PENILAIAN HARGA KONTRAK BERJANGKA
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Oleh: Yuly Kristiana 201010160311387
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENILAIAN HARGA KONTRAK BERJANGKA
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh: Yuly Kristiana 201010160311387
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Surat Pernyataan
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Yuly Kristiana
NIM : 201010160311387
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang Dengan ini menyatakan yang sebenar-benarnya bahwa:
1. Tugas Akhir dengan judul “Penilaian Harga Kontrak Berjangka Indeks LQ45”
adalah hasil karya saya, dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya
ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademi
di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali
yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan
dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam tugas akhir ini dapat dibuktikan unsur-unsur
PLAGIAT saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR
AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN. Serta
diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK
BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Malang, 15 Oktober 2014
Yang menyatakan,
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
hidayah serta petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
penelitian ini sesuai dengan rencana judul penelitian yang penulis ambil yaitu
tentang “Penilaian Harga Kontrak Berjangka Indeks LQ45”.
Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Strata 1 (S1) pada Program Sarjana Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. Penyusunan skripsi ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi harga Kontrak Berjangka Indeks LQ45
sehingga di dapat kesimpulan bahwa kondisi harga Kontrak Berjangka Indeks
LQ45 akan dapat dikatakan overvalued atau undervalued.
Atas berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan untuk
memberikan segala yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, perkenankanlah
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Marsudi, M.M. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang atas kebijakan dalam
penyusunan mata kuliah sesuai konsentrasi penjurusan.
3. Dra. Erna Retna Rahajeng, M.M., AFP. dan Drs. Warsono, M.M. selaku
dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan penuh kesabaran
memberikan pengarahan, saran serta dukungan hingga skripsi ini bisa
terselesaikan dengan baik.
4. Dra. Titiek Ambarwati, M.M. selaku dosen wali yang telah membimbing dan
memberikan banyak masukan kepada penulis selama menempuh studi di
5. Mamak terhebatku Sumarlik yang telah mendidik, membimbing, dan
memberikan kasih sayang yang tak ternilai harganya, skripsi ini dapat selesai karena cucuran do’a dan air mata darimu ibu.
6. Bapak Sugeng Suryanto, kepadamulah seluruh prestasi ini tertuju, bapak
terimakasih untuk semua dukungan dan cucuran keringatmu demi
membesarkan kelima anakmu untuk menjadi seseorang yang lebih baik
darimu, terimakasih banyak bapak.
7. Kakak-kakakku Lilis Kristiany, Ady Kristianto, Epry Tri Widodo dan Jhony
Achwan yang selalu memberikan dukungan secara tulus baik berupa materiil, kasih sayang maupun do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 8. M. Iqbal Bayu Nurisca yang selalu memberi semangat, candatawa, serta
tenaga sampai terselesaikannya skripsi ini.
9. Saudaraku Dwi Mifta Mahanani, Indria Gita, Winda Pamela, dan Ninull yang
tidak pernah lelah memberikan semangat sampai terselesaikannya skripsi ini.
10. Teman-teman Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah
Malang yang bersedia memberikan informasi serta semangat untuk
menunjang penyelesaian skripsi ini.
11. Titik Mareta serta teman-teman kost Jl.Tlogomas 15 C, No.04 yang
memberikan semangat dan bersedia menemani dan member tumpangan tidur
dalam menyelesaikan skripsi ini, kalian keluarga keduaku.
Penulis menyadari akan kekurang sempuranaan penulisan skripsi
ini. Oleh sebab itu segala kritik maupun saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan agar kelak dikemudian hari dapat menghasilkan
karya yang lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Malang, 15 Oktober 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 7
B. Tinjauan Teori ... 7
C. Kerangka Pikir ... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24
B. Definisi Operasional Variabel ... 24
C. Jenis Data dan Sumber Data ... 25
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perdagangan Kontrak Berjangka
Indeks LQ45 ... 30
B. Analisis Data ... 48
C. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 57
DAFAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Kapitalisasi Pasar Kontrak Berjangka Indeks LQ45
tahun 2007-2010 ... 4
Tabel 4.1 Kondisi Harga Kontrak Berjangka Indeks LQ45
tahun 2011 ... 50
Tabel 4.2 Kondisi Harga Kontrak Berjangka Indeks LQ45
tahun 2012 ... 51
Tabel 4.3 Kondisi Harga Kontrak Berjangka Indeks LQ45
tahun 2013 ... 51
Tabel 4.4 Rata-rata Kondisi Harga Kontrak Berjangka Indeks LQ45
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian ... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penutupan Bulanan Indeks LQ45
Lampiran 2 Data Penutupan Bulanan Kontrak Berjangka Indeks LQ45
Lampiran 3 Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Periode Bulan Januari
2011 sampai dengan Bulan Desember 2013
Lampiran 4 Hasil Perhitungan dengan Menggunakan Rumus Hull (F0 = S0erT)
Lampiran 5 Analisis Data Perbandingan antara Harga Intrinsik dengan
DAFTAR PUSTAKA
Global Market Investor. 2014.
http://globalmarketinvestors.com/basic/stockIndex/default.php. diunduh pada tanggal 25 Juli 2014 di Malang.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE.
Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE.
Hull, John C. 2006. Option, Futures, and Other Derivatives. Edisi Keenam. USA: Prentice-Hall International.
Husnan, Suad. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta: AMP YKPN.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional (Pengantar Ekonomi dan Bisnis Global).
Rosita, Veny. 2010. Analisis Penilaian Harga Kontrak Berjangka Indeks LQ45. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.
Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Sharpe, William dkk. 1999. Investasi. Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo.
Soeranto dan Arsyad Lincolin. 2003. Metodologi Penelitian. Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Wikipedia, 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Kontrak_berjangka. diunduh pada tanggal 25 Februari 2014 di Malang.
www.bi.go.id. diunduh pada tanggal 15 Juni 2014 di Malang.
Yuliana, Indah. 2010. Investasi Produk Keuangan Syariah. Malang: UIN-Maliki Press.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pasar derivatif diberbagai negara di mulai dari pasar
derivatif Amerika Serikat, kemudian merambah ke Eropa dan Asia termasuk
Indonesia. Pasar derivatif yang berkembang di Indonesia diawali dengan
dibukanya Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) pada tanggal 15 Desember 2000
yang di dalamnya diperdagangkan produk-produk berjangka komoditas
pertanian karena Indonesia kaya akan sumber daya alamnya seperti kopi,
kayu lapis, lada, cokelat, dan masih banyak lagi yang lainnya. Komoditas ini
berada di bawah pengawasan pihak Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi (Bappeti). Bappeti memiliki wewenang yang sangat luas dan pada
dasarnya diarahkan untuk menjamin terwujudnya integritas pasar, integritas
keuangan, dan perlindungan kepada nasabah.
Dalam derivatif keuangan terdapat tiga jenis instrumen yang penting
yaitu Futures/Forward, Opsi, dan Swap. Salah satu produk derivatif yang
paling diminati yaitu derivatif berbasis futures (kontrak berjangka) yang
merupakan kontrak terstandarisasi dalam hal jumlah, kualitas, waktu dan
tempat penyerahan barang yang diperdagangkan di bursa dan disesuaikan ke
pasar setiap hari, tetapi penyerahan fisik dari aktiva yang mendasari
2
Kontrak berjangka atau juga dikenal dengan sebutan futures contract
merupakan suatu kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembeli dan
penjual) untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah asset/komoditi
dalam jumlah, harga dan batas waktu tertentu. Dalam Kontrak Berjangka,
terdapat terminology penting yang perlu diperhatikan, antara lain tanggal
yang ditetapkan untuk melakukan transaksi atau disebut dengan settlement
date atau delivery date. Sedangkan harga yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak yang berkepentingan untuk melakukan transaksi disebut dengan
futures price.
Seorang investor harus dapat memahami spesifikasi kontrak yang ada,
karena dalam perdagangan ini mempunyai sedikit perbedaan dengan
perdagangan pada instrumen yang ada di bursa. Seorang investor harus dapat
memahami konsep mengenai harga instrinsik dari Kontrak Berjangka Indeks
Saham. Jika hasil dari harga intrinsik lebih kecil dari harga pasar
(overvalued), maka posisi yang harus dilakukan oleh investor adalah posisi
jual (short position) demikian sebaliknya jika hasil dari harga intrinsik lebih
besar dari harga pasar (undervalued), maka posisi yang harus dilakukan oleh
investor adalah posisi beli (long position).
Investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian
tinggi, tetapi tidak menyukai adanya risiko. Tingkat pengembalian yang
tinggi, akan selalu diikuti dengan risiko yang tinggi pula. Setiap investasi
mempunyai karakteristik tertentu, secara umum dikatakan bahwa High
3
keuntungan juga akan diikuti dengan semakin tingginya tingkat risiko dan
sebaliknya, semakin rendah potensi keuntungan maka akan semakin rendah
pula risikonya (Zubir, 2011:1).
Tujuan investor menggunakan kontrak berjangka adalah karena
dengan kontrak berjangka atau future investor bisa langsung memonitor
investasinya secara langsung. Artinya, investor bisa memantau secara
langsung perkembangan investasinya kapanpun dan dimanapun. Sedangkan
tujuan investor menggunakan Kontrak Berjangka Indeks LQ45 antara lain:
untuk melindungi nilai asset yang dimilikinya (hedging), untuk memperoleh
keuntungan akibat adanya pergerakan harga (speculator).
Gejolak pasar yang terjadi akibat adanya perdagangan Kontrak
Berjangka akan berpengaruh pada kestabilan pasar. Pasar yang sangat
fluktuatif cenderung tidak stabil sehingga menyebabkan semakin besarnya
ketidakstabilan dalam pengembalian dan semakin besarnya risiko yang
dihadapi investor. Besarnya risiko dan tingkat pengembalian menjadi faktor
yang sangat penting bagi investor dalam memutuskan apakah ia akan
menanamkan dana yang dimilikinya atau tidak. Oleh karena itu, investor
harus mengetahui informasi tentang pasar termasuk mengetahui harga yang
wajar untuk melakukan lindung nilai. Kapitalisasi pasar dapat dilihat pada
4
Tabel 1.1 Kapitalisasi Pasar Kontrak Berjangka Indeks LQ45 Tahun 2007-2010
Kapitalisasi pasar pada tahun 2008 untuk Kontrak Berjangka Indeks
LQ45 sebanyak Rp 710.394,70 milyar mengalami penurunan sebesar 48,56%
yaitu sebanyak Rp 670.691,43 milyar dibandingkan pada tahun 2007 yaitu
sebesar Rp 1.381.086,13 milyar. Total kapitalisasi pasar pada tahun 2009
mengalami peningkatan yang sangat besar yaitu mencapai 120,95%, dari Rp
710.394,70 milyar pada tahun 2008 menjadi Rp 1.569.639,86 milyar pada
tahun 2009. Pada tahun 2010 juga terjadi kenaikan yang cukup besar yaitu
sebesar 35,06% dari tahun 2009, dari Rp 1.569.639,86 milyar pada tahun
2009 menjadi Rp 2.119.963,65 pada tahun 2010 (Bursa Efek Indonesia:
2014).
Alasan dipilihnya produk derivatif Kontrak Berjangka Indeks LQ45
adalah karena Kontrak Berjangka Indeks LQ45 dianggap representatif.
Komposisi saham yang tergolong di dalamnya mempunyai kapitalisasi pasar
sebesar 79 hingga 80 persen dari total kapitalisasi saham di Bursa Efek
Indonesia. Hal ini bisa dipahami mengingat Kontrak Berjangka Indeks LQ45
merupakan indeks yang cukup menentukan yang dibentuk oleh Bursa Efek
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dapat
diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana kondisi harga
Kontrak Berjangka Indeks LQ45 yang diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2011-2013?”.
C. Batasan Masalah
Penentuan batasan penelitian dilakukan dengan tujuan agar
permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini tidak terlalu melebar dari yang
sudah ditentukan. Batasan masalah dalam penelitian ini menggunakan
periode penelitian 2011 sampai 2013. Data yang digunakan adalah data
penutupan setiap bulan dari Indeks LQ45, data penutupan setiap bulan
Kontrak Berjangka Indeks LQ45, dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI).
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi harga
Kontrak Berjangka Indeks LQ45 yang diperdagangkan di BEI pada tahun
6
b. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Bagi investor yang melakukan perdagangan Kontrak Berjangka
Indeks LQ45
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar
Kontrak Berjangka Indeks.
2. Bagi hedger Kontrak Berjangka Indeks LQ45,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam menghilangkan atau mengurangi resiko pasar yang berkaitan
dengan posisi yang akan diambil dalam bisnis di pasar Kontrak
Berjangka Indeks.
3. Bagi spekulan pada perdagangan Kontrak Berjangka Indeks LQ45,
hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam melakukan transaksi kontrak berjangka untuk mencari
keuntungan jangka pendek di pasar Kontrak Berjangka Indeks.
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
kajian, pertimbangan, dan pengembangan kearah yang lebih baik bagi
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode
penelitian 2007-2009 dengan objek penelitian Indeks LQ45. Kesimpulan dari
penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi harga Kontrak Berjangka Indeks
LQ45 80,55% berada dalam kondisi undervalued dan Kontrak Berjangka
Indeks LQ45 yang berada dalam kondisi overvalued sebesar 19,45%.
B. Tinjauan Teori
1. Keputusan investasi pada Kontrak Berjangka Indeks
Investasi merupakan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan.
Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, baik untuk saat
ini maupun di masa yang akan datang dengan cara membeli suatu asset
yang diharapkan di masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan
nilai yang lebih tinggi. Arus investasi yang masuk melalui pasar modal
dan pasar uang mulai menggairahkan kondisi ekonomi Indonesia.
Instrumen-instrumen investasi baru mulai ditawarkan di pasar modal
dengan tujuan mengakomodasikan tingkat pengembalian dan risiko
tertentu yang dikehendaki oleh para investor. Suatu hal yang wajar jika
investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah
8
Sebelum menginvestasikan dananya investor melakukan analisis
terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Investor juga
berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi atau
kinerja keuangan perusahaan sebagai pedoman untuk melakukan investasi,
agar dana yang diinvestasikan tersebut mampu menghasilkan nilai tambah
di masa mendatang dalam bentuk dividen atau capital gain. Menurut
Eduardus Tandelilin (2001:183), dalam penilaian saham dikenal 3 jenis
nilai, yaitu:
a. Nilai buku
Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan
perusahaan penerbit saham (emiten).
b. Nilai pasar
Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh
harga saham tersebut di pasar.
c. Nilai intrinsik atau teoritis
Nilai intrinsik atau teoritis merupakan nilai saham yang sebenarnya
atau seharusnya terjadi.
Dalam hal ini investor dan analis sekuritas menghubungkan antara
nilai intrinsik dengan nilai pasar saham saat ini untuk menilai apakah
harga saham yang ditawarkan emiten sesuai dengan harga yang wajar,
murah (undervalued), atau lebih mahal (overvalued). Jika nilai intrinsik
lebih besar dari nilai pasar saham, maka harga saham tersebut dinilai
9
ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki. Jika nilai intrinsik lebih kecil
daripada nilai pasar saham, maka harga saham tersebut dinilai overvalued.
Dalam kondisi ini, sebaiknya dilakukan penjualan pada saham yang telah
dimiliki. Jika nilai intrinsik sama dengan nilai pasar saham, maka saham
tersebut dinilai wajar dan biasanya transaksi cenderung tidak ada untuk
saham tersebut (Husnan, 2003:278).
Ada dua faktor yang paling dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan investasi, yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Pada dasarnya
investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian
tinggi, tetapi tidak menyukai adanya risiko. Tingkat pengembalian yang
tinggi, akan selalu diikuti oleh risiko yang tinggi. Jadi, tidaklah tepat
bahwa tujuan investasi adalah untuk mendapat tingkat pengembalian yang
setinggi-tingginya, karena hal ini akan diikuti oleh resiko yang tinggi pula.
Ketidakpastian yang tinggi akan membingungkan informasi
investor. Investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan
pengembalian tinggi, tetapi tidak menyukai adanya risiko. Tingkat
pengembalian yang tinggi, akan selalu diikuti dengan risiko yang tinggi
pula. Setiap investasi mempunyai karakteristik tertentu, secara umum
dikatakan bahwa High Return High Risk and Low Return Low Risk.
Semakin tinggi potensi keuntungan juga akan diikuti dengan semakin
tingginya tingkat risiko dan sebaliknya, semakin rendah potensi
10
Keputusan investasi dalam Kontrak Berjangka di pasar derivatif
bisa menjadi alternatif yang cukup menarik dan banyak dipilih oleh
investor. Investasi yang dilakukan pada asset keuangan menyebabkan
investor dapat menggunakan instrumen yang sesuai dengan preferensinya
terhadap risiko akan memiliki perilaku yang berbeda. Salah satu
keunggulan investasi pada Kontrak Berjangka Indeks Saham adalah
adanya mekanisme margin trading, investor berkeinginan mengikuti
transaksi Kontrak Berjangka Indeks Saham dalam hal ini disyaratkan
menyetorkan sejumlah margin jaminan pada saat mengikuti transaksi.
Margin tersebut hanya berfungsi sebagai dana jaminan agari investor yang
terlibat transaksi tetap memenuhi komitmennya dan dapat memenuhi
kewajiban keuangannya jika diperlukan.
Mekanisme ini menunjukkan posisi saldo keuangan pada neraca
transaksi investor hanya akan di kredit atau di debet sebesar nilai
keuntungan/kerugian yang timbul akibat adanya selisih nilai transaksi
yang terjadi pada saat pembukaan kontrak dan nilai transaksi pada saat
penutupan kontrak. Oleh karena itu, capital gain/capital loss yang terjadi
akibat adanya suatu kegiatan transaksi hanya akan menambah atau
mengurangi nilai saldo margin investor. Manfaat lain dari sistem ini adalah
investor dalam hal ini tidak perlu mengeluarkan dana sebesar nilai
transaksi seluruhnya, namun hanya sekian persen nilai total transaksi.
Karakteristik Kontrak Berjangka Indeks Saham yang
11
(penentuan harga setiap hari) dan penempatan margin sejumlah kecil
deposito diperlukan; (b) penjual dan pembeli harus bertemu; (c) ukuran
kontrak dan tanggal penyerahan telah terstandarisasi; (d) spekulasi publik
yang berkualitas; dan (e) mayoritas Kontrak Berjangka ditutup lewat
reversing trade sehingga penyerahan tidak pernah dilakukan (Kuncoro,
2001:140).
2. Faktor penentu harga Kontrak Berjangka Indeks
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya, oleh
karena itu investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi
harga saham dapat berasal dari internal maupun eksternal. Adapun factor
internalnya antara lain adalah laba perusahaan, pertumbuhan aktiva
tahunan, likuidasi, nilai kekayaan total, dan penjualan. Sementara itu,
faktor eksternalnya adalah kebijakan pemerintah dan dampaknya,
pergerakan suku bunga, fluktuasi nilai tukar mata uang, rumor dan
sentiment pasar, dan penggabungan usaha.
Hal utama yang perlu dipahami dalam Kontrak Berjangka adalah
bagaimana menentukan harga Kontrak Berjangka. Dalam penentuan harga
Kontrak Berjangka, harus diperhatikan strategi yang dipakai oleh
pihak-pihak yang terlibat transaksi dalam Kontrak Berjangka. Ada tiga factor
utama yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga Kontrak Berjangka
yang wajar, yaitu (1) harga asset yang menjadi dasar (underlying asset) di
12
tingkat suku bunga untuk meminjam atau menabung dana sampai dengan
settlement date (Tandelilin, 2001:311).
Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dalam pemegangan-pemegangan Kontrak
Berjangka, ada kemungkinan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam
transaksi Kontrak Berjangka meminjam sejumlah dana untuk memenuhi
margin minimal yang harus dipertahankan (maintence margin), yang telah
melewati batas minimum atau menabung kelebihan dana yang
diperolehnya dari maintence margin. Menurut maintence margin
requirement, investor harus menjaga rekening ekuiti sama atau lebih besar
dari presentasi tertentu dalam jumlah yang didepositokan sebagai initial
margin (Sharpe dkk, 1999:258).
3. Model penentuan harga Kontrak Berjangka Indeks
Penemuan harga sejati dalam hal ini merupakan proses terjadinya
harga suatu aktiva untuk harga mana seseorang bersedia membelinya dan
orang lain bersedia menjual aktiva pada harga tersebut. Untuk memahami
Kontrak Berjangka, investor harus dapat memahami model dasar dalam
penentuan harga Kontrak Berjangka. Berikut adalah model-model
penentuan Kontrak Berjangka (Hull, 2000:55) antara lain:
a. Kontrak Berjangka yang tidak memberikan income
Model ini merupakan suatu cara untuk mengetahui sebuah asset
investasi (underlying asset) yang tidak memberikan pendapatan
13
memberikan pendapatan atas saham dengan tujuan untuk
meningkatkan likuiditas keuangan perusahaan. Investor harus
memperhatikan notasi-notasi yang digambarkan dalam formula
berikut:
Keterangan:
F0 = harga kontrak berjangka bulan ke-n
S0 = harga aset
e = bilangan n natural (2,71828)
r = tingkat suku bunga bebas risiko
T = jangka waktu kontrak (0,0833)
b. Kontrak Berjangka untuk asset yang memberikan cash income
Model ini digunakan untuk asset yang memberikan pendapatan
(income) tunai yang dapat diprediksi secara sempurna, contohnya
adalah kontrak obligasi yang dapat menghasilkan kupon secara pasti
tiap tahunnya. Seperti halnya Kontrak Berjangka yang tidak
memberikan pendapatan, investor juga perlu memahami notasi-notasi
yang digambarkan dalam formula berikut:
c. Kontrak Berjangka untuk asset yang memberikan yield
Informasi merupakan kebutuhan mendasar bagi para investor
dalam mengambil keputusan. Banyak sekali informasi dimanfaatkan di
14
saham merupakan harga sebuah asset investasi yang memberikan
deviden. Asset investasi tersebut merupakan portofolio saham yang
mendasari indeks dan deviden diberikan oleh asset investasi sebagai
keuntungan yang akan diterima oleh pemegang portofolio. Jika q
adalah nilai deviden, maka harga Kontrak Berjangka diformulasikan
sebagai berikut:
Keterangan:
q = nilai deviden
Jika harga spot yang akan datang bisa diramalkan secara pasti,
maka tidak ada alasan bagi orang untuk menjadi penjual atau pembeli
suatu Kontrak Berjangka. Terdapat 2 cara terjadinya Kontrak
Berjangka dalam dunia yang penuh kepastian. Pertama, harga
pembelian Kontrak Berjangka akan tepat sama dengan ekspektasi
harga spot (yang diramalkan) pada tanggal penyerahan, ini berarti
bahwa pembeli atau penjual tidak akan bisa mendapat keuntungan dari
adanya pasar Kontrak Berjangka.
Kedua, harga beli tidak akan berubah ketika tanggal
penyerahan mendekat. Akhirnya, tidak ada margin yang diperlukan
karena tidak ada kemungkinan terjadi perubahan harga yang tidak
menguntungkan. Jika harga spot yang akan datang tidak bisa
15
Berdasarkan hal ini, harga Kontrak Berjangka bisa dihubungkan
dengan ekspektasi harga tunai.
a. Hipotesa Ekspektasi
Harga beli dari suatu Kontrak Berjangka sama dengan
konsensus ekspektasi dari harga spot pada tanggal penyerahan,
sehingga: Pf = Ps,yang dimaksud Pf adalah hargapembelian kini dari
Kontrak Berjangka dan Ps adalah ekspektasi harga spot dari asset pada
tanggal penyerahan. Jika ekspektasi ini benar, maka spekulan tidak
bisa mengharapkan untung atau rugi dari posisi di pasar Kontrak
Berjangka, posisi long atau posisi short.
Spekulan yang mengambil posisi long dalam Kontrak
Berjangka setuju untuk membayar Pf pada tanggal penyerahan untuk
suatu asset jika diharapkan bernilai Ps pada waktu itu. Jadi, spekulan
dengan posisi long mengharapkan laba sebesar Ps – Pf yang sama
dengan nol. Sebaliknya, spekulan dengan posisi short akan menjual
suatu asset dengan harga Pf dan akan mengharapkan untuk mengambil
posisi yang berlawanan pada tanggal penyerahan. Jadi, spekulan yang
memegang posisi short akan mengharapkan laba sebesar Pf Ps yang
juga sama dengan nol.
Hipotesa ekspektasi sering dipertahankan bahwa spekulan tidak
membedakan risiko dan akan gembira mengakomodasikan hedger
dengan tanpa kompensasi dalam bentuk premium risiko. Alasan untuk
16
dampak dari posisi Kontrak Berjangka khusus dalam risiko dari
portofolio yang terdiversifikasi meliputi berbagai tipe dan asset akan
sangat kecil. Spekulan yang memegang portofolio yang terdiversifikasi
mungkin bersedia untuk mengambil risiko dari hedger dengan sedikit
(jika ada) kompensasi dalam bentuk premium risiko.
b. Normal Backwardation
Menurut John Maynard Keynes (dalam Sharpe, 1999:267),
“Dalam kesetimbangan, hedger ingin mengambil posisi long dalam
Kontrak Berjangka, dan karena itu akan menarik spekulan untuk
mengambil posisi long dalam Kontrak Berjangka.” Karena risiko ini
berasosiasi dengan posisi long, akan menarik spekulan dengan
membuat ekspektasi return dari posisi long lebih besar dari tingkat
bunga bebas risiko. Ini membutuhkan harga Kontrak Berjangka kurang
dari ekspektasi harga spot, sehingga: Pf < Ps.
Spekulan yang membeli Kontrak Berjangka pada harga Pf
berharap akan bisa menjual pada (atau dekat) pada tanggal penyerahan
pada harga yang lebih tinggi dari Ps. Hubungan antara harga Kontrak
Berjangka dan ekspektasi harga spot disebut sebagai normal
backwardation dan disimpulkan bahwa harga dari Kontrak Berjangka
dapat diharapkan naik dalam periode kontrak tersebut.
c. Normal Contango
Suatu hipotesa berlawanan menyatakan bahwa dalam
17
Berjangka dan karena itu mereka akan menarik speculator untuk
memegang posisi short dalam Kontrak Berjangka. Karena ada risiko
dengan memegang posisi short, maka dihipotesakan bahwa hedger
akan berusaha menarik spekulan dengan membuat ekspektasi return
dari posisi short lebih besar dari tingkat bunga bebas risiko. Hal ini
memerlukan harga Kontrak Berjangka untuk lebih besar dari
ekspektasi harga spot, sehingga: Pf > Ps.
Spekulan yang ingin menjual posisi short Kontrak Berjangka
pada harga Pf, akan mengharapkan membeli kembali pada (atau dekat)
tanggal penyerahan dengan harga yang lebih rendah, Ps. Hubungan
antara harga Kontrak Berjangka dan ekspektasi harga spot ini disebut
dengan Normal Contango dan menyimpulkan bahwa harga suatu
Kontrak Berjangka dapat diharapkan turun dalam jangka waktu
kontrak tersebut.
4. Efisiensi Pasar Kontrak Berjangka Indeks Saham
Pentingnya peranan pasar yang efisien memastikan agar harga
sekuritas tidak menggelambung liar tanpa alasan yang jelas dan
memungkinkan pasar member respon yang cepat berdasarkan informasi
yang simetri. Menurut Joseph (dalam Yuliana, 2010:64) mengemukakan
bahwa “Dalam ekonomi pasar, harga adalah faktor penting dalam
membangun kepercayaan. Harga berfungsi sebagai sinyal yang menuntun
18
adalah keputusan yang sehat, sumber daya akan dialokasikan dengan baik
dan perekonomian akan tumbuh”.
Pengambilan keputusan investasi saham di pasar modal diperlukan
informasi yang relevan, sehingga informasi menjadi semakin penting dan
memegang peranan penting. Secara teoritis informasi membentuk
terjadinya harga sekuritas yang diperdagangkan. Informasi yang
diperlukan ini berkaitan dengan masalah yang berhubungan dengan saham
itu sendiri, antara lain berapa besar return dan risiko atas saham yang akan
dibeli. Apabila semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka
harga saham akan cendurung naik dan begitu pula sebaliknya, semakin
banyak orang ingin menjual saham tersebut, maka harga saham akan
cenderung bergerak turun.
Suatu pasar modal akan berperan secara optimal apabila dapat
memenuhi dua syarat utama yaitu pasar harus efisien dan adanya
perlindungan bagi investor yang memadai sehingga dunia usaha dapat
memanfaatkan pasar modal untuk memperoleh sumber pembiayaan bagi
usahanya. Pasar modal dikatakan efisien jika harga suatu sekuritas
mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat serta mencerminkan
penilaian investor terhadap prospek laba perusahaan dimasa yang akan
datang.
Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersedian
informasinya saja atau dapat dilihat tidak hanya dari ketersediaan
19
pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia.
Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan
efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market). Sedang
pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam
mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan
efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market).
Efisiensi pasar modal tergantung pada kondisi tertentu, terutama
volume perdagangan. Pasar dengan volume perdagangan yang relative
kecil menyulitkan investor untuk bereaksi terhadap informasi baru dan
memudahkan bagi pedagang besar untuk memanipulasi karena adanya
channel informasi. Sesuai dengan konsep dasar efisiensi dan kondisi ideal
pasar efisien, maka pasar modal yang efisien secara informasional dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) tingkatan menurut Fama (dalam
Jogiyanto, 2013:519) yaitu:
a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga
dari sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi
masa lalu. Informasi masa lalu merupakan informasi yang sudah
terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori
langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa
lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara
bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk
20
efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi
masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.
b. Efisiensi pasar bentuk setengah lemah (semistrong form)
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas
secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang
dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi
yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Teori ini
memberikan tekanan pada kecepatan informasi yang diterima para
pemodal, artinya informasi tersebar dan diterima oleh para pemodal
pada waktu yang hamper bersamaan, sehingga harga secara langsung
dan cepat melakukan penyesuaian.
c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga
sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi
yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam
bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grub dari investor
yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return)
karena mempunyai informasi privat.
Tujuan Fama (dalam Jogiyanto, 2013:522) membedakan ke dalam tiga
macam bentuk pasar efisien ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian
empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan
satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa
21
setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat.
Hal ini menunjukkan bahwa bila ada sangkalan dari efisiensi pasar bentuk
lemah maka sangkalan tersebut berlaku juga baik pada efisiensi pasar bentuk
setengah kuat maupun pasar efisien bentuk kuat. Jika pasar tidak efisien
dalam bentuk lemah, dengan sendirinya pasar tidak efisien dalam bentuk
setengah kuat ataupun bentuk kuat maupun bentuk lemah.
Pasar yang efisien secara informasi belum tentu efisien secara
keputusan. Efisiensi pasar perlu juga dilihat berdasarkan kecanggihan pelaku
pasar dalam mengolah informasi untuk pengambilan keputusan. Efisiensi
pasar secara keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat
menurut Fama yang didasarkan pada informasi yang didistribusikan.
Perbedaannya adalah, jika efisiensi pasar secara informasi hanya
mempertimbangkan sebuah faktor saja yaitu ketersediaan informasi, maka
efisiensi pasar secara keputusan mempertimbangkan dua buah faktor yaitu
ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir merupakan uraian tentang hubungan antara variabel
yang terkait dalam masalah yang akan diteliti sesuai dengan rumusan masalah
dan kajian pustaka. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas dan
teori yang dibahas, maka untuk memberikan gambaran yang jelas tentang
penilaian harga Kontrak Berjangka Indeks LQ45 dapat dilihat pada Gambar
22
Gambar 2.1: Kerangka Pikir Penelitian
Dalam penentuan harga kontrak berjangka harus dipertimbangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi harga asset untuk menganalisis penilaian
harga kontrak berjangka. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam
penentuan Harga Kontrak Berjangka yang wajar, yaitu (1) harga asset yang
menjadi dasar (underlying asset) di pasar; (2) yield yang bisa diperoleh sampai
dengan settlement date; dan (3) tingkat suku bunga untuk meminjam atau
menabung dana sampai dengan settlement date.
Model penentuan harga kontrak berjangka sendiri terdiri dari harga
pasar dan harga intrinsik. Jika harga intrinsik sama dengan harga pasar maka
kondisi tersebut menunjukkan kewajaran. Sedangkan apabila harga intrinsik
lebih besar dari harga pasar (undervalued) atau harga intrinsik lebih kecil dari
harga pasar (overvalued) maka kondisi tersebut menunjukkan ketidakwajaran. Faktor-faktor Penentu Harga Saham
1. Harga asset yang menjadi dasar di pasar.
2. Yield yang bisa diperoleh sampai dengan settlement date. 3. Tingkat suku bunga untuk meminjam atau menabung dana
sampai dengan settlement date.
Penilaian Harga Saham HI = HP, maka Fairvalued HI > HP, maka Undervalued HI < HP, maka Overvalued
23
Hal tersebut dapat membantu investor dalam mengambil keputusan, jika harga
Kontrak Berjangka berada pada posisi overvalued maka keputusan yang harus
diambil investor adalah posisi jual, sedangkan jika harga Kontrak Berjangka
pada posisi undervalued maka keputusan yang harus diambil investor adalah