Kejang
Kejang Demam
Demam
Yazid Dimyati Yazid Dimyati UKK
UKK NeurologiNeurologi IDAIIDAI UKK
Kejang yang disertai demam
Kejang Demam
Sederhana
Kompleks
Bukan Kejang Demam
Bukan Kejang Demam
Menigitis
Ensefalitis
Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38% ) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
Diagnosis
Diagnosis KD tidak selalu mudah
Ensefalopati dengan demam, ensefalitis dan meningitis.
Mengigil pada demam (sianosis peribukal)
Agitasi atau delirium pada keadaan demam
Agitasi atau delirium pada keadaan demam
Perbedaan kejang demam dengan kejang disertai
demam
(Proses intrakranial)Kejang demam Kejang disertai
demam
Faktor predisposisi genetik Besar Kecil / tidak bermakna Lama kejang 1-3 min, jarang kejang
lama > 10 mnt lama
Manifestasi klinis pada saat kejang
Pada saat demam,
sebagian besar krn ISPA
Infeksi SSP
(ensefalitis,meningitis) Kelainan patologi yang
mendasari Tidak ada
Perubahan vaskular dan edema
Status neurologi
Post-iktal (paralisis Todds) Jarang Sering
Epidemilogi
2-4% dari populasi anak 6 bulan - 4 tahun
80 – 90% merupakan kejang demam sederhana
20% kasus kejang demam kompleks
8% berlangsung > 15’
16% berulang dalam waktu 24 jam
Epidemiologi…
Lebih sering pada anak laki-laki
Peran gen :
FEB1 (8q), FEB2 (19q), FEB3 (5q)
SCAN1A (2q)
SCAN1A (2q)
SCAN1B (19q)
Subtipe Kejang Demam
Kejang demam kompleks (satu atau lebih):
Kejang > 1 kali dalam 24 jam
Durasi > 15 menit
Jenis kejang fokal
Kejang Demam Sederhana
Tunggal
< 15 menit
Kejang Demam Kompleks…
Kejang demam lama atau fokal dapat berhubungan
dengan kerusakan otak.
Studi dengan populasi besar ( Nelson and
Ellenberg,1978)
4,3 % berlangsung > 30 menit
7,4 % > 15 menit
4 % dengan onset fokal
Febrile Seizure Plus (FS+)
Berhubungan dengan SCN1A, GABRG2
Kejang demam yang menetap sampai umur > 6 th
Kejang sangat sering > 13 kali pertahun
Generalized Epilepsy With Febrile
Seizure Plus (GEFS+)
Sindrom KD yang khas dengan berbagai bangkitan
kejang afebril
KD menetap s/d umur 6 th – mid adolescence
Kejang demam kejang tanpa demam kejang
Kejang demam kejang tanpa demam kejang
demam
Familial – autosom dominan (Scan1B-19q; Scan1A-2q)
Serangan kejang umum afebril: tonik-klonik /
Faktor
Faktor Risiko
Risiko Rekurensi
Rekurensi
dan
dan Epilepsi
Epilepsi
Kemungkinan berulangnya kejang demam
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah :
Riwayat kejang demam dalam keluarga Usia kurang dari 12 bulan
Temperatur yang rendah saat kejang Cepatnya kejang setelah demam
Berg AT, dkk. Predictors of recurrent febrile seizure: a prospective study of the circumstances surrounding the initial febrile seizure, NEJM 1992; 327:1122-7 Annegers JF, dkk. Reccurrence of febrile convulsion in a population based cohort. Epilepsy Res 1990; 66:1009-14 Knudsen FU. Recurrence risk after first febrile seizure and effect short term diazepam prophylaxis.
Arch Dis Child 1996; 17:33-8
Rekurensi…
Kekerapan rekurensi 2 kali: 25-50% ( 30%) Waktu rekurensi: 6 bulan pertama 50% 6 bulan pertama 50% 12 bulan 75% 2 tahun 90%Faktor risiko terjadinya epilepsi
Faktor risiko menjadi epilepsi adalah :
Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama
Kejang demam kompleks Kejang demam kompleks
Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
Nelson KB dan Ellenberg JH. Prognosis in children with febrile seizure. Pediatr 1978; 61:720-7. Annegers JF, dkk. Factor prognotic of unprovoked seizures after febrile convulsions. NEJM 1987; 316:493-8 Md: National Institute of Health 1980.
Faktor-Risiko-Epilepsi
(NCPP)
(Nelson KB, Ellenberk JH, 1979)
7 tahun 25 tahun Kejang demam sederhana 0,9% 2,4% Kejang demam
Kejang demam
• Faktor risiko (-) 2% 6 – 8% • Faktor risiko (1) 10% 17 – 22% • Faktor risiko (2 atau >) 13% 49%
Waktu munculnya epilepsy
Pasien Kejang Demam
Jumlah %
Tahun setelah kejang demam
Saat munculnya epilepsi
(313 pasien kejang demam)
1 bulan - 1 tahun 157 46.9
1 – 4 tahun 54 17.3
Sindrom Epilepsi yang didahului oleh KD
SMEI
GEFS (+)
MTLE
MTLE
FLE (Frontal Lobe Epilepsy)
Evolution of CFS
FS Complex Focal Todds Prolonged EpilepsySym gen/ multi fokal MTS Dravets Loc-rolated non MTS Prolonged or status 19 Loc-rolated non MTS
Evolution SFS
FS Simple Family history More than 3 Greater than 3 years Epilepsy Idio-Gen GEFS (+) BFEC Loc-related non MTS Evolution 20years Loc-related non MTS
Status epileptikus karena kejang demam
25% status epileptikus pada anak karena kejang
demam. 40% nya merupakan kejang demam pertama.
1/3 anak dengan kelainan neurologik akan mengalami
21
1/3 anak dengan kelainan neurologik akan mengalami
kembali status epileptikus.
Managemen
Managemen Kejang
Kejang Demam
Demam
1.
1.
Mencegah
Mencegah kejang
kejang lama
lama
2.
2.
Profilaksis
Profilaksis intermiten
intermiten
3.
Obat untuk menghentikan kejang akut dan
mencegah kejang berikutnya
Anti konvulsan dengan masa kerja singkat, penghentian kejang akut
Obat Pemberian Dosis Ulangan Kecepatan pemberian Komentar Diazepam Diazepam Lorazepam IV, IO Rektal IV, SL, IO 0,3 mg/kg Maks 10 mg 0,5 mg/kg Maks 10 mg 0,1 mg/kg 5 menit Tiap 5-10 menit 2 kali tiap 10 < 2 mg/menit < 2 mg/menit Tanpa dilarutkan Harus dilarutkan 23 Lorazepam Midazolam Fenitoin* Fenobarbital* IV, SL, IO IM IV, IO IV 0,1 mg/kg Maks 4 mg 0,2 mg/kg Maks 10 mg 20 mg/kg Maks 1000 mg (30 mg/kg) 20 mg/kg Maks 600 mg (30 mg/kg) 2 kali tiap 10 menit 2 kali tiap 5 -10 menit Tambahkan 5 mg/kg iv
bila masih kejang
< 2 mg/menit
1 mg/kg/menit
1 mg/kg/menit
Harus dilarutkan
Hipotensi, depresi nafas Hipotensi
Depresi nafas Hipotensi, aritmia,
Harus larutan non-glukosa
Pilihan utama neonatus Depresi napas, terutama setelah diazepam
• Bila telah dengan fenitoin dan fenobarbital dapat diberika lagi 5 mg/kg. Dosis berikutnya berdasarkan kadar antikonvulsan darah
1. 2. 3. Diazepam Phenytoin Kejang + Diazepam Kejang + Kejang + 24 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Waktu ( menit ) 4. 5. Phenobarbital 1. Midazolam 2. Thiopenton Kejang + Kejang + ICU ICU
Investigasi
Rawat inap jarang dilakukan
Evaluasi etiologi demam selalu
Lumbal pungsi <12 bln (direkomendasikan) 25 <12 bln (direkomendasikan) 12-18 bln (dianjurkan) >18 bln tidak rutin
EEG tidak rutin dilakukan
Pada umumnya neuropencitraan tidak diperlukan, kecuali pada keadaan berikut:
Kelumpuhan nervi kranialis (mis: N.VI)
Hemiparesis atau persisten neurologik fokal
Neuropencitraan
Hemiparesis atau persisten neurologik fokal
Pengobatan
Antipiretik
Sangat dianjurkan walaupun tidak terbukti mengurangi
risiko berulangnya kejang
Asetaminofen 10 – 15 mg/kg diberikan 4 kali
Pengobatan rumat (1 atau >)
Kelainan neurologis yang nyata sebelum kejang (CP,
MR, Mikrocefali)
Kejang lama (>15 menit)
Konsensus penatalaksanaan kejang demam ’2005
Kejang fokal
Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
Kejang berulang 2 kali atau > dalam 24 jam)
Kejang demam terjadi pada bayi < 1 tahun
Obat untuk prevensi kejang demam
Obat Dosis
Profilaksis intermittent (saat demam) • Diazepam oral • Diazepam rektal 0,3 mg/kgbb, q8h (2-3 hari) BB:10-20kg: 5-10mg Umur : Umur : • < 1th :2-4 mg • 1-3 th : 5 mg • >3 th : 7,5mg Profilaksis kontinu (rumatan)
• Phenobarbital • Asam Valproat
3 – 5 mg/kgbb/hari, q12h
15 – 40 mg/kgbb/hari, q8h Durasi 1 tahun
Efek Samping Diazepam
39% mengalami ataksia dan somnolen.
25-30% letargi and irritabel, and 5% gangguan
bicara.
30
bicara.
Mereduksi kejang demam 44%.
Prognosis
Kecacatan atau kelainan neurologis sebagai komplikasi
kejang demam tidak pernah dilaporkan
Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap
normal pada pasien yang sebelumnya normal normal pada pasien yang sebelumnya normal
Ellenberg JH dan Nelson KB. Febrile seizures and later intellectual prformance. Arch Neurol 1978; 35:17-21 Maytal dan Shinnar S. febrile status epilepticus. Pediatr 1990; 86:611-7
Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan
National Institutes of Health. Febrile seizure: consensus development conference Summary. Vol. 3, no. 2, Bethesda
Edukasi pada orang tua
Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan
bagi orang tua. Kecemasan dikurangi dengan cara:
Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik
Memberitahukan cara penanganan kejang Memberitahukan cara penanganan kejang
Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obat
Wong V, dkk. Clinical Guideline on Management of Febrile Convulsion. HK J Paediatr 2002; 7:143-151
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila
kembali kejang
Tetap tenang dan tidak panik
Kendorkan pakaian yang ketat
Bila tidak sadar, posisikan terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut
Ukur suhu, dan catat lama dan bentuk kejang
Tetap bersama pasien selama kejang
Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti
Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih
33
Fukuyama Y, dkk. Practical guidelines for physician in the management of febrile seizures. Brain Dev 1996; 18:479-484
34