61
KEYAKINAN DAN KESUKAAN IBU RUMAH TANGGA
SURABAYA MENGENAI TAYANGAN IKLAN LAYANAN
MASYARAKAT “AYO MAKAN IKAN”
Yuli Nugraheni* & Maria Yuliastuti*
(*Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya)
ABSTRAK
Baru-baru ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memunculkan Iklan Layanan Masyarakat dengan tagline “Ayo Makan Ikan” di televisi yang merupakan media audio visual. Telah lama masyarakat Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan pokok dan ikan hanya sebagai makan
tambahan untuk melengkapi ‘Empat Sehat Lima Sempurna’. Penekanan pesan untuk makan ikan masih
terbatas. Padahal faktanya, Indonesia sangat kaya dengan ikannya. Di sinilah KKP memiliki peran yang besar, Saut P. Hutagalung selaku Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) dari KKP mengatakan, “Kami akan terus mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi ikan seperti pada program yang sudah kami terus jalankan yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan),”.Hal itu juga didukung dengan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) “Ayo Makan Ikan”. Pada penelitian inilah akan dikupas lebih dalam bagaimana tanggapan yang diberikan oleh ibu rumah tangga di Surabaya dalam bentuk keyakinan dan kesukaan mengenai ILM “Ayo Makan Ikan”.Teori yang digunakan antara lain mengenai iklan, prinsip dasar iklan, peran iklan, fungsi iklan, iklan di televisi,elemen iklan, bentuk iklan, jenis iklan, iklan layanan masyarakat, keyakinan (belief) dan kesukaan (feeling). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survey pada ibu rumah tangga di Surabaya.Kesimpulan Dalam penelitian ini adalah : Identitas mayoritas responden berumur >34 tahun dan responden mayoritas berprofesi sebagai ibu rumah tangga serta mayoritas responden tinggal di kawasan Surabaya Timur. Tingkat keyakinan responden pada informasi yang ada dalam setiap elemen iklan adalah tinggi yang artinya responden yakin pada informasi yang disamapaikan melalui elemen video dan audio, talent, setting, lighting, graphics, dan pacing dalam iklan yang memuat informasi ajakan untuk makan ikan. Tingkat kesukaan responden pada informasi yang ada dalam setiap elemen iklan adalah tinggi yang artinya responden suka pada informasi yang disamapaikan melalui elemen video dan audio, talent, setting, lighting, graphics, dan pacing dalam iklan yang memuat informasi ajakan untuk makan ikan.
Kata Kunci : Iklan Layanan Masyarakat, Keyakinan, Kesukaan.
ABSTRACT
Recently, the Ministry of Marine Affairs and Fisheries raised the Public Service Announcement “Ayo
Makan Ikan” on television which is an audio visual media. Indonesia has long made rice as staple
food and fish just as an additional meal to complement the ‘4 Sehat 5 Sempurna’. The emphasis of the message to eat fish is still limited. In fact, Indonesia is very rich with the fish.In this research will be
discussed more deeply how the response given by housewives in Surabaya in the form of beliefs and liking thePSA “Ayo Makan Ikan” .
The theories that have been used in this research are about advertising, the basic principles of advertising, the role of advertising, advertising functions, advertising on television, advertising elements, advertising forms, advertisimg types, public service advertisings, beliefs and likes. The research approach used is
quantitative approach with survey method to housewife in Surabaya. Conclusion in this research are:
LATAR BELAKANG MASALAH
Memperhatikan perkembangan media massa yang tidak akan pernah mati, tentu-nya berbagai pesan baik dalam bentuk audio maupun video pasti turut mewarnai perkembangannya. Tanpa terkecuali iklan-iklan yang terus muncul dan mengikuti setiap program acara yang ada. Bahasa audio visual tentunya akan lebih mengena dibanding hanya melalui teks ataupun audio saja. Tentunya televisi selalu menjadi andalan untuk mampu menarik audiensnya.
Bila dilihat dari definisinya, iklan adalah
setiap bentuk presentasi promosi non personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas (Kotler dan Amstrong, 2008). Baik mulai dari audio maupun video akan menyedot perhatian audiens. Hal ini dibuktikan pula dengan data yang ada di lapangan hasil temuan dari AC Neilsen sebagai lembaga riset yang terpercaya. Televisi masih menjadi media untuk beriklan dengan porsi 64% dari total belanja iklan, diikuti oleh koran 33%, dan majalah serta tabloid 3% (Amindoni dalam Metronews, diakses 2016).
Namun apakah khalayak sebagai target audiensnya memberikan tanggapan positif atau negatif belum bisa dipastikan. Menurut Mowen (1995, hal 352), sikap terhadap iklan itu sendiri adalah : “An attitude toward the advertisement is a consumer’s general liking or disliking of a particular advertising stimulus during a particular advertising exposure”.
Yaitu, tanggapan yang diberikan oleh consumer terhadap iklan yang ditunjuk-kan dengan sikap suka atau tidak suka menge-nai stimulus suatu iklan tertentu selama iklan tersebut ditayangkan Baru-baru ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memunculkan Iklan Layanan Masyarakat dengan tagline “Ayo Makan Ikan” di televisi yang merupakan media audio visual. Telah lama masyarakat Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan pokok dan ikan hanya sebagai makan tambahan untuk melengkapi ‘Empat Sehat Lima Sempurna’. Penekanan pesan untuk makan ikan masih terbatas. Padahal faktanya, Indonesia sangat kaya dengan ikannya.
Bagaimana tidak, laut di Indonesia memang jauh lebih luas dibanding daratannya. Pernyataan tersebut didukung oleh data dari Dewan Kelautan Indonesia (2008:82) bahwa keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas laut lebih dari 3,1 juta km2 atau sekitar 63% dari total wilayah.
Produksi ikan di Indonesia pada tahun 2012 mencapai lebih dari 15 juta ton, sementara produksi sumber protein hewani lainnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan produksi ikan (KKP, 2013). Ikan juga memiliki banyak kandungan protein. Data SUSENAS (Survey Sosial Ekonomi Nasional) – BPS yang disampaikan oleh KKP (2013) menunjukkan bahwa sumbangan protein ikan terhadap konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia mencapai 57%.
Namun ternyata masih banyak masya-area. The respondents’ level of beliefs in the information contained in each ad element is high, which means the respondent is confident in the information provided via video and audio elements, talent, settings, lighting, graphics, and pacing in ads containing call-to-fish information.The respondent’s level
of liking in each element of the ad is high, which means the respondent likes the information shared through the video and audio elements, talent, settings, lighting, graphics, and pacing in ads containing
call-to-fish information.
rakat yang belum sadar akan pentingnya makan ikan. Ditunjukkan dari Data Global Nutrition Report 2014 menyebutkan bahwa Indonesia termasuk negara yang memiliki masalah gizi kompleks. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya prevalensistunting, prevalensi wasting, dan permasalahan gizi lebih (Fadli, 2015). Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi balita gizi buruk dan kurang di Indonesia mencapai 19,6%. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan data Riskesdas 2010 sebesar 17,9% dan Riskesdas 2007 sebesar 18,4%.
Di sinilah KKP memiliki peran yang besar, Saut P. Hutagalung selaku Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) dari KKP mengatakan, “Kami akan terus mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi ikan seperti pada program yang sudah kami terus jalankan yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan),” katanya dengan tegas.
Hal itu juga didukung dengan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) “Ayo Makan Ikan”. Pada iklan tersebut ditampilan betapa indahnya laut Indonesia yang kaya dengan ikan. Kemudian ditegaskan pada akhir iklan tersebut pesan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti “Mari makan ikan! Makan Ikan, Sehat! Dan… Pintar!!” tegasnya.
Pada penelitian inilah akan dikupas lebih dalam bagaimana tanggapan yang diberikan oleh khalayak sebagai audiensnya memberikan sikap suka atau tidak suka mengenai stimulus yang berupa ILM “Ayo Makan Ikan” selama iklan tersebut ditayangkan.
Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana keyakinan dan kesukaan ibu rumah tangga Surabaya mengenai tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”?
TINJAUAN PUSTAKA
Iklan
Iklan merupakan suatu bentuk dari komunikasi massa (Wells, Burnett & Moriarity, 1995). “Komunikasi massa menurut Severin, Tankard, dan Wright merupakan bentuk komu-nikasi yang penggunaan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dengan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh, sangat heterogen, dan menimbulkan efek-efek tertentu” (Liliweri, 1991, hal 36).
Prinsip dasar iklan adalah adanya pesan tertentu, dilakukan oleh komunikator (sponsor), dilakukan dengan cara non-personal, disampaikan untuk khalayak tertentu, dalam penyampaian pesan tersebut dilakukan dengan cara membayar, penyampaian pesan tersebut mengharapkan dampak tertentu (Widyatama, 2005, hal.17-24)
Iklan memiliki peranan-peranan ter-tentu, antara lain: peran pemasaran, peran komunikasi, peran pendidikan, peran ekonomi, peran sosial (Bovee &Arens, 1989).Menurut Terence A. Shimp (2000. Hal 538-539) secara umum periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya yaitu sebagai (1) informing
(memberi informasi), (2) persuading (mem-persuasi) (3) reminding (mengingatkan) (4)
adding value (memberikan nilai tambah) (5)
assisting (mendampingi) upaya-upaya lain lain dari perusahaan.
personal; disampaikan untuk khalayak tertentu; dalam penyampaian pesan tersebut, dilakukan dengan cara membayar; penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu.
Menurut Wells (dalam Widyatama, 2005), ada delapan (8) kategori elemen yang terdapat didalam iklan televisi yang dapat menimbulkan suatu emosi, yaitu:
1. Video
Visualisasi mendominasi persepsi yang ditimbulkan dari sebuah iklan di televisi, sehingga pembuat iklan menggunakan sebagai penghubung utama dari konsep iklan yang ada. Elemen ini mencakup segala sesuatu yang terlihat pada layar. Pembuat iklan menggunakan visual, silent speech dari film, untuk menyampaikan sebanyak
mungkin pesan. Secara umum emosi yang ada pada sebuah iklan ditampilkan melalui ekspresi wajah, gerak tubuh, dan bahasa tubuh lainnya.
2. Audio
Dimensi audio dari iklan televisi dan radio pada dasarnya sama, yaitu musik, suara dan efek suara (sound effects). Akan tetapi ketiga hal ini digunakan secara berbeda pada iklan televisi karena berhubungan dengan gambaran visual. Seorang penyiar dapat berbicara secara langsung kepada penonton atau berdialog dengan orang lain yang tampak pada layar televisi ataupun mungkin dengan orang yang tidak tampak di layar televisi.
3. Talent
Elemen yang terpenting dalam sebuah iklan adalah orang yang memerankan iklan tersebut. Dapat berupa penyiar, presenter, pembicara (spokeperson), “benda-benda yang berbicara“ (spokethings), karakter (wanita tua, bayi, polisi), atau selebriti. Orang yang ada dalam sebuah iklan inilah
yang disebut talent.
4. Props
Iklan harus dapat merefleksikan bagian
atau sifat atau ciri-ciri dari sebuah produk baik dari segi kemasan, dari segi logo yang berbeda dari lainnya. Terkadang sebuah produk dihubungkan dengan aksi dalam iklan.
5. Setting
Elemen ini merupakan tempat dimana adegan iklan ini berlangsung, baik didalam studio maupun di luar studio.
6. Lighting
Pencahayaan merupakan elemen penting lainnya yang sering dimanipulasi oleh pembuat iklan. Efek khusus pencahayaan perlu dijelaskan secara terperinci pada naskah iklan.
7. Graphics
Ada beberapa jenis tampilan visual
dengan menggunakan flat card tau
ditampilkan secara elektronik pada layar melalui komputer. Kata-kata dan foto yang tidak bergerak dapat juga ditampilkan dengan menggunakan komputer sehingga dapat ditampilkan dengan bentuk-bentuk tertentu.
8. Pacing
Kecepatan gerak juga merupakan factor penting dalam sebuah iklan televisi. Elemen ini menjelaskan seberapa cepat atau seberapa lambat gerakan yang ditampilkan. Ada pesan yang lebih baik disampaikan dengan kecepatan lambat, ada juga pesan yang lebih baik dengan kecepatan cepat.
Standar (Iklan Komersil atau Iklan Produk), Iklan Layanan Masyarakat, Iklan Korporasi atau Iklan Institusi.
Iklan Layanan Masyarakat
Menurut UU Penyiaran No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, iklan sendiri memiliki arti siaran informasi yang bersifat komersil dan layanan masyarakat tentang tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan.
Djajakusumah (1982:17) dalam buku-nya yang berjudul periklanan membagi iklan dalam dua bentuk, yakni iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan Layanan Masyarakat (ILM) atau yang biasa disebut
Public Service Announcement (PSA) meru-pakan alat untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. ILM inilah yang seringkali dimanfaatkan pula baik oleh pemerintah maupun perusahaan-perusahaan untuk menyampaikan isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan sosial. Sebagai media yang bergerak dalam bidang sosial, ILM pada umumnya berisi pesan tentang kesadaran nasional dan lingkungan (Tinaburko, 2007).
Iklan layanan masyarakat bisa digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang di maksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatakan citra baik di mata masyarakat (Widyatama, 2007)
Konsep yang digunakan untuk menentu-kan suatu ILM menurut Ad Council (dalam Kasali, 1992) adalah sebagai berikut:Non komersial, Tidak bersifat keagamaan,
Non-politik, Berwawasan nasional, Diperuntukkan bagi seluruh lapisan masyarakat, Diajukan oleh organisasi yang telah diakui atau diterima, Dapat diiklankan, Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi, sehingga patut memper-oleh dukungan media lokal maupun nasional.
Keyakinan dan Kesukaan
Definisi sikap berdasarkan Louise
Thurstone (Azwar, 2005) adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendu-kung dan memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek.
Secara lebih spesifik, Thurstone
memfor-mulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek. “Afektif merupakan pusat dari telaah sikap karena afektif merupakan ringkasan dari kecenderungan untuk menyenangi atau tidak menyenangi sesuatu” (Setiadi, 2003). Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. “Namun, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan (kognitif) atau apa yang dipercayai sebagai benar dan berlaku bagi objek” (Azwar, 2005).
Media massa mengubah dulu citra, dan citra mendasari sikap (Rakhmat, 2003).
Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian sikap hanya pada komponen kognitif dan komponen afektifnya karena komponen kognitif dipandang memiliki hubungan dengan sikap dan hubungan tersebut mengilustrasikan hierarki pengaruh keterlibatan tinggi dimana komponen kognitif mempengaruhi komponen afektif (Setiadi, 2003). Komponen kognitif dan komponen afektif dijelaskan sebagai berikut : a. Komponen Kognitif
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa komponen kognitif merupakan komponen kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Namun, Azwar (2005) mengatakan bahwa kepercayaan datang dari apa yang terlihat atau apa yang diketahui. Maka dari itu, komponen kognitif dapat diuraikan dalam beberapa bagian sebagai berikut, awareness yakni kesadaran akan suatu informasi, comprehension yakni pemahaman akan informasi yang didapat,
knowledge yakni pengetahuan atau
kepercayaan akan informasi yang didapat (Aakers dan Myers, 1987).
b. Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan evaluasi positif atau negatif seseorang terhadap suatu objek. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. “Reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek termaksud” (Azwar, 2005).“Komponen afektif dapat dilihat dari liking yakni perasaan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek” (Aakers dan Myers, 1987).
Menurut Mowen (1995), sikap terhadap iklan itu sendiri adalah: “An attitude toward the advertisement is a consumer’s general liking or disliking of a particular advertising stimulus during a particular advertising exposure”. Yaitu, tanggapan yang diberikan oleh consumer terhadap iklan yang ditunjuk-kan dengan sikap suka atau tidak suka menge-nai stimulus suatu iklan tertentu selama iklan tersebut ditayangkan.
Keyakinan (Belief) dan Kesukaan (Feeling)
Secara umum, efek dari media massa biasanya digambarkan sebagai efek kognitif (cognitive), afektif (affective), atau perilaku
(behavioral). Efek kognitif fokus pada
penambahan informasi, apa yang dipelajari orang-orang, bagaimana keyakinan terbentuk dalam pikiran, dan apakah kebutuhan informasi terpuaskan atau tidak. Efek afektif termasuk kedalam pembentukan sikap, evaluasi positif atau negatif mengenai sesuatu. Termasuk reaksi emosional yang ditimbulkan dari konten-konten dalam media. Sedangkan efek behavioral
merupakan suatu tindakan yang terkait dengan terpaan dari media (Perse, 2001).
Berdasarkan efek-efek media massa yang disebutkan oleh Elizabeth M. Perse, keyakinan (belief) dan kesukaan (feeling) adalah efek yang ditimbulkan dari media massa. Selain itu, Keyakinan (belief) dan Kesukaan (feeling) adalah struktur untuk terbentuknya suatu sikap. Belief dan Feeling
memiliki peranan dalam pembentukan sikap (Blackwell, Miniard, & Engel, 1995). Belief dapat didefinisikan sebagai pernyataan
satu hal yang berperan dalam pembentukan atau struktur sikap. “Konsep yang terkait erat dengan sikap adalah keyakinan, atau pernya-taan-pernyataan yang dianggap benar oleh seseorang” (Severin & Tankard, 2005. Hal 177).Belief didasarkan pada pengetahuan. Apa yang kita ketahui tentang suatu objek akan membentuk apa yang kita yakini terhadap objek tersebut. Begitu pula pemahaman terha-dap objek akan membentuk keyakinan kita pada objek (Blackwell, Miniard, & Engel, 1995). Informasi-informasi yang kita dapatkan setelah melihat atau membaca sebuah iklan akan membentuk keyakinan (belief) (Clow & Baack, 2007). Selain belief, struktur sikap juga terbentuk dari hasil perasaan kita (feeling) mengenai objek sikap. “Feeling berisi pera-saan-perasaan terhadap objek sikap” (Severin & Tankard, 2005,178). Kesukaan atau Feeling dapat didefinisikan sebagai tingkatan afektif
(suasana hati tertentu) atau reaksi selama proses suatu iklan. Feeling bisa positif (senang/suka) atau bisa juga negatif (tidak senang/tidak suka) (Blackwell, Miniard, & Engel, 1995).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, Dalam hal ini, populasi yang dipilih oleh peneliti adalah masyarakat Surabaya. Secara umum tolak ukuran untuk penelitian deskriptif yaitu sekurang kurangnya 100 sampel atau 10% dari populasi (Ruslan, 2003). Berikut hasil perhitungan yang telah dilakukan dari jumlah populasi sebesar 1,422,676 penduduk, diambil 100 orang.Pem-bagian berdasarkan prosentase banyaknya jumlah penduduk. Sehingga ditemukan untuk Surabaya Pusat sebesar 13% dengan total 13 sampel, Surabaya Utara sebesar 19% dengan
total 19 sampel, Surabaya Timur sebesar 27% dengan total 27 sampel, Surabaya Selatan sebesar 26% dengan total 26 sampel, dan Surabaya Barat sebesar 15% dengan total 15 sampel. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan pengumpulan data primer melalui survei menggunakan instrumen kuesioner. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan responden untuk mendapatkan informasi terkait keyakinan dan kesukaan mereka terhadap Iklan Layanan Masyarakat ”Ayo Makan Ikan”. Wawancara dilakukan untuk menggali lebih dalam alasan-alasan responden dalam menentukan keyakinan dan kesukaan responden terhadap Iklan Layanan. Penelitian ini, untuk diukur pernyataan keyakinan (belief) dan kesukaan (feeling) dari responden terhadap Iklan Layanan Masyarakat ”Ayo Makan Ikan” Pernyataan tersebut diukur dengan menggunakan skala Likert. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Tabel Distribusi Frekuensi dan Tabulasi Silang (Crosstab)
ANALISA DATA
Karakteristik Responden
Karakteristik responden merupakan
gambaran umum atau profil mengenai
data-data responden yang terdiri dari usia, status dan lokasi tempat tinggal serta kebiasaan menonton Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”. Berikut disajikan karakteristik responden secara terperinci.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
17-22 2 2%
23-28 8 8%
>34 76 76%
TOTAL 100 100%
Sumber : Kuesioner Identitas Responden No 1 Mayoritas responden dengan rentang usia >34 tahun sebanyak 76%. Pada usia tersebut para ibu seringkali menjadikan televise sebagai hiburan utama di sela-sela pekerjaan domestiknya mengurus rumah tangga. “Dimana televisi merupakan salah satu hiburan favorit di kalangan orang-orang dewasa dini” (Hurlock, 2004, p.261). Diikuti dengan responden dengan usia 29-34 tahun yang memiliki jumlah terbesar kedua karena mereka lebih mengetahui Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan” ketimbang responden lainnya yang berusia 23-28 tahun dan 17-22 tahun.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Status Frekuensi Persentase
Ibu Rumah Tangga 71 71%
Karyawan Swasta 19 19%
Wiraswasta 9 9%
Lainnya 1 1%
TOTAL 100 100%
Sumber : Kuesioner Identitas Responden No 2 Jika diperhatikan jumlah responden terbesar berstatus ibu rumah tangga sebanyak 71%. Ibu rumah tangga yang mempunyai pekerjaan di sector domestic yaitu mengurus wilayah rumah tangga dan tidak berada di sector public. Ibu rumah tangga yang mengurus wilayah public berprofesi sebagai karyawan swasta sebanyak 19%, wiraswasta sebanyak 9% dan lainnya sebanyak 1%
Tabel 4.5
Karakteristik Responden : Lokasi Tempat Tinggal
Lokasi Tempat
Tinggal Frekuensi Persentase
Surabaya Pusat 13 13%
Surabaya Utara 19 19%
Surabaya Timur 27 27%
Surabaya Selatan 26 26%
Surabaya Barat 15 15%
TOTAL 100 100%
Sumber : Kuesioner Identitas Responden No 3 Dilihat dari lokasi tempat tinggal responden terbanyak tinggal di wilayah Surabaya Timur yaitu sekitar 27% kemudian wilayah Surabaya Selatan dengan total 26%. Surabaya Utara sebesar 19%. Sementara Surabaya Barat sekitar 15% dan yang terkecil adalah wilayah Surabya Pusat sebesar 13%.
Jumlah ini sesuai dengan jumlah reel data kependudukan di Surabaya. Jika dibandingkan dengan data jumlah penduduk menurut data kecamatan pada tahun 2012 (BPS, 2013) yang bersumber dari Dinas Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya, pendu-duk dengan juimlah terbesar terletak di Sura-baya Timur dengan jumlah total 815.252 disusul di daerah Surabaya Selatan sebesar 815.071. Setelahnya adalah Surabaya Utara sebesar 621.307. Serta Surabaya Barat dengan total 467.292 dan jumlah penduduk terkecil di wilayah Surabaya Pusat dengan jumlah 406.654
Keyakinan Responden Mengenai Tayangan Iklan ‘Ayo Makan Ikan”
Djajakusumah (1982:17) dalam buku-nya yang berjudul periklanan membagi iklan dalam dua bentuk, yakni iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan Layanan Masyarakat (ILM) atau yang biasa disebut
Public Service Announcement (PSA) meru-pakan alat untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. ILM inilah yang seringkali dimanfaatkan pula baik oleh pemerintah maupun perusahaan-perusahaan untuk menyampaikan isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan sosial. Sebagai media yang bergerak dalam bidang sosial, ILM pada umumnya berisi pesan tentang kesadaran nasional dan lingkungan (Tinaburko, 2007).
Tabel 4.7
Keyakinan Responden Mengenai Tayangan
Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”Melalui Tayangan Video dan Audio
Tayangan Video dan Audio STS TS S SS Total
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa ikan segar memiliki kadar omega 3 dan DHA, sehingga sangat baik pada tumbuh kembang anak. Didukung dengan gambar ikan segar yang dipegang oleh perempuan muda dan beberapa anak yang terlihat sehat.
0
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa selain bisa meningkatkan kecerdasan dan daya tahan tubuh, rutin mengkonsumsi ikan juga mengurangi resiko jantung koroner. Didukung dengan gambar hasil tangkapan ikan segar dari sekumpulan nelayan dan sebuah keluarga yang sedang asik makan iklan bersama-sama.
0
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa harga ikan juga jauh lebih terjangkau daripada sapi dan ayam. Didukung dengan gambar banyak orang yang memesan menu ikan dan lahap memakannya.
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa dengan membeli ikan, maka belanja bisa jadi lebih hemat. Didukung dengan gambar banyak yang bisa dikreasikan dengan bahan dasar ikan.
4
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya tidak akan berpikir panjang dan yakin akan memilih ikan sebagai menu makanan utama di keluarga saya.
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin dengan perkataan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar. Didukung dengan munculnyal tulisan “Dipersembahkan oleh” dan Logo yang bertuliskan ‘Kementrian Kelautan dan Perikanan’
0
Iklan layanan masyarakat bisa diguna-kan untuk menyampaidiguna-kan informasi, memper-suasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keun-tungan sosial yang di maksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatakan citra baik di mata masyarakat (Widyatama, 2007)
Dalam Tabel 4.7 disajikan keyakinan responden terhadap pemuatan video dan audio dalam tayangan Iklan Layanan Masyarakat
“Ayo Makan Ikan”
Terlihat pada setiap item pertanyaan jawaban responden yang menyetujui bahwa mereka mengetahui video dan audio dalam iklan paling tinggi. Mereka mengetahui tayangan iklan melalui beragam elemen audio dan elemen video yang ditampilkan. Elemen video diantaranya melalui gambar ikan segar yang dipegang oleh perempuan muda dan beberapa anak yang terlihat sehat sebanyak 56%. Melalui gambar hasil tangkapan ikan segar dari sekumpulan nelayan dan sebuah keluarga yang sedang asik makan iklan bersama-sama sebanyak 60%. Melalui gambar banyak orang yang memesan menu ikan dan lahap memakannya 54%. Melalui gambar banyak yang bisa dikreasikan dengan bahan dasar ikan 56%.
Visualisasi mendominasi persepsi yang ditimbulkan dari sebuah iklan di televisi, sehingga pembuat iklan menggunakan sebagai penghubung utama dari konsep iklan yang ada. Elemen ini mencakup segala sesuatu yang terlihat pada layar. Pembuat iklan
menggunakan visual, silent speech dari film,
untuk menyampaikan sebanyak mungkin pesan yang terkandung. Secara umum emosi yang ada pada sebuah iklan ditampilkan melalui ekspresi wajah, gerak tubuh, dan bahasa tubuh lainnya. (Wells dalam Widyatama, 2005)
Sedangkan jika melalui audio dapat didengar melalui perkataan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar. Didukung dengan munculnyal tulisan “Dipersembahkan oleh” dan Logo yang bertuliskan ‘Kementrian Kelautan dan Perikanan’
Dimensi audio dari iklan pada televisi dan radio pada dasarnya sama, yaitu musik, suara dan efek suara (sound effects). Akan tetapi ketiga hal ini digunakan secara berbeda pada iklan di televisi karena berhubungan dengan gambaran visual. Seorang penyiar dapat berbicara secara langsung kepada penonton atau berdialog dengan orang lain yang tampak pada layar televisi ataupun mungkin dengan orang yang tidak tampak di layar televisi.(Wells dalam Widyatama, 2005)
Tabel 4.8 akan menyajikan data keyakinan responden berdasarkan elemen iklan pemilihan talent
Tabel 4.8
Keyakinan Responden Mengenai Tayangan
Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”Melalui Pemilihan Talent
Pemilihan Talent STS TS S SS Total
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa ikan di Indonesia memang ditangkap oleh nelayan Indonesia. Didukung dengan gambar yang menampilkan para pria yang menangkap ikan di laut.
1 1%
7 7%
63 63%
29 29%
100 100%
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa ikan segar hasil tangkapan nelayan langsung dijual. Didukung dengan gambar yang menampilkan para nelayan yang menurunkan hasil tangkapannya dari laut dan langsung diproses untuk dijual.
1 1%
6 6%
67 67%
26 26%
100 100%
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa ikan segar yang dijual itu sebelumnya telah dibersihkan dan siap diolah. Didukung dengan gambar yang menampilkan seorang perempuan yang membersihkan ikan segar hasil tangkapan untuk siap dijual.
2 2%
17 17%
67 67%
24 24%
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa ikan segar hasil tangkapan nelayan setelah diolah akan menjadi santapan yang nikmat. Didukung dengan gambar yang menampilkan sebuah keluarga, orang-orang Indonesia, bahkan turis mancanegara yang dengan lahap menyatap makanan olahan ikan.
0
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa daging ikan segar akan nikmat untuk dikonsumsi. Didukung dengan gambar yang memperlihatkan seorang perempuan yang sedang mengambil daging ikan yang tebal, dan kemuadian memakannya dengan nikmat.
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa ikan mudah didapat, bahkan dengan cara memancing sendiripun juga bisa. Didukung dengan gambar yang memperlihatkan seorang laki-laki yang sedang menyiapkan umpan untuk memancing ikan.
5
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin pada Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia yang mengatakan bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar.
Pada elemen iklan pemilihan talent jawaban terbesar responden pada pilihan setuju mengenai pemilihan talent yang digunakan dalam Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”. Talent yang digunakan diantaranya para pria yang sedang menangkap ikan, sebanyak 63%responden menyatakan setuju yang artinya yakin terhadap pemilihan talent ini. Talent lain adalah para nelayan yang menurunkan hasil tangkapannya dari laut dan langsung diproses untuk dijual, responden yang menyakini talent
ini sebanyak 67%. Talent berikutnya adalah para perempuan yang membersihkan ikan segar hasil tangkapan untuk siap dijual, responden yang menyetujui talent ini sebanyak 67%. Talent selanjutnya yang ditampilkan dalam iklan adalah sebuah keluarga, orang-orang Indonesia, bahkan turis mancanegara yang dengan lahap menyatap makanan olahan ikan, sebanyak 62%. Talent yang lain dalam iklan adalah seorang perempuan yang sedang mengambil daging ikan yang tebal, dan kemuadian memakannya dengan nikmat, responden yang menyakini iklan karena penggunaan talent ini sebanyak 61%. Talent berikutnya adalah seorang laki-laki yang sedang menyiapkan
umpan untuk memancing ikan, responden yang menyakini talent ini sebanyak 60% dan talent terakhir adalah Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia yang mengatakan bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar diyakini responden sebagai talent sebanyak 53%
Elemen yang terpenting dalam sebuah iklan adalah orang yang memerankan iklan tersebut. Dapat berupa penyiar, presenter, pembicara (spokeperson), “benda-benda yang berbicara“ (spokethings), karakter (wanita tua, bayi, polisi), atau selebriti. Orang yang ada dalam sebuah iklan inilah yang disebut talent. (Wells dalam Widyatama, 2005)
Tabel 4.9
Keyakinan Responden Mengenai Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan
Ikan”Melalui Penggunaan Props
Penggunaan
Props STS TS S SS Total
Saya yakin bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar. Sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia dari awal hingga akhir pada iklan “Ayo Makan Ikan”
Sumber : Kuesioner No 14
Terlihat dalam tabel 4.9 sebanyak 58% responden mneyatakan setuju dan 31% responden menyatakan sangat setuju dengan
penggunaan property dalm Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”. Artinya responden menyakini pesan iklan melalui penggunaan property yang dipilih.
Iklan harus dapat merefleksikan bagian
atau sifat atau ciri-ciri dari sebuah produk baik dari segi kemasan, dari segi logo yang berbeda dari lainnya. Terkadang sebuah produk dihu-bungkan dengan aksi dalam iklan. (Wells dalam Widyatama, 2005)
Pada Iklan layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan” memunculkan banyak properti pendukung. Properti utama adalah munculnya beragam ikan segar hingga ikan olahan yang siap saji. Semua properti pendukung adegan tersebut benar-benar telah dipersiapkan dengan baik untuk mendukung alur cerita iklan dan membangun suasana.
Tabel 4.10
Keyakinan Responden Mengenai Tayangan
Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”Melalui Pemilihan Setting
Pemilihan Setting STS TS S SS Total
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa Indonesia memiliki laut yang luas dan mampu menghasilkan ikan dengan kualitas yang baik untuk dikonsumsi. Didukung dengan gambar yang memperlihatkan luasnya laut Indonesia dan ikan segar hasil tangkapan nelayan yang langsung dijual.
1
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa ikan akan bisa diolah menjadi bermacam-macam variasi menu yang nikmat untuk dikonsumsi. Didukung dengan gambar yang memperlihatkan sebuah keluarga, orang-orang Indonesia, bahkan turis mancanegara yang dengan lahap menyatap makanan olahan ikan.
Sumber : Kuesioner No 15 – 16
Mayoritas responden menyatakan setuju mengenai keyakinannya pada penggunaan elemen iklan pemilihan setting. Sebanyak 50% responden menyatakan yakin terhadap setting laut luas yang digunakan dalam iklan. Sementara itu terlihat 59% menyatakan yakin mengenai pemilihan setting yang menampilkan variasi menu ikan olahan yang disantap.
Setting merupakan tempat dimana adegan iklan ini berlangsung, baik didalam
studio maupun di luar studio. (Wells dalam Widyatama, 2005)
Dalam iklan ini lokasi pengambilan gambar memilih tempat di luar ruangan, setting lebih banyak di tampilkan di lautan lepas
dengan pemandangan aktifitas penangkapan
Dalam tabel 4.11 terlihat bahwa mayo-ritas responden menyatakan setuju terhadap keyakinan mereka akan elemen pencahayaan. 54% responden menyatakan setuju bahwa pencahayaan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan” bersifat terang karena lokasi pengambilannya di luar ruangan yaitu di laut Indonesia. 58% responden menyatakan setuju pencahayaan terang karena pengambilan gam-bar di luar ruangan yang memperlihatkan beberapa orang sedang makan ikan dengan lahap.
Pencahayaan merupakan elemen pen-ting lainnya yang sering dimanipulasi oleh pembuat iklan. Efek khusus pencahayaan perlu
dijelaskan secara terperinci pada naskah iklan. Dalam Iklan Layanan Masyarakat pen-cahayaan iklan terlihat terang karena banyak setting yang dipilih di luar ruang artinya pencahayaan yang terang ini karena banyak adegan di ambil di luar ruangan.
Tabel 4.11
Keyakinan Responden Mengenai Tayangan
Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”Melalui Penggunaan Lighting
Penggunaan Lighting STS TS S SS Total
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa Indonesia memiliki laut yang luas dan mampu menghasilkan ikan dengan kualitas yang baik untuk dikonsumsi. Didukung dengan pengambilan gambar di luar ruangan yang memperlihatkan luasnya laut Indonesia dan ikan segar hasil tangkapan nelayan yang langsung dijual di pasar ikan secara terbuka.
0
0% 6
6% 54
54% 40
40% 100
100%
Setelah menonton iklan “Ayo Makan Ikan’, saya yakin bahwa ikan akan bisa diolah menjadi bermacam-macam variasi menu yang nikmat untuk dikonsumsi. Didukung dengan gambar yang diambil dari luar ruangan dan memperlihatkan sebuah keluarga, orang-orang Indonesia, bahkan turis mancanegara yang dengan lahap menyatap makanan olahan ikan.
0
0% 4
4% 58
58% 38
38% 100
100%
Sumber : Kuesioner No 17 - 18
Tabel 4.12
Keyakinan Responden Mengenai Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan
Ikan”Melalui Penggunaan Graphics
Penggunaan
Graphics STS TS S SS Total
Melihat logo Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia yang muncul di akhir iklan “Ayo Makan Ikan”, saya yakin bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar.
0
0% 8
8% 55
5% 37
37% 100
100%
Sumber : Kuesioner No 19
Terlihat dalam tabel 4.12 sebanyak 55% responden menyatakan setuju yang berarti
yakin akan penggunaan grafis dalam Iklan
Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”
Ada beberapa jenis tampilan visual
dengan menggunakan flat card atau
ditampil-kan secara elektronik pada layar melalui computer. Kata-kata dan foto yang tidak bergerak dapat juga ditampilkan dengan menggunakan komputer sehingga dapat ditampilkan dengan bentuk-bentuk tertentu. (Wells dalam Widyatama, 2005)
Dalam Iklan Layanan Masyarakat “Ayo
logo Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia yang tampil di bagian akhir penayangan iklan.
Tabel 4.13
Keyakinan Responden Mengenai Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan
Ikan”Melalui Penggunaan Pacing
Penggunaan Pacing STS TS S SS Total
Melihat sebuah keluarga, orang-orang Indonesia, bahkan turis mancanegara yang tampak terbiasa menyatap makanan olahan ikan pada iklan “Ayo Makan Ikan”, saya yakin bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar.
0
0% 8
8% 63
63% 29
29% 100
100%
Sumber : Kuesioner No 20
Terlihat dalam tabel 4.13 responden yang menyatakan setuju sebanyak 63% terhadap pacing dalam Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”.
Kecepatan gerak juga merupakan factor penting dalam sebuah iklan televisi. Elemen ini menjelaskan seberapa cepat atau seberapa lambat gerakan yang ditampilkan. Ada pesan yang lebih baik disampaikan dengan kecepatan lambat, ada juga pesan yang lebih baik dengan kecepatan cepat. (Wells dalam Widyatama, 1995)
Dalam Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”gerakan gambar ditampilkan dengan cepat yang sangat sesuai dengan iringan lagu yang bersifat ceria dalam iklan tersebut yang menggambarkan kegembiraan .
Tabel 4.14
Tingkat Keyakinan Responden Mengenai Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan
Ikan”
Rendah Tinggi Total
Keyakinan pada Talent Iklan
0 0%
100 100%
100 100%
TOTAL 0% 100% 100%
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa komponen kognitif merupakan kom-ponen kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
Namun, Azwar (2005) mengatakan bahwa kepercayaan datang dari apa yang terlihat atau apa yang diketahui. Maka dari itu, komponen kognitif dapat diuraikan dalam beberapa bagian sebagai berikut, awareness yakni kesadaran akan suatu informasi,
comprehension yakni pemahaman akan
informasi yang didapat, knowledge yakni pengetahuan atau kepercayaan akan informasi yang didapat (Aakers dan Myers, 1987).
Dapat dikatakan bahwa kesadaran akan informasi dan pemahaman akan informasi Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan” tinggi, terlihat dari banyaknya persetujuan responden terhadap pengetahuannya menge-nai informasi mengenai elemen Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”. Artinya responden menge-tahui isi pesan dalam penayangan iklan ini
Belief dapat didefinisikan sebagai
pernya-taan subyektif mengenai hubungan antara dua atau lebih suatu hal. Belief
& Tankard, 2005. Hal 177).
Belief didasarkan pada pengetahuan. Apa yang kita ketahui tentang suatu objek akan membentuk apa yang kita yakini terhadap objek tersebut. Begitu pula pemahaman terhadap objek akan membentuk keyakinan kita pada objek (Blackwell, Miniard, & Engel, 1995). Informasi-informasi yang kita dapatkan setelah melihat atau membaca sebuah iklan akan membentuk keyakinan (belief) (Clow & Baack, 2007).
Kesukaan Responden Mengenai Tayangan Iklan “Ayo Makan Ikan”
Berikut akan disajikan pembahasan mengenai kesukaan responden terhadap berbagai elemen iklan yang terdapat dalam Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan
Tabel 4.15
Kesukaan Responden Mengenai Tayangan
Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”Melalui Tayangan Video dan Audio
Tayangan Video dan Audio STS TS S SS Total
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang menyampaikan bahwa ikan segar memiliki kadar omega 3 dan DHA, sehingga sangat baik pada tumbuh kembang anak. Didukung dengan gambar ikan segar yang dipegang oleh perempuan muda dan beberapa anak yang terlihat sehat.
0
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang menyampaikan bahwa selain bisa meningkatkan kecerdasan dan daya tahan tubuh, rutin mengkonsumsi ikan juga mengurangi resiko jantung koroner. Didukung dengan gambar hasil tangkapan ikan segar dari sekumpulan nelayan dan sebuah keluarga yang sedang asik makan iklan bersama-sama.
Saya menyukai iklan “Ayo Makan Ikan’, yang menyampaikan informasi bahwa harga ikan juga jauh lebih terjangkau daripada sapi dan ayam. Didukung dengan gambar banyak orang yang memesan menu ikan dan lahap memakannya.
Saya menyukai iklan “Ayo Makan Ikan’, yang menyampaikan informasi bahwa dengan membeli ikan, maka belanja bisa jadi lebih hemat. Didukung dengan gambar banyak yang bisa dikreasikan dengan bahan dasar ikan.
Saya menyukai iklan “Ayo Makan Ikan’, yang menganjurkan untuk memilih ikan sebagai menu makanan utama di keluarga saya.
0 “ yang terdiri dari video dan audio, talent, props, setting, lighting, graphic dan pacing
Berikut akan disajikan tabel kesukaan responden terhadap pemuatan video dan audio dalam tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”
Visualisasi yang dimunculkan pada iklan ini menarik pandangan mata. Dimana yang dimunculkan dalam iklan “Ayo Makan Ikan” ini sangat beragam. Mulai dari pemandangan laut, tepi pantai, pengolahan ikan, sampai pada ke tangan konsumen yang langsung mengkonsumsi ikan tersebut, baik di warung pinggiran sampai restoran. Dimunculkan pula pada akhir iklan tersebut pesan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti. Berikut detail pada setiap scene
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang menyampaikan ajakan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar. Didukung dengan munculnyal tulisan “Dipersembahkan oleh” dan Logo yang bertuliskan ‘Kementrian Kelautan dan Perikanan’
2 2%
3 3%
69 69%
26 26%
100 100%
Sumber : Kuesioner No 21 – 26
Terdapat 25 scene dalam ILM “Ayo Makan Ikan”, dimana pada intinya semua elemen yang dimunculkan pada ILM tersebut sengaja untuk memperkuat pesan iklan. Terlebih lagi ketika gambar yang ada secara visual berupa ekspresi wajah, gerak tubuh, dan bahasa tubuh lainnya diperkuat dengan audio yang mendukung. Tentunya pesan yang ingin disampaikan pada khalayak akan lebih mudah diterima.
Terlihat dalam tabel 4.15 mayoritas jawaban responden setuju menyukai elemen video dan audio dalam Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan” Sebanyak 56% menyetujui video yang memperlihatkan ikan segar yang dipegang perempuan muda dan beberapa anak yang terlihat sehat.Berikut beberapa potongan iklan tersebut:
Scene 3: Seorang perempuan muda sedang memegang ikan segar yang dijepit untuk siap dijual. Sementara itu gambar lain menunjukkan keluarga.
Scene 11: Tampak keluarga yang terdiri dari seorang ayah, dua orang ibu usia paruh baya dengan tiga
orang anak sedang asyik makan bersama
Sebanyak 62% responden menyetujui bahwa video dengan gambar hasil tangkapan
ikan segar dari sekumpulan nelayan dan
sebuah keluarga yang sedang asik makan iklan
bersama-sama. Tampak keluarga yang terdiri dari seorang ayah, dua orang ibu usia paruh baya dengan tiga orang anak sedang asik makan bersama
Scene 15: Zoom in makanan olahan ikan yang sedang disantap oleh dua pembeli di sebuah warung makan
Sebanyak 42% responden menyukai video ikan yang dikombinasikan dengan masakan lain seperti terlihat dalam Scene 12:Memperlihatkan pramu saji di sebuah rumah makan yang menyajikan masakan olahan ikan kepada pembelinya di atas meja makan dan tampak pembeli tersebut sudah tidak sabar untuk menyantap pesanannya. Juga
Scene 14: Tampak beberapa turis mancanegara sedang asik menyantap makanan di sebuah restoran. Juga Scene 15:makanan olahan ikan yang sedang disantap oleh dua pembeli di sebuah warung makan dan juga Scene 16: seorang pembeli di sebuah rumah makan yang ramai, sedang memasukkan sesuap nasi dan lauk ikan menggunakan sendok makan tampak lahap. Serta Scene 17 wajah seorang perempuan yang sedang memasukkan daging ikan ke dalam mulut menggunakan tanggannya. Dan juga Scene 18 yaitu ikan bakar yang diletakkan di piring dan tampak tangan seorang perempuan sedang mengambil daging ikan tersebut. Juga Scene 19: ikan yang sedang dibakar di sebuah panggangan dengan asap mengepul. Scene 20 juga memperlihatkan ikan segar fillet yang tampak menggoda untuk diolah. Dan juga Scene 21: Memperlihatkan ikan yang sedang dipanggang diatas tungku dengan asap mengepul.
Sebanmyak 58% responden menyatakan suka terhadap video memilih ikan sebagai menu makanan utama di keluarga saya. Hal ini ditunjukkan dalam Scene 7: Tampak ikan segar yang sedang dibersihkan untuk siap diolah. Juga Scene 8:Memperlihatkan perahu yang sedang berjalan di lautan dengan membawa hasil tangkapan ikan yang penuh ada di dalam dua ember besar. Juga Scene 10: ikan bakar yang tampak menggoda selera.
Sebanyak 69% responden menyukai audio yang ditampilakn melalaui ajakan Menteri Kelautan dan Perikan Indonesia, Susi
Pudjiastuti. Berikut cuplikan scenenya :
Scene 24: Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti menyampaikan pesan “Mari makan
ikan! Makan Ikan, Sehat! Dan… Pintar!!”
Ajakan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar. Didukung dengan munculnyal tulisan “Dipersembahkan oleh” dan Logo yang bertuliskan ‘Kementrian Kelautan dan Perikanan’
Menteri Kelautan dan Perikanan Indo-nesia, Susi Pudjiastuti menyampaikan pesan “Mari makan ikan! Makan Ikan, Sehat! Dan… Pintar!!”, kata Bu Susi sambil mengangkat dan mengepalkan tangan kanannya kemudian tersenyum.
Tabel 4.16
Kesukaan Responden Mengenai Tayangan
Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”Melalui Pemilihan Talent
Pemilihan Talent STS TS S SS Total
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang memperlihatkan bahwa ikan di Indonesia memang ditangkap para nelayan yang menurunkan hasil tangkapannya dari laut dan langsung diproses untuk dijual.oleh nelayan Indonesia. Didukung dengan gambar yang menampilkan para pria yang menangkap ikan di laut.
0
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang memperlihatkan bahwa ikan segar hasil tangkapan nelayan langsung dijual. Didukung dengan gambar yang menampilkan
0
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang menyampaikan bahwa ikan segar yang dijual itu sebelumnya telah dibersihkan dan siap diolah. Didukung dengan gambar yang menampilkan seorang perempuan yang membersihkan ikan segar hasil tangkapan untuk siap dijual.
Saya menyukai iklan “Ayo Makan Ikan’, yang menyampaikan informasi bahwa ikan segar hasil tangkapan nelayan setelah diolah akan menjadi santapan yang nikmat. Didukung dengan gambar yang menampilkan sebuah keluarga, orang-orang Indonesia, bahkan turis mancanegara yang dengan lahap menyatap makanan olahan ikan.
0
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang menyampaikan bahwa daging ikan segar akan nikmat untuk dikonsumsi. Didukung dengan gambar yang memperlihatkan seorang perempuan yang sedang mengambil daging ikan yang tebal, dan kemuadian memakannya dengan nikmat.
0
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang menyampaikan bahwa ikan mudah didapat, bahkan dengan cara memancing sendiripun juga bisa. Didukung dengan gambar yang memperlihatkan seorang laki-laki yang sedang menyiapkan umpan untuk memancing ikan.
3
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang menyampaikan pesan dari Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar.
1
Berikut detail talent dari setiap elemen yang terpenting dalam iklan ILM “Ayo Makan Ikan” pada setiap scene. Jawaban mayoritas responden menyukai penggunaan talent dalam Iklan Layanan Masyarakat:”Ayo Makan Ikan”. Sebanyak 72% menyukai talent para pria yang menangkap ikan di laut yaitu laki berkulit gelap dan dua orang anak laki-laki. Scene 2 menjelaskan hal ini .
Scene 2 Memperlihatkan nelayan yang
berkulit gelap yang duduk diatas perahunya ditemani dua orang anaknya. Dimana nelayan dan seorang anaknya sedang asik berbicara, sedangkan anak lainnya sedang asik melihat ke dalam laut.
Sebanyak 68% menyukai talent para nelayan yang menurunkan hasil tangkapannya dari laut dan langsung diproses untuk dijual. Berikut detail scenenya
perahunya dengan membawa hasil tangkapan ikannya untuk siap dipasarkan.
Sebanyak 60% menyukai gambar yang menampilkan seorang perempuan yang membersihkan ikan segar hasil tangkapan untuk siap dijual. Berikut detail scene nya
Scene 3: Seorang perempuan muda sedang memegang ikan segar yang dijepit untuk siap dijual.
Sebanyak 66% menyukai gambar yang menampilkan sebuah keluarga, orang-orang
Indonesia, bahkan turis mancanegara yang
dengan lahap menyatap makanan olahan ikan.
Talent yang dipergunakan adalah Seorang
ayah, dua orang ibu usia paruh baya, seorang
anak laki-laki dan seorang anak perempuan Berikut detail Scene 11: Tampak keluarga yang terdiri dari seorang ayah, dua orang ibu usia paruh baya dengan dua orang anak sedang asik makan bersama
Sebanyak 63% menyukai gambar yang memperlihatkan seorang perempuan yang
sedang mengambil daging ikan yang tebal,
dan kemuadian memakannya dengan nikmat.
Berikut detail Scene 16: Seorang pembeli di sebuah rumah makan yang ramai, sedang memasukkan sesuap nasi dan lauk ikan menggunakan sendok makan tampak lahap.
Scene 17: Wajah seorang perempuan yang sedang memasukkan daging ikan ke dalam mulut menggunakan tanggannya.
Scene 18: Ikan bakar yang diletakkan di piring dan tampak tangan seorang perempuan sedang mengambil daging ikan tersebut.
Sebanyak 59% responden menyukai gambar yang memperlihatkan seorang laki-laki yang sedang menyiapkan umpan untuk memancing ikan. Talent yang digunakan adalah laki-laki paruh baya Hal ini diperlihatkan dalam scene berikut ini :
Scene 22: Tampak beberapa laki-laki
berdiri diatas kapal sedang memancing di laut lepas. Scene 23: Tampak seorang laki-laki sedang menyiapkan umpan untuk memancing ikan.
Sebanyak 60% responden menyukai Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia sebagai talent dalm iklan ini yang menyatakan bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar. Berikut scene yang menjelaskan
Scene 24: Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti menyampaikan pesan “Mari makan ikan! Makan Ikan, Sehat! Dan… Pintar!!”, kata Bu Susi sambil mengangkat dan mengepalkan tangan kanannya kemudian tersenyum.
Tabel 4.17
Kesukaan Responden Mengenai Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan
Ikan”Melalui Penggunaan Props
Penggunaan
Props STS TS S SS Total
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang menyampaikan bahwa dengan makan ikan, maka kita akan sehat dan pintar. Sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia dari awal hingga akhir pada iklan “Ayo Makan Ikan”
0
0% 5
5% 64
64% 31
31% 100
100%
Sumber : Kuesioner No 34
Sebanyak 64% responden menyukai
penggunaan property dalam Iklan ILM “Ayo
Makan Ikan” ini merefleksikan pesan yang
ingin disampaikan, mulai dari tagline “Ayo
Makan Ikan” yang diberi penekanan saat akhir
video. Kemudian juga diakhiri dengan logo
Tabel 4.18
Kesukaan Responden Mengenai Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan
Ikan”Melalui Pemilihan Setting
Pemilihan
Setting STS TS S SS Total
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang memperlihatkan Indonesia memiliki laut yang luas dan mampu menghasilkan ikan dengan kualitas yang baik untuk dikonsumsi. Didukung dengan gambar yang memperlihatkan luasnya laut Indonesia dan ikan segar hasil tangkapan nelayan yang langsung dijual.
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang menyampaikan bahwa ikan akan bisa diolah menjadi bermacam-macam variasi menu yang nikmat untuk dikonsumsi. Didukung dengan gambar yang memperlihatkan sebuah keluarga, orang-orang Indonesia, bahkan turis mancanegara yang dengan lahap menyatap makanan olahan ikan.
Sumber : Kuesioner No 35 – 36
Sebanyak 54% responden menyukai setting laut luas Indonesia sebagai background pengambilan gambar. Selain itu sebanyak 63% menyukai setting luar ruangan sebagai tempat makan ikan bagi keluarga, turis manca negara dan orang-orang Indonesia. Setting yang diambil sangat mewakili pesan yang ingin
disampaikan. Dimana prinsipnya berawal dari proses yang paling mendasar, mulai dari laut yang merupakan sumber ikan, sampai pada bibir pantai yang merupakan transaksi jual beli iklan dilakukan, sampai pada tempat akhir yaitu ke tangan konsumen sendiri yang mengkonsumsinya baik di rumah maupun restoran dan sejenisnya.
Tabel 4.19
Kesukaan Responden Mengenai Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan
Ikan”Melalui Penggunaan Lighting
Penggunaan
Lighting STS TS S SS Total
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang memperlihatkan Indonesia memiliki laut yang luas dan mampu menghasilkan ikan dengan kualitas yang baik untuk dikonsumsi. Didukung dengan pengambilan gambar di luar ruangan yang memperlihatkan luasnya laut Indonesia dan ikan segar hasil tangkapan nelayan yang langsung dijual di pasar ikan secara terbuka.
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang menyampaikan bahwa ikan akan bisa diolah menjadi bermacam-macam variasi menu yang nikmat untuk dikonsumsi. Didukung dengan gambar yang diambil dari luar ruangan dan memperlihatkan sebuah keluarga, orang-orang Indonesia, bahkan turis mancanegara yang dengan lahap menyatap makanan olahan ikan.
Sebanyak 53% responden menyatakan menyukai penggunaan pencahayaan dalam iklan tersebut yang memilih cahaya terang karena di luar ruangan, pengambilan gambar mayoritas dilakukan di lautan luas Indonesia. Sebanyak 58% responden menyatakan suka terhadap penggunaan pencahayaan di luar ruangan ketika keluarga dan orang-orang menyantap makanan olahan ikan. Pencahayaan yang ada pada setiap scene sangat sesuai, mulai dari outdoor yang pencahayaan cukup terang tidak perlu penambahan lighting dan
indoor yang perlu penambahan lighting
sudah dilakukan cukup sesuai, sehingga mempertajam tampilan gambar.
Tabel 4.20
Kesukaan Responden Mengenai Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan
Ikan”Melalui Penggunaan Graphics
Penggunaan
Graphics STS TS S SS Total
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang memperlihatkan logo Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia yang muncul di akhir iklan “Ayo Makan Ikan”
Sumber : Kuesioner No 39
Sebanyak 62% resmponden menyatakan
menyukai penggunaan grafis dalam IKlan
Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan” Ada satu tampilan visual berupa logo yang dimunculkan saat akhir iklan.
Tabel 4.21
Kesukaan Responden Mengenai Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan
Ikan”Melalui Penggunaan Pacing
Penggunaan
Pacing STS TS S SS Total
Saya menyukai informasi pada iklan “Ayo Makan Ikan’ yang memperlihatkan sebuah keluarga, orang-orang Indonesia, bahkan turis mancanegara yang tampak terbiasa menyatap makanan olahan ikan pada iklan “Ayo Makan Ikan”
Sumber : Kuesioner No 40
Terlihat dalam tabel sebanyak 65% responden menyatakan mneyukai informasi dalam iklan melalui pacing yang digunakan. Dimana unsure gambar dan suara bergerak bersama secara riang dan ringan .Bentuk ILM “Ayo Makan Ikan” ini masuk dalam kategori
Live Action. Dimana pada iklan ini, melibatkan unsur gambar, suara dan gerak secara bersama.
Live Action yang paling banyak diperlihatkan dalam iklan televisi adalah berupa cuplikan kehidupan sehari-hari masyarakat yang bekerja dengan berbagai profesi dan mereka mengkonsumsi ikan.
Tabel 4.22
Tingkat Kesukaan Responden Mengenai Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan
Ikan”
Rendah Tinggi Total
Kesukaan pada Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan”
0 100 100
TOTAL 0% 100% 100%
atau Feeling dapat didefinisikan sebagai
tingkatan afektif (suasana hati tertentu) atau reaksi selama proses suatu iklan. Feeling bisa positif (senang/suka) atau bisa juga negatif (tidak senang/tidak suka) (Blackwell, Miniard, & Engel, 1995).
Terlihat dalam tabel 4.21 sebanyak 100% responden menyatakan persetujuannya terhadap kesukaannya akan tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Makan Ikan
Komponen afektif merupakan evaluasi positif atau negatif seseorang terhadap suatu
objek. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
“Reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek termaksud” (Azwar, 2005). “Komponen afektif dapat dilihat dari liking yakni perasaan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek” (Aakers dan Myers, 1987).
Namun ternyata masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya makan ikan. Ditunjukkan dari Data Global Nutrition Report 2014 menyebutkan bahwa Indonesia termasuk negara yang memiliki masalah gizi kompleks. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya prevalensistunting,
prevalensi wasting, dan permasalahan
gizi lebih (Fadli, 2015). Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi balita gizi buruk dan kurang di Indonesia mencapai 19,6 persen. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan data Riskesdas 2010 sebesar 17,9 persen dan Riskesdas 2007 sebesar 18,4%.
Di sinilah KKP memiliki peran yang besar, Saut P. Hutagalung selaku Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) dari KKP mengatakan,
“Kami akan terus mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi ikan seperti pada program yang sudah kami terus jalankan yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan),” katanya dengan tegas.
Hal itu juga didukung dengan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) “Ayo Makan Ikan”. Pada iklan tersebut ditampilan betapa indahnya laut Indonesia yang kaya dengan ikan. Kemudian ditegaskan pada akhir iklan tersebut pesan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti “Mari makan ikan! Makan Ikan, Sehat! Dan… Pintar!!” tegasnya. Berikut beberapa potongan iklan tersebut:
Tabulasi silang Antara Karakteristik Responden dengan Tingkat Keyakinan Responden Mengenai Iklan
Tabel 4.18
Tabulasi Silang Usia Responden dengan Tingkat Keyakinan Mengenai Iklan
Keyakinan
Usia
Rendah Tinggi TOTAL
17-22 0
0%
2 2%
2 2%
23-28 0
0%
8 8%
8 8%
29-34 0
0%
14 14%
14 14%
>34 0
0%
76 76%
76 76%
TOTAL 0
0%
100 100%
100 100%
Sumber : olahan peneliti
Tabel 4.19
Tabulasi Silang Status Responden dengan Tingkat Keyakinan Responden Mengenai Iklan
Keyakinan
Status
Rendah Tinggi TOTAL
Ibu Rumah Tangga 0 0%
71 71%
71 71%
Karyawan Swasta 0 0%
Sumber : olahan peneliti
Terlihat dalam Tabel 4.19 profesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 71% yang mempunyai tingkat keyakinan tinggi. Sementara tingkat keyakinan tinggi yang mempunyai jumlah paling kecil adalah berprofesi lainnya sebanyak 1% dan 9% sebagai wiraswasta
Tabel 4.20
Tabulasi Silang Usia Responden dengan Tingkat Kesukaan Responden Mengenai Iklan
Kesukaan
Usia
Rendah Tinggi TOTAL
17-22 0
Sumber : olahan peneliti
Terlihat dalam Tabel 4.20 Usia responden >34 tahun mempunyai tingkat kesukaan tinggi. Sementara tingkat kesukaan yang paling sedikit adalah usia 17-22 tahun
Tabel 4.21
Tabulasi Silang Status Responden dengan Tingkat Kesukaan Responden Mengenai Iklan
Kesukaan
Status Rendah Tinggi TOTAL
Ibu Rumah Tangga 0 0%
71 71%
71 71%
Karyawan Swasta 0 0%
TOTAL 0 100 100
Sumber : olahan peneliti
Terlihat dalam Tabel 4.21 profesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 71% yang mempunyai tingkat kesukaan tinggi. Sementara tingkat kesukaan tinggi yang mempunyai jumlah paling kecil adalah berprofesi lainnya sebanyak 1% dan 9% sebagai wiraswasta
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
Identitas mayoritas responden dalam penelitian ini adalah responden mayopritas berumur >34 tahun dan responden mayoritas berprofesi sebagai ibu rumah tangga serta mayoritas responden tinggal di kawasan Surabaya Timur
ikan.
Tingkat kesukaan responden pada informasi yang ada dalam setiap elemen iklan adalah tinggi yang artinya responden suka pada informasi yang disamapaikan melalui elemen video dan audio, talent, setting, lighting, graphics, dan pacing dalam iklan yang memuat informasi ajakan untuk makan ikan.
SARAN
Agar memperhatikan setiap elemen iklan dalam memproduksi sebuah iklan. Penggunaan elemen iklan sangat penting dalam menentukan keberhasilan iklan dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Tetap menampilan Iklan Layanan Masyarakat untuk gerakan hidup sehat pada tema-tema yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David and Myers. 1987. Advertising
Management. USA : Prentice Hall International.
Antrim, W.H. (1978). Advertising (2 nd ed.). USA:
McGraw-Hill.
Azwar, S. (2007). Sikap manusia: Teori dan
pengukurannya (2nd ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Offset
Bovee, C.L., & Arens, W.F. (1989). Contemporary
advertising (3rd ed.). USA: Irwin.
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi:
Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Clow, K.E., & Baack, D. (2007). Integrated
Advertising, Promotion, and Marketing
Communications (3rd ed.). USA: Pearson Prentice Hall.
Dajan, A. (1982). Pengantar metode statistik (jilid
1). Jakarta: LP3ES.
Djajakusumah, Tams. 1982. Pengertian
Periklanan. Bandung : CV. Armico.
Dewan Kelautan Indonesia. 2008. Evaluasi Kebijakan Dalam Rangka Evaluasi
Konvensi Hukum Laut Internasional
(UNCLOS 1982) di Indonesia.
Kasali, Rhenald. (1992). Manajemen Periklanan Konsep dan aplikasinya Di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
Kotler, Philip dan Garry Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta: Kencana Perdana Media Grup.
Lee, Monle & Johnson, Carla. 2004.
Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global. Jakarta: Prenada
Liliweri, A.(1991). Memahami peran komunikasi
massa dalam masyarakat. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.
Morissan. 2010. Perikalanan Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada
Media Group.
Mowen, John C. 1995. Consumer Behavior.
Fourth Edition. USA: Prentice Hall
International
Rakhmat, Jalaludin. 2003. Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian: Public
Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Santoso, S. (2003). Statistik deskriptif: Konsep
dan aplikasi dengan microsoft excel &
SPSS. Yogyakarta: Andi.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku konsumen:
Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana
Shimp, A. Terence. 2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu.
Jakarta: Erlangga.
Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES
Sugiyono & Wibowo, E. (2004). Statistika untuk
penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Iklan.
Bandung: Alfabeta
Tinaburko, 2007, Pajak dan Pemerintah Resist
Book, Yogyakarta
Undang Undang Penyiaran No 32 Tahun 2002
Wells, W., Burnett, J., & Moriarity, S. (1995).
Advertising: Principles and practice (3rd ed.). New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Widyatama, Rendra. 2005. Pengantar Periklanan.
Cetakan Satu. Jakarta: Buana Pustaka Indonesia.
Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan.
Yogyakarta: Pustaka
Online:
Amindoni, Ayomi. 2013. Belanja Iklan selama 2012
Naik 20%. Diunduh dari http://www. metrotvnews com/indonesiamemilih/
read/2013/ 03/ 06/ 82/
136204/Belanja-Iklan-selama-2012-Naik-20. Tanggal 11
Januari 2016 . Pukul 13.00 WIB.
Dinas Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Kota Surabaya. Banyaknya Penduduk
Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Hasil Registrasi, 2014. Diunduh dari
http://surabayakota.bps.go.id/webbeta/
frontend/linkTabelStatis/view/id/322.
Tanggal 14 Januari 2016. Pukul 10.22 WIB.
Fadli, Rizki. KKP Menggelar Street Campaign
Dalam Rangka Memperingati Hari
Gizi Nasional ke 55. Diunduh dari
http://www.pdspkp.kkp.go.id/artikel-
882-kkp-menggelar-street-campaign-
dalam-rangka-memperingati-hari-gizi-nasional-ke-55.html. tanggal 14 Januari 2016. Pukul 14.53 WIB.
Kementrian Dalam Negeri. 2011. LAMPIRAN
PERMENDAGRI NO 66 THN 2011.
http://www.kemendagri.go.id/produk-
hukum/2012/01/12/kode-dan-data-wilayah-administrasi-pemerintahan.
Tanggal 14 Januari 2016. Pukul 11.00 WIB.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). 2013.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) Usulkan Hari Ikan Nasional Untuk Mendukung Upaya Peningkatan
Gizi Masyarakat Indonesia. Diunduh
dari http://www.wpi.kkp.go.id/index.
kelautan-dan-perikanan-kkp-usulkan-
hari-ikan-nasional-untuk-mendukung- upaya-peningkatan-gizi-masyarakat-indonesia. Tanggal 14 Januari 2016.
Pukul 14.46 WIB.
Surabaya, BPS. 2014. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan
Hasil Registrasi, 2014. Diunduh dari
http://surabayakota.bps.go.id/webbeta/
frontend/linkTabelStatis/view/id/322. Tanggal 13 Januari 2016. Pukul 11.00