By: Ida Nurnida
School of Communication & Business – Telkom University
1
2 Organisasi Formal & Informal Perspektif Organisasi
Formal-Informal, Primer-Sekunder, dan Publik-Bisnis
3 Organisasi Primer & Sekunder
School of Communication & Business – Telkom University
1
PERSPEKTIF ORGANISASI
FORMAL-INFORMAL, PRIMER-SEKUNDER, DAN PUBLIK-BISNIS
School of Communication & Business – Telkom University
Berdasarkan perspektif populer, organisasi dibagi ke dalam melompok organisasi formal (formal organization) dan organisasi informal
(informal organization),
Pembagian kelompok formal dan informal
adalah wujud ekstrim. Pada kenyataannya, tidak ada organisasi formal sempurna atau informal sempurna,
School of Communication & Business – Telkom University
Tipe-tipe keorganisasian yang ada (faktual, riil) bersifat kecenderungan, yaitu cenderung formal atau cenderung informal,
Kedua ekstrim formal dan informal berisikan
kontinum tipe-tipe keorganisasian, seperti pada gambar berikut:
School of Communication & Business – Telkom University
Terstruktur, Kaku, Terumuskan, Tahan lama. Lepas, Fleksibel, Tidak terumuskan, Spontan. Formal InformalGambar: Organisasi Formal, Informal, dan Ciri-cirinya.
1. Seperti perspektif organisasi formal-informal,
primer-sekunder juga adalah wujud ekstrim. Pada
kenyataannya, tidak ada organisasi primer sempurna atau sekunder sempurna,
2. Perspektif organisasi primer-sekunder lebih menekankan
pada keterlibatan emosional para anggotanya,
3. Kedua ekstrim primer-sekunder berisikan kontinum
tipe-tipe keorganisasian, seperti pada gambar berikut:
School of Communication & Business – Telkom University
Lengkap, Emosional, Keterlibatan. Kontraktual, Keterlibatan. Primer SekunderGambar: Organisasi Primer, Sekunder, dan Ciri-cirinya.
1. Bahasa latin publik berarti “of people” yang berkenaan
dengan “masyarakat”, sedangkan privat berarti “set
appart” yang berarti “yang terpisah”(Nutt & Backoff dalam
Kusdi (2011: 41),
2. Perspektif organisasi publik dan bisnis (privat) cenderung
dibedakan atas sasaran masing-masing, publik ditujukan kepada masyarakat umum, sedangkan privat (bisnis)
ditujukan kepada hal-hal “yang terpisah” dari “masyarakat secara umum,
3. Prinsip dasar yang bersifat umum dan paling mudah
untuk membedakan organisasi publik dan privat (bisnis) adalah “laba” atau “keuntungan”, namun tidak berarti bahwa prinsip ini membenarkan organisasi publik boleh dikelola secara tidak efisien dan tidak ekonomis, dan
4. Kebijakan-kebijakan atau pimpinan organisasi publik
(pemerintahan) pada dasarnya dimotivasi oleh keinginan untuk dipilih kembali, sedangkan organisasi bisnis
didorong oleh motif memperoleh laba,
3. Sebagian besar pendapatan organisasi bisnis diperoleh
dari pelanggan, sedangkan organisasi publik dari masyarakat pembayar pajak,
4. Organisasi publik lebih bersifat demokratis dan terbuka,
sehingga biasanya bergerak lebih lamban dalam
pengambilan keputusan, sedangkan organisasi bisnis berpedoman pada hukum pasar, sehingga bisa
mengambil dan/atau mengubah keputusan secara cepat sesuai keinginan konsumen.
School of Communication & Business – Telkom University
School of Communication & Business – Telkom University
1. Memiliki struktur yang terumuskan dengan baik, relatif
kaku karena adanya formalisasi (menekankan
keteraturan), dan relatif stabil (tahan lama dalam suatu struktur tertentu),
2. Struktur organisasi ini menerangkan hubungan-hubungan
otoritas, kekuasaan, akuntabilitas, dan tanggung jawab,
3. Menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi
masing-masing anggotanya,
4. Hierarkhi sasaran-sasaran dinyatakan secara eksplisit, 5. Keanggotaan organisasi dilakukan secara sadar,
School of Communication & Business – Telkom University
6. Status prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta
prasyarat-prasyaratnya tersusun dengan baik dan terkendali,
7. Organisasi ini tahan lama dan terrencana, menekankan
keteraturan, dan relatif kaku, tidak fleksibel,
8. Organisasi formal dapat menjadi organisasi informal,
apabila hubungan dan aktfitas internalnya yang sudah distrukturkan, tidak dilaksanakan.
Contoh: Perusahaan menengah-besar, lembaga-lembaga pemerintah, Universiras, dll.
School of Communication & Business – Telkom University
1. Terorganisasi secara lepas, cenderung bebas (tidak terikat), fleksibel, tidak terumuskan dengan baik, dan bersifat spontan,
2. Struktur organisasi ini tidak menerangkan secara jelas hubungan-hubungan otoritas, kekuasaan,
akuntabilitas, serta tujuan dan tanggung jawab (tidak terspesifikasi), dan
School of Communication & Business – Telkom University
4. Keanggotaan organisasi informal dapat dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar,
5. Status organisasi informal dapat ditingkatkan
menjadi organisasi formal, apabila hubungan dan kegiatan-kegiatan internalnya sudah terumuskan dan terstruktur dengan baik.
Contoh: Pertemuan makan malam, penanganan kejadian kecelakaan, dll.
School of Communication & Business – Telkom University
Menuntut keterlibatan lengkap, pribadi dan emosional, para anggotanya,
Hubungan antar anggota bersifat pribadi, langsung dan spontan, dengan media tatap muka,
Ekspektasi organisasi adalah timbal-balik, bukan kewajiban yang dirumuskan secara formal,
Pada dasarnya merupakan organisasi yang bertujuan memberikan kepuasan kepada para anggotanya.
Contoh: Keluarga, Kumpulan profesional yang berdedikasi membantu orang lain, , dll.
1. Hubungan antar anggota pada organisasi sekunder dapat bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual, 2. Hubungan tersebut bersifat formal dan impersonal,
dengan kewajiban-kewajiban yang diatur secara eksplisit,
3. Tujuannya bukan lagi untuk kepuasan anggota, namun lebih untuk pencapaian tujuan pemilik (owner) organisasi tersebut,
5. Anggota organisasi mendapat imbalan berupa gaji/upah, dan
6. Anggota organisasi melibatkan diri secara
terbatas, dengan kewenangan dan komitmen terbatas pula,
7. Tidak ada ekspektasi anggota ataupun pemilik organisasi untuk melebihi dari kontrak yang telah disepakati bersama.
School of Communication & Business – Telkom University
Dalam literatur Administrasi Publik, pengertian
organisasi publik bermula dari konsep ‘barang publik’ (public goods), yang ditujukan untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat, pelayanan yang tidak dapat diusahakan secara terpisah sendiri oleh masing-masing individu,
Fungsi organisasi publik adalah mengatur pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat secara umum
(pelayanan publik),
“Pelayanan publik” adalah: “ Something made available to
the whole of population, and it involves thing which people can not provide for themselves, i.e.: people must act
collectively,” (Londsale & Eyendi dalam Kusdi (2011: 41),
Tidak ada batas-batas atau “garis demarkasi” yang tegas
membedakan antara organisasi publik dan privat (bisnis), terdapat sejumlah ciri atau sifat organisasi publik yang
juga dimiliki organisasi bisnis atau sebaliknya,
Misi organisasi publik adalah “melakukan yang terbaik”, bukan menghasilkan uang, sehingga konsep utama organisasi publik adalah
pertimbangan moral,
Organisasi publik adalah tipe organisasi yang bertujuan menghasilkan pelayanan kepada masyarakat, tanpa membedakan status dan kedudukannya,
Organisasi yang ditujukan untuk menyediakan barang dan atau jasa kepada konsumen, yang dibedakan dari kemampuan membayar (ability to pay) konsumennya, sesuai dengan hukum pasar.
Tujuan pembentukan organisasi bisnis adalah
melakukan aktivitas produksi barang dan atau jasa untuk mendapatkan “laba” atau “keuntungan”, melalui sasaran antara, yaitu memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan kesejahteraan pelanggann.
Pada faktanya, organisasi yang ada dan berjalan saat ini adalah percampuran antara organisasi publik dan privat (bisnis), dengan berbagai variasi kombinasi di antara keduanya, yaitu:
Swasta penuh (Fully Private): modal, pengoperasian, dan
keuntungan sepenuhnya hak swasta,
Swasta dengan pemilikan saham oleh pemerintah (Private with Part State Ownership): BUMN atau BUMD, contoh: PT. Telkom,
PT. Pembangunan Perumahan,
Joint venture swasta dan pemerintah (Joint Private and Public
Venture): perusahaan perbankan,
Sarana publik yang dioperasikan swasta (Public Infrastructure Operating Privately): contoh: PT. KAI,
Perusahaan swasta yang diatur pemerintah (Private Regulated):
contoh: rumah sakit, perusahaan obat, sekolah,
Pekerjaan dengan sistem kontrak (Contracted Out): pengadaan
barang kebutuhan pemerintah oleh swasta,
Perusahaan publik monopoli atau tanpa kompetisi (Public without Competition): contoh PLN, PDAM, Pertamina,
Sarana milik publik atau masyarakat (Public Infrastructure):
Gedung kesenian, gedung olah raga, museum, tempat rekreasi.