• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

4

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan memiliki izin formal untuk praktik bidan (Suryani, 2008).

B. Bidan Praktik Swasta

Bidan praktik swasta (BPS) adalah bidan yang memiliki surat izin praktik bidan (SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin secara sah dan legal untuk menjalankan praktik kebidanan mandiri (IBI, 2013).

C. Defenisi Nyeri Persalinan

Nyeri merupakan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan yang dirasakan seseorang terhadap stimulus tertentu dan tidak dapat dibagi kepada orang lain. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang nyata dan potensial (Handerson, 2006).

Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila ada jaringan yang rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulis nyeri (Varney, 2001).

Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan keehatan. Nyeri terjadi bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan (Suddarth, 2002).

Menurut Farrer (2001) dalam Eni Andriya (2007), nyeri persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang luar biasa dan intensitas nyeri yang dirasakan berbeda-beda. Bahkan pada ibu yang sama pun derajat nyeri yang dirasakan pada setiap persalinan

(2)

tidak serupa. Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena peregangan segmen bawah rahim selama kontraksi servik.

D. Proses Terjadinya Nyeri Persalinan

Rasa nyeri pada persalinan terjadi karena kontraksi uterus dalam kala pengeluaran janin. Dalam persalinan normal, saat awal persalinan sampai pembukaan lengkap akan berlangsung 12-18 jam, dilanjutkan kala pengeluaran janin sampai pengeluaran plasenta. Rasa nyeri ini dipengaruhi oleh kelelahan, keletihan, kecemasan, dan rasa takut akan menyebabkan peningkatan rasa nyeri (Westheimer, 2000).

Situasi dan kondisi dalam menghadapi nyeri ini sangat individual, sehingga menyebabkan pengalaman rasa nyeri berbeda antara satu wanita dengan yang lain, demikian pula antara persalinan pertama dengan persalinan berikutnya pada wanita yang sama. Rasa nyeri selama proses persalinan mengakibatkan pengeluaran adrenalin. Pengeluaran adrenalin ini akan mengakibatkan pembuluh darah berkontriksi sehingga akan mengurangi aliran darah yang membawa oksigen ke uterus dan mengakibatkan penurunan kontraksi uterus yang akan menyebabkan memanjangnya waktu persalinan, sehingga menghilangkan rasa takut dan nyeri selama proses persalinan menjadi hal yang cukup penting (Stoppard, 2008).

E. Teori- Teori Tentang Nyeri

Ada beberapa teori tentang nyeri yaitu specificity theory, pattern theory, dan gate control theory. Teori dasar yang banyak digunakan adalah teori gate control. Teori ini di defenisikan sebagai pengalaman perseptual yang kompleks yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan psikologis yang unik dan bersifat individual. Teori gate control menggambarkan ada mekanisme pintu gerbang pada ujung saraf tulang belakang yang dapat meningkatkan atau menurunkan aliran impuls saraf dari serat perifer menuju sistem saraf pusat (Marie, 2002).

(3)

Menurut teori ini, sensasi nyeri dihantar sepanjang saraf sensoris menuju ke otak. Selain itu, teori ini menekankan pengembangan mekanisme kendali nyeri dalam tubuh dan memberikan penjelasan yang dapat di terima untuk pendekatan kendali nyeri non-interventif atau teknologi rendah yang mencakup metode psikologis, masase punggung, dan stimulasi saraf elektrik transkutaneus (Mander, 2004).

F. Pengukuran Intensitas Nyeri

Nyeri tidak dapat diukur secara objektif, namun tipe nyeri yang muncul dapat diramalkan berdasarkan tanda dan gejalanya atau berpatokan pada ucapan dan perilaku pasien. Pasien kadang-kadang diminta untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya sebagai verbal yaitu nyeri ringan, sedang, atau berat (Mander, 2004).

Ada beberapa cara untuk mengkaji intensitas nyeri yang biasanya digunakan antara lain:

1. Visual Analog Scale (VAS)

Skala ini dapat diketahui dengan kata-kata kunci pada keadaan yang ekstrem yaitu ‘tidak nyeri’ dan ‘nyeri senyeri-nyerinya’. Skala ini tidak memiliki tingkatan yang tepat tanpa angka dan tidak memberikan pasien kebebasan untuk memilih dengan apa yang dialami, hal ini mengakibatkan kesulitan.

2. Verbal Numerical Rating Scale (VNRS)

Skala ini memiliki nilai numeris dan hubungan antara berbagai tingkat nyeri. Skala nyeri ini terdiri dari garis 0-10 cm yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan daerah yang paling nyeri kemudian diberi skalanya. Walaupun demikian, pasien masih mengalami kesulitan dalam menentukan angka pada pengalaman nyeri yang manusiawi dan membutuhkan perhitungan yang matematis.

(4)

3. McGill Pain Questioner (MPQ)

Skala ini kombinasi antara verbal dan nilai numerik yang melekat dan gambar utuh. Instrumen ini mengubah pengenalan sifat yang multidimensional pengalaman nyeri dengan menentukan intensitas, kualitas, dan durasi seseorang. Aplikai MPQ memberikan informasi kuantitatif dalam bentuk rangkaian skor yang menunjukkan dimensi sensorik, afektif, dan evaluatif nyeri, sehingga MPQ bersifat valid, reliabel, konsisten, dan berguna. Apabila digunakan dalam penelitian, deskripsi metode sudah memberikan informasi yang maksimum.

Cara mengkaji nyeri dalam skala intensitas nyeri yaitu ibu berhak memilih 12 kata-kata numeris yang telah ditentukan dan di nilai berdasarkan nilai terendah skor 0 dan nilai tertinggi skor 3 dan dinilai berdasarkan tingkatan nyeri yaitu jumlah skor 1-6 untuk nyeri ringan, jumlah skor 7-12 untuk nyeri sedang, dan jumlah skor 13-18 untuk nyeri berat (Mander, 2004).

G. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri selama persalinan. Faktor tersebut terdiri dari faktor fisik, sosial, dan psikososial yang meliputi paritas, prosedur medik, kecemasan, kelelahan, ketakutan, dan mekanisme koping (Bobak, 2004).

H. Persepsi Nyeri

Walau ambang nyeri hampir sama pada semua individu tanpa memandang jenis kelamin, sosial etnik, atau perbedaan kultural, tetapi perbedaan-perbedaan ini memegang peran penting dalam persepsi nyeri tiap individu. Pengaruh faktor-faktor, seperti budaya, counterstimuli, dan distraksi untuk mengatasi rasa nyeri tidak dimengerti sepenuhnya.

Arti nyeri dengan ekspresi verbal maupun nonverbal tampaknya dipelajari dari interaksi dalam kelompok sosial primer. Rasa nyeri berbeda tiap individu. Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut dapat memperberat persepsi nyeri selama

(5)

persalinan. Nyeri dapat menginduksi ketakutan, sehingga timbul kecemasan yang berakhir dengan kepanikan, persalinan sebelumnya juga dapat mempengaruhi persepsi wanita tentang nyeri bersalin (Indrayani, 2013).

I. Nyeri Persalinan Kala I

Pada persalinan kala I sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali muncul lendir bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan. Hal ini disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher rahim, karena serviks mulai membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasal dari pembuluh darah kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis yang peka akibat pergeseran yang terjadi sewaktu serviks membuka (Prawirohardjo, 2008).

Persalinan kala I ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak rahim kontraksi teratur sampai dilatasi serviks lengkap. Pada umumnya kaitan persalinan sulit ditentukan, tahap pertama biasanya berlangsung jauh dari pada waktu yang diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga. Tahap pertama persalinan dibagi menjadi tiga bagian yaitu fase laten, fase aktif, dan fase transisi. Fase laten dimulai saat kontraksi teratur dan ditunjukkan dengan pembukaan serviks yang sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 sampai 4 cm, dengan lamanya pada primipara 4 sampai 6 jam tetapi tidak lebih 20 jam, sedangkan untuk multipara sekitar 4 jam tapi tidak lebih dari 14 jam. Kontraksi rahim terjadi selama fase laten dengan peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi. Kontraksi pada rahim berlangsung dari kontraksi ringan dengan lamanya 15-30 detik, dan berkembang menjadi nyeri sedang dengan lama kontraksi 30-40 detik dan frekuensi setiap 5 sampai 7 menit.

Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot uterus yang mengalami kontraksi, peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia korpus uteri, dan peregangan segmen bawah rahim. Selama

(6)

kala I, kontraksi uterus yang menimbulkan dilatasi serviks dan iskemia uteri. Impuls nyeri selama kala I ditransmisikan oleh segmen saraf spinal dan asesoris thorasic bawah simpatis lumbaris. Nervus ini berasal dari uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan iskemia uterus adalah nyeri visceral yang berlokasi dibawah abdomen menyebar ke daerah lumbal belakang dan paha bagian dalam. Biasanya wanita merasakan nyeri pada saat kontraksi saja dan bebas dari nyeri selama relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti sensasi kram, sensasi sobek dan sensasi panas yang disebabkan karena distensi dan laserasi serviks, vagina dan jaringan perineum. Selama fase aktif, serviks berdilatasi (Bobak, 2004).

J. Cara Mengatasi Nyeri

Salah satu tugas penting penolong persalinan adalah membantu ibu mengatasi nyeri persalinan. Ada beberapa metode untuk mengurangi nyeri persalinan yaitu mengatur posisi nyaman yang diinginkan ibu, khususnya kala I persalinan. Selain itu, sentuhan dan pijatan suami sangat membantu rasa nyeri, mengatur pola pernafasan yang baik dengan bimbingan dari bidan yang dilakukan dengan teratur.

Selain itu, metode psikosomatis membantu mengatasi nyeri seperti terapi musik, akupuntur, terapi aroma dengan minyak harum, jamu-jamuan, berendam dalam air, dan penggunaan kompres hangat dan dingin. Semua metode tersebut dapat diterapkan dan tidak memiliki efek samping bagi ibu dan janin, apabila metode tersebut membuat ibu merasakan kenyamanan dan mengalami peredaan nyeri persalinan (Burhan, 2003).

K. Metode Penanganan Nyeri

Ada dua metode dalam penanganan nyeri persalinan, yaitu secara farmakologis dan non-farmakologis.

(7)

1. Secara Farmakologis

Cara mengatasi nyeri persalinan dengan metode farmakologis ini memerlukan intruksi medis. Namun demikian, petugas kesehatan khususnya bidan perlu mengetahui karakteristik obat yang diberikan untuk meredakan nyeri persalinan pada ibu. Bidan perlu memperhatikan bagaimana metode tersebut dapat mengurangi intensitas nyeri tanpa membahayakan ataupun menimbulkan efek samping pada ibu dan janinnya, baik selama atau sesudah kelahiran. Terdapat dua cara farmakologis untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri persalinan, yaitu analgetik dan anastesi.

2. Secara Non-farmakologis

Metode pengelolaan nyeri persalinan non-farmakologi ini bersifat murah, simpel, efektif, tanpa efek yang merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya. Sedangkan dengan metode farmakologis bersifat lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik, baik bagi ibu maupun janin.

Metode pengontrolan nyeri secara nonfarmakologi sangat penting karena tidak membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan jika diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek obat. Metoda nonfarmakologi dibagi menjadi tiga komponen yang saling berinteraksi sehingga mempengaruhi respon terhadap nyeri, yaitu strategi motivasi-afektif (interpretasi setral dari pesan yang berada diotak yang dipengaruhi oleh perasaan, memori, pengalaman dan kultur seseorang), kognitif-evaluatif (interpretasi dari pesan nyeri yang dipengaruhi oleh pengetahuan, perhatian seseorang, penggunaan strategi kognitif dan evaluasi kognitif dari situasi) dan sensori-diskriminatif (pemberitahuan informasi ke otak menurut sensasi fisik) (Gadysa, 2009).

(8)

L. Metode Altenatif Mengatasi Nyeri persalinan

Ada banyak metode pengendalian nyeri, diantaranya yaitu: 1. Hipnobirthing

Hipnobirthing adalah perkembangan keilmuan terbaru dalam dunia kebidanan, berasal dari kata hypnotic dan birthing. US Departemen of Education Human Services Division mendefenisikan hipnosis adalah penembusan faktor kritis dari pikiran sadar dan diikuti dengan diterimanya suatu ide atau pemikiran. Sedangkan birthing artinya persalinan atau melahirkan. Jadi, hypnobirthing adalah proses persalinan yang menggunakan bantuan kondisi hipnosis.

Latihan hipnobirthing dapat dilakukan satu atau dua hari sekali selama lebih kurang 10 menit, salah satu pilihan waktu adalah waktu menjelang tidur. Hal yang perlu ibu bersalin pelajari dalam hipnobirthing adalah:

• Teknik relaksasi dan hipnosis diri untuk menghilangkan stres dan rasa takut, agar digantikan dengan rasa tenang, damai, dan percaya diri.

• Perlunya ikatan yang kuat dari pasangan.

• Mempelajari cara berkonsentrasi agar dapat fokus kepada tujuan hipnobirthing.

• Berkomunikasi dengan bayi dalam kandungan. (Gondo, 2011).

2. Sentuhan atau Massase

Relaksasi sentuhan mungkin akan membantu ibu rileks dengan cara pasangan menyentuhatau menhusap bagian tubuh ibu. Pemijatan secara lembut akan membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan. Hal ini terjadi karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan

(9)

nyaman dan enak. Dalam persalinan, pijat juga membantu ibu merasa lebih dekat dengan orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli ingin menolong merupakan sumber kenikmatan saat ibu sakit, lelah dan takut. Bagian tubuh ibu yang dapat dipijat adalah kepala, punggung dan tungkai.

Umumnya, ada 2 teknik pemijatan yang dilakukan dalam persalinan, yaitu effluerage dan counterpressure. Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effluerage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit.

Pijatan counterpressure merupakan cara terbaik dalam menghilangkan nyeri punggung akibat persalinan. Letakkan tumit tangan atau bagian datar dari kepalan tangan (dapat juga menggunakan bola tenis) di atas tulang ekor. Berikan tekanan kuat dalam gerakan melingkar kecil. Tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan.

3. Kompres Hangat

Memang tak menghilangkan keseluruhan nyeri namun setidaknya memberikan rasa nyaman. Botol air panas yang dibungkus handuk dan dicelup ke air dingin mengurangi pegal dan kram di punggung bila ditempel di punggung. Menaruh handuk dingin di wajah juga bisa mengurangi ketegangan.

4. Berendam

Air dapat mengatasi rasa sakit karena dapat menyebabkan relaksasi. Jika ibu merasa tegang, kontraksi menjadi sangat menyakitkan sehingga dapat menyebabkan pembukaan serviks tidak lancar. Air membantu ibu rileks dan lebih

(10)

dapat mengendalikan diri dalam menghadapi kontraksi sehingga tidak terlalu menyakitkan, selain itu dalam air otot-otot ibu mengendur.

5. Visualisasi dan Pemusatan Perhatian

Otak kanan adalah bagian yang mampu memvisualisasikan sesuatu seolah-olah itu nyata. Misalnya, membayangkan seseolah-olah-seolah-olah sedang berada di taman bunga dan bayi sudah bersama ibunya. Saat otak kanan mencapai 8-13 Hz ternyata kondisi ini merupakan gelombang alfa atau relaksasi. Seseorang lebih mudah untuk memvisualisasikan serta merasa lebih nyaman dan tenang. Setiap ibu bisa melakukan visualisasi. Sebaiknya latihan dilakukan sejak kandungan berusia dua bulan atau paling lambat tujuh bulan.

Dengan visualisasi, ibu juga dibantu untuk tenang dan menghilangkan trauma atau naluri ekstra bawah sadar. Ibu dapat berlatih visualisasi dalam waktu 7 x 2,5 jam. Ajak ibu membayangkan sesuatu tempat yang memberikan dirinya ketenangan, seperti sawah yang terhampar luas dengan hijaunya dedaunan padi yang melambai-lambai ditiup angin sore. Atau ajak ibu ke suasana laut yang mengajak kita mendengarkan deburan ombak yang perlahan mengenai kaki kita yang tecelup dalam air laut di tepian pantai.

6. Kompres Dingin

Kompres dingin dapat diberikan di daerah wajah, dada, punggung atau daerah yang nyaman, menimbulkan efek relaksasi, suasana segar. Cara melakukan kompres dingin yaitu dengan meletakkan kompres dingin pada punggung bawah atau perineum dengan menggunakan kantong es, kantong jeli, kantong beras, sarung tangan lateks yang diisi dengan kepingan-kepingan es, kain basah yang didinginkan, kaleng minuman ringan yang dingin, botol plastik air beku, atau benda-benda dingin lainnya. Selalu letakkan satu atau dua lapis kain

(11)

atau bantalan tempat tidur sekali pakai antara benda dingin dan kulit ibu bersalin. Tindakan ini menghindari rasa tidak nyaman mendadak yang akan terjadi jika benda dingin langsung diletakkan pada kulit dan melakukan untuk intervensi bertahap dari rasa sejuk menjadi dingin (Simkin, 2005).

7. Musik

Musik dapat membantu ibu mengalihkan perhatian dari rasa nyeri, sehingga ibu merasa rileks. Hal ini ditujukan bagi ibu yang memang suka dengan namanya mendengarkan alunan nada. Baik itu berupa alunan Ayat Al-Qur’an atau musik alam seperti suasana air terjun dengan gemercik air yang turun, atau dengan musik klasik.

Metode pengendalian nyeri diatas memerlukan pelatihan yang lama, sedangkan bidan di daerah tidak banyak yang mengikuti pelatihan seperti itu, sehingga bidan hanya menggunakan metode pengendalian nyeri yang sederhana. Berikut ini merupakan beberapa metode pengendalian nyeri persalinan secara non-farmakologis yang paling sering dilakukan oleh bidan dalam menolong proses persalinan.

1. Perubahan Posisi atau Pergerakan

Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman untuk membantu ibu agar ibu tetap tenang dan rileks sebisa mungkin bidan tidak boleh memaksakan posisi yang telah dipilih oleh ibu, bidan hanya menyarankan alternatif-alternatif apabila tindakan ibu tidak efektif.

Rasa sakit akibat kontraksi akan terasa semakin sesuai dengan bertambahnya pembukaan serviks. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman. Pelaksanaan metode intervensi nyeri persalinan teknik perubahan posisi dan pergerakan ialah memberitahu ibu langkah dan fungsi dari teknik perubahan posisi dan pergerkan yang akan dilakukan, menyarankan ibu

(12)

memilih posisi yang nyaman, membantu ibu melakukan posisi yang nyaman, tidak memaksakan ibu untuk satu posisi, memperbaiki posisi ibu apabila posisi itu membuat ibu tidak nyaman.

2. Sentuhan atau Massase

Relaksasi sentuhan mungkin akan membantu ibu rileks dengan cara pasangan menyentuh atau menhusap bagian tubuh ibu. Pemijatan secara lembut akan membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan. Hal ini terjadi karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak. Dalam persalinan, pijat juga membantu ibu merasa lebih dekat dengan orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli ingin menolong merupakan sumber kenikmatan saat ibu sakit, lelah dan takut. Bagian tubuh ibu yang dapat dipijat adalah kepala, punggung dan tungkai.

Umumnya, ada 2 teknik pemijatan yang dilakukan dalam persalinan, yaitu effluerage dan counterpressure. Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effluerage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit.

Pijatan counterpressure merupakan cara terbaik dalam menghilangkan nyeri punggung akibat persalinan. Letakkan tumit tangan atau bagian datar dari kepalan tangan (dapat juga menggunakan bola tenis) di atas tulang ekor. Berikan tekanan kuat dalam gerakan melingkar kecil. Tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan.

(13)

3. Teknik Pernapasan

Teknik pernapasan yang tepat dapat mengurangi rasa sakit persalinan. Teknik pernapasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, teknik pernapasan pada kala I awal dan teknik pernapasan pada kala I akhir.

• Teknik pernapasan kala I awal

Dilakukan dengan cara tiap kali kontraksi dari awal sampai akhir kontraksi, ibu diminta untuk menarik napas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan dikeluarkan lewat mulut. Pada puncak kontraksi bernapaslah dengan ringan dan pendek-pendek melalui mulut tetapi jangan terlalu lama karena bisa mengakibatkan ibu kekurangan oksigen.

• Teknik pernapasan kala I akhir

Kontraksi pada kala I akhir terjadi selama satu menit dan bisa terasa setiap menit. Agar ibu tidak mengejan terlalu awal minta ibu untuk mengatakan “huh-huh, pyuh”, sambil bernapas pendek-pendek lalu bernapaslah dengan panjang. Setelah itu, bernapaslah perlahan dan teratur. Masa transisi ini merupakan masa yang paling sulit karena kontraksi akan sangat kuat, tetapi serviks belum membuka seluruhnya. Pada tahap ini, minta ibu jangan mengejan terlebih dahulu karena akan menyebabkan serviks oedema.

Referensi

Dokumen terkait

aterosklorosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mensuplai otak,.. sehingga dapat mengakibatkan

Tekanan darah adalah ukuran dari tekanan sistolik yang berpengaruh pada darah karena kontraksi otot jantung dan kekuatan atau tekanan diastolik pada dinding pembuluh darah yang

Senam aerobik juga bergantung pada kerja optimal dari organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut oksigen agar proses

Edema terjadi jika pada area yang mengalami hipoksia atau iskemik maka tubuh akan meningkatkan aliran darah pada lokasi tersebut dengan cara vasodilatasi pembuluh darah

Golongan ini dapat mengurangi denyut jantung dan melebarkan pembuluh darah jantung sehingga dapat mengurangi kebutuhan oksigen dan meningkatkan suplai oksigen. Selain itu,

Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung,

Ketika lapisan endotel pembuluh darah robek ataupun rusak, maka komponen yang normal nya berada pada dinding pembuluh darah akan masuk ke dalam aliran darah, hal ini

Namun jika terjadi kerusakan sel- sel parenkim hati atau permeabilitas membran akan mengakibatkan enzim SGPT bebas keluar sel, sehingga enzim masuk ke pembuluh darah melebihi