• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN ASSESMEN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN ASSESMEN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN ASSESMEN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MURID KELAS V

SD NEGERI 17 BONTOSUNGGU KECAMATAN MA’RANG KABUPATEN PANGKEP

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

CITRA AYUSRIANI 10540 9480 14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangandibawahini:

Nama : Citra Ayusriani

Stambuk : 10540 9480 14 Program Studi : Strata Satu (S1)

Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Assesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Murid Kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juni 2018 Yang membuat pernyataan

(6)

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Citra Ayusriani

Stambuk : 10540 9480 14 Program Studi : Strata Satu (S1)

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

JudulSkripsi : Pengaruh Penggunaan Assesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Murid Kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun). 2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juni 2018 Yang Membuat Perjanjian

(7)

MOTtO DAN PERSEMBAHAN

Rencana kita tidak lebih besar dari rencana Tuhan

Berdoa, berusaha dan melakukan yang terbaik adalah cara yang utama. Yakin dan percaya bahwa usaha sebanding dengan apa yang kita dapatkan.

(Citra Ayusriani)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan ) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh(urusan) yang lain, dan hanya kepada tuhanmulah kamu berharap”

(QS Al Insyirah :6-7)

Kupersembahkan karya ini buat: Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku, atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

(8)

ABSTRAK

CITRA AYUSRIANI. 2018. Pengaruh Penggunaan Assesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. Muhammad Basri dan pembimbing II Hj. Rahmiyah B.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah penggunaan assesmen Portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Assesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk Pretest Posttest Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding (kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Assesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SDN 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep. Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V sebanyak 24 orang.

Hasil Penelitian berdasarkan analisis statistik deskriptif penggunaan tugas Portofolio terhadap pembelajaran PKn siswa positif, hasil belajar PKn siswa dengan menggunakan Portofolio menunjukkkan hasil belajar yang lebih baik (rata-rata = 81,88) dari pada sebelum diterapkan Portofolio (rata-rata = 41,5). Hasil analisis statistik inferensial menggunakan rumus uji t, diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah 16,41 dengan frekuensi db = 24–1 = 23, sedangkan t Tabel diperoleh = 1,71387, maka dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel berarti hipotesis alternatif (Ha) Assesmen Portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar PKn murid kelas V diterima dan hipotesis nol (Ho) Assesmen Portofolio tidak berpengaruh terhadap hasil belajar PKn murid kelas V ditolak.

Hal ini membuktikan bahwa ada Pengaruh Penggunaan Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SDN 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta‟ala, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad Shalallahu „alaihi wa sallam, beserta keluarganya yang mulia, sahabatnya yang tercinta, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman memberikan Rahmat, Taufik, dan

Hidayah-Nya.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan

berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tulus dan ikhlas

memberikan motivasi kepada penulis. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini,

dengan penuh kerendahan hati, penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak atas segala bantuan

yang telah diberikan atas terselesainya skripsi ini.

Penulis hanturkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua,

saudara dan sahabatku, teriring sujud dan terima kasihku kepada mereka orang

tuaku tercinta, Ayahanda Taslim dan Ibunda Juheriah yang tidak pernah

sedikitpun melewatkan hidupnya untuk mencurahkan pikiran, semangat, kasih sayang dan do‟anya yang tulus selama ini hingga selesainya studi (S1) penulis, mudah-mudahan saya bisa menjadi seperti orang yang ibu bapak harapkan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada

(10)

Dra.Hj.Rahmiyah B, M.Si., Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk

mencurahkan segenap perhatian, arahan, dorongan, dan semangat serta

pandangan-pandangan dengan penuh rasa kesabaran sehingga dapat membuka

wawasan berpikir yang sangat berarti bagi penulis sejak penyusunan proposal

hingga skripsi ini selesai.

Penulis juga hanturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada

Dr.H.Abd Rahman Rahim.,SE,MM., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar., Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,P.hD ., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulfasyah, MA.,Ph.D., ketua

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, Fitriani Saleh, S.Pd.,M.Pd., Sekretaris

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, Irmawanty S.Si.,M.Si., Penasehat

Akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses

perkuliahan, Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar yang telah ikhlas mentransfer ilmunya kepada penulis, serta seluruh staf

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bantuan dan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga kepada Hj. ST. Bahra, S.Pd.MM., kepala sekolah SDN 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep, dan Bapak/Ibu guru SDN 17 Bontosunggu atas segala bimbingan, kerjasama, dan

bantuannya selama penulis mengadakan penelitian. Tidak lupa pula penulis

(11)

kelas V atas kerjasama, motivasi serta semangatnya dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi

manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin

Makassar, Mei 2018

(12)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK .. ... vii KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR .. ... xiv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 9 B. Kerangka Pikir ... 36 C. Hipotesis ... 38

(13)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 40

C. Definisi Operasional Variabel ... 40

D. Populasi dan Sampel ... 41

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47

B. Deskripsi Data Penelitian ... 51

C. Analisis Data Penelitian ... 52

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

(14)

DAFTAR PUSTAKA... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.1 Desain Penelitian ...

39

3.2 Keadaan Populasi Penelitian ...

41

3.3 Keadaan Sampel Penelitian ...

42

4.1 Data Hasil Belajar Pretest ...

53

4.2 Data Statistik Hasil Belajar Pretest ...

54

4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Pretest ...

54

4.4 ... Analisis Ketuntasan Hasil Belajar ... 55

4.5 Data Hasil Belajar Posttest .. ... 56

4.6 ... Data Statistik Hasil Belajar Posttest ... 57

4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Posttest... 57

4.8 ... Ketuntasan Hasil Belajar Posstest ... 58

(16)

4.9 Distribusi Frekuensi Pretest ... 58

4.10 Distribusi Frekuensi Posstest ... 60

4.11 Hasil Observasi Aktivitas Murid ... 62

(17)
(18)
(19)

DAFTAR GAMBAR Gambar

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 38

(20)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mata pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) merupakan salah

satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam pendidikan

nasional. Mata pelajaran PKn membekali siswa dengan berbagai kemampuan

tentang cara bersosialisasi dan berinteraksi baik di lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, keterlibatan siswa dalam kegiatan

belajar mata pelajaran PKn dapat memberikan pengaruh terhadap prestasi

belajar yang maksimal.

Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan dan

kemajuan belajar siswa. Apabila siswa memperoleh prestasi belajar yang

rendah, maka siswa tersebut secara akademik belum berhasil. Sebaliknya

apabila siswa memperoleh nilai prestasi belajar yang tinggi maka secara

akademik telah berhasil untuk meningkatkan prestasi belajar PKn yang dicapai

siswa, maka tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Sumarna (2004:71) menerangkan bahwa penilaian portofolio

merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik

(student achievement) melalui evaluasi umpan balik dan penilaian sendiri (self

achievement). Penilaiaan portofolio peserta didik dapat menunjukkan perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

dari waktu kewaktu dan juga dibandingkan dengan avidence peserta didik lain.

(21)

pada proses belajar yang menyenangkan dikarenakan murid belajar dengan

penuh variasi, tidak monoton dan menjadikan lingkungan masyarakat sebagai

sumber belajar. Proses penting dari peran guru dalam menggunakan portofolio

(a) sebelum pengajaran atau pemberian nilai dimulai (b) selama pengajaran dan

pemberian nilai berlangsung (c) setelah pengajaran atau pemberian nilai.

Syaiful Bahri Djamarah (2013: 68) mengemukakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa adalah faktor yang

ada dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor yang

ada dalam diri siswa seperti faktor fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor

yang berasal dari luar diri siswa seperti faktor lingkungan dan faktor

instrumental yang terdiri dari kurikulum, program, guru, sarana dan fasilitas

dalam hal ini termasuk media pembelajaran.

Media memiliki konstribusi yang sangat penting terhadap proses

pembelajaran, antara lain penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih

berstandar, pembelajaran dapat lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih

interaktif, waktu pelaksanaan pembelajaran dapat lebih diperpendek, kualitas

pembelajaran dapat ditingkatkan, proses pembelajaran dapat berlangsung

kapanpun dan dimanapun diperlukan, sikap siswa terhadap materi

pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan dan peran guru

berubah ke arah yang positif, artinya guru tidak menempatkan diri sebagai

satu-satunya sumber. Hal ini berarti media pembelajaran tidak dapat dipisahkan

dari kegiatan belajar, karena dengan media pembelajaran menjadikan proses

(22)

Pendidikan merupakan suatu pengajaran yang diberikan kepada

seseorang, pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk mendidik pelajar agar

dapat memahami teori maupun praktik langsung terhadap pelajaran yang

bersangkutan. Pada umumnya pendidikan yang dapat berguna tidak hanya bagi

diri sendiri tapi juga dapat berdampak positif kepada orang lain bahkan pada

bangsa dan negara. Untuk dapat menjadi hal positif bagi banyak orang dan bagi

bangsa dan negara maka sangat penting bagi seseorang menerima Pendidikan

Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan telah didapat oleh pelajar di

Indonesia semenjak duduk di bangku Sekolah Dasar ( SD) hanya tetapi pada

Sekolah Dasar Pendidikan Kewarganegaraan memiliki nama yang di singkat

PKn ( Pendidikan Kewarganegaraan).

Oleh karena itu penggunaan portofolio merupakan salah satu bagian

penting dalam suatu proses pembelajaran yang terkait dengan pencapaian hasil

belajar murid. Pola penggunaan portofolio yang baik dapat memberikan

konstribusi positif terhadap proses belajar dan akan berpengaruh pada hasil

belajar murid.

Menurut Marjono (Mulyadi, 2005) untuk murid pada jenjang sekolah

dasar yang harus diutamakan adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin

tahu dan daya kritis anak terhadap suatu masalah. Fenomena diatas

menunjukkan bahwa sistem penilaian yang digunakan dalam mengukur hasil

belajar murid sangat berpengaruh terhadap strategi pembelajaran yang

dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Sistem penilaian yang benar adalah

(23)

Tujuan pembelajaran PKn dapat dirangkum dalam tiga aspek sasaran

pembelajaran yaitu penguasaan konsep, pengembangan keterampilan proses

atau kerja murid dan penanaman sikap dan moral. Oleh karena itu agar

informasi hasil belajar murid dapat terungkap secara menyeluruh, maka

diperlukan adanya pengukuran terhadap ketiga aspek tersebut. Sehingga

sasaran dari penilaian di sekolah dasar meliputi semua komponen yang

menyangkut proses dan hasil belajar murid dalam kegiatan belajar mengajar

dapat tercapai. Tentunya dibutuhkan alat penilaian alternatif yang diasumsikan

dapat memenuhi hal tersebut diantaranya adalah tes kinerja (performance test)

dan jenis penilaian alternatif lainnya seperti penilaian produk, portofolio dan

penilaian lainnya.

Adanya performance dapat meningkatkan kemampuan murid, guru

dapat membantu kemampuan murid melalui karya yang dihasilkan siswa,

tentunya hal ini tidak didapatkan dengan tes yang mengandalkan kertas dan

pensil. Dengan menggunakan portofolio pada murid, dapat dikumpulkan

bukti-bukti kemajuan murid secara aktual yang dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

Portofolio adalah kumpulan hasil karya murid, sebagai hasil

pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau boleh murid bersama

guru, sebagai bagian usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi

yang ditentukan dalam kurikulum, sebagai instrumen penilaian, portofolio

difokuskan pada dokumen tentang kerja murid yang produktif, yaitu bukti apa

(24)

pembelajaran PKn khususnya disatuan pendidikan tingkat Sekolah Dasar, guru

bersama murid benar-benar dituntut untuk dapat memberikan pengalaman

belajar yang baik sehingga pemahaman tentang pelajaran benar-benar dapat

diwujudkan. Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaran PKn adalah

bagaimana menggali informasi yang menyeluruh terhadap kompetensi murid

sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien.

Berdasarkan observasi awal di kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu

pada hari Senin, 05 Februari 2018 jam 07.00-13.00 WIB dengan jumlah murid

24 orang. 12 orang laki-laki dan 12 orang perempuan, didapatkan informasi

dari salah seorang guru PKn yang berinisial ibu N yang mengajar di SD Negeri

17 Bontosunggu mengatakan nilai murid pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan masih rendah dengan yang dilihat dari hasil pekerjaan

murid. Rendahnya nilai murid terhadap mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan melahirkan opini dan anggapan dikalangan murid bahwa

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) itu merupakan mata pelajaran yang

membosankan dan kurang menantang belajar. Ini disebabkan karena proses

pembelajaran guru secara monoton sehingga siswa kurang aktif dan

berpartisipasi di dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan pengamatan,

terutama terhadap pembelajaran PKn di Sekolah Dasar, proses penilaian yang

dilakukan selama ini semata-mata hanya menekankan pada penugasan konsep

(kognitif) yang dijaring dengan tes tulis obyektif dan subyektif sebagai alat

ukurnya. Sehingga kondisi seperti ini menyebabkan guru kurang fokus pada

(25)

mendorong murid menghafal pada setiap kali akan diadakan tes harian atau tes

hasil belajar.

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran PKn

kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu bahwa nilai rendah yang di dapat murid

pada mata pelajaran PKn adalah 65 dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

untuk mata pelajaran PKn di sekolah tersebut adalah 70,00. Hasil belajar murid

kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu pada mata pelajaran PKn terlihat bahwa

rata-rata perolehan nilai murid adalah 68 dari 24 murid dengan 10 murid yang

mendapatkan nilai di bawah KKM yang berarti 40% murid yang tidak tuntas

atau tidak mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dalam Kriteria

Ketuntasan Minimal sedangkan murid yang tuntas sebanyak 14 orang murid

atau persentase sekitar 60% di SD Negeri 17 Bontosunggu.

Oleh karena itu peneliti termotivasi untuk melihat pengaruh yang terjadi

terhadap hasil belajar murid pada mata pelajaran PKn kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep dengan penggunaan portofolio. Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil belajar murid yang

disusun secara sistematis sesuai dengan panduan dan digunakan untuk melihat

perkembangan proses belajar murid dalam waktu tertentu. Dengan penilaian

portofolio orang tua dituntut ikut andil dalam menilai setiap perkembangan

hasil belajar murid dari hari ke hari.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

(26)

Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Murid Kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah ” Apakah assesmen portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran PKn Murid kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui assesmen portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran PKn Murid kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh penggunaan

portofolio terhadap hasil belajar dan menjadi referensi dalam meningkatkan

kemampuan mengajar guru dengan memanfaatkan penggunaan penilaian

sistem portofolio. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan alternatif

untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran disekolah pada

(27)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media

pembelajaran PKn. Penelitian ini juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kreatifitas guru dalam mengatasi masalah kegiatan belajar

mengajar.

b. Bagi Pemerintah

Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang menjunjung

tinggi nilai-nilai spiritual sehingga mendorong kemajuan pendidikan

Indonesia.

c. Bagi Mahasiswa

Aktualisasi tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian,

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model secara harfiah berarti “bentuk”, dalam pemakaian secara umum model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukurannya yang

diperoleh dari beberapa sistem.

Sedangkan menurut Agus Suprijono (2011: 45), model diartikan sebagai

bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang

atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.Pengertian

menurut Syaiful Sagala (2005: 175) sebagaimana dikutip oleh Indrawati dan

Wanwan Setiawan (2009: 27), mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan

belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan

guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Dari

beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman

dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 9

(29)

a. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

b. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas. Misalnya model Synectic yang tujuannya untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.

c. Memiliki bagian-bagian model pelaksanaan, yaitu (1) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) system sosial, dan (4) system pendukung.

d. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi : dampak penggiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. e. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman

model pembelajaran yang dipilihnya. c. Karakteristik Model Pembelajaran

Ismail yang dikutip oleh Rachmadi Widdiharto (2004: 3) menyebutkan

bahwa istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak

dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu:

1) Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya

2) Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut berhasil

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai

Rangke L Tobing, dkk sebagimana dikutip oleh Indrawati dan Wanwan

Setiawan (2009: 27) mengidentifikasi lima karakteristik suatu model

(30)

1) Prosedur ilmiah Suatu model pembelajaran harus memiliki suatu prosedur

yang sistematik untuk mengubah tingkah laku peserta didik atau memiliki

sintaks yang merupakan urutan langkah-langkah pembelajaran yang

dilakukan guru-peserta didik.

2) Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan Suatu model pembelajaran

menyebutkan hasil-hasil belajar secara rinci mengenai penampilan peserta

didik.

3) Spesefikasi lingkungan belajar Suatu model pembelajaran menyebutkan

secara tegas kondisi lingkungan di mana respon peserta didik diobservasi.

4) Kriteria penampilan Suatu model pembelajaran merujuk pada kriteria

penerimaan penampilan yang diharapkan dari para peserta didik. Model

pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari peserta

didik yang dapat didemonstrasikannya setelah langkahlangkah mengajar

tertentu.

5) Cara-cara pelaksanaannya Semua model pembelajaran menyebutkan

mekanisme yang menunjukkan reaksi peserta didik dan interaksinya

dengan lingkungan.

Guru sebagai perancang pembelajaran harus mampu mendisain seperti apa

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Model pembelajaran merupakan

disain pembelajaran yang akan dilaksanakan guru di dalam kelas. Dengan

melihat beberapa ciri khusus dan karakteristik model pembelajaran

tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum mengajar, guru harus

(31)

pembelajaran, guru dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai

dengan pola, tujuan, tingkah laku, lingkungan dan hasil belajar yang

direncanakan. Dengan demikian proses pembelajaran akan berjalan

dengan baik dan tepat sesuai dengan mata pelajarannya.

2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Istilah belajar adalah hal yang lumrah kita dengar dalam kehidupan

sehari-hari. Untuk mengetahui lebih jauh akan dikemukakan beberapa

pendapat. Menurut R. Gagne (Suprijono, 2013:2) mengemukakan bahwa

belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang

melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari

proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah.

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pada individu. Harold Spears (Suprijono, 2013) menyebutkan bahwa yang

dimaksud dengan belajar adalah mengamati membaca, meniru, mencoba

sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Pengertian itu dipertegas lagi

Sunaryo (Suprijono, 2013:5) yang menyatakan belajar adalah perubahan

tingkah laku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Dari

kegiatan belajar akan terlihat sebagai perubahan tingkah laku. Dari hasil

pengalaman-pengalaman inilah yang akan membentuk pribadi individu kearah

kedewasaan.

Menurut Sunaryo (Komalasari, 2010:2) mengemukakan bahwa belajar

(32)

perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku

yang positif, artinya untuk mencari kesempurnaan hidup.

Adapun pengertian belajar menurut W.S. Winkel (Susanto, 2013:4)

adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara

seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif

konstan dan berbekas.

Abdurrahman, (2012:19) menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu

proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang

biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap. Seperti yang dikemukakan Sudjana (Rusman, 2013:1) belajar juga

merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja

dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau

pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan

perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun bertindak.

b. Hasil Belajar

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami

(33)

murid, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai

hasil dari kegiatan belajar.

Untuk mengetahui meningkat atau tidaknya dalam pembelajaran di dalam

kelas, seorang guru harus mengetahui hasil belajar setiap murid. Definisi hasil

belajar menurut Nana Sudjana (2009:43) adalah kemampuan yang dimiliki

murid setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Sadiman

AM (2009:15), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Pengertian hasil belajar

menurut Sumarso (2009:29) adalah segala sesuatu yang diperoleh, dikuasai

atau merupakan hasil proses belajar mengajar. Berdasarkan ketiga pendapat

dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang didapat

melalui pengalaman belajar setelah mengalami aktivitas belajar yang kemudian

mengartikan hal-hal yang mereka dapatkan serta kemudian diterjemahkan,

ditafsirkan dan dibuat kesimpulan atau rangkuman dan dapat menjelaskan

dengan kata-kata atau bahasa murid sendiri.

Menurut Benjamin S. Bloom (Abdurrahman, 2012:26) mengatakan

bahwa ada tiga ranah hasil belajar, yaitu kognitif yang berhubungan dengan

wawasan murid, afektif yang berhubungan dengan perilaku murid dan

psikomotorik yang berhubungan keterampilan murid. Hasil belajar merupakan

keluaran (output) dari suatu sistem proses masukan (input). Masukan dari

sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya

adalah perbuatan atau kinerja (performance). Secara sederhana, yang dimaksud

(34)

melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses

dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan

instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan pembelajaran. Anak yang

berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran atau tujuan instruksional.

Penilaian hasil belajar murid mencakup segala hal yang dipelajari di

sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada murid. Berdasarkan

pendapat tentang hasil belajar di atas maka kegiatan belajar mengajar dapat

digunakan sebagai ukuran tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan

murid setelah melakukan kegiatan belajar dalam bidang tertentu.

c. Tujuan Hasil Belajar 1. Tujuan Umum

a) Untuk menghimpun data tentang taraf kemajuan dan perkembangan peserta

didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu

tertentu. (Sampai dimana keberhasilan mereka dalam mencapai tujuan

kurikuler).

b) Untuk mengetahui efektivitas metode pengajaran yang digunakan dalam

proses pembelajaran.

2.Tujuan Khusus

(35)

b) Untuk mencari faktor keberhasilan dan kegagalan peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran

d. Fungsi Hasil Belajar

Secara umum evaluasi (penilaian) memiliki banyak fungsi antara lain:

1. Fungsi selektif. Dengan evaluasi, guru dapat menyeleksi peserta tes (murid)

dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan tujuan ini

beberapa hal yang dapat diambil dari evaluasi adalah:

a) Menentukan layak diterima atau tidak seorang peserta tes.

b) Menentukan layak dinaikkan atau tidak seorang murid ke kelas

berikutnya.

c) Menentukan layak dilepas atau tidak seorang murid dari lembaga tempat

belajar.

d) Menentukan murid yang layak untuk menerima beasiswa.

2. Fungsi diagnosa. Untuk mengetahui dalam hal apa seorang murid

mempunyai kelemahan dalam belajar.

3. Fungsi penempatan. Dengan hasil evaluasi yang diperoleh, guru dapat

menentukan di mana posisi anak yang tepat.

4. Fungsi pengukuran keberhasilan. Dalam hal ini adalah keberhasilan program.

Termasuk pencapaian tujuan dan metode serta penggunaan sarana.

Lebih spesifik fungsi evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan dalam

PBM di sekolah adalah:

a. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses

(36)

b. Untuk mengetahui apakah mata pelajaran yang kita ajarkan dapat kita

lanjutkan dengan bahan yang baru ataukah kita harus mengulangi.

c. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah

seorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus

mengulang.

d. Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah

sesuai dengan kapasitasnya atau belum.

e. Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk kita

lepaskan kedalam masyarakat atau ke lembaga pendidikan yang lebih

tinggi.

f. Untuk mengadakan seleksi.

g. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan dalam proses

belajar mengajar.

e. Manfaat Hasil Belajar 1. Bagi murid:

Murid dapat mengetahui sejauh mana dia telah berhasil mengikuti

pelajaran yang diberikan oleh guru.

2. Bagi guru:

a) Guru akan mengetahui murid mana yang sudah menguasai bahan

pelajarannya.

b) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi

(37)

c) Guru akan mengetahui apakah metode yang diberikan sudah tepat atau

belum.

3. Bagi sekolah:

a) Dengan evaluasi dapat diketahui kondisi belajar yang dilangsungkan di

sekolah.

b) Informasi guru tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah dapat merupakan

bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang

akan datang.

c) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat

digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah

sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari

bagusnya angka-angka yang diperoleh.

a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Wasliman (Susanto, 2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh

peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi, baik faktor internal, eksternal maupun formal, sebagai berikut:

a) Faktor Internal

Faktor internal merupakan merupakan faktor yang bersumber dari dalam

diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal

ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,

sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

(38)

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil

belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh

terhadap hasil belajar murid. Keluarga yang berantakan ekonominya,

pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya,

serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam

kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

c) Faktor Formal

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar murid, karena itu lingkungan

sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan

sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan murid,

alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan murid yang

kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya. Guru dituntut untuk

mengusai bahan pelajaran yang akan diajarkan dan memiliki tingkah laku yang

tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus menguasai bahan pelajaran

yang akan diajarkan dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar murid merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat

sejumlah faktor yang saling mempengaruhinya.

3. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang berfungsi

(39)

menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila atau Budaya seperti yang terdapat

pada kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan SD.

Menurut Susanto (2013:225) Pendidikan Kewarganegaraan adalah

sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral

yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral yang

diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan murid

sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat dan makhluk ciptaan

Tuhan yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali murid dengan

pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga

dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga

negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

b. Hakikat Ilmu Kewarganegaraan (PKn)

Menurut (Susanto, 2013:224) mengatakan bahwa tujuan pendidikan

diIndonesia diharapkan dapat mempersiapkan murid menjadi warga negara

yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Komitmen yang kuat dan konsisten

terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu

ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam

tentang NKRI seiring dengan empat pilar. Adapun empat pilar tersebut, adalah

(1) Pancasila, (2) Undang-Undang Dasar 1945, (3) Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan (4) Bhinneka Tunggal Ika. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

(40)

setiap aspek. Hal ini sangat berpengaruh besar terutama dalam dunia

pendidikan yang menuntut adanya inovasi baru yang dapat menimbulkan

perubahan, secara kualitatif yang berbeda dengan sebelumnya. Tanggung

jawab melaksanakan evaluasi diantaranya terletak pada penyelenggaraan

pendidikan di sekolah, dimana guru memegang peranan utama dan

bertanggung jawab menyebarluaskan gagasan baru, baik terhadap murid

maupun masyarakat melalui proses pembelajaran di kelas. Mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan ini merupakan suatu mata pelajaran yang

bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berlandaskan

pada Pancasila, Undang-Undang dan Norma-norma.

c. Tujuan Pembelajaran Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan sebagaimana tercantum

dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah yaitu untuk meningkatkan kesadaran dan

wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat,berbangsa dan bernegara serta peningkatan kualitas dirinya

sebagai manusia.

Menurut Mulyasa (Susanto 2013: 231) tujuan pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di sekolah dasar adalah untuk membentuk watak atau

karakteristik warga negara yang baik. Ada tiga tujuan mata pelajaran

(41)

1. Untuk menjadikan murid agar mampu berpikir secara kritis, rasional, dan

kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu Kewarganegaraan di

negaranya.

2. Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan secara aktif dan bertang-

gung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan.

3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup

bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan di sekolah dasar

ialah sebagai pemberian pemahaman dan kesadaran jiwa setiap anak didik

dalam mengisi kemerdekaan, dimana kemerdekaan bangsa Indonesia yang

diperoleh dengan perjuangan keras dan penuh pengorbanan harus diisi dengan

upaya membangun kemerdekaan, mempertahankan kelangsungan hidup

berbangsa dan bernegara perlu memiliki apresiasi yang memadai terhadap

makna perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan. Apresiasi

itu menimbulkan rasa senang, sayang, cinta, keinginan untuk memelihara,

melindungi dan membela negara. Untuk itulah Pendidikan Kewarganegaraan

penting diajarkan di sekolah sebagai upaya sadar menyiapkan warga yang

mempunyai kecintaan dan kesetiaan dan keberanian bela bangsa dan negara.

Mereka adalah para penerus bangsa yang akan mengisi bangsa ini pada

kehidupan yang datang. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang bersatu, berilmu

(42)

4. Penilaian Portofolio

a. Pengertian Penilaian Portofolio

Penilaian menurut Arnie Fajar (2003:90) dapat diartikan sebagai proses

pembelajaran yang dilakukan secara sistematis, untuk mengungkap kemajuan

murid secara individu untuk menentukan pencapaian hasil belajar. Penilaian ini

memiliki maksud sebagai berikut:

1) Melacak kemajuan murid (keeping track)

2) Mengecek ketercapaiaan kemampuan (checking up)

3) Mendeteksi kesalahan (finding out)

4) Menyimpulkan (summing up)

Penilaian portofolio disini diartikan sebagai kumpulan fakta atau bukti

dan dokumen yang berupa tugas – tugas yang terorganisir secara sistematis dari

seseorang secara individual dalam proses pembelajaran, selain juga diartikan

sebagai koleksi sistematis dari murid dan guru untuk menguji proses dan

prestasi belajar.

Woolfolk Benny A (2009: 177-178) mengemukakan beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam menggunakan penilaian portofolio:

a. Murid perlu dilibatkan dalam menentukan kriteria yang digunakan untuk

menilai sebuah portofolio.

b. Sebuah portofolio perlu berisi refleksi murid dan kritik terhadap diri

sendiri.

(43)

d. Portofolio dapat menunjukkan fungsi yang berbeda seiring dengan

berjalannya waktu.

e. Portofolio harus mencerminkan adanya pertumbuhan (growth).

f. Murid perlu mengetahui cara menciptakan dan menggunakan portofolio.

Menurut Sumarna (2004:71) menerangkan bahwa penilaian portofolio

merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik

(student achievement) melalui evaluasi umpan balik dan penilaian sendiri (self

achievement). Penilaiaan portofolio peserta didik dapat menunjukkan perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

dari waktu kewaktu dan juga dibandingkan dengan avidence peserta didik lain.

Penilaiaan portofolio menurut Sumarna (2004:72) memberikan kesempatan

pada murid dan guru untuk menelaah pekerjaan atau hasil karya antara lain:

1. Adanya kerjasama yang terpadu antara peserta didik dengan peserta didik

yang lain atau antara peserta didik dengan guru.

2. Peserta didik dapat memperbaiki hasil karya mereka.

3. Peserta didik berkonsentrasi pada karya individual atau karya kelompok.

4. Peserta didik memahami dan menggunakan kompetensi dasar dan

indikator untuk menilai hasil karya mereka.

Penilaian portofolio pada hasil belajar, murid memiliki kesempatan

yang lebih banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu kewaktu. Hal yang

paling penting dalam penilaian portofolio untuk menilai tugas adalah:

(44)

Penilaian portofolio menurut Sumarna (2004: 80) menerapkan prinsip

proses dan hasil, yaitu:

a. Proses belajar yang dinilai diperoleh dari catatan perilaku harian peserta

didik (anecdot) mengenai sikapnya dalam belajar antusias tidaknya dalam

mengikuti pelajaran dan sebagainya.

b. Penilaian hasil, meliputi penilaian hasil akhir suatu tugas yang diberikan

oleh guru.

Menurut Arnie Fajar (2003: 91) portofolio bukan merupakan objek,

melainkan perantara penilaian oleh murid dan guru yang menggambarkan

aktivitas dan proses yaitu mendorong murid untuk berdialog, merencanakan

tujuan, bekerjasama, memilih, membandingkan berbagi pengetahuan,

mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan, tetapi juga menguatkan dengan

argumen yang tepat. Penilaian portofolio memungkinkan guru untuk melihat

peserta didik sebagai individu yang masing – masing memiliki karakteristik,

kebutuhan, dan kelebihan tersendiri. Perbedaan penilaian portofolio dengan

penilaian tes menurut Sumarna (2004: 97) antara lain:

1. Menilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang

berkaitan dengan kinerja yang dinilai.

2. Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam

penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangan yang berlangsung selama

proses pembelajaran.

3. Menilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing – masing,

(45)

4. Mewujudkan proses penilaiaan yang kolaboratif.

5. Peserta didik menilai dirinya sendiri sebagai salah satu tujuan.

6. Hal yang mendapat perhatian dalam penilaian adalah kemajuan, usaha dan

pencapaian.

7. Terkait erat antara kegiatan penilaian, pengajaran dan pembelajaran.

b. Fungsi Penilaian Portofolio

Penilaian di sini berfungsi sebagai alat untuk mengetahui seberapa

berhasilkah proses belajar mengajar yang terjadi. Selain itu juga sebagai

perbaikan dalam melakukan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru

dan murid. Dan juga sebagai laporan kemajuan belajar siswa yang diberikan

kepada orang tua agar orang tuanya mengetahui hasil belajar anaknya dalam

bentuk rapor yang biasanya diberikan pada akhir semester.

Fungsi penilaian yang lainnya di sini bukan hanya untuk menentukan

kemajuan belajar murid, tetapi sangat luas. Fungsi penilaian adalah sebagai

berikut:

(a) Penilaian membantu murid merealisasikan dirinya untuk mengubah atau

mengembangkan perilakunya.

(b) Penilaian membantu murid mendapat kepuasan atas apa yang telah

dikerjakannya.

(c) Penilaian membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar

yang digunakannya telah memadai.

(46)

Fungsi penilaian sebagai alat untuk membantu siswa dalam

mewujudkan dan mengubah perilakunya sesuai dengan tata tertib yang ada.

Disini juga murid mendapat kepuasan atas apa yang dikerjakannya yang berupa

nilai. Apabila mereka sungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu maka hasil

yang didapatkan akan bagus sehingga mereka akan puas dengan hasil yang

didapatkannya. Penilaian juga membantu guru dalam menetapkan metode yang

digunakan telah tepat diterapkan.

c. Tujuan Penilaian Portofolio

Tujuan dari penilaian menurut Nana Sudjana, (2009: 4) adalah sebagai

berikut :

1) Mendeskripsikan kecakapan belajar murid sehingga dapat diketahui

kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran

yang ditempuh.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni

seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para murid ke arah

tujuan pendidikan yang diharapkan.

3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan

penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi

pelaksanaannya.

4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah,

(47)

Dari pendapat di atas, penilaian mempunyai tujuan mendeskripsikan

hasil belajar murid sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan murid

dalam proses pembelajaran tersebut. Selain itu juga dapat mengetahui

keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, di sini dapat terlihat

berhasil tidaknya guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Apabila

hasilnya kurang baik maka dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan

proses pendidikan sehingga dapat memberikan pertanggungjawaban terhadap

pihak sekolah.

d. Prinsip Penilaian Portofolio

Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas

pendidikan, maka upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya

memperhatikan beberapa prinsip dan prosedur penilaian. Prinsip penilaian

menurut Nana Sudjana (2009: 9) yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1) Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga

jelas abilitas (segi) yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian dan

interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan atau rambu-rambu dalam

merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku dan buku

pelajaran yang digunakan.

2) Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar

mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap saat proses

belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.“Tiada proses

(48)

setiap guru. Prinsip ini mengisyaratkan pentingnya penilaian formatif

sehingga dapat bermanfaat baik bagi murid maupun guru.

3) Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan

prestasi dan kemampuan murid sebagaimana adanya, penilaian harus

menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif. Dengan

sifat komprehensif dimaksudkan segi atau abilitas yang dinilainya tidak

hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.

4) Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya.

Dalam melakukan penilaian, guru harus berpatokan terhadap

kurikulum yang berlaku dan buku pelajaran yang digunakan. Sehingga dalam

merancang penilaian hasil belajar murid lebih jelas. Penilaian dilakukan pada

setiap saat proses pembelajaran sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.

Agar diperoleh hasil belajar yang objektif sesuai dengan kemampuan murid

maka menggunakan berbagai alat penilaian. Apabila hasil belajar murid kurang

baik maka guru bertanggungjawab penuh terhadap murid sampai murid

tersebut memperoleh hasil yang baik. Dalam menilai hasil belajar murid, guru

hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dalam penilaian agar hasilnya

sesuai.

a. Elemen- Elemen Penilaian Portofolio 1. Sampel Karya Siswa

Sampel karya siswa menunjukkan perkembangan belajarnya dari waktu ke

waktu. Sampel tersebut dapat berupa tulisan/karangan, audio atau video. Isi

(49)

pembelajaran, preferensi guru, maupun preferensi siswa. Asesmen portoflolio

menilai proses maupun hasil. Oleh karena itu proses dan hasil sama

pentingnya. Meskipun asesmen ini bersifat berkelanjutan, yang berarti proses

mendapatkan porsi penilaian yang besar (bandingkan dengan asesmen

konvensisonal yang hanya menilai hasil belajar) tetapi kualitas hasil sangat

penting. Dan memang, penilaian proses yang dilakukan tersebut sesungguhnya

memberi kesempatan.

2. Evaluasi Diri dalam Asesmen Portofolio

Evaluasi diri merupakan analisis terhadap sikap dan proses belajar siswa,

dimana informasi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan

dan proses belajar yang berkelanjutan. Dalam asesmen portofolio, evaluasi diri

merupakan komponen yang sangat penting.

3. Kriteria Penilaian yang Jelas dan Terbuka

Kriteria tersebut dalam hal ini mencakup prosedur dan standar penilaian.

Para ahli menganjurkan bahwa sistem dan standar asesmen tersebut ditetapkan

bersama-sama dengan siswa, atau paling tidak diumumkan secara jelas.

Adanya kriteria penilaian terkait dengan tujuan pembelajaran. Dalam asesmen

portofolio, yang mungkin ada adalah tujuan kelas dan individual. Karena itu,

Salvia dan Ysseldyke mengatakan bahwa harus jelas tujuan dan ranah belajar

yang hendak dicapai.

(50)

Dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, guru harus dapat

merumuskan tujuan-tujuan pengajaran agar proses pembelajaran dapat

terlaksana dengan baik sehingga fungsi penilaian dapat terwujud dan dapat

memberikan gambaran terhadap penyusunan alat penilaian. Setelah itu guru

harus mengkaji kembali materi pengajaran, apakah sudah sesuai dengan

kurikulum dan silabus ataukah belum untuk perbaikan dalam proses

pembelajaran dan penilaian. Guru harus dapat menyusun alat penilaian yang

cocok diterapkan di kelas yang sesuai dengan karakter anak didik sehingga

hasil dari penilaian tersebut sesuai dengan tujuan penilaian.

Berkaitan dengan prosedur penilaian, Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) telah mengeluarkan pedoman penilaian untuk kelompok

mata pelajaran iptek yang dapat digunakan oleh pendidik. Adapun prosedur

yang dimaksud meliputi:

1. Penentuan tujuan

Penentuan tujuan penilaian merupakan langkah awal dalam rangkaian

kegiatan penilaian secara keseluruhan, seperti untuk penilaian harian, tengah

semester, akhir semester, sehingga di sini jelas apa yang akan dinilai.

2. Penyusunan kisi-kisi

Kisi-kisi penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

kegiatan perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di dalam silabus, pendidik menunjukkan

keterkaitan antara standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

(51)

yang bersangkutan beserta teknik penilaian dan bentuk instrumen yang

digunakan.

3. Perumusan indikator pencapaian

Indikator pencapaian dikembangkan oleh pendidik berdasarkan

kompetensi dasar mata pelajaran tersebut.

4. Penyusunan instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penilaian meliputi tes dan non tes.

Langkah-langkah penyusunan instrumen disesuaikan dengan karakteristik

teknik dan bentuk butir instrumennya.

5. Telaah instrumen

Telaah instrumen dapat dianalisis secara kualitatif ataupun kuantitatif.

Telaah instrumen secara kualitatif dengan menelaah atau mereview instrumen

penilaian yang telah dibuat.Telaah mencakup substansi isi, konsep dan bahasa

yang digunakan. Berdasarkan hasil telaah tersebut dilakukan revisi terhadap

butir soal yang kurang baik.

6. Pelaksanaan penilaian

Penilaian untuk mata pelajaran iptek dilakukan melalui ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, penugasan dan

pengamatan dengan menggunakan instrumen yang sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian melalui ulangan dapat dilakukan

dalam bentuk tes tertulis dan tes praktik tergantung pada karakteristik mata

pelajaran.

(52)

Pengolahan hasil penilaian dilakukan oleh pendidik untuk

memberikan makna terhadap data yang diperoleh melalui penskoran.

Sedangkan untuk penafsiran hasil penilaian, guru membuat deskripsi hasil

penilaiannya.

8. Pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian

Hasil penilaian bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam

upaya mengetahui tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program

pembelajaran yang telah dilakukan, serta untuk perbaikan proses

pembelajaran selanjutnya. Pelaporan hasil penilaian oleh pendidik dan satuan

pendidikan disampaikan dalam bentuk angka pencapaian kompetensi (nilai),

disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.

f. Kelebihan dan Kelemahan Penilaian Portofolio

Kelebihan penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut :

1. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari

waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.

2. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan, dan

dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di

kelas.

3. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang

telah mereka kerjakan, baik di kelas maupun di luar kelas dalam rangka

implementasi program pembelajaran.

4. Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan

(53)

5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan

kemampuan mereka.

6. Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran.

7. Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan

masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik.

8. Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-assessment),

refleksi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).

9. Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi tetap

mengacu kepada kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang ditentukan.

10. Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk merancang dan

menilai kemampuan belajar.

11. Dapat digunakan untuk menilai yang heterogen antara peserta didik yang

pandai dan kurang pandai.

12. Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar

peserta didik.

Kelemahan penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut :

1. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.

2. Penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan bentuk

penilaian yang lain.

3. Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga

(54)

4. Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented,

kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas peserta didik akan terbelenggu

sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.

5. Orang tua peserta didik sering berpikir skeptid karena laporan hasil belajar

anaknya tidak berbentuk angka.

6. Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua, dan

peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.

7. Tidak tersediannya kriteria penilaian yang jelas.

8. Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat

dikuranginya penggunaan angka.

9. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.

10. Dapat menjebak peserta didik jika terlalusering menggunakan format yang

lengkap dan detail.

5. Pengajaran dan Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian penting dan juga integral dari keseluruhan

kegiatan belajar mengajar, dimana dengan kata lain evaluasi saling terkait

dengan kompon en-komponen lain dalam proses pengajaran. Menurut

Purwanto (2009:80) evaluasi yang dilakukan secara tidak benar dapat

mematikan semangat murid dalam belajar, sebaliknya evaluasi yang dilakukan

dengan baik dan benar seharusnya dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar

murid. Jadi dengan adanya evaluasi dapat membantu guru dalam memperbaiki

kualitas dan cara mengajar serta dapat menyemangati murid dalam belajar

(55)

Hal ini dikemukakan bahwa penilaian dan pengajaran merupakan dua hal yang

saling mendukung dalam proses pembelajaran, sehingga kegiatan belajar

mengajar yang efektif membutuhkan pengembangan dalam mengelola

pembelajaran yaitu terkait dengan bagaimana seorang guru mengajar dan

tentunya terkait dengan proses penilaian yang merupakan hal yang sangat

mendasar dalam suatu proses pembelajaran karena pengaruh terhadap metode

belajar murid dan juga terhadap sikap murid.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibutuhkan penilaian

alternatif dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar murid. Penilaian

yang digunakan di kelas merupakan pengembangan dari guru sendiri yang

meliputi hal-hal yang lebih jauh dari koleksi-koleksi tertulis karena dengan

menggunakan observasi dan hasil karya murid dalam proses penilaian dapat

memberikan informasi yang penting terkait pembelajaran.

d. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting

untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan penerapan konsep

diri. Keberhasilan proses pembelajaran dapat tercermin dari peningkatan mutu

lulusan yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diadakan peran aktif seluruh

komponen pendidikan terutama siswa yang berfungsi sebagai input sekaligus

calon output dan juga guru sebagai fasilitator. Guru harus mempunyai suatu

model pembelajaran yang efektif dan inovatif. Melalui model pembelajaran

portofolio murid dibawa pada proses belajar yang aktif dan proses belajar yang

(56)

portofolio merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan kemampuan peserta

didik (student achievement) melalui evaluasi umpan balik dan penilaian sendiri

(self achievement). Penilaiaan portofolio peserta didik dapat menunjukkan

perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

dari waktu kewaktu dan juga dibandingkan dengan avidence peserta didik lain.

Model ini akan membawa murid pada proses belajar aktif dan murid dibawa

pada proses belajar yang menyenangkan dikarenakan murid belajar dengan

penuh variasi, tidak monoton dan menjadikan lingkungan masyarakat sebagai

sumber belajar. Proses penting dari peran guru dalam menggunakan portofolio

(a) sebelum pengajaran atau pemberian nilai dimulai (b) selama pengajaran dan

pemberian nilai berlangsung (c) setelah pengajaran atau pemberian nilai.

(57)

Gambar 2.1: Bagan kerangka pikir penelitian

C. Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho: Assesmen Portofolio tidak berpengaruh terhadap hasil belajar PKn

murid kelas V .

Ha: Assesmen Portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar PKn murid

kelas V. Pembelajaran PKn Penggunaan portofolio Tes Hasil Belajar PKn ANALISIS Temuan

Ada pengaruh Tidak ada

pengaruh Pretest

(tes awal)

Posttest (tes akhir)

(58)
(59)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimen. Desain

penelitian yang digunakan adalah one group pretest, posttest design. Dalam

desain ini, sebelum perlakuan diberikan, kelas ekperimen terlebih dahulu

diberikan pretest (tes awal) kemudian diberikan perlakuan dengan menerapkan

portofolio. Setelah diberikan perlakuan, kelas eksperimen diberikan posttest

(tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan assesmen portofolio terhadap

hasil belajar PKn murid kelas V. Berikut merupakan tabel desain penelitian one

group pretest posttest design:

Tabel 3.1 Desain Penelitian Posttest-Only Control Group Design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Tes awal sebelum diberikan perlakuan

O2 : Tes akhir setelah diberikan perlakuan

X : Perlakuan kelompok eksperimen dengan menerapkan portofolio

Gambar

Gambar 2.1: Bagan kerangka pikir penelitian
Tabel 3.1 Desain Penelitian Posttest-Only Control Group Design
Tabel 3.3 Keadaan Sampel
Tabel  4.1    Data  Hasil  Belajar  Pretest  Murid  Kelas  V  SD  Negeri  17  Bontosunggu Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep
+7

Referensi

Dokumen terkait

siswa membuat karangan / meringkas mengenai hasil temuan dari berbagai referensi dengan mencantumkan sumbernya tentang hubungan pemanfaatan sumberdaya alam dengan pembangunan

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi kolon, patologi dari karsinoma sigmoid, karsinoma rektum, diagnosis dan pengelolaan

Salah satu kegiatan yang dapat menunjuang program pengembangan desa wisata di Desa Gerbosari yaitu pembuatan taman edukasi pertanian, namun kurangnya pengetahuan dan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur kapasitas perusahaan konstruksi Indonesia berdasarkan tangible dan intangible asset perusahaan yang digunakan untuk melaksanakan

Hasil strukturisasi elemen pengembangan industri kecil jamu menunjukkan bahwa sub elemen kunci pada elemen kebutuhan adalah : kebutuhan jaminan pasar produk jamu yang dihasilkan

Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-experimental bentuk one-group pretest-posttest design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan

Persiapan penelitian untuk mengetahui pengaruh aktivitas lotion bawang dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap zona hambat bakteri harus dipersiapkan dan tidak

Fase pertama ketika terdapat beberapa sukarelawan yang lancar menggunakan kedua bahasa yang akan dibuat kursus, mereka dapat membentuk komunitas dan mendaftar di inkubator,