• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

IV-1 BAB IV

ANALISIS DATA

4.1 Hasil Survey Primer

Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan secara langsung kepada operator yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur. Metode wawancara yang dilakukan secara langsung dengan melampirkan formulir perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Perum DAMRI Divisi Operasi, Teknik dan Kepegawaian Perum DAMRI Bandara soetta. Terdapat faktor yang menetukan dalam proses penerapan tarif DAMRI, yaitu :

Kenaikan harga suku cadang, BBM, Tarif Tol Kebijakan - kebijakan dari Direksi Perum DAMRI

Sedangkan untuk survey load factor dan loading profile dilakukan di dalam bus (on bus survey) mengikuti rute Blok M – Bandara soetta. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara data primer dan data data sekunder

4.1.1 Data Naik Turun Penumpang

Dari hasil penelitian diperoleh data-data penumpang yang naik turun pada hari rabu tanggal 27 Januari 2009 yang dilakukan pada setiap titik perberhentian pada kondisi jam sibuk (peak hour) yaitu pagi, siang dan sore. Secara lengkap data-data ini disajikan pada tabel tabel di bawah ini

(2)

IV-2 Tabel 4.1 Naik Turun penumpang (Blok M-Bandara soetta)

sumber : survey

Tabel 4.2 Naik Turun penumpang (Bandara soetta – Blok M)

sumber : survey

4.1.2 Data jumlah kedatangan per satuan waktu di perhentian

Pada kondisi ini existing diperoleh data jumlah kedatangan bus trayek Bandara soetta – Blok M per 15 menit pada satu titik perhentian . Di bawah ini disajikan data hasil pengamatan di perhentian terminal 2F antara jam 08.00 WIB – 11.45 WIB

NAIK TURUN S IS A NAIK TURUN S IS A NAIK TURUN S IS A

1 PLAZA BLOK M 0 27 0 27 27 0 27 13 0 13 2 S IS INGAMANGARAJA 1,5 27 0 27 0 0 27 13 0 13 3 S ENAYAN 2 0 0 27 2 0 29 3 0 16 4 S UDIRMAN 2,5 0 0 27 5 0 34 1 0 17 5 TOL 26 0 0 27 0 0 34 0 0 17 6 TERMINAL 3 2 0 4 23 0 15 19 0 9 8 7 TERMINAL 1 4 0 18 5 0 10 8 0 6 2 8 TERMINAL 2 0 0 5 0 0 8 0 0 2 0 RUAS PERHENTIAN PANJANG RUAS (km) NAMA JALAN Naik/Turun Penumpang S ore S ore (15.00 - 16.30) Naik/Turun Penumpang Waktu S iang (12.00 - 13.30) Naik/Turun Penumpang Waktu Pagi (06.30 - 07.15)

NAIK TURUN S IS A NAIK TURUN S IS A NAIK TURUN S IS A

1 TERMINAL 2 0 8 0 8 12 0 8 13 0 13 2 TERMINAL 1 4 18 0 26 11 0 23 15 0 28 3 TERMINAL 3 2 5 0 31 14 0 37 11 0 39 4 TO L 24 0 0 31 0 0 37 0 0 39 5 S.PARMAN 1 0 7 24 0 11 26 0 16 23 6 GATO T SUBRO TO 2,5 0 8 16 0 0 26 0 0 23 7 SUDIRMAN 2,5 0 1 15 0 0 26 0 0 23 8 SISINGAMANGARAJA 2 0 2 13 0 0 26 0 2 21 9 PLAZA BLO K M 0 0 13 0 0 26 0 0 0 0 RUAS

PERHENTIAN NAMA JALAN

PANJANG RUAS (km) Naik/Turun Penumpang Waktu Pagi (07.45 - 09.15) Naik/Turun Penumpang Waktu S iang (13.45 - 14.15) Naik/Turun Penumpang Waktu S ore (17.00 - 19.00)

(3)

IV-3 Tabel 4.3 Jumlah Kedatangan Bus di Bandara soetta terminal 2F

(Pukul 08.45 - 11.45 WIB)

Sumber : survey

Dari hasil tabel 4. 3 dapat dihitung Headway-nya : Pengamatan Waktu Jumlah Bus 1 08.45- 09.00 1 2 09.00 - 09.15 1 3 09.15 - 09.30 1 4 09.30 - 09.45 1 5 09.45 - 10.00 1 6 10.00 - 10.15 1 7 10.15 - 10.30 1 8 10.30 - 10.45 1 9 10.45 - 11.00 1 10 11.00 - 11.15 1 11 11.15 - 11.30 1 12 11.30 - 11.45 1 1 4 4

Rata-rata kedatangan bus/ 15 menit Jumlah Kedatangan Bus

Frekuensi kedatangan bus/jam

(4)

IV-4

NAIK TURUN SISA

1 PLAZA BLOK M 0 27 0 27 0,00 0 2 SISINGAMANGARAJA 1,5 27 0 27 69,23 40,5 3 SENAYAN 2 0 0 27 69,23 54 4 SUDIRMAN 2,5 0 0 27 69,23 67,5 5 TOL 26 0 0 27 69,23 702 6 TERMINAL 3 2 0 4 23 58,97 46 7 TERMINAL 1 4 0 18 5 12,82 20 8 TERMINAL 2 0 0 5 0 0,00 0 38 27 27 58,12 930 sumber : analisis RUAS

PERHENTIAN NAMA JALAN

PANJANG RUAS (KM)

Naik/Turun Penumpang

Waktu Pagi (06.30 - 07.15) Load Factor

(%) Loading Profile (pnp-km) 27 23 5 1,5 2 2,5 26 2 4 Jum la h Pe num pa ng Panjang Ruas (km) Loading Profile Pagi ( 06.30 - 07.15 WIB) 4.1.3 Load Factor (LF) dan Loading Profile

Contoh Perhitugan Load Factor (LF) dan loading profile sebagai berikut : Diketahui : panjang ruas sisingamangaraja = 1,5 km

Jumlah penumpang sisa = 27 penumpang Kapasitas seat bus = 39 penumpang

Maka, untuk menentukan nilai LF (%) =

Dan untuk menentukan loading profil =

Analogi contoh perhitungan untuk semua perhitungan load factor (LF) dan loading profile secara keseluruhan.

Tabel 4.4 Load Factor dan Loading Profile Pagi (Blok M-Bandara soetta)

(5)

IV-5 Tabel 4.5 Load Factor dan Loading Profile Pagi (Bandara soetta – Blok M)

NAIK TURUN SISA

1 TERMINAL 2 0 8 0 8 0.00 0 2 TERMINAL 1 4 18 0 26 66.67 104 3 TERMINAL 3 2 5 0 31 79.49 62 4 TOL 24 0 0 31 79.49 744 5 S.PARMAN 1 0 7 24 61.54 24 6 GATOT SUBROTO 2.5 0 8 16 41.03 40 7 SUDIRMAN 2.5 0 1 15 38.46 37.5 8 SISINGAMANGARAJA 2 0 2 13 33.33 26 9 PLAZA BLOK M 0 0 13 0 0.00 0 38 31 31 57.14 1037.5 sumber : analisis RUAS PERHEN TIAN

NAMA JALAN PANJANG

RUAS (KM)

Naik/Turun Penumpang

Waktu Pagi (07.00 - 08.30) Load Factor (%) Loading Profile (pnp-km) 26 31 31 24 16 15 13 4 2 24 1 2.5 2.5 2 Jum la h Pe nu m pa ng Panjang Ruas (km) Loading Profile Pagi (07.00 - 08.30 WIB)

(6)

IV-6 Tabel 4.6 Load Factor dan Loading Profile Siang (Blok M - Bandara soetta)

NAIK TURUN SISA

1 PLAZA BLOK M 0 27 0 27 0.00 0 2 SISINGAMANGARAJA 1.5 0 0 27 69.23 40.5 3 SENAYAN 2 2 0 29 74.36 58 4 SUDIRMAN 2.5 5 0 34 87.18 85 5 TOL 26 0 0 34 87.18 884 6 TERMINAL 3 2 0 15 19 48.72 38 7 TERMINAL 1 4 0 10 9 23.08 36 8 TERMINAL 2 0 0 9 0 0.00 0 38 34 34 64.96 1141.5 sumber : analisis Loading Profile (pnp-km) RUAS

PERHENTIAN NAMA JALAN

PANJANG RUAS (KM)

Naik/Turun Penumpang Waktu Siang (12.00 - 13.30) Load Factor (% ) 27 29 34 34 19 9 1.5 2 2.5 26 2 4 Jum la h P e num pa ng Panjang Ruas (km) Loading Profile Siang (12.00 - 13.30 WIB)

(7)

IV-7

NAIK TURUN SISA

1 TERMINAL 2 0 12 0 12 0.00 0 2 TERMINAL 1 4 11 0 23 58.97 92 3 TERMINAL 3 2 14 0 37 94.87 74 4 TOL 24 0 0 37 94.87 888 5 S.PARMAN 1 0 11 26 66.67 26 6 GATOT SUBROTO 2.5 0 0 26 66.67 65 7 SUDIRMAN 2.5 0 0 26 66.67 65 8 SISINGAMANGARAJA 2 0 0 26 66.67 52 9 PLAZA BLOK M 0 0 26 0 0.00 0 38 37 37 73.63 1262 sumber : analisis RUAS

PERHENTIAN NAMA JALAN

PANJAN G RUAS (KM) Naik/Turun Penumpang Waktu Siang (13.45 - 14.15) Load Factor (%) Loading Profile (pnp-km) 23 37 37 26 4 2 24 1 2.5 2.5 2 Ju m la h P e n u m p an g Panjang Ruas (km) Loading Profile Siang (13.45 - 14.15 WIB)

Tabel 4.7 Load Factor dan Loading Profile Siang (Bandara soetta – Blok M)

(8)

IV-8 Tabel 4.8 Load Factor dan Loading Profile Sore (Blok M - Bandara soetta)

NAIK TURUN SISA

1 PLAZA BLOK M 0 13 0 13 0.00 0 2 SISINGAMANGARAJA 1.5 0 0 13 33.33 19.5 3 SENAYAN 2 3 0 16 41.03 32 4 SUDIRMAN 2.5 1 0 17 43.59 42.5 5 TOL 26 0 0 17 43.59 442 6 TERMINAL 3 2 0 9 8 20.51 16 7 TERMINAL 1 4 0 6 2 5.13 8 8 TERMINAL 2 0 0 2 0 0.00 0 38 17 17 31.20 560 sumber : analisis Loading Profile (pnp-km) RUAS

PERHENTIAN NAMA JALAN

PANJANG RUAS (KM)

Naik/Turun Penumpang Sore (15.00 -

16.30) Load Factor (%) 13 16 17 17 8 1.5 2 2.5 26 2 4 Jum la h P e num pa ng Panjang Ruas (km) Loading Profile Sore (15.00 - 16.30 WIB)

(9)

IV-9 NAIK TURUN SISA

1 TERMINAL 2 0 13 0 13 0.00 0 2 TERMINAL 1 4 15 0 28 71.79 112 3 TERMINAL 3 2 11 0 39 100.00 78 4 TOL 24 0 0 39 100.00 936 5 S.PARMAN 1 0 16 23 58.97 23 6 GATOT SUBROTO 2.5 0 0 23 58.97 57.5 7 SUDIRMAN 2.5 0 0 23 58.97 57.5 8 SISINGAMANGARAJA 2 0 2 21 53.85 42 9 PLAZA BLOK M 0 0 21 0 0.00 0 38 39 39 71.79 1306 sumber : analisis RUAS

PERHENTIAN NAMA JALAN

PANJAN G RUAS (KM) Naik/Turun Penumpang Waktu Sore (17.00 - 19.00) Load Factor (%) Loading Profile (pnp-km) 28 39 39 23 21 4 2 24 1 2.5 2.5 2 Jum la h P e nu m pa ng Panjang Ruas (km) Loading Profile Sore (17.00 - 19.00 WIB)

Tabel 4.9 Load Factor dan Loading Profile Sore (Bandara soetta – Blok M)

(10)

IV-10 Dari hasil pengolahan data survey lapangan dapat diketahui loading profile trayek bus DAMRI rute Blok M – Bandara soetta pada setiap periode yaitu pagi, siang, sore. Dari loading profile didapat produksi Bus DAMRI sebagai berikut :

Tabel 4.10 Produksi (pnp-km)

Periode Loading Profile (Pnp-km) Rata-rata

(Pnp-km) Pagi Blok M - Bandara soetta 930 984 Bandara soetta – Blok M 1037,5 Siang Blok M - Bandara soetta 1141,5 1202 Bandara soetta – Blok M 1262 Sore Blok M - Bandara soetta 560 933 Bandara soetta – Blok M 1306

Dengan melihat produksi pada tabel diatas artinya ada perbedaan yang signifikan antara periode pagi, siang, sore. Produksi pada waktu siang hari nilainya paling besar artinya bangkitan penumpang pada saat siang hari cukup banyak karena bangkitan penumpang dari /ke bandara soetta tergantung jumlah penerbangan di siang hari di bandara soetta Soekarno-Hatta.

(11)

IV-11 Tabel 4. 11 Load Factor (%)

Periode Load Factor (%) Rata-rata (%)

Pagi

Blok M - Bandara soetta

58,12

57,63 Bandara soetta – Blok

M 57,14 Siang Blok M - Bandara soetta 64,96 69,30 Bandara soetta – Blok

M 73,63 Sore Blok M - Bandara soetta 31,20 51,50 Bandara soetta – Blok M 71,79 Load Factor (%) 59,48

Tabel 4.11 memperlihatkan persentase load factor (hasil survey) bus DAMRI trayek Blok M – Bandara soetta pada berbagai periode. Dengan melihat load

factor trayek sebesar 59,48% memperlihatkan bahwa jumlah bangkitan

penumpang cukup besar dan masih memungkinkan untuk meningkat bila didukung oleh peningkatan pelayanan.

4.2 Data - Data Sekunder

4.2.1 Data Karakteristik Operasional

Tabel 4.12 Data karakteristik operasional

NO DATA KARAKTERISTIK OPERASIONAL Data Sekunder Data Primer (Survey) 1 Panjang Rute (km) 38 38

2 Waktu tempuh rata rata (menit) 90 75 3 Kapasitas seat penumpang (orang) 39 39 4 Standar Tarif Bus (Rp) 20.000 20.000 5 Rata - rata per rit per bus (rit) 4 s/d 6

6 Rata - rata pendapatan per bus per hari - 4 rit (Rp)

3.500.000 2.466.667 7 Rata - rata pendapatan per bus per hari - 6 rit (Rp) 3.700.000

(12)

IV-12 8 Konsumsi bahan bakar (liter/rit) 9.5 9.5

9

Jumlah Bus Total trayek blok M - Bandara soetta

(armada) 16 16

10 Jumlah Bus Beroperasi Hari Kerja (armada) 15 15 11 Jumlah Bus Beroperasi Hari Libur (armada) 15 15 12 Kilometer tempuh dalam 1 Tahun (km) 62.832 62.832 13 Jumlah Hari Operasi Bus per tahun (hari) 357 357 14 Rasio Konsumsi BBM (km/liter) 1,3 1,3

4.2.2 Data Biaya Operasi Kendaraan (BOK)

a. Perhitungan Biaya Bunga Modal dan Angsuran Pinjaman

Bunga modal yang berlaku adalah bunga modal kredit pada tahun 2009, yaitu sebesar 15 % per tahun. Perhitungan besarnya jumlah bunga yang harus dibayar, dengan asumsi harus selesai selama lima tahun diperlihatkan pada tabel 13 berikut ini:

Tabel 4.13 Tabel Perhitungan Bunga Modal

Harga Kendaraan Besaran Angsuran / Tahun Pokok

Pinjaman Bunga Modal

Total Pembayaran -1 -2 -3 -4 -5 (3) x 15% (2) + (4) Tahun 1 Rp858.984.300 Rp171.796.860 Rp858.984.300 Rp128.847.645 Rp300.644.505 Tahun 2 Rp687.187.440 Rp171.796.860 Rp687.187.440 Rp103.078.116 Rp274.874.976 Tahun 3 Rp515.390.580 Rp171.796.860 Rp515.390.580 Rp77.308.587 Rp249.105.447 Tahun 4 Rp343.593.720 Rp171.796.860 Rp343.593.720 Rp51.539.058 Rp223.335.918 Tahun 5 Rp171.796.860 Rp171.796.860 Rp171.796.860 Rp25.769.529 Rp197.566.389 Jumlah Rp386.542.935 Rp1.245.527.235

Jadi, jumlah bunga modal yang harus dibayarkan adalah Rp. 386.542.935,- yang harus dibayarkan selama lima (5) tahun. Jika diasumsikan bahwa bunga yang harus dibayarkan setiap tahunnya adalah tetap, maka:

(13)

IV-13 b. Perhitungan Biaya Depresiasi atau Penyusutan

Untuk menghitung biaya depresiasi kita menggunakan metoda garis lurus

(straight line depreciation method). Dalam perhitungan penyusutan Perum

DAMRI melakukan peremajaan bus setiap 5 tahun. Perhitungan besarnya biaya depresiasi atau penyusutan diperlihatkan dalam perhitungan berikut ini.

Rumus yang digunakan adalah:

d = (P – S) / n dimana: d = depresiasi tahunan P = Rp. 858.984.300,- S = 20% x Rp. 858.984.300,- = Rp. 171.796.860,- n = 5 tahun maka:

c. Perhitungan Biaya Asuransi

Untuk besarnya biaya asuransi, ditetapkan nilai asuransi sebesar 2.5% per tahun dari harga kendaraan. Maka nilainya biaya asuransi adalah:

Biaya Asuransi = Harga kendaraan x 2.5% = Rp. 858.984.300,-x 2.5% = Rp 21.474.607,-

(14)

IV-14 Dengan mengacu pada data-data di bab III untuk biaya vaiabel yang ditunjukan pada tabel keseluruhan (Tabel 4.14). Sehingga secara keseluruhan untuk perhitungan BOK seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.14 Biaya Operasional Kendaraan (BOK)

NO JENIS BIAYA RINCIAN BIAYA RATA RATA/BUS JUMLAH (Rp/Tahun/bus) 1 BIAYA TETAP A PENYUSUTAN KENDARAAN 1 Kendaraan Baru

Harga Beli Bus 858.984.300

Nilai sisa (residual Value) 171.796.860

Tahun pemakaian (5 tahun)

2 Nilai Penyusutan per tahun 137.437.488 137.437.488

B Biaya Bunga Modal per tahun 77.308.587 77.308.587

C PERIJINAN DAN ADMINISTRASI

1 Biaya STNK dan Pajak Bus (Rp) 2.500.000

2

Biaya Uji Pemeriksaan (KIR)/6 bulan

(Rp) 800.000

3 Biaya Ijin Trayek /5 tahun (Rp) 600.000

4 Ijin Usaha/bus/tahun 100.000

Total (Rp) 4.000.000 4.000.000

D ASURANSI KENDARAAN

Asuransi Jasa Raharja 1.789.551 21.474.608

E GAJI PENGEMUDI

1 Gaji rata-rata per bulan per orang (Rp) 1.221.700

2 Biaya Gaji Per Tahun (Rp) 14.660.400 14.660.400

2 BIAYA VARIABEL

A BAHAN BAKAR MINYAK (SOLAR)

1 Jumlah Rit per hari (rit) 4

2 Jumlah tempuh per rit (km) 44

3 Jarak tempuh per hari (km) 176

4 Hari Operasi per tahun (hari) 357

5 Jarak tempuh per tahun (km) 62.832

6 Jarak Tempuh per liter BBM 1.3

7 Komsumsi BBM per tahun (liter) 20.944

8 Harga BBM per liter (Rp) 4.500

9 Biaya BBM per tahun (Rp) 94.248.000 94.248.000

B PELUMAS

1 Oli Mesin

Jumlah ganti oli per tahun (kali) 10 Volume Oli per sekali ganti (liter) 17

Volume Oli per tahun (liter) 170

Harga oli per liter (Rp) 18.750

Biaya Oli per tahun (Rp) 3.187.500

(15)

IV-15 Jumlah ganti oli per tahun (kali) 5

Volume Oli per sekali ganti (liter) 8 Volume Oli per tahun (liter) 40 Harga oli per liter (Rp) 16.800

Biaya Oli per tahun (Rp) 672.000

3 Oli gardan

Jumlah ganti oli per tahun (kali) 5 Volume Oli per sekali ganti (liter) 8 Volume Oli per tahun (liter) 40 Harga oli per liter (Rp) 21.600 Biaya Oli per tahun (Rp) 864.000

Total (Rp) 4.723.500 4.723.500

C BAN

1 Ganti Ban per tahun (kali) 1

2 Jumlah Ban per sekali ganti (buah) 6 3 Jumlah Ban diganti per tahun (buah) 6

4 Harga ban per buah (Rp) 3.000.000

5 Biaya ban per tahun (Rp) 18.000.000 18.000.000

D

PERAWATAN DAN PERGANTIAN

SUKU CADANG

1 Perawatan per tahun (kali) 10

2 Biaya per sekali perawatan (Rp) 2.881.123 3 Biaya perawatan per tahun (Rp) 28.811.230 28.811.230

E

BIAYA HARIAN PENGEMUDI DAN

KONDEKTUR

1 Biaya rata-rata per hari

uang rit 15.000

UDJ 172.667

Total (Rp) 187.667

2 Hari Operasi per tahun 357

3

Biaya pengemudi dan kondektur per

tahun 66.997.000 66.997.000

F BIAYA KONSESI

1 Konsesi rata-rata per bulan 2.000.000

2 Konsesi per tahun 24.000.000 24.000.000

G BIAYA TOL

1 Jumlah Rit per hari 4

2 Tarif Tol 11.000

3 Hari Operasi per tahun 357

4 biaya operasi tol per tahun 15.708.000 15.708.000

SUB TOTAL BOK (Rp/Tahun) 507.368.813

3

Biaya Overhead (10% dari biaya

tetap+biaya variabel) 50.736.881 50.736.881

4

Keuntungan Operator (20% dari

biaya tetap+biaya variabel) 101.473.763 101.473.763

(16)

IV-16 Selanjutnya, untuk melihat proporsi biaya-biaya yang menentukan besarnya biaya BOK dapat dilihat pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Proporsi Biaya Operasional Kendaraan (BOK)

Dari gambar 4.7 grafik terlihat bahwa proporsi komponen biaya yang paling besar yang dikeluarkan pada Biaya Operasi Kendaraan (BOK) adalah selain biaya peyusutan kendaraan adalah biaya BBM (solar) yaitu sebesar 37 %. Sedangkan proporsi komponen biaya yang paling kecil dalam BOK adalah pelumas yaitu sebesar 2%.

BBM 37% Pelumas 2% Ban 7% Perawatan 11% Biaya Harian Pengemudi dan Kondektur 27% Konsesi 10% Biaya Tol 6%

Proporsi Komponen Biaya dalam Biaya Variabel BOK

Biaya Tetap 50% Biaya Variabel 50%

Proporsi Komponen Biaya Tetap dan Biaya Variabel BOK

Penyusutan Kendaraan 54% Bunga Modal 30% Perijinan dan Administrasi 2% Asuransi kendaraan 8% Gaji Pengemudi 6%

Proporsi Komponen Biaya dalam Biaya Tetap BOK Total

(17)

IV-17 Dari pengelompokan biaya tetap dan biaya variabel, proporsi antara kedua biaya tersebut sama sebesar 50%. sehingga untuk efisiensi biaya maka komponen-komponen biaya variabel bisa diefisienkan untuk menurunkan penyusutan kendaraan. Komponen biaya variabel yang bisa di efisiensikan seperti penggunaan BBM. Pada biaya variabel ini terlihat bahwa proporsi biaya BBM paling besar (37% dari total biaya variabel) dan biaya harian pengemudi dan kondektur sebesar 27%

Perhitungan diatas dengan menggunakan jumlah rit sebanyak 4 dan jika asumsi 6 rit analog perhitungan BOK didapat Rp 771.118.156,- .

Sedangkan dalam proporsi komponen biaya secara keseluruhan dari Biaya Operasi Kendaraan, biaya yang terbesar adalah biaya penyusutan kendaraan sebesar 21 %.

4.2 Produksi Pelayanan Bus DAMRI per tahun

Produksi Pelayanan Bus dapat dinyatakan dalam seat-trip, pnp-km dan pnp-trip, seperti diuraikan dalam tabel 4.15 di bawah ini

Penyusutan Kendaraan 21% Bunga Modal 12% Perijinan dan Administrasi 1% Asuransi kendaraan 3% Gaji Pengemudi 2% BBM 14% Pelumas 1% Ban 3% Perawatan 4% Biaya Harian Pengemudi dan Kondektur 10% Konsesi 4% Biaya Tol 2% Biaya Overhead 8% Keuntungan Operator 15%

Proporsi Komponen Biaya Dalam Biaya Operasi Kendaraan

(18)

IV-18 Tabel 4.15 Produksi per tahun

Periode Arah Trayek

Blok M - Bandara 39 930 27 Bandara - Blok M 39 1037,5 31 Blok M - Bandara 39 1141,5 34 Bandara - Blok M 39 1262 37 Blok M - Bandara 39 560 17 Bandara - Blok M 39 1306 39 4 6 jumlah rit Produksi/tahun 55.692 83.538 1.484.406 2.226.609 44.268 66.402 Pagi Siang Sore jumlah operasi/th 357 39 1040 31 rata-rata produksi Seat-trip Pnp-km Pnp - trip 39 39 39 983,75 1201,75 933 29 35,5 28 4.3 Analisa Tarif

Dari analisa perhitungan di atas maka Tarif dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Dengan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) yang dikeluarkan per tahun untuk satu unit bus kapasitas 39 seat (Kendaraan yang disurvey) yaitu sebesar Rp. 659.579.456,- dengan perincian

Biaya Tetap (Fixed Cost) = Rp. 254.881.083,-

Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) = Rp. 252.487.730,-

(19)

IV-19 Tabel 4.16 Biaya Tetap dan Biaya Variabel berdasarkan jumlah rit

Nama Biaya 4 rit 6 rit

Biaya Tetap Rp. 254.881.083,- Rp. 254.881.083,-

Biaya Variabel Rp. 252.487.730,- Rp.338.286.730,-

Untuk asumsi jumlah rit per hari adalah 4, maka di dapat :

1. Tarif Berdasarkan seat-trip

2. Tarif Berdasarkan pnp-km

3. Tarif Berdasarkan pnp-trip

Analog perhitungan diatas untuk 6 rit/bus/hari didapat : Tabel 4.17 Perhitungan Tarif

Tarif 4 rit 6 rit

Seat-trip Rp. 11.843,- Rp. 9.231,- Pnp-km Rp. 16.872,- Rp. 13.160,- Pnp-trip Rp. 14.900,- Rp. 11.612,-

Dari hasil analisa perhitungan di atas didapat nilai tarif sebesar Rp. 16.872,- untuk 4 rit dan Rp.13.160,- untuk 6 rit, tarif hasil perhitungan analisis tersebut

(20)

IV-20 lebih kecil dibandingkan dengan tarif yang berlaku pada saat ini untuk trayek Blok M – Bandara soetta sebesar Rp. 20.000,- dan operator mendapatkan keuntungan per penumpang sebesar Rp. 3.128,- (4rit) dan Rp. 6.840,- (6rit), sehingga seharusnya pihak operator memberikan pelayanan dan kenyamanan yang lebih baik untuk penumpang.

Namun dalam penetapan tarif pada Perum DAMRI ini diberlakukan sistem subsidi silang antar trayek di bandara soetta Soekarno-Hatta. Sehingga untuk trayek-trayek yang jumlah bangkitan penumpangnya sedikit, biaya produksinya bisa tertutupi oleh trayek yang jumlah bangkitan penumpangnya banyak.

Dengan load factor yang didapat dari hasil survey sebesar 59,48 %, BEP (Break Event Point) tercapai pada jangka waktu 4 tahun. Dengan menggunakan rumus Perhitungan BEP sebagai berikut :

BEP = (P×T×H×n) - BOK Dimana :

P = jumlah penumpang/tahun H = Hari operasi bus/tahun

T = Tarif bus n = Jumlah rit

Dan berikut perhitungannya :

P = 31 pnp/hari/rit H = 357 hari/tahun

T = Rp.20.000,- n = 4 rit

Maka :

- Rp. 659.579.456

(21)

IV-21 = Rp.225.780.543,-

Dengan harga bus baru Rp. 858.984.300,- makan didapat tahun BEP sebagai berikut :

Analog dengan perhitungan diatas untuk 6 rit didapat tahun BEP selama 1,5 tahun.

Sehingga sebelum jangka waktu peremajaan (5 tahun), Perum DAMRI untuk trayek blok M – Bandara soetta sudah mencapai BEP dan mendapatkan keuntungan di tahun berikutnya.

4.4 Waktu Tunggu di Terminal

Tabel 4.17 Waktu Tunggu Keberangkatan Bis Dari Bandara soetta Soekarno - Hatta

RUAS

PERHENTIAN NAMA JALAN

PANJANG

RUAS (km) PAGI SIANG SORE

1 TERMINAL 2 0 07.47 13.49 17.05 2 TERMINAL 1 4 08.07 14.01 17.14 3 TERMINAL 3 2 08.14 14.20 17.25 4 TOL 24 5 S.PARMAN 1 6 GATOT SUBROTO 2,5 7 SUDIRMAN 2,5 8 SISINGAMANGARAJA 2 9 PLAZA BLOK M 0 Sumber : analisis total

waktu 27 menit 31 menit 20 menit

Keberangkatan bus DAMRI dari bandara soetta menuju blok M terkadang mengalami keterlambatan karena adanya waktu tunggu setiap bus dimana bus DAMRI untuk meningkatkan bangkitan jumlah penumpang didasarkan flight

(22)

IV-22 yang landing di setiap terminal di wilayah sekitar Bandara soetta Soekarno-Hatta. Dari hasil analisis survey lapangan didapat waktu terbesar 31 menit untuk setiap bus yang dihabiskan untuk lepas dari bandara soetta. Lamanya tersebut berpengaruh terhadap kenyamanan penumpang. Sehingga penumpang yang lebih mengutamakan disiplin waktu akan memilih moda lain seperti taksi dan hal itu tidak menguntungkan untuk operator.

Bangkitan penumpang setiap armada sangat penting bagi operator bus DAMRI disebabkan nilai LF=1 akan berpengaruh terhadap pendapatan maupun keuntungan bagi operator DAMRI. Sehingga hal itu tetap dilakukan walaupun kadang-kadang menjadi kontraproduktif.

Gambar

Tabel 4.2 Naik Turun penumpang (Bandara soetta – Blok M)
Tabel 4.4 Load Factor dan Loading Profile Pagi (Blok M-Bandara soetta)
Gambar 4.2 Loading Profile Pagi Bandara soetta – Blok M
Gambar 4.3 Loading Profile Siang Blok M – Bandara soetta
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila menjadi sponsor tunggal dalam rangkaian kegiatan acara ini.akan mendapat bentuk penawaran ekslusif dengan kompensasi pembiayaan 100% dari kekurangan dana yang dibutuhkan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua merupakan institusi yang mempunyai mandat menyediakan teknologi tepat guna. Kaitan dengan hal tersebut, salah satu

Melalui pendekatan pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat dengan melibatkan unsur pemerintah, petugas kesehatan, kader dan masyarakat diharapkan

Pada tahun 2019 capaian sasaran kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau dapat dicapai dengan capaian target 100% pada capaian periode rencana

Jika Nilai mata uang Rupiah mengalami depresiasi, pastinya yang satu lagi mengalami kenaikan atau istilah yang lebih tepat adalah “apresiasi”.. Penyebab nilai USD

Persepsi merupakan suatu penafsiran suatu objek, peristiwa, atau potensi individu yang dilandasari oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan panafsiran itu. Persepsi

AREAL LAINNYA : Diisi dengan areal perairan lepas pantai di dalam Wilayah Kerja atau Wilayah Sejenisnya yang tidak dikenakan PBB sebagaimana diatur dalam Pasal 3

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Dana Pensiun Bank Negara Indonesia tanggal