• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KERTAS PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

SDN 1 GIRI MADYA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

Program Studi Strata Satu (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

DWI LARA SAFITRI

E1E212055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KERTAS PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

SDN 1 GIRI MADYA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

DWI LARA SAFITRI

E1E22055

Penelitian ini dilatar belakakngi oleh rendahnya keterampilan berbicara siswa kelas III SDN1 Giri Madya. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan media wayang kertas pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IIISDN 1 Giri Madya tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari siswa dan guru kelas III SDN 1 Giri Madya, yang diperoleh melalui lembar observasi dan tes keterampilan berbicara siswa pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil analisis data ketuntasan siswa berturut-turut dari siklus I (69%), dan siklus II (87,5%) dan jumlah skor aktivitas belajar siswa siklus I 47 dengan kategori cukup aktif, sedangkan jumlah skor siklus II yaitu 50 kategori aktif. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan media wayang kertas dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas III semester 1 SDN 1 Giri Madya Tahun Pelajaran 2016/2017.

(3)

ABSTRACT

EFFORTS SPEAKING SKILLS BY USING A PAPER PUPPET

MEDIA ON THE SUBJECTS OF INDONESIAN STUDENTS IN

GRADE IIISDN 1 GIRI MADYA ACADEMIC YEAR 2016/2017.

DWI LARA SAFITRI

E1E22055

This research was motivated by the low third-grade students' speaking skills SDN1 Giri Madya. The purpose of this study is to improve speaking skills by using a paper puppet media on the subjects of Indonesian students in grade III SDN 1 Giri Madya academic year 2016/2017. This research is a classroom action research conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, action, observation and evaluation and reflection. The data collection methods used in this study came from students and teachers third grade at SDN 1 Giri Madya rough observation sheets and test students' speaking skills at the end of each cycle. Based on the analysis of data completeness of students in a row from the first cycle (69%), and the second cycle (87.5%) and the number of students learning activity score the first cycle 47 with a fairly active category, while the total score of the second cycle of 50 active category. The results of this study indicate the use of paper puppet media can improve students' speaking skills class III Semester 1 SDN 1 Giri Madya Academic Year 2016/2017. Keywords: Media Paper Puppet, Speaking Skills, Indonesian

(4)

A. Pendahuluan

Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan yang paling praktis dan taktis untuk melakukan komunikasi ialah berbicara. Di mana saja, kapan saja, dan siapa saja berbicara untuk berkomunikasi. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.

Kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan eskpresi. Kemampuan berbicara juga merupakan bentuk kemampuan awal bagi siswa untuk belajar. Pembelajaran bahasa secara umum untuk membentuk kecakapan berbicara. Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 juga dinyatakan bahwa pelajaran dan pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Dalam peraturan tersebut juga dinyatakan bahwa tujuan pelajaran dan pembelajaran Bahasa Indonesia antara lain adalah agar siswa memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

Media pembelajaran bahasa sebagai salah satu komponen pembelajaran, tidak dapat luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya, media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai macam alasan, di antaranya terbatasnya waktu untuk membuat persiapan, sulit mencari media yang tepat, tidak adanya dana, dan lain sebagainya. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan menelaah kondisi lingkungan bermain siswa misalnya, media itu dekat dengan dunia anak-anak sehingga proses pembelajaran menjadi lebih jelas, menarik dan menekan kejenuhan. Akan lebih menarik lagi jika media tersebut berkaitan dengan warisan budaya Indonesia. Salah satu warisan budaya Indonesia adalah wayang. Wayang dapat dijadikan suatu media dalam proses pembelajaran, agar lebih menarik perhatian anak-anak wayang tersebut dapat dimodifikasi bentuknya menjadi wayang kertas yang sangat dekat dengan dunia anak-anak (Wayang Kertas).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dikelas III SDN 1 Giri Madya, keterampilan berbicara siswanya masih tergolong kurang. Dimana keterampilan berbicara siswa masih tumpang tindih antara siswa yang aktif dan tidak aktif

(5)

tergantung dari kecerdasan mereka masing-masing, serta masih banyak siswa yang belum berani untuk tampil berbicara kedepan kelas. Selain itu media pembelajaran yang digunakan tidak lengkap dan seadanya. Hal inilah yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN 1 Giri Madya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN 1 Giri Madya adalah 60 sebagaimana data berikut; jumlah siswa kelas III adalah 16 orang, dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 65 dan persentase jumlah siswa yang mencapai nilai di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM) atau tuntas adalah 56 % pada aspek berbicara para siswa atau 7 orang dan persentase siswa yang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal atau tidak tuntas adalah 44% atau 9 orang.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penggunaan media pembelajaran yang relevan. Media pembelajaran Bahasa sebagai salah satu komponen pembelajaran, tidak dapat luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh.

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu : “Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas III di SDN 1 Giri Madya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media Wayang Kertas?”.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan hasil belajar siswa pada keterampilan berbicara, maka untuk memecahkan masalah tersebut peneliti akan menerapkan penggunaan media wayang kertas dalam proses pembelajarannya. Karena penggunaan media wayang kertas memungkinkan siswa belajar secara akif sehingga tercipta suatu kondisi belajar yang optimal. Media wayang kertas membuat pembelajaran terpusat pada siswa.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan media wayang kertas pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III di SDN 1 Giri Madya.

B. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan 1. Keterampilan Berbicara

Linguis berkata bahwa “speaking is language”. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.

(6)

2. Media Wayang Kertas a. Media Pembelajaran

Kata “Media” menurut Heinich (dalam Drs. Udin S Winataputra, M.A.. dkk 2004 : 5.3 – 5.4) berasal dari bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” (between) yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan (receiver). Dalam proses pembelajaran, media ini dapat diartikan sebagai berikut :

(a) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm, 1977)

(b) Sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya. (Briggs, 1977).

(c) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengan termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).

Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kersimpulan bahwa : 1) media pembelajaran merupakan wahana dari pesan atau informasi yang oleh sumber pesan (guru) ingin diteruskan kepada penerima pesan (siswa); 2) pesan atau bahan ajar yang disampikan adalah pesan atau materi pembelajaran; 3) tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa.

b. Wayang Kertas

Adapun cara pembuatan wayang kertas menurut Uli Rakhmawati (2008) antara lain sebagai berikut :

1. Bahan dan peralatan yang diperlukan a. Kertas HVS/Kuarto

b. Pensil

c. Spidol warna atau sejenisnya d. Selotip atau sejenisnya e. Bambu, lidi atau sejenisnya 2. Urutan pembuatan Wayang

a. Gambar Wayang, gambarlah pola wayang yang diinginkan pada kertas HVS.

b. Warnai gambar yang telah digambar sesuai keinginan c. Gunting gambar wayang sesuai pola.

d. Pasangkan gapit berupa bambu atau lidi di bagian punggung wayang menggunakan selotip.

(7)

Media wayang kertas ini dapat dibuat sendiri oleh siswa sesuai dengan kreativitasnya. Oleh karena itu media wayang kertas ini, selain sebagai media yang digunakan untuk pentliti untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa juga dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :

1. Yuyun Indah Ayu Widhi, 2012 dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Media Wayang Kartun Pada Siswa Kelas V SDN Taman Sari Tahun Ajaran 2011/2012”.

2. Hujratun Aini, 2015 dengan judul “Penggunaan Media Wayang Kertas untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III Semester 2 SDN 2 Jembatan Kembar Tahun Pelajaran 2014/2015”. Kerangka berpikir dari penelitian ini dimulai dari rendahya keterampilan berbicara siswa disebabkan oleh kurangnya minat belajar dan guru yang kurang menggunakan media pembelajaran sehingga guru tidak menggunakan media maupun strategi pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran kurang aktif dan kurang menyenangkan bagi siswa. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara, media yang tepat digunakan adalah wayang kertas. Dengan media ini diharapkan kegiatan pembelajran akan lebih aktif dan dapat mendorong minat belajar siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis penelitian ini adalah Jika Media Wayang Kertas diterapkan secara optimal, maka keterampilan berbicara siswa kelas III SDN 1 Giri Madya akan meningkat.

C. Metode Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Giri Madya Desa Langko Giri Madya Kecamatan Lingsar pada kelas III. Penelitian telah dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan proposal bulan Januari 2016 sampai Juli 2016 b. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2016

c. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2016

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 1 Giri Madya yang berjumlah 16 orang yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 4 laki-laki. Observer dalam penelitian ini adalah guru kelas III SDN 1 Giri Madya.

(8)

Faktor-faktor yang menjadi fokus dalam penelitian ini diantaranya faktor guru, yang diteliti adalah kemampuan guru dalam menerapkan media pembelajaran wayang kertas dan faktor siswa, yang diteliti yaitu aktivitas belajar siswa dan hasil keterampilan berbicara siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media wayang kertas.

Variable penelitian ini dibagi menjadi dua variabel, variabel harapan dan variabel tindakan. Deinisi operasional variabel harapan yaitu keterampilan berbicara adalah suatu

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan observasi, tahap evaluasi dan refleksi. Pelaksanaan setiap siklus 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu yang sama yaitu 3 x 35 menit untuk setiap pertemuan.

Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

1. Observasi adalah cara yang dilakukan untuk pengamatan terhadap objek yaitu siswa kelas III SDN 1 Giri Madya yang terdiri dari 16 orang siswa. Data observasi terdiri dari data aktivitas mengajar guru dan data aktivitas siswa 2. Tes

Tes digunakan untuk mengukur keterampilan berbicara siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mencari data atau dokumen-dokumen yang ada dikelas atau disekolah untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian seperti Standar Isi, Silabus, RPP Daftar Nilai Siswa, Daftar Nama Siswa. Selain itu dengan dokumentasi peneliti dapat memperoleh data aktivitas guru dan siswa, dan daftar nilai tes keterampilan berbicara siswa. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu:

1. Penilaian Keterampilan Berbicara

Lembar penilaian keterampilan berbicara siswa melalui penggunaan media wayang kertas mengamati hasilnya di dalam proses pembelajaran dan pada saat evaluasi. Beberapa hal yang yang menjadi deskriptor penilaian keterampilan berbicara pada saat proses pembelajaran yaitu: intonasi, pelafalan, kelancaran, keneranian atau kepercayaan diri.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi berupa aktivitas. Lembar observasi terdiri dari dua bagian yaitu lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar pengamatan aktivitas guru.

(9)

Lembar pengamatan ini merupakan lembar observasi yang berisi deskriptor yang harus dilaksanakan baik oleh guru maupun siswa, dengan tujuan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.

Metode Analisis Data yang digunakan sebagai berikut: 1. Hasil keterampilan berbicara

Analisis data untuk mengetahui prestasi hasil evaluasi siswa adalah sebagai berikut:

a. Ketuntasan individu

Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara individu apabila memperoleh nilai ≥ 65 sebagai standar ketuntasan belajar minimal. Nilai masing-masing siswa pada setiap akhir siklus dihitung dengan menggunakan rumus. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai ketuntasan individu sebagai berikut:

NA = x 100 Keterangan: NA = Nilai akhir

SA = Skor aktual yang diperoleh siswa

SMi = Skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan (Sumber: Purwanto. 2014: 207)

b. Ketuntasan klasikal

Ketuntasan klasikal dikatakan telah tercapai apabila target pencapaian ideal ≥ 85% dari jumlah siswa dalam kelas. Ketuntasan klasikal dihitung dengan menggunakan rumus:

p = ∑

∑ x 100%

Keterangan :

p = Tingkat ketuntasan belajar secara klasikal (Aqib, 2009:205)

2. Menghitung Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

Setelah data diperoleh dari lembar observasi guru kemudian data tersebut dianalisis denga cara sebagai berikut:

a. Menentukan skor yang diperoleh guru dengan ketentuan sebagai berikut:

Skor 3 diberikan jika 3 deskriptor nampak Skor 2 diberikan jika 2 deskriptor nampak Skor 1 diberikan jika 1 deskriptor nampak Skor 0 diberikan jika 0 deskriptor nampak

(10)

b. Menentukan Skor Maksimal ideal (SMi) yaitu : Banyaknya indikator = 4

Skor maksimal setiap indikator = 4 x 3 = 12 Skor Minimal indikator = 4 x 1 = 4

c. Menentukan Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi) dengan rumusan sebagai berikkut :

Rumus : Mi = ½ x (Max + Min) = ½ x ( 12 + 0 ) = 6

SDi = 1/3 x Mi = 1/3 x 6 = 2

d. Kriteria untuk menentukan aktivitas guru ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Kriteria Untuk Menentukan Aktivitas Guru Berdasarkan Skor Standar

Interval Nilai Kategori

A ≥ Mi + 1,5 SDi A ≥ 9 Sangat Baik

Mi + 0,5 SDi ≤ A < Mi + 1,5 SDi 7 ≤ A < 9 Baik

Mi ─ 0,5 SDi ≤ A < Mi + 0,5 SDi 5 ≤ A < 7 Cukup Baik Mi ─ 1,5 SDi ≤ A < Mi ─ 0,5 SDi 3 ≤ A < 5 Kurang Baik

A < Mi ─ 1,5 SDi A ≤ 3 Sangat Kurang Baik A = Skor Aktivitas Guru b. Aktivitas siswa

Penilaian aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi langsung. Penilaian ini dilakukan ketika sedang belajar, di observasi secara langsung oleh observer. Penskoran dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Menentukan skor yang diperoleh siswa dengan ketentuan sebagai berikut: - Skor 1 diberikan jika 25% siswa memenuhi deskriptor yang telah

ditetapkan

- Skor 2 diberikan jika 50% siswa memenuhi deskriptor yang telah ditetapkan

- Skor 3 diberikan jika 75% siswa memenuhi deskriptor yang telah ditetapkan

(11)

- Skor 4 diberikan jika > 75% siswa memenuhi deskriptor yang telah ditetapkan

2) Menentukan Skor Maksimal ideal (SMi) yaitu :

Banyaknya indikator = 5

Setiap indikator terdiri dari 4 deskriptor = 5 x 4 = 20 Skor maksimal indikator = 4

Jadi skor Maksimal ideal (SMi) = 20 x 4 = 80 Skor Minimal seluruh indikator = 20 x 1 = 20

3) Menentukan Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi) dengan rumus sebagai berikut :

Rumus : Mi = ½ x (Max + Min) = ½ x (80 + 1 ) = 40, 5

SDi = 1/3 x Mi = 1/3 x 40,5 = 13,5

4) Menentukan Kriteria Aktivitas Siswa

Untuk menentukan kriteria aktivitas siswa menggunakan skor standar seperti tabel dibawah ini.

Tabel 2. Untuk Menentukan Kriteria Aktivitas Siswa

Interval Nilai Kategori

A ≥ Mi + 1,5 SDi A ≥ 61 Sangat Aktif

Mi + 0,5 SDi ≤ A < Mi + 1,5 SDi 48 ≤ A < 61 Aktif

Mi ─ 0,5 SDi ≤ A < Mi + 0,5 SDi 34 ≤ A < 48 Cukup Aktif Mi ─ 1,5 SDi ≤ A < Mi ─ 0,5 SDi 20,25 ≤ A < 34 Kurang Aktif

A < Mi ─ 1,5 SDi A ≤ 20,25 Sangat Kurang Aktif A = Skor Aktivitas Siswa (Nurkancana dan Sunartana, 1990)

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:

1. Keterampilan berbicara siswa dikatakan meningkat apabila tercapai ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 85% dari seluruh siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan

2. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas belajar siswa dalam belajar minimal berkategori “aktif”

(12)

3. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas mengajar guru dalam belajar minimal berkategori berkategori “baik”.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitiain diperoleh sebagai berikut: 1. Siklus I

a. Jumlah skor aktivitas guru sebesar 8 berkategori baik b. Jumlah skor aktivitas siswa sebesar 47 cukup aktif

c. Ketuntasan klasikal siswa yaitu yang diperoleh dari proses dan hasil evaluasi sebesar 69% dari 16 siswa. Siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa dan 5 siswa yang tidak tuntas. Hal tersebut kurang dari target KKM yang ditentukan yaitu 65 dengan ketuntasan klasikal ≥85%

d. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas maka penelitian dilanjutkan ke siklus II

2. Siklus II

a. Jumlah skor aktivitas guru sebesar 10 dengan kategori sangat baik b. Jumlah skor aktivitas siswa sebesar 50 dengan kategori aktif

c. Ketuntasan klasikal hasil belajar yang diperoleh dari proses pembelajaran dan hasil evaluasi yaitu sebesar 87,5% dari 16 siswa. Siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa dan 2 siswa yang tidak tuntas.

d. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II serta telah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Oleh karena itu, penelitian dihentikan pada siklus II.

Adapun ringkasan dari hasil penelitian yang memuat data hasil observasi aktivitas guru, hasil observasi aktivitas siswa dan data hasil keterampilan berbicara pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Ringkasan Hasil Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Siklus Aktivitas guru Aktivitas Siswa Ketentuan

Klasikal Skor Kriteria Skor Kriteria

I 8 Baik 47 Cukup Aktif 69%

II 10 Sangat Baik 50 Aktif 87,5%

Pada tabel di atas diketahui bahwa hasil aktivitas guru dari siklus I sebesar 8 yang dikategorikan baik diperoleh dari jumlah indikator meningkat menjadi 10 pada siklus II yang dikategorikan sangat baik. Hasil aktivitas siswa siklus I sebesar 47 dikategorikan cukup aktif meningkat menjadi 50 pada sikus II dikategorikan aktif. Sedangkan ketuntasan klasikal siswa yang

(13)

diperoleh dari standar KKM sebesar 65 yaitu 69% pada siklus I meningkat menjadi 87,5% pada siklus II.

E. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Wayang Kertas dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas III semester 1 SDN 1 Giri Madya tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu 69% dan meningkat pada siklus II menjadi 87,5%. Adapun hasil aktivitas guru dan siswa pada siklus I yaitu aktivitas guru berkategori baik dengan skor 8 dan aktivitas siswa berkategori cukup aktif dengan skor 47 dan pada siklus II terjadi peningkatan yaitu aktivitas guru berkategori sangat baik dengan skor 10.

Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dan sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu hasil belajar siswa dengan skor siklus II yaitu 50 kategori aktif, dengan ketuntasan klasikal 87,5%. Dikatakan meningkat karena ≥85% siswa mendapat nilai 65 dengan aktivitas guru tergolong sangat baik dan aktivitas siswa tergolong aktif.

Berdasarkan simpulan tersebut, peneliti memberikan beberapa sarn yang seyogyanya dilaksanakan guru dalam meningkatkan keberhasilan belajar siswa pada khususnya dan meningkatkan kualitas pembelajaran pada umumnya.

Saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah agar menggunakan dan mengembangkan media wayang kertas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia baik untuk keterampilan menulis, membaca dan mendengarkan khususnya dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Selain itu bagi para siswa juga diharapkan serius dan aktif dalam belajar serta termotivasi dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk meningkatkan keterampilan bebicara secara mandiri melalui latihan dengan menggunakan media wayang kertas sebagai media yang dapat mendukung kreatifitasnya. Dan diaharapkan untuk memberikan fasilitas yang mendukung proses pembelajaran agar dapat meningkatkan kualitas sekolah melalui hasil belajar yang maksimal.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT Bumi Aksara Pasaribu dan Simandjuntak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito Suharyanti, 2011. Pengantar Keterampilan Berbicara. Surakarta: Yuma Pustaka Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tarigan, Guntur. 2015. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Winataputra, Udin dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka

Aini, Hujratun. 2015. “Penggunaan Media Wayang Kertas Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III Semester 2 SDN 2 Jembatan Kembar Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi. Mataram: Universitas Mataram

Muttaqien. 2015. “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Metode Show and Tell (Memperlihatkan dan Bercerita) Untuk Siswa Kelas III SDN 1 Tepas Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi. Mataram: Universitas Mataram

Widhi, Ayu. 2012. “Peningkatan Kemampuan Berbicara Dengan Menggunakan Media Wayang Kartun Pada Siswa Kelas V SDN 2 Taman Sari Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi. Mataram: Universitas Mataram

Tahir, Muhammad. 2014. Wayang Menak Sasak. Lombok Barat: Arga Puji Press Mataram Lombok

(15)

DAFTAR LAMAN

Wikipedia. 2016. Wayang. https://id.wikipedia.org/wiki/Wayang.html. Diakses hari Minggu 17 Januari 2016 Pukul 03.12

Wikipedia. 2016. Wayang Kulit. http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulit.html. Diakses hari Minggu 17 Januari 2016 Pukul 03.12

Gambar

Tabel 1. Kriteria Untuk Menentukan Aktivitas Guru Berdasarkan  Skor Standar
Tabel 2. Untuk Menentukan Kriteria Aktivitas Siswa
Tabel 3. Ringkasan Hasil Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan  Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan masalah, hipotesis tindakan, serta temuan hasil penelitian tindakan yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, maka dapat ditarik simpulan sebagai

Kesamaannya dengan PROM adalah keduanya merupakan jenis ROM, termasuk memori non-volatile, data yang tersimpan di dalamnya tidak bisa hilang walaupun komputer dimatikan, tidak

Acah untuk menendang-tolak bola dengan bahagian dalam kaki yang sama melalui kangkang dan mainkan bola dengan kaki kin seperti dalam rajah di atas (Rajah 42).. Langkah atas

JENIS SERUM DOSIS WAKTU PEMBERIAN KETERANGAN Serum Homolog 20 IU/kg BB Bersamaan dengan pemberian VAR hari ke-0 Sebelumnya tidak dilakukan skin test.. Purified Vero Rabies

Menurut wawancara dengan re sponden dan infomtal'l pembuat garrun di desa Kajhu pada umumnya , nenek moyang mereka berasal dari Kabupalen Pidie yang merantau ke

time base yang masuk ke gerbang and berlogika 1 (high) maka keluaran gerbang and sebagai pembanding akan berlogika 1 dan membuat counter akan mencacah dan

digunakan agar Ummi Foundation tumbuh Cepat adalah dengan memberdayakan SDM daerah sehingga mereka bisa mengembangkan Metode Ummi di wilayah masing-masing. Sistem

Pertama, data dicatat secara manual, kemudian data di input ke komputer pada program aplikasi Microsoft Word atauMicrosoft Excel, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.. Untuk