• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoadmojo ,2003). Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu.

Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung turut memperkaya hidup kita

2.1.2 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

a. Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) dan error (gagal atau

(2)

b. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan.

Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris, ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

d. Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

(3)

e. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metodo logi penelitian ilmiah.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan a. Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.

b. Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

c. Kepercayaan

Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang memerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan atau tanpa pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama (Notoadmojo, 2005).

(4)

2.1.4 Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) ( Notoadmojo, 2005) yang berjenjang sebagai berikut:

a. Tahu (Knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali

(recall of facts))

b. Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

c. Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

d. Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.

(5)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu. f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan meyeluruh tentang hal yang sedang dinilai.

2.2 Sikap

2.2.1 Pengertian

Sikap adalah reaksi respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap adalah tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang diketahuinya. Jadi sikap tidak bisa langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka (Notoadmojo, 2003).

2.2.2 Tingkatan Sikap 1. Menerima (Receiving)

Diartikan orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon ( Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi atau sikap.

(6)

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

2.3 Partisipasi Suami Dalam Asuhan Kehamilan 2.3.1 Pengertian

Partisipasi dalam kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi terutama dalam pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan anak, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, istri dan keluarganya. Asuhan Kehamilan merupakan salah satu bentuk dari upaya pemeliharaan reproduksi .

2.3.2 Bentuk Partisipasi Pria dalam kesehatan reproduksi dalam kesehatan ibu, bayi dan anak

Partisispasi suami yang dapat dilakukan antara lain meliputi:

1. Membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan istri yang sedang hamil

a. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri.

b. Mengajak dan mengantar istri untuk memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat minimal 4 kali selama kehamilan.

c. Memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia gizi dan memperoleh istirahat yang cukup.

d. Mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan seperti darah tinggi, kaki bengkak, perdarahan, keracunan dalam kehamilan, infeksi. e. Menyiapkan biaya melahirkan dan biaya transportasi.

(7)

f. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap sedini mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan kehamilan dan kesehatan janin misalnya perdarahan.

g. Menentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah masing-masing.

2. Merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan

Peran suami dalam merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan meliputi:

a. Menentukan tempat dan penolong persalinan.

b. Menginformasikan keluhan kehamilan istri kepada petugas kesehatan. c. Menginformasikan riwayat kehamilan istri.

d. Mengetahui tanda-tanda istri yang akan melahirkan seperti keluarnya cairan bening dari vagina dan mulas di daerah perut.

e. Mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh istri menjelang persalinan.

f. Mengetahui bagaimana mencegah tetanus pada bayi, yaitu ibu hamil diberikan imunisasi TT dua kali selama kehamilan.

g. Mendukung upaya rujukan paska persalinan bila diperlukan. 3. Menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis

Partisipasi pria yang diperlukan oleh istri pada saat hamil antara lain suami harus dapat menghindari 3 T (terlambat) yaitu : terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat mendapat pertolongan medis. Sehingga suami hendaknya waspada dan bertindak jika melihat tanda-tanda bahaya kehamilan. Untuk menghindari kematian istri

(8)

yang disebabkan oleh komplikasi akibat kehamilan (perdarahan, infeksi), maka partisipasi suami yang sangat diharapkan yang dapat diwujudkan dalam bentuk suami SIAGA yaitu:

a. Siap, suami hendaknya waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan.

b. Antar, suami hendaknya merencanakan angkutan dan menyediakan donor darah jika diperlukan.

c. Jaga, suami hendaknya mendampingi istri selama proses dan selesai persalinan.

4. Membantu perawatan ibu dan bayi setelah persalinan

Agar ibu dan bayinya sehat, maka setelah melahirkan perlu mendapat perhatian khusus dari suami maupun keluarganya. Bayi dan ibu sehat maka angka kematian ibu maupun bayi dapat dihindarkan, sehingga berdampak pada penurunan AKI dan AKB

Partisipasi suami dalam hal ini antara lain: a. Mengetahui apa yang disebut masa nifas.

b. Mengingatkan dan mendorong istri agar memberikan ASI yang pertama (kolostrum) kepada sang bayi.

c. Menemani istri untuk membawa bayinya mendapatkan imunisasi. 2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Suami

Menurut Cholill et all (1998) beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi suami dalam perlindungan kesehatan reproduksi istri (ibu) adalah:

(9)

a. Budaya

Diberbagai wilayah Indonesia terutama didalam masyarakat yang masih tradisional (patrilineal) menganggap bahwa kaum pria tidak sederajat dengan kaum wanita, dan wanita hanyalah bertugas untuk melayani kebutuhan dan keinginan suami saja. Anggapan seperti ini mempengaruhi perlakuan suami terhadap kesehatan reproduksi istri, misal: kualitas dan kuantitas makanan yang lebih baik dibanding istri maupun anak karena menganggap suamilah yang mencari nafkah dan sebagai kepala rumah tangga sehingga asupan zat gizi mikro untuk istri kurang, suami tidak empati atau peduli dengan keadaan ibu yang sedang hamil maupun menyusui anak dan lain-lain.

Beberapa cara merubah budaya di atas antara lain:

1. Persepsi mengenai kesetaraan gender perlu diberikan dan disosialisasikan sejak dini melalui kegiatan formal (sekolah) maupun non formal (kelompok masyarakat), dan diaplikasikan ke dalam praktek kehidupan sehari-hari.

2. Penyuluhan pada sarana maupun tempat dimana pria sering berkumpul dan berinteraksi (misalnya tempat kerja. Club, tukang cukur, dll)

3. Berikan informasi sesering mungkin dengan stimulus yang menarik perhatian.

4. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih mempunyai perasaan malu dan sungkan kepada lingkungan sekitar, oleh karena itu pada pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) perlu dipikirkan sesuatu atau kegiatan yang dapat memotivasi kepala keluarga untuk segera merealisasikan kepeduliannya kepada istri.

(10)

b. Pendapatan

Pada masyarakat kebanyakan, 75%-100% penghasilannya dipergunakan untuk membiayai keperluan hidupnya bahkan banyak keluarga yang setiap bulan bersaldo rendah. Sehingga pada akhirnya ibu hamil tidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan karena tidak mempunyai kemampuan untuk membayar. Secara konkrit dapat dikemukakan bahwa pemberdayaan suami perlu dikaitkan dengan pemberdayaan ekonomi keluarga sehingga kepala keluarga tidak mempunyai alasan untuk tidak memperhatikan kesehatan istrinya karena permasalahan keuangan.

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah pengetahuan suami maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya semakin berkurang sehingga suami akan kesulitan mengambil keputusan secara efektif. Akhirnya, pandangan baru yang perlu diperkenalkan dan lebih dispesialisasikan kembali untuk memberdayakan kaum suami mendasarkan pada pengertian bahwa:

1. Suami memainkan peranan yang sangat penting, terutama dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan kesehatan reproduksi pasangannya

2. Suami sangat berkepentingan terhadap kesehatan reproduksi pasangannya 3. Saling pengertian serta kesetimbangan peranan antara kedua pasangan

dapat membantu meningkatkan perilaku yang kondusif terhadap peningkatan kesehatan reproduksi

(11)

4. Pasangan yang selalu berkomunikasi tentang perencanaan keluarga maupun kesehatan reproduksi yang satu dengan yang lainnya akan mendapatkan keputusan yang lebih efektif dan lebih baik.

Begitu pentingnya partisipasi suami dalam asuhan kehamilan, namun keadaan ini masih merupakan keadaan kecil di masyarakat Indonesia.

2.4 Konsep Kehamilan 2.4.1 Pengertian

Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Winkjosastro, 2002).

2.4.2 Tanda dan Gejala Kehamilan a. Tanda presumtif:

1. Amenorhea 2. Mual dan muntah

3. Mengidam (ingin makanan khusus) 4. Tidak tahan suatu bau-bauan

5. Pingsan bila berada di tempat ramai

6. Tidak ada selera makan biasanya trimester pertama 7. Lelah (fatigue)

8. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri 9. Miksi sering

10. Konstipasi/obstipasi

(12)

b. Tanda-tanda kemungkinan hamil 1.Perut membesar

2.Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi rahim

3.Tanda hegar 4.Tanda Chadwick 5.Tanda Piscaseck

6.Kontraksi kecil uterus bila dirangsang

7.Terba Ballotement

8.Reaksi kehamilan positif

c. Tanda Pasti kehamilan (tanda positif)

1. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasakan atau diraba, juga bagian-bagian janin.

2. Denyut jantung janin

- didengar dengan stetoskop monoral - dicatat dan didengar dengan alat dopler - dicatat dengan feto-elektro kardiogram - dilihat pada ultrasonografi

3. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen 2.4.3 Perubahan Selama Kehamilan

Proses Kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi.

(13)

Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk perubahan fisiologi dan psikologis dalam kehamilan seperti:

a. Perubahan-perubahan fisiologis dalam kehamilan menurut (PUSDIKNAS-WHO-JHPIEGO, 2003) meliputi:

1. Pertumbuhan dan perkembangan janin serta perubahan-perubahan maternal a. Minggu 0

Perkembangan janin

Sperma membuahi ovum, yang kemudian membagi dan masuk kedalam uterus menempel sekitar hari ke 11.

b. Minggu ke 4/ bulan ke- 1 Perkembangan janin

Dari dioskus embrionik, bagian tubuh pertama muncul yang kemudian akan menjadi tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah, dan saluran pencernaan terbentuk, embrio kurang dari 0,64 cm.

Perubahan Matrenal

Ibu terlambat menstruasi, payudara menjadi nyeri dan membesar. Kelelahan yang kronik(menetap) dan sering kencing mulai terjadi dan berlangsung selama 3 bulan berikutnya. HCG ada di dalam urin dan serum 9 hari setelah konsepsi.

c. Minggu ke-8/ bulan ke- 2 Perkembangan janin

Perkembangan cepat. Jantung mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk dengan baik. Raut muka dan bagian utama otak dapat dilihat. Telinga terbentuk dari lipatan kulit. Tulang dan otot yang kecil terbentuk di bawah kulit yang tipis.

(14)

Mual muntah (moorning sickness) mungkin terjadi sampai usia janin 12 minggu. Uterus berubah dari bentuk pear menjadi globular. Tanda-tanda goodel’s dan hegaar muncul. Serviks fleksi. Leukorhea meningkat. Ibu mungkin terkejut atau senang dengan kehamilannya. Penambahan berat badan belum terlihat nyata. d. Minggu ke-12/ bulan ke- 3

Perkembangan janin

Embrio menjadi janin. Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound. Diperkirakan lebih berbentuk manusia karena tubuh berkembang. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke-12. Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine.

Perubahan maternal

Tanda chadwik. Uterus naik diatas simpisis pubis. Kontraksi Brakston hicks mulai dan mungkin terus berlangsung selama kehamilan. Potensial untuk menderita infeksi saluran kencing meningkat dan ada selama kehamilan, kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg selama trimester pertama. Plasenta sekarang berfungsi penuh dan memproduksi hormon.

e. Minggu ke-16/ bulan ke-4 Perkembangan janin

Sistem muskuloskletal sudah matang, system saraf mulai melaksanakan kontrol. Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang dengan aktif. Semua organ mulai tumbuh dan berkembang. Berat janin sekitar 0,2 kg. Denyut jantung janin dapat didengar dopler. Pankreas memproduksi insulin

(15)

Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat. Berat ibu bertambah 0,4-0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan. Mungkin mempunyai lebih banyak energi. Diameter biparietal dapat diukur dengan ultrasound. Sekresi vagina meningkat (tetapi normal) jika tidak gatal, iritasi atau berbau busuk. Pakaian-pakaian ibu menjadi ketat. Tekanan pada kandung kemih dan sering kencing berkurang.

f. Minggu ke-20/ bulan ke-6 Perkembangan Janin

Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. alis, bulu mata dan rambut terbentuk. Janin mengembangkan jadwal yang teratur untuk tidur,. menelan dan menendang.

Perubahan maternal

Fundus mencapai pusat. payudara mulai sekresi kolostrum. Kantung ketuban menampung 400 ml cairan. Rasa akan pingsan dan pusing mungkin akan terjadi, terutama bila posisi berubah secara mendadak. Varises pembuluh darah mungkin akan terjadi. Ibu mulai merasakan gerakan janin. Areola bertambah gelap hidung tersumbat mungkin terjadi, kram pada kaki mungkin ada, konstipasi mungkin dialami.

g. Minggu ke 24/ bulan ke-6 Perubahan Janin

Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang meningkat aktifitasnya. Perkembangan pernafasan dimulai. Berat janin 0,7-0,8 kg.

(16)

Perubahan maternal

Fundus di atas pusat. Sakit punggung dan keram pada kaki mungkin mulai terjadi. Perubahan kulit bisa berupa striae gravidarum, cloasma, linea nigra, dan jerawat. Mimisan dapat terjadi, dan mungkin mengalami gatal-gatal pada abdomen.

h. Minggu ke-28/ bulan ke-7 Perkembangan janin

Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. Surfactant terbentuk dalam paru, mata mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.

Perubahan maternal

Fundus berada di pertengahan antara pusat dan processus xypodeus.

Hemorhoid mungkin terjadi, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Mungkin lelah menjalani kehamilan dan ingin sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam perut mungkin mulai terasa.

i. Minggu ke-32/ bulan ke-8 Perkembangan janin

Simpanan lemak berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm, mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor.

Perubahan maternal

Fundus mencapai Procesus xypoideus, payudara penuh dan nyeri tekan. Sering kencing mungkin kembali terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur mungkin terjadi, mungkin juga mengalami deapsnea.

(17)

j. Minggu ke-36/ bulan ke-9 Perkembangan janin

Seluruh uterus terisi dengan bayi sehingga ia tidak bisa berputar/bergerak banyak. Antibodi ibu ditransfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan tubuh bayi bekerja sendiri.

Perubahan Maternal

Penurunan bayi ke dalam pelvic/ panggul ibu (lightenig), plasenta hampir setebal waktu hamil 18 minggu dan beratnya 0,5-0,6 kg. ibu ingin sekali melahirkan bayi, mungkin mempunyai energi final yang meluap. Sakit punggung dan sering kencing meningkat. Braxton Hicks meningkat karena servik dan segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan.

b. Perubahan Perubahan Psikologis dalam Kehamilan 1. Trimester Pertama

Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih mayakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada dirinya akan selalu diperhatikan dengan seksama.

Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut mencederai bayinya.

(18)

2. Trimester Kedua

Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan keadaan hormone yang lebih tinggi dan merasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah mulai menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu mulai merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa yang tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.

3. Trimester Ketiga

Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang meningatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir kalau bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu sering kali takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

(19)

2.5 Asuhan Kehamilan 2.5.1 Pengertian

Asuhan Kehamilan atau sering disebut Antenatal Care (ANC) adalah asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum kelahiran (Pusdiknas, 2001)

Asuhan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Asuhan kehamilan ini diperlukan karena walaupun pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah (Saefuddin, 2002).

2.5.2 Tujuan Asuhan Kehamilan a. Tujuan

Menurut Saefuddin (2002), asuhan kehamilan atau yang disebut Ante Natal Care(ANC) bertujuan untuk:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

(20)

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian Asi Eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

2.5.3 Kebijakan dalam ANC

Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan segera setelah ibu merasa dirinya hamil. Pemeriksaan ini akan membantu persiapan dan cara merawat diri sendiri selama kehamilan. Pemeriksaan ini juga untuk memastikan bahwa semua masalah kesehatan yang timbul akan dirawat secara dini. Waktu yang paling tepat untuk bertemu dengan tenaga kesehatan untuk memastikan kehamilan ibu adalah 14 hari setelah tidak menstruasi atau antara 12 sampai 21 hari.

a. Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan (WHO)

1. Satu kali pada trimester I (sebelum 14 minggu)

2. Satu kali trimester II (antara ninggu ke 14-28 minggu)

3. Dua kali pada trimester III (antara minggu ke 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36)

Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (2009), standar pelayanan minimal ANC adalah 10 T yaitu:

1. Timbang berat badan ukur tinggi badan 2. Ukur Tekanan Darah

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) 4. Ukur tinggi fundus uteri

(21)

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrinning status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid

(TT) bila diperlukan

7. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan 8. Test Laboratorium (rutin dan Khusus)

9. Tata laksana kasus

10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

b. Kebijakan Teknis

Penatalaksanaan Ibu hamil menurut Saefuddin (2002) secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

1. Mengupayakan kehamilan yang sehat

2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan

3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman

4. Perencanaan antisipatif dan persiapan diri untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi

5. Pelaksanaan dan tempat pelaksanaan ANC

Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan, dan perawat yang sudah dilatih perawatan kehamilan.

6. Konseling dalam Kehamilan

Dalam memberikan pelayanan ANC, hendaknya pemberi pelayanan benar-benar bekerja sesuai standar yang telah ditetapkan.

(22)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam asuhan kehamilan secara umum adalah:

a. Nutrisi selama kehamilan

Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibunya. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus, perdarahan pasca persalinan. Sedangkan makan berlebihan, karena dianggap untuk 2 orang- ibu dan janin dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklampsia, janin besar.

b. Hygiene selama kehamilan

Hygiene umum meliputi pakaian yang sudah disesuaikan dengan perubahan postur tubuh yaitu pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut dan alas kaki yang aman yaitu memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi . Mandi untuk merangsang sirkulasi, menyegarkan, menghilangkan kotoran tubuh serta pemeliharaan gigi harus diperhatikan karena karies dan gingivitis dapat mengakibatkan komplikasi seperti sepsis.

c. Eliminasi

Sering berkemih merupakan hal yang umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan, karena rongga perut dipenuhi oleh uterus dan peningkatan sensitifitas kongesti darah. Konstipasi juga sering terjadi karena aksi hormonal yang mengurangi peristaltic usus dan pembesaran usus yang menahannya.

(23)

d. Perawatan payudara

Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah suspension, bukan menekan dari depan.

e. Hubungan seksual (Coitus)

Koitus tidak dihalangi kecuali bila ada sejarah: sejarah abortus/premature, perdarahan pervaginam, pada minggu terakhir kehamilan koitus harus berhati-hati, bila ketuban sudah pecah koitus dilarang.

f. Aktivitas dan istirahat

Wanita pekerja harus sering istirahat.Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.

g. Bahan berbahaya lainnya

Tembakau dan alkohol harus dihindari, karena dapat berakibat tidak baik untuk ibu dan janin

h. Dukungan sosial

Dalam hal ini dukungan dari suami, keluarga dan masyarakat sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan asuhan kehamilan.

(24)

2.6 Variabel yang Diteliti

Adapun variabel yang diteliti adalah:

Gambar 1. Variabel yang diteleti dalam penelitian Pengetahuan, Sikap dan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Tahun 2010

-

Pengetahuan suami tentang ANC - Sikap suami tentang ANC

Referensi

Dokumen terkait

Poster halaman sangat berguna untuk menginformasikan berbagai hal mengenai komik terkait pada pembaca, seperti volume komik yang akan hadir, volume komik yang

Dalam media cair yang berisi bulu ayam utuh, aktivitas keratinolitik ekstraseluler Bacillus licheniformis RG1 secara sinergis meningkat hampir tiga kalinya dengan

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang selalu penulis panjatkan atas nikmat, taufik dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Konversi ransum itik Alabio petelur tidak nyata dipengaruhi oleh interaksi antara faktor serat ransum (S) dengan faktor substitusi minyak (M), akan tetapi masing- masing

Hasil perbandingan dari beberapa fungsi-fungsi pada Sumber Daya Proyek yang tidak siap menjadi siap dengan menggunakan metode Analisis SWOT sebagai alat untuk

Hasil dari analisis univariat diperoleh bahwa sebagian besar jenis kelamin balita adalah perempuan, tingkat pengetahuan ibu adalah dalam kategori tidak baik, perilaku mencuci

Berdasarkan Gambar 11, daya tertinggi yang dapat dicapai dari pemodelan modul fotovoltaik sebelum pemasangan MPPT dengan variasi radiasi, suhu dan resistansi

Tabel 4.16 Proses Triangulasi dalam Perumusan Arahan Pengendalian Penggunaan Lahan Daerah Sekitar Sempadan Kali Surabaya Segmen 1