• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 1

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I

TAHUN 2014/2015

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

DAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh

MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN

NPM. 151000126

KELAS D

UNIVERSITY Muh_Nur_Jamal

7D744149

089670585040

16jamal

muh.jamal08

KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG

KETUPLAK LK I/2016-II

(2)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 2

Silakan follow ya

   muh.jamal85@yahoo.com muh.jamal1608@gmail.com muhnurjamaluddin.blogspot.co.id mnurjamaluddin.blogspot.co.id creativityjamal.blogspot.co.id

Muhammad Nur Jamaluddin

ASAL

Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,

Provinsi Jawa Barat, Indonesia

SAAT INI

Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 23, Gang Senang Raharja, RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,

(3)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 3

Renungan

Ya Tuhan, saya lupa

Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya Ingat:

Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa? Ya Tuhan, karena saya lupa

Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku

Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini

Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini Ingat:

Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui? Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu? Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik

Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang lainnya Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini

Ingat:

Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku? Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku? Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia

Dan juga kebahagiaan di akhirat

Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan Ingat:

Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat

(4)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 4

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG FAKULTAS HUKUM

Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261

UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2014/2015

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN HARI, TANGGAL : SENIN, 27 OKTOBER 2014

KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G-H-I/I

WAKTU : 90 MENIT

DOSEN : TIM DOSEN

SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK

Soal:

1. Pasca reformasi 1998 dikeluarkan Ketetapan MPR RI Nomor: XVII/MPR/1998 yang mencabut Ketetapan MPR RI Nomor: II/MPR/1978 tentang Pedoman dan Pengamalan Pancasila (P4), dikeluarkannya ketetapan tersebut pada sisi lain bahwa dampak negatif berupa kecenderungan marjinalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jelaskan mengapa terjadi demikian dan apa dampaknya!

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan mengapa terjadi pengeluaran Ketetapan MPR RI Nomor: XVII/MPR/1998 yang mencabut Ketetapan MPR RI Nomor: II/MPR/1978 tentang Pedoman dan Pengamalan Pancasila (P4). Kemudian dituntut untuk menjelaskan hal tersebut dan memberikan jawaban akibat atau dampak dari hal tersebut.

Jawab:

a. Pasca reformasi 1998 dikeluarkan Ketetapan MPR RI Nomor: XVII/MPR/1998 yang mencabut Ketetapan MPR RI Nomor: II/MPR/1978 tentang Pedoman dan Pengamalan Pancasila (P4) karena Habibie mewarisi kondisi kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto akibat salah urus pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesi yang meliputi:

1) pancasila tercemar kebijakan masa lalu;

(5)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 5

3) desentralisasi dan otonomi daerah; 4) kuatnya arus globalisasi.

b. Adapun dampak dari hal tersebut yaitu:

1) longgarnya persatuan dan kesatuan bangsa; 2) melemahnya jati diri bangsa;

3) kehilangan pedoman dalam memecahkan masalah. 2. Pertanyaanya, yaitu:

a. Jelaskan secara ringkas bahwa pembahasan Pancasila dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, apa syarat yang harus dipenuhi dari suatu kajian ilmiah tentang Pancasila!

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan tentang pembahasan Pancasila yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kemudian kita dituntut untuk memberikan jawab syarat tentang pembahasan Pancasila yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Jawab:

a. Pembahasan Pancasila dapat Dipertanggungjawabkan Secara Ilmiah

Pembahasan Pancasila itu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena memiliki objek kajian yang meliputi objek material dan objek formal. Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji dalam Pancasila. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahasa objek material tersebut. Adapun objek material Pancasila adalah segala hal yang berkaitan dengan warganegara baik empirik maupun noempirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku warga negara dan negara dalam kesatuan bangsa dan negara. Sebagai objek formalnya mencakup dua segi hubungan anatara warga nergara dan negara termasuk hubungan antar warga negara dalam segi pembelaan negara.

b. Syarat yang harus dipenuhi dari suatu kajian ilmiah tentang Pancasila 1) Berobjek

Semua ilmu pengetahuan itu harus berobjek. Oleh karena itu pembahasan Pancasila secara ilmiah harus memiliki objek yang di dalam filsafat ilmu pengetahuan dibedakan dua macam yaitu objek formal dan objek material.

(6)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 6

Objek formal pancasila adalah suatu sudut pandang tertentu dalam pembahasan pancasila atau dari sudut pandang apa pancasila itu dibahas. Pada hakikatnya pancasila dapat dibahas dari berbagai macam sudut pandang.

Objek material Pancasila adalah suatu objek yang merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian pancasila baik bersifat empiris maupun nonempiris.

2) Bermetode

Salah satu metode dalam pembahasan pancasila adalah metode analitico syntetic yaitu suatu perpaduan metode analis dan sinetis.

3) Bersistem

Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu yang bualat dan utuh. Baik berupa hubungan interelasi saling berhubungan maupun interdependensi atau saling ketergantungan.

4) Bersifat Universal

Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal, artinya kebenaranya tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadaan situasi, kondisi maupun jumlah tertentu. Pancasila bersifat universal atau intisari, esensi atau makna terdalam dari sila-sila pancasila pada hakikatanya adalah berisfat universal.

b. Ada berapa landasan Pendidikan Pancasila dan Kewarganergaraan, sebutkan dan jelaskan apa saja landasan tersebut?

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan tentang landasan yang ada Pendidikan Pancasila dan Kewarganergaraan dan dituntut untuk menjelaskannya.

Jawab:

1) Landasan Historis

Bahwa nilai Pancasila itu sudah ada sejak Indonesia merdeka, dan hal ini sudah dimiliki oleh nenek moyang terdahulu.

2) Landasan Kultural

(7)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 7

3) Landasan Yuridis a) UUD 1945

 Pembukaan UUD 1945, khusus pada alinea kedua dan keempat, yang memuat cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya.

 Pasal 27 ayat 1 menyatakan bahwa:

“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

 Pasal 30 ayat 1 menyatakan bahwa:

“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.”

b) Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. c) Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia. (Jo UU No. 1 Tahun 1998)

 Dalam pasal 18 a disebutkan bahwa hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tak terpisahkan dalam sistem Pendidikan Nasional.

 Dalam Pasal 19 ayat 2 disebutkan bahwa Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap. Tahap awal pada tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan menengah ada dalam gerakan Pramuka. Tahap lanjutan pada tingkat pendidikan tinggi ada dalam bentuk pendidikan kewiraan.

d) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan Nomor 45/U/2002 tentang kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah ditetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa dan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi/kelompok program studi.

(8)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 8

e) Adapun pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, yang memuat rambu-rambu pelaksanaan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

4) Landasan Filosofis

a) susunan pancasila yang bersifat hierarki dan berbentuk piramidal; b) kesatuan sila-sila pancasila yang saling mengsisi dan saling melengkapi; c) kesatuan sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat.

c. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai konteks sejarah perjuangan bangsa dan Pancasila sebagai ideologi, jelaskan!

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan tentang Pancasila sebagai sejarah perjuangan bangsa dan Pancasila sebagai ideologi negara.

Jawab:

1) Pancasila sebagai Sejarah Perjuangan Bangsa

Pancasila sebagai sejarah perjuangan bangsa adalah bahwa Pancasila terlahir sejak dahulu sebelum Indonesia merdeka, yang mengandung berbagai pandangan bangsa yang berawal dari sejarah mulai adanya kerajaan di Indonesia.

Sejak tanggal 28 Oktober 1928 kita telah menjadi satu bangsa, artinya satu kesatuan dari berbagai ragam latar belakang sosial budaya, agama dan keturunan yang bertekad untuk membangun satu tatanan hidup berbangsa dan bernegara.

Setiap bangsa mempunyasi cita-cita untuk masa depan dan menghadapi masalah bersama dalam mencapai cita-cita bersama. Cita-cita kita sebagai bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yakni mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur materil dan spiritual berdasarkan Pancasila. Seperti halnya keluarga, suatu bangsa yang bertekad mencapai cita-cita bersama memerlukan suatu pandangan hidup yang berawal dari perjuangan bangsa. Tanpa pandangan hidup yang dilandasi dengan perjuangan bangsa, suatu bangsa akan terombang ambing.

(9)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 9

Dengan pandangan hidup suatu bangsa dan dilandasi dengan perjuangan bangsa dapat secara jelas mengetahui arah yang dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa akan dengan mudah memandang persoalan-pesoalan yang dihadapi; dengan mudah mencari pemecahan masalah-masalah yang dihadapi, memiliki pedoman dan pegangan, dan membangun dirinya.

Pancasila selain sebagai dasar negara, juga merupakan perjuangan bangsa Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa dari seluruh bangsa Indonesia yang mampu memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Pancasila yang diterima dan ditetapkan sabagai dasar negara seperti yang tercantum dalam pembukaan Udang-undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan merupakan hasil perjuangan bangsa. Pembelajaran pancasila menjadi sangat penting, karena mengingat pancasila merupakan jiwa dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa di dalam pancasila mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan sarat dengan ajaran moralitas yang semuanya berawal dari perjuangan bangsa Indonesia.

2) Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi negara dalah nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara. Secara luas pengertian Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia adalah visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung tinggi nilai keadilan.

Ketetapan bangsa Indonesia mengenai pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam ketetapan MPR No. 18 Tahun 1998 tentang pencabutan dari ketetapan MPR No. 2 tahun 1978 mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada pasal 1 ketetapan MPR tersebut menyatakan bahwa pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 ialah dasar negara dari negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dari ketetapan MPR tersebut

(10)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 10

dapat kita ketahui bahwa di Indonesia kedudukan pancasila sebagai ideologi nasional, selain kedudukannya sebagai dasar negara.

Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkrit dan operasional aplikatif, sehingga tidak hanya dijadikan slogan belaka. Dalam ketetapan MPR No. 18 dinyatakan bahwa pancasila perlu diamalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsisten dalam kehidupan bernegara.

3. Jelaskan apa yang dimaksud identitas nasional, mengapa perlu identitas nasional dan apa manfaatnya bagi generasi muda?

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan tentang pengertian identitas nasional. Kemudian mengapa perlu identitas nasional dan apa manfaat dari identitas nasional bagi generasi muda.

Jawab:

a. Pengertian identitas nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.

Hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-undangan atau moral yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya. Dengan demikian nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan domatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus bersemi karena adanya hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.

(11)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 11

Adapun unsur unsur pembentuk identitas nasional yang meliputi:

1) Suku bangsa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif atau ada sejak lahir, dimana sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia khususnya, terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang tiga ratus dialek bahasa. 2) Agama merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Bangsa Indonesia

dikenal sebagai masyarakat yang agamis (didasarkan pada nilai agama). Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu agama islam, katholik, kristen, hindu, budha dan kong hu cu.

3) Kebudayaan merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukung utntuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakukan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

4) Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Dalam hal ini, bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia. Dari unsur unsur identitas nasional di atas, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi tiga bagian yaitu:

1) Identitas fundamental, yaitu pancasila sebagai falsafat bangsa, dasar negara dan ideologi negara.

2) Identitas instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan tata perundang-undangannya. Dalam hal ini, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, bendera negara Indonesia, lambang negara Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya.

3) Identitas alamiah, yaitu meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku, budaya, bahasa dan agama serta kepercayaan.

(12)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 12

b. Kita perlu identitas nasional karena sangat penting bagi setiap bangsa untuk mampu mengetahui dan mempertahankan identitas nasionalnya yang meliputi suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa. Demi eksistensi bangsa, dan harga diri, jati diri, dan kehormatan bangsa tersebut.

c. Adapun manfaat bagi generasi muda menganai identitas nasional yaitu untuk mengatahui, mempelajari, menjaga, dan memperthanakan identitas nasional sebagai identitas fundamental, identitas instrumental dan identitas alamiah.

4. Jelaskan asas ius sanguinis dan ius soli dalam sistem kewarganegaraan dan bagaimana yang berlaku di Indonesia? Serta jelaskan apa yang dimaksud hak aktif, hak pasif, hak positif, dan hak negatif warga negara?

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan tentang asas ius sanguinis dan ius soli dalam sistem kewarganegaraan. Kemudian asas mana yang beralaku di Indonesia. Selanjutnya kita dituntut untuk menjelaskan hak aktif, hak pasif, hak positif, dan hak negatif warga negara.

Jawab:

a. Penjelasan Ius Sanguinis dan Ius Soli

Ius sanguinis (asas keturunan) juga berasal dari bahasa latin, ius yang berarti hukum atau

pedoman, sedangkan sanguinis dari kata sanguis yang berarti darah atauketurunan. Jadi, ius

sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang berdasarkan darah atau keturunan. Asas ini

menetapkan seseorang mendapat warga negara jika orang tuanya adalah warga negara suatu negara. Misalkan seseorang yang lahir di Indonesia, namun orang tuanya memiliki kewarganegaraan dari negara lain, maka ia mendapat kewarganegaraan dari orang tuanya. Contoh negara yang menggunakan asas ini adalah negara China, Bulgaria, Belgia, Replublik Ceko, Kroasia, Estonia, Finlandia, Jepang, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, India, Irlandia, Israel, Italia, Libanon, Filipina, Polandia, Portugal, Rumania, Rusia, Rwanda, Serbia, Slovakia, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Turki, dan Ukraina.

Ius soli (asas kelahiran) berasal dari latin; ius yang berarti hukum atau pedoman,

sedangkan soli berasal dari kata solum yang berarti negeri, tanah atau daerah. Jadi, ius

soliadalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah kelahiran

(13)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 13

Contoh negara yang menganut asas kewarganegaran ini, yaitu negara Amerika Serikat, Brazil, Argentina, Bolivia, Kamboja, Kanada, Chili, Kolombia, Kosta Rika, Dominika, Ekuador, El Savador, Grenada, Guatemala, Guyana, Honduras, Jamaika, Lesotho, Meksiko, Pakistan, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay, Venuzuela, dan lain-lain.

b. Asas Kewarganegaraan yang Berlaku di Indonesia

Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 menyebutkan bahwa:

“Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara.” Dan Undang-undang kewarganegaraan yang baru ini tengah memuat asas-asas kewarganegaraan umum ataupun universal. Adapun asas-asas yang dianut dalam undang-undang ini antara lain:

1) Asas ius sanguinis (law of blood) merupakan asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.

2) Asas Ius Soli (law of the soil) secara terbatas merupakan asas yang menetukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini. 3) Asas kewarganegaraan tunggal merupakan asas yang menentukan satu kewarganegaraan

bagi setiap orang.

4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas merupakan asas yang menetukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.

Undang-undang kewarganegaraan pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam undang-undang ini merupakan suatu pengecualian. Mengenai hilangnya kewarganegaraan seorang anak hanya apabila anak tersebut tidak memiliki hubungan hukum dengan ayahnya, dan hilangnya kewarganegaraan ayah atatu ibu tidak secara otomatis menyebabkan kewarganegaraan seorang anak menjadi hilang.

Berdasarkan undang-undang ini anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita warga negara Indonesia (WNI) dengan pria warga negara asing (WNA), maupun anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNA dengan pria WNI, sama-sama diakui sebagai Warga Negara Indonesia.

(14)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 14

Anak tersebut akan berkewarganegaraan ganda, dan setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin maka anak tersebut harus menentukan pilihannya, dan pernyataan untuk memilih tersebut harus disampaikan paling lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 tahun atau setelah kawin.

Pemberian kewarganegaraan ganda ini merupakan perkembangan baru yang positif bagi anak-anak hasil perkawinan campuran. Namun perlu di telaah, apakah pemberian dua kewarganegaraan ini akan menimbulkan permasalahan baru dikemudian hari atau tidak, karena bagaimanapun memiliki kewarganegaraan ganda berarti tunduk kepada dua yurisdiksi, dan apabila dikaji dari segi hukum perdata internasional kewarganegaraan ganda memiliki potensi masalah, misalnya dalam hal penentuan status personal yang didasarkan pada asas nasionalitas, maka seorang anak berarti akan tunduk pada ketentuan negara nasionalnya. Bila ketentuan antara hukum negara yang satu dengan yang lainnya tidak bertentangan maka tidak ada masalah, namun bagaimana bila terdapat pertentangan antara hukum negara yang satu dengan yang lain, lalu pengaturan status personal anak itu akan mengikuti kaidah negara yang mana, dan bagaimana bila ketentuan yang satu melanggar asas ketertiban umum pada ketentuan negara yang lain.

c. Penjelasan dari hak aktif, hak pasif, hak positif, dan hak negatif warga negara:

1) Hak aktif merupakan hak warga negara untuk terlibat berpartisipasi serta ambil bagan dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik.

2) Hak pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap suatu perundang-undangan yang berlaku.

3) Hak positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara untuk kebutuhan hidup.

4) Hak negatif merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tagan negara dalam persoalan pribadi.

(15)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 15

5. Jelaskan pengertian konstitusi dan isinya serta sistem kewarganegaraan menurut UUD 1945!

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan tentang pengertian konstitusi. Kemudian menyebutkan isi dari konstitusi. Selanjutnya menjelaskan sistem kewarganegaraan menurut UUD 1945.

Jawab:

a. Pengertian Kosntitusi

Konstitusi atau Undang-undang Dasar (bahasa Latin: constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.

Dalam bentukan organisasi konstitusi menjelaskan bentuk, struktur, aktivitas, karakter, dan aturan dasar organisasi tersebut.

Jenis organisasi yang menggunakan konsep konstitusi termasuk: 1) Organisasi pemerintahan (transnasional, nasional atau regional). 2) Organisasi sukarela.

3) Persatuan dagang. 4) Partai politik.

(16)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 16

b. Isi Konstitusi

1) Berisi hal-hal yang mendasar, penting bagi negara umumnya bersifat garis-garis besar yang nanti dituangkan lebih lanjut dalam peraturan perudang-undangan dibawahnya. 2) Konstitusi negara umumya berisi tentang identitas organisasi negara, pola kekuasaan

negara, hubungan antar lembaga negara, hubungan dengan warga negara, aturan tentang perubahan kosntitusi.

3) Konstitusi negara mengandung pandangan hidup, cita-cita, dan falsafah yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa yang bersangkutan.

4) Dalam jenjang norma, konstitusi termasuk kelompok staatgrundgesetz atau aturan dasar atau pokok negara.

c. Sistem Kewarganegaraan Menurut UUD 1945

Pada asasnya ada beberapa sistem (kriteria umum) yang digunakan untuk menentukan siapa yang menjadi warga negara suatu negara. Kriteria tersebut yaitu:

1) Sistem Kewarganegaraan berdasarkan kelahiran a) Asas Ius Soli (Law of The Soli)

Asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan Negara tempat kelahiran.

b) Asas Ius Sanguinis (Law of The Blood)

Penentuan Kewarganegaraan berdasarkan keturunan/kewarganegaraan orang tuanya. 2) Masalah Kewarganegaraan

a) Apatride

Apatride terjadi apabila seorang anak yang Negara orang tuanya menganut asas Ius Soli lahir di Negara yang menganut Ius Sanguinis. Contoh: Seorang keturunan bangsa A (Ius Soli) lahir di negara B (Ius Sanguinis) Maka orang tsb bukan warga negara A maupun warga negara B.

b) Bipatride

Bipatride terjadi apabila seorang anak yang Negara orang tuanya menganut Ius Sanguinis lahir di Negara lain ynag menganut Ius Soli, maka kedua Negara tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga Negaranya. Contoh: Seorang keturunan bangsa C (Ius Sanguinis) lahir di negara D (Ius Soli).

(17)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 17

Sehingga karena ia keturunan negara C, maka dianggap warga negara C, tetapi negara D juga menganggapnya sebagai warga negara,karena ia lahir di negara D. c) Multipatride

Seseorang yang memiliki 2 atau lebih kewarganegaraan Contoh : Seorang yang bipatride juga menerima pemberian status kewarganegaraan lain ketika dia telah dewasa, dimana saat menerima kewarganegaraan yang baru ia tidak melepaskan status bipatridenya.

3) Sistem Kewarganegaraan berdasarkan Perkawinan a) Asas Kesatuan Hukum

Asas kesatuan hukum berangkat dari paradigma bahwa suami istri ataupun ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat, dan tidak terpecah. Dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakatnya, suami istri ataupun keluarga yang baik perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat.

Supaya terdapat keadaan harmonis dalam keluarga diperlukan kesatuan secara yuridis maupun dalam jiwa perkawinan, yaitu kesatuan lahir dan batín. Dan kesatuan hukum dalam keluarga ini tidak bertentangan dengan filsuf persamaan antara suami istri sehingga sekedar mencari manfaatnya bagi sang suami saja.

b) Asas Persamaan Derajat

Menurut asas persamarataan bahwa perkawinan sama sekali tidak mempengaruhi kewarganegaraan seseorang, dalam arti masing-masing istri atau suami bebas menentukan sikap dalam menen tukan kewarganegaraanya.

Asas ini menghindari terjadinya penyelundupan hukum, misalnya seseorang yang berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu Negara dengan cara atau berpura-pura melakukan pernikahan dengan pasangan di Negara tersebut.

(18)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015 Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 18

4) Sistem Kewarganegaraan berdasarkan Naturalisasi

Adalah suatu perbuatan hukum yang dapat menyebabkan seseorang memperoleh status kewarganegaraan. Misal: seseorang memperoleh status kewarganegaraan akibat dari pernikahan, mengajukan permohonan, memilih/menolak status kewarganegaraan.

a) Naturalisasi Biasa

Yaitu suatu naturalisasi yang dilakukan oleh orang asing melalui permohonan dan prosedur yang telah ditentukan.

b) Naturalisasi Istimewa

Yaitu kewarganegaraan yang diberikan oleh pemerintah (presiden) dengan persetujuan DPR dengan alasan kepentingan negara atau yang bersangkutan telah berjasa terhadap negara.

Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan naturalisasi digunakan dua stelsel, yaitu:

1) Stelsel aktif, yakni untuk menjadi warga negara pada suatu negara seseorang harus melakukan tindakan-tindakan hukum secara aktif.

2) Stelsel pasif, yakni seseorang dengan sendirinya dianggap sebagai warga negara tanpa melakukan sesuatu tindakan hukum.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses hemodialisa diperlukan suatu mesin hemodialisa dan suatu saringan sebagai ginjal tiruan yang disebut dializer, yang digunakan untuk menyaring dan membersihkan darah

Transformasi organisasi dalam lingkungan Pascasarjana UIN Alauddin menca- kup visi, budaya, strategi, dan struktur. Visi yang dikembangkan adalah visi individu, terpisah

Hal ini dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis yang mengatakan bahwa ada pengaruh jumlah lapis head sleeve dengan menggunakan 2 lapis dan 3 lapis terhadap

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri YogyakartaA. Diperiksa oleh :

Pada saat obyek yang sudah dibuat tersebut memanggil overridden method pada parent class, kompiler Java akan melakukan invocation (pemanggilan) terhadap

Dengan mengimplementasikan interface Comparable kita hanya bisa menentukan satu cara saja untuk membandingkan object-object dari class Mahasiswa, untuk contoh sebelumnya, yang

Hukum Tanah Nasional yang diatur dalam Undang-Undang No.5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) Undang-Undang No 5 tahun 1960, pada Penjelasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ekstrak ragi dalam medium kultur berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang dan jumlah akar plantlet anggrek dendrobium