PENGARUH PENGGUNAAN ASSESMEN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MURID KELAS V
SD NEGERI 17 BONTOSUNGGU KECAMATAN MA’RANG KABUPATEN PANGKEP
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
CITRA AYUSRIANI 10540 9480 14
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangandibawahini:
Nama : Citra Ayusriani
Stambuk : 10540 9480 14 Program Studi : Strata Satu (S1)
Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Assesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Murid Kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Juni 2018 Yang membuat pernyataan
SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Citra Ayusriani
Stambuk : 10540 9480 14 Program Studi : Strata Satu (S1)
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
JudulSkripsi : Pengaruh Penggunaan Assesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Murid Kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun). 2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Juni 2018 Yang Membuat Perjanjian
MOTtO DAN PERSEMBAHAN
Rencana kita tidak lebih besar dari rencana Tuhan
Berdoa, berusaha dan melakukan yang terbaik adalah cara yang utama. Yakin dan percaya bahwa usaha sebanding dengan apa yang kita dapatkan.
(Citra Ayusriani)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan ) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh(urusan) yang lain, dan hanya kepada tuhanmulah kamu berharap”
(QS Al Insyirah :6-7)
Kupersembahkan karya ini buat: Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku, atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
ABSTRAK
CITRA AYUSRIANI. 2018. Pengaruh Penggunaan Assesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. Muhammad Basri dan pembimbing II Hj. Rahmiyah B.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah penggunaan assesmen Portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Assesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk Pretest Posttest Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding (kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Assesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SDN 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep. Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V sebanyak 24 orang.
Hasil Penelitian berdasarkan analisis statistik deskriptif penggunaan tugas Portofolio terhadap pembelajaran PKn siswa positif, hasil belajar PKn siswa dengan menggunakan Portofolio menunjukkkan hasil belajar yang lebih baik (rata-rata = 81,88) dari pada sebelum diterapkan Portofolio (rata-rata = 41,5). Hasil analisis statistik inferensial menggunakan rumus uji t, diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah 16,41 dengan frekuensi db = 24–1 = 23, sedangkan t Tabel diperoleh = 1,71387, maka dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel berarti hipotesis alternatif (Ha) Assesmen Portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar PKn murid kelas V diterima dan hipotesis nol (Ho) Assesmen Portofolio tidak berpengaruh terhadap hasil belajar PKn murid kelas V ditolak.
Hal ini membuktikan bahwa ada Pengaruh Penggunaan Portofolio Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SDN 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep.
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta‟ala, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad Shalallahu „alaihi wa sallam, beserta keluarganya yang mulia, sahabatnya yang tercinta, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman memberikan Rahmat, Taufik, dan
Hidayah-Nya.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan
berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tulus dan ikhlas
memberikan motivasi kepada penulis. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini,
dengan penuh kerendahan hati, penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak atas segala bantuan
yang telah diberikan atas terselesainya skripsi ini.
Penulis hanturkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua,
saudara dan sahabatku, teriring sujud dan terima kasihku kepada mereka orang
tuaku tercinta, Ayahanda Taslim dan Ibunda Juheriah yang tidak pernah
sedikitpun melewatkan hidupnya untuk mencurahkan pikiran, semangat, kasih sayang dan do‟anya yang tulus selama ini hingga selesainya studi (S1) penulis, mudah-mudahan saya bisa menjadi seperti orang yang ibu bapak harapkan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada
Dra.Hj.Rahmiyah B, M.Si., Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk
mencurahkan segenap perhatian, arahan, dorongan, dan semangat serta
pandangan-pandangan dengan penuh rasa kesabaran sehingga dapat membuka
wawasan berpikir yang sangat berarti bagi penulis sejak penyusunan proposal
hingga skripsi ini selesai.
Penulis juga hanturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada
Dr.H.Abd Rahman Rahim.,SE,MM., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar., Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,P.hD ., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulfasyah, MA.,Ph.D., ketua
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Fitriani Saleh, S.Pd.,M.Pd., Sekretaris
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Irmawanty S.Si.,M.Si., Penasehat
Akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses
perkuliahan, Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar yang telah ikhlas mentransfer ilmunya kepada penulis, serta seluruh staf
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bantuan dan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Ucapan terima kasih juga kepada Hj. ST. Bahra, S.Pd.MM., kepala sekolah SDN 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep, dan Bapak/Ibu guru SDN 17 Bontosunggu atas segala bimbingan, kerjasama, dan
bantuannya selama penulis mengadakan penelitian. Tidak lupa pula penulis
kelas V atas kerjasama, motivasi serta semangatnya dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin
Makassar, Mei 2018
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
SURAT PERNYATAAN... iv
SURAT PERJANJIAN ... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK .. ... vii KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR .. ... xiv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 9 B. Kerangka Pikir ... 36 C. Hipotesis ... 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 39
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 40
C. Definisi Operasional Variabel ... 40
D. Populasi dan Sampel ... 41
E. Instrumen Penelitian ... 42
F. Teknik Pengumpulan Data ... 43
G. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47
B. Deskripsi Data Penelitian ... 51
C. Analisis Data Penelitian ... 52
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1 Desain Penelitian ...
39
3.2 Keadaan Populasi Penelitian ...
41
3.3 Keadaan Sampel Penelitian ...
42
4.1 Data Hasil Belajar Pretest ...
53
4.2 Data Statistik Hasil Belajar Pretest ...
54
4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Pretest ...
54
4.4 ... Analisis Ketuntasan Hasil Belajar ... 55
4.5 Data Hasil Belajar Posttest .. ... 56
4.6 ... Data Statistik Hasil Belajar Posttest ... 57
4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Posttest... 57
4.8 ... Ketuntasan Hasil Belajar Posstest ... 58
4.9 Distribusi Frekuensi Pretest ... 58
4.10 Distribusi Frekuensi Posstest ... 60
4.11 Hasil Observasi Aktivitas Murid ... 62
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Mata pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) merupakan salah
satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam pendidikan
nasional. Mata pelajaran PKn membekali siswa dengan berbagai kemampuan
tentang cara bersosialisasi dan berinteraksi baik di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, keterlibatan siswa dalam kegiatan
belajar mata pelajaran PKn dapat memberikan pengaruh terhadap prestasi
belajar yang maksimal.
Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan dan
kemajuan belajar siswa. Apabila siswa memperoleh prestasi belajar yang
rendah, maka siswa tersebut secara akademik belum berhasil. Sebaliknya
apabila siswa memperoleh nilai prestasi belajar yang tinggi maka secara
akademik telah berhasil untuk meningkatkan prestasi belajar PKn yang dicapai
siswa, maka tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sumarna (2004:71) menerangkan bahwa penilaian portofolio
merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
(student achievement) melalui evaluasi umpan balik dan penilaian sendiri (self
achievement). Penilaiaan portofolio peserta didik dapat menunjukkan perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
dari waktu kewaktu dan juga dibandingkan dengan avidence peserta didik lain.
pada proses belajar yang menyenangkan dikarenakan murid belajar dengan
penuh variasi, tidak monoton dan menjadikan lingkungan masyarakat sebagai
sumber belajar. Proses penting dari peran guru dalam menggunakan portofolio
(a) sebelum pengajaran atau pemberian nilai dimulai (b) selama pengajaran dan
pemberian nilai berlangsung (c) setelah pengajaran atau pemberian nilai.
Syaiful Bahri Djamarah (2013: 68) mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa adalah faktor yang
ada dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor yang
ada dalam diri siswa seperti faktor fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor
yang berasal dari luar diri siswa seperti faktor lingkungan dan faktor
instrumental yang terdiri dari kurikulum, program, guru, sarana dan fasilitas
dalam hal ini termasuk media pembelajaran.
Media memiliki konstribusi yang sangat penting terhadap proses
pembelajaran, antara lain penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih
berstandar, pembelajaran dapat lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih
interaktif, waktu pelaksanaan pembelajaran dapat lebih diperpendek, kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan, proses pembelajaran dapat berlangsung
kapanpun dan dimanapun diperlukan, sikap siswa terhadap materi
pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan dan peran guru
berubah ke arah yang positif, artinya guru tidak menempatkan diri sebagai
satu-satunya sumber. Hal ini berarti media pembelajaran tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan belajar, karena dengan media pembelajaran menjadikan proses
Pendidikan merupakan suatu pengajaran yang diberikan kepada
seseorang, pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk mendidik pelajar agar
dapat memahami teori maupun praktik langsung terhadap pelajaran yang
bersangkutan. Pada umumnya pendidikan yang dapat berguna tidak hanya bagi
diri sendiri tapi juga dapat berdampak positif kepada orang lain bahkan pada
bangsa dan negara. Untuk dapat menjadi hal positif bagi banyak orang dan bagi
bangsa dan negara maka sangat penting bagi seseorang menerima Pendidikan
Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan telah didapat oleh pelajar di
Indonesia semenjak duduk di bangku Sekolah Dasar ( SD) hanya tetapi pada
Sekolah Dasar Pendidikan Kewarganegaraan memiliki nama yang di singkat
PKn ( Pendidikan Kewarganegaraan).
Oleh karena itu penggunaan portofolio merupakan salah satu bagian
penting dalam suatu proses pembelajaran yang terkait dengan pencapaian hasil
belajar murid. Pola penggunaan portofolio yang baik dapat memberikan
konstribusi positif terhadap proses belajar dan akan berpengaruh pada hasil
belajar murid.
Menurut Marjono (Mulyadi, 2005) untuk murid pada jenjang sekolah
dasar yang harus diutamakan adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin
tahu dan daya kritis anak terhadap suatu masalah. Fenomena diatas
menunjukkan bahwa sistem penilaian yang digunakan dalam mengukur hasil
belajar murid sangat berpengaruh terhadap strategi pembelajaran yang
dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Sistem penilaian yang benar adalah
Tujuan pembelajaran PKn dapat dirangkum dalam tiga aspek sasaran
pembelajaran yaitu penguasaan konsep, pengembangan keterampilan proses
atau kerja murid dan penanaman sikap dan moral. Oleh karena itu agar
informasi hasil belajar murid dapat terungkap secara menyeluruh, maka
diperlukan adanya pengukuran terhadap ketiga aspek tersebut. Sehingga
sasaran dari penilaian di sekolah dasar meliputi semua komponen yang
menyangkut proses dan hasil belajar murid dalam kegiatan belajar mengajar
dapat tercapai. Tentunya dibutuhkan alat penilaian alternatif yang diasumsikan
dapat memenuhi hal tersebut diantaranya adalah tes kinerja (performance test)
dan jenis penilaian alternatif lainnya seperti penilaian produk, portofolio dan
penilaian lainnya.
Adanya performance dapat meningkatkan kemampuan murid, guru
dapat membantu kemampuan murid melalui karya yang dihasilkan siswa,
tentunya hal ini tidak didapatkan dengan tes yang mengandalkan kertas dan
pensil. Dengan menggunakan portofolio pada murid, dapat dikumpulkan
bukti-bukti kemajuan murid secara aktual yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Portofolio adalah kumpulan hasil karya murid, sebagai hasil
pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau boleh murid bersama
guru, sebagai bagian usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi
yang ditentukan dalam kurikulum, sebagai instrumen penilaian, portofolio
difokuskan pada dokumen tentang kerja murid yang produktif, yaitu bukti apa
pembelajaran PKn khususnya disatuan pendidikan tingkat Sekolah Dasar, guru
bersama murid benar-benar dituntut untuk dapat memberikan pengalaman
belajar yang baik sehingga pemahaman tentang pelajaran benar-benar dapat
diwujudkan. Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaran PKn adalah
bagaimana menggali informasi yang menyeluruh terhadap kompetensi murid
sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien.
Berdasarkan observasi awal di kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu
pada hari Senin, 05 Februari 2018 jam 07.00-13.00 WIB dengan jumlah murid
24 orang. 12 orang laki-laki dan 12 orang perempuan, didapatkan informasi
dari salah seorang guru PKn yang berinisial ibu N yang mengajar di SD Negeri
17 Bontosunggu mengatakan nilai murid pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan masih rendah dengan yang dilihat dari hasil pekerjaan
murid. Rendahnya nilai murid terhadap mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan melahirkan opini dan anggapan dikalangan murid bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) itu merupakan mata pelajaran yang
membosankan dan kurang menantang belajar. Ini disebabkan karena proses
pembelajaran guru secara monoton sehingga siswa kurang aktif dan
berpartisipasi di dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan pengamatan,
terutama terhadap pembelajaran PKn di Sekolah Dasar, proses penilaian yang
dilakukan selama ini semata-mata hanya menekankan pada penugasan konsep
(kognitif) yang dijaring dengan tes tulis obyektif dan subyektif sebagai alat
ukurnya. Sehingga kondisi seperti ini menyebabkan guru kurang fokus pada
mendorong murid menghafal pada setiap kali akan diadakan tes harian atau tes
hasil belajar.
Setelah peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran PKn
kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu bahwa nilai rendah yang di dapat murid
pada mata pelajaran PKn adalah 65 dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
untuk mata pelajaran PKn di sekolah tersebut adalah 70,00. Hasil belajar murid
kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu pada mata pelajaran PKn terlihat bahwa
rata-rata perolehan nilai murid adalah 68 dari 24 murid dengan 10 murid yang
mendapatkan nilai di bawah KKM yang berarti 40% murid yang tidak tuntas
atau tidak mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dalam Kriteria
Ketuntasan Minimal sedangkan murid yang tuntas sebanyak 14 orang murid
atau persentase sekitar 60% di SD Negeri 17 Bontosunggu.
Oleh karena itu peneliti termotivasi untuk melihat pengaruh yang terjadi
terhadap hasil belajar murid pada mata pelajaran PKn kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep dengan penggunaan portofolio. Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil belajar murid yang
disusun secara sistematis sesuai dengan panduan dan digunakan untuk melihat
perkembangan proses belajar murid dalam waktu tertentu. Dengan penilaian
portofolio orang tua dituntut ikut andil dalam menilai setiap perkembangan
hasil belajar murid dari hari ke hari.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Murid Kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah ” Apakah assesmen portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran PKn Murid kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui assesmen portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran PKn Murid kelas V SD Negeri 17 Bontosunggu Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh penggunaan
portofolio terhadap hasil belajar dan menjadi referensi dalam meningkatkan
kemampuan mengajar guru dengan memanfaatkan penggunaan penilaian
sistem portofolio. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan alternatif
untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran disekolah pada
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media
pembelajaran PKn. Penelitian ini juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kreatifitas guru dalam mengatasi masalah kegiatan belajar
mengajar.
b. Bagi Pemerintah
Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang menjunjung
tinggi nilai-nilai spiritual sehingga mendorong kemajuan pendidikan
Indonesia.
c. Bagi Mahasiswa
Aktualisasi tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model secara harfiah berarti “bentuk”, dalam pemakaian secara umum model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukurannya yang
diperoleh dari beberapa sistem.
Sedangkan menurut Agus Suprijono (2011: 45), model diartikan sebagai
bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang
atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.Pengertian
menurut Syaiful Sagala (2005: 175) sebagaimana dikutip oleh Indrawati dan
Wanwan Setiawan (2009: 27), mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan
guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Dari
beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 9
a. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
b. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas. Misalnya model Synectic yang tujuannya untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.
c. Memiliki bagian-bagian model pelaksanaan, yaitu (1) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) system sosial, dan (4) system pendukung.
d. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi : dampak penggiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. e. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman
model pembelajaran yang dipilihnya. c. Karakteristik Model Pembelajaran
Ismail yang dikutip oleh Rachmadi Widdiharto (2004: 3) menyebutkan
bahwa istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak
dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu:
1) Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya
2) Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut berhasil
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai
Rangke L Tobing, dkk sebagimana dikutip oleh Indrawati dan Wanwan
Setiawan (2009: 27) mengidentifikasi lima karakteristik suatu model
1) Prosedur ilmiah Suatu model pembelajaran harus memiliki suatu prosedur
yang sistematik untuk mengubah tingkah laku peserta didik atau memiliki
sintaks yang merupakan urutan langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan guru-peserta didik.
2) Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan Suatu model pembelajaran
menyebutkan hasil-hasil belajar secara rinci mengenai penampilan peserta
didik.
3) Spesefikasi lingkungan belajar Suatu model pembelajaran menyebutkan
secara tegas kondisi lingkungan di mana respon peserta didik diobservasi.
4) Kriteria penampilan Suatu model pembelajaran merujuk pada kriteria
penerimaan penampilan yang diharapkan dari para peserta didik. Model
pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari peserta
didik yang dapat didemonstrasikannya setelah langkahlangkah mengajar
tertentu.
5) Cara-cara pelaksanaannya Semua model pembelajaran menyebutkan
mekanisme yang menunjukkan reaksi peserta didik dan interaksinya
dengan lingkungan.
Guru sebagai perancang pembelajaran harus mampu mendisain seperti apa
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Model pembelajaran merupakan
disain pembelajaran yang akan dilaksanakan guru di dalam kelas. Dengan
melihat beberapa ciri khusus dan karakteristik model pembelajaran
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum mengajar, guru harus
pembelajaran, guru dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan pola, tujuan, tingkah laku, lingkungan dan hasil belajar yang
direncanakan. Dengan demikian proses pembelajaran akan berjalan
dengan baik dan tepat sesuai dengan mata pelajarannya.
2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar
Istilah belajar adalah hal yang lumrah kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk mengetahui lebih jauh akan dikemukakan beberapa
pendapat. Menurut R. Gagne (Suprijono, 2013:2) mengemukakan bahwa
belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari
proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah.
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada individu. Harold Spears (Suprijono, 2013) menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan belajar adalah mengamati membaca, meniru, mencoba
sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Pengertian itu dipertegas lagi
Sunaryo (Suprijono, 2013:5) yang menyatakan belajar adalah perubahan
tingkah laku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Dari
kegiatan belajar akan terlihat sebagai perubahan tingkah laku. Dari hasil
pengalaman-pengalaman inilah yang akan membentuk pribadi individu kearah
kedewasaan.
Menurut Sunaryo (Komalasari, 2010:2) mengemukakan bahwa belajar
perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku
yang positif, artinya untuk mencari kesempurnaan hidup.
Adapun pengertian belajar menurut W.S. Winkel (Susanto, 2013:4)
adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara
seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif
konstan dan berbekas.
Abdurrahman, (2012:19) menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu
proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang
biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Seperti yang dikemukakan Sudjana (Rusman, 2013:1) belajar juga
merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja
dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan
perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun bertindak.
b. Hasil Belajar
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami
murid, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai
hasil dari kegiatan belajar.
Untuk mengetahui meningkat atau tidaknya dalam pembelajaran di dalam
kelas, seorang guru harus mengetahui hasil belajar setiap murid. Definisi hasil
belajar menurut Nana Sudjana (2009:43) adalah kemampuan yang dimiliki
murid setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Sadiman
AM (2009:15), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Pengertian hasil belajar
menurut Sumarso (2009:29) adalah segala sesuatu yang diperoleh, dikuasai
atau merupakan hasil proses belajar mengajar. Berdasarkan ketiga pendapat
dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang didapat
melalui pengalaman belajar setelah mengalami aktivitas belajar yang kemudian
mengartikan hal-hal yang mereka dapatkan serta kemudian diterjemahkan,
ditafsirkan dan dibuat kesimpulan atau rangkuman dan dapat menjelaskan
dengan kata-kata atau bahasa murid sendiri.
Menurut Benjamin S. Bloom (Abdurrahman, 2012:26) mengatakan
bahwa ada tiga ranah hasil belajar, yaitu kognitif yang berhubungan dengan
wawasan murid, afektif yang berhubungan dengan perilaku murid dan
psikomotorik yang berhubungan keterampilan murid. Hasil belajar merupakan
keluaran (output) dari suatu sistem proses masukan (input). Masukan dari
sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya
adalah perbuatan atau kinerja (performance). Secara sederhana, yang dimaksud
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan
instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan pembelajaran. Anak yang
berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional.
Penilaian hasil belajar murid mencakup segala hal yang dipelajari di
sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada murid. Berdasarkan
pendapat tentang hasil belajar di atas maka kegiatan belajar mengajar dapat
digunakan sebagai ukuran tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan
murid setelah melakukan kegiatan belajar dalam bidang tertentu.
c. Tujuan Hasil Belajar 1. Tujuan Umum
a) Untuk menghimpun data tentang taraf kemajuan dan perkembangan peserta
didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu. (Sampai dimana keberhasilan mereka dalam mencapai tujuan
kurikuler).
b) Untuk mengetahui efektivitas metode pengajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran.
2.Tujuan Khusus
b) Untuk mencari faktor keberhasilan dan kegagalan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran
d. Fungsi Hasil Belajar
Secara umum evaluasi (penilaian) memiliki banyak fungsi antara lain:
1. Fungsi selektif. Dengan evaluasi, guru dapat menyeleksi peserta tes (murid)
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan tujuan ini
beberapa hal yang dapat diambil dari evaluasi adalah:
a) Menentukan layak diterima atau tidak seorang peserta tes.
b) Menentukan layak dinaikkan atau tidak seorang murid ke kelas
berikutnya.
c) Menentukan layak dilepas atau tidak seorang murid dari lembaga tempat
belajar.
d) Menentukan murid yang layak untuk menerima beasiswa.
2. Fungsi diagnosa. Untuk mengetahui dalam hal apa seorang murid
mempunyai kelemahan dalam belajar.
3. Fungsi penempatan. Dengan hasil evaluasi yang diperoleh, guru dapat
menentukan di mana posisi anak yang tepat.
4. Fungsi pengukuran keberhasilan. Dalam hal ini adalah keberhasilan program.
Termasuk pencapaian tujuan dan metode serta penggunaan sarana.
Lebih spesifik fungsi evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan dalam
PBM di sekolah adalah:
a. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses
b. Untuk mengetahui apakah mata pelajaran yang kita ajarkan dapat kita
lanjutkan dengan bahan yang baru ataukah kita harus mengulangi.
c. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah
seorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus
mengulang.
d. Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah
sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
e. Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk kita
lepaskan kedalam masyarakat atau ke lembaga pendidikan yang lebih
tinggi.
f. Untuk mengadakan seleksi.
g. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan dalam proses
belajar mengajar.
e. Manfaat Hasil Belajar 1. Bagi murid:
Murid dapat mengetahui sejauh mana dia telah berhasil mengikuti
pelajaran yang diberikan oleh guru.
2. Bagi guru:
a) Guru akan mengetahui murid mana yang sudah menguasai bahan
pelajarannya.
b) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi
c) Guru akan mengetahui apakah metode yang diberikan sudah tepat atau
belum.
3. Bagi sekolah:
a) Dengan evaluasi dapat diketahui kondisi belajar yang dilangsungkan di
sekolah.
b) Informasi guru tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah dapat merupakan
bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang
akan datang.
c) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat
digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah
sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari
bagusnya angka-angka yang diperoleh.
a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Wasliman (Susanto, 2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal, eksternal maupun formal, sebagai berikut:
a) Faktor Internal
Faktor internal merupakan merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal
ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,
sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh
terhadap hasil belajar murid. Keluarga yang berantakan ekonominya,
pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya,
serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam
kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
c) Faktor Formal
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar murid, karena itu lingkungan
sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan
sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan murid,
alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan murid yang
kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya. Guru dituntut untuk
mengusai bahan pelajaran yang akan diajarkan dan memiliki tingkah laku yang
tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus menguasai bahan pelajaran
yang akan diajarkan dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar murid merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat
sejumlah faktor yang saling mempengaruhinya.
3. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang berfungsi
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila atau Budaya seperti yang terdapat
pada kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan SD.
Menurut Susanto (2013:225) Pendidikan Kewarganegaraan adalah
sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral yang
diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan murid
sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat dan makhluk ciptaan
Tuhan yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali murid dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga
dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga
negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
b. Hakikat Ilmu Kewarganegaraan (PKn)
Menurut (Susanto, 2013:224) mengatakan bahwa tujuan pendidikan
diIndonesia diharapkan dapat mempersiapkan murid menjadi warga negara
yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Komitmen yang kuat dan konsisten
terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu
ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam
tentang NKRI seiring dengan empat pilar. Adapun empat pilar tersebut, adalah
(1) Pancasila, (2) Undang-Undang Dasar 1945, (3) Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan (4) Bhinneka Tunggal Ika. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
setiap aspek. Hal ini sangat berpengaruh besar terutama dalam dunia
pendidikan yang menuntut adanya inovasi baru yang dapat menimbulkan
perubahan, secara kualitatif yang berbeda dengan sebelumnya. Tanggung
jawab melaksanakan evaluasi diantaranya terletak pada penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, dimana guru memegang peranan utama dan
bertanggung jawab menyebarluaskan gagasan baru, baik terhadap murid
maupun masyarakat melalui proses pembelajaran di kelas. Mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ini merupakan suatu mata pelajaran yang
bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berlandaskan
pada Pancasila, Undang-Undang dan Norma-norma.
c. Tujuan Pembelajaran Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan sebagaimana tercantum
dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah yaitu untuk meningkatkan kesadaran dan
wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara serta peningkatan kualitas dirinya
sebagai manusia.
Menurut Mulyasa (Susanto 2013: 231) tujuan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di sekolah dasar adalah untuk membentuk watak atau
karakteristik warga negara yang baik. Ada tiga tujuan mata pelajaran
1. Untuk menjadikan murid agar mampu berpikir secara kritis, rasional, dan
kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu Kewarganegaraan di
negaranya.
2. Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan secara aktif dan bertang-
gung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan.
3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup
bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.
Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan di sekolah dasar
ialah sebagai pemberian pemahaman dan kesadaran jiwa setiap anak didik
dalam mengisi kemerdekaan, dimana kemerdekaan bangsa Indonesia yang
diperoleh dengan perjuangan keras dan penuh pengorbanan harus diisi dengan
upaya membangun kemerdekaan, mempertahankan kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara perlu memiliki apresiasi yang memadai terhadap
makna perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan. Apresiasi
itu menimbulkan rasa senang, sayang, cinta, keinginan untuk memelihara,
melindungi dan membela negara. Untuk itulah Pendidikan Kewarganegaraan
penting diajarkan di sekolah sebagai upaya sadar menyiapkan warga yang
mempunyai kecintaan dan kesetiaan dan keberanian bela bangsa dan negara.
Mereka adalah para penerus bangsa yang akan mengisi bangsa ini pada
kehidupan yang datang. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang bersatu, berilmu
4. Penilaian Portofolio
a. Pengertian Penilaian Portofolio
Penilaian menurut Arnie Fajar (2003:90) dapat diartikan sebagai proses
pembelajaran yang dilakukan secara sistematis, untuk mengungkap kemajuan
murid secara individu untuk menentukan pencapaian hasil belajar. Penilaian ini
memiliki maksud sebagai berikut:
1) Melacak kemajuan murid (keeping track)
2) Mengecek ketercapaiaan kemampuan (checking up)
3) Mendeteksi kesalahan (finding out)
4) Menyimpulkan (summing up)
Penilaian portofolio disini diartikan sebagai kumpulan fakta atau bukti
dan dokumen yang berupa tugas – tugas yang terorganisir secara sistematis dari
seseorang secara individual dalam proses pembelajaran, selain juga diartikan
sebagai koleksi sistematis dari murid dan guru untuk menguji proses dan
prestasi belajar.
Woolfolk Benny A (2009: 177-178) mengemukakan beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam menggunakan penilaian portofolio:
a. Murid perlu dilibatkan dalam menentukan kriteria yang digunakan untuk
menilai sebuah portofolio.
b. Sebuah portofolio perlu berisi refleksi murid dan kritik terhadap diri
sendiri.
d. Portofolio dapat menunjukkan fungsi yang berbeda seiring dengan
berjalannya waktu.
e. Portofolio harus mencerminkan adanya pertumbuhan (growth).
f. Murid perlu mengetahui cara menciptakan dan menggunakan portofolio.
Menurut Sumarna (2004:71) menerangkan bahwa penilaian portofolio
merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
(student achievement) melalui evaluasi umpan balik dan penilaian sendiri (self
achievement). Penilaiaan portofolio peserta didik dapat menunjukkan perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
dari waktu kewaktu dan juga dibandingkan dengan avidence peserta didik lain.
Penilaiaan portofolio menurut Sumarna (2004:72) memberikan kesempatan
pada murid dan guru untuk menelaah pekerjaan atau hasil karya antara lain:
1. Adanya kerjasama yang terpadu antara peserta didik dengan peserta didik
yang lain atau antara peserta didik dengan guru.
2. Peserta didik dapat memperbaiki hasil karya mereka.
3. Peserta didik berkonsentrasi pada karya individual atau karya kelompok.
4. Peserta didik memahami dan menggunakan kompetensi dasar dan
indikator untuk menilai hasil karya mereka.
Penilaian portofolio pada hasil belajar, murid memiliki kesempatan
yang lebih banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu kewaktu. Hal yang
paling penting dalam penilaian portofolio untuk menilai tugas adalah:
Penilaian portofolio menurut Sumarna (2004: 80) menerapkan prinsip
proses dan hasil, yaitu:
a. Proses belajar yang dinilai diperoleh dari catatan perilaku harian peserta
didik (anecdot) mengenai sikapnya dalam belajar antusias tidaknya dalam
mengikuti pelajaran dan sebagainya.
b. Penilaian hasil, meliputi penilaian hasil akhir suatu tugas yang diberikan
oleh guru.
Menurut Arnie Fajar (2003: 91) portofolio bukan merupakan objek,
melainkan perantara penilaian oleh murid dan guru yang menggambarkan
aktivitas dan proses yaitu mendorong murid untuk berdialog, merencanakan
tujuan, bekerjasama, memilih, membandingkan berbagi pengetahuan,
mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan, tetapi juga menguatkan dengan
argumen yang tepat. Penilaian portofolio memungkinkan guru untuk melihat
peserta didik sebagai individu yang masing – masing memiliki karakteristik,
kebutuhan, dan kelebihan tersendiri. Perbedaan penilaian portofolio dengan
penilaian tes menurut Sumarna (2004: 97) antara lain:
1. Menilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang
berkaitan dengan kinerja yang dinilai.
2. Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam
penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangan yang berlangsung selama
proses pembelajaran.
3. Menilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing – masing,
4. Mewujudkan proses penilaiaan yang kolaboratif.
5. Peserta didik menilai dirinya sendiri sebagai salah satu tujuan.
6. Hal yang mendapat perhatian dalam penilaian adalah kemajuan, usaha dan
pencapaian.
7. Terkait erat antara kegiatan penilaian, pengajaran dan pembelajaran.
b. Fungsi Penilaian Portofolio
Penilaian di sini berfungsi sebagai alat untuk mengetahui seberapa
berhasilkah proses belajar mengajar yang terjadi. Selain itu juga sebagai
perbaikan dalam melakukan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
dan murid. Dan juga sebagai laporan kemajuan belajar siswa yang diberikan
kepada orang tua agar orang tuanya mengetahui hasil belajar anaknya dalam
bentuk rapor yang biasanya diberikan pada akhir semester.
Fungsi penilaian yang lainnya di sini bukan hanya untuk menentukan
kemajuan belajar murid, tetapi sangat luas. Fungsi penilaian adalah sebagai
berikut:
(a) Penilaian membantu murid merealisasikan dirinya untuk mengubah atau
mengembangkan perilakunya.
(b) Penilaian membantu murid mendapat kepuasan atas apa yang telah
dikerjakannya.
(c) Penilaian membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar
yang digunakannya telah memadai.
Fungsi penilaian sebagai alat untuk membantu siswa dalam
mewujudkan dan mengubah perilakunya sesuai dengan tata tertib yang ada.
Disini juga murid mendapat kepuasan atas apa yang dikerjakannya yang berupa
nilai. Apabila mereka sungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu maka hasil
yang didapatkan akan bagus sehingga mereka akan puas dengan hasil yang
didapatkannya. Penilaian juga membantu guru dalam menetapkan metode yang
digunakan telah tepat diterapkan.
c. Tujuan Penilaian Portofolio
Tujuan dari penilaian menurut Nana Sudjana, (2009: 4) adalah sebagai
berikut :
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar murid sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran
yang ditempuh.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para murid ke arah
tujuan pendidikan yang diharapkan.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya.
4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah,
Dari pendapat di atas, penilaian mempunyai tujuan mendeskripsikan
hasil belajar murid sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan murid
dalam proses pembelajaran tersebut. Selain itu juga dapat mengetahui
keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, di sini dapat terlihat
berhasil tidaknya guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Apabila
hasilnya kurang baik maka dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan
proses pendidikan sehingga dapat memberikan pertanggungjawaban terhadap
pihak sekolah.
d. Prinsip Penilaian Portofolio
Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas
pendidikan, maka upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya
memperhatikan beberapa prinsip dan prosedur penilaian. Prinsip penilaian
menurut Nana Sudjana (2009: 9) yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
1) Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga
jelas abilitas (segi) yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian dan
interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan atau rambu-rambu dalam
merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku dan buku
pelajaran yang digunakan.
2) Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar
mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap saat proses
belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.“Tiada proses
setiap guru. Prinsip ini mengisyaratkan pentingnya penilaian formatif
sehingga dapat bermanfaat baik bagi murid maupun guru.
3) Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan
prestasi dan kemampuan murid sebagaimana adanya, penilaian harus
menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif. Dengan
sifat komprehensif dimaksudkan segi atau abilitas yang dinilainya tidak
hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.
4) Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya.
Dalam melakukan penilaian, guru harus berpatokan terhadap
kurikulum yang berlaku dan buku pelajaran yang digunakan. Sehingga dalam
merancang penilaian hasil belajar murid lebih jelas. Penilaian dilakukan pada
setiap saat proses pembelajaran sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
Agar diperoleh hasil belajar yang objektif sesuai dengan kemampuan murid
maka menggunakan berbagai alat penilaian. Apabila hasil belajar murid kurang
baik maka guru bertanggungjawab penuh terhadap murid sampai murid
tersebut memperoleh hasil yang baik. Dalam menilai hasil belajar murid, guru
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dalam penilaian agar hasilnya
sesuai.
a. Elemen- Elemen Penilaian Portofolio 1. Sampel Karya Siswa
Sampel karya siswa menunjukkan perkembangan belajarnya dari waktu ke
waktu. Sampel tersebut dapat berupa tulisan/karangan, audio atau video. Isi
pembelajaran, preferensi guru, maupun preferensi siswa. Asesmen portoflolio
menilai proses maupun hasil. Oleh karena itu proses dan hasil sama
pentingnya. Meskipun asesmen ini bersifat berkelanjutan, yang berarti proses
mendapatkan porsi penilaian yang besar (bandingkan dengan asesmen
konvensisonal yang hanya menilai hasil belajar) tetapi kualitas hasil sangat
penting. Dan memang, penilaian proses yang dilakukan tersebut sesungguhnya
memberi kesempatan.
2. Evaluasi Diri dalam Asesmen Portofolio
Evaluasi diri merupakan analisis terhadap sikap dan proses belajar siswa,
dimana informasi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan
dan proses belajar yang berkelanjutan. Dalam asesmen portofolio, evaluasi diri
merupakan komponen yang sangat penting.
3. Kriteria Penilaian yang Jelas dan Terbuka
Kriteria tersebut dalam hal ini mencakup prosedur dan standar penilaian.
Para ahli menganjurkan bahwa sistem dan standar asesmen tersebut ditetapkan
bersama-sama dengan siswa, atau paling tidak diumumkan secara jelas.
Adanya kriteria penilaian terkait dengan tujuan pembelajaran. Dalam asesmen
portofolio, yang mungkin ada adalah tujuan kelas dan individual. Karena itu,
Salvia dan Ysseldyke mengatakan bahwa harus jelas tujuan dan ranah belajar
yang hendak dicapai.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, guru harus dapat
merumuskan tujuan-tujuan pengajaran agar proses pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik sehingga fungsi penilaian dapat terwujud dan dapat
memberikan gambaran terhadap penyusunan alat penilaian. Setelah itu guru
harus mengkaji kembali materi pengajaran, apakah sudah sesuai dengan
kurikulum dan silabus ataukah belum untuk perbaikan dalam proses
pembelajaran dan penilaian. Guru harus dapat menyusun alat penilaian yang
cocok diterapkan di kelas yang sesuai dengan karakter anak didik sehingga
hasil dari penilaian tersebut sesuai dengan tujuan penilaian.
Berkaitan dengan prosedur penilaian, Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) telah mengeluarkan pedoman penilaian untuk kelompok
mata pelajaran iptek yang dapat digunakan oleh pendidik. Adapun prosedur
yang dimaksud meliputi:
1. Penentuan tujuan
Penentuan tujuan penilaian merupakan langkah awal dalam rangkaian
kegiatan penilaian secara keseluruhan, seperti untuk penilaian harian, tengah
semester, akhir semester, sehingga di sini jelas apa yang akan dinilai.
2. Penyusunan kisi-kisi
Kisi-kisi penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kegiatan perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di dalam silabus, pendidik menunjukkan
keterkaitan antara standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
yang bersangkutan beserta teknik penilaian dan bentuk instrumen yang
digunakan.
3. Perumusan indikator pencapaian
Indikator pencapaian dikembangkan oleh pendidik berdasarkan
kompetensi dasar mata pelajaran tersebut.
4. Penyusunan instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penilaian meliputi tes dan non tes.
Langkah-langkah penyusunan instrumen disesuaikan dengan karakteristik
teknik dan bentuk butir instrumennya.
5. Telaah instrumen
Telaah instrumen dapat dianalisis secara kualitatif ataupun kuantitatif.
Telaah instrumen secara kualitatif dengan menelaah atau mereview instrumen
penilaian yang telah dibuat.Telaah mencakup substansi isi, konsep dan bahasa
yang digunakan. Berdasarkan hasil telaah tersebut dilakukan revisi terhadap
butir soal yang kurang baik.
6. Pelaksanaan penilaian
Penilaian untuk mata pelajaran iptek dilakukan melalui ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, penugasan dan
pengamatan dengan menggunakan instrumen yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian melalui ulangan dapat dilakukan
dalam bentuk tes tertulis dan tes praktik tergantung pada karakteristik mata
pelajaran.
Pengolahan hasil penilaian dilakukan oleh pendidik untuk
memberikan makna terhadap data yang diperoleh melalui penskoran.
Sedangkan untuk penafsiran hasil penilaian, guru membuat deskripsi hasil
penilaiannya.
8. Pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian
Hasil penilaian bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam
upaya mengetahui tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program
pembelajaran yang telah dilakukan, serta untuk perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya. Pelaporan hasil penilaian oleh pendidik dan satuan
pendidikan disampaikan dalam bentuk angka pencapaian kompetensi (nilai),
disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.
f. Kelebihan dan Kelemahan Penilaian Portofolio
Kelebihan penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut :
1. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari
waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.
2. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan, dan
dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di
kelas.
3. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang
telah mereka kerjakan, baik di kelas maupun di luar kelas dalam rangka
implementasi program pembelajaran.
4. Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan mereka.
6. Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran.
7. Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan
masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik.
8. Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-assessment),
refleksi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).
9. Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi tetap
mengacu kepada kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang ditentukan.
10. Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk merancang dan
menilai kemampuan belajar.
11. Dapat digunakan untuk menilai yang heterogen antara peserta didik yang
pandai dan kurang pandai.
12. Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar
peserta didik.
Kelemahan penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut :
1. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.
2. Penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan bentuk
penilaian yang lain.
3. Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga
4. Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented,
kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas peserta didik akan terbelenggu
sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
5. Orang tua peserta didik sering berpikir skeptid karena laporan hasil belajar
anaknya tidak berbentuk angka.
6. Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua, dan
peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.
7. Tidak tersediannya kriteria penilaian yang jelas.
8. Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat
dikuranginya penggunaan angka.
9. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.
10. Dapat menjebak peserta didik jika terlalusering menggunakan format yang
lengkap dan detail.
5. Pengajaran dan Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian penting dan juga integral dari keseluruhan
kegiatan belajar mengajar, dimana dengan kata lain evaluasi saling terkait
dengan kompon en-komponen lain dalam proses pengajaran. Menurut
Purwanto (2009:80) evaluasi yang dilakukan secara tidak benar dapat
mematikan semangat murid dalam belajar, sebaliknya evaluasi yang dilakukan
dengan baik dan benar seharusnya dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar
murid. Jadi dengan adanya evaluasi dapat membantu guru dalam memperbaiki
kualitas dan cara mengajar serta dapat menyemangati murid dalam belajar
Hal ini dikemukakan bahwa penilaian dan pengajaran merupakan dua hal yang
saling mendukung dalam proses pembelajaran, sehingga kegiatan belajar
mengajar yang efektif membutuhkan pengembangan dalam mengelola
pembelajaran yaitu terkait dengan bagaimana seorang guru mengajar dan
tentunya terkait dengan proses penilaian yang merupakan hal yang sangat
mendasar dalam suatu proses pembelajaran karena pengaruh terhadap metode
belajar murid dan juga terhadap sikap murid.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibutuhkan penilaian
alternatif dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar murid. Penilaian
yang digunakan di kelas merupakan pengembangan dari guru sendiri yang
meliputi hal-hal yang lebih jauh dari koleksi-koleksi tertulis karena dengan
menggunakan observasi dan hasil karya murid dalam proses penilaian dapat
memberikan informasi yang penting terkait pembelajaran.
d. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting
untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan penerapan konsep
diri. Keberhasilan proses pembelajaran dapat tercermin dari peningkatan mutu
lulusan yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diadakan peran aktif seluruh
komponen pendidikan terutama siswa yang berfungsi sebagai input sekaligus
calon output dan juga guru sebagai fasilitator. Guru harus mempunyai suatu
model pembelajaran yang efektif dan inovatif. Melalui model pembelajaran
portofolio murid dibawa pada proses belajar yang aktif dan proses belajar yang
portofolio merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik (student achievement) melalui evaluasi umpan balik dan penilaian sendiri
(self achievement). Penilaiaan portofolio peserta didik dapat menunjukkan
perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
dari waktu kewaktu dan juga dibandingkan dengan avidence peserta didik lain.
Model ini akan membawa murid pada proses belajar aktif dan murid dibawa
pada proses belajar yang menyenangkan dikarenakan murid belajar dengan
penuh variasi, tidak monoton dan menjadikan lingkungan masyarakat sebagai
sumber belajar. Proses penting dari peran guru dalam menggunakan portofolio
(a) sebelum pengajaran atau pemberian nilai dimulai (b) selama pengajaran dan
pemberian nilai berlangsung (c) setelah pengajaran atau pemberian nilai.
Gambar 2.1: Bagan kerangka pikir penelitian
C. Hipotesis
Dalam penelitian ini, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho: Assesmen Portofolio tidak berpengaruh terhadap hasil belajar PKn
murid kelas V .
Ha: Assesmen Portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar PKn murid
kelas V. Pembelajaran PKn Penggunaan portofolio Tes Hasil Belajar PKn ANALISIS Temuan
Ada pengaruh Tidak ada
pengaruh Pretest
(tes awal)
Posttest (tes akhir)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimen. Desain
penelitian yang digunakan adalah one group pretest, posttest design. Dalam
desain ini, sebelum perlakuan diberikan, kelas ekperimen terlebih dahulu
diberikan pretest (tes awal) kemudian diberikan perlakuan dengan menerapkan
portofolio. Setelah diberikan perlakuan, kelas eksperimen diberikan posttest
(tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan assesmen portofolio terhadap
hasil belajar PKn murid kelas V. Berikut merupakan tabel desain penelitian one
group pretest posttest design:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Posttest-Only Control Group Design
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
Keterangan :
O1 : Tes awal sebelum diberikan perlakuan
O2 : Tes akhir setelah diberikan perlakuan
X : Perlakuan kelompok eksperimen dengan menerapkan portofolio