PERAN PENDIDIKAN KARAKTER
DITENGAH PUDARNYA NILAI-NILAI MORAL
DIKALANGAN ANGGOTA MASYARAKAT
DALAM MENJAGA KEUTUHAN NKRI
Sudirman
Universitas Negeri Gorontalo
sudirman@ung.ac.id Abstrak
Indonesia diusia kemerdekaan yang ke 72 tahun bukan berarti telah memiliki nilai – nilai karater yang kuat dikalangan anggota masyarakat, namun saat ini nilai – nilai karakter dikalangan anggota masyarakat kian lama semakin pudar hal ini ditandai maraknya kejadian – kejadian ditengah masyarakat seperti narkoba, terorisme, korupsi dan kenakalan remaja seperti tawuran antar pelajar, pergaulan bebas dan gen motor yang akhir – akhir ini makin meresahkan masyarakat, yang kesemuanya itu merupakan tindakan kriminal. tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang pendidikan karakter, arti pentingnya sebuah karakter dan yang bertanggung jawab terhadap kualitas karakter anak, memberikan informasi tentang peran pendidikan karakter di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan sub pengembangan gagasan yaitu pendidikan karakter, kualitas karakter anak dan peranan pendidikan karakter. penulis berkesimpulan bahwa lembaga pendidikan keluarga, masyarakat dan sekolah saling berkolaborasi didalam meningkatkan kualitas karakter anak – anak atau generasi masa depan bangsa indonesia melalui pendidikan karakter maka dengan itu lembaga pendidikan merupakan faktor yang terpenting dan utama sebagai penggerak didalam menanamkan nilai – nilai karakter anak sekolah atau remaja sebagai generasi masa depan bangsa, agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki kesadaran untuk hidup bermasyarakat yang harmonis dan demokratis dengan berpegang pada sendi – sendi yang merupakan 4 jadi diri bangsa indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tungal Ika, NKRI, yang merupakan hal yang mutlak. Sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat menjadi aman, tenteram, sejahtera
.
Kata kunci: Pendidikan, Kualitas, Lembaga, Peranan, Karakter PENDAHULUAN
Negara indonesia telah berusia 72 tahun,
artinya indonesia telah
memproklamirkan kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain ditanah air indonesia 72 tahun yang lalu, tetapi bangsa kita saat ini tidak lagi berperang melawan musuh penjajah bangsa lain, namun indonesia saat ini harus berperang melawan 3 musuh besar yaitu narkoba, korupsi dan terorisme, yang kesemua itu telah merusak generasi muda bangsa indonesia dan sekaligus merugikan bangsa indonesia sendiri, selain itu masih banyak masalah seperti pergaulan bebas dikalangan remaja, tindakan kekeras terhadap anak-anak dan remaja. Kesemuanya itu merusak generasi muda bangsa indonesia, semua itu disebabkan bukan karena rendahnya tingkat keserdasaan intelektual, rendahnya tingkat kecerdasan emosial dan rendahnya tingkat kecerdasan spritual karena baik pelaku maupun
yang menjadi korban adalah para
generasi yang memiliki ilmu
pengetahuan. Namun masalah tersebut disebabkan kurang karakter yang didalamnya terdapat moral atau akhlak dan etika yang dimiliki kalangan anggota masyarakat khususnya remaja dan anak – anak yang merupakan generasi masa depan pembangunan indonesia, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seirama dengan perkembangan informasi yang lintas benua melalui berbagai media sehingga anak atau remaja yang tidak memiliki landasan pola pikir yang kuat, maka hal tersebut merupakan tempat yang mudah dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi untuk menanamkan nilai budaya yang tentunya tidak sesuai dengan nilai –nilai moral atau karakter bangsa indonesia, dan
pemerintah telah menyikapi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat melalui
berbagai strategi kebijakan agar perkembangan globalisasi tidak merusak tatanan kehidupan bangsa indonesia tetapi mendapatkan keutungan melalui ilmu pengetahuan dan tehnologi, dalam hal ini pemerintah didalam kurikulum mempertegas pengamalan beberapa mata pelajaran yang dianggap mampu menangkal penyebaran virus – virus yang merusak generasi muda khususnya kalangan anak – anak pelajar ini seperti pendidikan agama dan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, namun hal ini tidak memberikan pengaruh yang mumpuni untuk menagkalnya karena hanya sebatas teks atau teori dan tidak mempersiapkan peserta didik atau siswa secara mental dan sikap didalam
menghadapi laju perkembangan
kehidupan yang kontradiktof. Kegagalan pendidikan secara kognitif akan mengakibatkan sulit berkembangan daya nalar, dengan tidak berkembangnya daya nalar, akan melahirkan orang – orang yang tidak bijaksana dalam menyikapi kehidupan yang lebih kompleks sehingga tidak mempunyai jalan alternatif didalam menghadapi prolema kehidupan. Maka dengan itu penulis berpandangan didalam mengatasi berbagai masalah sebagaimana yang telah diuraikan, ada tiga lembaga pendidikan yaitu pendidikan keluarga, pendidikan masyarakat dan pendidikan sekolah, ketiganya telah berkontribusi didalam membentuk karakter generasi masa depan. Walaupun telah terpetakan
bahwa pendidikan keluarga
berkontribusi 50 % dan masyarakat dan sekolah masing – masing 25 % didalam pembentukan karakter anak, namun perjalanannya tanpa disadari umumnya keluarga, proses pembentukan karakter anak dititip beratkan di lembaga sekolah, maka dengan itu penulis ingin mengkaji lebih mendalam (1). Bagaimana sesungguhnya pendidikan karakter, (2) siapa yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas karakter anak, (3) bagaimana peran
pendidikan karakter didalam
berkehidupan berbangsa dan bernegara, gagasan ini bertujuan untuk memberikan
informasi tentang seperti apa pendidikan karakter anak, siapa yang bertanggung terhadap kualitas karakter anak, bertujuan untuk memberikan informasi peran pendidikan karakter didalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
ANALISIS
Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter adalah sebuah
proses bagaimana memfokuskan
implementasi sebuah nilai-nilai kebaikan didalam sebuah tindakan. Yang selam ini teori tentang kebaikan telah dipahami bersama tetapi belum tentu bisa atau dapat diterapkan didalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk tindakan atau perilaku.
Pertama, Lingkungan keluarga begitu
banyak tindakan kekerasan yang dilakukan anak kepada orang tuanya begitupun sebaliknya, tindakan kekerasan sesama keluarga, tidak saling menghargai antara anggota keluarga.
Kedua, Lingkungan masyarakat bengitu
banyak tindakan pencurian,
perampokan, pembunuhan, terorisme, korupsi dan naskoba dan tidak adanya saling menghargai antara tua dan muda dan sebaliknya, pudarnya nilai toleransi didalam kehidupan masyarakat.
Ketiga, Lingkungan sekolah bengitu
maraknya pergaulan bebas dikalangan remaja, tauran antara pelajar, tidak saling menghargai antara sesama pelajar dan sekaligus pergeseran nilai sosial siswa kepada guru.
Berdasarkan ketiga masalah yang telah diuraikan diatas semuanya mengarah pada hal – hal yang tidak bermoral yang diakibatkan oleh rendahnya nilai – nilai moral atau ahlak dan etika dikalangan anggota masyarakat khususnya peserta didik sehingga lembaga pendidikan harus maksimal dan bersinergi didalam menanamkan nilai – nilai moral atau ahlak dan etika yang sesuai dengan budaya bangsa, hal ini sangat penting agar siswa bisa saling menghargai antara sesama pelajar dan saling mengasihi, menghormati para guru sebagai orang tua disekolah serta mempunyai etika yang berkualitas, nantinya merasakan
pentingnya karakter sehingga mereka bisa mengamalkan nilai – nilai karakter didalam kehidupan sehari – hari.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dideskripsikan lewat bagan berikut ini.
Gambar 1. Keterkaitan Antara Komponen Moral Dalam Pembentukan Karakter Yang Baik
Kualitas Karakter
Ada tiga lembaga pendidikan yang tidak bisa dipisahkan dan saling berkolaborasi didalam pembentukan karakter anak,
Lingkungan Keluarga
Sebagai lembaga pendidikan yang
tertama dan utama didalam
pembentukan kualitas anak didik, sehingga faktor keluarga memiliki porsi 50% didalam pendidikan karakter anak, karakter anak sangat dipengaruhi oleh kualitas pembinaan atau didikan orangtua terhadap nilai – nilai moral, akhlak dan etika yang hari ini telah menjadi masalah besar karena pudarnya nilai-nilai tersebut yang merupakan hal yang paling mendasar didalam meningkatkan kualitas karakter anak, nilai – nilai karakter anak seperti ini harus dibekali sedini mungkin melalui pembinaan orang tua, lemahnya kualitas karakter anak telah banyak di temukan baik di lingkungan masyarakat maupun dilingkungan sekolah, pencapaian terbentuknya kualitas karakter yang mencakup moral, akhlak dan etika yang pembentukan awalnya dilingkungan keluarga siswa atau anak. Proses pembinaan orang tua harus di mulai sejak kecil untuk membentuk sifat anak
tersebut. dengan menganalisa
emosionalnya sehingga dapat meredam dan menstabilkan karena terkait faktor
emosional yang didalamnya terdapat perasaan, kemauan dan cipta dan ini
merupakan masa yang sangat
menentukan kualitas pembentukan karakter yang merupakan dasar perkembangan kemasa berikutnya.
Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki pengaruh yang sangat besar didalam membentuk diri pribadi seseorang, masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting didalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Ada beberapa keterkaitan antara masyarakat dengan pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan baik yang melalui jalur sekolah maupun jalur luar sekolah. 2. Kelompok sosial masyarakat ikut
berkontribusi didalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Didalam masyarakat sebagai pendidikan sepanjang hayat, masyarakat sebagai sumber belajar yang tidak memiliki batas lain halnya dengan keluarga dan sekolah yang memiliki keterbatasan sebagai sumber belajar. Masyarakat dijadikan sumber belajar sampai akhir hayatnya.
Perlu juga diketahuai bahwa proses interaksi masyarakat didalam kehidupan sehari – hari mereka berusaha memperoleh sebuah manfaat dan pengalaman berharga bagi dirinya sendiri.
Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang tidak bisa dipungkiri lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini semakin berkembangan dengan pesat sehingga peserta didik atau remaja harus mengikuti perkembangan tersebut hanya lewat jalur pendidikan disekolah. Karena keluarga tidak dapat lagi memenuhi segala kebutuhan anak atas akibat perkembangan zaman, semakin maju suatu masyarakat maka semakin tinggi tuntutan pemenuhan kebutuhan
anak atas pendidikan, pendidikan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang telah ditata rapi dengan harapan untuk mencetak generasi masa depan bangsa yang berkualitas baik dari segi ilmu pengetahuan dan berkualitas dari sisi karakter yang didalam bermoral atau kerahlak dan beretika. Agar indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dengan sumber daya manusia yang bermutu maka indonesia memiliki kualitas daya saing.
Keterkaitan antara lembaga pendidikan sebagai faktor yag sangat berperan dan didalam pembentukan kualitas karakter anak generasi masa depan bangsa dan dapat di dideskripsikan dalam bentuk bagan berikut ini.
Gambar 2. Keterkaitan Antara Lembaga Pendidikan Dalam Pembentukan Kualitas Karakter
Berdasarkan gambar diatas bahwa ketiga lembaga lembaga pendidikan memiliki kontribusi yang hampir sama didalam membentuk kualitas pendidikan karakter anak sebagai generasi masa depan bangsa indonesia.
Peran Pendidikan Karakter Terhadap Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Lembaga pendidikan diharapkan menjadi faktor yang utama dan pertama didalam mendorong perkembangan karakter anak, sehingga anggota masyarakat memiliki kesadaran didalam
berkehidupan berbangsa dan bernegara dengan tetap berpegang teguh pada sendi-sendi 4 jati diri bangsa indonesia yang merupakan kesepakatan dan
merupakan harga mati, agar
berkehidupan yang harmonis dan demokratis yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, dengan perkembangan karakter yang lebih positif maka yang terpenting adalah perpaduan antara kerja otak dan hati karena kedua unsur inilah yang menjadi penggerak seseorang untuk bertindak atau berperilaku dengan penuh bijaksana.
Maka dengan itu untuk mewujudkan pendidikan karakter yang berkualitas harus digali secara mendalam dari 4 jadi diri bangsa indonesia sebagai mana yang telah sibutkan diatas, pertama pancasila sebagai landasan idiil negara indonesia ketika dikaitkan dengan sejarah pada perumusan Sumpah Pemuda 1928 yang setiap tahunnya kita peringati, untuk membangun nasional indonesia, yang dengan ucapan sumpah pemudah, berbangsa,bertanah air, dan berbahasa satu bangsa indonesia. Untuk dipilihnya sebagai negara kesatuan, kedua dengan mencermati sejarah tersebut telah menandakan bahwa negara indonesia penuh keberagaman baik suku, agama, ras dan golongan. Keberagaman tersebut diatas dibingkai dalam persatuan dan kesatuan hal ini ditandai dengan simbol yang bertuliskan dikaki Burung Garuda sebagai lambang negara kesatuan indonesia “Bninneka Tungal Ika”.
SIMPULAN
Pendidikan karakter merupakan proses
memfokuskan didalam sebuah
implementasi nilai–nilai kebaikan atau norma - norma kebaikan dalam sebuah tindakan atau perilaku didalam kehidupan, lembaga pendidikan keluarga, masyarakat dan sekolah saling berkolaborasi didalam meningkatkan kualitas karakter anak – anak atau generasi masa depan bangsa indonesia melalui pendidikan karakter maka dengan itu lembaga pendidikan merupakan faktor yang terpenting dan utama sebagai penggerak didalam menanamkan nilai – nilai karakter anak sekolah atau remaja sebagai generasi masa depan bangsa, agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kesadaran untuk hidup bermasyarakat yang harmonis dan demokratis dengan berpegang pada sendi – sendi yang merupakan 4 jadi diri bangsa indonesia, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tungal Ika, NKRI, yang merupakan hal yang mutlak. Sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat menjadi aman, tenteram, sejahtera. Yang merupakan cita-cita luhur bangsa indonesia.
DAFTAR RUJUKAN
HC, Cheppy. (1989). Pendidikan Moral dalam beberapa Pendekatan. Jakarta: DM Referensi Media Massa.
Liyuwanadefi Shentia 2013 “
Pendidikan Karakter “ (online)
http://Makalah Pendidikan Karakter.htm
Munib, achmad.2011. “Pengantar Ilmu Pendidikan, Semarang : Pusat Pengembangan MKDU.
Narwati, Sri (2011). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga.
Rakhmawati Linda (2013) “Pengadaan
Pendidikan Karakter Disekolah”
(online) Http://Jurnal Ilmiah Pengadaan Pendidikan Karakter di Sekolah.htm
Sudirman. (1983). Bimbingan Orang Tua & Anak Bagaimana Menjadi Orang tua yang Berhasil. Yogyakarta: Studing
Suharsaputra Uhar (2013). Menjadi Guru Berkarakter. Bandung : Refika Aditama.
Tirtarahardja umar, Sulo La. L (2015). Pengantar Pendidikan. Jakarta :