• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. maka penulis membuat alur pemikiran penelitian yang diambil dan sedikit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. maka penulis membuat alur pemikiran penelitian yang diambil dan sedikit"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Berpikir

Untuk memudahkan pemahaman mengenai alur proses penelitian ini, maka penulis membuat alur pemikiran penelitian yang diambil dan sedikit dimodifikasi dari penelitian Supraptiningtyas81, yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. Alur Pemikiran Penelitian

B. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Nana Syaodih Sukmadinata menyebutkan definisi penelitian kualitatif sebagai berikut:

Penelitian Kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran, orang secara individual maupun kelompok.82

81 Wahyu Supraptiningtyas, “Dinamika Psikologis Orangtua Tunggal dan Strategi Penanaman Nilai-nilai Agama Islam kepada Anak (Studi Kasus Orangtua Tunggal Perempuan di Desa Sinduadi Kabupaten Sleman)”, Tesis, (Yogyakarta: UMY, 2013), h. 39.

82 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 60.

Pemahaman ayah tentang perannya sebagai ayah

(2)

Sementara itu, pendekatan etnografi dipilih karena penelitian yang dilakukan berbasis masyarakat. Harris (1968) mengemukakan bahwa etnografi merupakan desain penelitian yang mendeskripsikan pola yang sama dari nilai, perilaku, keyakinan, dan bahasa dari kelompok yang berkebudayaan sama.83 Lebih lanjut lagi, Freankel dan Wallen (1990) mengemukakan tujuan dari pendekatan etnografi, yaitu memperoleh gambaran umum mengenai subyek penelitian yang menekankan pada aspek pemotretan pengalaman keseharian individu dengan cara observasi dan wawancara kepada mereka dan individu lainnya yang relevan.84 Jadi,

pendekatan ini dipilih untuk menemukan cara masyarakat yang akan diteliti dalam menggunakan keyakinan dan pengetahuan mereka dalam membentuk identitas gender anak mereka.

2. Lokasi dan Informan Penelitian a. Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah Kampung Karanganyar Kelurahan Brontokusuman Kecamatan Mergangsan. Kampung Karanganyar merupakan salah satu kampung urban di mana wilayah tersebut relatif heterogen dari segi tingkat pendidikan, latar belakang suku/etnis, dan jenis pekerjaan. Hal tersebut tentu akan memberi warna berbeda pada cara mendidik atau membentuk identitas gender anak. Semakin

83 John W. Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di antara Lima

Pendekatan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 125.

84 John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed

(3)

heterogen suatu wilayah, maka semakin tinggi tekanan untuk melaksanakan tanggung jawab dalam mendidik anak.

Sementara itu, sebagai akibat dari heterogenitas sosial yang terjadi, terdapat fungsi-fungsi keluarga yang belum berjalan. Hal tersebut berdampak pada, salah satunya, adanya kasus KDRT. Ketika kasus KDRT terjadi, maka ada peran gender yang belum berjalan dengan baik. Hal tersebut berarti identitas gender juga belum dipahami secara menyeluruh. Kasus kekerasan di Kecamatan Mergangsan menempati posisi pertama di Kota Yogyakarta pada tahun 2015 dengan jumlah kasus sebanyak 53 kasus.

Tabel 1. Sebaran Lokasi Kekerasan di Tiap Kecamatan

Peringkat Kecamatan Jumlah Kasus

1 Mergangsan 53 2 Umbulharjo 53 3 Gondokusuman 46 4 Mantrijeron 44 5 Danurejan 39 6 Tegalrejo 34 7 Wirobrajan 33 8 Kotagede 31 9 Jetis 20 10 Kraton 18 11 Godomanan 15 12 Ngampilan 14 13 Gedong Tengen 10 14 Pakualaman 6 Total 416 Sumber: BPPM DIY

(4)

Jika dirinci berdasarkan jenis kekerasannya, kebanyakan kasus kekerasan di Kecamatan Mergangsan adalah kekerasan fisik (24 kasus), penelantaran (5 kasus) dan kekerasan psikis (22 kasus).85 Sementara itu, menurut informasi yang peneliti dapat di Kelurahan Brontokusuman, wilayah tersebut banyak terjadi kasus kekerasan terhadap anak, terutama di daerah pinggiran kali. Setelah peneliti menelusuri lebih lanjut, daerah yang memiliki tingkat kekerasan tinggi adalah Kampung Karang Anyar. Selain daerah tersebut memiliki heterogenitas sosial, mayoritas penduduk kampung tersebut juga berada pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini juga memicu tingginya tingkat kekerasan dalam rumah tangga.

b. Informan peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti memilih informan berdasarkan kriteria sebagai berikut dengan cara snowball sampling.

1) Para ayah muslim yang memiliki anak usia 6-8 tahun, baik itu anak laki-laki dan/atau anak perempuan. Muslim dipilih karena alasan akademik, yaitu berkaitan dengan konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam. Alasan lainnya adalah keterbatasan dari peleliti.

2) Keragaman suku/etnis. Dalam hal ini, suku ayah juga peneliti pertimbangkan karena budaya dari suku/etnis mempunyai warna berbeda dalam hal pengasuhan anak.

(5)

3) Keragaman tingkat pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi. Peneliti mengasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orangtua, maka pola pikir dan cara yang digunakan dalam mendidik anak remaja mereka akan lebih baik. 4) Lama waktu bekerja ayah, yaitu berapa lama waktu yang digunakan

informan dalam bekerja. Peneliti mengasumsikan bahwa semakin lama waktu yang informan gunakan untuk bekerja, maka kesempatan untuk mendidik anak mereka semakin sedikit. Artinya, dengan kesibukan informan dalam pekerjaannya, peran informan dalam membentuk identitas gender anak akan semakin sedikit.

Snowball sampling dipilih karena keterbatasan dokumen (Kartu Keluarga) yang dimiliki oleh perangkat desa tingkat RT dan RW. Tidak semua perangkat desa tersebut memiliki dukumen (KK) yang lengkap dari seluruh warganya. Selain itu, kurang update-nya dokumen tersebut yang dimiliki perangkat desa juga menjadi alasan mengapa peneliti memilih cara tersebut.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai lingkungan dan keluarga yang akan diteliti. Selain itu, melalui observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena

(6)

dapat merugikan nama baik.86 Spradley mengemukakan tentang obyek observasi, yaitu:

1) Place: tempat berlangsungnya interaksi sosial. 2) Actor: pelaku yang memainkan peran tertentu.

3) Activity: kegiatan yang dilakukan pelaku dalam interaksi sosial.87 Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk melihat ekpresi dan tingkah laku informan ketika diwawancara serta memahami apa yang dilakukan oleh informan mengenai ruang lingkup peran ayah dan pembentukan identittas gender. Selanjutnya, dalam melakukan observasi, peneliti berperan sebagai pengamat. Peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan sosial informan.88

b. Wawancara

Wawancara dilakukan secara terstruktur. Hal ini dilakukan untuk mengurangi variasi yang memungkinkan terjadinya kekeliruan.89

Maka dari itu, peneliti menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang disusun dengan rapi. Dalam wawancara, peneliti akan menggali informasi mengenai persepsi informan tentang perannya sebagai ayah dan identitas gender serta cara informan membentuk identitas gender anak mereka.

86 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 314.

87 Ibid. 88 Ibid., h. 312.

89 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 188.

(7)

c. Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi dan menguatkan data observasi dan wawancara.90 Dokumen tersebut dapat berupa foto, data penduduk, dan catatan penting secara umum mengenai kondisi keluarga.

Dari ketiga teknik pengumpulan data di atas, data yang diperoleh dari wawancara merupakan data primer, sedangkan data yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi merupakan data sekunder dalam penelitian ini.

4. Analisis Data

a. Pengumpulan data

Semua data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dikumpulkan. Selanjutnya data tersebut diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan kriteria yang telah dibuat.

b. Klasifikasi data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi data tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apa yang akan dianalisis serta mengetahui perbandingan makna pada setiap bagian data.91

90 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ..., h. 329.

(8)

c. Reduksi data

Dalam tahap ini, peneliti merangkum, memilih hal-hal pokok, fokus pada hal-hal penting, mencari tema dan polanya, serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang dihasilkan memberi gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan tahap selanjutnya.92

d. Triangulasi data

Triangulasi bertujuan untuk menguji kredibilitas data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Uji kredibilitas ini dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya, data tersebut dideskripsikan dan dikategorikan (mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan yang spesifik).93

e. Kesimpulan sementara

Kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif pada umumnya adalah kesimpulan sementara. Hal ini dapat dijelaskan dengan tidak pastinya kesesuaian antara kesimpulan yang diambil dengan hipotesis atau rumusan masalah di awal. Jika kesimpulan yang dikemukakan dikuatkan oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan tersebut dapat dikatakan sebagai kesimpulan yang kredibel. Selain itu, kesimpulan yang diambil

92 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ..., h. 338. 93 Ibid., h. 372-373.

(9)

dapat menjawab rumusan masalah yang telah dibuat tapi bisa juga tidak.94

5. Kredibilitas Penelitian

Kredibilitas penelitian kualitatif terkait dengan konsistensi jawaban-jawaban informan atas pertanyaan yang diajukan95 di mana hal tersebut bertujuan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara mengidentifikasi dan memeriksa subyek serta membangun realitas yang beragam secara tepat dan sesuai kenyataan yang sebenarnya.96 Adapun definisi-definisi konsep dalam penenelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Peran ayah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah interaksi dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak yang ditujukan untuk membentuk identitas gender anak usia 6-8 tahun. Apa yang diperankan ayah dalam membentuk identitas gender anak akan menunjukkan seberapa kompleks ayah memaknai identitas gender itu sendiri. Sehingga dengan hal tersebut, ayah akan mendidik anak mereka sesuai dengan kompleksitas pemaknaan tersebut. Sebab, peran ayah merupakan salah satu bagian dari identitas gender.

b. Identitas gender yang dimaksud dalam penelitian ini adalah identifikasi diri anak usia 6-8 tahun sebagai laki-laki atau perempuan dan hubungannta dengan peran gender yang sesuai dengan jenis kelamin masing-masing.

94 Ibid., h. 345.

95 Pelto dan Pelto (1984) dalam Nawari Ismail, Metodologi Penelitian untuk Studi Islam:

Panduan Praktis dan Diskusi Isu, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2015), h. 100.

(10)

Selanjutnya, tahapan-tahapan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tema penelitian yang kemudian dirumuskan dalam bentuk proposal.

b. Menentukan ruang lingkup penelitian.

c. Pengambilan data di lapangan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi.

d. Melakukan analisis data yang telah terkumpul dengan cara klasifikasi data, reduksi data, dan triangulasi.

Gambar

Gambar 1. Alur Pemikiran Penelitian  B.  Metode Penelitian
Tabel 1. Sebaran Lokasi Kekerasan di Tiap Kecamatan  Peringkat  Kecamatan  Jumlah Kasus

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Scott A.Bernard (2005, p73), Teknologi adalah jenis sumber daya yang memungkinkan informasi dan sumberdaya lainya mengalor untuk mendukung penciptaan dan

Agar dapat menentukan zona gempa yang tepat untuk mengaplikasikan dinding geser, maka harus dilakukan perhitungan gaya gempa terlebih dahulu. Karena belum adanya standar

Kendala yang dihadapi oleh seorang Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang dalam Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Kurangnya profesionalisme

Kabupaten Sukamara agar lebih mengoptimalkan hnplementasi Kebijakan Penegakan Disiplin Kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukamara,

Hubungan Dana Bagi Hasil (DBH) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Kapasitas Fiskal adalah positif dan signifikan yang berarti bahwa setiap perubahan yang terjadi

Hal ini mengindikasikan adanya kandungan oksida besi yang mengakibatkan penambahan ion besi yang cukup signifikan, sedangkan untuk kedalaman 3 meter mengalami

Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap atau komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan, plasma

Berdasarkan integrasi struktur geologi terhadap situs-situs di Kawasan Huu tersebut, maka dihasilkan data mengenai pemilihan lokasi situs yang terletak pada bagian yang