• Tidak ada hasil yang ditemukan

ḥ așalat bitarkībi ba ḍ ihā ma a ba ḍ in min i rābin wa binā`in wa mā yatba uhumā/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ḥ așalat bitarkībi ba ḍ ihā ma a ba ḍ in min i rābin wa binā`in wa mā yatba uhumā/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan suatu maksud atau keinginan kita kepada orang lain. Sebagaimana dikatakan Gulayaini (2005:7) :

/Al-lugatu: alfāzun yu’abbiru bihā kullu qawmin ‘an maqāșidihim/ “Bahasa adalah kata atau lafal yang digunakan oleh setiap kaum dalam menyampaikan maksud mereka”

Bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi, baik di negeri Arab khususnya di Timur Tengah maupun di dunia internasional. Bahasa Arab sebagai alat komunikasi merupakan bahasa yang sangat penting bagi umat Islam, karena bahasa Arab dipergunakan untuk memahami isi Al-Qur`an, hadis-hadis nabi, dan buku-buku bahasa Arab lainnya. Maka kita selayaknya dapat memahami bahasa Arab dengan benar, berkomunikasi dengan baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa Arab sebagaimana bahasa lainnya, tidak terlepas dari teori kebahasaan. Setiap orang yang ingin mempelajari dan mendalami suatu bahasa, tata bahasa merupakan hal yang sangat penting. Dalam tata bahasa dibicarakan mengenai susunan kata menjadi kalimat yang baik dan benar yang disebut dengan sintaksis, dan dalam bahasa Arab disebut Nahwu. Al-Hasyimi (tanpa tahun:6) menyatakan:

/An-Nahwu: Huwa qawā’idun yu’rafu bihā ahwālu awākhiri kalimāti ‘arabiyyati al-lati așalat bitarkībi ba’ḍihā ma’a ba’in min i’rābin wa binā`in wa mā yatba’uhumā/ “Ilmu Nahwu ialah kaidah-kaidah untuk mengetahui bentuk akhir kata dalam bahasa Arab

(2)

sehingga terhubung satu bagian dengan yang lainnya dari i’rab dan bina` dan yang mengikuti keduanya”

Secara garis besarnya ilmu Nahwu membahas tentang perubahan harkat pada setiap akhir kata yang disebut /i’rāb/. Gulayaini (2005:15) menjelaskan tentang i’rab sebagai berikut:

/I’rābun:Aśarun yuhdiśuhu al-‘āmilu fi akhiri al-kalimāti fa yakūnu ākhiruhā marfu’an aw manșuban aw majruran aw majzuman/ “I’rab adalah keadaan yang dipengaruhi oleh ‘amil pada akhir (harkat akhir) kata sehingga kata tersebut menjadi marfu’, mansub, majrur, majzum”

I’rab dalam bahasa Arab ada empat macam, yakni: /rafa’/, /nasab/,

/jar/, /jazm/. (Gulayaini,2005:16)

Kategori kata dalam bahasa Arab dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, fi’il, ism, dan harf. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Gulayaini (2009:9) :

/

Al-kalimatu: lafzun yadullu ‘ala ma’na mufradin wa hiya salāsatu aqsāmin: ismun wa

fi’lun wa harfun/ “Kata adalah lafal yang menunjukkan kepada suatu makna yang tersendiri, dan kata itu terdiri dari tiga macam, yaitu: ism, fi’il, dan harf”

Dalam penelitian ini penulis ingin memfokuskan pada pokok pembahasan tentang harf karena harf adalah salah satu struktur tata bahasa yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan kalimat dalam bahasa Arab. Pembagian harf di dalam bahasa Arab dapat ditinjau dari tiga segi yaitu, jenis, fungsi, dan letak harf tersebut dalam kalimat. Definisi harf menurut Al-Hadal (2005:12) :

(3)

/Wa al-harfu wa huwa kalimatun dallat ‘ala ma’nin fi gairihā…/“Harf adalah kata yang menunjukkan makna ketika terangkai dengan kata yang lain…”

Harf dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua macam, yaitu /harfu mabna/ dan /harfu ma`na/ (Ghulayaini,2005:619). Adapun /harfu ma’na/ terbagi menjadi dua macam, yaitu /harfu ‘āmil/ dan /harfu gairu ‘āmil/.

Harf /wāwu/ termasuk salah satu harf dari harf-harf yang ada di dalam bahasa Arab. Harf /wāwu/ mempunyai jenis, arti, dan fungsi yang berbeda-beda di dalam kalimat. Selain itu harf /wāwu/ dapat pula terletak di depan ism, fi’il, dan harf sedangkan sebahagian harf di dalam bahasa Arab ada yang hanya terletak di depan ism saja atau terletak di depan fi’il saja. Oleh sebab itu harf /wāwu/ berbeda dengan harf-harf lainnya yang ada di dalam bahasa Arab.

Contoh :

/Wa Allāhi mā `amiltu wa la `alimtu/ “Demi Allah, aku tidak mengerjakan dan tidak mengetahui”

Harf /wāwu/ pada contoh di atas memiliki jenis, arti, dan fungsi yang berbeda. Harf /wāwu/ yang dirangkaikan dengan kata /Allāhu/ yaitu /wa Allāhi/ adalah /wāwu al-qasami/ yang mempunyai arti /li al-qasam/ yaitu kata sumpah “demi Allah”. Dari sudut fungsinya harf /wāwu/ ini berfungsi merubah bunyi harkat pada kata /Allāhu/ menjadi /Allāhi/ atau harkat dammah menjadi kasrah. Sedangkan harf

/

wāwu/ yang dirangkaikan dengan susunan kata

/wa la ‘alimtu/ adalah /wāwu al-‘atf/ yang berfungsi untuk menghubungkan ma’tuf dan ma’tuf ‘alayhi secara lafaz maupun i’rab. Kedua harf /wāwu/ ini disebut dengan /wāwu al-‘āmilah/ yaitu harf /wāwu/ yang

(4)

objek bahasan yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut, karena setiap harf /wāwu/ tidak sama kedudukan dan artinya dalam kalimat.

Dalam Al-Qur`an juz 30 banyak ditemukan harf /wāwu al-‘amilah/ yang memiliki fungsi dan arti dalam kalimat. Juz 30 merupakan juz terakhir dari susunan Al-Qur`an yang memiliki jumlah surah terbanyak dalam Al-Qur`an yaitu berjumlah 37 surah. Alasan penulis memilih juz 30 dikarenakan dalam juz tersebut banyak harf

/wāwu al-‘amilah/ dibandingkan dengan juz-juz lainnya di dalam Al-Qur`an. Dalam pengamatan penulis harf waw ‘amilah dalam juz 29 berjumlah 76 buah, terdiri dari dua harf wawu qasam dan 74 harf wawu ‘atf, juz 27 berjumlah 92, terdiri dari dua harf wawu qasam dan 90 harf wawu ‘atf dan juz 26 berjumlah 90 buah, terdiri dari dua harf wawu qasam dan 88 harf wawu ‘atf. Dalam Al-Qur`an juz 30 harf /wāwu al-‘amilah/ berjumlah 103 buah, terdiri dari 11 harf wawu qasam dan 92 harf wawu ‘atf sehingga penulis berasumsi bahwa fungsi dan kedudukan harf /wāwu al-‘amilah/ akan banyak ditemukan pada juz tersebut.

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok bahasan yang dikehendaki, maka penulis membuat batasan masalah yang meliputi :

1. Jenis harf /wāwu al-‘āmilah/ apa saja yang ada dalam Al-Qur`an juz 30.

2. Apa fungsi dan kedudukan harf /wāwu al-‘āmilah/ dalam Al-Qur`an juz 30?

3. Korelasi (hubungan) dan makna antara kata sebelum dan sesudah harf /wāwu al-‘āmilah/ dalam Al-Qur`an juz 30.

(5)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk membedakan jenis harf /wāwu al-‘āmilah/ dalam Al-Qur`an juz 30 2. Untuk mengetahui fungsi dan kedudukan harf /wāwu al-‘āmilah/ dalam

Al-Qur`an juz 30.

3. Untuk mengetahui korelasi (hubungan) dan makna antara kata sebelum dan sesudah harf /wāwu al-‘āmilah/ dalam Al-Qur`an juz 30.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Untuk menambah wawasan dan pemahaman penulis dan pembaca tentang bahasa Arab khususnya tentang harf /wāwu al-‘āmilah/ dalam Al-Qur`an juz 30.

2. Untuk menambah minat penulis dan pembaca dalam memahami dan memperdalam kandungan Al-Qur`an.

3. Untuk menambah referensi bagi Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.5 Metode Penelitian

Metode memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan ilmiah pada setiap disiplin ilmu (Mahsun,2006:271). Metode merupakan cara terpenting dalam memecahkan suatu masalah. Metode akan menentukan suatu hasil penelitian sesuai dengan harapan. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Dalam penelitian ini penulis menggunakan Metode Deskriptif Analisis yaitu menggambarkan dan memaparkan keadaan objek yang diteliti apa adanya. Adapun data yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah harf /wāwu al-‘āmilah/ yang ada dalam Al-Qur`an juz 30. Data ini merupakan data refresentatif yaitu data apa adanya. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(6)

b. Membaca dan memahami bahan-bahan referensi tersebut. c. Mengumpulkan data yang diperlukan dari Al-Qur`an juz 30. d. Mengklasifikasikan data yang telah terkumpul.

e. Menganalisis data dan selanjutnya disusun menjadi sebuah laporan berupa karya ilmiah.

Landasan teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada pendapat Syeikh Mustafa Ghulayaini dalam bukunya Jami’ud ad-Durusi al-Arabiyah. Pendapat tersebut penulis jadikan sebagai sumber rujukan utama dalam penulisan ini. Sedangkan pendapat para ahli lainnya, seperti Hadal dalam bukunya al-Kawakib ad-Duriyyah dan Ni’mah dalam bukunya Mulakhas Qawaid al-Arabiyah dan buku-buku lainnya penulis jadikan sebagai rujukan pendukung.

Sistem penulisan dalam penelitian ini menggunakan pedoman transliterasi Arab-Latin yang merupakan SKB menteri agama dan menteri pendidikan dan kebudayaan RI No 158/1987 dan No 0543 b/u/1987 tertanggal 22 januari 1988.

Referensi

Dokumen terkait

Apakah alokasi anggaran untuk pengeluaran publik telah memadai dan efisien berdasarkan kebutuhan daerah.  pertumbuhan ekonomi, pengentasan

Perjanjian- perjanjian tidak bernama inilah (diluar KUHPerdata) yang sering muncul dalam hubungan-hubungan hukum dewasa ini, salah satunya adalah Perjanjian Pengadaan

Pada penilitian ini, suatu antena mikrostrip penerima dengan menggunakan metode array dengan jumlah patch 2x16 yang mampu bekerja pada pita Ku-Band telah dirancang

Kelompok Kerja Pokja ULP Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, telah melakukan Penjelasan (Aanwijzing) Dokumen

pelayanan kesehatan lainnya, dimana pada saat masuk tidak ada infeksi atau tidak masa inkubasi ,termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang juga infeksi

[r]

Untuk menganalisis efektivitas penggunaan pendekatan kolaboratif tipe teams games tournament dalam meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII – II SMP PAB

Sejalan dengan pernyataan diatas, maka pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran guided discovery, karena pada proses penemuan