• Tidak ada hasil yang ditemukan

Christine Widyawati (Mahasiswa S2 Program MKN UNS) Pranoto, Hartiwiningsih (Dosen Fakultas Hukum UNS) Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Christine Widyawati (Mahasiswa S2 Program MKN UNS) Pranoto, Hartiwiningsih (Dosen Fakultas Hukum UNS) Abstract"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN MELALUI

PENGADILAN NEGERI DENGAN PARATE EKSEKUSI HAK

TANGGUNGAN MELALUI KANTOR KEKAYAAN NEGARA DAN

LELANG DI SURAKARTA

Christine Widyawati

Email: christine_widya99@yahoo.co.id (Mahasiswa S2 Program MKN UNS)

Pranoto, Hartiwiningsih (Dosen Fakultas Hukum UNS)

Abstract

The purpose of article is to know the advantages and disadvantages execution guarantee rights through give advice that is ideally used.The research methods is qualitative research, the nature of the research is descriptive, the research approach is empirical juridical, types of research data is primary and secondary data, source of research data is the primary legal materials, secondary law, and tertiary legal materials, data analysis techniques used are qualitative.Research obtained regarding the dischange of objects encumbrance when execution guarantee rights through court is the authority of the court,it is quite an institution that is the district court either request execution encumbrance until the emptying of objects auction encumbrance. Dischange encumbrance object which is done through execution parate if debtor does not want to empty the object of auction, must be submitted to the chairman of the court. Althought execution guarantee rights through the district court.For the realization the principle of legal protection for creditors when the debtor defaults, it is expected to use execution based parate execution referred to in Article 6 UUHT. The goal to accelerate the repayment of receivable creditor in refund loan.

Keywords

auction of state assets.

Abstrak

Negeri dan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan parate

penelitian bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, tehnik pengumpulan data studi kepustakaan dan wawancara, model dan tehnik analisis analisis data kualitatif. Hasil penelitian mengenai

parate

(2)

perlindungan hukum bagi kreditor dana manakala debitor wanprestasi, maka diharapkan menggunakan eksekusi berdasarkan parate eksekusi

piutang kreditor dalam pengembalian dana pinjaman sehingga berguna untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Kata kunci Parate

terhadap kreditor-kreditor lain.

memberi kedudukan kepada pemegang sebagai

(preferen). Seperti kita ketahui dalam KUH Perdata, kreditor dibedakan antara kreditor konkuren dan kreditor preferen.

telah dibuat suatu perjanjian antara debitor dan

Kantor Pertanahan. Suatu keadaan dimana debitor

ia telah ditegur, maka pelaksanaan eksekusi dapat

debitor cidera janji, maka berdasarkan : A. Pendahuluan

Berdasarkan pasal 8 Undang-Undang Nomor

disebut UU Perbankan), disebutkan bahwa

tersebut memuat ketentuan bahwa bank harus

kemampuan, modal, agunan dan praktik usaha dari

Bertitik tolak dari penjelasan Pasal 8 UU Perbankan tersebut diatas maka apabila debitor

dapat berjalan semudah itu, karena debitor sendiri

masing-masing pihak, baik debitor maupun kreditor

tanah sebagaimana tersebut dalam

(3)

dalam peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak

dengan demikian itu dapat diperoleh harga tertinggi

b. Parate

apabila debitor cidera janji, pemegang Hak

atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan u mum ser ta men g amb il p elun asan

jo

Negara dan Lelang (KPKNL) Surakarta

Seh ing ga pen ulis p erlu memb ahas secara mendalam perbandingan eksekusi Hak

parate

memperjelas jawaban terhadap permasalahan.

B. Metode Penelitian

mencapai tujuan adalah jenis penelitian kualitatif, sifat penelitian adalah deskriptif analitis, pendekatan

penelitian adalah data primer dan data sekunder, sumber data penelitian adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, tehnik pengumpulan data melalui studi kepustakaan

induktif berkelanjutan, setelah data benar-benar terkumpul lengkap diambil kesimpulan akhir.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

adalah suatu putusan pengadilan dikatakan

“condemnatoir”, sedangkan declaratoir dan constitutive tidak memerlukan sarana-sarana

Sebagaimana termuat dalam Buku II Mahkamah

dalam hal lelang telah diperintahkan oleh Ketua

ditangguhkan oleh Ketua Pengadilan Negeri dan tidak dapat ditangguhkan dengan alasan apapun oleh

kan oleh Ketua Pengadilan Negeri, dan dilaksanakan oleh Kantor Lelang Negara,adalah dalam rangka eksekusi, dan bukan merupakan putusan dari Kantor

:

dalam Buku II Mahkamah Agung tentang Pedoman

(4)

atas barang-barang tetap berpindah kepada pihak

pelunasan itu ia akan menerima tanda bukti tertulis

bertugas memberitahukan untuk, bila perlu dengan

mengosongkan barang itu.

dibantu oleh Panitera Pengadilan Negeri atau

atau bila orang semacam itu tidak ada, oleh seorang Kepala Desa Indonesia atau pegawai Indonesia

dikuasakan.

Sehingga apabila debitor tidak bersedia untuk

dieksekusi/dilelang itu secara kosong, maka debitor,

apabila perlu, dengan bantuan Polisi, dari tanah dan diajukan pemenang lelang. Hal ini tidak berlaku

membeli atau memperoleh tanah dan bangunan

jaminan atau sita eksekutorial, tidak dapat serta merta dikeluarkan dari tanah/ tanah bangunan

mereka, pembeli lelang harus menempuh jalan damai dengan mereka, atau mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri melalui prosedur biasa. Menurut analisa penulis mengenai pengosongan

menjadi kewenangan di Pengadilan Negeri, sehingga

Pegadilan Negeri.

dengan bantuan Kantor Lelang Negara di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri, Kepala Kantor

eksekusi, atau tidak ada kekuatan eksekutorial.

Pengadilan Negeri. Sedangkan Kepala Kepala Kantor

debitor tidak kooperatif dalam hasil pelelangan

Lelang (KPKNL) tidak bisa berbuat lebih. Dan ini

Negeri.

dibatalkan. Dalam hal telah terdapat kecurangan atau pelanggaran telah dilaksanakan secara ceroboh

pelelangan tersebut dapat dibatalkan melalui suatu

Jadi dapat disimpulkan, bahwa putusan pengadilan ini adalah merupakan tindak lanjut dari

dalam suatu perkara sebagaimana tercantum dalam

kreditor dari debitor. Sehingga tidak dimungkinkan

kertas saja, namun benar-benar mendapatkan hak

dan tahapan mulai permohonan eksekusi Hak

lelang merupakan kewenangan Pengadilan Negeri,

Negeri.

melalui Pengadilan Negeri Surakarta adalah

(5)

eksekusi memerlukan bantuan aparat negara.

untuk pelaksanaan eksekusi juga tidak singkat. Ketua Pengadilan Negeri Surakarta, tidak langsung

pengumuman di media, walaupun hal ini Kepala

(KPKNL) Surakarta juga terlibat dalam melakukan

utang kreditor dari debitor menjadi tertunda. Berdasarkan uraian nara sumber diatas, menurut analisa penulis pelaksanaan eksekusi Hak

dalam memperoleh pelunasan dari hasil eksekusi harus menunggu proses pelaksanaan eksekusi Pengadilan Negeri Surakarta selesai, sehingga

utang dari debitor harus sesegera mungkin. Kelebihan Parate

(KPKNL) Surakarta adalah berdasarkan Pasal

pelelangan umum serta mengambil pelunasan

cenderung lebih mudah dari pada pertolongan hakim juncto

ekskusi dari Ketua Pengadilan Negeri

melalui pelelangan umum. Kreditor pemegang Hak

parate eksekusi Hak

melalui Pengadilan Negeri, sehingga dari segi

lebih cepat menerima pelunasan dari debitor dari

pelelangan umum. Inilah kelebihan parate eksekusi

Kekurangan Parate

(KPKNL) Surakarta adalah mengenai pengosongan

parate

eksekusi pengosongan harus diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri. Sehingga walaupun

belum dikosongkan kewenangan tetap berada pada

dilakukan oleh kreditor sendiri melalui kantor lelang, apabila terlelang tidak mau mengosongkan objek

diajukan gugatan, karena pelelangan tersebut diatas bukan lelang eksekusi melainkan lelang sukarela.

D. Kesimpulan

K e le b ih a n p el ak sa n aa n ek s ek u si H ak

menjadi kewenangan di Pengadilan Negeri, sehingga

(6)

Surakarta kurang efisien. Dikarenakan kreditor dalam memperoleh pelunasan dari hasil eksekusi harus menunggu proses pelaksanaan eksekusi Pengadilan Negeri Surakarta selesai, karena pada

lama. Padahal kreditor dalam mendapatkan pelunasan utang dari debitor harus sesegera mungkin.

Kelebihan Parate

Lelang (KPKNL) Surakarta adalah berdasarkan Pasal

pelaksanaan parate

singkat apabila dibandingkan dengan pelaksaaan

tingkat pertama lebih cepat menerima pelunasan dari melalui pelelangan umum.

Kekurangan Parate

(KPKNL) Surakarta adalah mengenai pengosongan parate

eksekusi pengosongan dapat harus diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri. Sehingga walaupun

E. Saran

bagi kreditor dalam hal ini pihak bank sebagai

diharapkan menggunakan eksekusi berdasarkan parate eksekusi

pelunasan piutang kreditor, dalam pengembalian dana pinjaman tersebut sehingga berguna untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Daftar Pustaka Buku :

Tentang Melaksanakan Putusan Hakim Perdata. Bandung : Alumni

Hukum Agraria Indonesia, S eja rah P embe ntuka n UU PA I si da n Pelaksanaannya jld. 1 Hukum Tanah nasional . Jakarta: Djambatan

Tinjauan Yuridis Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Dalam Kaitannya Dengan Pemberian Kredit Oleh Perbankan. Harvavindo

Parate Executie Obyek Hak Tanggungan

Parate Eksekusi Sebagai Sarana mengatasi Kredit Macet

Hukum Jaminan Edisi revisi dengan UUHT. Semarang : Fakultas Hukum UNDIP

Materi Dasar Hukum Acara Perdata

Jurnal:

Jurnal Hukum Bisnis .

(7)

Disertasi. Program Doktor. Semarang : Ilmu Hukum UNDIP

Banks Peformance in Nigeria A Panel Model Australian Journal of Business and Management Research

. International Research Journal of Finance and Economics.

Makalah pada Seminar Lembaga Kajian Hukum Bisnis. Fakultas Hukum–USU

Peraturan perundang-undangan :

Staatsblad BW (Burgelijk

Wetboek voor Indonesie) atau Kitab Undang – Undang Hukum Perdata

Staatsblad HIR

(Herzien Inlandsch Reglement)

Staatsblad RBg (

Rechtsreglement voor de Buitengenwesten ) Jawa dan Madura )

Referensi

Dokumen terkait

Hasil observasi dapat disimpulkan bahwa penyaluran hibah dan bantuan sosial kemasyarakatan sudah terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya

Instrumen tes literasi sains yang dikembangkan berupa tes pilihan ganda dalam bentuk wacana sains yang mengacu pada indikator tingkatan literasi sains PISA (level 1-5) materi tekanan

H1 Merupakan jumlah untung yang diperoleh selepas mengambil kira belanja dan hasil yang berkaitan dengan aktiviti utama perniagaan. H2 Untung kasar = Jualan bersih – kos jualan

Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang habis dipakai dalam sekali proses produksi, seperti biaya sarana produksi pertanian (bibit, pupuk, pestisida,

Penelitian ini bertujuan untuk meramalkan hasil produksi padi ladang menggunakan metode dekomposisi multiplikatif rata-rata bergerak, dan menentukan ukuran akurasi peramalan

Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam dunia percetakan, mungkin tidak penting untuk menghafalnya tapi ada baiknya bila mengetahui bisa jadi suatu hari anda berurusan

Pada tahap ini, analisis produk terdiri dari dua kegiatan yaitu studi kepustakaan dan survei lapangan. Kegiatan studi kepustakaan dilakukan dengan berkunjung ke

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi