• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salaman, 14 Desember 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Salaman, 14 Desember 2020"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 Penyesuaian kebijakan untuk memberikan

penguatan peran pemerintah daerah/kantor wilayah (kanwil)/ kantor Kementerian Agama (Kemenag) dalam hal kebijakan izin PTM

 Terlalu lama tidak tatap muka akan

berdampak negatif bagi anak didik. (Kendala tumbuh kembang anak, tekanan psikososial, dan kekerasan terhadap anak.

 Kesehatan dan keselamatan peserta didik,

pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat tetap merupakan prioritas utama.

(3)

 PTM dilakukan secara berjenjang, mulai dari

izin oleh pemkab/kanwil/ kantor Kemenag, pemenuhan daftar periksa oleh satuan pendidikan, kesiapan menjalankan PTM, serta izin dari orangtua/wali

 Orang tua memiliki hak penuh untuk

menentukan. Bagi orangtua/wali yang tidak menyetujui anaknya melakukan pembelajaran tatap muka, peserta didik dapat melanjutkan pembelajaran dari rumah secara penuh

(4)

 SE Mendikbud RI No. 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan;

 SE Menteri PANRB No. 19 Tahun 2020 tentang

Penyesuaian SistemKerja Aparatur Sipil Negara dan Pencegahan, Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Pemerintah

 SE Mendagri No. 440/24.36/SJ tanggal 17 Maret 2020 tentang Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Pemda

 SE Mendikbud No. 36982/MPK/HK/2020 tanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran Secara Daring dan Bekerja dari Rumah Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19

 SE Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tanggal 24 Maret 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)

 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 440.842 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 440.830 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Corona Virus Disease 2019 bagi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

(5)

 SE Menteri PANRB No. 58 Tahun 2020 tentang Sistem Kerja

Pegawai Aparatur Sipil Negara Dalam Tatanan Normal Baru.

 Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri

Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020 dan Nomor 440-882 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

 Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri

Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 04/KB/2020, Nomor 737 tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/7093/2020 dan Nomor 420-3987 tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

 Keputusan Gurbenur Jawa Tengah Nomor 360/3 Tahun 2020

tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah

(6)

 Instruksi Bupati Magelang Selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan

Penanganan Covid-19 Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pedoman Persiapan Menuju Tatanan Kenormalan Baru Produktif dan Annan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Magelang.

 Peraturan Bupati Magelang Nomor 38 Tahun 2020 tentang

Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten Magelang.

 Surat Edaran Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Nomor

800/872/2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Non Aparatur Sipil Negara (Non ASN) dalam Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang.

 Surat Edaran Sekretaris Daerah Nomor 440.1/1623/01.02/2020

tentang Mekanisme Penerapan Persiapan Menuju Tatanan Kenormalan Baru Produktif dan Aman Crona Virus Disease (COVID-19) di Kabupaten Magelang.

(7)

 Untuk memastikan pelaksanaan pelayanan publik di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang dapat berjalan efektif.

 Untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran

serta mengurangi resiko Covid-19 di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang dan masyarakat luas di Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya.

 Sebagai pedoman bagi sekolah dalam penerapan

pembelajaran tatap muka dan persiapan menuju Masa Kebiasaan Baru.

(8)

1. Pengecekan suhu tubuh

Melakukan pengecekan suhu tubuh dan memastikan suhu tubuh di bawah 37,3° Celcius. Jika ditemukan suhu lebih dari 37,3° Celcius (dua kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk di lingkungan kerja/sekolah dan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

2. Penggunaan masker

Wajib menggunakan masker dan atau pelindung wajah

(face shield) saat melakukan aktivitas di lingkungan kerja/sekolah.

3. Cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer

Mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer

(9)

4. Disinfektasi secara berkala;

Menjaga kebersihan dan melakukan disinfektasi secara berkala di di lingkungan kerja/sekolah baik

menggunakan disinfektan kimia maupun

menggunakan sinar ultraviolet yang aman;

5. Penerapan jaga jarak minimal 1,5 (satu) meter;

Wajib memperhatikan jaga jarak (physical distancing)

saat beraktivitas di lingkungan kerja/sekolah.

6. Menghindari kerumunan

Pengaturan jumlah orang yang beraktivitas di lingkungan kerja/sekolah untuk membatasi akses dan menghindari kerumunan.

7. Disiplin mematuhi protokol kesehatan

Penerapan prokes secara disilin di setiap tempat dan waktu

(10)

A. Memastikan sekolah aman dan bebas dari penularan Covid-19

 Tidak ada warga di sekitar sekolah yang

dinyatakan positif terpapar Covid-19 dari dinas terkait.

 Lingkungan sekolah bersih dan bebas dari

Covid-19.

 Melakukan penyemprotan disinfektan secara

rutin.

 Penyediaan wastafel/tempat cuci tangan, lengkap dengan sabun di depan ruang kelas masing-masing dan ditempat-tempat strategis lainnya sesuai kebutuhan

(11)

 Penyediaan disinfektan untuk membersihkan sarana sekolah, laboratorium, ruang ibadah secara periodik.

 Penyediaan masker cadangan (untuk pengganti

bagi seluruh warga sekolah yang membutuhkan)

 Penataan sarana prasarana sekolah sesuai

dengan physical distancing.

 Pemasangan media sosialisasi dan edukasi

pencegahan Covid-19 untuk warga sekolah.

 Menyediakan area isolasi sementara di sekolah bagi guru/siswa/warga sekolah yang mengalami batuk/pilek, sakit tenggorokan/sesak napas

(12)

B. Memastikan guru, tenaga kependidikan dan siswa bebas dari Covid-19

 Pemetaan kondisi kesehatan guru, tenaga kependidikan dan siswa (riwayat kesehatan /perjalanan, tempat tinggal)

 Guru yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) seperti jantung, paru-paru, dan asma tidak

diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka. Apabila berkeinginan melakukan

pembelajaran tatap muka, harus mendapat surat rekomendasi dari dokter.

 Tenaga kependidikan yang memiliki penyakit

penyerta (komorbid) seperti jantung, paru-paru, dan asma tidak diperbolehkan bekerja di kantor. Apabila berkeinginan bekerja di kantor, harus

(13)

 Siswa yang memiliki penyakit penyerta

(komorbid) seperti jantung, paru-paru, dan

asma tidak diperbolehkan mengikuti

pembelajaran tatap muka. Apabila

berkeinginan mengikuti pembelajaran tatap muka, harus mendapat surat rekomendasi dari dokter.

 Melakukan pemeriksaan suhu tubuh (kurang

dari 37,3oC) terhadap warga sekolah dan

tamu saat memasuki area sekolah.

 Bila ditemukan gejala gangguan kesehatan

perlu dikonsultasikan dengan lembaga/ dinas terkait untuk dilakukan tindakan.

(14)

C. Prokes Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka di Satuan Pendidikan

1. Satuan Pendidikan

Sebelum Pembelajaran

◦ melakukan disinfektasi sarana prasarana dan lingkungan satuan pendidikan;

◦ memastikan kecukupan cairan disinfektan, sabun cuci tangan, air bersih di setiap fasilitas CTPS, dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer);

◦ memastikan ketersediaan masker kain 3 lapis atau masker sekali pakai, dan masker cadangan;

◦ memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh tembak) berfungsi dengan baik;

◦ Melakukan pemantauan kesehatan warga satuan pendidikan: suhu tubuh dan menanyakan adanya gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan,dan atau sesak nafas.

(15)

Setelah Pembelajaran

◦ Melakukan disinfektasi sarana prasarana dan lingkungan satuan pendidikan;

◦ memeriksa ketersediaan sisa cairan disinfektan, sabun cuci tangan, dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer),

◦ memeriksa ketersediaan sisa masker kain 3 lapis atau masker sekali pakai dan masker cadangan;

◦ memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh tembak) berfungsi dengan baik;

◦ melaporkan hasil pemantauan kesehatan warga satuan pendidikan harian kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

(16)

Warga Satuan Pendidikan ;

Terdiri dari pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, termasuk pengantar/penjemput

Sebelum berangkat :

 sarapan/konsumsi gizi seimbang;

 memastikan diri dalam kondisi sehat dan tidak memiliki gejala: suhu ≥37,3oC, atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas;

 memastikan menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau masker sekali pakai dengan baik dan membawa masker cadangan serta membawa pembungkus untuk masker kotor;

 sebaiknya membawa cairan pembersih tangan (hand

sanitizer);

 membawa makanan beserta alat makan dan air minum sesuai kebutuhan;

 wajib membawa perlengkapan pribadi, meliputi: alat belajar, ibadah, alat olahraga dan alat lain sehingga tidak perlu pinjam meminjam

(17)

Selama perjalanan :

 menggunakan masker kain 3 lapis atau

masker sekali pakai dan tetap menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;

 hindari menyentuh permukaan

benda-benda, tidak menyentuh hidung, mata, dan mulut, dan menerapkan etika batuk dan bersin setiap waktu;

 membersihkan tangan sebelum dan sesudah

menggunakan transportasi publik/antar-jemput.

(18)

Sebelum masuk gerbang :

 pengantaran dilakukan di lokasi yang telah

ditentukan;

 mengikuti pemeriksaan kesehatan meliputi:

pengukuran suhu tubuh, gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas;

 melakukan CTPS sebelum memasuki gerbang

satuan pendidikan dan ruang kelas;

 untuk tamu, mengikuti protokol kesehatan di

(19)

Selama Kegiatan Belajar Mengajar :

 menggunakan masker kain 3 lapis atau

masker sekali pakai dan menerapkan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter, menerapkan etika batuk/bersin.

 menggunakan alat belajar, alat musik, dan

alat makan minum pribadi;

 dilarang pinjam-meminjam peralatan;

 melakukan pengamatan visual kesehatan

warga satuan pendidikan, jika ada yang memiliki gejala gangguan kesehatan maka harus ikuti protokol kesehatan satuan pendidikan.

(20)

Selesai Kegiatan Belajar Mengajar :

 tetap menggunakan masker kain 3 lapis atau

masker sekali pakai dan melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum meninggalkan ruang kelas;

 keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan

dengan berbaris sambil menerapkan jaga jarak;

 penjemput peserta didik menunggu di lokasi

yang sudah disediakan dan melakukan jaga jarak sesuai dengan tempat duduk dan/atau jarak antri yang sudah ditandai.

(21)

Perjalanan pulang dari Satuan pendidikan :

 menggunakan masker kain 3 lapis atau

masker sekali pakai dan tetap jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;

 hindari menyentuh permukaan

benda-benda, tidak menyentuh hidung, mata, dan mulut, serta menerapkan etika batuk dan bersin;

 membersihkan tangan sebelum dan sesudah

menggunakan transportasi publik/antar-jemput.

(22)

Setelah Sampai di Rumah :

 melepas alas kaki, meletakan barang- barang yang

dibawa di luar ruangan dan melakukan disinfektasi terhadap barang- barang tersebut, misalnya sepatu, tas, jaket, dan lainnya;

 membersihkan diri (mandi) dan mengganti pakaian

sebelum berinteraksi fisik dengan orang lain di dalam rumah;

 tetap melakukan PHBS khususnya CTPS dengan air

mengalir secara rutin;

 jika warga satuan pendidikan mengalami gejala

umum seperti suhu tubuh ≥37,3oC, atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas setelah kembali dari satuan pendidikan, warga satuan

pendidikan tersebut diminta untuk segera

(23)

Selama berada di lingkungan Satuan Pendidikan :

1. Di Perpustakaan, ruang praktikum, ruang

keterampilan, dan/atau ruang sejenisnya

◦ melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum masuk dan keluar dari ruangan;

◦ meletakkan buku/alat praktikum pada tempat yang telah disediakan;

◦ selalu menggunakan masker kain 3 lapis atau masker sekali pakai dan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter, menerapkan etika batuk/bersin.

(24)

2. Di Kantin

 Selama masa transisi kantin tidak diperbolehkan buka. Siswa dihimbau untuk membawa makan dan minum sendiri. Setelah masa transisi selesai, kantin diperbolehkan beroperasi dengan menjaga protokol kesehatan:

 memastikan seluruh karyawan menggunakan masker selama berada di kantin;

 melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah makan;

 selalu menggunakan masker kain 3 lapis atau masker sekali pakai dan melakukan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;

 menerapkan etika batuk/bersin.

 masker hanya boleh dilepaskan sejenak saat makan dan minum;

 memastikan peralatan memasak dan makan dibersihkan dengan baik.

(25)

3. Di Tempat Ibadah

 melakukan CTPS dengan air mengalir

sebelum dan setelah beribadah;

 selalu menggunakan masker kain 3 lapis atau

masker sekali pakai dan melakukan jaga jarak;

 menerapkan etika batuk/bersin.

 menggunakan peralatan ibadah milik pribadi;  hindari menggunakan peralatan ibadah

bersama, misalnya sajadah, sarung, mukena, kitab suci, dan lain- lain;

 hindari kebiasaan bersentuhan, bersalaman,

(26)

4. Di Tangga dan Lorong :

 berjalan sendiri-sendiri mengikuti arah jalur

yang ditentukan;

 dilarang berkerumun di tangga dan lorong

satuan pendidikan.

(27)

5. Di Lapangan

Selalu menggunakan masker kain 3 lapis atau masker sekali pakai dan menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dalam kegiatan kebersamaan yang dilakukan di lapangan, misalnya upacara, olah raga, pramuka, aktivitas pembelajaran, dan lain-lain.

(28)

6. Di Ruang Serba Guna/Ruang Olah Raga

 Selama masa transisi kegiatan olah raga dan

ekstra kurikuler tidak diperbolehkan.

 Di masa Kebiasaan baru kegiatan olah raga

dan ekstra diperbolehkan, kecuali kegiatan dengan penggunaan alat/fasilitas yang harus

dipegang oleh banyak orang secara

bergantian dalam waktu yang singkat dan atau tidak memungkinkan penerapan jaga jarak min 1,5 meter, misal sepak bola, basket, volly.

(29)

Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dilaksanakan melalui dua fase sebagai berikut:

a. Masa Transisi

◦ Berlangsung selama 2 (dua) bulan sejak dimulainya pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

◦ Jadwal pembelajaran mengenai jumlah hari dalam seminggu dan jumlah jam belajar setiap hari dilakukan dengan pembagian rombongan belajar (shift) yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan.

 b. Masa Kebiasaan Baru

◦ Setelah masa transisi selesai, maka satuan pendidikan masuk dalam masa Kebiasaan baru.

(30)

Jumlah siswa pada saat pembelajaran tatap muka:

Jumlah Siswa

Masa Transisi (Waktu) Masa Kebiasaan Baru

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4

1-100 50% 100% 100% 100%

(31)

Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dilakukan dengan penentuan prioritas berdasarkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi terlebih dahulu dan mempertimbangkan kemampuan peserta didik untuk menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak (physical distancing) dengan ketentuan:

◦ Sekolah Menengah Pertama (SMP), paket B, Sekolah Dasar (SD) dan paket A melaksanakan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan terlebih dahulu.

◦ PAUD formal (Taman Kanak-kanak /TK) dan nonformal dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan paling cepat 1 bulan berikutnya.

(32)

Penerapan jadwal pembelajaran, jumlah hari dan jam belajar dengan sistem pergiliran rombongan belajar ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan situasi dan kebutuhan.

Satuan Pendidikan dengan jumlah siswa 1-100 dibagi menjadi 2 Kelompok:

 Kelompok Pertama hari Senin – Rabu  Kelompok Kedua hari Kamis – Sabtu

Satuan Pendidikan dengan jumlah siswa di atas 100 dibagi menjadi 4 kelompok:

 Kelompok Pertama hari Senin s.d Rabu Minggu I  Kelompok Kedua hari Kamis s.d Sabtu Minggu I  Kelompok Ketiga Senin s.d Rabu Minggu II

 Kelompok Keempat hari Kamis s.d Sabtu Minggu II

Waktu pulang sekolah, tiap kelas dilaksanakan dengan jeda waktu 5 menit.

(33)

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR PERMINGGU VII VIII IX KELOMPOK A Nor Mal Tran Sisi Nor mal Tran sisi Nor mal Tran sisi 1

Pendidikan Agama dan

Budi Pekerti 3 2 3 2 3 2

2

Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 3 2 3 2 3 2

3 Bahasa Indonesia 6 3 6 3 6 3

4 Matematika 5 3 5 3 5 3

5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 2 5 2 5 2

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 2 4 2 4 2

7 Bahasa Inggris 4 2 4 2 4 2

KELOMPOK B

1 Seni Budaya 3 2 3 2 3 2

2

Pendidikan Jasmani, Olah

Raga dan Kesehatan 3 2 3 2 3 2

3 Informatika/Prakarya 2 2 2 2 2 2

4 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2

(34)

Hari Jumat masuk jam 07.00 WIB Jam Ke Jam 30 menit 1 07.30 - 08.00 2 08.00 - 08.30 3 08.30 - 09.00 4 09.00 - 09.30 Ist 09.30 - 09.45 5 09.45 - 10.15 6 10.15 - 10.45 7 10.45 - 11.15 8 11.15 11.45

(35)

Lain-lain

◦ Apabila di Satuan Pendidikan (PAUD, SD, SMP) dipergunakan untuk tempat pengungsian, maka pembelajaran dilaksanakan secara daring (PJJ),

◦ Peserta Didik yang mengungsi tetap mendapatkan pelayanan pembelajaran secara PJJ oleh guru dari Satuan Pendidikan dengan jadwal khusus,

◦ Peserta didik yang tidak mendapat izin orang tua dan komorbid dengan alasan medis dan yang tidak melaksanakan tatap muka, pembelajaran dilaksanakan secara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan memanfaatkan modul dan bahan ajar lainnya dengan jadwal khusus

◦ Bagi siswa yang menggunakan kendaraan umum agar menerapkan protokol kesehatan

◦ Sekolah menyiapkan dokumen : Surat Izin Orang Tua / Wali, Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Protokol Kesehatan, Surat Permohonan Izin Pembelajaran Tatap Muka.

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Beban kerja kepala satuan pendidikan paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing 40 (empat puluh) peserta

Beban belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran melalui. sistem tatap muka, penugasan terstruktur,

Mempertimbangkan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Ketentuan Kriteria dan Syarat Kelulusan Peserta Didik Satuan Pendidikan Jenjang SMK.

Mulai Januari 2021, kebijakan pembelajaran tatap muka dimulai dari pemberian izin oleh pemerintah daerah/kanwil/kantor Kemenag, dan tetap dilanjutkan dengan izin berjenjang

Berdasarkan ketentuan pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas pada satuan pendidikan yang sudah dijelaskan di atas, ternyata memiliki dampak terhadap proses

c. satuan pendidikan jenjang SMA sederajat melakukan koordinasi peserta UN dari satuan pendidikannya dalam penentuan mata ujian pilihan sesuai jurusan dengan

Tiara tanpa keterangan Foto / Screenshot Kegiatan : BERITA ACARA PERKULIAHAN TATAP MUKA TIDAK LANGSUNG PEMBELAJARAN ONLINE ATAU DARING SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS HUSADA

Sedangkan menurut Kemendikbud, pembelajaran tatap muka merupakan proses pembelajaran yang menunjang untuk keberhasilan belajar, seseorang pendidik tidak mampu menilai kemampuan peserta