PENGENDALIAN KUALITAS
PRODUK LAMP CASE TIPE
CA22 MENGGUNAKAN PETA
KENDALI T
2HOTTELING
Oleh :
PARAMITHA DIAN LINGGANI PUTRI
NRP 1308 030 008
Dosen Pembimbing
Bidang industri
mengalami
kemajuan yang
pesat
Konsumen
Kenyataan produk dipasar tidak selalu baikProses produksi tdk selalu menghasilkan produk baik
PT. Preshion
Engineering Plastec
Lamp Case CA22
Pengendalian
kualitas
Assembling dan
pengepakan
T
2Hotelling
LATAR BELAKANG
Generalized
Variance
PERMASALAHAN
Bagaimana hasil pengendalian mean dan variabilitas proses produksi lamp case tipe
CA22 dengan menggunakan metode T2
Hotelling dan Generalized Variance serta variabel manakah yang menjadi penyebab
keadaan tidak terkendali ?
diameter Fx dan Fy
diameter Ax dan tinggi
lamp case
diameter Ex dan Ey
Bagaimana hasil pengendalian mean dan variabilitas dengan
menggunakan peta kendali dan R
x
faktor score pertama faktor score kedua
Menjawab permasalahan
MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian
ini yaitu sebagai masukan pada PT. Preshion Engineering
Plastec mengenai hasil pengendalian kualitas proses
produksi lamp case tipe CA22 menggunakan peta kendali
T
2Hotelling, peta kendali Generalized Variance, dan peta
kendali dan R guna meningkatkan kualitas proses
produksi serta memberikan informasi mengenai faktor
yang menjadi penyebab keadaan tidak terkendali.
BATASAN MASALAH
Penelitian ini mengambil
produk lamp case tipe CA22
produksi periode 2 Mei
sampai 6 Mei 2011 dengan
variabel karakteristik kualitas
diameter Fx, diameter Fy,
diameter Ax, tinggi lamp
case, diameter Ex, dan
PENGENDALIAN KUALITAS
Pengendalian kualitas adalah
keteknikan dan manajemen
sehingga dapat digunakan untuk
mengukur kualitas produk,
membandingkannya dengan
spesifikasi atau persyaratan, dan
mengambil tindakan perbaikan
yang sesuai apabila ada perbedaan
antara penampilan yang
sebenarnya dengan yang standar
(Montgomery, 2005).
Tujuh alat (Seven Tools)
yang biasa digunakan dalam
pengendalian kualitas
adalah sebagai berikut.
1.Lembar pemeriksaan
2.Histogram
3.Diagram Pencar
4.Diagram Pareto
5.Diagram Ishikawa
6.Stratifikasi
7.Peta Kendali
PETA KENDALI T
2
HOTTELING
Metode ini digunakan untuk mengendalikan mean proses dengan dua atau lebih karakteristik kualitas yang diduga saling berhubungan (Mongomery,2005).
Statistik uji T2 Hotelling untuk pengamatan subgrup dengan variabel karakteristik
kualitas lebih dari dua adalah sebagai berikut.
(
) (
jk j)
1 j jk 2x
x
x
x
−
′
−
=
n
S
−T
k jkx
jx
1 −S
dimana := Vektor rata-rata tiap subgrup variabel ke-j.
= Vektor rata-rata tiap variabel karakteristik kualitas. = Invers matrik kovarian sampel.
Rata-rata varian dari variabel kRata-rata varian dari variabel kesatu.esatu.
Statistik uji T2 Hotelling untuk pengamatan subgrup dengan variabel
karakteristik kualitas sebanyak dua adalah sebagai berikut.
( )( ) ( )
[
(
) (
)
( )
12(
1k 1)(
2k 2)
]
2 2 2k 2 1 2 1 1k 2 2 2 12 2 2 2 1 2x
x
x
x
S
2
x
x
S
x
x
−
+
−
−
−
−
−
=
S
S
S
S
n
T
2 1S
= Rata-rata varian dari variabel kesatu.2 2
S
= Rata-rata varian dari variabel kedua.12
S
= Rata-rata covarian antara variabel kesatu dan kedua.k
1
x
= Rata-rata tiap subgrup pada variabel kesatuk
2
x
= Rata-rata tiap subgrup pada variabel kedua1
x
= Rata-rata variabel kesatu2
x
= Rata-rata variabel keduaBatas kendali untuk peta kendali T
2Hotelling adalah sebagai
berikut.
1
,
,
1
)
1
)(
1
(
−
−
+
+
−
−
−
−
=
F
p
mn
m
p
p
m
mn
n
m
p
BKA
α
0
=
BKB
dimana :
BKA = Batas Kendali Atas
BKB = Batas Kendali Bawah
p = Banyak karakteristik kualitas.
m = Ukuran subgrup.
n = Ukuran sampel.
= Nilai yang diperoleh dari Tabel F
PETA KENDALI T
2
HOTTELING
Subgrup (k) Pengamatan (i) Variabel (j) 1 2 ... j ... P 1 1 X111 X121 ... X1j1 ... X1p1 2 X211 X221 ... X2j1 ... X2p1 ... ... ... ... ... ... ...
i Xi11 Xi21 ... Xij1 ... Xip1
... ... ... ... ... ... ... n Xn11 Xn21 ... Xnj1 ... Xnp1 11 X X21 ... Xj1 ... Xp1 2 11 S S212 ... S2j1 ... 2 1 p S ... ... ... ... ... ... ... ... k 1 X11k X12k ... X1jk ... X1pk 2 X21k X22k ... X2jk ... X2pk ... ... ... ... ... ... ...
i Xi1k Xi2k ... Xijk ... Xipk
... ... ... ... ... ... ... n Xn1k Xn2k ... Xnjk ... Xnpk 1k X X2k ... Xjk ... Xpk 2 1k S S2 k2 ... 2 jk S ... S2pk ... ... ... ... ... ... ... ... m 1 X11m X12m ... X1jm ... X1pm 2 X21m X22m ... X2jm ... X2pm ... ... ... ... ... ... ...
i Xi1m Xi2m ... Xijm ... Xipm
... ... ... ... ... ... ... n Xn1m Xn2m ... Xnjm ... Xnpm 1m X X2m ... Xjm ... Xpm 2 1m S 2 2 m S ... S2jm ... Spm2
Rata-rata tiap variabel
kualitas X1 X2 ... X j ... Xp
Varians tiap variabel kualitas 2 1 S 2 2 S ... Sj2 ... 2 p S
PETA KENDALI GENERLIZED
VARIANCE
Pendekatan yang sering digunakan pada pengendalian variabilitas proses yaitu
dengan peta kendali Generalized Variance atau dapat ditulis dengan |S|
(Montgomery, 2005).
Metode ini menggunakan mean dan varian dari |S|, di mana meannya adalah
E(|S|) dan variannya adalah V(|S|), serta mempunyai interval
E(S) ± 3 V( )
S.
Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.
E (|S|) = b1 |Σ| V (|S|) = b2 |Σ|2 dimana :
)
(
)
1
(
1
1 1n
i
n
b
p i p∏
−
−
=
=(
)
∏
−
+
−
∏
−
−
∏
−
=
= = =(
)
2
(
)
)
1
(
1
1 1 1 2 2n
i
n
j
n
j
n
b
p j p j p i pBKA = |Σ| (b1 + 3b21/2)
GT = b1 |Σ|
BKB = |Σ| (b1 - 3b21/2)
Batas Kendali Atas (BKA), Garis Tengah (GT), dan Batas Kendali Bawah (BKB) untuk peta kendali |S| dapat ditulis sebagai berikut.
BKB bernilai nol jika hasil perhitungan yang didapat kurang dari
nol. Biasanya matrik kovarian populasi Σ ditaksir oleh matrik
kovarian sampel S berdasarkan analisis sampel pendahuluan,
sehingga nilai |Σ| pada persamaan (2.9) diganti dengan |S|/b1.
Berdasarkan persamaan (2.5) didapatkan |S|/b1 yang merupakan
penaksir tak bias untuk |Σ| (Montgomery, 2005).
PETA KENDALI GENERLIZED
VARIANCE
PENENTUAN PENYEBAB VARIABEL
OUT OF CONTROL
Metode yang sederhana dalam mengetahui adanya out of control proses
adalah melakukan dekomposisi nilai statistik uji T
2Hotelling, yaitu dengan
menghitung selisih antara nilai dengan nilai masing–masing atau dapat
dinyatakan.
2 2 j j T T d = −; j = 1,2,....,p
2T
χ
α2, p 2 j T 2 TDimana
adalah nilai statistik dari semua variabel dengan distribusi
, sedangkan
tanpa mengikut sertakan variabel ke-j
.
adalah nilai statistik
dengan distribusi
2
T
Tj2j
d
Jika nilai
>
maka dapat disimpulkan bahwa variabel ke-j
PETA KENDALI DAN R
X
Peta kendali
X
dan R adalah salah satu peta kendali variabel.
Berbeda dengan peta kendali T
2Hotelling, peta kendali ini hanya
dapat digunakan untuk mengendalikan kualitas produk dengan
satu karakteristik kualitas.
Peta kendali digunakan untuk mengendalikan mean proses dengan
batas pengendali sebagai berikut.
BKA=
x
+
A
2R
GT =
x
BKB =
x
−
A
2R
dimana :
BKA = Batas kendali atas.
BKA = Batas kendali bawah.
GT = Garis tengah.
= Rata-rata dari rata-rata tiap sampel atau penaksir mean proses
x
2
A
= Nilai Tabel A
2
pada lampiran E.
Sedangkan peta kendali R digunakan untuk mengendalikan
variabilitas proses dengan pengendalian sebagai berikut.
BPA =
GT=
BPB =
dimana :
= Nilai rata-rata dari rentang masing-masing subgrup.
= Nilai Tabel.
= Nilai Tabel.
4 D RR
3 D RR
4 D 3 DDIAGRAM ISHIKAWA
Diagram Ishikawa
merupakan salah satu grafik yang menggambarkan
hubungan antara masalah atau akibat dengan faktor-faktor yang menjadi
penyebabnya. Penyebab yang sering timbul biasanya berkaitan langsung dengan kualitas, antara lain yaitu
bahan baku, mesin, manusia, metode dan lingkungan kerja (Montgomery, 2005). Tujuan diagram Ishikawa adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penyebab terjadinya suatu masalah.
Lamp
Case
CA22
Case
Holder
Case
Cover
Mulai
Proses pencampuran (Mixing)
Masukkan biji plastik pada mesin bagian hooper Proses pemanasan biji plastik pada mesin bagian hooper
Proses Clamping atau proses pengapitan antara mold dengan mesin
Proses Injection atau proses penyuntikan material cair ke dalam mold
Proses pendinginan (Cooling Process)
Proses Ejection (proses penarikan mold dan pelepasan produk jadi)
Proses finishing secara visual Inspeksi proses produksi secara dimensi
Ditemukan cacat Rework
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder hasil pengamatan karakteristik kualitas lamp case
tipe CA22 dari dimensi diameter lingkaran Ax,Ay, Bx,By, C,
Ex,Ey, Fx,Fy, tinggi dan strength (kekuatan tekan).
Data ini merupakan data produksi pada tanggal 2 Mei 2011
dan 6 Mei 2011 di PT. Preshion Engineering Plastec. Teknik
pengambilan sampel pada proses produksi lamp case
tipe CA22 adalah setiap 2 jam sekali diambil satu shoot yaitu
terdiri dari 3 cavity.
IDENTIFIKASI VARIABEL
Diameter lingkaran Ax (50.4 hingga 51.2 mm)
Diameter lingkaran Ay (50.4 hingga 51.2 mm)
Diameter lingkaran Bx (47.5 hingga 47.9 mm)
Diameter lingkaran By (47.5 hingga 47.9 mm)
Diameter lingkaran C (44.2 hingga 44.6 mm)
Diameter lingkaran Ex (24.8 hingga 25.2 mm)
Diameter lingkaran Ey (24.8 hingga 25.2 mm)
Diameter lingkaran Fx (24.5 hingga 25.1 mm)
Diameter lingkaran Fy (24.5 hingga 25.1 mm)
Tinggi lamp case tipe CA22 (46.5 hingga 47.3 mm)
Strength atau kekuatan tekan harus memiliki kekuatan
Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Mulai Pendiskripsian data Uji Normal Multivariate Dilakukan Transformasi Box Cox
Peta Kendali Generalized Variance fase I
Peta Terkendali Secara varian
Mencari
penyebab out of control Pembuangan observasi out of control
Peta Kendali Hotelling fase I
Mencari variabel penyebab out of control
Diagram Ishikawa Peta Terkendali Kesimpulan Selesai Uji Korelasi Analisi Faktor
Tidak Ya Tidak Ya Mulai Pendiskripsian Data Peta Kendali R PetaTerkendali Secara varian Mencari
penyebab out of control Pembuangan observasi out of
control Peta Kendali
Mencari variabel penyebab out of control
Diagram Ishikawa PetaTerkendali
Kesimpulan
Selesai Analisis Faktor
Gambar 3.3 Diagram Alur Pengendalian Pada Factor Score Pertama dan Factor Score
Variabel N
Rata-rata Varian Minimum Maksimum Spesifikasi
Diameter lingkaran Ax 180 50.733 0.00072 50.680 50.790 50.4 - 51.2 mm Tinggi Lamp case 180 46.686 0.00064 46.620 46.760 46.5 - 47.3 mm Diameter lingkaran Ex 180 24.959 0.00058 24.900 25.060 24.8 - 25.2 mm Diameter lingkaran Ey 180 24.967 0.00077 24.900 25.060 24.8 - 25.2 mm Diameter lingkaran Fx 180 24.882 0.00181 24.800 24.990 24.5 - 25.1 mm Diameter lingkaran Fy 180 24.894 0.00181 24.800 24.990 24.5 - 25.1 mm
STATISTIKA DESKRIPTIF
55 49 43 37 31 25 19 13 7 1 1,8 1,6 1,4 1,2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 Sample Ge ne ra liz ed V ar ia nc e |S|=0,122 UCL=0,944 LCL=0 Generalized Variance Chart of diameter Fx_1; diameter Fy_1
41 37 33 29 25 21 17 13 9 5 1 1,2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 Sample Ge ne ra liz ed V ar ia nc e |S|=0,144 UCL=1,106 LCL=0 Generalized Variance Chart of diameter Fx_1; diameter Fy_1
41 37 33 29 25 21 17 13 9 5 1 35 30 25 20 15 10 5 0 Sample Ts qu ar ed Median=1,41 UCL=13,74
Tsquared Chart of diameter Fx_1; diameter Fy_1
Pengendalian Pada Variabel Diameter
Fx dan Fy
25.306 6.057 6.461 19.249 18.846 3,841 15.790 3.736 4.068 12.054 11.722 13.745 1.619 4.614 12.126 9.131 20.657 4.264 5.811 16.394 14.847 15.662 1.973 5.195 13.690 10.467 20.593 6.542 3.689 14.051 16.904 31.488 6.542 8.826 24.947 22.663 17.945 5.261 3.689 12.684 14.256 18.308 5.884 3.202 12.424 15.106 13.777 4.119 2.750 9.658 11.027 20.268 4.827 5.195 15.442 15.073 15.691 4.264 3.555 11.427 12.136 17.023 2.667 5.357 14.355 11.666 2 T TFy2 2 Fx T Fy dFx d χα2,1
55 49 43 37 31 25 19 13 7 1 5 4 3 2 1 0 Sample Ge ne ra liz ed V ar ia nc e |S|=0,440 UCL=3,388 LCL=0
Generalized Variance Chart of diameter Ax_1; tinggi lamp case_1
51 46 41 36 31 26 21 16 11 6 1 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 Sample Ge ne ra liz ed V ar ia nc e |S|=0,433 UCL=3,336 LCL=0
Generalized Variance Chart of diameter Ax_1; tinggi lamp case_1
51 46 41 36 31 26 21 16 11 6 1 30 25 20 15 10 5 0 Sample Ts qu ar ed Median=1,40 UCL=13,61
Tsquared Chart of diameter Ax_1; tinggi lamp case_1
26.747 2.674 10.881 24.073 15.866 3,841 13.704 0.997 5.683 12.707 8.021 16.531 0.004 7.004 16.527 9.527 22.562 0.238 9.634 22.324 12.928 2 T Ttinggi2 TAx2 dtinggi dAx χα2,1
Pengendalian Pada Variabel Diameter
Ax dan Tinggi
Lamp Case
55 49 43 37 31 25 19 13 7 1 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,0 Sample Ge ne ra liz ed V ar ia nc e |S|=0,0994 UCL=0,7663 LCL=0
Generalized Variance Chart of diameter Ex_1; diameter Ey_1
41 37 33 29 25 21 17 13 9 5 1 1,2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 Sample G e n e ra liz e d V a ri a n ce |S|=0,141 UCL=1,088 LCL=0
Generalized Variance Chart of diameter Ex_1; diameter Ey_1
41 37 33 29 25 21 17 13 9 5 1 50 40 30 20 10 0 Sample Ts qu ar ed Median=1,41 UCL=13,72
Tsquared Chart of diameter Ex_1; diameter Ey_1
1.952 0.00014 0.000008 1.952 1.952 3.841 35.702 0.00198 0.00222 35.700 35.700 2 T TEy2 TEx2 dEy Ex d 2 1 , α χ
Pengendalian Pada Variabel Diameter
Ex dan Ey
41 37 33 29 25 21 17 13 9 5 1 50 40 30 20 10 0 Sample Ts qu ar ed Median=1,41 UCL=13,72
Tsquared Chart of diameter Ex_1; diameter Ey_1
51 46 41 36 31 26 21 16 11 6 1 30 25 20 15 10 5 0 Sample Ts qu ar ed Median=1,40 UCL=13,61
Tsquared Chart of diameter Ax_1; tinggi lamp case_1
41 37 33 29 25 21 17 13 9 5 1 35 30 25 20 15 10 5 0 Sample Ts qu ar ed Median=1,41 UCL=13,74
55 49 43 37 31 25 19 13 7 1 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 Sample Sa m pl e Ra ng e _ R=1,054 UCL=2,714 LCL=0 R Chart of F1
X
55 49 43 37 31 25 19 13 7 1 2 1 0 -1 -2 Sample Sa m pl e M ea n _ _ X=-0,000 UCL=1,079 LCL=-1,079 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Xbar Chart of F1Pengendalian Pada faktor score pertama
dengan menggunakan peta kendali dan R.
X
55 49 43 37 31 25 19 13 7 1 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 Sample Sa m pl e R an ge _ R=1,161 UCL=2,988 LCL=0 1 R Chart of F2 55 49 43 37 31 25 19 13 7 1 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 Sample S a m p le R a n g e _ R=1,101 UCL=2,834 LCL=0 R Chart of F2 55 49 43 37 31 25 19 13 7 1 3 2 1 0 -1 -2 Sample Sa m pl e M ea n __ X=0,002 UCL=1,128 LCL=-1,124 1 1 1 1 1 1 1 1 Xbar Chart of F2Pengendalian Pada
faktor score
kedua
dengan menggunakan peta kendali dan R.
55 49 43 37 31 25 19 13 7 1 2 1 0 -1 -2 Sample S a m p le M e a n __ X=-0,000 UCL=1,079 LCL=-1,079 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Xbar Chart of F1 55 49 43 37 31 25 19 13 7 1 3 2 1 0 -1 -2 Sample S a m p le M e a n __ X=0,002 UCL=1,128 LCL=-1,124 1 1 1 1 1 1 1 1 Xbar Chart of F2
Kesalahan pada proses
pengukuran Manusia
Pekerja kurang trampil
Metode Manual Alat Jangka Sorong digital Pekerja baru
Pada saat pengukuran terlalu
menekan
Minimal butuh 6 bulan untuk menjadi trampil
Material Lentur
Terbuat dari plastik
Permukaan tidak
Hasil proses Finishing Manusia
Operator kurang trampil
Hasil kerja tiap orang berbeda Metode Manual Alat Hanya menggunakan pisau
Kualitas lamp case tipe CA22 dengan karakteristik kualitas diameter Fx dan Fy berada dalam keadaan terkendali dalam varian namun tidak terkendali dalam mean proses. Kedua variabel ini adalah penyebab adanya sinyal out of control. Hal ini dikarenakan permukaan diameter Fx dan Fy tidak rata sehingga menyulitkan pengukuran.
Kualitas lamp case tipe CA22 dengan karakteristik kualitas diameter Ax dan tinggi
lamp case berada dalam keadaan terkendali dalam varian namun tidak terkendali dalam
mean proses. Kedua variabel ini adalah penyebab adanya sinyal out of control. Hal ini dikarenakan permukaan diameter Ax terlalu lentur dan tinggi lamp case yang berbeda dikarenakan perbedaan hasil proses finishing antar pekerja.
Kualitas lamp case tipe CA22 dengan karakteristik kualitas diameter Ex dan Ey berada dalam keadaan terkendali dalam varian namun tidak terkendali dalam mean proses. Kedua variabel ini adalah penyebab adanya sinyal out of control. Hal ini dikarenakan kurangnya ketrampilan pada proses pengukuran.
Nilai factor score pertama terkendali dalam varian proses namun tidak terkendali dalam mean proses.
Nilai factor score kedua terkendali dalam varian proses namun tidak terkendali dalam mean proses.
Adapun saran yang dapat diberikan pada hasil penelitian ini
adalah pentingnya melakukan pengendalian secara statistik.
Hal ini dikarenakan produk yang berada dalam batas
spesifikasi tidak selalu berada dalam keadaan terkendali
secara statistik. Pengendalian secara statistika dapat
mengontrol variasi dari kualitas. Jika variasi kualitas kecil
maka biaya garansi akan semakin rendah. Berdasarkan hasil
pengendalian secara statistik dapat digunakan sebagai acuan
dalam perbaikan kualitas.
Pada data produksi lamp case tipe CA22 terdapat sebelas
karakteristik kualitas namun jumlah sampel tiap subgrupnya
hanya 3 maka lebih baik ditambah menjadi 12 sampel tiap
subgrup. Sehingga seluruh karakteristi kualitas dapat
dianalisis bersama-sama tanpa dilakukan proses pereduksian
variabel karakteristik kualitas.
Johnson, R.A. and Winchern, D.W. (1992). Applied Multivariate
Statistical Analysis. Prentice Hall, New Jersey.
Maulina, K. 2009. Analisis Pengaruh Perbedaan Mesin Serta
Kualitas Proses Produksi Benang 20 Polyester di PT. Lotus Indah
Textile Industries. Tugas Akhir Jurusan Statistika Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Surabaya.
Montgomery, D.C., 2005. Indroduction to Statistical Quality
Control 5
thedition. John Wiley and Sons, New York.
Walpole, E. Ronald. 1995. Pengantar Metode Statistika, Edisi
ketiga. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
ASUMSI KORELASI
Untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel makan dilakukan uji korelasi dengan menggunakan uji korelasi pearson correlation.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. Ho : (antar variabel tidak berkorelasi) H1 : (antar variabel berkorelasi)
Statistik Uji : pearson correlation (r) atau p value
0
=
ρ
0
≠
ρ
∑
∑
∑
= = = − − − − = n i p ipk n i j ijk n i p ipk j ijk ik x x x x x x x x r 1 2 1 2 1 ) ( ) ( ) )( (Daerah kritis : Tolak Ho bila p value lebih dari
α
Kesimpulan :
Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai p value antara variabel diameter lingkaran Ax dan tinggi lamp case kurang dari
= 0.05 yaitu sebesar 0.038. Begitu pula yang terjadi pada nilai p value antara variabel diameter lingkaran Fx dengan Fy serta nilai p value antara variabel
diameter lingkaran Ex dengan Ey yang memiliki nilai kurang dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel saling berkorelasi.
α
ASUMSI NORMAL MULTIVARIAT
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
Ho : Data karakteristik kualitas lamp case berdistribusi normal multivariat.
H
1: Data karakteristik kualitas lamp case tidak berdistribusi normal multivariat.
Statistik uji :
) ( ) ( ' 1 2 j ijk j ijk i x x s x x d = − − −Daerah kritis : Gagal tolak Ho jika diperoleh data pengamatan yang memiliki nilai kurang dari sebanyak lebih dari 50%.
2 i
d
2 ) 5 . 0 ( ; p χDari hasil pengujian didapatkan nilai yang memiliki nilai
kurang dari sebanyak 51.667 % maka keputusannya adalah gagal tolak
Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data observasi berdistribusi
normal multivariat.
2
i
Data Display t 51,6667 HIPOTHESIS : ============
H0 : DATA MENGIKUTI SEBARAN DISTRIBUSI MULTINORMAL
H1 : DATA TIDAK MENGIKUTI SEBARAN DISTRIBUSI MULTINORMAL
TOLAK H0 JIKA DAERAH DIBAWAH CHI-SQUARE < 50 %
HASIL PENGUJIAN : =================
T='DAERAH DIBAWAH KURVA CHISQUARE=' Data Display t 51,6667 KESIMPULAN: =========== GAGAL TOLAK H0,
ARTINYA DATA MENGIKUTI DISTRIBUSI MULTINORMAL
55 49 43 37 31 25 19 13 7 1 0.000006 0.000005 0.000004 0.000003 0.000002 0.000001 0.000000 Sample Ge ne ra liz ed V ar ia nc e |S|=3.9985E-07 UCL=3.0821E-06 LCL=0
41 37 33 29 25 21 17 13 9 5 1 0.000004 0.000003 0.000002 0.000001 0.000000 Sample Ge ne ra liz ed V ar ia nc e |S|=4.6849E-07 UCL=3.6112E-06 LCL=0
41 37 33 29 25 21 17 13 9 5 1 35 30 25 20 15 10 5 0 Sample Ts qu ar ed Median=1.41 UCL=13.74