• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOSEN PEMBIMBING: Ir. BUDI SETIAWAN, MT PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTI-ITS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOSEN PEMBIMBING: Ir. BUDI SETIAWAN, MT PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTI-ITS"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

IKA NICKY WAHYUNINGRUM

AULIA IIN SAPUTRI

2310 030 066

2310 030 084

DOSEN PEMBIMBING:

Ir. BUDI SETIAWAN, MT

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

FTI-ITS

(2)

PABRIK SIRUP GLUKOSA = 2

Latar Belakang

Makanan merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari

kehidupan

Konsumsi gula semakin meningkat

(3)

Tabel Produksi kimpul Indonesia Menurut Provinsi (Ton), 2011

(4)

Produksi Bahan Baku

• Pengertian

 kimpul merupakan umbi yang cukup banyak

jumlahnya, dan kurang di manfaatkan oleh masyarakat indonesia.

Produksi Bahan Baku

 Di Indonesia kimpul mempunyai nama

lain Talas Belitung, Blue Taro

 Indonesia memiliki potensi hasil

kimpul sangat besar, karena tanaman kimpul mudah tumbuh dimana-mana.

Realita di masyarakat

Kimpul hanya digunakan sebagai makanan pengganti

(5)
(6)

Spesifikasi Bahan Baku

Kimpul sebagai bahan baku pembuatan sirup glukosa

.

Unsur

Jumlah

Air (gram)

63,1

Karbohidrat (gram)

32,7

Impurities (gram)

1,5

Serat Kasar (gram)

1,5

Protein (gram)

1,2

(7)

Lokasi Pabrik

Kecamatan Katibung, Lampung Selatan Sungai Waisulan (lampungselatankab.go.id)

 Direncanakan mulai beroperasi tahun

2016 dan di Lampung

BPS Propinsi Jawa Timur tahun 2011

Lokasi Pendirian Pabrik

(8)

Kapasitas Pabrik

Tabel Perkembangan impor Sirup Glukosa Indonesia

Tabel Perkembangan ekspor Sirup Glukosa Indonesia

(Kementrian Perindustrian

Indonesia,2011)

(BPS,2011)

Tabel Perkembangan produksi Sirup Glukosa Indonesia

Tahun Impor (kg/tahun)

2005 3,345,471 2006 16,560,707 2007 15431943 2008 21572474 2009 21743106 2010 22160836 2011 73099849

Tahun Pruduksi (kg/tahun)

2005 26417850 2006 14856686 2007 42393860 2008 68313805 2009 56480000 2010 47463468 2011 53467921

Tahun Ekspor (kg/tahun)

2005 35817 2006 74604 2007 1249806 2008 3504883 2009 5847827 2010 3850698 2011 1092086

(9)

Perhitungan Kapasitas :

F

= [F (impor) + F (produksi)] – [F (ekspor)]

= 24.845 + 44.200 – 2.237

=

66.808

ton/tahun

(10)

Kapasitas produksi yang direncanakan untuk pabrik baru yang akan didirikan ini hanya berkemampuan memenuhi 50% dari produksi sirup dalam negeri pada tahun 2016. Maka didapatkan kapasitas produksi pabrik baru sebesar :

Kapasitas produksi pabrik baru = 50% x 66.808

= 33.404 ton/tahun = 102 ton/hari

Dengan melihat peluang kapasitas yang ada, maka kapasitas produksi pabrik baru yang akan dirancang pada tahun 2016 ditetapkan sebesar 33.404 ton/tahun. Masa kerja dalam satu tahun dianggap 330 hari kerja

(11)

Karakteristik produk

• Sirup glukosa (kadar 75-78%)

Sifat Fisika:

• Rumus molekul

: C

6

H

12

O

6

• Berat molekul

: 180

• Melting point

: 146

o

C

• Specific gravity

: 1,381-1,387

Sifat Kimia:

• Larut dalam alkohol dan air

• Reduktor kuat

• Bereaksi dengan larutan Fehling dan Tollens

(http://www.msds.com/C6H12O6)

(12)

Data Perencanaan Produksi

• Perencanaan operasi

: Semi-Batch, 24 jam/hari selama

330 hari/tahun

• Kapasitas produksi

: 101224 kg-sirup glukosa / Hari

• Kebutuhan bahan baku

: 251500,4728 kg kimpul / Hari

• Jumlah tenaga kerja

: 300 orang

(13)

Seleksi Proses

• Sirup glukosa dapat diperoleh dengan cara hidrolisa enzimatis

dari berbagai macam jenis bahan baku, yaitu:

1. Hidrolisa menggunakan katalis

asam

2. Hidrolisa menggunakan katalis

asam-enzim

3. Hidrolisa menggunakan katalis

enzim-enzim

(14)

Tabel perbandingan kondisi operasi pada

proses hidrolisa pati

Uraian

Hidrolisa

Asam Asam-enzim Enzim-enzim

Aspek teknis 1. Operasi - Tekanan ( kg/cm2) - Suhu (0C ) - pH 1. Proses - DE - Reaksi samping - Daya korosi 3 140-160 2,3 30-55% Ada Tinggi 1-3 60-140 1,8-2 63-30% Ada tinggi 1 60-105 4,5-6 90-95% - Rendah Aspek Ekonomi 1. Kebutuhan asam 2. Biaya peralatan 3. Energi 4. Investasi peralatan Banyak\ Mahal Besar Tinggi Banyak\ Mahal Besar tinggi Sedikit Murah Kecil Rendah

(15)

Bahan Pembantu untuk Hidrolisa Pati

dengan Metode Hidrolisa Enzim

• Enzim α – Amilase

• Enzim Glukoamylase

• HCl

• Karbon aktif

• Larutan CaCl

2

(16)
(17)

258.256,38

21.951,79

236.304,58

54.350,05

290654,64

Pre-Treatment

(18)

Hidrolisis (Liquifikasi)

394,385

57,954

291.106,98

41.047,52

332.154,50

332.154,50

(19)

Sakarifikasi

332.154,50

0,85 (masa air

yang terkandung

1,80)

77,66

332.234,81

(20)

332.234,81

3.356,47

319.334,19

16.257,10

319.334,19

78,74

319.412,93

305.120,85

14.292,08

305.127,95

305.107

(21)

304.857

120.126,43

80.786,95

(22)

Neraca Massa

Total Sirup Glukosa yang dihasilkan

: 101224,2424

kg/hari

Kapasitas Pabrik yang dihasilkan : 101224 kg/hari

Jadi, karena jumlah sirup glukosa yang dihasilkan sudah

memenuhi kapasitas pabrik yang diinginkan, maka neraca

massa sudah memenuhi kebutuhan pabrik

(23)

Jet Cooker (E-216)

Ͽ Neraca Panas

Masuk Keluar a. Aliran <11> a. Aliran <13> Karbohidrat 123557.288 Karbohidrat 2422001.030 Air 1015968.771 Air 16406873.280 Protein 3544.569 Protein 56713.100

serat kasar 5671.310 serat kasar 90740.966

impurities 5671.310 impurities 90740.966 CaCl2 299.938 CaCl2 4807.250 α-amylase 146.459 α-amylase 2343.350 Total 1154859.64717 Total 19074219.944 b. Aliran <12> b. H air 3313027.211 H laten 21230397.730 c. Q loss 1178276.1661 H sensibel 1180265.9441 Total 23565523.321 Total 23565523.321

(24)

COOLER (E-219)

Neraca Panas

Here comes your footer  Page 24

Masuk

Keluar

a. Aliran <13>

a. Aliran <14>

Air

19716945.2928

Air

17223230.9446

Starch

2422001.0304

Starch

2066242.5840

Protein

56713.1000

Protein

49623.9625

Fiber

90740.9664

Fiber

79398.3456

Impuritis

90740.9664

Impuritis

79398.3456

CaCl2

4807.2503

CaCl2

4196.2564

a-amylase

2343.3501

a-amylase

2048.6739

Total

22384291.9563

Total

19504139.1126

b. Air pendingin

959730.621

b. Air pendingin

3839883.465

Masuk

Keluar

(25)

Reaktor Liquifikasi (R-210)

Ͽ Neraca Panas

H in (kkal) H out (kkal)

<14>ΔH = 19505220.915 <15> ΔH= 19373089.19 ΔH reaksi -248480432.99 panas yang 248612564.7 diserap air pendingin Total 19505220.915 Total 19505220.915

(26)

COOLER (E-222)

Neraca Panas

Neraca panas total

H in (kkal)

Hout (kkal)

H masuk 19373089.20

H kluar

9573417.96

Q Serap

9799671.24

(27)

Reaktor Sakarifikasi (R-220)

Ͽ Neraca Panas

H in (kkal) Hout (kkal)

H masuk 9574860.303 H keluar 9431101.08 Q Serap 352534373.93 ΔH Reaksi -352390614.71 Total 9574860.30 Total 9574860.30

(28)

Heater (E-312)

Neraca Panas

H in (kkal)

Hout (kkal)

Hmasuk

9431101.08

Hkeluar

16265865.86

Qsuply

7194489.244

Qloss

359724.46

(29)

Cooler (E-315)

Neraca Panas

H in (kkal)

Hout (kkal)

H masuk

14694458.89

H kluar

6638089.85

Q Serap

8056369.045

(30)

Heater (E-312)

Neraca Panas

H in (kkal)

Hout (kkal)

Hmasuk

5795544.64

Hkluar

15118812.12

Qsuply

9813965.76

Qloss

490698.29

(31)

Evaporator (V-330,V-340)

Ͽ Neraca Panas

Neraca panas total Efek 1

Masuk (kkal) Keluar (kkal)

Hmasuk 22213317.68 HL₂ 17789930.62

Qsuply 56889925.82 H vapour₂ 61313312.87

Total 79103243.50 79103243.50 Neraca panas total Efek 2

Masuk (kkal) Keluar (kkal)

Hmasuk 17789930.62 HL₂ 3405266.47

Qsuply 51166075.58 H vapour₂ 65550739.74

(32)

Barometrik Condensor (E-341)

Neraca Panas

Neraca panas total

Masuk (kkal)

Keluar (kkal)

H vapour

65768116.18 H steam jet ejector 60479577.42

H air pendingin 526171.42

Hkondensat

2499995.80

Qloss

3314714.38

(33)

Jet Ejector (G-342)

Neraca Panas

Neraca panas total

Masuk (kkal)

Keluar (kkal)

H keluar

60479577.42

H Kondensat

16197644130.72

Q steam 16989672139.13

Q loss

852507585.83

(34)
(35)

No

Air yang digunakan

Massa

(m

3

/hari)

1

Air sanitasi

17,35

2

Air pendingin

1914,83178

3

Air proses

4,45676

4

Air umpan boiler

5380,751456

Total

7317,389996

(36)
(37)
(38)

Here comes your footer  Page 38

Spesifikasi Alat:

Fungsi

Mendinginkan larutan pati yang keluar Jet cooker, dari suhu 105 ᴼC sampai 95ᴼ C sebelum masuk ke Reaktor Liquifikasi

Tipe Double pipe heat Exchanger Bahan Carbon Steel SA 212 Grade A Jumlah 1 buah

Tekanan masuk 1 atm Tekanan keluar 1 atm Suhu masuk 105 ᴼC Suhu keluar 95 ᴼC

Fluida Annulus = Larutan pati Inner pipe = Air pendingin

Annulus ID 6,065 in OD 3,5 in Delta Pa 7,8 psi Inner pipe ID 3,068 in = 0,25567 ft Surface area 187 ft2 Panjang 83 linft Rd 0,002 hr ft2 oF/Btu Delta Pi 0.10877 psi Kapasitas

Hot fluid 30511.16 lb/jam Cold Fluid 15709.99 lb/jam

Cooler I

(39)

Jet Cooker ( E-126 )

Fungsi

:

Memanaskan slurry starch agar larut

secara sempurna dan tergelatinasi dengan menginjeksikan

steam

Kondisi Operasi

: P = 125,31 kPa, T = 105 °C

Kapasitas

:41047,52 kg/hari

Bahan

: Stainless steel grade 3 (SA-167)

Jumlah

: 1 buah

Ukuran :

Diameter pipa steam: 36 in Extra Strong

Diameter throat

: 34,723 in

Panjang jet

: 44,099 m

(40)

Fungsi

: untuk pemutusan rantai ikatan panjang

polisakarida menjadi dekstrin dan sejumlah kecil

karbohidrat

Bentuk

: Silinder tegak dengan tutup atas dan

tutup bawah berbentuk flanged dan standart dished

head

Jenis Pengaduk : six flate blades open turbine

Kondisi operasi : P= 1atm T=95°C

Waktu tinggal : 50 menit = 0,8 jam

Bahan : high alloy steell SA 240 grade M tipe 316

Konversi : 16%

Volume

: 5337,708 ft

3

Diameter : 16,54ft

(41)
(42)
(43)

No. Nama Alat Alat Ukur dan Instrumentasi 1. Tangki Mixing (M-212) FC dan LI

2. Cooler I (E-219) Temperature Controller (TC) 3. Reaktor Liquifikasi (R-210) Temperatur controller (TC) 4. Cooler II (E-222) Temperatur controller (TC) 6. Reactor Sakarifikasi (R-220)

Temperatur Controller (TC)

7. Heater I (E-311) Temperatur Controller (TC) 8. Cooler III (E-314) Temperatur Controller (TC) 11. Heater III (E-332) Temperatur Controller (TC)

(44)
(45)

Limbah padat : kulit ubi kimpul, limbah padat juga berupa cake yang berasal

dari proses filtrasi pada filter press dan rotary vacuum filter.

Dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik (kompos) serta pemanfaatan yang lain misalnya untuk pakan ternak dan bahan biogas

Limbah cair : limbah cair ini dapat berupa limbah non-polutan misalnya air

kondensat yang berasal dari proses kondensasi pada barometrik kondensor.

Limbah cair berupa air pada hot well yang dihasilkan dari proses kondensasi dari barometric condensor dapat ditangani dengan mengalirkannya ke Cooling Tower sehingga dapat digunakan lagi sebagai air pendingin.

Sedangkan untuk limbah cair yang bersifat polutan dapat dilakukan treatment terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran sungai. Pengolahan yang dilakukan yaitu bertahap, meliputi pengolahan fisik, kimia,dan biologi

(46)

TERIMA KASIH

(47)
(48)

MEKANISME KONVERSI

OLEH ENZYM

(Uhlig, hal. 228) Reaksi yang terjadi :

1. Konversi Pati menjadi dekstrin

Pati dekstrin -[C6H10O5]n- (C6H10O5)x.

2. Konversi dekstrin menjadi glukosa

n(C6H10O5)x + xnH2O xnC6H12O6

α-amylase

Glukosa

(49)

Jet Cooker

Pati dimasak kemudian membentuk lapisan pelindung untuk mencegah air dan panas dari mencapai molekul pati mentah. Sifat pati yang sangat kental saat dimasak

membuat molekul-molekul mentah sulit untuk membubarkan, yang sering menimbulkan pati terkonversi lebih rendah dari standartnya. JetCooker memiliki peran berkemampuan

untuk membantu membubarkan gumpalan

tersebut, meningkatkan homogenitas pati karena terkena uap. Hal ini dilakukan dengan memanipulasi kecepatan dari pati internal di dalam kompor jet.

(50)
(51)

(C6H10O5)1000+400H2O

α amylase

Pati

Air

50(C6H10O5)10+100C12H22O11+300C6H12O6

(52)
(53)

(54)

Sistem pemroses bagi sistem proses pereaksian adalah reaktor. Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam merancang reaktor yang beroperasi dalam keadaan tunak, yaituContinous Stirred Tank Reactor (CSTR) dan Plug Flow Reactor (PFR). Perbedaannya adalah pada dasar asumsi konsentrasi komponen-komponen yang terlibat dalam reaksi. CSTR adalah reaktor model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tanki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalisnya berfasa cair, atau reaksi antara cair dan gas dengan katalis cair. Untuk reaksi heterogen, misalnya antara bahan baku gas dengan katalis padat menggunakan model PFR. PFR mirip saringan air dari pasir. Katalis diletakkan pada suatu pipa lalu dari sela-sela katalis dilewatkan bahan baku seperti air melewati sela-sela pasir pada saringan. Asumsi yang digunakan adalah tidak ada perbedaan konsentrasi tiap komponen yang terlibat di sepanjang arah jari-jari pipa.

(55)

Neraca massa adalah kajian jumlah material yang

masuk, keluar dan yang terakumulasi dari tiap-tiap

sistem proses.

Neraca energi adalah rangkaian proses keseluruhan

serta kajian tentang jumlah energi (panas) yang harus

dipasok atau dikeluarkan dari tiap-tiap sistem proses

dan rangkaian proses secara keseluruhan

(56)

Perbedaan panas dan kalor

Kalor adalah suatu bentuk energi yang

diterima oleh suatu benda yang menyebabkan

benda tersebut berubah suhu atau wujud

bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu,

karena suhu adalah ukuran dalam satuan

derajat panas. Kalor merupakan suatu

kuantitas atau jumlah panas baik yang

diserap maupun dilepaskan oleh suatu

benda.

(57)

TEORI TENTANG PANAS

Panas adalah energi yang diterima oleh benda sehingga suhu benda atau wujudnyaberubah.Ukuran jumlah panas dinyatakan dalam notasi British Thermal Unit (BTU). Air digunakan sebagai standar untuk menghitung jumlah panas karena untuk menaikkantemperature 1o F untuk tiap 1 lb air diperlukan panas 1 BTU.

Panas jenis suatu benda artinya jumlah panas yang diperlukan benda itu agar temperaturnya naik 1oF.

Panas sensible adalah panas yang menyebabkan terjadinya kenaikan/penurunan temperatur, tetapi phasa (wujud) tidak berubah.

Panas laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah phasa (wujud) benda, tetapi temperaturnya tetap.

Panas laten penguapan(latent heat of vaporization) adalah jumlah panas yang harus ditambahkan kepada zat (cair)pada titik didihnya sampai wujudnya berubah menjadi uap seluruhnya pada suhu yang sama.

Panas laten pengembunan (latent heat of condensation) adalah jumlah panas yang harusdibuang/dikeluarkan oleh zat (gas/uap) pada titik embunnya, untuk mengubah wujud zat darigas menjadi cair pada suhu yang sama.

Panas laten pencairan/peleburan (latent heat of fusion) adalah jumlah panas yangharus ditambahkan kepada zat (padat) pada titik leburnya sampai wujudnya berubah menjadicair semuanya pada suhu yang sama.

Panas laten pembekuan (latent heat of solidification) adalah jumlah panas yang harus dibuang/dikeluarkan oleh zat (cair) pada titik bekunya untuk mengubah wujudnya dari cair menjadi padat pada suhu yang sama.

Gambar

Tabel Produksi kimpul Indonesia Menurut Provinsi (Ton), 2011
Tabel perbandingan kondisi operasi pada  proses hidrolisa pati

Referensi

Dokumen terkait

Ibid,hlm 8... 16 pelaksanaan yang dijadikan dasar dalam melaksanakan aturan hukum pajak tidak konsisten dengan undang-undang tentu akan mengakibatkan kendala yang fatal

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang dalam upaya peningkatan pelayanan kepada publik, maka Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang harus dapat memanage

 70% satker daerah sudah masuk dalam konten network ( 0% pada thn 2012 )  Web media publik dengan streaming terbanyak di dunia.. C J – Citizen Journalism • Aplikasi media

ini adalah jumlah rata-rata selama satu bulan seluruh kapal barang dan kapal penumpang berbendera Indonesia yang membawa air balas serta memiliki berat lebih dari 400GT

Dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat studi literature yaitu tentang Formulasi sediaan cair ekstrak etanol 96% daun pandan wangi ( Pandanus amaryllifolus

Pada tahun 2015 terdapat kasus kenakalan remaja sebanyak 3 kasus, dan pada tahun 2016 kasus kenakalan remaja ini mengalami peningkatan menjadi 10

Nah, bagi Anda para karyawan yang ingin membuka bisnis sampingan, berikut kami informasikan beberapa persiapan yang perlu diperhatikan, kelebihan dan kendala usaha

Penelitian untuk mengetahui perbedaan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh dua jenis nematoda, Radopholus similis dan Pratylenchus coffeae terhadap dua jenis kopi, Arabika