• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman dan teknologi, kreativitas selalu mengalami perkembangan yang cepat. Hal tersebut menyebabkan banyaknya komunitas kreatif yang bermunculan dikalangan milenials atau anak-anak muda. Banyak juga berbagai kegiatan dan acara yang bermuculan dalam rangka sebagai bentuk manifestasi kreativitas diri bagi masing–masing individu yang terlibat dalam komunitas kreatif. Kegiatan tersebut antara lain seperti pameran lukisan, karya seni (art exhibition), pameran buku, hingga konser musik, yang memerlukan adanya ruang publik sebagai sarana dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang diadakan oleh komunitas kreatif tersebut.

Kenyataanya pada saat ini, ruang publik yang dapat dimanfaatkan untuk mengekplorasi kreativitas seseorang atau sekedar mencari inovasi dan motivasi sukar untuk ditemukan. Padahal, ruang publik kreatif menjadi peran penting dalam penciptaan iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas inovasi dan bisnis di suatu wilayah, juga dapat dijadikan sebagai wadah bagi sekelompok orang untuk berdiskusi dan menemukan suatu ide yang baru. Maka dari itu, pentingnya ruang publik sebagai sarana dalam mengasah dan menjadi wadah kreativitas milenials zaman sekarang sangat diperlukan. Ruang publik ini juga dapat menjadi sarana mediasi bagi milenials untuk menghilangkan penat mereka mengenai segala sesuatu yang sedang mereka lalui. Dikarenakan, bila mempunyai ruang publik yang tertata dengan baik maka ruang publik tersebut dapat memberikan energi postif bagi lingkungannya. Hal ini juga dapat mewujudkan kualitas hidup masyarakat dalam berkreativitas dengan luas. Ruang publik tersebut yang dapat dijadikan sebagai sarana kreativitas anak muda dan komunitas kreatif dapat disebut juga dengan creative hub (Kompasiana, 2015).

Menurut Nirwandar (2014:164), bahwa creative hub adalah pusat kreatif yang dijadikan sebagai objek pendukung berupa ruang untuk masyarakat dan komunitas kreatif dalam memamerkan dan mempromosikan produk–produk kreatif mereka. Dengan kata lain, creative hub adalah tempat yang dapat dijadikan sebagai pengembangan kreativitas seni dan juga ide berbisnis dalam Industri

(2)

2 kreatif. Creative hub juga dapat mengumpulkan berbagai macam individu yang tertarik dengan dunia industri kreatif dengan latar belakang yang berbeda–beda untuk datang dan berkumpul dalam mendiskusikan juga mengembangkan sebuah ide kreatif atau menjalankan suatu ide yang baru, pada gilirannya mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Menurut Badan Ekonomi Kreatif Indonesia atau BEKRAF bahwa industri kreatif di bedakan menjadi 16 sub sektor yang mejadi fokus untuk dikelola dan dikembangkan. Beberapa sub sektor tersebut antara lain adalah arsitektur, ragam seni, fashion, kuliner, music, film, dan lain sebagainya (Bekraf, n.d.).

Kehadiran creative hub di pusat kota seperti DKI Jakarta yang menjadi ibu kota Negara Republik Indonesia sangatlah diperlukan. DKI Jakarta mempunyai sekitar 10 jt lebih penduduk dan mencapai 7,5 juta penduduk dengan usia produktif antara lain terdapat banyak anak-anak milenials yang memiliki kreativitas tinggi dan memerlukan adanya creative hub sebagai sarana pengasahan ide-ide yang baru. DKI Jakarta juga menjadi pusat perekonomian negara dimana sektor pusat bisnis, keuangan, pemerintahan, pendidikan, jasa, serta sektor industri banyak dipusatkan di DKI Jakarta. DKI Jakarta ialah Kota Metropolitan dimana terjadi kenaikan populasi besar-besaran dimana satu metropolis yang besar ini saling bekerja sama dengan daerah-daerah lain disekitar DKI Jakarta untuk mencapai tujuan tertentu dalam menjadikan lingkungan yang kompleks. Ibu Kota DKI Jakarta juga memiliki banyaknya lapangan pekerjaan yang membuat masyarakat dari kota dan daerah-daerah lain datang untuk menetap di DKI Jakarta yang membuat DKI Jakarta terus mengalami pertumbuhan di bidang apapun itu. Maka dari itu pembangunan infrastruktur serta sarana bagi masyarakat khususnya usia produktif yang tinggal di DKI Jakarta harus digencarkan agar masyarakat khususnya anak-anak milenials dapat mengasah kreativitas mereka sejak dini, dimana kreativitas tersebut dapat memperbanyak lapangan pekerjaan dan memberikan kemakmuran bagi masyarakat-masyarakat yang lainnya (Kompasiana, 2019).

Berdasarkan wawancara dengan salah satu founder M Bloc Space dan pengiat musik anak muda yaitu Wendi Putranto dimana beliau juga beranggapan bahwa ruang publik berupa creative hub di Indonesia sangat dibutuhkan sebagai

(3)

3 wadah kreativitas dan pendorong perekonomian kreatif di Indonesia terlebih lagi di DKI Jakarta sebagai pusat dan ibu kota negara Indonesia. Hal tersebut disadari oleh pemerintah Indonesia dan masyarakat bahwa banyaknya potensi kreativitas anak bangsa yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan menjadi suatu hal yang bernilai, maka pemerintah bekerjasama dengan masyarakat yang tertarik dengan hal ini membuat beberapa creative hub sebagai ruang publik. DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia mempunyai beberapa creative hub antara lain seperti Taman Ismail Marzuki, Jakarta Creative Hub, Salihara, dan M Bloc Space. Alasan penting dibuatnya creative hub di DKI Jakarta juga dikarenakan, DKI Jakarta sebagai Kota Metropolitan banyak memiliki anak–anak muda berbakat dimana untuk menyalurkan bakatnya membutuhkan creative hub. Terlebih lagi Jakarta Selatan yang menjadi salah satu sudut kota di DKI Jakarta yang paling senang dikunjungi oleh banyak kalangan milenials. Hal ini menjadikan kota Jakarta Selatan sebagai kawasan ekpresi kesenian dengan mengedepankan berbagai kultur kreatif (Putranto, Wendi. Wawancara langsung. 24 Februari. 2020).

Tabel 1.1 Perbedaan Dari Creative Hub Di Jakarta Creative Hub

di Jakarta

Keunikan Komunitas yang terlibat kekurangan Taman Ismail Marzuki Mempunyai planetarium ialah museum angkasa untuk melihat keindahan bima sakti dan juga mempunyai

Gedung untuk

pameran karya seni lukisan, dan lahan yang besar biasa digunakan oleh komunitas tari.

Komunitas seni tari seperti Animal Pop Family. Gedung terlihat kurang terawat dan kurang dijaga. Lalu diberlakukan harga untuk masuk kedalam sini. Juga kurang dimanfaatkan oleh komunitas-komunitas dan anak-anak

(4)

4 milenials dalam mengasah kekreativitasan mereka. Jakarta Creative Hub Banyak terdapat kelas-kelas untuk belajar bagi komunitas kreatif juga terdapat ruang kerja berisi

mesin jahit,

pencetakan digital, dan pemotong kayu.

Banyak di gandrung oleh komunitas feysen, desain komunikasi visual, produk dan kriya.

Komunitas yang mau belajar disini ialah harus mempunyai KTP DKI Jakarta dan harus mempunyai rekam jejak minimal 1 tahun lamanya dan juga mempunyai bidang usaha di bidang ekonomi kreatif.

Sahara Sebuah ruang untuk memamerkan karya seni berupa lukisan dan konser musik akustik. Terdiri dari sastrawan, seniman, dan wartawan. Komunitas luar yang ingin memakai ruangan mereka harus menyewa dengan harga yang ditentukan. M Bloc Space Sebuah ruangan yang

memiliki berbagai macam keunikan dengan bangunan tua yang dimanfaatkan Komunitas yang terlibat hampir semua komunitas ialah arsitek, komikus, pemusik, Ruangan kurang besar untuk menampung bermacam-macam orang

(5)

5 fungsinya hingga

memiliki ruang live house yang biasa dipakai oleh konser musik juga berbagai ruang yang dapat dipakai untuk pameran dan sarana untuk menongkrong bagi kalangan-kalangan apa saja terutama milenials. Memiliki juga beberapa tenant yang berfungsi untuk membantuk makers dan pengusaha lokal anak muda khususnya di Jakarta

pembuat film, fotografer, dls, selama masih sejalan dengan visi serta misi dari M Bloc Space sendiri.

didalamnya.

Sumber: Olahan Dari Penulis, 2021

M Bloc Space adalah sebuah creative hub yang terdapat di Kawasan Jakarta Selatan. M Bloc Space juga menjadi sarana atau upaya dalam mengabdikan kultur kreatif dan juga sebagai ruang publik yang memenuhi kebutuhan kreatif bagi kalangan khususnya milenials atau anak muda yang merasa creative hub di Jakarta kurang dioptimalkan dan difungsikan dengan baik. M Bloc Space diperuntukan seperti rumah bagi masyarakat atau anak muda maupun komunitas kreatif untuk menyalurkan bakatnya ataupun hanya sekedar berdiskusi dalam mendapatkan sebuah ide. Bangunan M Bloc Space sebagai creative hub ini diresmikan pada tanggal 26 September 2019. Bangunan tersebut lahir diatas lahan Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang RI) seluas kurang lebih 6000 – 7000 M persegi (Prakoso, 2019).

(6)

6 Bangunan tua ini dimanfaatkan sebagai sarana creative hub dikarenakan bangunan tua ini yang telah dipakai sebagai perumahan Peruri dan segala aktivitas pencetakan uang sudah dipindahkan ke daerah Karawang, Jawa Barat. Hal tersebut membuat bangunan tua ini sudah terbengkalai lebih dari 20 tahun lamanya. Bangunan yang terbengkalai ini membuat direksi dari Peruri kebingunan untuk mengoptimalkannya, maka Peruri dengan PT. RRM (Ruang Riang Milenial) bekerjasama dalam memanfaatkan bangunan ini, lalu dijadikan sebagai pusat kreatif (creative hub) sebagai sarana bagi entrepreneur muda, makers lokal, dan komunitas kreatif dalam mengembangkan kekreativitasan mereka. Dalam Pembangunannya, M Bloc Space banyak membutuhkan bantuan dari team yang kreatif dan berbakat dalam mengelola M Bloc Space sebagai creative hub. Team tersebut terbentuk dan beranggotakan 6 orang yang kreatif, anatara lain adalah Handoko Hendroyono, Lance Mengkong, Glenn Fredly, Wendi Putranto, Jacob Gatotsura, dan Mario Sugianto sebagai founders dari M Bloc Space. Bangunan lama yang telah terbengkalai ini tidak dihancurkan hanya saja direnovasi beberapa bangunan yang rusak fungsinya dan diberikan fungsi kekinian untuk menjadikan bangunan tersebut sebagai asset dari sebuah kota (CNN Indonesia, 2019).

Gambar 1.1 M Bloc Space Jakarta Selatan

Sumber : https://blog.airyrooms.com/kuliner/m-bloc-space-spot-kuliner-dan-musik-kekinian-di-jakarta/ diakses pada Minggu, 15 Maret 2020 Pukul 12.42 WIB

(7)

7 Berbeda dengan creative hub yang ada di DKI Jakarta, M Bloc Space menyajikan keunikan sebagai pusat kreatif dalam menarik komunitas kreatif dan

milenials yang datang. M Bloc Space sebagai creative hub ingin memberikan

beberapa pesan–pesan yang berdampak positif bagi komunitas dan lingkungan sekitar, salah satunya dengan tidak menyediakan lahan parkir bagi pengunjung. Padahal, creative hub ini memiliki lahan yang lumayan luas dan bertempat di tengah kota yang startegis kreatif (Putranto, Wendi. Wawancara langsung. 24 Februari. 2020). Walaupun begitu, bangunan–bangunan tua bekas ini yang dijadikan creative hub memiliki beberapa fungsi lainnya.

Seperti yang diberitakan pada archify.com bahwa M Bloc Space mempunyai beberapa keunikan sebagai creative hub yaitu menyulap gudang pencetakan uang yang telah terbengkalai menjadi ruang live house. Bangunan yang dijadikan ruang dengan sebutan live house ini berfungsi sebagai wadah dan sarana bagi musisi Indonesia yang mempunyai semangat untuk berkarya dan merasa bahwa Jakarta kekurangan vanue untuk wadah manifestasi karya mereka yang memadahi dalam skala kecil. Fungsi lain dari ruangan ini sebagai tempat berkumpulnya musisi muda Indonesia untuk menampilakan bakat mereka dibidang musik dan membuat

live music atau konser untuk menghimbur masyarakat Indonesia khususnya

Jakarta dan anak–anak muda sebagai target utama juga komunitas pengapresiasi musik di Indonesia. Dengan kapasitas sedikit yaitu sekitar maksimal 350 – 400 orang yang dapat masuk di area live house ini menjadikan musisi muda dalam memperlihatkan bakat-bakat mereka dan dengan audience yang hadir merasa lebih dekat. Live music yang diadakan di M Bloc Space ini yang bertempat di ruang live house dipergunakan hampir setiap harinya. Bekerjasama dengan beberapa event organizer maupun team pengelola M Bloc Space sendiri yang membuat acara dengan menghadirkan teman–teman dari musisi yang ada di Indonesia mampun membuat para penikmat musik berdatangan dan menonton acara yang diadakan oleh M Bloc Space hampir setiap hari (Archifynow, 2019).

(8)

8 Gambar 1.2 Venue Live House

Sumber: www.pophariini.com/m-bloc-space-kemeriahan-baru-di-selatan-jakarta/ diakses pada Sabtu, 28 Maret 2020 pukul 00.08 WIB

M Bloc Space sebagai creative hub tidak hanya memiliki ruang diskusi, melainkan juga menyediakan tempat-tempat dan menyewakan beberapa bangunannya bagi para entrepreneur muda sebagai upaya untuk penyaluran kreativitas diri meraka. Tenant–tenant tersebut yang menarik untuk dikunjungi berupa café dan restaurant dengan nuansa kuno (vintage). Café dan restaurant tersebut antara lain adalah _Oeang, Titik Temu, Kedai Katong, Tokyo Skipjack, Mr. Rosmant Smoked & Brewed, Chickro Jakarta, Padang To Go, Kebun Ide, Mbok Ndoro, dan Rumah Lestari by Dapur Mamih dan masing – masing dari

tenant memiliki keunikan dan ciri khas makanan serta minumannya sendiri. Tentu

juga, para pengunjung yang datang akan senang berlama–lama untuk berdiskusi juga dapat sebagai tempat untuk mediasi diri. Tidak hanya tenant yang berupa

café dan restaurant tetapi M Bloc Space sebagai creative hub juga menyediakan tenant bagi entrepreneur industri kreatif lainnya yaitu berupa toko–toko yang

menjual berbagai buku, barang-barang yang unik, CD, DVD, dan juga industri kreatif yang berkutik kepada fashion, dimana bahan–bahan dari pembuatan barang–barang tersebut memakai produk lokal khas Indonesia. Toko–toko tersebut antara lain adalah Mata Lokal, Connectoon, Beyoutiful, Demajors Jakarta, dan Unionwell (Jajanbeken, 2019).

(9)

9 Gambar 1.3 Tenant di M Bloc Space

Sumber: http://www.jajanbeken.com/m-bloc-space-jakarta-10-cafe-terbaru/ diakses pada Sabtu, 28 Maret 2020 pukul 00.08 WIB

Sebagai creative hub, M Bloc Space juga mempunyai campaign yang dijalankan dalam rangka untuk mengendenpakan isu–isu modern yang dapat berdampak postif bagi lingkungan, maka berdasarkan wawancara peneliti dengan salah satu founder M Bloc Space yaitu Wendi Putranto campaign M Bloc Space ialah “Semua Kembali ke Blok M”. Campaign ini artinya adalah menghidupkan kembali Blok M yang telah lama ditinggalkan oleh komunitas kreatif dan anak– anak muda. Padahal, didaerah Blok M pada tahun 1980’an sampai akhir 1990’an menjadi lokasi berkumpulnya anak–anak muda di Jakarta. Pada era itu juga, semua berada disini seperti tempat untuk menonton, hangout, makan, dan minum. Berbagai macam acara juga digelar di Blok M. Dengan kata lain, Blok M menjadi pusat kreatvitas anak muda di Jakarta pada era 1980’an sampai 1990’an. Tetapi pada era 2000’an awal, Blok M seperti ditinggalkan oleh anak muda dan komunitas kreatif. Anak–anak muda dan komunitas kreatif tersebut berpindah ke daerah Asia – Afrika, Senayan, lalu ke daerah Kemang, dan juga berpindah ke daerah Senopati. Campaign ini dilakukan sebagai bentuk kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yang membuat penasaran dan memberikan kesan bertanya– tanya dengan kata–katanya yang ambigu. Dengan siasat kata–kata yang ambigu tersebut membuat anak muda dan komunitas kreatif ingin mengunjungi M Bloc

(10)

10 Space karena penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada creative hub ini (Putranto, Wendi. Wawancara langsung. 24 Februari. 2020).

Selain campaign, M Bloc Space sebagai creative hub di Jakarta dalam menjalankan kegiatan komunikasi pemasaran terpadunya mempunyai main idea.

Main idea yang M Bloc Space jalankan sebagai creative hub di Jakarta ialah place making, dimana place making ini diartikan sebagai salah satu daya tarik atau engage paritisipasi publik untuk mau bergabung, bekolaborasi, dan meramaikan

M Bloc Space sebagai creative hub di Jakarta. Menurut pak Handoko salah satu founder M Bloc Space, place making sebagai main idea yang dijalankan oleh M Bloc Space ini belum pernah dipakai oleh creative hub di Indonesia dimana sebuah hub, space, ruang, atau cluster dijadikan model untuk menyatukan

stakeholder-stakeholder untuk terlibat langsung didalam creative hub di Jakarta

ini. Dimana, banyak melibatkan stakeholder pencipta kreativitas dan seniman dari berbagai bidang industri kreatif antaralain pemusik, komikus, arsitektur, dan lain sebagainya. Tak hanya stakeholder yang terlibat langsung dengan membuka tenant-tenant didalam creative hub M Bloc Space tetapi juga melibatkan pembisnis-pembisnis yang berada dikawasan Blok M serta mahasiswa-mahasiswa khususnya di Jakarta yang karyanya ingin di apresisasikan dapat diberikan tempat dalam membuat pameran-pameran. Ajang apresiasi kreativitas inilah yang dapat menciptakan adanya crwod atau perkumpulan orang-orang yang penasaran dengan karya anak-anak bangsa. Palce making sebagai main idea dari M Bloc Space juga dijalankan dari awal berdiri sampai dengan bulan desember 2020 dan mungkin akan berjalan terus menurus. Main idea ini juga yang dapat membedakan M Bloc Space dari creative hub lainnya yang berada di Jakarta, dikarenakan di Jakarta creative hub yang lainnya belum pernah ada yang memakai main idea place making tersebut (Hendroyono, Handoko. Wawancara langsung. 18 Desember. 2020).

Berbagai kegiatan dan keunikan yang dimiliki M Bloc Space sebagai sebuah

creative hub harus dapat dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh target dari

M Bloc Space. Banyaknya perusahan dalam berbagai bidang memakai konsep kegiatan komunikasi pemasaran terpadu, tak terkecuali juga pada perusahaan industri kreatif yang merangkap sebagai creative hub di Jakarta yaitu M Bloc

(11)

11 Space. Kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan oleh M Bloc Space adalah sebagai bentuk untuk memikat dan memberikan kesan kepada seluruh target mereka. Hal ini dikarenakan bahwa komunikasi pemasaran terpadu atau yang sering disebut juga sebagai komunikasi pemasaran yang terintegrasi (Integrated Marketing Communication) dengan kata lain IMC adalah proses untuk perencanaan, eksekusi, dan memonitor pesan dari sebuah merek yang dapat menciptakan hubungan atau kesan bagi konsumennya (Duncan, 2008:17). Komunikasi pemasaran terpadu juga merupakan sebuah upaya untuk menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan promosi suatu perusahaan yang dapat menghasilkan citra atau image yang bersifat satu dan konsisten bagi para konsumen. Upaya ini pun bertujuan agar setiap pesan yang keluar harus berasal dari sumber yang sama sehingga segala informasi yang diumumkan suatu perusahaan memiliki kesamaaan tema serta positioning yang sama dimata konsumen (Morissan, 2010:9).

Hal tersebut juga diutarakan Muntadliroh dalam penelitian “Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Ekowisata di Kebun Raya Eka Karya, Bedugul, Bali” bahwa kegiatan Komunikasi pemasaran merupakan aspek penting dalam misi pemasaran guna mendongkrak adanya minat kunjungan pelanggan, juga untuk berorientasi pada tujuan profit, juga adanya tanggung jawab edukasi akan pentingnya konservasi lingkungan pada publik yang menjadi sasarannya (Muntadliroh, 2016).

Pentingnya kegiatan komunikasi pemasaran terpadu dengan konsep–konsep yang telah dijabarkan diatas juga diutarakan oleh Yustina Chrismardani pada penelitiannya yang berjudul “Komunikasi Pemasaran Terpadu : Implementasi Untuk Umkm” bahwa komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting dalam pemasaran produk, karena komunikasi pemasaran memiliki kemampuan untuk menggugah minat semua orang yang menjadi target sasaran tergerak untuk melakukan pembelian. Dengan strategi komunikasi pemasaran yang terencana dengan baik mencakup penggunaan teknik dan media komunikasi yang tepat maka informasi dan pengaruh yang diinginkan dari pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan tercapai (Chrismardani, 2014).

(12)

12 Berdasarkan uraian di atas dan konsep–konsep yang ada, ditemukannya banyak kegiatan komunikasi pemasaran yang unik dan diterapkan oleh M Bloc Space sebagai creative hub di Jakarta dalam memikat dan menarik anak muda juga komunitas kreatif yang berada di Jakarta sebagai targeting mereka. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti segala bentuk kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan oleh M Bloc Space sebagai creative hub di Jakarta, melalui penelitian ini yang berjudul “Analisis Kegiatan Komunikasi Pemasaran Terpadu M Bloc Space sebagai Creative Hub di Jakarta”.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian diatas fokus penelitian bagi peneliti ialah membahas kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yang diterapkan online maupun offline oleh M Bloc Space sebagai creative hub. Lalu, berdasarkan latar belakang yang telah peneliti tulis di atas juga, yang menjadi fokus penelitiannya ialah meliputi setiap kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yakni Public Relation,

Experiential Marketing, Interactive Marketing, dan Social Media yang dilakukan

oleh M Bloc Space dalam upaya meningkatkan jumlah pengunjung berupa komunitas kreatif, anak muda, dan masyarakat khususnya di Jakarta sebagai sebuah creative hub.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas dan juga fokus penelitian, maka peneliti merumuskan masalah tentang, bagaimana kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan oleh M Bloc Space sebagai Creative Hub? 1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneltian berdasarkan rumusan masalah di atas ialah untuk mengetahui kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan oleh M Bloc Space sebagai Creative Hub.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan yang bermanfaat serta dapat digunakan sebagai referensi penelitian yang sejenis. Diharapkan juga melalui penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan kontribusi keilmuan S1 Ilmu Komunikasi yang berkonsetrasi

(13)

13

Marketing Communication. Hasil penelitian ini juga diharapkan

memberikan kontribusi nyata terhadap teori – teori yang berkaitan. 1.5.2 Manfaat Praktis

Diharapkan melalui penelitian ini dapat menjadi pemikiran bagi segala bentuk analisis kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yang diolah oleh creative hub di Indonesia serta dapat menjadi perubahan bagi ruang publik creative hub yang lain dalam meningkatkan kepuasan pengunjung yang ada, juga untuk menyelesaikan suatu masalah terkait kegiatan komunikasi pemasaran terpadu.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistemastika dalam menyusun penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab 1 berisikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematik penelitian, dan waktu dari penulisan penelitian ini.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 berisikan tentang segala macam teori yang berkaitan dalam penulisan penelitian ini yaitu mengenai teori komunikasi, komunikasi pemasaran, komunikasi pemasaran terpadu, dan creative hub. Pada bab ini juga banyak dilampirkan penelitian terdahulu berupa skripsi, jurnal nasional, dan jurnal internasional sebagai bahan referensi bagi penelitian ini.

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 berisikan tentang metodelogi yang digunakan untuk membantu menyelesaikan penelitian ini yang berisikan juga paradigma penelitian, objek dan subjek penelitian, lokasi penelitian, unit analisis, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data, dan teknik analisis data.

(14)

14 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 4 berisikan tentang hasil dan pembahasan penilitian yang telah dijalankan yang dilakukan dengan metode wawancara, observasi, serta dokumentasi.

5. BAB V PENUTUP

Bab 5 adalah bab terakhir yang berisikan tentang penutup, hasil, juga kesimpulan dari penelitian ini, dan beberapa saran untuk pihak yang berkaitan.

1.7 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti ialah pada bulan Februari hingga Desember, perincian waktu sebagai berikut :

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

Kegiatan Tahun 2020 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 01 Melakukan pra penelitian Menentukan Judul Penelitian Penyusunan BAB I Penysusunan BAB II Penyusunan BAB III Pendaftaran Desk Eveluation

Penyusunan Bab 4 dan Bab 5

Pengajuan Skripsi

Gambar

Tabel 1.1 Perbedaan Dari Creative Hub Di Jakarta  Creative Hub
Gambar 1.1 M Bloc Space Jakarta Selatan
Tabel 1.2 Waktu Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kerusakan yang terjadi pada bahan perpustakaan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu menurut Martoatmodjo (2009, hlm. 2.3) : a) Faktor Biologi, Kerusakan

Petisi, yang pertama diselenggarakan oleh ilmuwan individu yang mendukung teknologi RG telah menghasilkan lebih dari 1.600 tanda tangan dari ahli ilmu tanaman mendukung pernyataan

Secara parsial, variabel kualitas layanan yang terdiri dari: dimensi variabel bukti fisik (tangibles) dan empati (emphaty) berpengaruh secara signifikan dan

Berbagai dikotomi antara ilmu – ilmu agama Islam dan ilmu – ilmu umum pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi sebagimana dilakukan Abduh dan

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan