• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

29

3.1 Paradigma

Foto jurnalistik sangat penting dalam menunjang pemberitaan dalam sebuah situs media online maupun surat kabar dan media lainnya. Seorang fotografer mempunyai insting dalam menentukan pengambilan gambar agar foto itu berbicara walaupun tanpa teks foto.

Pada foto Joko Widodo di hari pertama jelang kampanye legeslatif PDIP di Jakarta, Minggu 16 Maret 2014. Terlihat Fotografer mengabadikan suasan keramaian para simpatisan PDIP menyalami sosok Joko Widodo dan para caleg yang hadir bersama. Penulis melihat sang fotografer seolah ingin memperlihatkan keakraban antara Joko Widodo dan pendukungnya, begitu pula dilihat dari komposisi dan sudut pengambilan gambar (angle) lebar (wide) menjadi sebuah gambar foto berita yang menarik.

Penulis menilai foto kampanye Joko Widodo yang diabadikan oleh fotografer Rakyat Merdeka online dan situs Tempo.co memenuhi unsur foto jurnalistik, karena memberi pesan kepada pembaca dengan dibantu teks foto (caption foto). Foto tersebut mampu bercerita tentang kondisi kampanye yang dihadiri oleh Joko Widodo yang juga menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Secara sudut pandang foto jurnalistik, penulis melihat dari kumpulan massa PDIP yang menyalami Joko Widodo dan caleg PDIP mengandung unsur

(2)

pemberitaan yang menarik untuk ditampilkan pada kedua situs tersebut. Dalam hal ini penulis juga menggunakan paradigma konstruktivisme dalam penelitian.

Paradigma konstruktivisme menolak pandangan positivisme yang memisahkan subjek teori dengan objek komunikasi. Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstrutivisme justru menganggap subjek (komunikan/decoder) sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosial.

Ada beberapa teori yang terdapat dalam ruang lingkup paradigma konstruktivisme ini, diantaranya yaitu Teori Kegunaan dan Kepuasan (Uses And Grafications Theory) dan Teori Interaksionisme Simbolik.

1. Teori Kegunaan dan Kepuasan

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan (Uses And Grafications Theory) pada awalnya muncul di tahun 1940 dan mengalami kepunculan kembali dan penguatan di tahun 1970 dan 1980an. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Helihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut.

Dengan kata lain media, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik didalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya pengguna media

(3)

Misalnya, seseorang merupakan sekelompok konsumen aktif yang secara sadar menggunakan media dengan memilih media yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya dalam hal informasi atau hal lainnya, baik personal maupun sosial yang diubah menjadi motif-motif tertentu.

2. Teori Interaksionisme Simbolik

Teori Interaksionisme Simbolik dikenalkan oleh George Herbert Mead (1863-1931). Teori interaksionisme simbolik mulai berkembang pada perkembangan pada abad ke 20. Teori interaksionisme simbolik (symbolic interactionism) adalah pendekatan teroritis dalam memahami hubungan antara manusia dan masyarakat. Ide dasar teori interaksionisme simbolik adalah bahwa tindakan interaksi manusia hanya dipahami melalui pertukaran simbol atau komunikasi yang sarat makna.

Teori interaksionimse simbolik beranggapan bahwa khalayak adalah produk sosial. Teori ini mempunyai metologi yang khusus, karena interaksionisme melihat makna sabagai bagian fundamental dalam interaksi masyarakat. Dalam penelitian mengenai interaksi dalam masyarakat tersebut, interaksionisme simbolik cenderung menggunakan metode kualitatif dibanding metode kuantitaf. 14

3.2 Metode Penelitian

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian semiotika menurut Charles Sander Peirce. Teori dari Peirce seringkali disebut sebagai 'grand

14

http://terinspirasikomunikasi.blogspot.com/2012/12/paradigma-positivisme-konstruktivisme.html.

(4)

theory' dalam semiotika-gagasan Peirce bersifat menyeluruh, deskripsi strutural dari semua sistem penandaan.15

Semiotika adalah disiplin khusus yang memiliki metode dan objeknya sendiri; ataukah semiotika itu adalah(b) sebuah bidang kajian yang terdiri dari berbagai studi dan oleh karena itu merupakan repertoar berbagai minat yang tidak padu secara keseluruhan. Jika semiotika adalah sebuah bidang kajian, maka studi-studi semiotis dapat dijustifikasi lewat keberadaannya masing-masing: dengan demikian, adalah mungkin mendefinisikan semiotika secara induktif dangan menyimpulkan dari bidang kajian studi-studi tadi serangkaian kecenderungan utama dan sebuah model yang padu. Sebaliknya jika, semiotika adalah sebuah disiplin, maka peneliti harus mengusulkan secara dedukatif sebuah model semiotis yang akan berfungsi sebagai parameter untuk mengikutkan berbagai macam studi ke dalam bidang kajian semiotika atau untuk menyisihkan mereka keluar bidang tersebut.16

Menurut Arthur Asa Berger, semiotika adalah ilmu yang sangat rumit. Ia memiliki termiologinya sendiri. Dan agar menjadi semiotisi, Anda akan harus mempelajari sesuatu dari bahasa ini. Sehingga anda akan mendapatkan diri anda berhubungan dengan istilah-istilah semacam penanda dan yang ditandakan (konsep), kode-kode, ikon-ikon, dan indeks-indeks.17

15

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Edisi 2. Mitra Wacana Media. 2013. Hal 17.

16 Umberto Eco, Teori Semiotika Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori produksi-

Tanda. Kreasi Wacana. 2011. Hal 7,8.

17

Arthur Asa Berger, Pengantar Semiotika Tanda-Tanda Dalam kebudayaan Kontemporer, Tiara Wacana. 2010. Hal viii.

(5)

Metode penelitian kualitatif sacara luas telah digunakan dalam berbagai penelitian sosial termasuk sosiologi. Terdapat beberapa kesimpangan dalam memahami metode kualitatif yang seringkali dianggap sebagai pelengkap dari metode kuantitatif.

Sementara metode kualitatif dipengaruhi oleh paradigma naturalistik-interpretatif Weberian, perspektif post-positivistik kelompok teori kritis serta post-modernisme seperti dikembangkan oleh Baudrillard, Lyotard, dan Derrida (Cresswell, 1994). "Gaya" penelitian kualitatif berusaha mengontruksi realitas dan memahami maknanya. Sehingga, penelitian kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas. Memang dalam penelitian kualitatif kehadiran nilai peneliti bersifat eksplisit dalam situasi yang terbatas, melibatkan subjek dengan jumlah relatif sedikit. Dengan demikian, hal yang umum dilakukan ia berkutat dengan analisa tematik. Peneliti kualitatif biasannya terlibat interaksi dengan realitas yang ditelitinya.18

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Data Primer

Data yang dikumpulkan penulis sebagai bahan yang akan diteliti adalah tampilan foto kampanye PDIP di situs Rakyat Merdeka Online dan situs Tempo.co edisi Minggu 16 Maret 2014. Foto-foto yang ditampilkan kedua situs tersebut akan menjadi dokumen yang diteliti penulis.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, dokumen yang dimaksud di atas adalah keseluruhan sampel yang akan dianalisi oleh penulis, yakni foto berita

18

(6)

yang terdapat pada edisi Minggu 16 Maret 2014 di situs Rakyat Merdeka Online dan situs Tempo.co.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan penulis mengambil dari puluhan buku yang di ambil dari buku-buku komunikasi dan fotografi milik pribadi, perpustakaan ditambah dari beberapa internet sebagai penambah data yang akan diteliti. Penulis banyak terbantu dari hasil kutipan beberapa buku sesuai tema yang akan diteliti.

3.4 Teknik Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan oleh penulis telah terkumpul, maka penulis beranjak pada proses menganalisis data tersebut :

Untuk mengakaji data-data tersebut, penulis mengunakan analisis semiotik, yaitu menginterpretasikan tanda-tanda yang timbul dari data-data (objek foto) yang telah terkumpul. Caranya yakni dengan mengikuti tahapan sebagai berikut :

1. Penulis mengambil foto berita di situs Rakyat Merdeka online dan situs Temp.co dengan sampel yang telah ditentukan, yakni foto berita berhubungan dengan kampanye perdananya Joko Widodo di kampanye PDIP.

(7)

Gambar 7 Kerangka Berfikir Semoitika Peirce19

Teori dari Peirce seringkali disebut sebagai 'grand theory' dalam semiotika. Mengapa begitu? Ini lebih disebabkan karena gagasan Peirce bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan. Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggambungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Sebuah tanda atau representamen menurut Charles S Peirce adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu ---oleh Peirce disebut interpretant dinamakan sebagai interpretan dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan mengacu pada Objek tertentu. Dengan demikian menurut Peirce, sebuah tanda atau representamen memiliki relasi 'triadik' langsung dengan interpretan dan objeknya. Apa yang dimaksud dengan proses 'semiosis' merupakan suatu proses yang memadukan entitas (berupa representamen) dengan

19

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Edisi 2. Mitra Wacana Media. 2013. Hal 17.

(8)

entitas lain yang disebut sebagai objek. Proses ini oleh Peirce disebut sebagai signifikasi.

Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Peirce terhadap tanda memiliki kekhasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Peirce membedakan tipe-tipe tanda menjadi : Ikon (icon), Indeks (index) dan Simbol (symbol) yang didasarkan atas relasi di antara representamen dan objeknya.

(1) Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan 'rupa' sehingga tanda itu mudah dikenal oleh para pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. Contohnya sebagai besar rambu lalu lintas merupakan tanda yang ikonik karena 'menggambarkan' bentuk yang memiliki kesamaan dengan objek yang sebenarnya.

(2) Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Contoh jejak telapak kaki di atas permukaan tanah, misalnya, merupakan indeks dari seseorang atau binatang yang telah lewat disana, ketukan pintu merupakan indeks dari kehadiran seorang 'tamu' di rumah kita.

(3) Simbol, merupakan jenis tanda yang bersifat abriter dan konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tanda-tanda kebahasaan pada umumnya adalah simbol-simbol. Tak sedikit dari rambu lalu

(9)

lintas yang bersifat simbolik. Salah satu contohnya adalah rambu lalu lintas yang sangat sederhana ini.20

Gambar 8 Tanda Rambu Lalu Lintas

Tabel 1 : Jenis Tanda dan Cara Kerjanya

Jenis Tanda Ditandai dengan Contoh Proses Kerja Ikon - Persamaan

(kesamaan) - kemiripan

- Gambar, foto, dan patung

- Dilihat

Indeks - Hubungan sebab akibat

- keterkaitan

- Asap ----api - Gejala ----penyakit

- Diperkirakan

Simbol - Konvensi atau - Kesepakatan sosial

- Kata-kata - isyarat

- Dipelajari

3. Hasil dari analisi tersebut dijadikan kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap masalah pokok penelitian.

20

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Edisi 2. Mitra Wacana Media. 2013. Hal 17,18.

Gambar

Gambar 7 Kerangka Berfikir Semoitika Peirce 19
Gambar 8 Tanda Rambu Lalu Lintas

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diukur adalah Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC) dari ekstrak etanol batang kayu manis pada koloni

a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, produk, dan sumber daya manusia. b) Pengelolaan Lingkungan

Berdasarkan Grafik 4 diatas untuk debit air yang terbuang ini dapat kita ketahui dengan menghitung terlebih dahulu debit input air yang masuk dalam pompa

Secara ilustrasi, dengan diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelian beras berlabel, maka dapat disusun strategi bauran pemasaran yang terdiri dari

Hasil dari penelitian ini terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) dampak keberadaan hiburan malam (band) terhadap perilaku remaja baik berdampak positif maupun negatif, (2) faktor

Kamu sudah mengenal bahan dan alat yang digunakan untuk membuat kerajinan sendok/garpu dari bahan kayu.. Guru akan melanjutkan membimbing kamu proses

Dari pengujian ini didapatkan kesimpulan bahwa semakin besar frame size video dari sistem maka sistem tersebut akan semakin peka terhadap gerakan, namun semakin besar frame

Hal ini terlihat dari nilai signifikansi F hitung sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, sehingga yang menyatakan kemudahan perawatan, keiritan bahan bakar, dan