BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Parung Farm yang terletak di Jalan Raya Parung Nomor 546, Parung, Bogor, selama satu bulan mulai bulan April sampai dengan Mei 2011.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih bayam varietas Amaranth 936 white leaf,
pupuk NPK Mutiara (16 % N, 16 % P2O5, 16 % K2O, 5 % CaO, dan 1 % MgO)
serta media tanam berupa kerikil (split) jenis screening. Alat yang digunakan adalah hydroponic kit yang terdiri atas pot plastik dangkal dan botol air mineral bekas, oven, neraca, gelas ukur, penggaris, dan alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua percobaan yaitu percobaan mengenai studi populasi tanaman terhadap produktivitas dan studi populasi tanaman terhadap konsumsi air tanaman bayam. Rancangan percobaan yang digunakan pada kedua percobaan ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor dan tiga ulangan. Faktor perlakuan yang digunakan yaitu jumlah bibit per lubang tanam (populasi tanaman). Jumlah bibit yang digunakan adalah satu bibit, dua bibit, tiga bibit, dan empat bibit per lubang tanam, sehingga terdapat 12 satuan percobaan yang terdapat pada masing-masing percobaan. Bagan acak perlakuan di lapangan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Analisis statistik yang digunakan adalah sidik ragam dengan model Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) sebagai berikut:
Yij = µ + αi + βj + εij
Keterangan:
Yij = Nilai pengamatan pada ulangan ke-i dan perlakuan ke-j
µ = Rataan umum
βj = Pengaruh perlakuan jumlah bibit ke-j
εij = Pengaruh galat percobaan
Apabila hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh nyata pada uji F taraf α 5 %, maka dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Pelaksanaan Penelitian
Pada budidaya tanaman bayam dengan teknik hidroponik terdapat dua tahap yaitu persemaian dan pembesaran. Kegiatan persemaian dan pembesaran dilakukan di dalam greenhouse sederhana piggy back system. Konsentrasi pupuk yang digunakan yaitu 3 g NPK Mutiara (16 % N, 16 % P2O5, 16 % K2O, 5 %
CaO, dan 1 % MgO) per liter air.
Persiapan Alat dan Bahan
Untuk percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas, alat dan bahan berupa kerikil (split) jenis screening untuk media tanam, pupuk NPK
Mutiara(16 % N, 16 % P2O5, 16 % K2O, 5 % CaO, dan 1 % MgO), benih bayam
varietas Amaranth 936 white leaf, alat tulis, dan alat ukur. Sedangkan untuk percobaan studi populasi tanaman terhadap konsumsi air tanaman bayam, alat dan bahan yang digunakan berupa pot plastik dangkal, botol air mineral bekas, kerikil untuk media tanam, benih bayam, pupuk NPK Mutiara, alat tulis, dan alat ukur. Kerikil, pupuk NPK, dan benih bayam disediakan oleh Parung Farm, sedangkan pot plastik, botol air mineral bekas, alat tulis, dan alat ukur disediakan sendiri oleh penulis.
Persemaian
Persemaian dilakukan di greenhouse model terowongan yang dinaungi plastik UV 15%. Benih bayam disemai di bedengan berukuran 10 m x 2 m dengan media kerikil selama kurang lebih 14 hari. Konstruksi bedeng terdiri atas lapisan semen yang dilapisi terpal yang di atasnya diberi kerikil setebal 3 cm. Konstruksi bedengan dibuat dengan kemiringan 5 %, terdapat lubang pembuangan di antara bedengan untuk mengalirkan kembali larutan nutrisi ke bak nutrisi. Pemberian larutan nutrisi dilakukan dengan menggunakan flowrate. Flowrate adalah
kecepatan atau volume pengaliran larutan hara yang diberikan pada setiap tanaman. Pengaliran larutan nutrisi menngunakan timer 15 menit (15 menit hidup dan 15 menit mati). Pengaliran nutrisi dilakukan dari pukul 07.00 – 15.00 WIB. Pengaliran larutan nutrisi menggunakan sistem NFT yang menggunakan kerikil sebagai media tumbuh tanamannya. Oleh karena itu, sistem ini disebut dengan sistem NFT modifikasi kerikil. Bedengan persemaian dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Bedengan Persemaian
Sebelum penyemaian benih, kerikil harus dalam keadaan bersih dan tidak berlumut. Kerikil yang kotor dicuci terlebih dahulu. Benih bayam disebar secara merata, kemudian ditutup dengan plastik selama dua hari untuk menjaga benih agar tidak dimakan oleh hama seperti burung dan lebih cepat berkecambah. Pada tahap persemaian, dilakukan juga kegiatan pemeliharaan seperti pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan pembersihan saluran irigasi. Setiap hari bedeng persemaian selalu dibersihkan. Gulma-gulma yang tumbuh dicabut agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit. Saluran air dibersihan agar tidak tersumbat.
Penanaman dan Pembesaran
Setelah 2 minggu di persemaian bibit bayam dipindahkan ke bedengan pembesaran. Pada saat dipindahtanamkan ke bedengan pembesaran, batang tanaman bayam terbenam sekitar 2 cm di dalam kerikil, sehingga tinggi tanaman bayam dari permukaan media sampai dengan titik tumbuh saat awal ditanam di bedengan pembesaran adalah sekitar 2 cm.
Pembesaran bayam dilakukan di dalam greenhouse model piggy back (Gambar 9). Greenhouse dibangun menghadap arah barat-timur agar lebih banyak mendapat sinar matahari. Menurut Untung (2004) greenhouse piggy back system paling cocok dengan iklim di Indonesia. Udara panas dapat keluar dari sisi dan atap greenhouse. Air hujan pun bisa ditangkal dengan adanya atap tambahan di atas atap utama.
Gambar 9. Greenhouse Model Piggy Back (Untung, 2004)
Setelah tanaman bayam berumur 14 hari, tanaman bayam siap dipindahtanamkan di media pembesaran dengan variasi jumlah bibit yang telah ditentukan yaitu, satu bibit, dua bibit, tiga bibit, dan empat bibit per lubang tanam. Setiap perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 12 satuan percobaan.
Teknik hidroponik yang digunakan adalah sistem substrat dengan media kerikil. Bentuk kerikil yang tidak sama dapat menjadi celah untuk masuknya oksigen. Bedengan yang digunakan merupakan bedengan yang pernah digunakan untuk menanam bayam dengan sistem aeroponik, berukuran 8 m x 1 m. Pemberian larutan nutrisi dilakukan dengan memanfaatkan selang bekas sietem aeroponik yang terdahulu. Pada selang terdapat nozzle-nozzle tempat keluarnya larutan nutrisi. Pemberian larutan nutrisi menggunakan timer 15 menit hidup dan 15 menit mati. Di samping bedengan terdapat parit kecil tempat pembuangan larutan nutrisi kembali ke bak nutrisi. Gambar bedengan pembesaran dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Bedengan Fase Pembesaran
Jarak tanam yang digunakan adalah 15 cm x 15 cm. Tiap meter persegi bedengan terdapat 44 lubang tanam. Satu satuan percobaan pada perlakuan populasi pertama memiliki 88 tanaman bayam, pada perlakuan populasi kedua terdapat 176 tanaman bayam, pada perlakuan populasi ketiga terdapat 264tanaman bayam, dan pada perlakuan populasi keempat terdapat 352 tanaman bayam. Satu satuan percobaan berukuran 2 m x 1 m.
Tanaman bayam yang ditanam pada tahap pembesaran dipilih yang memiliki karakter fisik yang homogen dan tidak terserang hama penyakit. Tinggi tanaman bayam yaitu 4 cm dari pangkal batang sampai dengan titik tumbuh dan memiliki 4 daun. Bibit bayam afkir tidak digunakan dalam percobaan ini (Gambar 11).
Gambar 11. Bibit Afkir
Pada percobaan studi populasi terhadap konsumsi air tanaman bayam, tahap pembesaran dilakukan di hydroponic kit untuk memudahkan pelaksanaan penelitian. Hydroponic kit yang digunakan adalah hydroponic kit tipe statis yang
terbuat dari pot plastik berdiameter 40 cm dan botol air mineral bekas. Media yang digunakan adalah kerikil. Satu pot merupakan perwakilan dari masing-masing satuan percobaan. Pada satu pot tersebut dibuat lima lubang tanam yang masing-masing lubang berjarak 15 cm, hal ini agar jarak tanam pada pot sesuai dengan jarak tanam pada bedengan. Air diberikan melalui mulut botol dan keluar melalui bagian bawah botol air mineral yang diberi lubang kecil. Bila air di pot plastik sudah habis, maka air yang ada di botol akan keluar dengan sendirinya.
Hydroponic kit yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Hydroponic Kit
Bayam yang berumur kurang lebih 17 hari siap untuk dipanen, tetapi kadang-kadang sebelum 17 hari bayam sudah dapat dipanen karena penampilan fisiknya sudah layak untuk dijual. Kriteria bayam yang sudah layak untuk dipanen adalah bayam yang memiliki berat 7 – 10 g/tanaman dengan tinggi tanaman bayam antara 15 cm – 30 cm. Bayam dicabut sampai ke akar-akarnya dan dibersihkan dari kerikil.
Pengamatan
Pengamatan tanaman bayam dilakukan mulai umur 3 hari setelah
transplanting. Pengamatan dilakukan terhadap lima tanaman contoh dari setiap
Peubah yang diamati adalah: 1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur dari permukaan media sampai dengan titik tumbuh tanaman dengan menggunakan mistar.
2. Jumlah Daun
Daun yang dihitung adalah daun bayam yang sudah membuka sempurna. 3. Bobot Basah dan Bobot Kering Tanaman
Setelah panen tanaman bayam dibersihkan dan langsung ditimbang bobotnya. Bobot kering tanaman diperoleh setelah tanaman dikeringkan pada suhu 60 0C selama 3 x 24 jam. Tajuk dan akar tanaman ditimbang secara terpisah.
4. Kadar Air Tanaman
Kadar air dihitung dengan rumus:
5. Volume Air yang Berkurang
Volume air yang berkurang adalah volume air awal dikurangi volume air yang tersisa di dalam wadah air pada hydroponic kit. Volume air yang berkurang dibagi dengan jumlah individu tanaman merupakan konsumsi air per tanaman. 6. Luas Permukaan Daun per Tanaman
Metode yang digunakan untuk menghitung adalah metode gravimetri dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
LD = A/B x C Keterangan:
LD : luas daun (cm2)
A : bobot kertas cetakan daun (gram) B : bobot kertas dengan luas tertentu (gram) C : luas kertas (cm2)
7. ILD (Indeks Luas Daun)
Indeks Luas Daun dihitung dengan menggunakan metode sebagai berikut.
ILD =
Keterangan: LD = Luas daun