yang telah ditentukan. Peneliti menemui secara langsung partisipan (guru dan tendik). Selanjutnya setiap guru menerima angket dan mengisi pertanyaan tersebut, selanjutnya peneliti menunggu hingga ± 5 minggu untuk mengumpulkan kembali angket yang telah disebar.

Lamanya waktu pengumpulan angket yang telah disebar dikarenakan situasi yang sedang tidak stabil dikarenan hadirnya Virus CoVid-19 di tengah-tengah masyarakat saat ini. Hal itu berpengaruh pada kehadiran guru di sekolah yang kedatangan nya dibagi setiap harinya berdasarkan jadwal piket yang telah ditentukan oleh pihak manajemen sekolah. Dalam proses pengambilan data sampai penyajian data, peneliti akan merahasiakan nama serta data-data partisipan dengan tujuan untuk melindungi jika hasil penelitian menimbulkan pro dan kontra sehingga membahayakan identitas partisipan di dalam penelitian ini.

(2)

2

4.2 Deskripsi Proses Pengumpulan Data Penelitian 4.2.1 Pengumpulan Data Kuantitatif

A. Penyebaran Kuesioner

Responden dalam penelitian ini adalah guru dan tenaga kependidikan di SD Adhyaksa I Jambi. Kuesioner yang disampaikan kepada responden disertai dengan surat pengantar permohonan untuk menjadi responden dan penjelasan mengenai tujuan dari penelitian ini. Setiap responden menjawab total 54 pertanyaan yang terdiri dari 23 item yang berfokus pada perencanaan kepala sekolah, 17 item mengenai mutu sekolah, dan 14 item tentang daya saing sekolah.

Tabel berikut menyebutkan ringkasan jumlah pengiriman dan pengembalian kuesioner yang menginformasikan tingkat pengembalian.

Tabel 4.1: Rincian Pengembalian Kuesioner

Penyebaran Kuesioner Jumlah

Kuesioner yang disebar 37

Kuesioner yang kembali 35

Kuesioner yang tidak kembali 2 Kuesioner yang dapat diolah 35 Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 Tingkat pengembalian kuesioner 94,59%

(3)

3

Dari tabel 4.1 tersebut tampak bahwa tingkat pengembalian kuesioner bernilai 94,59 %. Dua Kuesioner yang tidak kembali dikarenakan salah satu guru yang berada di lingkungan SD Adhyaksa I Jambi meninggal dunia serta satu lainnya sedang dirawat di rumah sakit.

B. Profil Responden

1) Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada bagian ini disajikan data berupa tabel mengenai profil responden yang telah berpartisipasi dalam pengisian angket

penelitian berdasarkan jenis kelamin, yaitu:

Tabel 4.2: Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Laki-laki 10 28,57

Perempuan 25 71,42

Total 35 100

Sumber: Data Primer yang diolah, 2021

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa

responden pada penelitian yang paling dominan adalah perempuan yang bernilai sebesar 71,42% atau sebanyak 25 orang. Sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki hanya bernilai 28,57% atau sebanyak 10 orang.

(4)

4 2) Berdasarkan Jabatan

Pada bagian ini disajikan data berupa tabel mengenai profil responden yang telah berpartisipasi dalam pengisian angket penelitian berdasarkan jabatan responden, yaitu:

Tabel 4.3: Profil Responden Berdasarkan Jabatan Jabatan Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Guru 28 80

Tenaga Pendidik 2 5,71

Komite 5 14,28

Total 35 100

Sumber: Data Primer yang diolah, 2021

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa responden pada penelitian yang paling dominan berasal dari guru yang berjumlah 28 orang atau senilai 80%, Tenaga pendidik yang berjumlah 2 orang yang bernilai 5,71%, serta Komite sekolah yang berjumlah 5 orang atau senilai 14,28%.

C. Hasil Angket Penelitian

1) Angket Perencanaan Kepala Sekolah

Perencanaan kepala sekolah terungkap melalui jawaban responden terhadap pernyataan yang diajukan melalui kuesioner, diukur dengan indikator yang dioperasikan menjadi 23 pertanyaan. Tanggapan responden terhadap setiap pertanyaan dapat dilihat pada

(5)

5

Tabel 4.4: Angket Perencanaan Kepala Sekolah Kompensasi Langsung NO Pertanyaan/ Indikator Tanggapan Responden Total Skor Skor Tertin ggi Kategori 5 4 3 2 1

1 Kepala sekolah memberikan uraian pekerjaan masing-masing bidang dan kepegawaian

F 100 24 27 0 0

151 175 Sangat Tinggi % 20 6 9 0 0

2 Kepala sekolah melakukan pemberdayaan fungsi F 30 56 42 2 0 130 175 Tinggi % 6 14 14 1 0

3 Kepala sekolah membuat petunjuk operasional sebagai standar kerja setiap kegiatan

F 35 52 42 0 0

129 175 Tinggi % 7 13 14 0 0

4 Kepala sekolah memberikan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

F 30 48 51 0 0

129 175 Tinggi % 6 12 17 0 0

5 Kepala sekolah menekankan pada orientasi pencapaian tujuan

F 35 72 30 0 0

137 175 Tinggi % 7 18 10 0 0

6 Kepala sekolah memperhatikan tingkat kedewasaan guru dalam memberikan arahan tugas

F 15 76 33 4 0

128 175 Tinggi % 3 19 11 2 0

7 Kepala sekolah menerapkan pengaruh yang kuat dalam kepemimpinannya terhadap guru

F 30 56 36 2 2

126 175 Tinggi % 6 14 12 1 2

8 Kepala sekolah meminta laporan pertanggung jawaban dari setiap personil atas peran dan fungsinya

F 5 88 30 4 0

127 175 Tinggi % 1 22 10 2 0

(6)

6

pelanggaran 4

% 3 16 8 7 1

10 Kepala sekolah membuat keputusan partisipatif F 30 52 33 2 3 120 175 Tinggi % 6 13 11 1 3

11 Kepala sekolah membuat keputusan yang dapat meningkatkan kinerja guru

F 35 64 27 4 0

130 175 Tinggi % 7 16 9 2 0

12 Kepala sekolah memberikan solusi dalam membuat keputusan guru

F 20 96 12 6 0

134 175 Tinggi % 4 24 4 3 0

13 Kepala sekolah tidak membuat keputusan yang tegas dalam rapat F 15 16 30 2 8 4 93 175 Cukup % 3 4 10 1 4 4 14 Kepala sekolah membuat keputusan sesuai dengan

aturan dan norma yang berlaku.

F 20 76 24 4 2

126 175 Tinggi % 4 19 8 2 2

15 Kepala sekolah memecahkan masalah dengan prinsip keadilan dan objektivitas.

F 40 76 12 4 2

134 175 Tinggi % 8 19 4 2 2

16 Kepala sekolah memiliki ketanggapan dalam menyelesaikan masalah.

F 40 72 18 2 2

134 175 Tinggi % 8 18 6 1 2

17 Kepala sekolah mengutamakan kepentingan sekolah/umum dalam menyelesaikan masalah.

F 80 52 6 4 2

144 175 Tinggi % 16 13 2 2 2

18 Kepala sekolah dapat mempertanggung jawabkan pemecahan masalah yang ditempuh.

F 40 64 18 6 2

130 175 Tinggi % 8 16 6 3 2

19 Sekolah memberi kebebasan kepada guru dan karyawan untuk menjalankan tugasnya.

F 30 68 18 8 2

126 175 Tinggi % 6 17 6 4 2

(7)

7 20 Sekolah memberikan kewenangan kepada guru untuk

memberikan penilaian terhadap perkembangan siswa.

F 55 56 27 2 0

140 175 Tinggi % 11 14 9 1 0

21

Sekolah selalu mengembangkan keterlibatan karyawan pada semua bagian untuk mengelola semua aspek kualitas.

F 10 64 42 2 0

118 175 Tinggi % 2 16 14 1 0

22 Semua karyawan mempunyai kewenangan dalam pengambilan keputusan secara proporsional.

F 20 72 24 6 2

124 175 Tinggi % 4 18 8 3 2

23 Semua karyawan memahami pentingnya kontribusi dan peran F 45 56 33 4 0 138 175 Tinggi % 9 14 11 2 0 Total Indikator 2966 4025 Tinggi Rata-Rata 128.96 175

(8)

8

Berdasarkan hasil angket perencanaan kepala sekolah diatas, dapat di lihat bahwa total indikator yang telah diperoleh bernilai 2.966 dengan nilai rata-rata sebesar 128.96 dengan tingkat skala tinggi. Nilai tertinggi diperoleh pada angket penelitian pada butir ke 1 dengan nilai sebesar 151, butir tersebut berbunyi Kepala sekolah memberikan uraian pekerjaan masing-masing bidan dan kepegawaian. Sedangkan nilai terendah pada bagian ini diperoleh pada butir angket ke 13 yang bernilai 93 poin. Butir tersebut berbunyi Kepala sekolah tidak membuat keputusan yang tegas dalam rapat.

2) Angket Mutu Sekolah

Untuk melihat mutu sekolah, peneliti telah mengajukan angket yang berisi 17 butir pertanyaan untuk mengukur indikator yang telah dibutuhkan. Tanggapan responden terhadap setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

(9)

9

Tabel 4.5: Angket Mutu Sekolah

NO Pertanyaan/ Indikator Tanggapan Responden Total

Skor

Skor

Tertinggi Kategori

5 4 3 2 1

1

Sekolah selalu mengidentifikasi dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan internalnya dari segi sarana dan prasarana.

F 70 80 0 2 0

152 175 sangat tinggi % 14 20 0 1 0

2 Sekolah selalu meng-update materi F 25 92 18 2 0 137 175 Tinggi % 5 23 6 1 0

3 Pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan standar yang ditentukan. F 50 76 18 0 0 144 175 sangat tinggi % 10 19 6 0 0 4

Sekolah selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang memuaskan dan bonus untuk memotivasi kinerja guru dan karyawannya.

F 65 52 18 0 3

138 175 Tinggi % 13 13 6 0 3

5 Pelayanan yang diberikan sekolah sesuai dengan harapan pelanggan.

F 50 84 9 0 1

144 175 Tinggi % 10 21 3 0 1

6 Guru dan Karyawan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.

F 60 64 21 0 0

145 175 sangat tinggi % 12 16 7 0 0

7 Guru dan Karyawan turut berperan serta dalam pengambilan keputusan sekolah.

F 35 92 9 4 0

140 175 Tinggi % 7 23 3 2 0

8 Semua karyawan banyak melakukan aktivitas sumbang saran.

F 20 72 36 2 0

130 175 Tinggi % 4 18 12 1 0

(10)

10

kualitas kerja mereka. % 5 29 1 0 0

10

Semua karyawan ikut ambil bagian dalam penusunan maupun pelaksanaan program sekolah dan pengambilan keputusan sekolah.

F 25 72 30 4 0

131 175 Tinggi % 5 18 10 2 0

11 Sekolah selalu menggunakan informasi yang objektif sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan.

F 45 56 33 2 0

136 175 Tinggi % 9 14 11 1 0

12 Sekolah selalu menggunakan analisis fakta dan informasi objektif untuk peningkatan segala aspek kualitas.

F 35 56 39 2 0

132 175 Tinggi % 7 14 13 1 0

13 Sekolah selalu mempertimbangkan masukan dari pelanggan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

F 35 64 30 0 2

131 175 Tinggi % 7 16 10 0 2

14 Sekolah selalu melakukan pelatihan dan pembinan untuk meningkatan kualitas SDM yang dimiliki.

F 45 80 18 0 0

143 175 Tinggi % 9 20 6 1 0

15 Sekolah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikannya secara optimal.

F 35 84 18 2 0

139 175 Tinggi % 7 21 6 1 0

16

Sekolah selalu menyelidiki peluang perbaikan

berkelanjutan terhadap sarana dan prasarana sekolah dalam menunjang aktivitas pendidikan.

F 40 84 15 2 0

141 175 Tinggi % 8 21 5 1 0

17

Sekolah selalu berusaha untuk menyediakan fasilitas yang lengkap dalam menunjang proses pebelajaran dan

pendidikan. F 70 64 12 2 0 148 175 sangat tinggi % 14 16 4 1 0 Total Indikator 2236 2975 Tinggi Rata-Rata 131.5 2 175

(11)

11

Berdasarkan hasil angket mutu sekolah yang telah di uraikan diatas total nilai indikator yang diperoleh sebesar 2.236 dengan nilai rata-rata sebesar 132 dengan skala nilai tinggi. Nilai maximum diperoleh pada butir angket pertama dengan bobot nilai sebesar 152 poin dengan kategori Sangat tinggi. Butir pertama pada angket mutu sekolah berbunyi bahwa sekolah selalu mengindentifikasi dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan internalnya dari segi sarana dan prasarana.Sedangkan nilai minimum pada bagian angket ini diperoleh pada butir angket ke delapan dengan bobot poin senilai 130 dengan skala tinggi.Butir ke 8 ini menyatakan bahwa semua karyawan banyak melakukan aktivitas sumbang saran.

3) Angket Daya Saing Sekolah

Daya saing sekolah juga merupakan salah satu faktor utama dalam penelitian ini. Untuk melihat Daya Saing Sekolah, peneliti telah mengajukan angket yang berisi 14 butir pertanyaan untuk mengukur indikator yang telah dibutuhkan. Sehingga untuk mengukur hasil nilai indikator daya saing sekolah peneliti dapat dilihat melalui hasil angket yang telah diberikan pada tabel 4.6 berikut ini:

(12)

12

Tabel 4.6: Angket Daya Saing Sekolah N

O Pertanyaan/ Indikator

Tanggapan Responden Total Skor

Skor

Tertinggi Kategori 5 4 3 2 1

1

Sekolah selalu berusaha untuk menyediakan dan

memenuhi keperluan guru dalam menunjang proses belajar mengajar.

F 65 60 18 2 0

145 175 Tinggi % 13 15 9 1 1

2 Sekolah memberdayakan sistem pengakuan/penghargaan untuk mengapresiasi kinerja karyawannya.

F 35 68 27 2 1

133 175 Tinggi % 7 17 9 1 1

3

Sekolah selalu mengamati proses internal dan lingkungan luar untuk menghasilkan informasi yang independen dan objektif berdasarkan prinsip kualitas.

F 30 80 21 4 0

135 175 Tinggi % 6 20 7 2 0

4 Sekolah selalu berusaha untuk menyediakan informasi dan data yang dibutuhkan secara akurat dan dapat dipercaya.

F 30 84 24 0 0

138 175 Tinggi % 6 21 8 0 0

5

Sekolah selalu menganalisis data dan informasi dengan menggunakan metode yang valid untuk keperluan proses pendidikan.

F 30 56 33 8 0

127 175 Tinggi % 6 14 11 4 0

6 Sekolah menggunakan bukti-bukti yang valid dan informasi yang objektif dalam memecahkan masalah.

F 40 48 42 2 0

132 175 Tinggi % 8 12 14 1 0

7 Sekolah selalu menetapkan target perbaikan berkelanjutan pada standar tertentu.

F 40 56 36 2 0

134 175 Tinggi % 8 14 12 1 0

8 Sekolah selalu meningkatkan standar yang hendak dicapainya.

F 40 60 33 2 0

135 175 Tinggi % 8 15 11 1 0

(13)

13 9 Sekolah selalu mempertimbangkan masukan dari

pelanggan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

F 25 88 24 0 0

137 175 Tinggi % 5 22 8 0 0

1 0

Sekolah selalu melakukan pelatihan dan pembinan untuk meningkatan kualitas SDM yang dimiliki.

F 20 84 21 6 0

131 175 Tinggi % 4 21 7 3 0

1 1

Sekolah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikannya secara optimal.

F 55 72 15 2 0

144 175 Tinggi % 11 18 5 1 0

1 2

Sekolah selalu menyelidiki peluang perbaikan

berkelanjutan terhadap sarana dan prasarana sekolah dalam menunjang aktivitas pendidikan.

F 40 84 18 0 0

142 175 Tinggi % 8 21 6 0 0

1 3

Sekolah selalu berusaha untuk menyediakan fasilitas yang lengkap dalam menunjang proses pebelajaran dan

pendidikan. F 45 76 18 2 0 141 175 Tinggi % 9 19 6 1 0 1 4

Semua guru dan karyawan memperoleh program pelatihan dan pengembangan secara teratur.

F 25 92 15 2 1 135 175 Tinggi % 5 23 5 2 1 Total Indikator 1909 2459 Tinggi Rata-Rata 136,35 175

(14)

14

Pada bagian angket ini dapat dilihat bahwa total indikator yang telah diperoleh senilai 2.309 dengan nilai rata-rata sebesar 136 dengan skala tinggi. Pada penilaian daya saing, berdasarkan angket diatas maka dapat dilihat bahwa nilai maximum atau tertinggi berada pada butir angket pertama dengan bobot senilai 145 poin dengan kategori sangat tinggi yang berbunyi bahwa sekolah selalu berusaha untuk menyediakan dan memenuhi keperluan guru dalam menunjang proses belajar mengajar. Sedangkan untuk nilai minimum atau nilai terendah pada angket ini diperoleh pada butir angket ke 5 dengan bobot senilai 127 poin dengan kategori tinggi yang berbunyi bahwa sekolah selalu menganalisis data dan informasi dengan menggunakan metode yang valid untuk keperluan proses pendidikan.

D. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis A. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T)

1.Pengujian hipotesis 1: Uji Hipotesis secara parsial Pengaruh perencanaan kepala sekolah terhadap mutu sekolah

Untuk menguji pengaruh kepala sekolah (X) terhadap mutu sekolah (Y1) digunakan SPSS 23.0 dengan hasil

(15)

15 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 50.606 10.850 4.664 .000 PERENC ANAAN KEPALA SEKOLA .204 .127 .268 1.601 .119 a. Dependent Variabel: MUTU SEKOLAH

Sumber: Data primer diolah 2021

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y= a+bx Y= 50.606 + 0.268

Maka setiap penambahan perencanaan kepala sekolah sebesar 1 maka akan berakibat bertambahnya mutu sekolah sebesar 0.268. dari persamaan regresi tersebut terlihat bahwa besarnya pengaruh variabel perencanaan kepala sekolah terhadap mutu sekolah sebesar 0.268. Nilai sig. adalah 0.119 lebih besar dari nilai sig.α 0.05 atau 0.119 > 0.05 ini berarti tidak signifikan.

Untuk nilai t-hitung = 1.601 sedangkan nilai t-tabel untuk 35 sampel = 1.684. Maka dapat dilihat bahwa nilai hitung < t-table yaitu 1.601 < 1.684 maka diterima dan ditolak. Maka dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh secara signifikan

(16)

16

2. Pengujian Hipotesis 2: Uji Hipotesis Parsial Perencanaan kepala sekolah terhadap Daya saing sekolah

Untuk menguji pengaruh tentang perencanaan kepala sekolah (X) terhadap daya saing sekolah (Y2) dengan menggunakan SPSS 23.0, dengan hasil sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.8: Uji Hipotesis Parsial (Perencanaan Kepala Sekolah terhadap Daya Saing Sekolah)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 31.174 11.288 2.762 .009 PERENCA NAAN KEPALA SEKOLA .276 .132 .341 2.085 .045

a. Dependent Variabel: DAYA SAING

Sumber: Data primer diolah 2021

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y= a+bx Y= 31.174 + 0.341

Maka setiap penambahan perencanaan kepala sekolah sebesar 1 maka akan berakibat bertambahnya daya saing sekolah sebesar 0.341. Dari persamaan regresi tersebut terlihat bahwa besarnya pengaruh variabel perencanaan kepala sekolah terhadap

(17)

17

daya saing sekolah sebesar 0.341. Nilai sig. adalah 0.045 lebih kecil dari nilai sig.α 0.05 atau 0.045 < 0.05 yang berarti signifikan.

Untuk nilai T-hitung = 2.085 sedangkan nilai T-tabel untuk 35 sampel = 1.684. Maka dapat dilihat bahwa nilai t-hitung > t-table yaitu 1.601 > 2.085 maka ditolak dan diterima. Maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan perencanaan kepala sekolah terhadap daya saing sekolah.

B. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

1. Pengujian Hipotesis 1: Uji Hipotesis Simultan Perencanaan kepala sekolah terhadap Mutu sekolah

Untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama atas suatu variabel terikat digunakan uji F. hasil pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan SPSS 23 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9: Uji Hipotesis Secara Simultan Strategi Manajemen terhadap mutu sekolah

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regress ion 145.903 1 145.903 2.563 .119 b Residual 1878.382 33 56.921 Total 2024.286 34

a. Dependent Variabel: MUTU SEKOLAH

b. Predictors: (Constant), PERENCANAAN KEPALA SEKOLA

Berdasarkan kedua tabel diatas maka dapat diketahui bahwa nilai F-hitung strategi manajemen kepala sekolah terhadap mutu sekolah sebesar 2.563 dengan probabilitas sig 0.119>α= 0.05

(18)

18

atau < yaitu 2.563 <3.28. Hal tersebut berarti bahwa ( hipotesis one ditolak dan ( diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah secara signifikan tidak berpengaruh dalam meningkatkan mutu sekolah. Hal ini menunjukan bahwa strategi manajemen pendidikan secara simultan tidak berpengaruh dalam meningkatkan mutu sekolah.

2. Pengujian Hipotesis 2: Uji Hipotesis Simultan Perencanaan kepala sekolah terhadap Daya saing sekolah

Untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama atas suatu variabel terikat digunakan uji F. hasil pengujian hipotesis secara simultan dengan

menggunakan SPSS 23 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10: Uji Hipotesis Secara Simultan Strategi Manajemen terhadap daya saing sekolah

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 267.737 1 267.737 4.346 .045b Residual 2032.948 33 61.604 Total 2300.686 34

a. Dependent Variabel: DAYA SAING

b. Predictors: (Constant), PERENCANAAN KEPALA SEKOLA

Berdasarkan kedua tabel diatas maka dapat diketahui bahwa nilai F-hitung strategi manajemen kepala sekolah terhadap mutu sekolah sebesar 2.563 dengan probabilitas sig 0.045<α= 0.05 atau < yaitu 4.346 > 3.28. Hal tersebut berarti bahwa hipotesis dua ( diterima dan ( ) ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi manajemen pendidikan secara simultan

(19)

19

berpengaruh dalam meningkatkan daya saing sekolah. Hal ini menunjukan bahwa terdapat peran kepala sekolah (perencanaan) dalam berpengaruh dalam meningkatkan daya saing sekolah.

4.2.2 Pengumpulan Data Kualitatif A. Partisipan Penelitian

Pada metode kualitatif pada penelitian, yang menjadi partisipan dalam penelitian ini merupakan pihak-pihak yang terlibat khusus nya dalam meningkatkan mutu dan daya saing di Sekolah Dasar Adhyaksa I Kota Jambi . Dalam proses wawancara ini, partisipan berjumlah sebanyak 3 orang yang terdiri Kepala Sekolah, Kemudian Wakil kepala sekolah yang terdiri dari wakil di bidang kurikulum dan kesiswaan. Berikut ini tabel demografik angket penelitian mengenai profil partisipan;

Tabel 4.11 Partisipan Penelitian Partisipan Umur Pendidikan

Terakhir Jenis Kelamin Partisipan 1 50 Tahun Strata 1 Laki-laki Partisipan 2 47 Tahun Strata 2 Perempuan Partisipan 3 43 Tahun Strata 1 Laki-laki

Sumber: data diolah dari sumber primer

Partisipan pertama adalah kepala sekolah dasar Adhyaksa I Kota Jambi yang berusia 50 tahun dengan pendidikan terakhir Strata 1dan berjenis kelamin laki-laki. Kemudian partisipan kedua dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah yang berada di bidang kurikulum di sekolah dasar Adhyaksa I Kota Jambi yang berusia 47 tahun dengan pendidikan terakhir Strata 2 dan berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk partisipan ketiga merupakan wakil kepala sekolah yang bergerak dibidang kesiswaan yang

(20)

20

berusia 43 tahun dengan pendidikan terakhir strata 1 dan berjenis kelamin laki-laki.

B. Hasil Penelitian

A. Perencanaan Strategi Peningkatan Mutu Sekolah dan Daya Saing Sekolah

Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah Adhyaksa, diketahui bahwa perkembangan sekolah unggul lainnya di kota Jambi yang begitu pesat terkait dengan mutu menjadi pesaing dan terasa sangat berat untuk sekolah dasar Adhyaksa mengingat akhir-akhir ini mayoritas para orang tua cenderung menyekolahkan putra putrinya di sekolah islam terpadu, Sehingga kita (Adyaksa 1) sebagai sekolah umum, harus menyesuaikan diri menghadapi fenomena tersebut, dengan mulai merubah sistem dengan unggulan spesifik sekolah dengan mengikuti permintaan pasar atau menampilkan unggulan lain yang memiliki potensi nilai jual yang mumpuni.

“kalau perkembangan siswa sebetulnya berat untuk sekolah ini sendiri, karena arah pendidikan itu orang tua mayoritas cenderung menyekolahkan atau memilih sekolah islam terpadu. Kita harus mengikuti perkembangan yaitu kitapun juga harus mengarah kepada teknologi yang mendunia seperti menggunakan bahasa-bahasa yang global sehingga bisa di jadikan brand untuk sekolah Adhyaksa ini. Sekolah kita bisa menjadi sekolah yang unggul IT dan unggul dalam berbahasa inggris yang komunikatif” Partisipan 1

(21)

21

Beberapa perencanaan yang telah di susun dan ditetapkan oleh kepala sekolah dasar Adhyaksa I Jambi, antara lain salah satunya dengan menjadikan sekolah Adhyaksa sebagai sekolah yang unggul IT serta unggul dalam berbahasa Inggris yang komunikatif.

Robehrbeck dalam Nindiarini dan Sulasmono (2015) menyatakan bahwa Teknologi informasi menjadi faktor potensial yang mendukung keunggulan daya saing. Penggunaan TI dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran (Tinio dalam Nindiarini dan Sulasmono, 2015). Perencanaan yang telah di susun oleh kepala sekolah telah dimasukan dalam program kerja yang kepala sekolah melalui kajian yang disesuaikan dengan potensi sumberdaya serta berupaya meningkatkan kompetensi sumberdaya yang di milki.

B. Promosi dan sosialisasi.

Di dalam dunia pendidikan, promosi merupakan sebuah kegiatan untuk memperkenalkan, menawarkan mutu, visi, misi, dan tujuan sebuah sekolah kepada konsumen yang berupa masyarakat atau orang tua murid. Gambaran proses promosi dan sosialisasi yang ada di SD Adhyaksa berdasarkan ungkapan partisipan 1 dan 3, ialah:

“kalau untuk PPDB kita mengikuti alur dari Permendikbud nomor 1 tahun 2021, disana ada aturan2 nya seperti jika untuk sekolah negeri dibuka pada bulan juni tapi untuk sekolah swasta kita sudah bisa membuka pendaftaran di awal tahun dimulai dari bulan januari atau februari dengan promosi2 sekolah” Partisipan 1

(22)

22

“Proses penerimaan dimulai dari berakhirnya tahun pelajaran dengan lulus nya kelas 6 maka kita sudah bersiap untuk menerima gelombang siswa baru dalam tahapan kelas 1 SD tentunya yang pertama adalah merumuskan nilai jual kepada masyarakat guna membuat masyarakat itu sendiri percaya untuk menitipkan anak-anak ke sekolah kita. Hal ini dikarenakan anak-anak tersebut merupakan sebuah investasi bagi setiap keluarga sehingga kita sangat butuh untuk sosialisasi. Sosialisasi tentang visi dan misi SD Adhyaksa I Jambi, selanjutnya tentu kita mengadakan kegiatan untuk mempercepat proses sosialisasi tersebut seperti penyebaran brosur, mendatangi lembaga-lembaga paud/tk, kemudian mendatangi pusat2 berkumpulnya masyarakat seperti car free day atau di komunitas2 yang berkumpul untuk diberikan sosialisasi2 keunggulan dan visi dan misi sekolah kita kepada masyarakat.” Partisipn 3

Mengacu kepala Permendikbud nomor 1 tahun 2021, proses penerimaan siswa baru dimulai pada awal tahun dibulan januari dengan memulai proses promosi dan sosialisasi sekolah kepada masyarakat, melalui lembaga pendidikan taman kanak-kanak. Isi sosialisasi dan promosi tentunya terkait sistem pembelajaran, kurikulum dan ekstrakurikuler siswa serta program unggulan yang di tawarkan yang sudah dirancang oleh pihak sekolah.

Yulianti (2019) menyatakan bahwa Kegiatan manajemen pemasaran ini sangat membantu berhasilnya manajemen secara

(23)

23

keseluruhan yaitu untuk mendapatkan jumlah siswa yang cukup dan bermutu, yang akan dididik sehingga menjadi alumni yang dapat dibanggakan dan terpakai di masyarakat. Banyak usaha yang bisa ditempuh oleh sekolah untuk memenangkan persaingan dalam penerimaan peserta didik baru. Salah satunya adalah melaksanakan sosialisasi promosi.

C. Kerjasama lembaga dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum merupakan seperangkat atau suatu sistem rencana dan pengaturan mengenai bahan pembelajaran yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat dan berkaitan langsung dengan fungsi kurikulum ini wajib memahaminya. Pihak-pihak seperti pelajar atau peserta didik yang menjalankan kurikulum, untuk mengetahui kurikulum yang digunakan di SD Adhyaksa I Kota Jambi dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut ini:

“Disekolah ini pada awalnya kita menggunakan KTSP dalam tiga

tahun belakang kita sudah mulai melakukan penyesuaian dengan menggunakan kurikulum 13. Hingga di tahun ini kita benar-benar sudah menggunakan K13 dalam proses pembelajaran” Partisipan 1

“Sekolah kita sudah 3 tahun belakangan ini menggunakan K-13, sebagai kurikulum pembelajaran sehari-hari. Yang mana dalam kurikulum ini sendiri kita sebagai guru lebih berfokus agar siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar” Partisipan 2

(24)

24

Menurut Townsend dan Butterworth (1992), ada 10 faktor penentu terwujudnya proses pendidikan yang bermutu, yakni a. keefektifan kepemimpinan kepala sekolah, b. Partisipasi dan masa tanggung jawab guru dan staf, c. Proses belajar mengajar yang efektif, d. Pengembangan staf yang terprogram, dan e. Kurikulum yang relevan.

Guna peningkatan mutu dan daya saing, Sekolah dasar Adhyaksa selain menggunakan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran sesuai amanat peraturan perundangan yang berlaku, kepala sekolah dasar Adhyaksa juga melakukan kerja sama dengan lembaga maupun instansi guna mengembangkan kualitas sekolah Adhyaksa.

D. Perencanaan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah

Kepala sekolah dasar Adhyaksa dalam menyusun perencanaan guna meningkatkan mutu sekolah ialah dengan menetapkan visi dan misi sekolah berdasarkan data otentik, penyesuaian sarana pendukung, pengoptimalan potensi sumberdaya manusia, dan kemampuan menjawab keinginan pasar.

“Visi saya adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu serta daya saing sekolah. Sedangkan untuk misi sendiri saya memiliki beberapa misi yang pertama pengembangan sumber daya pendidik, yang kedua pengembangan sumber tenaga kependidikan dan yang ketiga tetap mendukung pelayanan pendidikan.” Partisipan 1

(25)

25

Berdasarkan kutipan diatas dapat dilihat proses meningkatkan mutu serta daya saing sekolah harus memiliki visi maupun misi. Visi sekolah Adhyaksa ialah untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu serta daya saing sekolah. Sedangkan misinya berupa pengembangan sumber daya pendidik, pengembangan sumber tenaga kependidikan dan mendukung proses pelayanan pendidikan.

Selanjutnya berdasarkan visi dan misi diatas, sekolah Adhyaksa menetapkan program kerja sekolah dengan mengembangkan sistem pembelajaran atau memberikan inovasi terbaru yang unggul dibidang keagamaan, pengembangan sistem pembelajaran dengan menggunakan IT, serta penggunaan bahasa inggris secara aktif maupun interaktif secara bertahap dan berjenjang terhadap peserta didik.

Faridi (2009) Inovasi yang ada dalam pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Lebih lanjut, istilah ‘baru’ dalam inovasi dapat dimaknai sebagai apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi (siswa).

E. Implementasi Strategi Peningkatan Mutu dan Daya Saing Sekolah

Pengimplementasian strategi peningkatan mutu dan daya saing di sekolah dasar Adhyaksa dapat dilihat dari shared value atau budaya

(26)

26

yang mengikat pada sekolah adyaksa. Seperti budaya disiplin kerja, dimana disiplin terhadap penyelenggara pendidikan disekolah Adyaksa benar-benar diterapkan dengan komitmen bersama.

Budaya pelayanan, Budaya pelayanan yang dimaksud ialah dengan mengutamakan nilai dan layanan yang prima terhadap siswa maupun orang tua siswa guna meningkatkan minat dan keinginan yang lebih kuat lagi agar para orang tua menjadikan sekolah dasar Adhyaksa sebagai tujuan utama sebagai tempat atau wadah untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Selain budaya yang mengikat, gaya kepemimpinan seorang kepala sekolah tentunya sangat mempengaruhi proses pengimplementasian dalam meningkatkan mutu dan daya saing sekolah. Gaya kepemimpinan demokratis terpimpin, merupakan gaya kepemimpinan yang digunakan oleh kepala sekolah dasar Adhyaksa I kota Jambi. Maksud dari gaya kepemimpinan tersebut ialah seorang kepala sekolah menyerap aspirasi dari bawahannya lalu di tampung dan digunakan sebagai landasan dalam membuat suatu kebijakan.

F. Pelaksanaan peningkatan mutu dan daya saing sekolah.

Dalam pelaksanaan upaya peningkatan mutu dan daya saing sekolah, kepal sekolah Adhyaksa telah menetapkan SOP (Standart operating procedures) atau biasa disebut standar prosedur pelaksanaan yang menjadi landasan pengukuran kinerja sekolah. Partispan 1 mengatakan, “SOP yang kita gunakan tentunya mengacu pada standar

(27)

27

nasional pendidikan yang telah di tetapkan pada pasal 3 tentang lingkup standar nasional pendidikan”.

Dalam pelaksanaan upaya peningkatan mutu dan daya saing sekolah, kepal sekolah Adhyaksa telah menetapkan SOP (Standart operating procedures) atau biasa disebut standar prosedur pelaksanaan yang menjadi landasan pengukuran kinerja sekolah. SOP ini ditetapkan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan yang ditetapkan pada UU No.20 Tahun 2003 tentang lingkup standar nasional pendidikan, yaitu seperti standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar tenaga pendidikan, standar sarana-dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

G. Strategi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan

kualitas sebuah sekolah menjadi pertimbangan Bapak/Ibu dalam memilih sekolah yang bagus dan baik untuk pendidikan sang buah hati. Kualitas pendidikan dapat terbentuk dari bagaimana kualitas para tenaga pengajar yang mengampu mata pelajaran di dalamnya. Sesuai dengan kutipan wawancara dibawah ini, kita dapat melihat strategi yang digunakan oleh kepala sekolah di SD Adhyaksa I Kota Jambi.

“Strategi yang saya gunakan adalah tetap melakukan peningkatan kualitas dalam tenaga pendidik dan kependekan dengan memfasilitasi kebutuhan guru-guru, seperti dalam menyesuaikan pembelajaran

(28)

28

dengan membeli CD pembelajaran guna untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, selain itu dalam meningkatkan sarana dan prasarana seperti menyediakan fasilitas pembelajaran yang baik dan nyaman guna menunjang kenyamanan dalam proses pembelajaran seperti menyediakan bangku-bangku yang nyaman di kelas, adanya TV dan Speaker guna menunjang kualitas dan kreatifitas metode pembelajaran di kelas” Partisipan 1

Strategi yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan dengan cara memfasilitasi kebutuhan guru-guru, seperti dengan menyediakan CD pembelajaran guna meningkatkan kualitas tenaga pendidik. Selain itu, sekolah juga menyediakan sarana dan prasarana yang nyaman serta berkualitas seperti penyediaan TV dan Speaker di setiap ruang kelas guna menunjang proses pembelajaran yang berlangsung. Pengembangan kualitas pendidik. pengembangan kurikulum, dan sarana prasarana yang memadai sangat penting guna meningkatkan mutu dan daya saing sekolah dasar Adhyaksa I Kota Jambi.

Juliantoro (2017), Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat

(29)

29

melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan

Untuk menunjang kualitas pendidik dan tenaga kependidikan itu sendiri tentunya sangat membutuhkan berbagai macam pelatihan atau workshop. Guna melihat perkembangan kurikulum yang diterapkan, maka kepala sekolah secara berkala mengadakan rapat guna mengetahui kendala yang dialami oleh tenaga pendidik maupun pendidik.

H. Pelatihan/ seminar/workshop untuk guru

Tujuan utama workshop adalah menyediakan pelatihan dasar dan pengembangan guru untuk meningkatkan kompetensi dan pemahaman guru mengenai paradigma pendidikan. Partisipan 1 mengatakan,

“Pelatihan tentu saja ada, tetapi biasanya lebih seperti mengikuti

pelatihan dan workshop yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga tertentu. Seperti pelatihan dari kedinasan, pelatihan dari grup KKG, dan pelatihan yang diadakan oleh perpustakaan daerah” Partisipan 1

“untuk pelatihan atau workshop itu sendiri biasanya kita selalu mengikuti agenda pelatihan yang sudah disediakan oleh dinas pendidikan kota Jambi atau instansi lain seperti perpustakaan kota, dan lain-lain.” Partisipan 2

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap partisipan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelatihan yang dilakukan di SD Adhyaksa hanyalah pelatihan yang diadakan

(30)

30

oleh dinas atau instansi lain yang dilakukan secara umum. Yang artinya tidak ada pelatihan-pelatihan tambahan yang berfungsi untuk menunjang mutu dan daya saing sekolah itu sendiri.

Secara khusus dalam kaitan dengan pekerjaan, Simamora dalam Kamil (2010), a.Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan perubahan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru. b.Mengurangi waktu belajar bagi karyawan untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan. c.Membantu memecahkan permasalahan operasional. d.Mempersiapkan karyawan untuk promosi, dan e. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.

4.3 Pembahasan

A. Perencanaan Kepala Sekolah terhadap Mutu Sekolah

Secara keseluruhan, berdasarkan angket dan hasil wawancara terhadap responden (Pendidik, Tenaga Pendidik, dan Komite Sekolah), perencanaan kepala sekolah Adhyaksa I Jambi tergolong dalam kategori tinggi, ditinjau dari fungsi manajemen pendidikan yang berfokus pada fungsi perencanaan yang sebagaimana di ungkapkan oleh Hamalik (2007) bahwa fungsi perencanaan mencakup berbagai kegiatan antara lain menentukan kebutuhan, penentuan strategi pencapaian tujuan, menentukan isi program pendidikan dan lain-lain. Akan tetapi dalam rangka pengelolaan sekolah Adyaksa I Jambi ke depan perlu dilakukan penyusunan rencana dan menyiapkan sumber daya untuk memperbaiki keadaan dan memenuhi kebutuhan di

(31)

31

kemudian hari, menentukan tujuan yang hendak ditempuh, menyusun program yang meliputi pendekatan, jenis dan urutan kegiatan, menetapkan rencana biaya yang diperlukan serta menentukan jadwal dan proses kerja.

Sedangkan mutu sekolah atau biasa disebut dengan mutu pendidikan merupakan suatu keadaan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar atau konsumen (Deming 1982:176). Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden bahwa suatu sekolah dinilai memiliki mutu atau kualitas disesuaikan dengan permintaan pasar sebagaimana yang telah kita ketahui.

Perencanaan dan program kerja yang telah disusun oleh kepala sekolah dinilai sudah sangat baik dan dapat digunakan dalam peningkatan mutu sekolah Adhyaksa I Jambi Akan tetapi perencanaan yang ada dinilai sedikit terhambat dikarenakan tenaga pendidik dan kependidikan yang masih belum cukup siap dalam menghadapi keinginan pasar. Hal ini dipengaruhi dengan terbatasnya pelatihan guna meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada guna meningkatkan sumber daya manusia yang ada. Hal ini juga didukung dari faktor pembiayaan yang juga merupakan salah satu faktor terpenting untuk meningkatkan mutu sekolah.

Jika dilihat dari perencanaan kepala sekolah terhadap upaya peningkatan mutu sekolah sudah cukup baik, akan tetapi hasil hipotesis menyatakan bahwa perencanaan kepala sekolah yang sudah baik terebut belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh lemahnya faktor pelaksanaan dari unsur

(32)

32

manajemen perencanaan kepala sekolah, yakni masih rendahnya peletihan dan pendidikan bagi tenaga pendidik yang ada baik secara kualitas maupun kuatitas guna menjawab tantangan perencanaan kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan sejalan dengan perubahan orientasi sekolah Adhyaksa dengan saat ini dengan program unggulan yang seperti pembelajaran yang berbasis ke agamaan seperti BTQ, Tahfidz, dan pendalaman alkitab yang mana pembelajaran tersebut disesuaikan dengan agama siswa dan siswi nya masing-masing.

Selain itu program unggulan lainnya yang sedang dikembangkan seperti pembelajaran bahasa inggris secara aktif maupun interaktif, dan pembelajaran TIK, yang mana pembelajaran ini menekankan agar siswa siswi dapat menggunakan teknologi dengan baik agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman, untuk mencapai kondisi ini dengan mutu pendidikan yang diharapkan tentu dibutuhkan tenaga pengejar/pendidik yang memeiliki kemampuan berbahasa inggris secara aktif dan interaktif serta menguasai tekhnologi yang mumpuni tentunya.

B. Perencanaan Kepala Sekolah terhadap Daya Saing Sekolah

Ningsing (2017), mengatakan bahwa daya saing merupakan kemampuan untuk berkompetisi untuk meningkatkan kualitas seseorang atau sebuah lembaga yang melakukannya. Dalam daya saing ada beberapa hal yang menjadi fokus utama diantaranya, keterampilan, kekuatan, pengetahuan, dan sebagainya melalui strategi untuk meningkatkan kualitas dengan mencapai suatu ukuran tertentu, digunakan selera atau kepuasan konsumen menjadi

(33)

33

tolak ukur atau patokannya, dan sesuai yang di syaratkan sehingga dapat menarik perhatian pasar (masyarakat).

Berdasarkan hasil angket dengan nilai rata-rata sebesar 136,35 dengan kategori tinggi maka dapat dikatakan bahwa perencanaan kepala sekolah sangat memberikan pengaruh terhadap daya saing sekolah. Di dalam hasil wawancara terhadap kepala sekolah, perencanaan yang telah di ungkapkan oleh responden bahwa upaya yang telah dilakukan guna untuk meningkatkan daya saing sekolah seperti menggunakan kurikulum terbaru sesuai dengan kurikulum nasional yang digunakan, mengarahkan pendidikan berbasis IT guna mengikuti perkembangan zaman yang ada, menerapkan sekolah umum berbasis keagamaan guna mengikuti keinginan pasar saat ini dengan menerapkan program tahfidz, pembelajaran BTQ dan Pendalaman Al-kitab, serta menerapkan bahasa inggris interaktif dan komunikatif.

Sesungguhnya mutu merupakan hasil proses pembelajaran yang telah berjalan secara baik dalam kurun waktu yang cukup lama (continue). Dari program perencanaan yang telah dikembangkan oleh sekolah Adhyaksa, diperlukan waktu yang cukup untuk dapat teruji terkait mutu, sehingga dengan terciptanya mutu yang baik secara terus menerus secata tidak langsung akan mendorong peningkatan daya saing sekolah di masa depan.

Gambar

Tabel  berikut  menyebutkan  ringkasan  jumlah  pengiriman  dan  pengembalian  kuesioner  yang  menginformasikan  tingkat  pengembalian
Tabel 4.2: Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3: Profil Responden Berdasarkan Jabatan   Jabatan Responden  Jumlah (Orang)  Persentase (%)
Tabel 4.4: Angket Perencanaan Kepala Sekolah  Kompensasi Langsung  NO  Pertanyaan/ Indikator  Tanggapan Responden  Total  Skor  Skor  Tertin ggi  Kategori 5 4 3 2 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan atas rahmat serta hidayahNya, sehingga pada saat ini penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pelestarian Budaya Piil

Oleh itu, penting untuk melaksanakan program dalam pemaham- an dan persepsi apa yang didengar daripada Akidah Islamiah secara khu- sus dan ilmu-ilmu syariat yang lain, yang

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Caregiver Self-efficacy dengan

Perbedaan dari ketiga video profile tersebut dengan Perancangan Video Profil sebagai Media Informasi Pada Lorin Solo Hotel adalah dilihat dari konsep video dengan

Identifikasi natrium alginat secara kualitatif memberikan hasil yang positif terhadap semua perlakuan, rendemen natrium alginat tertingi adalah 16,63% dengan konsentrasi pemutih

Sehingga berdasarkan syarat kestabilan sistem permainan maka titik ekuilibrium Nash dapat diperoleh dari titik potong kedua hiperbola pada daerah yang memenuhi

Menurut Gagne, Wager, Goal, &amp; Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan