BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, perkembangan era global modern berjalan sangat pesat. Pеrkеmbаngаn industri dаn tеknologi tеlаh mеmpеngаruhi bеrbаgаi sеgi kеhidupаn di mаsyаrаkаt. Dari perkembangan tersebut memiliki dampak positif bagi manusia dan memiliki dampak negatif terhadap masalah lingkungan. Masalah lingkungan ini diakibatkan karena pertumbuhan penduduk yang sangat berkembang pesat yang memberikan dampak negatif pada pencemaran lingkungan. Masalah lingkungan yang ditimbulkan seperti adanya pemanasan global, polusi udara, penipisan lapisan ozon yang mengacaukan iklim, serta bencana banjir dan penebangan liar dimana-mana. Akibat itu memperkuat alasan masalah lingkungan saat ini. Apalagi masyarakat yang masih sering membuang sampah sembarangan dan tidak meminimalisir sampah plastik, karena jumlah sampah yang terus meningkat setiap tahun, dan jumlah sampah yang sulit untuk didaur ulang, termasuk sampah jenis plastik.
Dari fenomena tersebut kesadaran dan perhatian masyarakat terhadap pentingnya perlindungan lingkungan masih kurang, jika masyarakat tidak peduli dengan lingkungan, maka akan terjadi kerusakan lingkungan. Tidak hanya itu, akan berdampak pada kesehatan dan juga dari segi kelangsungan hidup manusia. Masih banyak masyarakat indonesia yang mungkin kurang edukasi dan bersifat tidak peduli dengan masih menggunakan plastik, seperti botol plastik pada botol minuman, produk perawatan kulit dan produk lainnya. Diperkirakan akan memakan waktu 100 sampai 500 tahun bagi sampah plastik atau botol plastik untuk dapat terurai. (Ayu, 2018). Sampah plastik tidak hanya mencemari tanah, tapi juga dapat mencemari udara, air, bahkan laut yang nanti nya dapat merusak ekosistem yang ada di laut. Menurut INAPLAS (Asosiasi Industri Plastik Indonesia) dan BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah sampah yang ditotalkan per tahun mencapai sebanyak 64 juta ton. Dari jumlah tersebut,
terdapat sejumlah 3,2 juta ton yang dibuang begitu saja ke laut tanpa didaur ulang (Puspita, 2018).
Menurut penelitian Jenna R. Jambeck dari University of Georgia, di seluruh belahan dunia jika digabungkan, diketahui sebanyak 275 juta ton sampah plastik tersebar pada tahun 2017. Jumlah sampah yang mengotori laut ada sebanyak 4,8-12,7 juta ton (Taufan, 2019).
Gambar 1.1 5 negara penyumbang terbesar sampah plastik ke lautan Sumber : Clapeyronmedia, 2015
Berdasarkan pada gambar 1.1 diatas menurut penelitian Jambect JR dengan judul Plastik Waste Inputs from Land into the Ocean tahun 2015, Indonesia masuk ke dalam 5 negara dengan total keseluruhan buangan sampah plastik paling besar di dunia dan menduduki sebagai posisi kedua dengan 187,2 juta ton, berada setelah negara Cina yang menempati posisi pertama yaitu berjumlah 262,9 juta ton. Lalu disusul negara Filipina, Vietnam, dan Sri Langka. Data tersebut mungkin di sebabkan karena populasi jumlah penduduk Indonesia sebesar 268 juta menurut Dukcapil Kemendagri (Nugraheny, 2020). Hal itu lah yang menyebabkan banyak nya sampah yang dihasilkan oleh penduduk warga negara Indonesia sehingga menjadi negara dengan penghasil sampah plastik
terbanyak kedua di dunia. Mendengar hal itu pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dengan mengenakan biaya sebesar Rp. 200 bagi konsumen yang ingin memakai kantong plastik untuk barang belanjaan nya. Tak hanya kebijakan itu, pemerintah juga mengeluarkan program yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik sebanyak 70% pada tahun 2020 dengan nama program yakni "Indonesia Bebas Plastik". Agar berjalan sukses Pemerintah mengajak para pengusaha, masyarakat, dan berbagai instansi pemerintahan untuk melakukan program tersebut. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan dapat mengurangi penggunaan sampah plastik. (Wijayanto, 2018).
Dalam fenoemena mengenai sampah tersebut, kota Bekasi pun turut menjadi kota dengan penghasil sampah terbesar se-Jabodetabek. Kota Bekasi yang berpenduduk 2,7 juta jiwa menghasilkan sampah hingga 1.000 ton lebih setiap hari nya (Mantalean, 2019) . Karena itu lah banyak sampah yang di hasilkan oleh kota Bekasi seperti sampah sisa-sisa makanan.
Gambar 1.2 Sampah sisa makanan kota metropolitan tahun 2020 Sumber : lokadata (Maharani, 2020).
Dari data gambar 1.2 sampah jenis makanan dan plastik mendominasi sampah yang dihasilkan oleh kota-kota metropolitan. Data tersebut menunjukkan bahwa Kota Bekasi dengan perolehan sampah mencapai 1.200
per hari dengan sisa makanan 63% terbesar kedua setelah kota Jakarta Barat. Sementara itu, kota Bekasi menjadi penghasil sampah plastik terbesar pertama sebesar 17% disusul dengan kota kota lain seperti Jakarta Timur 13%, Bandung 12% dan kota lainnya.
Dari fenomena tersebut, TPST ( Tempat Pengolahan Sampah Terpadu ) Bantar Gerbang merupakan TPST terbesar di Indonesia dan menjadi salah satu penyebab dari kota Bekasi menjadi alasan mengapa Kota Bekasi menjadi penghasil sampah terbesar. Total sampah yang diantar setiap harinya ke TPST Bantar Gebang dari Provinsi DKI Jakarta berkisar antara 6.500-7.000 ton. Sebanyak 2.000 ton sampah dipakai untuk energi pembangkit listrik dan kompos, dan 2.000 ton lainnya digunakan dalam proyek kerja sama dengan Pertamina (Umasugi, 2019).
Gambar 1.3 Data sampah yang masuk ke TPST Bantar Gerbang tahun 2017-2019
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
Dari gambar 1.3 tersebut menggambarkan volume sampah yang masuk dalam Bantar Gerbang dalam 3 tahun terakhir dari tahun 2017-2019. Sampah tersebut merupakan kiriman dari kota Jakarta, dan lembaga instansi lain nya. Dari data tersebut dalam 3 tahun terakhir di setiap daerah dan bagian instansi mengalami penurunan. Daerah Jakarta Timur sebagai kota
paling terbanyak mengirimkan sampah nya ke TPST Bantar Gerbang sampai pada tahun 2018 berjumlah sebanyak 538 ribu ton dan pada tahun berikutnya terdapat sejumlah 483 ribu ton. Semua instansi merasakan adanya penurunan jumlah sampah kecuali pada UPK Badan Air dan Kepulauan Seribu pada tahun 2019. Sampah yang ada di Jakarta Utara menurun sebanyak 22 persen, penurunan ini menjadi yang terbanyak. Di samping itu, jumlah sampah di Kepulauan Seribu justru meningkat drastis yakni sebanyak 24 persen dari total keseluruhan. (Nisa, 2020).
Gambar 1.4 Timbangan sampah di TPST Bantar Gerbang bulan Januari – Febuari tahun 2020.
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup provinsi Jakarta.
Pada gambar 1.4 tersebut menggambarkan data kondisi TPS di Bantar Gerbang bulan Januari-Februari 2020. Daerah Jakarta Timur masih berada di posisi paling tinggi dengan 63.560 ton di bulan Januari dan 56.991 ton di bulan Februari. Dan posisi tertinggi untuk bagian instasi jatuh kepada UPK Badan air. Meski begitu setiap daerah dan instasi hampir semuanya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada Januari 2020, diketahui berat keseluruhan sampah yang berada di TPST Bantargebang yang berasal dari seluruh DKI Jakarta sebanyak 304.398,75 ton. Data pada bulan
Februari 2020 sebanyak 276.187,98 ton. Dua bulan diatas terlihat adanya penurunan jumlah sampah sebanyak 28.210,77 ton (Putra, 2020).
Selama pandemi Covid, jumlah sampah melonjak akibat tingginya ketergantungan masyarakat pada layanan antar makanan dan belanja online selama pandemi. Selain itu, akibat pandemi Covid, penggunaan plastik masyarakat meningkat hingga 80% dikarenakan orang-orang melakukan karantina dan WFH ( Work From Home ) selama berbulan-bulan dirumah. Dari fenomena tersebut, menyebabkan jumlah sampah rumah tangga meningkat selama pandemi, Hal ini dikarenakan banyak orang yang memesan makanan secara online dan sebagian besar kemasannya menggunakan plastik, terutama plastik sekali pakai. Dan penyebab lain nya adalah banyak sekali sampah masker – masker yang menumpuk selama pandemi berlangsung. Selain itu, sampah -sampah penggunaan alat-alat medis (APD, sarung tangan, botol obat dan bahan kimia. (Dewi, 2020)
Melihat fenomena permasalahan lingkungan, kini banyak terdapat produk berkonsep ramah lingkungan di Indonesia. Tujuan tersebut dibuat agar tak merusak lingkungan dan bisa membantu dalam menjaga kondisi ekosistem dan kelangsungan hidup di bumi. Produk yang layak disebut sebagai produk eco-friendly merupakan produk dengan bahan alami dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya. Produk tersebut umumnya memanfaatkan bahan yang bisa didaur ulang dan tidak mencemari tanah. Produk ramah lingkungan kini sudah banyak muncul, diantara nya ada sedotan reusable, kantong belanja, gelas kopi silikon, lampu led, wadah, alat makan dari kayu, sabun bebas karbon bahkan sampai produk skincare dan make up.
Dalam guna meminimalisir penggunaan kantong plastik, kini Pemerintah kota Bekasi mengeluarkan kebijakan dengan mengganti kantong plastik dan telah menyiapkan 50.000 lusin kantong plastik eco-friendly dari bahan (oxium) dari Gerakan Plastik Akal Sehat untuk Indonesia (PASTI) dan KAWALI. (Erickman, 2020) Plastik ramah
lingkungan tersebut menggunakan teknologi Oxium. Formula Oxium tersebut terbuat dari mineral yang alami yang tidak beracun dan tanpa logam berat. Dalam penguraian plastik yang membuat plastik akan lebih cepat terurai dalam waktu 2 hingga 5 tahun. (Agustine, 2020). Sementara itu dalam aturan belanja kini Pemerintah kota Bekasi sudah menerapkan aturan bebas kantong plastik, aturan ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dan pelestarian lingkungan yang resmi diterapkan mulai Minggu (1/3/2020). Meski minimarket tidak lagi menggunakan kantong plastik, tetapi minimarket tersebut tetap menyediakan kantong belanja ramah lingkungan. Harganya dibanderol mulai dari Rp. 3.500 – Rp 5.000.
Pemkot Bekasi juga membuat program Sedekah Sampah, program ini ditujukan untuk mengubah serta membentuk perilaku masyarakat kota Bekasi, dalam mengatasi berbagai persoalan sampah anorganik, ternyata jika dipilah dan dimanfaatkan dengan baik seperti di daur ulang sampah berubah menjadi barang yang ekonomis dan dapat dijual kembali. Pemkot Bekasi membuat bank sampah di tingkat Rukun Warga (RW), ada 300 bank sampah yang terdata aktif. (Anonim, 2019).
Dengan adanya masalah lingkungan sampah tersebut, kini banyak masyarakat yang lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan sekitar, hal ini terlihat dari banyak nya muncul komunitas peduli lingkungan khususnya di sekitar daerah kota Bekasi. Sebagai contoh komunitas Bekasi Berkebun, Earth Hour Bekasi dan Kedutaan Besar Bekasi, tujuan dari adanya komunitas tersebut adalah untuk mengenalkan dan mengedukasi masyarakat agar mulai sadar dan peduli tentang pelestarian lingkungan khusus nya mengenai sampah. Melalui komunitas ini masyarakat akan di edukasi bagaimana meminimalisir penggunaan plastik dan bagaimana mengenali produk-produk yang lebih ramah lingkungan. Permasalahan sampah di Kota Bekasi telah menciptakan citra yang buruk pada Kota Bekasi sebagai kota penuh dengan sampah. Dengan adanya komunitas ini diharapkan masyarakat bisa mengubah citra buruk Kota Bekasi menjadi
kota yang lebih bersih dengan mulai melakukan gaya hidup yang lebih peduli dan cinta pada lingkungan (Kosasih, 2016). Tidak hanya itu ada gerakan anak muda yang peduli sampah yang dinamakan Bekasi Clean Action tujuan nya hampir sama yaitu agar masyarakat lebih sadar dan peduli pada lingkungan seperti membuang sampah pada tempat nya dan memungut sampah. Kegiatan komunitas Bekasi Clean Action ini biasa nya dilaksanakan pada saat Car Free Day, kegiatan ini untuk bertemu dan diskusi dengan komunitas lingkungan lain hingga mengambil sampah yang berserakan di jalan dan mengingatkan masyarakat agar peduli dengan sampah. (Prakoso, 2017).
Tidak hanya komunitas lingkungan saja, tetapi banyak perusahaan yang berlomba-lomba membuat produk ramah lingkungan atau eco-friendly seperti industri kecantikan, karena menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbesar setelah industri makanan karena menggunakan kemasan dari botol plastik. Namun telah hadir perusahaan perawatan kulit dan kosmetik terkenal asal inggris yaitu The Body Shop. The Body Shop ini telah berdiri sejak 1976 dan merupakan pelopor dalam perawatan kulit dengan konsep produk ramah lingkungan nya. The Body Shop sudah terkenal dikalangan internasional, khusus nya di kalangan para wanita. Konsep yang dibuat The Body Shop ini cukup unik, karena selain menyediakan kebutuhan perawatan kulit dan kosmetik, tetapi juga berkonsep ajakan go green untuk pelestarian lingkungan. Perusahaan yang menerapkan konsep go green akan meningkatkan value atau nilai pada perusahaan itu sendiri, dan dapat mengurangi resiko terhadap produknya sebagai bentuk perhatiannya terhadap lingkungan dan menciptakan competitive advantage ( keunggulan kompetitif ). The Body Shop telah memiliki sertifikasi ramah lingkungan. Eco Conscious adalah sertifikasi terkini dari The Body Shop. Tidak hanya produk nya saja yang ramah lingkungan, tetapi office The Body Shop dibuat ramah lingkungan. (Anonim, 2020). Komitmennya dalam proses produksi dengan bahan
organik bebas limbah dan tanpa penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya. Selain itu kemasan yang dapat di daur ulang kembali.
The Body Shop membuat kebijakan dengan membuat program-program dengan tujuan pelestarian dan penjagaan lingkungan yaitu Reduce, Reuse, Recycle Plastic with Bring Back Our Battle Program dengan program membawa kembali botol The Body Shop yang sudah habis dan tidak digunakan lagi atau yang sudah tidak ada isinya karena habis pemakaian. Botol kosong ini dikembalikan kepada The Body Shop guna pendaur ulangan dan dibuat kembali menjadi wadah botol yang baru. Produk The Body Shop juga tidak menggunakan plastik melainkan menggunakan (Bio Bag) atau kantong belanja yang ramah lingkungan karena berbahan 30% singkong. Selain itu The Body Shop juga memiliki beberapa visi dan misi di antaranya Against Animal Testing ( tidak melakukan uji coba pada hewan ), Support Community Trade ( Perdagangan yang adil ), Activate Self Esteem ( Kesadaran diri sendiri ), Defend Human Rights ( Penegakan HAM ) dan Protect Our Planet ( Lindungi Planet ). (Jelita, 2019).
Dengan konsep The Body Shop yang bertema go green, akan mengubah pandangan dan maindset para konsumen untuk lebih sadar dan lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan membeli produk The Body Shop tidak hanya untuk perawatan tubuh dan kecantikan tetapi ikut andil dan berpartisipasi untuk menyelamatkan dan menjaga lingkungan serta mendukung industri kecantikan yang ramah lingkungan. Sehingga hal itu membuat The Body Shop memiliki brand awarennes yang baik di mata para konsumen. Walaupun harga nya cukup pricey di bandingkan dengan produk perawatan lain akan tetapi kualitas dari produk The Body Shop ini tidak perlu diragukan lagi karena memakai bahan-bahan organik dan tidak berbahaya terbukti dari penjualan The Body Shop yang selalu meningkat setiap tahun nya.
Tabel 1.1 Top Brand Award kategori body mist The Body Shop Tahun 2018 -2021
Top Brand Award Tahun 2018
Top Brand Award Tahun 2019
Top Brand Award Tahun 2020 Brand 2018 Brand 2019 Brand 2020 The Body Shop 17.1% TOP The Body Shop 35.0% TOP The Body Shop 44.3% TOP Wardah 11.3% TOP Victoria’s
Secret 9.5% Victoria’ s Secret 10.3% TOP Mustika Puteri 8.1% Natural Beauty 9.4% Natural Beauty 7.3%
Eskulin 6.8% Elvia 6.1% Elvia 5.2%
Victoria
Secrets 6.6% Lovana 6.1% Lovana 3.6%
Sumber : https://www.topbrand-award.com , Tahun 2018 – 2021.
Berdasarkan pada tabel 1.1, produk The Body Shop masuk ke dalam 5 Top Brand Award dalam kategori body mist pada tahun 2018-2021. Sejak tahun 2018 hingga tahun 2021 The Body Shop berhasil konsisten menempati urutan posisi pertama mengalahkan brand lain seperti Victoria Secret, Wardah, Mustika Puteri dan brand lain nya. Dan presentasi kenaikan produk The Body Shop setiap tahun nya selalu mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pada tahun ini The Body Shop mengalami kenaikan sebesar 5% menjadi hampir 50%, walaupun sedang pandemi covid seperti ini, The Body Shop dapat bertahan sehingga mengalami peningkatan dalam penjualan nya. Disini dapat disimpulkan bahwa walaupun The
Top Brand Award Tahun 2021
Brand 2021
The Body Shop 49.6% TOP Victoria Secrets 13.0% TOP
Natural Beauty 8.8%
Elvia 6.5%
Body Shop harga nya cukup mahal, tetapi konsumen tetap membeli karena kualitas produk nya yang baik.
Selama pandemi covid berlangsung, The Body Shop ikut berpartisipasi dan berkontribusi membuka penggalangan dana bersama para pelanggan lewat donasi di kasir. Selain itu, dalam rangka mendukung bangkitnya Indonesia dari pandemi Covid-19, The Body Shop memberikan uang sebesar 1 miliar yang diberikan lewat situs wecare.id, yaitu sebuah crowdsourcing website. Donasi yang sudah diberikan tersebut dipakai untuk pembelian alat pelindung diri untuk para tenaga medis. (Nadya, 2020). Pandemi covid ini membuat semua perusahaan di berbagai sektor mengalami masa transisi, banyak perusahaan yang tutup dikarenakan adanya PSBB dan pemberlakuan sistem WFH ( Work From Home ). The Body Shop Indonesia pun mengambil keputusan dengan melakukan pengalihan 40% penjualan ke e-commerce . Di saat banyak perusahaan yang memmberhentikan para karyawan nya, namun Pihak manajemen The Body Shop tidak melakukan PHK atau pemberhentian kerja pada 1.300 karyawannya sampai saat ini. (Anggita, 2020).
Semakin kompetitifnya persaingan bisnis saat ini menjadikan perusahaan harus melakukan berbagai cara untuk menciptakan dan meningkatkan kepuasan konsumen. Dengan meningkatkan kepuasan konsumen dari berbagai aspek akan dapat meningkatkan competitive advantage keunggulan dalam persaingan. Dalam memenuhi kepuasan konsumen, perusahaan melakukan suatu cara yang unik berbeda dengan perusahaan lain, agar perusahaan tersebut mempunyai ciri khas tersendiri, selain itu tolak ukur konsumen melakukan keputusan pembelian produk dapat juga ditentukan dari kualitas dan mutu produk. Konsumen yang melakukan pembelian kembali terhadap produk atau jasa, artinya konsumen tersebut mendapatkan kepuasan, rasa puas akan menjadikan konsumen menggunakan kembali produk atau jasa tersebut. Penilaian konsumen yang semakin baik menandakan bahwa semakin tinggi juga kepuasan konsumen terhadap sebuah produk atau jasa. (Tjiptono, 2008: 147) menyatakan bahwa manfaat dari kepuasan konsumen ialah terjalinnya hubungan yang harmonis antara konsumen dan perusahaan, kemudian loyalitas konsumen juga tercipta sehingga konsumen akan
melakukan pembelian ulang ( repurchase ) karena telah percaya dengan produk atau jasa yang dipakai. Worodiyanti (2016) mendeskripsikan penilaian konsumen ini menggambarkan sebuah kepuasan, di mana harapan konsumen atas produk atau jasa yang dipakai setidaknya tercapai. Kotler dan Keller ( 2016 ) mendefinisikan kepuasan dari konsumen adalah sebuah perasaan berbeda, bisa saja kecewa ataupun bahagia, perasaan ini timbul sebab pengguna produk atau jasa tidak mendapatkan kinerja yang sesuai dari ekspektasi konsumen tersebut. Kepuasan konsumen mempunyai peran utama dalam menentukan kualitas produk yang diberikan kepada konsumen sebagai pemakai produk The Body Shop. Jika kepuasan konsumen ini didapatkan oleh konsumen, sudah jelas bahwa nantinya konsumen akan bertahan dan terus menggunakan produk tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika tidak tercapai kepuasan dari produk yang ada, bisa jadi pembeli tidak akan melakukan pembelian ulang dan beralih ke produk lain yang dapat lebih memberikan kepuasan terhadap konsumen. Maka dari itu perusahaan harus memperhatikan segala aspek untuk dapat memenuhi harapan atau ekspetasi konsumen. Kepuasan konsumen juga menjadi salah satu tolak ukur kunci keberhasilan yang berdampak pada tingkat penjualan dan profit suatu perusahaan.
Sebelum pada tahap kepuasan konsumen, konsumen melakukan tahap keputusan pembelian, konsumen harus mengenali terlebih dahulu apa yang menjadi kebutuhan nya, kemudian mencari informasi mengenai produk tersebut, memilih beberapa pilihan produk, sampai pada tahap akhir yaitu tahap keputusan pembelian, kemudian tahap perilaku pasca pembelian. Kotler dan Keller (2008:181) menggambarkan bahwa pembelian yang dilakukan oleh konsumen menandakan adanya keputusan pembelian dari berbagai pilihan alternatif yang tersedia, jadi sebenarnya niat pembelian dan keputusan membelian merupakan dua faktor yang saling berkesinambungan. Kotler dan Keller (2009: 268) menyatakan keputusan pembelian sebagai penentuan semua alternatif pilihan untuk menyelesaikan berbagai masalah, dan mengevaluasi berbagai pilihan secara berurutan, bertahap, dan obyektif, sehingga menentukan kelebihan dan kekurangan setiap pilihan. Nugroho (2008:38) mendefinisikan pengambilan keputusan oleh calon konsumen ialah proses pencampuran yang di mana konsumen memikirkan kebutuhan untuk
memilih beberapa alternatif produk dan selanjutnya memutuskan salah satu yang dianggap paling cocok. Berdasarkan pengertian-pengertian yang sudah dijabarkan sebelumnya, disimpulkan bahwa keputusan pembelian ialah pencarian informasi, kemudian pengidentifikasian produk, dan diakhiri dengan keputusan untuk membeli.
Dalam membeli suatu produk ada suatu perilaku konsumen yang tidak hanya membeli kegunaan atau manfaat dari suatu produk saja, tetapi produk atau jasa tersebut memiliki nilai atau value yang lebih. Seperti produk yang memiliki konsep go green atau green product ( produk hijau ). Dengan begitu konsumen akan mempunyai mindset untuk lebih sadar dan lebih peduli pada lingkungan. Shabani et al. (2013) mendefinisikan bahwa green product merupakan produk yang dapat menambah peningkatan sumber daya alam yang ramah, kemudian sedikitnya penggunaan energi, tidak mengunakan bahan beracun dan menyebabkan pencemaran berkurang. Sementara itu, Ottman (2010: 5) menjelaskan bahwa green product sebagai produk yang memiliki sifat longlasting atau awet untuk jangka panjang dan tidak menggunakan bahan kemasan yang berbahaya sehingga dapat didaur ulang (recycle). Junaedi (2005) menyatakan bahwa produk yang ramah lingkungan mengacu pada produk yang aman dan tidak membahayakan bagi manusia dan lingkungan, tidak boros energi, tidak menghasilkan limbah yang berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman terhadap hewan. Sebagai konsumen yang bijak, memilih produk ramah lingkungan adalah hal yang tepat karena dapat membantu dan berpartisipasi dalam menyelamatkan lingkungan dunia.
Setelah nilai dari suatu produk tersebut, keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh citra merek. Citra merek perusahaan yang positif dapat membuat konsumen melakukan pembelian dan perusahaan akan dikenal baik dengan citra merek nya yang positif di mata konsumen. Tjiptono (2008) menyatakan yang dimaksud dengan citra merek merupakan deskripsi asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Keller (2009) menjelaskan bahwa citra merek menggambarkan suatu tahapan di mana konsumen memilah, menyortir, dan menginterpretasikan beberapa informasi yang didapatkan guna menarik
kesimpulan atas produk. Menurut Ratri (2007), citra merek menggambarkan suatu kesimpulan gabungan atas pengetahuan atau informasi dari sebuah produk atau jasa yang berasal dari dua cara. Informasi pertama dengan pengalaman saat pembelian produk yang dirasakan konsumen, kedua dengan pendapat yang dibentuk oleh perusahaan mulai dari iklan, promosi, dan persepsi hubungan masyarakat. Dari penjelasan di atas, dapat ditarik sebuah pernyataan bahwa citra merek ialah gabungan atau keyakinan konsumen yang dibangun oleh perusahaan sehingga konsumen dapat memiliki penilaian tersendiri atas produk atau jasa yang dipakai pada suatu merek tertentu.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Fahlis Ahmad (2017) menyatakan bahwa variabel green product berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lina Markah ( 2017 ) menyatakan bahwa green product tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Aditya Hangga (2017) menyatakan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Malonda ( 2018 ) menyatakan bahwa citra merek tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Shinta Wahyu (2016) menyatakan bahwa variabel green product berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ratu Anugerahawati ( 2018 ) menyatakan bahwa green product tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu ( 2018 ) menyatakan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Galih Galang ( 2018 ) menyatakan bahwa citra merek tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Giardo Permadi (2017) menyatakan bahwa variabel keputusan pembelian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Green Product, Citra Merek dan Keputusan Pembelian terhadap Kepuasan Konsumen The Body Shop (Studi Kasus di kota Cikarang)”.
1.2 Rumusan Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, pеrkеmbаngаn industri dаn tеknologi tеlаh mеmpеngаruhi bеrbаgаi sеgi kеhidupаn di mаsyаrаkаt. Dari perkembangan tersebut memiliki dampak positif bagi manusia dan memiliki dampak yang negatif terhadap masalah lingkungan. masalah lingkungan ini diakibatkan karena pertumbuhan penduduk yang sangat berkembang pesat yang memberikan dampak negatif pada pencemaran lingkungan, Apalagi hingga saat ini terjadi banyak peningkatan sampah, lalu perilaku manusia yang membuang sampah sembarangan dan tidak meminimalisir penggunaan sampah plastik yang mengakibatkan jumlah sampah yang terus meningkat setiap tahun nya, dan banyak sampah yang sulit untuk didaur ulang, termasuk sampah jenis plastik.
Penelitian Jambect JR yang berjudul Plastik Waste Inputs from Land into the Ocean tahun 2015, Indonesia masuk ke dalam 5 negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia dan menduduki sebagai posisi kedua dengan 187,2 juta ton. Hal itu lah yang menyebabkan banyak nya sampah yang dihasilkan oleh penduduk warga negara Indonesia sehingga bisa menjadi negara dengan penghasil sampah plastik terbanyak kedua di dunia. Melihat fenomena permasalahan lingkungan tersebut, kini banyak terdapat produk ramah lingkungan di Indonesia. Produk ramah lingkungan tersebut dibuat untuk meminimalisir pengunaan sampah yang dapat merusak lingkungan dan bisa membantu dalam menjaga kondisi ekosistem serta kelangsungan hidup di bumi. Produk yang layak disebut sebagai ramah lingkungan ialah produk yang organik serta tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya. Produk tersebut umumnya memanfaatkan bahan yang bisa didaur ulang dan tidak mencemari tanah.
Dari fenomena tersebut banyak perusahaan yang berkompetisi membuat produk ramah lingkungan atau eco-friendly, salah satu nya adalah perusahaan perawatan kulit asal inggris yaitu The Body Shop. The Body Shop ini menjadi pelopor dalam perawatan kulit dengan produk ramah lingkungan nya, sudah terkenal di mancanegara, khusus nya para wanita. Perusahaan yang menerapkan konsep go green dapat meningkatkan value atau nilai pada perusahaan itu sendiri, dan dapat mengurangi resiko terhadap produknya sebagai bentuk perhatiannya terhadap lingkungan dan menciptakan competitive advantage, dan dapat menarik konsumen untuk membeli. Kini di Indonesia pun sudah banyak brand atau merek yang menggunakan konsep go green dan menggunakan bahan yang ramah lingkungan, walaupun produk yang berkonsep go green harga nya cukup mahal. Meskipun beberapa peneliti telah melakukan penelitian terkait isu lingkungan dan produk ramah lingkungan, namun masih jarang ditemukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi pembelian produk eco-friendly di Indonesia yang didasari oleh pengaruh Green Product, Citra Merek dan Keputusan Pembelian terhadap Kepuasan Konsumen The Body Shop.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apakah green product berpengaruh pada keputusan pembelian The Body Shop oleh konsumen?
2. Apakah citra merek berpengaruh pada keputusan pembelian The Body Shop oleh konsumen?
3. Apakah green product berpengaruh pada kepuasan konsumen The Body Shop oleh konsumen?
4. Apakah citra merek berpengaruh pada kepuasan konsumen The Body Shop oleh konsumen?
5. Apakah keputusan pembelian berpengaruh pada kepuasan The Body Shop oleh konsumen?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh green product terhadap keputusan pembelian The Body Shop.
2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian The Body Shop.
3. Untuk mengetahui pengaruh green product dengan kepuasan konsumen The Body Shop.
4. Untuk mengetahui pengaruh citra merek dengan kepuasan konsumen The Body Shop.
5. Untuk mengetahui pengaruh keputusan pembelian dengan kepuasan konsumen The Body Shop.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini akan membawa dampak terhadap perkembangan keilmuan di bidang pemasaran khususnya mengenai keputusan pembelian dan kepuasan konsumen.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan supaya penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk pembaca khususnya pada mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di bidang pemasaran.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan ini diIakukan berdasarkan pada panduan yang ditetapkan oleh Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa, maka dapat diuraikan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Tinjauan Pustaka, dimana pada bab ini menjelaskan teori sesuai dengan variabel penelitian yang digunakan, kemudian pada bab ini juga menjelaskan penelitian terdahulu yang relevan, hipotesis dan model penelitian.
Bab III : Metode Penelitian dalam bab ini memuat pokok-pokok bahasan, antara lain: Jenis dan Desain Penelitian, Definisi Operasional dan Variabel Pengukuran, Populasi dan Metode Pengambilan Sampel (bila diperlukan), Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data dan Metode Analisis .
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan dimana pada bab ini mencakup pokok-pokok dalam pembahasan, antara lain; hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi data dan/ gambaran umum penelitian, serta hasil analisis dari uji hipotesis. Dijelaskan pula interpretasi data/pembahasan.
Bab V : Penutup dimana pada bab ini menjelaskan kesimpulan penelitian dan saran-saran.