• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP. indah apabila cocok dengan tujuan dan audien. (P, Sunardi, Tiuh Design). ramah, main-main, adventurir, profokatif dan sebagainya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP. indah apabila cocok dengan tujuan dan audien. (P, Sunardi, Tiuh Design). ramah, main-main, adventurir, profokatif dan sebagainya."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4 KONSEP

4.1 Landasan Teori

4.1.1 Teori Publikasi

Publikasi adalah industri yang mengandung desain sebuah buku. Arti kata publikasi itu sendiri adalah untuk menyatakan ide-ide atau gagasan-gagasan didepan umum, secara terbuka, dan memuat ide-ide atau gagasan-gagasan itu diketahui secra umum. (Jennings, Simon, The Complete Guide to Advanced Illustration & Desain, p134).

Semua hal mengenai publikasi dari gaya bahasa sampai pada kualitas kertas yang memuatnya, mewujudkan citra dari pembuatnya. Satu panduan yang paling penting dalam menciptakan citra tersebut adalah kecocokan. Elemen-elemen yang dipilih dan cara merangkai dan mereproduksinya menjadi hal yang indah apabila cocok dengan tujuan dan audien. (P, Sunardi, Tiuh Design).

Untuk buku anak, publikasi dibuat agar dapat memberi kesan informal, ramah, main-main, adventurir, profokatif dan sebagainya.

4.1.2 Teori Layout

Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah

(2)

menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

Grid System

Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik. (Gavin Amborse dan Paul Harris, London 2005)

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengaturan tata letak sebuah karya visual diantaranya :

• Unity (Kesatuan), yaitu menghubungkan antar elemen-elemen, sehingga berfungsi secara bersama-sama. Sebaiknya jangan menyusun elemen-elemen terlalu banyak disatu bidang/ruang, sehingga tidak terlalu ramai (crowded)

• Keseimbangan (balance), merupakan pengaturan elemen-elemen dalam suatu ruang tampilan dengan bobot yang seimbang, baik secara horisontal maupun secara vertikal. Terdapat 2 macam jenis keseimbangan, yaitu:

(3)

o Keseimbangan formal: elemen-elemen didistribusikan secara simetris dikiri kanan ataupun atas bawah, umumnya memberikan kesan stabil.

o Keseimbangan informal: elemen-elemen didistribusikan secara tidak simetris dikiri-kanan ataupun atas bawah umumnya memberi kesan lebih dinamis dan lebih menarik.

• Kontras, diperlukan untuk menonjolkan ide yang disampaikan. Kontras dapat dicapai dengan pengaturan bentuk maupun warna, maupun arah elemen-elemen yang ditata pada suatu bidang.

• Irama (rythm), merupakan bentuk yang dihasilkan dengan mengulang elemen secara bervariasi. Pengulangan secara konsisten dan bervariasi adalah kunci utamanya. Keduanya saling melengkapi karena tanpa adanya variasi, pengulangan akan tampak membosankan. Setiap variasi elemen yang mengalami pengulangan juga harus memiliki kesatuan yang utuh.

• Titik berat (emphasis), dalam upaya menarik perhatian pembaca, setiap pesan pada layout harus memiliki daya tarik yang tinggi. Diperlukan penekanan terhadap pokok yang ingin ditampilkan.

Didalam buku anak-anak, penempatan layout ditampilkan secara bervariasi, elemen diletakkan agak bebas agar pembaca tidak merasa jenuh membacanya, terlihat lebih santai dan tidak menimbulkan kesan monoton tetapi juga tetap diatur berdasarkan sistematika yang benar.

(4)

4.1.3 Teori Ilustrasi

Kata Ilustrasi berasal dari bahasa latin yaitu illustrare yang artinya menerangkan. Dalam ilmu seni, pengertian istilah ini diperluas menjadi menghidupkan, menjelaskan, dan memperindah suasana. Ilustrasi yang pada dasarnya merupakan gambar dua dimensi dimaksudkan sebagai penghidup, penghias, atau penjelas suatu tulisan. Dapat dikatakan gambar ilustrasi berfungsi sebagai pengganti bahasa yang tugasnya memperjelas isi, tema, dan jalan sebuah cerita. Ilustrasi dapat menvisualisasikan suatu cerita, kejadian ataupun gagasan sesuai dengan ide, maksud dan tujuan tertentu.

Ilustrasi buku anak-anak

Ilustrasi untuk buku anak-anak punya andil yang sangat penting, dilihat dari memenuhi kebutuhan apresiasi, pengalaman dan penyampaian pesan melalui bahasa visual. Hal ini tidak salah karena salah satu dunia anak-anak adalah dunia visual. Orientasinya harus pada mereka, yaitu anak-anak.

Ilustrasi/gambar bagi anak-anak akan membantu mereka menikmati, menghayati, berimajinasi dan meresapi persepsi visual yang kaya dan mengesankan. Bicara tentang keindahan ilustrasi anak-anak, maka kita akan dihadapkan pada pertanyaan: "Bagaimana ilustrasi anak yang baik? Tampaknya, tak ada satu rumus baku yang berlaku umum dalam konteks penilaian ilustrasi anak, namun ada satu hal yang bisa dijadikan patokan, yaitu membuat ilustrasi anak berdasarkan pada 'kacamata atau dunia" anak. Pada "kacamata" anak, suatu gambar akan membuat dia tertarik, bukan sekadar gaya/style seorang Ilustrator

(5)

yang disodorkan, tetapi lebih dari itu, gambar tersebut sudah benar atau belum untuk mereka, bila sudah, baru aspek bagus (gaya ilustrasi ilustrator) ikut mendukungnya.

Setiap gaya itu adalah konsepsi seniman/ illustrator tentang suatu rumusan keindahan yang diekspresikan secara visual. Setiap gaya menjadi indah kalau kita letakkan pada konteks yang benar sekaligus sang seniman memahami, menghayati dan memaknai apa yang dibuatnya. Anak-anak akan terpengaruh oleh komunikasi visual yang komunikatif, bukan sekadar visualisasi yang bagus/indah.

4.1.4 Teori Warna

Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Eksperimen menunjukkan bahwa objek yang berwarna hampir selalu menjadi pilihan.

Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu.

Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sbb: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam

(6)

penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.

Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda. Berikut ini potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang sbb :

• Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi). • Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya,

kesucian.

• Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.

• Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).

• Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.

• Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.

(7)

• Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.

Sementara menurut Hideaki Chijawa dalam bukunya Color Harmony membuat klasifikasi lain warna-warna, ia pun mengambil dasar dari karakteristiknya yaitu :

• Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkaran warna terutama warna-warna yang berada dari merah ke kuning. • Warna sejuk : dalam lingkaran warna terletak dari hijau ke ungu

melalui biru

• Warna tegas : warna biru, merah, kuning, putih, hitam

• Warna tua/gelap : warna-warna tua yang mendekati warna hitam (coklat tua, biru tua, dsb).

• Warna muda/terang : warna-warna yang mendekati warna putih. • Warna tenggelam : semua warna yang diberi campuran abu-abu.

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi

• Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.

(8)

• Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Value (nilai warna) akan membedakan kualitas tingkat kecerahan warna Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam. • Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang

berhubungan dengan cerah atau suramnya warna, dapat menyatakan kekuatan atau kelemahan warna, daya pancar warna dan kemurnian warna. Intensitas adalah kualitas warna yang menyebabkan warna itu berbicara, berteriak, atau berbisik dalam nada yang lembut.

Maitland Graves dalam bukunya The Art of Color and Design membedakan ketiga dimensi warna itu seperti yang dikatakannya "Hue is the name of color. Value is the brightness or luminosity of color. Charoma is the strength, intensity, or purity of a color".

Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color System.

Diantara bermacam sistem warna diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika. (Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005)

(9)

Warna dapat menambah sesuatu sehingga dapat menunjukkan emosi, tempat, dan situasi yan dialami. Warna merupakan komunikasi non verbal yang jika penggunaannya tepat, dapat mempertinggi nilai dari sebuah gambar. ( Edgel, Steve. The complete carooning course)

Warna warna yang akan digunakan dalam buku anak, adalah warna yang ekspresif, ceria, warna panas yang aktif, dapat merangsang daya imajinasi anak, biasanya menggunakan variasi warna dari perpaduan warna primer merah, biru dan kuning yang dapat disesuaikan dengan seri yang ada.

4.1.5 Teori Tipografi

Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam sebuah media visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual.

Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, sertainteraksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya. (Tipografi dalam Desain Grafis, Danton Sihombing, Jakarta 2001; The Visual Dictionary of Graphic Design, Gavin Amborse & Paul Harris, London 2006)

(10)

Jenis jenis huruf

Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig , antara lain sbb :

1. Roman

Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

2. Egyptian

Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokh, kuat, kekar dan stabil.

3. Sans Serif

Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

(11)

4. Script

Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.

5. Miscellaneous

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

Menurut pernyataan Ogilvy (1991), bahwa tipografi menyangkut hal-hal yang penting yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut :

• Clarity : pemilihan huruf yang memperlihatkan kejelasan • Readibility : pemilihan huruf yang sesuai dengan sifat

produk yang diwakili.

• Visibility : pemilihan huruf yang mudah dilihat, pemakaian tipe huruf harus disesuaikan dengan komposisi yang baik pada peletakan hurufnya jangan terhalang sehingga jelas.

Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Seperti misalnya pada buku anak biasanya mempergunakan jenis huruf sans serif

(12)

untuk body text dan script untuk judul dan sub judul yang memiliki nuansa ceria, dapat bermain tetapi tetap simple, sehingga cocok dengan karakter anak-anak yang aktif. Dan pemilihan huruf anak-anak ini tetap memperhatikan faktor keterbacaan agar pesan yag disampaikan dapat dibaca dengan jelas dan mudah.

4.1.6 Teori Logo

Pada masa awal perkembangannya, pembagian jenis logo tidaklah serumit sekarang. Mula-mula logo hanya berupa bentuk yang tak terucapkan seperti gambar, yang dibuat oleh pengrajin untuk lambang kerajaan. Seiring dengan berkembangnya jaman, logo tidak hanya digunakan untuk kepentingan kerajaan saja, melainkan untuk memberi tanda pada barang-barang yang dijual di pasar (Trademarks). Pembagian jenis logo secara lebih sederhana dibagi atas dua bagian yaitu:

- Word Marks atau Brand Name atau Logotype, yaitu logo yang tersusun dari bentuk terucapkan (rangkaian huruf yang dapat dibaca / diucapkan)

- Device Marks atau Brand Mark atau Logogram, yang tersusun dari bentuk tak terucapkan (gambar).

Bisa pula logo terdiri atas keduanya, yang merupakan kombinasi dari brand name dan brand mark.

(13)

Berikut ini beberapa jenis logo dan tipe logo: 1. Typografis

Adalah logo yang hanya terdiri dari rangkaian huruf untuk mengvisualkan sebuah nama. Logo jenis ini memberi pesan langsung kepada konsumen. Hanya Logotype yang penekanannya lebih kepada nama produk.

2. Typografis Geometris

Yaitu logo yang terdiri dari nama perusahaan atau produk dengan gaya tipografis geometris, tersusun atas bentuk-bentuk geometris seperti oval, lingkaran atau kotak.

3. Initial Letter Logo

Yaitu logo yang menggunakan huruf awal (inisial) dari nama produk atau perusahaan dan menjadikannya sebagai elemen utama dari logo tersebut.

4. Pictorial Name Logo

Sama halnya dengan logotype, yaitu logo yang menggunakan nama sebagai komponen penting. Secara keseluruhan logo ini memiliki karakter bentuk yang sangat kuat dan khusus.

5. Associative Logo

Yaitu logo yang memiliki asosiasi langsung dengan nama produk atau wilayah aktifitasnya. Jenis logo seperti ini mempunyai daya tarik kuat dan mudah untuk dipahami.

6. Allusive Logo

(14)

logo Mercedes Benz yang terdiri dari bentuk bintang segitiga yang merupakan representasi dari sistem kemudi mobil, atau bentuk A pada perusahaan

penerbangan Alitalia yang dideformasikan dari bentuk ekor pesawat yang berfungsi sebagai penyeimbang. Logo jenis ini memiliki hubungan yang tidak langsung antara nama dengan logonya sehingga logo jenis ini sulit untuk dipahami.

7. Abstract Logo

Yang dimaksud dengan logo jenis ini adalah logo yang dapat menimbulkan beraneka kesan, yang dipengaruhi oleh daya pemahaman konsumen. Ini terjadi karena bentuk visual logo ini sangat abstrak. Diantaranya mengambil suatu bentuk struktural yang dikreasikan dengan efek optis yang bervariasi (ilusi optik).

(Sumber : Murphy, John and Michael Rowe. How to Design Trademarks and Logos. Ohio : North Light Book, 1998. (Indra Darmawan))

4.2 Strategi Kreatif

Pada Subbab ini akan dibahas secara ringkas langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan secara strategi yang kreatif sehingga dapat menyampaikan apa yang menjadi tujuan dari pembuatan publikasi dari buku ini.

4.2.1 Strategi Komunikasi

(15)

- Indonesia merupakan bangsa yang memiliki sumber kekayaan sebagai warisan kebudayaan yang unik dan khas yang harus dilestarikan - Pentingnya mengenal dan memahami keberagaman budaya nusantara

sejak dini

- Buku yang membahas tentang kebudayaan Nusantara dengan tampilan visual yang menarik dan dapat dijangkau anak-anak Indonesia masih sangat jarang dan belum begitu dikomersilkan

- Buku merupakan media yang paling praktis, efektif dan efisien untuk mengenalkan budaya nusantara, juga sebagai usaha meningkatkan minat baca anak Indonesia

4.2.1.2 Masalah yang akan dikomunikasikan

Perlu adanya sebuah buku tentang kebudayaan yang diilustrasikan dengan tampilan visual yang menarik, tidak membosankan, sehingga mudah dipahami dan dapat menjadi media pembelajaran yang menunjang daya kreatifitas dan minat baca anak-anak Indonesia.

4.2.1.3 Tujuan Komunikasi

Pada pembahasan ini akan dikemas penjelasan untuk menyampaikan tujuan komunikasi yang dimaksud dalam penulisan

(16)

(DAGMAR)

• Unaware : Anak-anak pada tahap ini, belum berminat untuk mengenal budaya bangsanya, karena media yang ada belum mendukung.

• Aware : Setelah mereka mulai mengenal, dan membaca keanekaragaman budaya nusantara yang unik dan khas, mereka menjadi lebih menghargai budaya bangsanya.

• Comprehensive: Anak-anak akan mengetahui banyak hal tentang kebudayaan nusantara, dapat meningkatkan daya imjinasi daya kreatifitas, melalui pengetahuan dan media pendukung.

• Attitude : Akan terjalin keakraban, menumbuhkan rasa persahabatan, toleransi dan saling menghargai dengan lingkungan sekitar, karena memahami ragamnya budaya bangsa

• Action : Diharapkan anak-anak memiliki perilaku yang sesuai dengan kebudayaan Indonesia dan memiliki wawasan yang luas.

4.2.1.4 Profil Target

( Primer)

a. Geografis

- Domisili : kota-kota di Indonesia - Wilayah : perkotaan

(17)

- Kepadatan : Pusat kota ramai, pusat pendidikan - Iklim : Tropis

b. Demografis

- Usia : 5-9 tahun

- Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan - Pendidikan : Sekolah Dasar kelas 1-3 - Agama : Semua agama

- Kebangsaan : Warga Negara Indonesia

c. Psikografis

- Tingkat sosial : B (Menengah)

- Gaya Hidup : Modern dan tradisional

Aktivitas

- Hobby : Bermain

- Hiburan : Baca, Video games, TV, Komputer - Liburan : Tempat wisata, rekreasi

- Belanja : kantin sekolah, mini market terdekat - Olah raga : Olah raga yang diajarkan sekolah

Minat

- Keluarga : Orang tua

(18)

- Mode : Pakaian seragam, kaos sehari-hari

Pendapat

- Pribadi : masih dalam tahap membentuk dan belajar - Masalah sosial : Bergaul dengan teman lingkungan sekolah dan

rumah

- Kultur : generasi modern

- Kepribadian : rasa keingintahuan yang besar - Perilaku : ceria, kekanak-kanakan, manja

( Sekunder)

d. Geografis

- Domisili : kota-kota di Indonesia - Wilayah : perkotaan

- Kepadatan : Pusat kota ramai, pusat pendidikan - Iklim : Tropis

e. Demografis

- Usia : 28-36 tahun

- Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan - Pendidikan : Sekolah tinggi- sarjana

- Pekerjaan : Pegawai negeri & Pegawai swasta - Agama : Semua agama

(19)

- Kebangsaan : Warga Negara Indonesia

f. Psikografis

- Tingkat sosial : B (Menengah)

- Gaya Hidup : Modern dan tradisional

Aktivitas

- Hobby : Membaca

- Hiburan : Nonton TV, Komputer, Rekreasi - Liburan : Tempat wisata

- Belanja : Supermarket, pasar tradisional

- Olah raga : Senam, jogging, sepak bola, bulu tangkis

Minat

- Keluarga : Anak

- Tugas : Bekerja, Ibu rumah tangga

- Mode : Kasual, pakaian kerja, pakaian sehari-hari

Pendapat

- Pribadi : Dewasa

- Masalah sosial : Sosialisasi lingkungan rumah, lingkungan kerja - Kultur : Generasi modern

- Kepribadian : Perhatian, peka terhadap lingkungan - Perilaku : Matang, bijaksana

(20)

4.2.1.5 Positioning / Unique Selling Proposition

Buku ini adalah buku seri tentang kebudayaan nusantara yang dapat menjelaskan bagian dari kebudayaan berupa rumah adat, tarian, permainan tradisional, pakaian adat, dan makanan khas daerah dengan cara dan desain yang menarik, mudah dimengerti, ditunjang dengan adanya media pendukung yang meningkatkan daya kreatifitas anak-anak.

4.2.1.6 Tagline

“Mari mengenal budaya nusantara dengan cara yang menyenangkan sambil berpetualang”

4.2.1.7 Pendekatan Emosional / Rasional

Pendekatan yang akan dilakukan akan lebih bersifat emosional karena pendekatan dilakukan terhadap kondisi anak yang ceria, penuh dengan rasa ingin tahu, sehingga berusaha bagaimana dapat mempengaruhi keinginannya untuk mengenal budaya bangsa. Tetapi juga dengan pendekatan rasional karena akan ada penjelasan pengetahuan kebudayaan, dengan cara yang sederhana sehingga mudah dipahami.

4.2.2 Strategi Desain

4.2.2.1 Tone & Manner

Dalam berkomunikasi, nuansa yang akan ditampilkan lebih bermain-main, aktif, sesuai dengan profil targetnya yaitu anak-anak yang suka keceriaan,

(21)

buku akan mengajak anak seperti berpetualang (sehingga anak dapat lebih berimajinasi dalam mengenal pegetahuan budaya), serta dinamis (agar anak-anak tidak bosan dengan isi buku, sehingga buku mudah dipahami).

4.2.2.2 Strategi Verbal

Gaya bahasa yang akan digunakan adalah informal dan lebih ringan, sesuai dengan gaya bahasa anak, dengan cara yang tidak menggurui tetapi lebih kepada bercerita. Penyampaian akan lebih santai sehingga tidak membosankan walaupun buku ini merupakan buku pengetahuan .

4.2.2.3 Strategi Visual

Unsur-unsur yang akan terkandung dalam desain ini, mempertimbangkan kesan anak-anak yang ceria tanpa meninggalkan kesan kebudayaan nusantara, yaitu :

• Skema warna cerah dan warna dull, karena dunia anak-anak penuh warna yang ceria, dan dull color untuk menimbulkan kesan kebudayaannya.

• Tipografi sans serif untuk body text dengan tetap memperhatikan faktor keterbacaan agar pesan yag disampaikan dapat dibaca dengan jelas dan mudah dipahami. Dan script unuk judul dan sub judul, yang memiliki nuansa ceria agar sesuai dengan profil targetnya yaitu anak-anak.

(22)

• Ilustrasi dengan gaya kartun yang sederhana dan menarik, tidak terlalu rumit tetapi pesan dapat dimengerti dengan mudah dan adanya kesesuaian antara isi dengan gambar ilustrasi yang dibuat.

4.2.3 Pemilihan Item

Item yang digunakan dalam mendukung publikasi buku ini adalalah sebagai berikut :

1. Cover Depan (untuk 3 buku seri) 2. Cover belakang (untuk 3 buku seri) 3. Logo

4. Font

5. Desain karakter

6. Ilustrasi keseluruhan isi buku (untuk buku yang direalisasikan) 7. Layout halaman isi

8. Halaman pendukung berupa permainan 9. Poster

Referensi

Dokumen terkait

Bersama ini kami sampaikan bahwa berdasarkan hasil penelitian administrasi bakal calon anggota PPK Kecamatan Koto Balingka diumumkan nama-nama yang memenuhi

Alhamdulillah segala puji Allah SWT yang telah melimpahkan segala kekuatan-Nya, sehingga praktikan dapat melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan 2 di SMP Negeri

Abstract : Scabies is itch human skin disease caused by the mite Sarcoptes scabiei var. The prevalence of scabies in boarding school was relative high. That condition must be

Berdasarkan penjelasan di atas, seorang guru dalam belajar mengajar harus memiliki kompetensi atau kemampuan, agar guru mampu menguasai materi pelajaran dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun karamunting ( Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) menyebabkan peningkatan kadar ureum dan kreatinin

Array adalah suatu struktur yang terdiri dari sejumlah elemen yang memiliki tipe data yang sama.. Elemen-elemen array tersusun secara sekuensial dalam

Sayangnya, sejauh ini Pemerintah Daerah Lombok Timur lebih memilih membuat kebijakan yang lunak (soft policy), sebatas pengembalian tanah pecatu kepada desa,

Wakaf merupakan suatu ibadah dimana seseorang, lembaga atau badan hukum memberikan harta yang dimilikinya baik waktu yang ditentukan maupun selama-lamanya