• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PADA PROSES PEMBAKARAN MENGUNAKAN INCENERATOR MANUAL DI RSUD INCHE ABDOEL MOEIS SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PADA PROSES PEMBAKARAN MENGUNAKAN INCENERATOR MANUAL DI RSUD INCHE ABDOEL MOEIS SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PADA PROSES PEMBAKARAN

MENGUNAKAN INCENERATOR MANUAL DI RSUD INCHE ABDOEL

MOEIS SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

Rita Simon

NIM. 110500148

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2014

(2)

PENGELOLAAN LIM

MENGUNAKAN IN

MOEIS

Kar

Untuk Mempero

Po

PROGR

JU

POLITEK

MBAH MEDIS PADAT PADA PROSES PEM

NCENERATOR MANUAL DI RSUD INCHE

S SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

Rita Simon

NIM. 110500148

rya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

leh Sebutan Ahli Madya pada Program Dipl

oliteknik Pertanian Negeri Samarinda

RAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

RUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

KNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2014

MBAKARAN

E ABDOEL

(3)

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PADA PROSES PEMBAKARAN

MENGUNAKAN INCENERATOR MANUAL DI RSUD INCHE ABDOEL

MOEIS SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

Rita Simon

NIM. 110500148

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Memperoleh Sebutan Ahli

Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2014

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Pengelolaan Limbah Medis Padat pada proses pembakaran mengunakan incinerator manual di RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda Kalimantan Timur

Nama : Rita Simon

Nim : 110500148

Program Studi : Manajemen Lingkungan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing Furqaan Hamsyani,S.Hut,M.Si NIP. 19790104 201012 1 002 Penguji I, M. Fikri H. S.Hut.MP NIP. 19701127 199802 1 001 Penguji II, Haryatie Sarie, SP., MP. NIP. 19781013 200912 2 001 Menyetujui,

Ketua Program Studi Manajemen Hutan

Ir. Dadang Suprapto, MP. NIP. 19620101 198803 1 003

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Ir. Hasanudin, MP NIP.19630805 198903 1 005

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmatNya kepada saya berupa nikmat umur, nikmat kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Penelitian di RSUD Inche Abdoel Moeis tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun tidak hanya atas dasar rasa tanggung jawab sebagai mahasiswa Manajemen Lingkungan yang harus menyelesaikan laporan ini dengan baik, melainkan agar saya mendapatkan tambahan ilmu sekaligus membagi ilmu dengan para pembaca.

Terima kasih telah memberi dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dengan motivasi bermanfaat bagi orang banyak, Dan tidak lupa saya mengucapkan terima kasih Kepada :

1. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.

3. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan

4. Bapak Furqaan Hamsyani S.Hut, M, Si selaku Dosen Pembimbing Karya Ilmiah. 5. Bapak M. Fikri H. S.Hut.MP Selaku Dosen Penguji I.

6. Ibu Haryatie Sarie, SP., MP. selaku Dosen Penguji II.

7. Bapak Kedua Orang Tua saya dan Keluarga tercinta, untuk do’a dan kesabarannya yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril.

8. Rekan-rekan seperjuangan.

Terima Kasih sudah Memberi Dukungan moral Kepada Penulis Dalam menyusun laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis

(6)

ABSTRAK

RITA SIMON. pengelolaan limbah medis padat pada proses pembakaran

mengunakan Incinerator manual di RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda Kalimantan Timur (dibawah bimbingan FURQAAN HAMSYANI).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis limbah medis padat, massa limbah, dari hasil pembakaran di RSUD Inche Abdoel Moeis Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Samarinda Seberang, Provinsi Kalimantan Timur.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014.Penelitian ini dilakukan pengangkutan limbah medis padat pada pagi hari mulai pukul 04.00 wita. Dan melakukan pembakaran jam 09.00 wita lokasi Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan cara melakukan observasi di lapangan secara langsung agar peneliti dapat melihat langsung bagaimana pengelolaan limbah medis yang dihasilkan di RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda.

Dari hasil penelitian Limbah medis mayoritas adalah botol ampul, kemudian diikuti oleh masker, dan berikutnya adalah handscoon, Incenerator yang digunakan adalah proses manual sehigga pembakaran dilakukan dua kali, volume abu terbagi menjadi dua bagian yaitu abu sempurana dan yang tidak sempurna

(7)

RIWAYAT HIDUP

Rita Simon lahir pada tanggal 04 Maret 1990 di Nunukan, Kalimantan Timur. merupakan putri keempat dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Simon dan Ibu Maria.

Memulai pendidikan Taman Kanak- Kanak Sion (TK) Pada Tahun 1995, kemudian pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 003 pada tahun 1998, lulus pada tahun 2005. Setelah Itu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI 1 Nunukan lulus pada tahun 2008. Pada tahun yang sama melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Nunukan Kalimantan Timur dan memperoleh ijazah tahun 2011.

Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2011 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian pada Program Studi Manajemen Lingkungan.Selama menempuh pendidikan tinggi di jurusan Manajemen Pertanian Penulis telah mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) selama kurang lebih dua bulan terhitung sejak 03 Maret 2014 sampai 03 Mei 2014 di RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda, Kalimantan Timur.

Penulis karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar dengan sebutan Ahli Madya Manajemen Lingkungan pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negri Samarinda.

Penulis menyusun Karya Ilmiah yang berjudul pengelolaan limbah medis padat pada proses pembakaran mengunakan incinerator manual di RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda Kalimantan Timur.Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat dapat memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2

C. Hasil yang diharapkan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Tinjauan Umum Tentang Limbah Medis ... 6

B. Dampak Limbah Medis Terhadap Kesehatan Lingkungan ... 6

C. Tinjauan Tentang Pengelolaan Limbah Medis ... 7

D. Tinjauan Umum Rumah Sakit Inche Abdoel Moeis ... 15

III. METODE PENELITIAN ... 22

A. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 22

B. Alat Dan Bahan Penelitian ... 22

C. Prosedur Penelitian ... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Hasil ... 26

B. Pembahasan ... 27

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

A. Kesimpulan... 30

B. Saran... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(9)

DAFTAR

TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Jenis Limbah Medis………... 9 2. Jadwal Kegiatan Penelitian di RSUD Inche Abdoel Moeis. ... 37 3. Hasil Penelitian di RSUD Inche Abdoel Moeis ... 33

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Alur Pengangkutan Limbah Medis ... 11

Lampiran Halaman 1. Penyimpanan Limbah Medis Padat ... 35

2. Pengangkutan Sampah ... 35

3. Limbah di bawah ke Incenerator ... 36

4. Pemisahan Limbah Medis dan Non medis ... 36

5. Menimbang Limbah Medis ... 37

6. Tempat Penampungan B3 ... 37

7. Abu Hasil Pembakaran di Tampung ke tong ... 38

8. Sebelum Melakukan Pembakaran Limbah Medis di Timbang ... 38

9. Limbah Medis di Masukan Ke dalam Incenerator ... 39

10. Menuangkan Solar Ke dalam Incenerator ... 39

11. Membakar Limbah Medis ... 39

12. Menutup Pintu Incenerator ... 40

13. Menyalakan blower ... 40

14. Mengeluarkan abu dari Incenerator ... 40

15. Mendinginkan abu ... 40

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkum- pulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 ).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) adalah sebuah Rumah Sakit milik Pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang berlokasi di Jalan. H.A.M.M Rifaddin, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Samarinda Seberang, Provinsi Kalimantan Timur. Nama Rumah Sakit ini diambil dari nama Gubernur Kalimantan Timur definif pertama, yakni Inche Abdoel Moeis. Rumah Sakit ini resmi dibuka tanggal 24 Januari 2007, berlabel Tipe C, dan mempunyai tujuh dokter spesialis, dua dokter gigi, dan 12 dokter umum. Adapun tipe C adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas yang menampung pelayanan rujukan dari Puskesmas.

RSUD Inche Abdoel Moeis memiliki lima jenis ruang rawat inap, sepuluh kamar VIP dan kelas I .Lalu, Kelas II empat kamar, Kelas III lima kamar, dan Kelas III B 70 tempat tidur di dalam bangsal besar. (Anonim, 2011)

Limbah medis adalah sampah yang berasal dari pelayanan medis, dan berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan yang mana dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengunjung, masyarakat terutama petugas yang menanganinya.

(12)

Pengelolaan limbah medis padat B3 adalah penanganan limbah padat B3 (medis) yang dimulai sejak dari pewadahan dan pengumpulan hingga pengolahan dan penimbunan atau pemusnahan. Limbah medis merupakan masalah yang cukup serius, sehingga banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah, swasta maupun secara swadaya oleh masyarakat untuk menanggulanginya, dengan cara mengurangi, mendaur ulang maupun memusnahkannya. Limbah yang di hasilkan dari upaya medis seperti Puskesmas, Poliklinik, dan Rumah Sakit yaitu jenis limbah yang termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan, dimana disana banyak terdapat buangan virus, bakteri maupun zat zat yang membahayakan lainnya, sehingga harus dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu di atas 1000˚C.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis limbah medis padat, massa limbah, dari hasil pembakaran di RSUD Inche Abdoel Moeis Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Samarinda Seberang, Provinsi Kalimantan Timur.

Dalam penelitian ini diharapkan akan memberi hasil diantaranya untuk memberikan informasi penting tahapan pengelolaan limbah medis Padat Incenerator manual di Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Samarinda Seberang, Provinsi Kalimantan Timur. Memberikan informasi penting bahaya limbah medis jika terkontaminasi kepada tiap para petugas kebersihan dalam pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit Inche Abdoel Moeis Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Samarinda Seberang, Provinsi Kalimantan Timur. Dalam limbah medis mengandung bahan kimia yang berbahaya jika terkena dampak lingkungan disekitarnya.

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Limbah Medis

Limbah medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.

Kepala Pusat Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Universitas Indonesia Dr Setyo Sarwanto Dea mengutarakan hal itu kepada Pembaruan. Ia mengatakan, rata-rata pengelolaan limbah medis di rumah sakit belum dilakukan dengan benar. Limbah medis memerlukan pengelolaan khusus yang berbeda dengan limbah non medis. Yang termasuk limbah medis adalah limbah infeksius, limbah radiologi, limbah sitotoksis, dan limbah laboratorium.

Limbah infeksius misalnya jaringan tubuh yang terinfeksi kuman. Limbah jenis itu seharusnya dibakar, bukan dikubur, apalagi dibuang ke septic tank. Pasalnya, tangki pembuangan seperti itu di Indonesia sebagian besar tidak memenuhi syarat sebagai tempat pembuangan limbah.Ironisnya, malah sebagian besar limbah rumah sakit dibuang ke tangki pembuangan seperti itu.

1. Sumber limbah padat

Pada umumnya sumber limbah padat di rumah sakit meliputi: a) Ruang Perawatan

b) Ruang Poliklinik c) Unit Gawat Darurat

(14)

d) Ruang Kebidanan e) ICU

f) Ruang Operasi g) Ruang Farmasi

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kota-kota besar semakin meningkatkan pendirian rumah sakit (RS). sebagai akibat kualitas efluen limbah rumah sakit tidak memenuhi syarat. Limbah rumah sakit dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. hal ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam typoid, klohera, disentri, dan hepatitis sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan (BAPEDAL, 1999).

2. Karakteristik limbah padat

Karakteristik sampah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.perlu diketahui dalam kaitannya pada pengelolaan sampah yang baik dan benar. secara garis besar sampah rumah sakit dibedakan menjadi sampah medis dan non medis.

a) Limbah padat medis

Sampah padat medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. termasuk dalam kajian tersebut juga kegiatan medis di ruang poliklinik, perawatan, bedah, kebidanan, otopsi dan ruang laboratorium. limbah padat medis sering juga disebut sampah biologis. Limbah medis dapat digolongkan menjadi:

(15)

1) Limbah benda tajam, yaitu obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian yang menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum, pecahan gelas atau pisau bedah.

2) Limbah infeksius, yaitu limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular dan limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.

3) Limbah jaringan tubuh, yang meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh. Biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi. 4) Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi oleh obat sitotoksik

selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.Dan bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.

5) Limbah farmasi, yaitu terdiri dari obat-obatan kadaluwarsa, obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat yang tidak diperlukan lagi atau limbah dari proses produksi obat.

6) Limbah kimia, yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi atau riset.

(16)

C. Dampak Limbah Terhadap Kesehatan Lingkungan

Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti:

a) Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan dan bau phenol.

b) Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit.

c) Gangguan keanekaragaman hayati, dapat disebabkan oleh virus, bahan kimia, dan fosfor.

d) Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, serta logam berat.

Limbah padat rumah sakit terdiri atas sampah mudah membusuk, sampah mudah terbakar, dan lainlLain. limbah- limbah tersebut kemungkinan besar mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun berbahaya yang menyebabkan penyakit infeksi dan dapat tersebar ke lingkungan rumah sakit yang disebabkan oleh teknik pelayanan kesehatan yang kurang memadal, kesalahan penanganan bahan-bahan terkontaminasi dan peralatan, serta penyediaan dan pemeliharaan sarana sanitasi yang masih buruk (Said, 1999).

Setiap limbah dan peralatan medis yang telah digunakan untuk pasien harus dimusnahkan lantaran sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. “Limbah medis seperti jarum suntik harus dimusnahkan. pemusnahannya tidak sembarangan, tapi menggunakan alat Incenerator. Bahkan hasil pemusnahannya

(17)

tidak dibuang sembarangan. Ketentuan ini juga berlaku di lingkungan puskesmas yang sudah seharusnya memiliki alat tersebut, karena di lingkungan puskesmas juga memiliki limbah berbahaya. kalau tidak ada alat untuk pengolahan limbah, maka puskesmas tersebut harus membawa limbah berbahaya ini ke rumah sakit jika sudah tersedia, termasuk jarum suntik dan obat-obatan ke rumah sakit untuk dimusnahkan atau dihancurkan.(Akmad, 2009)

D. Tinjauan Umum Pengelolaan Limbah Medis

Pemusnahan sampah medis haruslah dengan menggunakan cara pembakaran, perlu dijaga keutuhan kemasannya pada waktu sampah tersebut ditangani. Banyak sistem pembakaran yang menggunakan peralatan mekanik untuk perorangan sampah medisnya.

Pengolahan limbah Rumah Sakit dilakukan dengan berbagai cara. yang diutamakan adalah sterilisasi, yakni berupa pengurangan (reduce) dalam volume, penggunaan kembali (reuse) dengan sterilisasi lebih dulu, daur ulang (recycle), dan pengolahan (treatment) (Slamet Riyadi, 2000).

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan kodifikasi dengan warna kantong plastik yang menyangkut hal-hal berikut: a. Pemisahan Limbah

1) Limbah harus dipisahkan dari sumbernya

2) Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas

3) Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda yang menunjukkan kemana kantong plastik harus diangkut untuk Penyimpanan Limbah. Dibeberapa negara kantung plastik cukup mahal sehingga sebagai

(18)

gantinya dapat digunakan kantung kertas yang tahan bocor kantung kertas ini dapat ditempeli dengan strip berwarna, kemudian ditempatkan di tong dengan kode warna di bangsal dan unit-unit lain.

b. Penanganan Limbah

1) Kantung-kantung dengan warna harus di buang jika telah terisi 2/3 bagian. Kemudian di ikiat bagian atasnya dan diberi label yang jelas

2) Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika dibawa mengayun menjauhi badan, dan diletakkan ditempat-tempat tertentu untuk dikumpulkan

3) Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna yang sama telah dijadikan satu dan dikirimkan ke tempat yang sesuai 4) Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan

hewan perusak sebelum diangkut ketempat pembuangan. c. Pengangkutan limbah

1) Kantung limbah dipisahkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode warnanya.

2) Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa ke kompaktor, limbah bagian Klinik dibawa ke Incenerator.

3) Pengangkutan dengan kendaraan khusus kendaraan yang digunakan untuk mengangkut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan setiap hari, jika perlu dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin.

(19)

Gambar 1. Alur Pengangkutan Limbah Medis

Tujuan dilakukannya pengangkutan limbah medis mulai dari ruangan perawatan, poliklinik, UGD, Kebidanan, ICU/ICCU dan OK ke tempat penyimpanan limbah B3 dilakukan setiap hari pada pukul 04.00 WITA dengan menggunakan

Ruang Perawatan: ‐ Kelas 1 ‐ Kelas 2 ‐ Kelas 3 ‐ VIP ‐ Bangsal Poli Klinik: ‐ Poli Umum

‐ Poli Penyakit Dalam ‐ Poli Gigi ‐ Poli Anak ‐ Poli OBGYN ‐ Poli Bedah ‐ Poli THT ‐ Poli Mata

‐ Poli Kulit dan Kelamin

UGD

Kebidanan

ICU/ICCU

Ruang Operasi

(20)

kereta sampah yang tertutup. Adalah agar tidak terjadi penumpukan limbah padat medis pada setiap ruangan yang menghasilkan limbah padat medis. Penimbangan limbah medis dilakukan agar mengetahui jumlah limbah padat medis yang dihasilkan setiap hari. Sedangkan pembakaran limbah padat medis dilakukan untuk meminimalisir terjadinya pencemaran dari adanya limbah padat medis dengan golongan berbahaya dan beracun.

Berdasarkan KEPMENKES Nomor 1204 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Tahun 2004, limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis. Sampah padat medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan medis terhadap pasien.

Alat dan bahan yang digunakan adalah masker, handscoon, kereta sampah, plastik pengemas (kuning), solar, sekop, sepatu boot, alat tulis, timbangan dan kamera.

Memahami pentingnya pelabelan limbah padat medis sesuai dengan golongan limbah dan penempatan limbah padat medis yang tajam serta yang berbahaya dan beracun sesuai dengan tempat pengemas. Penimbangan limbah padat medis dilakukan agar mengetahui jumlah limbah medis yang dihasilkan setiap harinya sedangkan pembakaran yang limbah padat medis yang sesuai dengan standar operasional prosedur dimaksudkan untuk meminimalisir jumlah limbah padat medis.

Pengolahan yang dilaksanakan pada RSUD Inche Abdoel Moeis yaitu berupa pembakaran limbah padat medis menggunakan alat Incenerator dimana alat tersebut ditempatkan pada sebuah bangunan. Didalam bangunan tersebut terdapat:

(21)

a) Tempat pembuangan sementara limbah medis, berupa bak tertutup. b) Incenerator yang berfungsi untuk membakar limbah medis.

Jenis Limbah Medis yang dihasilkan oleh RSUD Inche Abdoel Moeisdapat dilihat pada Tabel 1. berikut :

Tabel 1.Jenis Limbah Medis

Kegiatan Jenis Limbah Medis

Perawatan Alat suntik, tabung infus, kasa, kateter, sarung tangan, masker, bungkus/botol obat, dan sebagainya

Poliklinik Alat suntik, tabung infus, kasa, kateter, sarung tangan, masker, bungkus/botol obat, dan sebagainya

UGD Alat suntik, tabung infus, kasa, kateter, sarung tangan, masker, bungkus/botol obat, dan sebagainya

Kebidanan Alat suntik, tabung infuse, verban, masker, sarung tangan, pembalut, dan sebagainya

ICU/ICCU Alat suntik, sarung tangan, kain kasa, masker, dsb. OK/Operasi Alat suntik, masker, sarung tangan, tabung infus,

bungkus/botol obat, dan sebagainya

Limbah medis ditetapkan sebagai limbah yang dihasilkan dari kegiatan diagnosis pasien, pencegahan penyakit, penelitian dan perawatan serta limbah lainnya berasal dari kegiatan perawatan kesehatan, fasilitas dan laboratorium penelitian.Limbah padat medis yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dapat dikategorikan sebagai limbah berbahaya dan beracun dimana limbah tersebut perlu penanganan khusus dan juga dalam pengemasan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu plastik pengemas berwarna merah dan kuning.

(22)

Berdasarkan potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya, oleh Departemen

Kesehatan RI limbah medis dikategorikan sebagai berikut:

1. Limbah benda tajam, yaitu obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian yang menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum, pecahan gelas atau pisau bedah.

2. Limbah infeksius, yaitu limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular dan limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.

3. Limbah jaringan tubuh, yang meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh. Biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau outopsi.

4. Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi oleh obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.

5. Limbah farmasi, yaitu terdiri dari obat-obatan kadaluwarsa, obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat yang tidak diperlukan lagi atau limbah dari proses produksi obat.

6. Limbah kimia, yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi atau riset.

7. Limbah radioaktif, yaitu bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionuklida.

Untuk meminimalisir terjadinya pencemaran terhadap lingkungan, infeksi atau penyebaran penyakit dari limbah tersebut kepada manusia serta adanya

(23)

penyalahgunaan limbah tersebut sehingga limbah padat medis yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan, diperlukan pengolahan seperti:

1) Penyimpanan dan pemilahan

a) Limbah medis padat dikumpulkan didalam tempat penampung sampah medis dengan warna kantong plastik pengemas sesuai dengan jenis limbah medis yaitu:

1. Limbah infeksius dengan kantong plastik pengemas warna merah 2. Limbah farmasi / kimiawi dengan kantong plastik pengemas warna

kuning

3. Limbah radiologi, fixer dan developer dikumpulkan dan disimpan didalam jerigen.

4. Limbah benda tajam dikumpulkan didalam wadah yang tahan benda tajam baik berupa botol plastik.

b) Jika terjadi kontaminasi diluar kantong, maka diperlukan kantong plastik baru yang bersih untuk membungkus kantong yang bocor tersebut beserta isinya (double bagging)

2) Pengangkutan limbah medis dari ruangan perawatan, poliklinik, UGD, Kebidanan, ICU/ICCU dan OK ke tempat penyimpanan limbah B3 dilakukan setiap hari pada pukul 04.00 WITA dengan menggunakan kereta sampah yang tertutup.

3) Jenis limbah yang dihasilkan seperti spuit, ampul, jarum suntik, sampah medis, handscoon dan botol infus.

(24)

Pengolahan yang dilaksanakan pada RSUD Inche Abdul Moeis yaitu berupa pembakaran limbah padat medis menggunakan alat Incenerator dimana alat tersebut ditempatkan pada sebuah bangunan. Didalam bangunan tersebut terdapat: a) Tempat pembuangan sementara limbah medis, berupa bak tertutup.

b) Incenerator yang berfungsi untuk membakar limbah medis, diantaranya terdapat: 1) Tangki minyak yang disalurkan melalui burner.

2) Burner berfungsi untuk mengatur pembakaran pada Incenerator.

3) Blower berfungsi untuk meratakan api yang ada dalam Incenerator agar terjadi pembakaran secara merata.

4) Control Panel berfungsi untuk mengatur temperatur minimum dan maksimum didalam ruang pembakaran dan dapat dikontrol secara otomatis.

5) Cerobong berfungsi mengeluarkan asap hasil pembakaran pada Incenerator. 6) Tangki-tangki dan bak yang berfungsi untuk menampung sementara hasil

dari pembakaran berupa abu yang akan diserahkan kepada pihak ketiga untuk pengelolaan lebih lanjut.

Adapun bentuk penanganan akhir yang pada umum dilakukan oleh tenaga pengelola limbah medis di Rumah Sakit yaitu sebagai berikut:

Incinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan limbah

dengan membakar limbah tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-1800 oF (800

oC – 1000 oC ) dan dapat mengurangi limbah 70 %. Dalam penggunaan incinerator

di rumah sakit, maka beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran, desain yang disesuaikan dengan peraturan pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan limbah dalam

(25)

kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu dan sarana gedung untuk melindungi Incenerator dari bahaya kebakaran. Incenerator hanya digunakan untuk memusnahkan limbah medis padat atau klinis. ukuran Incenerator disesuaikan dengan jumlah dan kualitas limbah.Sementara untuk memperkirakan ukuran dan kapasitas Incenerator perlu mengetahui jumlah puncak produksi limbah berjalan Namun, usahakan untuk melakukan pengolahan limbah medis yang sesuai dengan peraturan berlaku dan pengolahan ramah lingkungan.

B. Tinjauan Umum Rumah Sakit Inche Abdoel Moeis

Rumah sakit merupakan suatu kegiatan yang mempunyai potensi besar menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama yang berasal dari aktivitas medis. sampah rumah sakit dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sampah medis dan sampah non medis. untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan perlu adanya langkah-langkah penanganan dan pemantauan lingkungan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dinyatakan bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Depkes ,RI 2004).

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 986/Menkes/Per/11/1992 pelayanan rumah sakit umum pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah diklasifikasikan menjadi kelas/tipe A,B,C,D dan E (Azwar,1996)

(26)

1) Rumah Sakit Kelas A

Rumah Sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis oleh pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat

2) Rumah Sakit Kelas B

Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas. direncanakan rumah sakit tipe B didirikan di setiap ibukota propinsi (provincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit tipe B.

3) Rumah Sakit Kelas C

Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran subspesialis terbatas. terdapat empat macam pelayanan spesialis disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di setiap kabupaten/kota (regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.

4) Rumah Sakit Kelas D

Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan rumah sakit tipe D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Sama halnya

(27)

dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D juga menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas.

5) Rumah Sakit Kelas E

Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus (special hospital) yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini banyak tipe E yang didirikan pemerintah, misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung, dan rumah sakit ibu dan anak.

Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis Nama rumah sakit ini diambil dari nama Gubernur Kalimantan Timur pertama, yakni Inche Abdoel Moeis. merupakan rumah sakit umum daerah dengan klasifikasi/kelas C yang resmi dibuka oleh Pemerintah Kota Samarinda pada tanggal 24 Januari 2007 yang berlokasi di Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda Propinsi Kalimantan Timur seluas ± 124.000 m2 dengan luas bangunan 12.175,06 m2 yang terdiri dari dua lantai dan kapasitas tempat tidur adalah 142 tempat tidur. Selama tujuh tahun berjalan, RSUD Inche Abdul Moeis dalam melakukan pelayanan kesehatan dituntut untuk dapat mengembangkan atau menambah kapasitas pelayanan rumah sakit. (Anonim, 2011)

Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas. terdapat empat macam pelayanan spesialis disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di

(28)

setiap kabupaten/kota (regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.

RSUD Inche Abdoel Moeis dalam melakukan pelayanan, terbagi menjadi dua yaitu pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik. Jenis pelayanan medik meliputi Instalasi Rawat Jalan, Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU),

Operation Kammer/Kamar Bedah (OK), Kebidanan, Rawat Inap, Fisioterapi,

pemulasaran Jenazah dan Poliklinik sedangkan jenis pelayanan penunjang medik meliputi Radiologi, Farmasi, Laboratorium, Rekam Medik, Gizi dan Laundry.

Ruang perawatan yang tersedia pada RSUD Inche abdoel Moeis terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu Ruang Mahakam (VIP) terdiri dari 10 tempat tidur dengan fasilitas AC, televisi, kulkas dan 1 tempat tidur untuk penunggu pasien di setiap ruangan, Ruang Karang Mumus (Kelas I, II dan III) terdiri dari 61 tempat tidur dengan fasilitas yang berbeda disetiap kelasnya yaitu AC, televisi, dan kipas angin,Ruang Karang Asam (Bangsal) terdiri dari 67 tempat tidur dengan fasilitas kipas angin serta Ruang ICU/ICCU terdiri dari 4 tempat tidur.

Sumber air yang digunakan RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda adalah PDAM. Sedangkan daya listrik yang digunakan sebesar 240.000 VA dan generator adalah 450 KV serta sarana komunikasi yaitu telepon central 2 induk dengan ± 100 pesawat telepon. (Anonim, 2011)

1. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Inche Abdoel Moeis

a. Mengembangkan pelayanan rumah sakit sesuai kebutuhan pelanggan serta perkembangan ilmu dan teknologi.

(29)

b. Menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat umum yang membutuhkan sesuai dengan kopetensi rumah sakit.

c. Melaksanakan sistem rujukan sesuai etika rumah sakit dan etika propesi yang berlaku dengan institusi lain.

d. Mengengembakan sistem manajemen yang berhasil dan berdaya guna Berdasarkan UU RI Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.Dan Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Rumah Sakit Inche Abdoel Moeis dipimpin oleh 1 (satu) orang Direktur, dibantu dengan beberapa wakilnya serta karyawan yang berada pada bidang manajemen dalam menjalankan tugasnya. Jumlah karyawan yang terdapat di RSUD Inche Abdoel Moeis adalah sebanyak 396 orang dengan rincian sebagai seperti pada Tabel 2. Berikut :

(30)

Tabel 2. Jenis Pekerja di RSUD Inche Abdoel Moeis

No Uraian Pekerjaan Dan Ijazah Jumlah

1 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1 orang

2 Dokter Spesialis Anestesi 1 orang

3 Dokter Spesialis Bedah 1 orang

4 Dokter Spesialis Orthodontic Gigi 1 orang

5 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 1 orang

6 Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 orang

7 Dokter Umum 13 orang

8 Dokter Gigi 2 orang

9 S1 Keperawatan 9 orang

10 D3 Perawat 141 orang

11 D3 Keperawatan Gigi 1 orang

12 D3 Bidan 21 orang

13 D3 Radiologi 6 orang

14 D3 Analis Kesehatan 11 orang

15 S1 Apoteker 4 orang

16 D3 Farmasi 15 orang

17 D3 Fisioterapi 4 orang

18 D3 Rekam Medis 1 orang

19 S1 Kesehatan Masyarakat 3 orang

20 D3 Kesehatan Masyarakat 2 orang

21 S1 Teknik 1 orang 22 D3 Teknik 4 orang 23 D3 Gizi 3 orang 24 S1 Umum 11 orang 25 S2 Umum/Kesehatan 4 orang 26 D3 Umum 9 orang 27 SMF/SPK 2 orang 28 SMEA/SMU/Sederajat 119 orang 29 SMP 1 orang 30 SD 1 orang Total 396 orang

Status kepegawaian di RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda adalah 132 orang Pegawai Negeri Sipil dan 264 orang Non Pegawai Negeri Sipil. Dalam

(31)

melakukan pengolahan limbah medis rumah sakit, terdapat beberapa limbah yang diambil atau dikelola oleh pihak ketiga yang telah bekerjasama dengan pihak rumah sakit. dalam melakukan pengelolaan limbah, pihak rumah sakit bekerja sama dengan pihak ketiga. Pihak ketiga melakukan pengambilan limbah berupa abu dan sisa hasil pembakaran Incenerator.

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu danTempat penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan maret 2014 sampai dengan bulan juni 2014 yang meliputi persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitian serta pengamatan pengelolaan limbah medis padat di RSUD Inche Abdoel Moeis.Hal ini dimaksudkan agar peneliti bisa melihat bagaimana sistem penerapan pengelolaan limbah medis rumah sakit tersebut.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Kesehatan lingkungan RSUD Inche Abdoel Moeis Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Samarinda Seberang, Provinsi Kalimantan Timur

B. Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, kamera, alat tulis menulis, handscoon, sekop, sepatu boots

C. Prosedur kerja

1. Orientasi Lapangan

Orientasi ini dilakukan untuk mengetahui wilayah studi dan tempat penelitian ini akan dilakukan, termaksut didalamnya melakukan diskusi dengan tokoh yang berwenang di rumah sakit tersebut.

(33)

2. Persiapan alat

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat penelitian di wilayah studi. Persiapan alat dan bahan ini dilakukan pada setiap wawancara.

3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang didapatkan dengan wawancara langsung dari karyawan operator kesling yang berjumlah satu orang yang bekerja di rumah sakit Inche Abdoel Moeis tersebut. Pengumpulan data terdiri dari

Jenis limbah medis padat, massa limbah, membakar sebelum dan sesudah pembakaran

5. Penyusunan laporan dan hasil penelitian

Penyusunan laporan dan hasil penelitian ini dilakukan pada akhir penelitian setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian sudah terkumpul Menggunakan metode kualitatif.

(34)

6. Prosedur penelitian

7. Metode kualitatif

Menurut (Sugiyono, 2005), definisi metode kualitatif adalah Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati

Metode Kualitatif Observasi pengambilan foto Kesimpulan Hasil Penelitian Mengolah Data Pengumpulan data atau wawancara dan pencatatan Pemilihan tempat wawancara penelitian

(35)

pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung. Adapun dalam metode kualitatif memiliki referensi seperti wawancara ini digunakan pedoman wawancara yang berisi hal-hal yang perlu ditanyakan secara sistematis, walaupun dalam pelaksaannya kemungkinan tidak seteratur seperti yang direncanakan.dan Salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi langsung dengan individu yang diwawancara atau sumber data dan di mana peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Dan bersifat Deskriptif Untuk menggambarkan situasi atau suatu objek yang sebenarnya sesuai dengan kenyataan yang ada, setelah data dikumpulkan kemudian data di olah.

(36)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah melaksanakan kegiatan Penelitian selama 3 hari di RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda, hasil penelitian dapat dilihat padaTabel 4.berikut:

Tabel 4. Pengelolaan Limbah Medis Padat dengan pembakaran secara manual

No Hari Tanggal Waktu

Massa Limbah medis padat Jenis limbah Sebelum proses pembakaran (kg)

Setelah proses pembakaran Pembakaran sempurna berupa abu Pembakaran tidak sempurnah berupa botol,plastik 1 sabtu 19/5/14 09.00-14.30 39 kg Botol ampul, masker, handscoon, kateter, kain kasa. 19,5 kg 11,5 kg 8 kg 17.00-19.30 Botol ampul, spuit, masker, handscoon, kain kasa. 19,5 kg 10,5 kg 9 kg 2 senin 21/5/14 09.00-14.30 40 kg Botol ampul, kain kasa, spuit, masker, handscoon, pembalut 25 kg 14 kg 11 kg 17.00-19.30 Botol ampul, handscoon, masker. 17 kg 10,5 kg 6,5 kg 3 selasa 22/5/14 09.00-17.30 25 kg Pembalut, kain kasa, masker, handscoon, spuit, botol ampul. 25 kg 14 kg 11 kg

(37)

B. Pembahasan

Pada hari pertama massa limbah medis padat yang dihasilkan seberat 39 kg jenis limbah yang dihasilkan berupa botol ampul,masker,handscoon, kateter, kain kasa. Sumber limbah yang dihasilkan dari kegiatan ruang, perawatan, UGD, ICU, Kebidanan, pada saat sebelum melakukan pembakaran limbah medis di peroleh seberat 19,5kg, kemudian sesudah melakukan pembakaran limbah yang tidak sempurnah pada saat proses pembakaran berupa botol ampul yang masih ada yang utuh, plastik dan kain kasa sebanyak 8 kg. Kemudian pembakaran dilakukan lagi pada sore hari sebelum proses pembakaran limbah di peroleh seberat 19,5 kg jenis limbah berupa botol ampul, spuit, masker, handscoon, kain kasa. Sesudah melakukan proses pembakaran limbah yang tidak sempurna pada proses pembakaran diperoleh sebanyak 9 kg .

Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan sarana pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit, bila tidak ditangani dengan benar akan dapat mencemari lingkungan. Berbagai upaya penting dilakukan, sehingga pengelolaan limbah rumah sakit dapat dilakukan optimal, sehingga masyarakat dapat terlindungi dari bahaya pencemaran lingkungan dan penyakit menular yang bersumber dari limbah rumah sakit dan Limbah medis dapat menjadi wahana penyebaran mikroorganisme pembawa penyakit melalui proses infeksi silang baik dari pasien ke pasien, dari pasien ke petugas atau dari petugas ke pasien. Pada lingkungan, adanya kemungkinan terlepasnya limbah ke lapisan air tanah, air permukaan dan adanya pencemaran udara, menyebabkan pencemaran lingkungan karena limbah rumah sakit. (Anonim, 2012)

(38)

Pada hari kedua massa limbah medis yang dihasilkan seberat 40 kg jenis limbah yang dihasilkan berupa botol ampul, kain kasa, spuit, masker, handscoon, pembalut. Sumber limbah yang dihasilkan dari kegiatan ruang keperawatan, kebidanan, ICU, OK, Pada saat sebelum melakukan pembakaran limbah medis di peroleh seberat 40 kg, kemudian sesudah melakukan pembakaran limbah yang tidak sempurnah pada saat proses pembakaran berupa botol, plastik, pembalut, kain kasa sebanyak 11 kg. kemudian pembakaran dilakukan lagi pada sore hari limbah yang di bakar seberat 17 kg jenis limbah yang di bakar berupa boto ampul, masker dan handscoon. Sesudah melakukan proses pembakaran limbah yang tidak sempurna pada proses pembakaran yang berupa botol, dan plastic sebanyak 6,5 kg.

Dampak pencemaran yang secara langsung dirasakan adalah

menimbulkan kesan kumuh dan kotor,Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan menjadi pusat perkembangbiakan tikus dan serangga yang merugikan manusia seperti lalat dan nyamuk. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dengan perantaraan tikus, lalat dan nyamuk malaria, demam berdarah dan sebagainya. (Anonim 2011)

Pada hari ketiga massa limbah yang diperoleh seberat 25 kg jenis limbah yang dihasilkan berupa pembalut, kain kasa, masker, handscoon, spuit,botol ampul sumber limbah yang dihasilkan dari kegiatan ruang kebidanan, keperawatan, ICU, Pada saat sebebelum melakukan pemakaran limbah medis yang dibakar seberat 25 kg, Kemudian sesudah melakukan pembakaran limbah yang tidak sempurna pada proses pembakaran yang berupa pembalut, botol, dan plastic sebanyak 11 kg

Dampak pencemaran udara tidak hanya berakibat langsung terhadap kesehatan manusia, tetapi juga berpengaruh kepada hewan, tanaman dan

(39)

sebagainya. Komponen pencemar udara dapat berupa Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Oksida (Nox). Karbon monoksida apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. Konsentrasi gas Nitrogen Oksida yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf . (Anonim 2012)

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Pengelolaan Limbah Medis Padat di RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda Kalimantan Timur., dapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Jenis- jenis limbah yang dihasilkan di RSUD Inche Abdoel Moeis berupa botol ampul, kain kasa (perban), masker, hanscoon, spuit, kateter,

2. Pada hari sabtu Massa limbah medis padat yang dihasilkan seberat 39 kg berupa botol ampul, masker, handscoon, kateter, spuit, pembalut yang berasal dari hasil kegiatan ruang keperawatan, kebidanan ICU, UGD, Kemudian pada hari senin massa limbah medis padat yang dihasilkan seberat 40 kg berupa botol ampul,masker, handscoon, kain kasa yang berasal dari hasil kegiatan ruang keperawatan, kebidanan, ICU, OK, Dan pada hari selasa massa limbah medis padat yang dihasilkan seberat 25 kg berupa kain kasa, pembalut, masker, handscoon sumber limbah yang dihasilkan dari kegiatan ruang keperawatan, kebidanan, ICU.

3. Proses pembakaran dilakukan dengan cara manual sehingga pada saat proses pembakaran masih banyak limbah yang berupa botol ampul, pembalut, dan plastik tidak hancur

4. Proses pembakaran dengan menggunakan incinerator yang manual masih bisa digunakan dan jumlah limbah medis yang dihasilkan berkurang, tetapi proses pembakaran dengan cara manual banyak limbah yang berupa botol, pembalut,

(41)

kain kasa yang tidak hancur dan pada proses pembakaran memakan waktu yang cukup lama.

B. Saran

1. Perlunya penggantian Incenerator agar pembakaran dapat dilakukan secara

sempurna.

2. Juga Perlu Penambahan Kereta Untuk Pengangkutan

3. Perlunya Bak (TPS) Di Tempat Ruang Incenerator agar limbah medis tidak menumpuk Atau Berhamburan disekitar ruangan Incenerator.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Profil RSUD I.A. Moeis Samarinda http://rsudmoeis.com/statis-1-profil-rsud-ia-moeis-samarinda.html

(Di akses 20 Desember 2013).

Anonim, 2011. RSUD Inche Abdoel Moeis

http://id.wikipedia.org/wiki/RSUD_Inche_Abdoel_Moeis (Di akses 8 April

2014).

Anonim, 2011. Dampak Buruk Limbah Rumah Sakit Bagi Lingkungan Di sekitarnya.

http://mariaroosmawarty.blogspot.com/2011/01/dampak-buruk-limbah-rumah-sakit-bagi.html ( Di akses 15 juli 2014).

Arifin. M, 2008, Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan. FKUI.

Aditama dan Hastuti, 2006. Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Jakarta: Universitas Indonesia.

BAPEDAL.1999. Peraturan tentang Pengendalian Dampak Lingkungan. Depkes RI. 2002. Pedoman Umum Hygene Sarana dan Bangunan Umum.

Departemen Kesehatan RI. 1992. Peraturan Proses Pembungkusan Limbah

Padat.

Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004Tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kep. 58/Menlh/12/1995 Tentang

Baku Mutu Kegiatan Rumah Sakit.

Permenkes RI No. 986/Menkes/Per/11/1992 pelayanan rumah sakit Umum

pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kualitatif

http://belajarpsikologi.com/metode-penelitian-kualitatif/ (Di akses 15 juli 2014)

(43)

Lampiran 1.

No Kegiatan HariKe- Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Persiapan Observasi 2 Penelitian Observasi 3 Menimbang limbah medis padat yang dihasilkan oleh RSUD Inche Abdoel Moeis Observasi 4 Menimbang limbah medis padat sebelum melakukan pembakaran Observasi 5 Melakukan pembakaran limbah padat medis Observasi 6 Menimbang abu yang dihasilkan oleh pembakaran Incenerator Observasi 7 Penulisan Tugas Akhir Diskusi

Tabel 1. Jadwal Penelitian di RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda

(44)

Lampiran 2.

Gambar 1. jenis limbah medis padat spuit Gambar 2. Botol ampul

Gambar 3. Jenis limbah medis masker dan Gambar 4. Jenis limbah medis kateter

(45)

Lampiran 3.

Gambar 5. Penyimpanan Limbah Medis Padat RSUD Inche Abdoel Moeis

(46)

Lampiran 4.

Gambar 7. Limbah Dibawah Ke Incenerator Kemudian Di Lakukan Pemisahan

(47)

Lampiran 5.

Gambar 9. Menimbang Limbah Medis Yang Dihasilkan Di RSUD Inche Abdoel Moeis

(48)

Lampiran 6.

Gambar 11. Abu Hasil Pembakaran Di Tampung Ke Tong

(49)

Lampiran 7.

Gambar 13. Setelah Ditimbang Limbah Medis di Masukan Ke dalam Incenerator

(50)

Lampiran 8.

Gambar 16. Kemudian Menutup Pintu Incenerator

Gambar 17. Nyalakan Blower Untuk Meratakan Api

Gambar 18. Abu Di Keluarka Gambar 19. Abu Di Dinginkan Sebelum

(51)

Lampiran 8.

Gambar 20. Hasil Abu Pembakaran Di Timbang

Gambar

Gambar 1. Alur Pengangkutan Limbah Medis
Tabel 1.Jenis Limbah Medis
Tabel 4. Pengelolaan Limbah Medis Padat dengan pembakaran secara manual
Gambar 5. Penyimpanan Limbah Medis Padat RSUD Inche Abdoel Moeis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum mengakses setiap informasi yang berkaitan dengan penelitian, petugas harus menandatangani formulir pernyataan persetujuan untuk melindungi keamanan

Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan memberikan pelatihan mengenai cara pencarian berbagai referensi bahan ajar melalui internet dan membuat

Karakteristik limbah medis padat di RSUD Manokwari, dapat dilihat dari volume timbulan limbah medis padat yang dihasilkan pada minggu I lebih banyak dibandingkan

Dari hasil pengklasifikasi menggunakan algoritma MOA, didapatkan bahwa terdapat 2 tipe aerosol utama dan 1 tipe aerosol campuran untuk wilayah kajian, yakni

Secara khusus penulis menghaturkan rasa terima kasih tak terhingga kepada saudara-saudara penulis yaitu Abangda Kompol Pria Premos, SIK dan Kakanda Dokter Meity

matematika atau menerapkannya dengan hal-hal yang dekat dengan siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil tes, wawancara dan uraian di atas, yang menjadi

Dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan kompetensi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran SQ4R pada mata pelajaran menggambar busana dengan materi bagian-bagian

Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah