• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

P

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500

Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB

Selasa, 26 Mei 2009

Pada hari Senin, 25 Mei 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Selasa, 26 Mei 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut :

I. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini

1. Hari Senin, 25 Mei 2009, tidak terpantau adanya titik panas di wilayah Sumatera dan wilayah Kalimantan. Kondisi cuaca berdasarkan informasi dari BMKG di Sumatera dan Kalimantan sebagai berikut :

Daerah Jumlah Hot Spot*) Kondisi Cuaca**) SUMATERA

Sumatera Utara 14 Hujan Ringan

Riau 173 Berawan

Jambi 5 Berawan

Sumatera Selatan 2 Berawan

KALIMANTAN

Kalimantan Barat 12 Berawan

Kalimantan Selatan - Berawan

Kalimantan Tengah - Berawan

Kalimantan Timur - Berawan

*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18) **) Sumber: BMKG (kondisi cuaca secara umum)

11 16 14 119 18 173 6 6 11 5 2 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

22 Mei 23 Mei 24 Mei 25 Mei

02 SUMATERA UTARA 04 RIAU 06 JAMBI 07 SUMATERA SELATAN

(2)

2

2 12 1 2 2 0 2 4 6 8 10 12 14

22 Mei 23 Mei 24 Mei 25 Mei

17 KALIMANTAN BARAT 18 KALIMANTAN TENGAH 19 KALIMANTAN SELATAN 20 KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Hotspot di Wilayah Kalimantan

2. Jarak pandang (visibility) pada hari Senin, 25 Mei 2009 laporan, di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut :

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00 SUMATERA Medan 4.000 m 1.000 m 4.000 m 4.000 m Pekanbaru 8.000 m 9.000 m 10.000 m 7.000 m Jambi 4.000 m 11.000 m 13.000 m 13.000 m Palembang 4.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m KALIMANTAN Pontianak 1.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m Palangkaraya 8.000 m 10.000 m 10.000 m 12.000 m Samarinda 8.000 m 10.000 m 10.000 m 9.000 m Banjarmasin 9.000 m Tad 10.000 m 10.000 m

Keterangan : Jarak Pandang ( Visibility) normal > 3.000 meter

3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 26 – 28 Mei 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diprakirakan mempunyai :

a.

Potensi kebakaran Tinggi terdapat di sebagian wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan tengah dan Kalimantan Selatan.

b.

Potensi kebakaran Sangat Tinggi di Sumatera terdapat di NAD, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.

Prakiraan penjalaran asap sampai dengan tanggal 26 Mei 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah NAD dan Sumatera Utara diasumsikan mengarah ke Timur Laut menuju Semenanjung Melayu (Malaysia), di wilayah Riau dan Jambi mengarah ke Utara menuju Semenanjung Melayu (Malaysia), serta di wilayah Kalimantan mengarah ke Barat Daya – Utara menuju Malaysia (Serawak) hingga Laut Cina Selatan.

Sumber : Badan Meteorologí, Klimatologi dan Geofísika

B. Upaya Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan

1. BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari.

2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik api yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

(3)

3

3. Dinas Kehutanan mengawasi kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan dan membina masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar.

4. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk mensiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Sumber : Dep. Kehutanan dan Meneg LH

II. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia

Saat ini ada 5 (lima) gunung api yang dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III) diantaranya :

A. Status Gunung Berapi

1. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung (Laporan

perkembangan).

Sejak tanggal 6 Mei 2009 hingga hari Senin, 25 Mei 2009, status kegiatan G. Krakatau masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

2. Gunung Api Semeru di Kabupaten Lumajang dan Malang Provinsi Jawa Timur

(Laporan perkembangan).

Sejak tanggal 6 Maret 2009 hingga hari Senin, 25 Mei 2009, status kegiatan G. Semeru masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

3. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara (Laporan

perkembangan).

Sejak tanggal 2 Desember 2008 hingga hari Senin, 25 Mei 2009, status kegiatan G. Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga” (level III).

4. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara (Laporan

perkembangan).

Sejak tanggal 21 April 2008 hingga hari Senin, 25 Mei 2009, status kegiatan G. Ibu masih dalam keadaan ”Siaga” (level III)..

5. Gunung Api Slamet di Kab. Pemalang, Kab. Banyumas, Kab. Brebes, Kab. Tegal dan Kab. Purbalingga Prov. Jawa Tengah (Laporan perkembangan).

Sejak tanggal 23 April 2009 hingga hari Senin, 25 Mei 2009, status kegiatan G. Slamet masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

B. Rekomendasi

1. Masyarakat di sekitar G. Api Ibu dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati G. Api Ibu dalam radius 2 km.

2. Masyarakat diharapkan tidak mendekati pulau gunung Anak Krakatau dalam radius 2 km dari kawah G. Anak Krakatau.

3. Masyarakat di sekitar G. Anak Krakatau, G. Semeru, G. Api Karangetang, G. Api Ibu dan G. Slamet dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.

4. Masyarakat di sekitar G. Semeru tidak melakukan aktifitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru sebagai alur luncuran awan panas, tidak mendekati Puncak Mahameru dan melakukan pendakian yang melebihi wilayah Kalimanti.

5. Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu.

6. Bagi pesawat yang akan melintasi wilayah G. Semeru agar berhati-hati terhadap dampak abu letusan.

7. Masih banyak endapan material vulkanik lepas hasil letusan terdahulu di sekitar kawah G. Semeru maka dimusim penghujan masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan beraktivitas di dalam sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Bang diharapkan berhati-hati karena dapat terancam bahaya aliran lahar panas.

(4)

4

8. Belum dipandang perlu adanya pengungsian di semua gunung yang dinyatakan dalam status siaga.

9. Masyarakat sekitar G. Karangetang tidak diperbolehkan mendaki lebih dari 500 m dpal. 10. Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan melakukan pendakian ke puncak G.

Slamet.

11. Penduduk di sekitar G. Karangetang, terutama di kampung Dame dan Kelurahan Tatahandeng agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya awan panas dan guguran lava pijar yang dapat terjadi setiap saat. Sedangkan masyarakat di sepanjang aliran Batu Awang, kali Kahetang, Kali Keting, kali Batang, kali Beha Timur dan Kali Nanitu agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar.

12. Jika terjadi hujan abu cukup deras, masyarakat dianjurkan menggunakan masker penutup hidung dan mulut dikarenakan abu vulkanik yang terhirup dapat mengganggu saluran pernafasan.

13. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut.

Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

III. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK

Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Selasa, 26 Mei 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO L0KASI C U A C A Pagi (00.05 – 12.00) Siang (12.05 – 18.00) Malam (18.05 – 24.00)

1 Jakarta Pusat Berawan Berawan Berawan

2 Jakarta Utara Berawan Berawan Berawan

3 Jakarta Selatan Berawan Berawan dan hujan ringan

Berawan dan hujan ringan 4 Jakarta Timur Berawan Berawan dan hujan

ringan Berawan

5 Jakarta Barat Berawan Berawan dan hujan

ringan Berawan

6 Jakarta

Kep.Seribu

Berawan dan hujan

ringan Berawan Berawan

7 Bogor Berawan dan hujan

ringan

Berawan dan hujan ringan kadang sedang

Berawan dan hujan ringan 8 Tangerang Berawan Berawan dan hujan

ringan kadang sedang Berawan 9 Depok Berawan Berawan dan hujan

ringan

Berawan dan hujan ringan

10 Bekasi Berawan Berawan Berawan

Keterangan :

- Hujan ringan : 1.0 – 5.0 mm/jam 5 – 20 mm/hari

- Hujan sedang : 5.0 – 10 mm/jam 20 – 50 mm/hari

- Hujan lebat : 10 – 20 mm/jam 50 – 100 mm/hari

- Hujan sangat lebat : > 20 mm/jam > 100 mm/hari

Peringatan Dini : Berpotensi hujan lokal dengan itensitas ringan - sedang yang kadang disertai kilat/petir antara sore hingga menjelang malam hari terutama di wilayah Jakarta, Tanggerang dan Bogor.

(5)

5

IV. Prakiraan Gelombang Tinggi :

Prakiraan gelombang tinggi untuk tanggal 26 - 27 Mei 2009 pukul 07:00 WIB sebagai berikut :

- 2.0 - 3.0 m : Perairan barat laut Aceh, Perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Perairan

selatan Jawa yang berbahaya bagi perahu nelayan dan tongkang.

- 3.0 – 4.0 m : Laut Andaman yang berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang, tugboat, roro, LCT dan Ferry.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika

.

Pengawas,

Mudjiharto, S.K.M., M.M.

Jakarta, 26 Mei 2009 Ketua Kelompok Piket,

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi sejalan dehh ngan perkembangannya, perangkat lunak ini tidak hanya dapat digunakan untuk mengembangkan otohh masi perpustakaan, namun juga dapat digunakan

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta (RSUD) Kota Yogyakarta yang merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kota Yogyakarta dengan klasifikasi RS Tipe B

Kemudian berdasarkan pengujian hipotesis kedua menggunakan N-Gain score pada minat belajar peserta didik diperoleh nilai standart gain kelas eksperimen sebesar 0,41 yang

Menurut penelitian Fia Dewi Awliani dkk,yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang HIV/AIDS Dengan Terjadinya Diskriminasi Pada ODHA” didapatkan hasil

Kedua jenis kebutuhan ini bisa saling melengkapi, atau bahkan kebutuhan non-fungsional kadang menghasilkan kebutuhan baru yang kategorinya fungsional, juga sebaliknya. Contoh:

Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, maka penulis melakukan pembatasan masalah hanya pada tanggapan yang diberikan pada pengguna produk Telkomsel yang berkaitan

Beberapa saran yang ditujukan sebagai bahan untuk pengembangan lebih lanjut sistem seleksi dan rekrutmen karyawan baru tahap awal di PT Multi Anugerah Lestari Texindo

Kondisi tersebut didasarkan pada volume tangki penyimpanan akan lebih kecil jika ammonia berfasa cair jika dibandingkan pada fasa uap untuk massa ammonia yang