• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong2, Arifin3.

Universitas Negeri Gorontalo Fakultas lmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan

Abstrak: Salah satu faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan kepala sekolah dan guru adalah pengawas sekolah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai Kinerja Pengawas Sekolah Dasar Dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kepengawasan serta melatih dan membimbing profesionalisme guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, sampel penelitian berjumlah 124 orang. Teknik pengumpulan data yaitu angket, dan dokumentasi. Data dalam penelitian dianalisis dengan rumus persentase (%). Hasil penelitian menunjukan bahwa Kinerja Pengawas Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Sebagai berikut: (1) Perencanaan program kepengawasan berada dalam kategori baik. Hal ini dilihat dari jawaban responden yang mencapai 87,27%; (2) Pelaksanaan program kepengawasan berada dalam kategori baik. Hal ini dilihat dari jawaban responden yang mencapai 88,33; (3) Evaluasi pelaksanaan program kepengawasan berada pada kategori sangat baik. Hal ini dilihat dari jawaban responden yang mencapai 93,63; (4) Melatih dan membimbing profesionalisme guru berada pada kategori baik. Hal ini dilihat dari jawaban responden yang mencapai 89,88%.

(2)

PENDAHULUAN

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mencakup standar: (1) isi; (2) proses; (3) kompetensi lulusan; (4) pendidik dan tenaga kependidikan; (5) sarana dan prasarana; (6) pengelolaan; (7) pembiayaan; dan (8) standar penilaian pendidikan. Standar-standar tersebut di atas merupakan acuan dan sekaligus kriteria dalam peningkatan dan penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan.

Salah satu standar yang memegang peran penting dan strategis dalam peningkatan mutu pendidikan adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawas satuan pendidikan merupakan salah satu komponen tenaga kependidikan yang perlu ditingkatkan mutunya.

Peran pengawasan pendidikan diatur secara khusus dalam PP 19 Tahun 2005 Pasal 55 dan 57 tentang Standar Pengelolaan yang meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pengaturan pengawasan pendidikan diatur pula dalam PP 74 Tahun 2008 tentang Guru pada Pasal 15 ayat 4 menjelaskan bahwa guru yang diangkat menjadi pengawas satuan pendidikan melaksanakan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya selanjutnya menjadi acuan operasional yang menjadi landasan utama dalam melaksanakan tugas pokok pengawas sekolah.Mengacu pada SK Menpan Nomor 118 Tahun 1996 tentang jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya, Keputusan bersama Mendikbud Nomor 03420/O/1996 dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 38 Tahun 1996 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud Nomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah yang meliputi: (1) Melaksanakan

(3)

pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA. (2) Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Pengawas sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Sujana (2011:7) Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan pengwas sekolah, Sedangkan kepengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Menurut Sagala (2011:200) pengawas sekolah di kabupaten dan kota adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh Bupati atau Walikota untuk melakukan pengawas sekolah, mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ada, pengawas satuan pendidikan adalah sebagai pejabat fungsional.

Dalam Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 dijelaskan bahwa seorang kepala sekolah atau pengawas harus mempunyai lima kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi akademik dan sosial. Dengan kelima kompetensi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja kepala sekolah atau pengawas dalam mengelola sekolahnya sehingga visi, misi dan tujuan sekolah tersebut dapat tercapai secara optimal.

Pengawas sekolah berdasarkan keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 118/1996 adalah pegawai negeri yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuholeh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan sekolah dasar dan menengah.

Kinerja menurut Mangkunegara (2000:67) “Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

(4)

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Menurut Sulistiyani (2003:223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Menurut Rivai (2004:309) mengemukakan kinerja adalah:“perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui kinerja pengawas dalam merencanakan program kepengawasan di Sekolah Dasar Negeri yang ada di Posigadan; (2) Mengetahui kinerja pengawas dalam melaksanakan program kepengawasan di Sekolah Dasar Negeri yang ada di Posigadan; (3) Mengetahui kinerja pengawas dalam mengevaluasi pelaksanaan program kepengawasan di Sekolah Dasar Negeri yang ada di Posigadan; (4) Mengetahui kinerja pengawas dalam membimbing dan melatih profesionalisme guru.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan analisis persentase dan jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian ini akan mendeskripsikan kinerja pengawas Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Posigadan. Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan terhitung pada saat pelaksanaan studi pendahuluan sampai dengan proses pembimbingan. Penelitian ini dimulai dari bulan Maret sampai Juni.

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: (1) observasi awal, (2) penyusunan dan seminar proposal skripsi, (3) pengumpulan data, (4) penulisan laporan dalam bentuk skripsi. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah instrument kriteria. Instrumen kriteria disusun dan dikembangkan berdasarkan indikator dari kineja pengawas. Indikator

(5)

tersebut antara lain: (1) kemampuan pengawas dalam merencanakan kepengawasan, (2) kemampuan pengawas dalam melaksanakan kepengawasan, (3) kemampuan pengawas dalam mengevaluasi pelaksanaan kepengawasan, (5) kemampuan pengawas dalam membina dan melatih profesionalisme guru. Angket merupakan teknik utama dalam penelitian ini yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket tersebut kepada responden. Penulis menggunakan instrumen yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan proses evaluasi supervisi. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dari dokumen-dokumen kepegawaian yang ada hubunganya dengan jumlah pengawas, kepala sekolah dan guru dari Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Posigadan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah pengawas, kepala sekolah, guru baik PNS maupun honorer yang sering disupervisi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 167 orang yang terdiri dari pengawas 3 orang, kepala sekolah serta guru 164 orang tersebar dalam 18 sekolah. Proses penarikan sampel dengan menggunakan nomogram Harry King bila jumlah populasi 167 orang dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besarnya persentase besarnya sampel yaitu 62%. Jadi dengan demikian jumlah sampel yang diambil 0,62 × 167 × 1,195 = 123,73 orang, dibulatkan menjadi 124 orang. Untuk mengambil sampel tersebut digunakan teknik random sampling.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Keseluruhan angket yang tersusun untuk mengumpulkan data sejumlah 45 pernyataan yang terdiri dari 15 item perencanaan program kepengawasan, 6 item pelaksanaan program kepengawasan, 8 item evaluasi pelaksanaan program kepengawasan dan 16 item bimbingan dan pelatihan profesionalisme guru.

Berdasarkan hasil pengumpulan data lapangan serta melalui proses pengolahan data, peneliti mempresentasekan kinerja pengawas sekolah TK/SD di kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebagai berikut:

(6)

Indikator Persentase (%)

Klasifikasi Penilaian Kinerja pengawas dalam merencanakan program

kepengawasan 87,27 Baik

Kinerja pengawas dalam melaksanakan program

kepengawasan 88,33 Baik

Kinerja pengawas dalam membuat laporan hasil evaluasi program kepengawasan

93.63 Sangat Baik Kinerja pengawas dalam melatih dan

membimbing profesionalisme guru

89,88 Baik

Jumlah 359,11 -

Rata-rata 89,78 Baik

Berdasarkan hasil interpretasi data yang dilakukan diperoleh gambaran bahwa kinerja pengawas Sekolah Dasar di Kecamatan Posigadan berada pada kategori “Baik” dengan persentase 89,78%. Secara mendetail temuan hasil penelitian untuk setiap indikator diuraikan sebagai berikut:

a. Kinerja Pengawas dalam Merencanakan Program

Dari hasil pengolahan data memberikan gambaran yang jelas bahwa kinerja pengawas dalam merencanakan program kepengawasan telah dilaksanakan dengan baik. Capaian persentase penilaian ini sebesar 87,27% atau berada pada kategori ”Baik”.

Hasil penilaian ini sesuai dengan jawaban 124 responden, yang menyatakan bahwa pengawas telah melakukan tugasnya dengan baik dalam hal: Menyusun program pengawasan tahunan; Identitas program pengawasan tahunan; Pendahuluan program pengawasan tahunan; Identifikasi dan analisis hasil pengawasan program pengawasan tahunan; Matriks program pengawasan program pengawasan tahunan; Lampiran program pengawasan tahunan; Matriks program pembinaan guru; Matriks program pembinaan kepala sekolah; Matriks program pemantauan pelaksanaan delapan SNP; Matriks program penilaian kinerja guru; Matriks program penilaian kinerja kepala sekolah; Menyusun program pengawasan semester; Menyusun Rencana Pengawas Akademik (RPA)/Rencana Pengawasan Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK) dan

(7)

Rencana Pengawasan Manajerial (RPM); Instrumen kegiatan pengawasan; Membuat rencana penelitian pengembangan dan membuat rencana penelitian pengembangan.

Meskipun penilaian terhadap indikator tersebut berada pada kategori baik, akan tetapi masih ada sekitar 12,73% perencanaan program kepengawasan yang belum dipenuhi oleh pengawas terutama dalam perencanaan matriks program pembinaan kepala sekolah karena berada pada kategori cukup.

b. Kinerja Pengawas dalam Melaksanakan Program

Hasil interpretasi data memberikan gambaran yang jelas bahwa kinerja pengawas dalam melaksanakan program kepengawasan telah dilaksanakan dengan baik. Capaian persentase penilaian ini sebesar 88,33% atau berada pada kategori ”Baik”.

Hasil penilaian ini sesuai dengan jawaban 124 responden, yang menyatakanbahwapengawas telah melakukan tugasnya dengan baik dalam hal: Melaksanakan pembinaan guru; Melaksanakan pembinaan kepala sekolah; Memantau pelaksanaan delapan SNP; Melaksanakan penilaian kinerja guru; Melaksanakan penilaian kinerja kepala sekolah; Melaksanakan penelitian pengembangan.

Meskipun penilaian terhadap indikator tersebut berada pada kategori baik, akan tetapi masih ada sekitar 11,67% program kepengawasan yang belum dilakukan oleh pengawas.

c. Kinerja Pengawas dalam Mengevaluasi Pelaksanaan Program

Hasil interpretasi data memberikan gambaran yang jelas bahwa kinerja pengawas dalam membuat laporan hasil evaluasi program kepengawasan telah dilaksanakan oleh pengawas dengan baik. Capaian persentase penilaian ini sebesar 93.63% atau berada pada kategori ”Sangat baik”.

Hasil penilaian ini sesuai dengan jawaban 124 responden, yang menyatakan bahwa pengawas telah melakukan tugasnya dengan sangat baik dalam hal: Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pembinaan guru; Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pembinaan kepala sekolah; Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pemantauan delapan SNP;

(8)

Mengevaluasi hasil pelaksanaan program penilaian kinerja guru; Mengevaluasi hasil pelaksanaan program penilaian kinerja kepala sekolah; Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kecamatan/kabupaten/kota/provinsi; Membuat laporan penelitian pengembangan; Membuat laporan pengawasan tahunan.

Meskipun penilaian terhadap indikator tersebut berada pada kategori sangat baik, akan tetapi masih ada sekitar 6,37% program kepengawasan yang belum dipenuhi oleh pengawas. Oleh karena itu, kinerja pengawas dalam merencanakan program kepengawasan lebih ditingkatkan lagi terutama dalam membuat laporan penelitian pengembangan.

d. Kinerja Pengawas dalam Melatih dan Membimbing Profesionalisme Guru

Hasil interpretasi data memberikan gambaran yang jelas bahwa kinerja pengawas dalam melatih dan membimbing profesionalisme guru telah dilaksanakan oleh pengawas dengan baik. Capaian persentase penilaian ini sebesar 89,88% atau berada pada kategori ”Baik”.

Hasil penilaian ini sesuai dengan jawaban 124 responden, yang menyatakanbahwapengawas telah melakukan tugasnya dengan sangat baik dalam hal: Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di MGMP/KKG/MGP; Menyusun program pembimbingan den pelatihan profesional kepala sekolah di KKKS/MKKS; Menyusun program pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun rencana kerja, melaksanakan rencana kerja sekolah, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan SIM sekolah; Menyusun program pembimbingan pengawas muda dan melaksanakan tugas pokok; Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam penelitian tindakan; Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru di MGMP/KKG/MGP; Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme kepala sekolah di KKKS/MKKS; Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun rencana kerja sekolah, melaksanakan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan SIM sekolah; Membimbing pengawas sekolah muda

(9)

dalam melaksanakan tugas pokok; Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam penelitian tindakan; Mengevaluasi hasil pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan guru di MGMP/KKG/MGP; Mengevaluasi hasil pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah di KKKS/MKKS; Mengevaluasi melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun rencana kerja, melaksanakan rencana kerja, pengawas dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan SIM sekolah; Mengevaluasi hasil pembimbingan pengawas muda dalam melaksanakan tugas pokok; Mengevaluasi penelitian pengembangan; Mengevaluasi program pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam penelitian tindakan.

Meskipun penilaian terhadap indikator tersebut berada pada kategori baik, akan tetapi masih ada sekitar 10,12% pengawas belum melakukan pelatihan dan bimbingan profesionalisme guru.Oleh karena itu, pengawas diharapkan lebih memaksimalkan kenerjanya terutama dalam Menyusun program pembimbingan den pelatihan profesional kepala sekolah di KKKS/MKKS, Menyusun program pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun rencana kerja, melaksanakan rencana kerja sekolah, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan SIM sekolah dan Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam penelitian tindakan.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kinerja pengawas Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan berada pada kategori baik. Adapun perolehan persentase setiap indikatornya sebagai berikut: (1) Kinerja pengawas dalam merencanakan program kepengawasan berada pada kategori baik. (2) Kinerja pengawas dalam melaksanakan program kepengawasanberada pada kategori baik. (3) Kinerja pengawas dalam membuat laporan hasil evaluasi program kepengawasan berada pada kategori sangat baik. (4) Kinerja pengawas dalam melatih dan membimbing profesionalisme guru berada pada kategori baik.

(10)

SARAN

Berdasarkan simpulan temuan hasil penelitian, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut : (1) Bagi pengawas Sekolah Dasar hendaknya lebih memaksimalkan kinerjanya dan lebih meningkatkan pengetahuannya terutama dari segi pengawasan akademik. (2) Bagi kepala sekolah dan guru hendaknya lebih mempelajari dan mengetahui tugas dan fungsi pengawas. (3) Bagi peneliti dapat memperluas wawasan yang berkaitan dengan kinerja pengawas sehingga dapat mengetahui tugas pokok pengawas dalam melakukan supervisi.

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) No. 118/Tahun 1996, Tentang Standar Pengawas Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Bandung: Remaja Rosda Karya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian, Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah

Permenegpan dan RB No 21/2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya

Riduwan. 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabetap

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

(11)

Sagala,Syaiful. 2008. AdministrasiPendidikan. Bandung: Alfabeta

………..2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

……… 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sujana, Nana. Dkk. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta: PMP Kementerian Pendidikan Nasional.

Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Referensi

Dokumen terkait

nangkapan mereka, kendatipun penahanan yang berulang menyebabkan penderitaan dan rasa malu. Orang kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setela mencuri,

Berdasarkan hasil optimasi panjang resonator dan lebar dari catu daya, maka dipilihlah percobaan ke-3 dimana panjang resonator 14.2 mm sehingga frekuensi tengah

Disatu sisi nelayan asal Pulau Abang berusaha mempertahankan kondisi terumbu karang agar tetap baik, sementara di lain pihak, dengan motivasi untuk memperoleh hasil tangkapan

Pada penelitian ini terdapat hubungan bermakna antara derajat sesak napas dan skor CAT ditunjukkan dengan semakin tinggi skor mMRC dan semakin banyak gejala maka nilai D

Bila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka akan berlaku pera- turan sebagai berikut : jaringan digambar dalam bentuk empat persegi panjang pada gambar

Hasil pemurnian dengan KCKT pada fraksi IV memberikan senyawa (3) yang berbentuk padatan berwarna putih, dan memberikan reaksi positif pada reaksi warna

Perilaku menyimpang di lingkungan pesantren dalam sinetron Pesantren dan Rock n Roll 3 yang dimaksud dalam penelitian ini, dapat dilihat dari cara berpakaian

Pengujian efektivitas penyembuhan luka terinfeksi menggunakan 5 kelompok, yaitu Kloramfenikol salep (kontrol positif), dasar salep (kontrol negatif), salep ekstrak etanol daun